HASIL PENELITIAN
Disusun Oleh :
dr. Rini Flora Doloksaribu
NIM : 157108003
HASIL PENELITIAN
Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Patologi Anatomik
Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
iii
iv
LEMBARAN PERSETUJUAN……………………………………………… i
HASIL PENELITIAN....…………………………………………......... iii
LEMBAR PANITIA UJIAN ..……………………………………................. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME……………………....... v
DAFTAR ISI………………………………………………….......................... vi
DAFTAR TABEL …………...……………………………………………...... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………......... xi
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………….......... xii
UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………. xiv
ABSTRAK……………………………………………………………………. xvi
ABSTRACT……………………………………………………………………. xvii
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………........ 1
1.1 Latar Belakang ...............................…………………………………........... 1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………….......... 4
1.3 Hipotesis Penelitian ………………………………………………….......... 4
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………….......... 4
1.4.1 Tujuan Umum ……………………………………………................... 4
1.4.2 Tujuan Khusus …………………………………………..............….... 4
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………..............…... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………………………………..............….... 6
2.1 Anatomi Payudara ….……….…………………………….......................... 6
2.2 Histologi dan Fisiologi Payudara ………………………………………….. 6
2.3 Karsinoma Payudara...................................................................................... 8
2.3.1 Definisi...............……………………………........................................ 8
2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara............................................................. 9
2.3.3. Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara....................................... 9
2.3.4. Gambaran Klinis Kanker Payudara...................................................... 11
vi
vii
viii
ix
Halaman
Halaman
xi
xii
xiii
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Hubungan Ekspresi Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK) dengan Grading
Histopatologi dan Subtipe Molekuler pada Penderita Karsinoma Payudara Invasif”
dengan baik.
Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar
Spesialis Patologi Anatomik dalam program pendidikan Spesialis Patologi Anatomik
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. DR. Runtung Sitepu, SH, M. Hum
dan seluruh jajarannya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di program pendidikan Spesialis Patologi Anatomik Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dekan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, dr. Dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K)
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan pada program pendidikan Spesialis Patologi Anatomik di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis
sampaikan kepada Dr. dr. Delyuzar, M. Ked(PA), Sp. PA (K) (Pembimbing I) dan dr.
T. Ibnu Alferraly, M. Ked(PA), Sp. PA, D. Bioet (Pembimbing II) yang telah
memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Joko S. Lukito, Sp.PA(K) dan
dr. Soekimin, Sp. PA(K) yang telah bersedia menguji tesis penelitian penulis, serta
seluruh staf pengajar Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas segala dukungan dan bimbingan kepada penulis
xiv
xv
Latar Belakang: Karsinoma payudara adalah kanker paling umum kedua di dunia
dan merupakan kanker yang paling sering di antara perempuan. Penelitian mengenai
ekspresi protein dihubungkan dengan prognosis dan peluang pemberian agen terapi
telah banyak dilakukan. Penelitian terbaru meneliti ALK dengan berbagai karateristik
pada kanker payudara. Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK) adalah reseptor tirosin
kinase yang berperan dalam jalur transduksi sinyal, ,meliputi jalur ERK, JAK/STAT,
dan PI3K-PKB/Akt, dimana jalur ini akan menimbulkan proliferasi dan ketahanan
hidup sel.
Tujuan: Untuk menilai hubungan ekspresi imunohistokimia ALK dengan grading
histopatologi dan subtipe molekuler pda karsinoma payudara invasif.
Bahan dan Metode: Blok parafin jaringan yang terfiksasi formalin dari 44
penderita karsinoma payudara invasif digunakan untuk meneliti ekspresi ALK
secara immunohistokimia. Seluruh karakteristik klinikopatologi didapatkan melalui
rekam medis dan arsip patologi.
Hasil: Pada penelitian ini dijumpai ekspresi ALK positif sebanyak 40 kasus (90,1%),
sedangkan ekspresi ALK negatif sebanyak 4 kasus (9,1%). Rerata usia penderita
karsinoma payudara invasif adalah 47,40 (±10,57) tahun. Penderita dengan ekspresi
ALK positif memiliki rerata usia 46,08 ± 10,64 tahun, dan ukuran tumor terbanyak
adalah T3 (75%). Seluruh kasus dengan ekspresi ALK negatif merupakan invasive
carcinoma NST. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada hubungan ekspresi
ALK dengan grading dan subtipe molekuler pada karsinoma payudara invasif.
Simpulan: Temuan ini dapat menjadi pertimbangan dalam menggunakan ALK
sebagai penentu prognosis dan agen terapi. Penggunaan penanda biologis lainnya
dan validasi dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan distribusi yang
lebih merata diperlukan untuk penentuan prognosis yang lebih tepat pada penelitian
ini.
xvi
Background: Breast carcinoma is the second most common cancer in the world and
is the most common cancer among women. Research on protein expression is
associated with prognosis and opportunities for providing therapeutic agents. Recent
research examines ALK with various characteristics in breast cancer. Anaplastic
Lymphoma Kinase (ALK) is a tyrosine kinase receptor that plays a role in the signal
transduction pathway, including the ERK, JAK / STAT, and PI3K-PKB / Akt
pathways, that will cause proliferation and cell survival.
Objective: To analized the immunohistochemical expressions of ALK association
with histological grading and molecular subtypes of invasive breast carcinoma
patients.
Material dan Methods: Formalin-fixed paraffin-embedded tissue blocks of 44
invasive breast carcinoma patients were immunohistochemically studied for ALK
expressions. All clinicopathological characteristics were obtained through medical
records and pathology archives.
Results: This study found that positive ALK expression of 40 cases (90.1%), while a
negative ALK expression of 4 cases (9.1%). The mean age of patients with invasive
breast carcinoma was 47.40 (± 10.57) years. Patients with positive ALK expression
had an average age of 46.08 ± 10.64 years, and the highest tumor size was T3 (75%).
All cases with negative ALK expression were invasive carcinoma NST. This study
also found that there was no relationship of ALK expression with grading and
molecular subtypes in invasive breast carcinoma.
Conclusions: These findings can be considered in using ALK as a determinant of
prognosis and therapeutic agents. The use of other biological markers and validation
by using larger samples and more even distribution is needed for the determination of
a more precise prognosis in this study.
xvii
1
Universitas Sumatera Utara
2
juga menunjukkan peningkatan risiko dibanding usia yang lebih muda. Faktor-
faktor reproduksi berkaitan dengan terpaparnya seseorang terhadap estrogen
meningkatkan risiko kejadian. Terpapar dengan estrogen endogen dalam jangka
waktu yang lama ataupun pengonsumsi esterogen eksogen, seperti penggunaan
kontrasepsi oral dan hormone replacement therapy meningkatkan risiko
kejadian.1,3,7 Penyakit ini juga dapat diderita pada laki-laki dengan frekuensi
sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium
yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. 3 Oleh karena itu perlu
pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif
maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita
dapat dilakukan secara optimal.1,3,8
Karsinoma payudara biasanya tidak menimbulkan gejala pada tumor yang
masih kecil. Bagaimanapun juga, penting bagi seorang wanita untuk melakukan
skrining dalam deteksi dini karsinoma payudara pada tingkat awal. Ketika
karsinoma payudara sudah berkembang menjadi besar, tumor dapat teraba
walaupun kebanyakan tidak terasa nyeri. Kadang, karsinoma payudara dapat
menyebar ke kelenjar getah bening aksila. Gejala yang lebih jarang dapat
menimbulkan nyeri payudara, perubahan bentuk payudara seperti pembengkakan,
penebalan, warna kemerahan pada kulit payudara dan abnormalitas pada puting
seperti keluarnya discharge, erosi ataupun retraksi.7,8
Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK) adalah reseptor tirosin kinase yang
termasuk superfamili reseptor insulin homolog leucocyte tyrosine kinase (LTK).
Gen ALK terletak di segmen kromosom 2p23. 9 Gen ALK diketahui berperan
secara genesis dan biologi pada banyak tumor termasuk anaplastic large cell
lymphoma, neuroblastoma, inflammatory myofibroblastic tumors, diffuse large B
cell lymphoma, renal carcinoma, serous carcinoma of the ovary, esophageal
squamous cell carcinoma, colon carcinoma dan baru-baru ini non-small cell lung
carcinoma. Hanya sedikit penelitian tentang peranan ALK pada karsinoma
payudara. Penelitian terbaru mengenai peranan ALK pada inflammatory breast
cancer dan triple negative breast cancers, dengan hasil penelitian yang masih
diperdebatkan.10
invasif dapat membantu dalam menegakkan diagnosis klinis yang lebih tepat dan
menentukan ketahanan hidup penderita. Mengetahui agresifitas karsinoma
payudara invasif berdasarkan gen ALK mungkin dapat membantu klinisi dalam
menentukan prognosis dan penanganan yang lebih optimal.
Payudara terdiri dari 15-20 lobus yang tersusun dengan pola radial
memanjang dari puting. Setiap lobus memiliki saluran pengeluaran / collecting duct.
Saluran tersebut memiliki diameter 2 mm dan berkumpul menjadi sinus/duktus
subareolar lactiferus dengan diameter 5-8 mm. Setiap lobus tersusun dari 20-40
lobus, yang mana terdiri dari 10-100 alveoli. Alveoli tersebut yang merupakan unit
sekresi dari payudara.21
6
Universitas Sumatera Utara
7
dan kemudian berubah menjadi epitel kuboidal berlapis ganda yang melapisi duktus.
Percabangan berturut-turut dari saluran besar akhirnya mengarah ke unit lobular
saluran terminal. Pada wanita dewasa, cabang duktus terminal menjadi kelompokan
seperti anggur dari asinus-asinus kecil untuk membentuk lobulus (Lihat gambar
2.2).21
Setiap sistem duktus biasanya menempati lebih dari satu kuadran payudara,
dan sistem secara keseluruhan saling tumpang tindih. Pada beberapa wanita, saluran
meluas ke jaringan subkutan dinding dada dan masuk ke aksila. 21,24
Gambar 2.2 Gambaran histologi payudara wanita normal. Pada pembesaran kecil tampak
duktus dan lobulus dalam stroma fibrous diantara jaringan lemak, dimana komposisi ini
membentuk volume dan ukuran payudara.24
77 % terjadi pada wanita di atas 50 tahun dan rata-rata diagnosis ditegakkan pada
wanita usia 64 tahun. Pada 20 % kasus usia menarche, terjadi peningkatan insidensi
kanker payudara pada wanita yang usia kurang dari 11 tahun jika dibandingkan
dengan usia yang mendapat menarche pada usia 14 tahun. Menopause yang terlambat
juga merupakan faktor penyebab terjadinya resiko kanker payudara. Pada wanita
dengan usia kehamilan anak pertama kurang dari 20 tahun memiliki faktor resiko
separuhnya jika dibandingkan dengan wanita pada saat usia kehamilan anak pertama
lebih dari 35 tahun atau pada nulipara. Diduga, pada saat kehamilan menyebabkan
terjadi diferensiasi terminal sel-sel epitel yang dikatakan berkompetensi untuk
terjadinya perubahan kearah keganasan.1-4,5
Walaupun secara keseluruhan insidensi kanker payudara rendah pada wanita
Afrika dan Amerika, tetapi pada kelompok ini di temukan pada stadium yang lanjut
sehingga angka mortalitas meningkat jika dibandingkan dengan wanita kulit putih.
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita kulit hitam jika dibandingkan
dengan wanita kulit putih serta berusia lebih dari 40 tahun. Pada wanita kulit hitam
yang menderita kanker payudara umumnya dengan grade tinggi, lebih sering tanpa
reseptor hormonal dan terjadinya mutasi sporadik p53. Faktor sosial yang
berpengaruh seperti keterlambatan pemeriksaan ke pusat kesehatan dan sedikitnya
penggunaan mammografi juga memegang peranan penting.7
Hubungan familial pada garis pertama resiko terjadinya kanker payudara
meningkat sehubungan dengan derajat kekerabatan garis pertama familial dalam
keluarga, misalnya ibu, saudara perempuan dan anak perempuan. Mayoritas kanker
terjadi tanpa adanya hubungan tersebut, namun sekitar 13% yang mempunyai
hubungan demikian.1,7
Faktor-faktor reproduksi berkaitan dengan terpaparnya seseorang terhadap
estrogen meningkatkan risiko kejadian. Terpapar dengan estrogen endogen dalam
jangka waktu yang lama ataupun pengonsumsi estrogen eksogen, seperti penggunaan
kontrasepsi oral dan hormone replacement therapy meningkatkan risiko kejadian.1,3,5
Pemberian estrogen dan progesteron secara bersamaan meningkatkan terjadinya
insidensi kanker payudara jika dibandingkan dengan pemberian estrogen saja.2
biasanya berbatas tidak jelas. Konsistensi padat, bila dipotong biasanya bewarna
putih keabuan dengan garis-garis kuning yang merupakan ciri khas karsinoma ini dan
dapat terjadi akibat deposit jaringan elastis (elastosis) di sekitar duktus di daerah yang
terkena. Dapat terjadi fibrosis yang menyebabkan konsistensi menjadi lebih
padat.12,13,29
Gambaran morfologi bervariasi dan sering kurang beraturan. Bentuk sel-sel
tumor dapat tersusun seperti cord, kelompokan, atau trabekula dengan sebagian besar
padat dan menginvasi sedikit stroma. Kasus-kasus diferensiasi kelenjar dapat
menunjukkan bentuk tubular dengan luminal sentral pada kelompok-kelompok sel
tumor. Kadang terdapat daerah dengan infiltrasi single file atau gambaran targetoid,
tetapi kurang menunjukkan karakteristik dari sitomorfologi untuk invasive lobular
carcinoma. Sitoplasmanya selalu banyak dan eosinofilik. Nukleusnya dapat seragam
atau pleomorfik berat dengan nukleoli yang menonjol dan selalu multipel, mitosis
hampir selalu dijumpai dan banyak.28,30 Komponen stromanya sangat bervariasi,
mulai dari proliferasi fibroblas yang sangat hiperseluler, jaringan ikat longgar atau
adanya hialinisasi yang nyata. Nekrosis fokal mungkin ditemukan.29
A B C
Gambar 2.4 Invasive Breast Carcinoma NST. A, grade I. B, grade II. C, grade III,
tanpa diferensiasi kelenjar. Tampak banyak mitosis sel, dengan beberapa gambaran
mitosis abnormal.29
Selain varian tersebut diatas terdapat varian invasive carcinoma NST yang
jarang. Carcinoma of mixed type merupakan tumor dengan pola non-spesifik yang
menempati 10-49% massa tumor dan sisanya merupakan pola spesifik. Pleomorphic
carcinoma merupakan varian invasive carcinoma NST grade tinggi yang jarang dan
ditandai dengan proliferasi sel-sel pleomorfik, bizzare, terkadang dapat dijumpai sel
raksasa multinuklear, yang menempati >50% sel tumor dengan latar belakang
adenokarsinoma dengan diferensiasi metaplastik. Carcinoma with osteoclast –like
stromal giant cells ditandai dengan adanya sel raksasa osteoklastik pada stroma.
Carcinoma with choriocarcinomatous features merupakan varian yang jarang
memiliki gambaran choriocarcinoma dan sekitar 60% kasus dilaporkan memiliki sel-
sel yang positif terhadap human chorionic gonadotropin (HCG). Varian yang terakhir
adalah carcinoma with melanotic feature yang sangat jarang dan menunjukkan
kombinasi invasive carcinoma NST dan melanoma.29,21
A B
C D
Gambar 2.5 Varian Invasive Breast Carcinoma NST yang jarang. A. Pleomorphic
Carcinoma. B, Carcinoma with osteoclast-like stromal giant cells. C, Carcinoma with
choriocarcinomatous features. D, Carcinoma with melanotic feature.29,30
sel ini tumbuh dalam lembaran-lembaran, sering lebih pleomorfik dan frekuensi
mitosisnya lebih tinggi dibandingkan dengan tipe klasik. Varian alveolar
menunjukkan agregat globular sedikitnya terdiri dari 20 sel yang dikelilingi jaringan
ikat tipis. Pleomorphic lobular carcinoma (PLC) memiliki pola pertumbuhan khas
karsinoma lobular tetapi menunjukkan tingkat atipia sel, pleomorfik dan mitosis
yang lebih tinggi daripada klasik ILC. PLC dapat menunjukkan diferensiasi apokrin
atau histiositoid dan mungkin terdiri dari signet-ring-cell. Varian tubulolobular terdiri
dari campuran pola pertumbuhan tubular dan sel seragam kecil tersusun linier. Varian
mixed terdiri dari tipe klasik dengan satu atau lebih dari pola varian ini. 31
A B C
Gambar 2.6 A, Invasive lobular carcinoma. B, Hilangnya ekspresi E-cadherin pada sel
lobular carcinoma. C, Tampak banyaknya sel signet ring dan sekresi intrasitoplasma.31
Tubular carcinoma hampir selalu positif dengan ER dan PR, dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah dan negatif terhadap HER2, EGFR, P-cadherin, p53 dan
high molecular weight keratin. Studi profiling tentang ekspresi gen global
menyatakan bahwa tubular carcinoma berasal dari kelas molekular luminal A kanker
payudara. Penderitanya memiliki outcome jangka panjang yang sangat baik.31
A B
Gambar 2.7 Tubular carcinoma. A, Tampak sebaran yang tidak beraturan dari tubulus
bentuk bulat dan berangulasi dengan lumen yang terbuka, dilapisi sel epitel selapis diantara
stoma fibroblastik reaktif. B, Sel neoplasma tersusun dari tubulus bentuk tear-drop dengan
atipia sel ringan.31
A B
Gambar 2.9 A, Campuran mucinous dan invasive carcinoma (NST). B, Carcinoma with
signet-ring-cell differentiation.31
tersusun pada lembaran-lembaran, tidak dijumpai struktur kelenjar, stroma sedikit dan
infiltrasi limfoplasmasitik yang menonjol. Ada lima bentuk karakteristik yaitu bentuk
sinsitial, tidak dijumpai bentuk glandular atau tubular, infiltrasi limphoplasmasitik
pada stroma yang difus, selnya biasanya bulat dengan sitoplasma yang banyak dan
nukleoli vesikuler mengandung satu atau beberapa nukleoli. Inti plemorfise dengan
ukuran sedang.31
A B
Gambar 2.10 Medullary carcinoma. A.Typical medullary carcinoma, dengan > 75%
berbatas tegas. B. Typical medullary carcinoma dengan > 75% menunju kkan pola
sinsitial.31
Sel neoplasma ini ditandai dengan polaritas yang tebalik dikenal dengan
pertumbuhan “inside-out”, dimana ujung polar menghadap kestroma bukan pada
permukaan lumen.31-33
Micropapillary carcinoma murni jarang dijumpai, terhitung antara 2 dan 8%
dari seluruh kanker payudara. Imunohistokimianya biasanya menunjukkan ER, PR
dan HER2 positif. Prevalensinya sering pada wanita post-menopause, jarang pada
pre-menopause dan sedikit pada pria.31,32
A B
C D
E F
A B
kromatin vesikular, ukuran dan bentuk yang sangat bervariasi, dan nukleoli yang
menonjol.28
Tabel 2.3. Metode semikuantitatif untuk menilai grading histologi tumor payudara
berdasarkan sistem Scarff-Bloom Richardson Grading yang dimodifikasi oleh Elston
&Ellis.31
Skor Karateristik
Bentuk tubulus dan kelenjar
1 Sebagian besar tumor (>75%)
2 Sedang (10-75%)
3 Sedikit atau tidak ada (<10%)
Pleomorfik inti
1 Sel kecil, teratur , uniform
2 Sedikit peningkatan dan variasi
3 Variasi nyata
1-3 Jumlah mitosis
(lihat tabel 2.4) Bergantung pada area bidang mikroskop
Grading akhir
Grade I: Total skor 3-5
Grade II: Total skor 6 atau 7
Grade III: Total skor 8 atau 9
M1 Metastasis jauh (termasuk kelenjar getah bening inguinal dan penyakit intraperitoneal
kecuali metastasis ke serosa pelvis). Ini tidak termasuk metastasis ke vagina, serosa
pelvis dan adneksa.
2.3.9.1 luminal A
Tumor luminal A ditandai dengan ER positif dan/ atau PR positif, sedangkan
HER2 negatif, dan tingkat proliferasi (Ki67) rendah. Subtipe ini cenderung
mempunyai prognosis yang paling baik, dengan angka ketahanan hidup yang tinggi
dan angka rekurensi yang rendah.37,39,42
Hanya 12-15 % dari luminal A tumor mempunyai mutasi p53, yaitu faktor
tumor supresor gen yang dihubungkan dengan prognosis yang buruk. Pengobatan
utama kanker jenis ini adalah terapi hormonal. Hanya kanker yang memiliki ER dan
PR positif yang dapat diberikan hormonal neoadjuvan atau terapi endokrin. Sudah
diketahui bahwa ternyata luminal A tidak respon terhadap pemberian kemoterapi
sehingga kemoterapi neo-adjuvan bukan merupakan pilihan pada penderita dengan
faktor proliferasi rendah (Ki-67 < 20%).37,39,42
2.3.9.2 luminal B
Tumor Luminal B merupakan sel kanker payudara yang berasal dari inti
(luminal) sel duktus kelenjar payudara yang mempunyai ER positif dan/atau PR
positif, HER2 positif dan Ki-67 yang tinggi ≥20%. Luminal B lebih sering ditemukan
pada umur muda di bandingkan dengan tumor luminal A. Beberapa faktor yang
menyebabkan prognosisnya lebih buruk adalah grade tumor yang tinggi, ukuran
tumor lebih besar, kelenjer limfe positif, mutasi gen p53 (hampir 30%). Pada kanker
luminal B, selain terapi hormonal, direkomendasikan pemberian kemoterapi anthra
cyclines and taxanes. Apalagi bila terdapat HER2 positif yang merupakan indikasi
pemberian kemoterapi dilanjutkan dengan terapi hormonal anti HER2. 37,39,42
2.3.9.3 HER2-enriched
Kelompok subtipe ini, sebanyak 15-20%, diidentifikasi dengan ekspresi
ER,PR negatif dan HER2 positif. Kanker dengan subtipe ini cenderung menunjukkan
prognosis yang lebih buruk namun merespon dengan baik terapi bertarget HER2,
seperti trastuzumab, pertuzumab, lapatinib, dan T-DM1 atau ado-
trastuzumabemtansine.38,39
Tumor dengan overekspresi HER2 ditemukan pada 15% sampai 25% kanker
payudara invasif. Subtipe intrinsik heterogen terdapat dalam tumor HER2 positif,
yang mengindikasikan potensi untuk memprediksi tingkat respons pasien terhadap
trastuzumab. Dalam subtipe HER2 dari kanker payudara, tumor dengan ER dan PR
positif dikaitkan dengan peningkatan ketahanan hidup bebas penyakit dan
kelangsungan hidup secara keseluruhan dibandingkan dengan tumor HER2
negatif.38,39
2.3.9.4 basal-like
Subtipe basal-like terhitung 10-25% dari seluruh karsinoma payudara invasif
dan terhitung 50-75% nya termasuk subtipe triple negative. Tumor ini memiliki
prognosis terburuk, sementara tumor luminal A memiliki yang terbaik. 38,39
Tumor ini merupakan subtipe unik di antara kanker payudara, karena ekspresi
yang unik dari sitokeratin 5,6 dan 17, dimana biasanya terekspresi pada lapisan epitel
basal. Tumor ini memiliki tingkat proliferasi yang tinggi, yang dapat diukur dengan
Ki-67, antigen proliferasi inti sel, imunohistokimia dan proliferasi ekspresi gen.
Tumor ini juga kurang memiliki protein RB1 dan p53, dimana berperan dalam siklus
sel, sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Selain itu, tumor ini juga
berhubungan dengan mutasi BRCA1.41
subfamili dari tirosin kinase transmembran.49 Gen ALK terletak di segmen kromosom
2p23 dan mengkodekan polipeptida dari asam amino 1620 yang mengalami
modifikasi paska terjemahan menghasilkan protein ALK matur sekitar 200–220
kDa.13 Protein matang ALK adalah reseptor klasik tirosin kinase yang terdiri dari
domain pengikat ligan ekstraseluler dari 1030 asam amino (aa), domain
transmembran (28 aa), dan domain tirosin kinase intraseluler (561 aa).13 ALK menjadi
aktif hanya pada dimerisasi yang diinduksi oleh ligan, dan diinaktivasi melalui de-
fosforilasi oleh protein tyrosine phosphatase receptor type B dan kompleks zeta1
(PTPRB / PTPRZ1) dengan tidak adanya ligan.49
ALK dianggap sebagai reseptor tunggal, meskipun pleiotrophin (PTN) dan
midkine (MDK), keduanya mengsekresikan faktor pertumbuhan, yang diketahui
mengikat dan mengaktifkan pensinyalan downstream ALK.49 Pengikatan PTN
terhadap ALK mengaktifkan jalur mitogen-activated protein kinase (MAPK),
sedangkan ikatan MDK terhadap ALK menginduksi fosforilasi insulin receptor
substrat 1 (IRS1), menghasilkan MAPK dan aktivasi phosphoinositide 3-kinase
(PI3K).47-49 Transduksi sinyal ALK dimulai dengan mengikat ligannya, yang memicu
dimerisasi dan transfosforilasi. Setelah aktivasi oleh ligan, ALK mengarah ke proses
seluler yang terlibat dalam onkogenesis. Reseptor ALK menginduksi aktivasi
beberapa jalur transduksi sinyal. Jalur utama yang diaktifkan oleh ALK adalah RAS /
ERK, JAK / STAT, dan PI3K / AKT, yaitu terlibat dalam proses proliferasi, migrasi,
dan kelangsungan hidup sel (Gambar 2.14).,51-53
Gambar 2.14. Pengikatan ligan ke reseptor mengarah ke aktivasi domain tirosin kinase, dan
aktivasi bersamaan dari beberapa jalur pensinyalan yang mengatur proses seluler seperti
proliferasi dan kelangsungan hidup sel.53
kromosom nomor dua (2p21) dan gen ALK dan mutasinya memuncak menjadi jenis
yang berbeda dari Non-Small Cell Lung Carcinoma. Protein EML-4 yang dikodekan
dapat membantu dalam pembentukan mikrotubulus. Penggabungan antara ALK dan
EML-4 menghasilkan aktivitas kinase konstitutif ALK reseptor tirosin kinase yang
menginduksi proliferasi sel abnormal yang menyebabkan kanker seperti karsinoma
paru-paru.54
Pada sampel tumor dari pasien dengan kanker payudara, keberadaan transkrip
EML4-ALK telah dilaporkan sekitar 2% dari total sampel, hasil ini dikonfirmasi oleh
analisis fluoresensi in situ hybridization (FISH). Dalam mendukung hipotesis bahwa
mutasi ALK signaling terlibat dalam perkembangan kanker payudara, penelitian
menunjukkan bahwa supernatan garis sel kanker payudara manusia mengandung
ligan endogen ALK (PTN) yang diduga dan bahwa ligan ini merangsang proliferasi
sel endotel. Data ini menunjukkan peran penting reseptor ALK wild-type pada
penyakit ini. Berbeda dengan data sebelumnya, penelitian yang lebih baru
menunjukkan bahwa transkripsi fusi EML4-ALK tidak ada dalam sampel kanker
payudara.51
Sedikit penelitian terbaru menyelidiki peran penyimpangan ALK pada kanker
payudara, khususnya pada konteks inflammatory breast cancer dan triple negative
breast cancers, tetapi hasilnya masih bertentangan. Meskipun gen EML4-ALK telah
dipelajari pada tumor padat seperti NSCLC, beberapa penelitian menyelidiki peran
gen tersebut dalam kanker payudara. Laporan terbaru menggambarkan peran yang
mungkin adalah amplifikasi ALK dalam inflammatory breast cancer. Penelitian
terbaru telah difokuskan pada pemahaman susunan genom inflammatory breast
cancer untuk menjelaskan presentasi klinis dan biologisnya yang berbeda
dibandingkan dengan jenis kanker payudara lainnya. Upaya yang intens juga sedang
dilakukan untuk menggali kemungkinan target agen terapeutik yang tersedia saat ini
sehingga outcome pasien dapat ditingkatkan dengan varian kanker payudara yang
sangat agresif. Namun, peran gen ALK dan implikasi ALK amplifikasi dalam
inflammatory breast cancer untuk tersedia perawatan yang ditargetkan menggunakan
molekul kecil ALK inhibitor tetap tidak jelas.52-54
Gambar 2.15 Mekanisme Kerja dari Alectinib. Alectinib berikatan dengan domain tyrosine-
kinase dan menghambat auto fosforilasi dari reseptor ALK.55
Faktor risiko:
Usia
Ras
Genetik Sel Normal
Obesitas
Terpapar dengan
estrogen DNA repair
Gaya hidup
Kerusakan DNA
Jalur STAT3
Grading
Histopatologi:
- I
- II
- III
Karsinoma Ekspresi
payudara ALK
invasif Subtipe Molekular:
- Luminal A
- Luminal B
- HER-2 enriched
- Triple negative
41
- Usia Subtipe
- Ukuran histopatologi
tumor
Positif Negatif
6. Penilaian ekspresi ALK secara semikuantitatif oleh peneliti dan dua orang
spesialis patologi anatomik secara double blind.
7. Data yang diperoleh akan ditabulasi dan dilakukan analisis statistik untuk
mengetahui karateristik sampel dan mengevaluasi ekspresi ALK pada setiap
gambaran klinikopatologi pasien kanker payudara invasif yang dijumpai.
3. Detection kit, terdiri dari 1 botol Tissue PrimerTM, 1 botol background blocker,
1 botol PolyVue PlusTM Enhancer, 1 botol PolyVue PlusTM HRP, 1 botol
DAB/PlusTM
4. Antibodi primer ALK
5. Larutan PBS pH 7,4 (yang mengandung larutan Tween 20)
6. Larutan Mayer’s Hematoxylin
7. Larutan litium karbonat (litium karbonat 50 gram + aquadest 1000mL)
8. Etanol 100%, 96%, 80%, dan 70%
9. Larutan Xylol
49
Universitas Sumatera Utara
50
Tabel 4.4 Hubungan antara ekspresi ALK dan grading karsinoma payudara
invasif
Grade
No ALK Grade I Grade II Grade III P-value*
n % n % n %
1. Negatif 2 50,0 2 50,0 0 0
0,592
2. Positif 17 42,5 17 42,5 6 15,0
* Uji Mann-Whitney U
Tabel 4.5 Hubungan antara ekspresi ALK dan subtipe molekuler karsinoma Payudara
Invasif
Subtipe molekuler
HER2- Triple P-
No ALK Luminal A Luminal B
enriched negative value*
n % n % n % n %
1. Negatif 1 25,0 1 25,0 1 25,0 1 25,0
0,73
2. Positif 7 17,5 17 42,5 13 32,5 3 7,5
* Uji Mann-Whitney U
4.2. Pembahasan
Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang paling banyak diteliti
di dunia. Walau ada perbaikan dalam manajemen kanker ini, masih tetap menjadi
penyebab utama mortalitas dan morbiditas di antara pasien kanker wanita. Kanker
ini merupakan penyakit heterogen yang terdiri dari banyak entitas yang berbeda
secara biologis dengan gambaran patologis yang berbeda dan implikasi klinis
seperti nilai histologis, ukuran tumor, dan status reseptor hormon.63,64
Sebelumnya, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa reseptor tirosin
kinase ALK adalah biomarker yang kuat dan target terapi yang baik untuk
sejumlah besar pasien kanker.65,66 Reseptor tirosin kinase dengan subfamilinya
yang luas berperan dalam mengkaktivasi banyak jalur transduksi sinyal, meliputi
PI3/AKT, MAPK/ERK, dan JAK/STAT yang pada akhirnya menyebabkan
proliferasi sel, bertahan hidup, dan metastasis. 67 Salah satu subfamili reseptor
tirosin kinase, misalnya ALK dapat dipertimbangkan sebagai agen terapi pada
berbagai karsinoma.66 Crizotinib merupakan ALK inhibitor pertama ditemukan
dan telah terbukti dapat menekan progresi pada non-small cell lung
carcinoma.62,68 Penelitian ini diharapkan dapat dipertimbangkan dalam
menggunakan ALK sebagai agen pengobatan pada karsinoma payudara invasif.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar kasus dengan
ekspresi ALK positif yaitu sebanyak 40 kasus (90,9%) dan hanya 4 kasus (9,1)
dengan ekspresi ALK negatif. Hal ini sejalan dengan Ali et al. yang meneliti pada
wanita di Pakistan, mendapati pemeriksaan ALK positif 57,9% lebih banyak
daripada ALK negatif.69 Penelitian To et al. didapatkan pemeriksaan ALK positif
pada seluruh kasus adenokarsinoma paru.59 Namun bertentangan dengan
Mehrjardi et al. di Iran, yang mendapatkan kasus karsinoma payudara dengan
ekspresi ALK positif sebanyak 47% lebih sedikit daripada ekspresi ALK negatif.70
Hubungan ekspresi ALK dengan karsinoma payudara tidak sepenuhnya dipahami,
dan berbagai penelitian telah menunjukkan hasil yang berbeda, walaupun dengan
metodologi yang berbeda.13 Perez-Pinera et al. menunjukkan hubungan antara
pleomofisme inti grade tinggi dan ekspresi ALK sitoplasma dalam berbagai jenis
histologis karsinoma payudara.16 Mutasi ini tidak terdeteksi pada kanker payudara
oleh Fukuyoshi et al. tetapi terdeteksi pada 2,4% kasus kanker payudara oleh Lin
et al.18,19
Dari 44 kasus pada penelitian ini didapatkan usia penderita karsinoma
payudara invasif minimum adalah 23 tahun dan maksimum adalah 72 tahun,
dengan usia rata-rata 47,40 dan sebanyak 43% penderita berusia 35-49 tahun. Hal
ini tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, yang mendapatkan
usia penderita karsinoma payudara berusia lebih muda. Rerata usia penderita
karsinoma payudara invasif dengan ekspresi ALK yang positif adalah 46,08 ±
10,64 tahun sedikit lebih muda dibandingkan usia penderita karsinoma payudara
invasif dengan ekspresi ALK yang negatif yaitu 48,75 ± 9,78 tahun. Sejalan
dengan Mehrjardi et al. yang menemukan rerata usia penderita dengan ALK
posititif adalah 48,6 tahun lebih muda dibandingkan dengan ALK negatif yaitu
50,3 tahun.70 Saat ini sudah banyak ditemukan penderita karsinoma payudara
invasif yang berusia lebih muda. Hal ini mungkin dikarenakan pola prilaku sering
memakan makanan cepat saji dan kurangnya aktivitas olahraga.
Ukuran tumor pada penelitian ini didapatkan dari data rekam medis
sehingga tidak dapat melihat secara rinci. Namun dapat diperkirakan ekspresi
ALK yang positif banyak dijumpai pada kasus dengan ukuran tumor T3 dan T4,
dimana berkisar diatas 5 cm. Hal ini menunjukkan masih rendahnya angka deteksi
dini dan kurangnya kesadaran mayarakat akan karsinoma payudara. Mehrjardi et
al. menemukan rerata ukuran tumor dengan ekspresi ALK positif lebih rendah
dibandingkn pada penelitian ini yaitu 3.1 ± 1.8 cm dan ekspresi ALK negatif
adalah 4.3 ± 2.4 cm.70
Pada penelitian ini didapatkan semua kasus dengan ekspresi ALK yang
negatif dijumpai pada subtipe invasive carcinoma Non Special Type (NST).
Penelitian Ali et al. dan Mehrjardi et al. yang menyatakan bahwa subtipe
histopotologis tidak berhubungan signifikan dengan ekspresi ALK yang
positif.69,70 Siraj et al. menemukan overekpresi dari ALK dijumpai sebanyak 75 %
infiltrating ductal carcinoma dari 22 pasien yang diteliti, dan sebanyak 17,5%
dari subtipe lobular.15 Sebelumnya Perez-Pinera et al. menunjukkan overekspresi
ALK pada 50 % dari subtipe histopatologi.16 Mehrjardi et al.. bahkan tidak
menemukan overekpresi ALK pada satupun kasus subtipe lobular pada
penelitiannya.70 Hal ini mungkin disebabkan karena cakupan tipe histopatologi
yang begitu luas, sedangkan distribusi sampel pada penelitian ini tidak tersebar
merata.
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap pasien karsinoma payudara invasif di
Laboratorium Patologi Anatomik RSUP Haji Adam Malik Medan, dapat diambil
kesimpulan:
1. Rerata usia penderita adalah 47,40 tahun, dengan usia minimum 23 tahun
dan maksimum 72 tahun. Kelompok usia terbanyak adalah 35-49 tahun
(43,2%). Sebagian besar kasus dengan ukuran tumor T4 (20%) dan
memiliki subtipe molekuler tipe luminal B (40,9%),
2. Sebanyak 88,6% penderita didiagnosis sebagai subtipe histologi IC-NST.
Grade terbanyak adalah grade 2 dan 3, masing masing sebanyak 43,2%.
3. Sebanyak 90,9% penderita memiliki ekspresi ALK positif dan 9,1% memiliki
ekspresi ALK negatif.
4. Tidak terdapat hubungan signifikan antara grading histopatologi (p
value=0,592) dengan ekspresi ALK pada karsinoma payudara invasif.
5. Tidak terdapat hubungan signifikan antara subtipe molekuler (p value=0,73)
dengan ekspresi ALK pada karsinoma payudara invasif
5.2 Saran
Penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan, dimana distribusi sampel
dalam penelitian ini tidak tersebar merata. Berhubung karena keterbatasan waktu,
penelitan ini hanya dapat dilakukan secara cross-sectional. Pemeriksaan ALK ini
bertujuan untuk membantu menentukan agen terapi dan prognosis penderita
karsinoma payudara invasif. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut secara
prospektif dengan rentang waktu yang lebih lama dengan sampel yang lebih
banyak dan distribusi sampel yang tersebar merata, untuk melihat bagaimana
tingkat ketahanan hidup penderita karsinoma payudara invasif dilihat berdasarkan
ekspresi ALK.
Penelitian ini hanya melihat ekspresi ALK dalam karsinoma payudara
berdasarkan hasil pemeriksaan imunohistokimia, bukan berdasarkan adanya
mutasi ALK, oleh karena itu, diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
58
Universitas Sumatera Utara
59
menentukan apakah keberadaan mutasi gen ALK pada kanker payudara dikaitkan
dengan ekspresinya, misalnya dikaitkan dengan hasil pemeriksaan fluorescence in
situ hybridization (FISH) atau real-time polymerase chain reaction (RT-PCR).
Selain itu, harus diteliti lebih lanjut apakah obat protein ALK inhibitor seperti
crizotinib juga bisa efektif pada kanker payudara.
60
Universitas Sumatera Utara
61
10. Hanna MG, Najfeld V, Irie HY, Tripodi J, Nayak A. Analysis of ALK
gene in 133 patients with breast cancer revealed polysomy of chromosome
2 and no ALK amplification. SpringerPlus (2015) 4:439.
11. Casaluce F, Sgambato A, Maione P, Rossi A, Ferrara C, Napolitano A, et
al. ALK inhibitors: a new targeted therapy in the treatment of advanced
NSCLC. Targeted Oncol 2013;8:55–67.
12. Carpenter E, Haglund EA, Mace EM, Deng D, Martinez D, Wood AC, et
al. Antibody targeting of anaplastic lymphoma kinase induces cytotoxicity
of human neuroblastoma. Oncogene 2012;31:4859.
13. Nassif S, El-Zaatari ZM, Attieh M, Hijazi M, Fakhreddin N, Aridi T, et al.
Lack of expression of ALK and CD30 in breast carcinoma by
immunohistochemistry irrespective of tumor characteristics. Medicine
(2019) 98:32.
14. Lefebvre C, Bachelot T, Filleron T, Pedrero M, Campone M, Soria J, et al.
Mutational profile of metastatic breast cancers: a retrospective Analysis.
PLoS Med 2016;13:e1002201.
15. Siraj AK, Beg S, Jehan Z, Prabhakaran S, Ahmed M, Hussain A, et al.
ALK alteration is a frequent event in aggressive breast cancers. Breast
Cancer Res 2015;17:127.
16. Perez-Pinera P, Chang Y, Astudillo A, Mortimer J, Deuel TF. Anaplastic
lymphoma kinase is expressed in different subtypes of human Breast
Cancer. Biochem Biophys Res Commun 2007;358:399–403.
17. Kim MH, Lee S, Koo JS, Jung KH, Park IH, Jeong J, et al. Anaplastic
lymphoma kinase gene copy number gain in inflammatory breast cancer
(IBC): prevalence, clinicopathologic features and prognostic implication.
PLoS One 2015; 10:e0120320.
18. Fukuyoshi Y, Inoue H, Kita Y, Utsunomiya T, Ishida T, Mori M. EML4–
ALK fusion transcript is not found in gastrointestinal and breast cancers.
Br J Cancer 2008;98:1536.
19. Lin E, Li L, Guan Y, Soriano R, Rivers CS, Mohan S, et al. Exon array
profiling detects EML4-ALK fusion in breast, colorectal, and non–small
cell lung cancers. Mol Cancer Res 2009;7:1466–76.
39. Thike AA, Cheok PY, Jara-Lazaro AR, Tan B, Tan P, Tan PH. Triple-
negative breast cancer: clinicopathological characteristics and relationship
with basal-like breast cancer. Modern Pathology (2010) 23, 123–133.
40. Perou CM. Molekular stratification Of TNBC. The Oncologist November
2010 vol. 15 Supplement 5 39-4.
41. Prat A, Pineda E, Adamo B, Galvan P, Fernandez A, Gaba L, et al.
Clinical implications of the intrinsic molecular subtypes of breast cancer.
Breast 2015;24 Suppl 2:S26–S35.
42. Prat A, Perou CM. Mammary development meets cancer genomics. 2009.
USA: Nature Medicine. p 907–913.
43. Prat A, Adamo B, Cheang MC, Anders CK, Carey LA, Perou CM.
Molecular characterization of basal-like and non-basal-like triple-negative
breast cancer. Oncologist 2013;18:123–133.
44. Fitzgibbons PL, Murphy DA, Hammond ME, Allred DC, Valenstein PN.
Recommendations for validating estrogen and progesterone receptor
immunohistochemistry assays. Arch Pathol Lab Med. 2010;134:930–935.
45. Focke CM, van Diest VJ, Decker T. St Gallen 2015 subtyping of luminal
breast cancers: impact of different Ki67-based proliferation assessment
methods. Breast Cancer Research and Treatment, 159(2), 257–263.
46. Iqbal BM, Buch A. Hormone receptor (ER, PR, HER2/neu) status and
proliferation index marker (Ki-67) in breast cancers: Their onco-
pathological correlation, shortcomings and future trends. Med J DY Patil
Univ 2016;9:674-9
47. Goldhirsch, A, Wood WC, Coates AS, Gelber RD, Thürlimann, B, Senn
HJ. (2011). Strategies for subtypes dealing with the diversity of breast
cancer: highlights of the St Gallen International Expert Consensus on the
Primary Therapy of Early Breast Cancer 2011. Annals of Oncology, 22(8),
1736–1747.
48. Morris SW, Kirstein MN, Valentine MB, Dittmer K, Shapiro DN, Look
AT, Saltman DL. Fusion of a kinase gene, ALK, to a nucleolar protein
gene, NPM, in non-Hodgkin’s lymphoma. Science 1995; 267:316-7;
PMID:7824924
49. Holla VR, Elamin YY, Bailey AM, Johnson AM, Litzenburger BC,
Khotskaya YB, et al. ALK: atyrosine kinase target for cancer therapy.
2017 Cold Spring Harb Mol Case Stud 3: a00111.
50. Garcia-Regalado A, Rosa CHG. The Role of Anaplastic Lymphoma
Kinase in Human Cancers. Oncology & Hematology Review (US),
2013;9(2):149–53.
51. Momose S, Tamaru J, Kishi H, Mikata I, Mori M, Toyozumi Y, et al.
Hyperactivated STAT3 in ALK-positive diffuse large B-cell lymphoma
with clathrin-ALK fusion. Hum Pathol, 2009;40:75–82.
52. Hemmings BA, Restuccia DF. PI3K-PKB/Akt pathway. Cold Spring Harb
Perspect Biol, 2012;4:a011189.
53. Garcia-Regalado A, Vargas M, Garcia-Carranca A, Aréchaga-Ocampo E,
González-De la Rosa CH, et al. Activation of Akt pathway by
transcription-independent mechanisms of retinoic acid promotes survival
and invasion in lung cancer cells. Mol Cancer. 2013;12:44.
54. Soda M, Choi YL, Enomoto M, Takada S, Yamashita Y, Ishikawa S.
Identification of the transforming EML4–ALK fusion gene in non-small-
cell lung cancer. Nature. 2007 Aug 2;448(7153): 561-6.
55. Genentech. FDA grants Genentech’s alectinib priority review for specific
type of ALK-positive lung cancer. September 8, 2015. Available from:
www.gene.com/media/press-releases/14605/2015-09-08/fda-grants-
genentechs-alectinib-priority.
56. Krishnamurthy S, Woodward W, Yang W, Reuben JM, Tepperberg J,
Ogura D, et al. Status of the anaplastic lymphoma kinase (ALK) gene in
inflammatory breast carcinoma. SpringerPlus 2013, 2:409
57. Robertson FM, Petricoin EF, Chu K. Amplification of anaplastic
lymphoma kinase (ALK) as a common genetic alteration in inflammatory
breast cancer. 2011. CTRC-AACR San Antonio breast cancer symposium,
tumor cell biology: novel/emerging therapeutic targets. P3:01–18
58. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. Usia. Jakarta: Badan
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementrian Pendidikan dan
Ethical Clearance
69
70
71
MASTER DATA
NO Rekam No. Slide Usia Ukuran Subtipe Subtipe histologis Grade Ekspresi
Medis Tumor Molekuler ALK
1 761270 O/6036/18 43 T2 HER2-enriched NST II positif
2 621772 O/5710/18 50 T4 Luminal B NST II Positif
3 763159 O/696/19 53 T3 Luminal B NST II Positif
4 694933 O/837/17 55 T3 Luminal A Musinous Ca I Positif
5 735486 O/1478/18 44 T2 Luminal A NST I Positif
6 714958 O/4273/17 58 T2 Triple negative NST II Positif
7 712854 O/297/18 41 T4 Luminal B NST I Positif
8 719130 O/4549/17 55 T4 Triple negative NST II Positif
9 759969 O/838/19 54 T3 Luminal B NST II Positif
10 695990 O/3356/17 51 T4 Triple negative NST III Positif
11 760828 O/5931/18 37 T3 Luminal A NST I Positif
12 696037 O/301/17 68 T4 HER2-enriched NST I Positif
13 722452 O/5240/17 53 T4 Luminal B NST III Positif
14 739056 O/5137/18 70 T4 Luminal A NST I Positif
15 727332 O/6313/17 40 T3 Luminal B NST I Positif
16 720122 O/4742/17 34 T4 HER-enriched NST II Positif
17 750822 O/4058/18 50 T3 Luminal B NST I Positif
18 756259 O/5071/18 38 T3 HER2-enriched NST II Negatif
19 767974 O/1240/19 39 T4 Luminal B NST III Positif
20 728826 O/1892/18 48 T3 Luminal B Ca with medullary feature II Positif
21 734666 O/2148/18 23 T3 HER2-enriched NST I Positif
22 733564 O/2911/18 37 T4 Luminal A NST I Positif
23 756281 O/5498/18 53 T3 HER-enriched NST III Positif
72
73
ANALISA STATISTIK
T1 1 2.27 2.27
T2 6 13.64 15.91
T3 17 38.64 54.55
T4 20 45.45 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
75
Key
frequency
expected frequency
row percentage
EkspresiAL Grade
K grade I grade 2 grade 3 Total
negatif 2 2 0 4
1.7 1.7 0.5 4.0
50.00 50.00 0.00 100.00
positif 17 17 6 40
17.3 17.3 5.5 40.0
42.50 42.50 15.00 100.00
Total 19 19 6 44
19.0 19.0 6.0 44.0
43.18 43.18 13.64 100.00
negatif 4 78 90
positif 40 912 900
76
Key
frequency
expected frequency
row percentage
EkspresiAL molekular
K Luminal A Luminal B HER2 enri Basal-lik Total
negatif 1 1 1 1 4
0.7 1.6 1.3 0.4 4.0
25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
positif 7 17 13 3 40
7.3 16.4 12.7 3.6 40.0
17.50 42.50 32.50 7.50 100.00
Total 8 18 14 4 44
8.0 18.0 14.0 4.0 44.0
18.18 40.91 31.82 9.09 100.00
negatif 4 98 90
positif 40 892 900
77
78
Ethical Clearance
69
70
71
MASTER DATA
NO Rekam No. Slide Usia Ukuran Subtipe Subtipe histologis Grade Ekspresi
Medis Tumor Molekuler ALK
1 761270 O/6036/18 43 T2 HER2-enriched NST II positif
2 621772 O/5710/18 50 T4 Luminal B NST II Positif
3 763159 O/696/19 53 T3 Luminal B NST II Positif
4 694933 O/837/17 55 T3 Luminal A Musinous Ca I Positif
5 735486 O/1478/18 44 T2 Luminal A NST I Positif
6 714958 O/4273/17 58 T2 Triple negative NST II Positif
7 712854 O/297/18 41 T4 Luminal B NST I Positif
8 719130 O/4549/17 55 T4 Triple negative NST II Positif
9 759969 O/838/19 54 T3 Luminal B NST II Positif
10 695990 O/3356/17 51 T4 Triple negative NST III Positif
11 760828 O/5931/18 37 T3 Luminal A NST I Positif
12 696037 O/301/17 68 T4 HER2-enriched NST I Positif
13 722452 O/5240/17 53 T4 Luminal B NST III Positif
14 739056 O/5137/18 70 T4 Luminal A NST I Positif
15 727332 O/6313/17 40 T3 Luminal B NST I Positif
16 720122 O/4742/17 34 T4 HER-enriched NST II Positif
17 750822 O/4058/18 50 T3 Luminal B NST I Positif
18 756259 O/5071/18 38 T3 HER2-enriched NST II Negatif
19 767974 O/1240/19 39 T4 Luminal B NST III Positif
20 728826 O/1892/18 48 T3 Luminal B Ca with medullary feature II Positif
21 734666 O/2148/18 23 T3 HER2-enriched NST I Positif
22 733564 O/2911/18 37 T4 Luminal A NST I Positif
23 756281 O/5498/18 53 T3 HER-enriched NST III Positif
72
73
ANALISA STATISTIK
T1 1 2.27 2.27
T2 6 13.64 15.91
T3 17 38.64 54.55
T4 20 45.45 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
Total 44 100.00
75
Key
frequency
expected frequency
row percentage
EkspresiAL Grade
K grade I grade 2 grade 3 Total
negatif 2 2 0 4
1.7 1.7 0.5 4.0
50.00 50.00 0.00 100.00
positif 17 17 6 40
17.3 17.3 5.5 40.0
42.50 42.50 15.00 100.00
Total 19 19 6 44
19.0 19.0 6.0 44.0
43.18 43.18 13.64 100.00
negatif 4 78 90
positif 40 912 900
76
Key
frequency
expected frequency
row percentage
EkspresiAL molekular
K Luminal A Luminal B HER2 enri Basal-lik Total
negatif 1 1 1 1 4
0.7 1.6 1.3 0.4 4.0
25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
positif 7 17 13 3 40
7.3 16.4 12.7 3.6 40.0
17.50 42.50 32.50 7.50 100.00
Total 8 18 14 4 44
8.0 18.0 14.0 4.0 44.0
18.18 40.91 31.82 9.09 100.00
negatif 4 98 90
positif 40 892 900
77
78