Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

FIKIH
Pengertian fikih
Secara bahasa, fiqih (ُ‫ )الفِ ْقه‬berarti fah-mun (ُ‫)فَهْم‬, yang artinya pemahaman
mendalam yang memerlukan pengerahan akal pikiran. Adapun secara istilah,
berikut ini pengertian fiqih menurut para ulama :
Al-Utsaimin
ُ‫ص ْيلِيَّ ِة‬
ِ ‫ُالشرِعيَّ ِةُالْعملِيَّ ِةُبِأ َِدلَّتِ َهاُالتَّ ْف‬
ََ ْ َّ ‫َح َك ِام‬
ْ ‫َم ْع ِرفَةُُ ْاْل‬
Artinya: Mengenal hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah dengan dalil-
dalilnya yang terperinci.
Az-Zarkasyi
ُ‫صيلِيَّ ِة‬
ِ ‫ُالشرِعيَّ ِةُالْعملِيَّ ِةُالْم ْكتَسب ُِمنُأ َِدلَّتِ َهاُالتَّ ْف‬
ْ َ ََ ْ َّ ‫َح َك ِام‬
ِ
ْ ‫الْعلْمُبِ ْاْل‬
Artinya: Ilmu tentang hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah yang digali dari
dalil-dalilnya yang terperinci.
Imam Al-Haramain
‫ّفينُالش ْرِعيَّةُدونُال َْع ْقلِيَّة‬
َّ ‫َفعالُالْم َكل‬ ْ ‫ه َوُالْعلمُبِأ‬
َ ‫َح َكامُأ‬
Artinya: Adalah ilmu tentang hukum-hukum perbuatan mukallaf secara syar’i bukan
secara akal.
Dari definisi ketiga ulama tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut : Ilmu
fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum syar’i
Pembahasan fiqih hanya yang bersifat amaliyyah, seperti tata cara sholat, zakat, haji
dan semisalnya. Ilmu fiqih hanya membahas hukum syar’i, tidak membahas hukum
akal dan hukum adat Dalam pembahasannya, ilmu fiqih digali dari dalil-dalilnya yang
terperinci Ilmu fiqih juga membahas hukum perbuatan mukallaf, seperti wajib,
sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Sumber ilmu fikih
Ilmu fiqih diambil dari empat sumber utama, diantaranya :
1. Al-Quran
Adalah kalam Allah azza wajalla yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam melalui perantara malaikat Jibril ‘alaihissalam
yang membacanya bernilai ibadah.
2. As-Sunnah
Adalah segala sesuatu yang dinukil dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam baik
itu ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik, kepribadian, maupun perjalanan
hidup
3. Ijma’
Adalah kesepakatan seluruh mujtahid dari umatnya Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam setelah wafatnya beliau atas perkara syariat
4. Qiyas
Adalah penentuan suatu permasalahan hukum yang tidak ada pada masa
sebelumnya dengan cara membandingkan permasalahan hukum yang sudah ada
nashnya karena adanya kesamaan illat.
Dasar-dasar ilmu fikih
Dasar-dasar ilmu fikih terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Dasar-dasar yang bersifat Muttafaq (disepakat
a) Al-Qur'an : yaitu kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
dan dibacakan secara mutawatir, diturunkan untuk digunakan menjadi
petunjukhidup bagis seluruh manusia.
b) Hadits yaitu ucapan atau perbuatan Nabi dan ucapan atau perbuatan Nabi itu
untuk menjelaskan AlQuran kepada umat Islam. Menurut istilah, perkataan
Nabi, perbuatannya dan taqririyah (yakni ucapan dan perbuatan sahabat beliau
dan dibenarkan oleh Nabi). Hadis Nabi yang dimaksud yaitu berupa sunah
qauliyah, sunah fi'liyah, dan sunah taqririyah.
c) Qiyas yaitu dipergunakan untuk menetapkan hokum suatu masalah, dan jika
tidak ada atau tidak terdapat dalam AlQuran dan Hadis dapat digunakan atau
dapat menggunakan Qiyas.
d) Ijma artinya yaitu cita-cita, rencana, dan kesepakatan.
2. Dasar-dasar yang bersifat Mukhtalaf (berbeda-beda)
a) istihsan adalah tindakan meninggalkan satu hukum kepada hukum lainnya
disebabkan karena ada suatu dalil syara" yang mengharuskan untuk
meninggalkannya.
b) istishhab adalah penetapan hukum suatu perkara --baik itu berupa hukum
ataupun benda- di masa kini ataupun mendatang berdasarkan apa yang telah
ditetapkan atau berlaku sebelumnya.
c) urf adalah segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia karena telah
menjadi kebiasaan atau tradisi baik bersifat perkataan, perbuatan, atau dalam
kaitannya meninggalkan perbuatan tertentu, sekaligus disebut adat.
d) Qaulus Shahabi maksudnya adalah pendapat-pendapat sahabat dalam masalah-
masalah ijtihad.
Konsep Dasar Ilmu Fiqih
1. Ibadah :
Bagian ibadah mencakup segala persoalan yang pada pokokny aberkaitan
dengan urusan akhirat. Artinya segala perbuatan yang dilakukan dengan maksud
mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain
sebagainya
2. Mu'amalah :
Bagian mu'amalah yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta
seperti, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, amanah, dan harta
peninggalan. pada bagian ini juga dimasukan persoalan munakahah dan siyasah.
3. Uqubah
Bagian 'uqubah yang mencakup segala persoalan yang berkaitan dengan tindak
pidana seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemberontakan, dan lain-
lain. Bagian ini juga membicarakan hukuman-hukuman, seperti qisas, had,
diyat, dan ta'zir.
Cirri khas ilmu fikih
1. Al Ahkam (tentang hukum-hukum)
Pengetahuan manusia bermacam-macam. Tidak semua pengetahuan disebut
fiqh. Fiqh adalah pengetahuan manusia khusus mengenai hukum-hukum saja.
Adapun pengetahuan manusia tentang selain hukum tidak disebut fiqh.
Pengetahuan tentang hukum-hukum tersebut sudah ada pada masa Sahabat
Nabi SAW dan sahabat-sahabat yang mengetahui hukum-hukum tersebut
disebut Faqih, yaitu orang yang ahli hukum-hukum dan orang yang hanya
membawa atau mempunyai buku fiqh, meskipun banyak dan mampu
membacanya, tidak disebut faqih (ahli fiqh
2. Asy Syar'iyah (yang diambil dari Syariat)
Di atas telah dijelaskan bahwa hakikat fiqh adalah pengetahuan manusia
khusus mengenai hukum-hukum saja. Seperti kita ketahui sumber hukum yang
dikenal dan berlaku dalam masyarakt manusia bermacam-macam. Fiqh bukan
pengetahuan menusia tentang semua hukum apa saja, tetapi khusus tentang
hukum-hukum yang diambil dari syara' saja
3. Al 'Amaliyah (berkenaan dengan kaifiyyah amal perbuatan)
Kata Al 'Amaliyah memberikan batasan bahwa fiqh terbatas pada hukum-
hukum yang berkenaan dengan kaifiyyah (cara) amal perbuatan saja. Dengan
pembatasan ini, maka pengetahuan manusia tentang akidah tidak termasuk
fiqh, karena akidah bukan kaifiyyah amal perbuatan. Dari sini jelaslah ruang
lingkup fiqh.Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan Bannany "hukum-hukum
fiqh itu berkenaan dengan kaifiyyah (cara pelaksanaan) amal perbuatan adalah
kebanyakannya (pada umumnya) saja.", bukan mutlak semua hukum dalam
fiqh seperti itu.
Manfaat mempelajari ilmu fikih
1. Sebagai benteng bagi umat Islam agar tidak lemah dan runtuh karena
hilangnya ilmu syari'at.
2. Menjadikan manusia yang tafaqquh fidin
3. Agar manusia memiliki pengetahuan mengenai hukum syara yang
mempunyai dua fungsi, yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya.
4. merupakan perwujudan dari kehendak Allah yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia.
5. mewujudkan insan yang berlandaskan islam dan memahami syari'at.

Anda mungkin juga menyukai