Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7:


1. Tellycia Ruth Evelin (1306305103)
2. Ni Made Emma Priantini (1607511120)
3. Kadek Wisma Nugraha (1607511123)
4. Christian Adiputra Kedoh (1607511126)
5. Ni Kadek Nitami Krisma Dewi (1607521133)
6. Luh Wahyu Mas Sayuni (1607511135)

I. Pendahuluan

A. Latar belakang
Setelah perencanaan dibuatdan struktor organisasi dibentuk maka langkah
selanjutnya adalah pengisian jabatan dalam organisasi. dikalangan para ahli
manajemen itu bermacam-macam pendapat mengenai kepemimpinan. Ada yang
berpendapat kepemimpinan adalah fungsi leadership, fungsi motivating atau fungsi
modeling.
Ada tiga implikasi penting mengenai kepemimpinan. Pertama, kepemimpinan
melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut), kualitas seorang pemimpin
ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua,
kepemimpinan merupakan pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara
para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin memiliki wewenang untuk
mengarahkan beberapa kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya bahwa secara
tidak langsung bawahan mengarahkan kegiatan pemimpin. Ketiga, kepemimpinan
disamping dapat mempengaruhi bawahan juga memiliki pengaruh. Dengan kata
lain pemimpin tidak hanya dapat memberikan instruksi tetapi juga mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan instruksi pemimpin.

II. Pembahasan

1. Kepemimpinan
A. Fungsi kepemimpinan & Gaya kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok dapat berjalan dengan efektif, seeorang harus melaksanakan
2 fungsi utama:

1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah.


2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial.

Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan


pendapat.

Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan
lebih lancar-persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat
dan sebagainya.

Dengan demikian kepemimpinan yang efektif adalah ketika pemimpin


mampu mempengaruhi orang-orang untuk dapat melakukan tugas-tugas yang telah
dipercayakan. Adapun fungsi-fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau
pemeliharaan kelompok menfokuskan fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk
senantiasa memelihara kesatuan diantara sesama pekerja, pengertian denagn dan
sesame mereka. Dengan demikian pemimpin yang efektif adalah ketika mampu
berkomunikasi denagn baik dengan tim kerja, mengajak mereka untuk senantiasa
memelihara kebersamaan dan saling pengertian sehingga tim kerja yang ada
senantiasa terpelihara dengan baik.

Organisasi-organisasi bisnis umumnya lebih menfokuskan pada fungsi yang terkait


pada pekerjaan, manakala organisasi pelajar atau non-profit lebih menfokuskan
pada fungsi yang terkait dengan relasi sosial.

Gaya-gaya kepemimpinan.

Para peneliti telah mengedintifikasikan 2 gaya kepemimpinan: Gaya dengan


orientasi tugas dan gaya dengan orientasi karyawan. Manajer berorientasi tugas
mengarahakan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa
tugas dilaksanakan sesuai yang di inginkannya. Manajer dengan gaya
kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada
pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Manajer berorientasi karyawan
mencoba untuk memotivasi bawahan di banding mengawasi mereka. Mereka
mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan dengan memberikan
kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,
menciptakan suasana persahbatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.

Selain itu ada 5 macam gaya kepemimpinan, yaitu: otokratis, demokratis,


partisipatif, orientasi pada tujuan, dan situasional:

1. Kepemimpinan Otokratis disebut juga kepemimpinan dictator atau direktif.


2. Kepemimpinan Demokratis (kepemimpinan konsultatif atau konsensus).
3. Kepemimpinan Partisipatif (Kepemimpinan terbuka, bebas, atau non-
direktif).
4. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan (Kepemimpinan berdasarkan hasil
atau berdasarkan sasaran).
5. Kepemimpinan Situasional (Kepemimpinan tak tetap atau Kontingensi).

B. Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan

Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau


dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-
sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang
menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena
dibuat atau dilatih. Banyak ahli yang telah berusaha meneliti dan mengemukakan
pendapatnya mengenai sifat-sifat baik manakah yang diperlukan bagi seorang
pemimpin agar dapat sukses dalam kepemimpinannya. Edwin Ghiselli misalnya
mengemukakan adanya lima sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin, yaitu:
kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, kebutuhan akan prestasi dalam
pekerjaan, kepercayaan diri, dan ketegasan.

2. Komunikasi dan negosiasi dalam organisasi


A. Pentingnya komunikasi efektif
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan
atau informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi, sebagai suatu proses
dengan mana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui
pengiringan berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai
satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering
disebut rantai perktukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur: 1) suatu
kegiatan untuk membuat seseorang mengerti, 2) suatu sarana pengaliran informasi
dan 3) suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.

Ada beberapa model komunikasi dasar yaitu:

 Model komunikasi antar-pribadi


Model ini menunjukan 3 unsur esesnsi komunikasi, yaitu pengirim, berita,
penerima. Bila salah astu unsur hilang maka komunikasi tidak dapat
berlangsung. Meskipun modelnya sederhana, proses komunikasi adalah
kompleks.

B. Proses komunikasi
Sumber. Sumber atau pengirim berita memainkan langkah pertama dalam
proses komunikasi. Sumber mengendalikan macam berita yang dikirim, susunan
yang digunakan, dan sering saluran melalui mana berita dikirimkan. Dalam
organisasi, sumber merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan
untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi, dan sebagainya,
kepada pihak lain.

Pengubahan berita ke dalam sandi/kode (econding). Langkah kedua ini


mengubah berita ke dalam berbagai bentuk symbol-symbol verbal atau nonverbal
yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan,
angka, gerakan, ataupun kegiatan.

Pengiriman berita (transmitting the message). Langkah ketiga


mencerminkan pilihan komunikator terhadap media atau “saluran distribusi”.
Komunikasi lisan mungkin disampaikan melalui berbagi saluran. Hal ini mungkin
dilakukan pribadi atau dalam kelompok dengan banyak orang.

Manfaat komunikasi orang per orang adalah kesempatan untuk berinteraksi


antara sumber dan penerima, memungkinkan umpan balik diperoleh segera.
Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan melalui saluran-saluran seperti
memo, surat, laporan, catatan, bulletin dewan direktur, dan surat kabar.
Komunikasi tulisan mempunyai manfaat dalam hal penyediaan laporan atau
dokumen untuk kepentingan waktu mendatang.

Penerimaan berita. Langkah keempat adalah penerimaan berita oleh pihak


penerima. Pada dasarnya, orang-orang menerima berita melalui kelima
pancaindera mereka. Banyak komunikasi penting gagal karena seseorang tidak
pernah menerima berita.

Pengartian atau penerjemahan kembali berita (decoding). Langkah kelima


proses komunikasi adalah decoding. Hal ini menyangkut pengartian symbol-simbol
oleh penerima.

Umpan balik (feedback). Setelah berita diterima dan di terjemahkan,


penerima mungkin menyampaikan berita balasan yang ditujukan kepada pengirim
mula-mula atau orang lain. Jadi, komunikasi adalah proses yang
berkesinambungan dan tak pernah berakhir.
C. Hambatan terhadap komunikasi efektif dalam organisasi
1. Hambatan-hambatan organisasional
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu 1) tingkatan hirarki, 2) wewenang
manajerial, dan 3) spesialisasi
 Tingkatan hirarki. Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang,
akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus
melalui tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk
mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi berkurang ketepatannya.
 Wewenang manajerial. Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak
mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi di lain pihak,
pada kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap komunikasi.
 Spesialisasi. Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi
juga menciptakan masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung
memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan.
Perbedaan fungsi kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat membuat
orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda.
Akibatnya dapat menghalangi perasaan masyarakat, membuat sulit
memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
2. Hambatan-hambatan antar pribadi
Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita-berita yang
mereka kirim akan berubah atau menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan
komunikasi organisasional tidak ada. Manajer perlu memperhatikan hambatan-
hambatan antarpribadi seperti 1) presepsi selektif, 2) status atau kedudukan
komunikator, 3) keadaan membela diri.
 Presepsi selektif. Presepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan
mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala
sesuatu dilingkungannya. Manajer perlu memperhatikan tiga aspek
berikut sehubungan dengan presepsi selektif:
1. Penerima menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman diri dan
bagaimana mereka telah “belajar” untuk menanggapi sesuatu.
2. Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap
perubahan dalam struktur kepribadian yang kuat. Berita yang
bertentangan dengan keyakinan seseorang cenderung untuk di tolak .
3. Penerima akan cenderung mengkelompokan dan menyimpan
karakteristik-karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat
membuat pola-pola menyeluruh.

Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka


kesukaan, kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasan, dan stereotip dari
penerima, agar dapat mengkomunikasikan pengertian secara efektif.
Status komunikator. Hambata utama komunikasi lainnya adalah
kecenderungan untuk menilai, mempertimbangkan dan membentuk pendapat
atas dasar karakteristik-karakteristik pengirim’ (sumber), terutama
kredibilitasnya.
Keadaan membela diri. Perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima
berita atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi.

D. Negosiasi untuk mengatasi konflik

Negosiasi adalah suatu upaya yang dilakukan antara pihak-pihak yang berkonflik
dengan maksud untuk mencari jalan keluar untuk menyelesaikan pertentangan
yang sesuai kesepakatan bersama.

Ada beberapa proses negosiasi yaitu:

a. Persiapan dan perencanaan. Sebelum bernegosiasi perlu mengetahui apa tujuan


dari anda bernegosiasi danmemprediksi rentangan hasil yang mungkin
diperoleh dari paling baik hingga paling minimum bisa diterima.
b. Penentuan aturan dasar. Begitu selesai melakukan perencanaan dan menyusun
strategi, selanjutnya mulai menentukan aturan-aturan dan prosedur dasar
dengan pihak lain untuk negosiasi itu sendiri.
c. klarifikasi dan justifikasi.
Ketika posisis awal sudah saling dipertukarkan, baik pihak pertama maupun
kedua akan memaparkan, menguatkan, mengklarifikasi, mempertahankan, dan
menjustifikasi tuntutan awal.
d. Penutupan dan implementasi. Tahap akhir dalam negosiasi adalah
memformalkan kesepakatan yang telah dibuat
serta menyusun prosedur yang diperlukan untuk implementasi dan pengawasan
pelaksanaan.

III. Penutup

Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok dapat berjalan dengan efektif, seeorang harus melaksanakan
2 fungsi utama:

3. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah.


4. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial.

ada 5 macam gaya kepemimpinan, yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif,


orientasi pada tujuan, dan situasional:

6. Kepemimpinan Otokratis disebut juga kepemimpinan dictator atau direktif.


7. Kepemimpinan Demokratis (kepemimpinan konsultatif atau konsensus).
8. Kepemimpinan Partisipatif (Kepemimpinan terbuka, bebas, atau non-
direktif).
9. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan (Kepemimpinan berdasarkan hasil
atau berdasarkan sasaran).
10.Kepemimpinan Situasional (Kepemimpinan tak tetap atau Kontingensi).

Ada beberapa model komunikasi dasar yaitu:

 Model komunikasi antar-pribadi

Ada dua jenis hambatan terhadap komunikasi efektif dalam organisasi,yaitu


hambatan-hambatan organisasional, dan hambatan-hambatan antar pribadi.

Anda mungkin juga menyukai