Laporan 4
Laporan 4
TUGAS 4
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOID
(Ekstrak Piper nigrum L.)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitokimia
FARMASI G
KELOMPOK : 4
1. Alfi Nurma Cahyani (201810410311315)
2. Dicky Wahyudi (201810410311313)
3. Atina Setianingsih (201810410311314)
4. Indah (201810410311316)
5. Faiz Nur Rendra Safira (201810410311317)
DOSEN PEMBIMBING :
SITI ROFIDA, M.Farm., Apt
AMALIYAH DINA ANGGRAENI, M. Farm., Apt
2.1 Tujuan
Bangsa Indonesia pun telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat
obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan
tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang
secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Selain itu, obat tradisional telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di
dunia (Sari, 2006). Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin
menggunakan obat tradisional sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka
terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat tradisional
untuk pengobatan primer. (Oleh, 2016)
Lada hitam (P. nigrum) mengandung zat alkaloid, anthrakuinon, tanin, flavonoid,
yang merupakan zat fitokimia dan sebagai antibakteri. Alkaloid sebagai zat tertinggi
yang terkandung pada P. nigrum telah dibuktikan dapat memberikan efek sebagai
antibakteri dengan senyawa piperine didalamnya. (Amaliah, 2019)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper nigrum L
(Ratnasari, 2016)
B. Morfologi
Tanaman lada hitam merupakan tanaman terna, berkayu yang memanjat,
panjang sampai 15 m, kulit batang berwarna hijau tua, berakar pada
bukubukunya. Bentuk daun bermacam-macam, dari bundar telur sampai lonjong,
bagian pangkal bundar, tumpul atau berbentuk baji, sedangkan ujung lancip,
permukaan atas berwarna hijau gelap, kuat, menjangat, panjang 8 cm sampai 20
cm, lebar 5 cm sampai 15 cm, terdapat bintik-bintik kelenjar yang rapat, panjang
tangkai 7,5 cm sampai 8 cm. Perbungaan berupa bulir yang menggantung,
panjang sampai 25 cm, panjang gagang 1 cm sampai 3,5 cm, berdaun pelindung
yang bentuknya lonjong menggalah, panjang 4 mm sampai 5 mm, lebar 1 mm.
Benang sari 2 helai, tangkai sari tebal. Kepala putik 2 sampai 5, umumnya 3
sampai 4. Buah buni, bulat atau agak elip, buah muda berwarna hijau tua
kemudian menjadi merah dan akhirnya hitam, gundul, panjang lebih kurang 4
mm. (Ratnasari, 2016)
C. Kandungan Senyawa
Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman Piper nigrum antara lain
1,8-Cineol, Acetophenone, Alpha-Pinene, Alpha-Terpineol, Ascorbic-Acid
Borneol, Caff eic-Acid, Camphor, Carvone, Caryophyllene, Citral, Citronellal,
Citronellol, Eugeno, Eugenol-Methyl-Ether, Gaba, Geranyl-Acetate, Hyperoside,
Limonene, Linalool, Linalyl-Acetate, Magnesium, Methyl-Eugenol, Myrcene,
Myristicin, Niacin, P-Cymene, Perillaldehyde, Piperidine, Piperine, Quercetin,
Quercitrin, Safrole, Stigmasterol, Thiamin, Tocopherol, Zinc. (Dwitya, 2015)
D. Manfaat Tanaman
Lada hitam (Piper nigrum) beberapa digunakan untuk mengobati berbagai
keluhan pada pencernaan, demam, obesitas dan keluhan pernafasan yang
disebabkan oleh berbagai patogen, diantaranya bakteri, virus maupun jamur.
Piperin memiliki efek sebagai anti-kanker dan anti-mikroba. Ekstrak etanol dari
lada hitam ditampilkan pada anti-mikroba dengan spektrum yang luas dan efek
antibakteri yang signifikan terhadap bakteri gram positif maupun bakteri gram
negatif. (Amaliah, 2019)
● Klasifikasi Alkaloida:
Berdasarkan asal dan biosintesisnya, alkaloid dapat digolongkan sebagai
berikut;
a. Alkaloid turunan dari ornitin
Ortinin adalah salah satu bagian dari asam amino yang memiliki lima atom
karbon, termasuk asam glutama dan prolin. Alkaloid turunan dari ornitin
yaitu pitolidin, tropan, kelompok nikotin dan pirolisidin.(Putri and
Maharani, 2014)
b. Alkaloid turunan dari lisin
Homolog tertinggi berikutnya dari rangkaian asam amino ornitin adalah
lisin-kelompok asam pipecolic yang memiliki enam atom karbon dan
biosintesis lisn lebih kompleks dari ornitin. Alkaloid turunan dari lisin yaitu
pelleterin, anaferin, pseudoapeletierin, anabasin, lupinin (quinolisidin),
piperidin. Ada beberapa kelompok alkaloid turunan dari lisin yang tidak
memiliki perbandingan turunan ortinin yaitu lobelin, spartein, matrin,
lytrine, dan licopodein. (Putri and Maharani, 2014)
c. Alkaloid turunan dari fenilalamin dan tirosin
Alkaloid turunan dari asam amino fenilalamin dan tirosin sangat
bermacam-macam di alam dengan bermacam-macam tipe struktur, berikut
contoh alkaloid fenilalamin yaitu meskalin, pelotine, morfin dan contoh
alkaloid dari tirosin yaitu betanidin, aranotin, dan securinin. (Putri and
Maharani, 2014)
d. Alkaloid turunan dari asam antranilat.
Tumbuhan kelompok suku Rutaceae merupakan yang paling kaya
kandungan alkaloid turunan asam antaranilat. Alkaloid turunan dari asam
antranilat yaitu echinopsin, selain itu memiliki furan atau cincin piran yang
tersambung pada cincin piridin (dictamin dan flindersin), furoquinolin,
quinazolin, vasicin, alkaloid evodia : rutaecarpin dan evodimanin. (Putri
and Maharani, 2014)
e. Alkaloid turunan dari triptofan.
Triptofan adalah prekusor biosintesis dari beberapa alkaloid, kecuali untuk
alkaloid yang paling sederhana dan jarang untuk beberapa sumber karbon.
Contoh alkaloid turunan dari triptofan yaitu alkaloid indol, tripamin,
fisostigmin, alkaloid ergot: ergotamin dan ergonovin. (Putri and Maharani,
2014)
PROSEDUR KERJA
3.1 Deskripsi
1. Preparasi Sampel
A. Ekstrak sebanyak 0,9 gram ditambah etanol ad larut, ditambah 5 ml HCl 2N,
dipanaskan di atas penangas air selama 2-3 menit, sambil diaduk.
B. Setelah dingin ditambah 0,3 gram NaCl, diaduk rata kemudian disaring.
C. Filtrat ditambah 5 ml HCl 2N. Filtrat dibagi tiga bagian dan disebut sebagai
larutan IA, IB, dan IC..
2. Reaksi pengendapan
A. Larutan IA ditambah pereaksi Mayer, larutan IB ditambah dengan pereaksi
Wagner dan Larutan IC dipakai sebagai blanko.
B. Adanya kekeruhan atau endapan menandakan adanya alkaloid.
3. Kromatoografi Lapis Tipis
A. Totolkan larutan uji dan larutan pembanding, menurut cara yang tertera pada
masing-masing monografi dengan jarak antara 1,5 sampai 2 cm dari tepi
bawah lempeng dan biarkan mengering
B. Gunakan alat sablon untuk menentukan tempat penotolan dan jarak rambat,
beri tanda pada jarak rambat
C. Tempatkan lempeng pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak di
sebelah bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana kromatografi (larutan
pengembang dalam bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap,
totolan jangan sampai terendam)
D. Letakkan tutup bejana pada tempatnya dan biarkan system hingga fase gerak
merambat sampai batas jarak rambat
E. Keluarkan lempeng dan keringkan di udara, dan amati bercak dengan sinar
tampak, ultraviolet gelombang pendek (254 nm) kemudian dengan ultraviolet
gelombang panjang (365 nm)
F. Ukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang
gelombang untuk tiap bercak yang diamati
G. Tentukan harga Rf
A. Bagan Alir
1. Preparasi Sampel
2. Reaksi Pengendapan
Sampel
Lempeng diletakkan kedalam bejanasetelah ditambahkan
kromatografi pereaksi
yang telah Mayer
berisi fase gerak
dan Wagner
Tutup bejana, lalu tunggu hingga fase gerak merambat sampai batas jarak rambat
Keluarkan lempeng lalu keringkan. Amati noda dengan UV 254nm dan 365 nm
B. Pengujian KLT
Tentukan nilai Rf
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Penampakan noda
sebelum eluasi pada Penampakan noda
UV 254 nm setelah eluasi pada
UV 254 nm
Andika, C. C. (2018) ‘Pengamatan temperatur dan jumlah neutrofil tikus putih setelah
pemberian patch ekstrak etanol Piper nigrum L. dengan peningkat penetrasi isopropil
miristat’.
Putri, A. M. and Maharani, A. (2014) ‘Uji Aktivitas Antibakteri Dan Isolasi Alkaloid Dalam
Daun Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.)’.
Ratnasari, D. (2016) BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Lada Hitam dan Pinang 1.1.1.
Klasifikasi Lada Hitam dan Pinang. Available at:
http://repository.unisba.ac.id/handle/123456789/3035 (Accessed: 2 April 2021).
Matsuura, H. N., & Fett-Neto, A. G. (2015). Plant Alkaloids: Main Features, Toxicity, and
Mechanisms of Action. Plant Toxins, 1–15.
Kukula-Koch, W. A., & Widelski, J. (2017). Alkaloids. In Pharmacognosy (p. 163-
198). Academic Press.
Putri, A. M., & Maharani, A. (2014). Uji Aktivitas Antibakteri Dan Isolasi Alkaloid Dalam
Daun Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.).
http://repository.unisba.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/4284
Wulandari, L. (2011). Kromatografi Lapis Tipis.