Tugas 3.3
Tugas 3.3
Jawab
Nama : Suaib
NIM : 530043629
Nomor 1
Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga turut dipengaruhi oleh teori noise dan teori chaos.
teori noise yang memasukkan aspek psikologi dan emosi investor. Faktor psikologi ini juga perlu
diperhitungkan apakah investor tersebut adalah risk seeker atau bukan, seorang spekulan yang
lebih menyukai perdagangan dengan cara gambling atau tidak karena seberapa efisien pasar tentu
bergantung dari faktor ini juga, bahkan anggapan investor yang percaya tentang ada atau
tidaknya pasar efisien juga akan memengaruhi strategi mereka dalam berinvestasi serta tingkatan
kepercayaan investor akan informasi yang beredar juga dapat menjadi masalah tersendiri yang
harus diperhitungkan dalam mencapai pasar yang efisien karena dengan teori noise ini
diasumsikan para investor menjadi tidak rasional. Berikutnya adalah adalah teori chaos, teori ini
mengatakan bahwa informasi tidak akan dicerna secepat yang dikatakan teori hipotesis pasar
efisien.
Fluktuasi harga dan volume yang tidak memberikan informasi ini membuat investor
Indonesia menjadi tidak tepat dalam melakukan penilaian terhadap nilai saham yang
membuktikan bahwa noise memegang peran penting dalam menciptakan harga suatu saham.
Noise trading adalah perdagangan saham yang membuat noise seakan-akan merupakan sebuah
kedatangan informasi. Jika semakin banyak yang melakukan noise trading, maka pasar di
Indonesia menjadi semakin tidak likuid. Nilai autokorelasi negatif menandakan adanya noise,
sedangkan nilai autokorelasi positif atau bernilai nol mengindikasikan tidak adanya noise
Menurut hipotesis noise, pergerakan harga yang tidak disebabkan oleh perubahan
fundamental dari perusahan itu pasti menuju kembali ke harga semula di periode selanjutnya,
sehingga return berkorelasi negatif. Jika informasi hanya mempengaruhi pergerakan harga saham
selama satu periode akan berakibat nilai autokorelasinya menjadi bernilai nol. Jika pengaruhnya
dalam waktu yang lama atau lebih dari satu periode maka nilai autokorelasinya bernilai positif.
Hasil suatu penelitian menyatakan bahwa harga saham di Indonesia yang ada tidak sepenuhnya
mencerminkan kedatangan informasi yang ada atau adanya noise. Ada penyimpangan dari pasar
yang biasanya efisien, ketergantungan positif dari perubahan harga imbal hasil saham biasa,
bertentangan dari model fair game, pasar yang efisien untuk perubahan harga yang periodenya
lebih dari satu hari. Penelitian membuktikan efek noise di Indonesia membuat perdagangan di
pasar keuangan menjadi mungkin dan dengan demikian memungkinkan kita untuk mengamati
harga aset keuangan. Noise menyebabkan pasar menjadi tidak efisien. Noise dan chaos membuat
sangat sulit untuk menguji teori-teori praktis atau akademis tentang pasar keuangan atau
ekonomi di Indonesia.
Nomor 2
Laporan keuangan menjadi salah satu media dalam mengkomunikasikan informasi tentang
perusahaan kepada berbagai pihak, terutama kepada pemilik. Melalui laporan keuangan,
pemilik. Pada sisi lain, asimetri informasi terjadi ketika investor memiliki informasi pribadi yang
rendah tentang perusahaan, ini menimbulkan masalah adverse selection Salah satu cara dimana
pengungkapan mempengaruhi asimetri informasi adalah dengan mengubah perilaku perdagangan
Hypothesis yang diuraikan bahwa investor lebih cenderung untuk berinvestasi dan perdagangan
di perusahaan yang sudah terkenal karena mereka nilai lebih menguntungkan, informasi lebih
lengkap. Kualitas pengungkapan yang lebih tinggi akan meningkatkan visibilitas perusahaan dan
akan mengurangi biaya pengolahan informasi publik. Berdasarkan hal tersebut, kualitas
pengungkapan yang lebih tinggi akan mendorong perdagangan lebih kepada arah pada saham
Asimetri informasi adalah suatu kondisi dimana terdapatnya satu pihak memiliki informasi
lebih dibandingkan dengan pihak lain. Pada linkungan pasar, maka ini terjadi ketika penjual
memiliki informasi lebih baik bila dibandingkan dengan pembeli atau sebaliknya. Penelitian
yang mencari hubungan antara asimetri informasi dan tingkat pengembalian saham menemukan
bahwa terdapat hubungan terbalik pada kedua variabel tersebut, pada investasi diportofolio
dengan asimetri informasi yang tinggi akan menghasilkan abnormal profits yang tinggi. Pada
saat asimetri informasi semakin rendah, didapati bahwa semakin tinggi harga saham,
pengembalian investasi saham semakin tinggi. Telah ditemukan bahwa entitas pada negara yang
menerapkan corporate governance lebih baik akan ditandai dengan tingkat asimetri informasi
Demikian juga bahwa entitas di negaranegara dengan pasar yang lebih maju juga ditandai
dengan tingkat asimetri informasi yang lebih rendah dengan return investasi yang lebih
peningkatan spread. Hal tersebut dikarenakan bahwa pasar melihat dengan asimetri informasi
yang tinggi akan berpotensi mengalami risiko investasi yang tinggi. Selanjutnya dikatakan
bahwa perubahan tingkat pengembalian saham dapat digambarkan sebagai fungsi dari asimetri
informasi. Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah terjadinya asimetri informasi yang
tinggi ditandai dengan bid ask spread saham yang melebar (kembali ini karena pasar memandang
adanya risiko investasi yang tinggi). Asimetri informasi yang tinggi biasanya juga ditandai
dengan volume transaksi pasar yang menurun dan cenderung rendah karena permintaan juga
rendah (Erwin & Miller, 1998). Pada pasar dengan permintaan rendah maka harga akan
Nomor 3
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi
dibanding pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Dengan asumsi bahwa individu-individu
bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang
dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Sehingga dengan adanya asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik
(principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings
management) dalam rangka memaksimumkan utilitynya.Salah satu cara yang di gunakan untuk
memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate
dengan masalah keagenan, corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada
teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para
investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Dengan
kata lain corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal
dan agent yang pada akhirnya dapat menurunkan tindakan manajemen laba.
Referensi:
Aboody, D & Lev, B 2000, ‘Information Informatics and Business Institute Darmajaya 51
Asymmetry, R&D, and Insider Gains’, The Journal of Finance, vol. 1, no. 55, pp. 2747-2766.
Al-Htaybat, K & Napier, C 2006, ‘A Framework for Financial Disclosure Theories’,
Working Paper, School of Management University of Southampton, Inggris, 17-18 July.
Easley, D & O’Hara, M 2004, ‘Information and the cost of capital’, The Journal of Finance,
vol. 59, no. 01, pp. 18-32. Elton, J, Edwin, MJ, Gruber S, Brown, & Informatics and
Business Institute Darmajaya 52
Goetzmann, WN 2011, ‘Modern Portfolio Theory and Investment Analysis’, Eighth Edition,
John Wiley & Sons,Inc. America.
Ertimur, Y 2007,’Discussion of How Disclosure Quality Affects the Level of Information
Asymmetry’, Review of Accounting Study, vol. 12, no. 03, pp. 479–485