Pendidikan Anak Dalam Keluarga
Pendidikan Anak Dalam Keluarga
USIA DINI
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
2015
SURAT PERNYATAAN
NIM : A1F113003
Dengan ini menyatakan bahwa makalah yang berjudul “ Orangtua Dengan Anak yang
Berkebutuhan Khusus “ adalah benar karya saya (bebas dari plagiarisme). Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir makalah ini.
Yang menyatakan,
NIM: A1F113003
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................................................
PEMBAHASAN
1. Keluarga......................................................................................................................................
a. Definisi keluarga.............................................................................................................
b. Fungsi keluarga...............................................................................................................
(ABK)..........................................................................................................................................
perkembangan anak........................................................................................................
KESIMPULAN
a. Simpulan...............................................................................................................................
b. Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khusus oleh sebagian orang dianggap sebagai padanan kata dari istilah anak
berkelaianan atau anak penyandang cacat. Anggapan seperti ini tentu saja
penerimaan dan kesiapan pola asuh. Tokoh kunci yang berhubungan dengan
penerimaan dan kesiapan pola asuh ini adalah sosok ibu. Peran ibu
sehubungan hal tersebut adalah sebagai pendamping utama (as aids) pendidik
dan penangan anak berkebutuhan khusus sebagai advokat (as advocates) yang
mengerti dan mengusahakan dan menjaga hak anak, sebagai sumber (as
resouces) akan karakteristik kebutuhan khusus anak sebagai guru ( as teacher)
anak dan sebagai pencipta situasi positif di rumah yang mendukung anak. Dan
khusus agar semua orang tau bahwa anak berkebutuhan khusus tidak harus
diejek karena kekurangannya tetapi harus dirangkul dan diberi kasih sayang
yang sangat besar terutama dari keluarga karena dengan kasih sayang dari
keluarga anak akan merasakan kalau keluarga nya bisa menerima dia dengan
Indonesia oleh biro sensus Amerika dinyatakan telah mencapai 475.000 orang
menerima anak berkebutuhan khusus (ABK), baik fisik maupun mental untuk
dapat sekolah sama seperti anak pada umumnya. Fasilitas yang disediakan,
baik sarana, prasarana, termasuk tenaga pengajar juga harus dapat memenuhi
kebutuhan anak didik, baik yang berkebutuhan khusus maupun anak pada
inklusi ini tidak hanya dikhususkan kepada anak autis. Lebih daripada itu,
tujuan dari sekolah inklusi ini juga untuk memfasilitasi anak dengan berbagai
(PDD), dan sindrom Asperger, yang kemudian dikenal secara kolektif sebagai
fasilitas yang sama seperti anak pada umumnya di sekolah formal (Kompas,
2005). Salah satu sekolah inklusi di Jogja yang baru berdiri pada tahun 2005,
menyatakan bahwa sejak awal berdiri sekolah ini memang berkonsep atas
adanya perbedaan pada diri setiap anak. Sekolah ini meyakini bahwa setiap
perkembangan, dan gaya belajar yang berbeda. Pada dasarnya, sekolah dengan
konsep ini akan menerima anak-anak dengan kemampuan yang berbeda, baik
anak pada umumnya maupun anak dengan kebutuhan khusus. Salah satu
awalnya, dan kemudian orang tuanya memilihkan jenis sekolah inklusi ini
sebagai solusinya. Konsep sekolah seperti ini akan dapat memberi manfaat
pada awalnya, yakni pada masa Renaissance, anak yang tergolong “cacat”
dianggap sebagai orang yang kemasukan roh-roh jahat (setan), dan bahkan
diperlakukan dengan sangat buruk. Disia-siakan, dihina, dan diperlakukan
diikat, bahkan juga dipasung. Kemudian pada abad ke-16, terjadi perubahan
sikap yang lebih positif terhadap anak-anak yang dianggap “cacat” tersebut.
penderita gangguan emosional, setelah itu muncullah nama John Locke yang
mental dengan gangguan emosional. Hingga pada akhirnya, pada abad ke-18,
seorang ahli berkebangsaan Perancis yakni Jean Marc Itard, yang mulai
anak berkebutuhan khusus memiliki potensi yang luar biasa ketika orang tua
dimainkannya. Tetapi ada juga orang tua yang sangat menyayangi anaknya
dari kedua orangtua nya terutama ibunya, karena dengan kasih sayang dari
negara kita, diantaranya karena pendidikan sejak dini mempunyai peran yang
besar dan penting dalam pengembangan sumber daya manusia dan
pemberian layanan pendidikan kepada anak usia 0-6 tahun melalui Penitipan
Anak yaitu intervensi bagi anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan
berfungsi sebagai pengganti krluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak
yang orang tuanya bekerja), Kelompok Bermain yaitu layanan bagi anak usia
anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
kelompok bermain agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
pertumbuhan fisik ( motorik halus dan kasar ), kecerdasan (daya fikir, daya
Ebtanas Murni (NEM) SDSLTP, tingginya angka mengulang pada kelas SD awal
kajian pendidikan anak usia dini yang memberikan bukti betapa pentingnya
dari kajian empirik, data BALITBANG Pusat Data dan Informasi Pendidikan
menunjukkan bahwa: 1). 26,43 juta anak Indonesia usia 0-6 tahun, yang
sudang mendapatkan layanan pendidikan baru 7,16 juta (27,34%) 2). khusus
anak usia 4-6 tahun dari jumlah 12,673 juta, baru 4,63 (36,53%) yang
otak adalah hasil interaksi dari cetak biru (blue print) genetis dan pengaruh
lingkungan. 2). Pada saat anak lahir terdapat lebih dari 100 miliar sel otak
yang tertinggi. Jumlah ini mencakup beberapa miliar jenis informasi dalam
hidup manusia, dan riset hanya membuktikan hanya 5 % yang terpakai dari
kemampuan itu (Fergusan, 1973 dalam Clark, 1986). 3). Penggunaan sistem
manusia pada saat dilahirkan kurang lebih sama. Makin banyak otak
jarang digunakan , makin kurang jaringan otak tersebut. 5). Dalam beberapa
tidak akan terlepas dari faktor gizi dan kesehatan serta stimulasi intelektual
hanyalah mahluk yang terlalu lemah dan merepotkan orang lain dalam segala
tidak berhak mendapatkan kasih sayang, dan kontak sosial dengan orang lain,
anggapan negatif juga muncul dari pihak keluarga bahwa anak berkebutuhan
khusus dilahirkan akibat hukuman bagi orang tua, karma ataupun balasan
atas perbuatan dosa orang tua diberikan tuhan. Oleh karena itu di masa lalu
persetujuan dari orang lain serta takut melakukan perilaku yang memalukan
sehari-hari (Bronson & Dave, 2009). Anak yang mengalami cacat tubuh lebih
fidhzalidar , meneliti tentang seorang anak dengan cacat fisik yang bersekolah
biasanya disebabkan adanya gangguan yang datang dari sekolah, selain itu
merasa gugup di sekolah, merasa kurang percaya diri, situasi kelas atau situasi
sekolah yang baru, tugas-tugas sekolah yang terlalu mudah untuk kalangan
harus dimiliki orang tua dalam rangka optimalisasi potensi anak. Catron dan
nilai-nilai moral dan agama. Orang tua harus mampu menguasai aspek-aspek
perkembangan dan cara mengembangkan nya agar orang tua selalu mengikuti
agar perkembangan anak dapat tercapai dengan baik. Jika sejak usia dini
orang tua dapat mengembangkan perkembangan anak dengan baik maka efek
nya akan baik pula dimasa dimana anak sudah beranjak remaja bahkan
dewasa. Dengan penanaman ilmu yang baik yang diberikan oleh keluarga
terutama kedua orang tua nya maka baik pula ilmu yang anak dapatkan
ibu dan ayah yang memiliki anak berkebutuhan khusus bahwa tidak mudah
asa, tetapi kemauan dan usaha yang keras dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Memang, tak dapat dipungkiri bahwa orang tua dari anak berkebutuhan
berkunjung ke dokter secara rutin, mengatasi stres dan frustasi tingkat tinggi.
Walaupun demikian, orang tua harus tetap bisa berada dalam kondisi yang
B. Tujuan
1. Keluarga
a. Definisi keluarga
keluarga berarti sanak saudara ( kaum kerabat, orang seisi rumah, anak
bini).
( kelompok yang terdiri satu atau dua orang tua dan anak-anak
mereka)
relations ( kelompok yang terdiri dari satu atau 2 orang tua. Anak-
b. Fungsi keluarga
1) Fungsi biologis
(regenerasi).
2) Fungsi ekonomi
hidup keluarga.
kasih sayang seorang istrinya begitu juga sebaliknya. Dan jika telah
bahkan tidak ada waktu untuk keluarga. Sebagai tanda kasih sayang
kebersamaan, nasihat dan sentuhan hangat dari orang tuanya. Hal ini
tentu tidak dapat diperoleh dari benda atau materi. Tidak heran jika di
4) Fungsi pendidikan
5) Fungsi perlingdungan
berbicara.
7) Fungsi rekreasi
Rekerasi merupakan salah satu hiburan yang baik bagi jiwa dan
keluarga.
8) Fungsi agama
yang berbeda pada individu yang berebeda, misalnya kerusakan otak dapat
mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu atau
penyandang cacat secara keseluruhan 1570 jiwa dan terus meningkat, dari
jumlah tersebut 33.9% adalah penyandang cacat fisik dan 18.6% adalah
bantuan usaha, dan sebagainya. Upaya itu akan dicapai kondisi ilmiah,
yang baik. Keluarga merupakan salah satu faktor penentu utama dalam
yang dijalani.
bersifat informal dan kodrati. Ayah dan ibu dalam keluarga sebagai
pendidiknya, dan anak sebagai si terdidiknya. Jika hanya suatu hal anak
anak. Di dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan
agar manusia beribadah kepada Allah Swt (QS. Al-Dzariyat (51): 56).
keyakinan seperti juga yang ditunjukkan dalam QS. Luqman (31) : 12-
19, yaitu agar menjadi manusia yang selalu bersyukur kepada Allah :
(ABK)
Keluarga menjadi pihak utama yang seharusnya mendukung anak
demikian, hal ini harus dapat disikapi secara positif, agar selanjutnya
umumnya.
Keluarga dalam hal ini adalah lingkungan terdekat dan utama dalam
khusus akan sangat ditentukan oleh peran serta dan dukungan penuh dari
berbagai aspek dalam diri seseorang dengan jauh lebih baik daripada
keluarga yang lain akan memberikan ‘energi’ dan kepercayaan dalam diri
menarik diri dari lingkungan, enggan berusaha karena selalu diliputi oleh
sesuatu, dan pada akhirnya mereka benar-benar menjadi orang yang tidak
dapat berfungsi secara sosial serta selalu tergantung pada bantuan orang
Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk dipahami adalah bahwa
pada dasarnya tidak selalu identik dengan dana yang besar. Cukup banyak
keluarga khusus yang “berhasil” ternyata memiliki kondisi ekonomi yang
sifat yang komunikatif satu sama lain, akan tersedia berbagai macam
anak. Mereka akan dapat memilih cara yang tepat, sesuai dengan
treatmen yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil
3) Memimpin doa
berbicara
kegiatan.
2). Mampu makan sendiri, berani pergi dan pulang sendiri (bagi
berpakaian.
2). Dapat di bujuk agar tidak cengeng lagi dan berhenti bermain
pada waktunya.
permainan.
3. Bahasa
bunyi/suara tertentu.
secara sederhana.
sederhana.
berkomunikasi sehari-hari.
(pramenbaca).
yang diungkapkan.
(pramennulis).
melambangkan.
4. Kognitif
jenis, dll.
ciri-ciri tertentu.
dengan pasangannya.
dengan pasangannya.
indera.
panca indera.
tipis.
5. Fisik/motorik
lokomotor)
dasar lokomotor).
dua).
(motorik halus).
1). Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin,
kelapa dll.
lipatan).
balok.
manik-manik.
6. Seni
dan segiempat.
tepung).
sederhana.
musik.
lagu anak-anak.
berkebutuhan khusus memiliki rasa tidak percaya diri dan takut akan
seharian.
3. Jika didalam bercerita selipkanlah tentang pendidikan dengan cara
gaya pengasuhan pelatih emosi ini adalah anak memiliki rasa percaya
diri yang tinggi, belajar dengan baik, dan bergaul dengan baik dengan
adalah anak jadi bisa disiplin dan menghargai kepercayaan dari kedua
orang tuanya. Anak jadi bisa langsung pulang jika urusan sekolah
sudah selesai dan bila ada kepentingan dan urusan lainnya anak bisa
pulang terlebih dahulu dan meminta izin dengan kedua oarng tua.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
yang sangat baik jika selalu ada dampingan dari keluarga dan memberikan
perhatian yang sangat khusus untuknya. Orang tua harus selalu meluangkan
waktu untuk anak nya agar anak merasa selalu dikelilingin orang-oang yang
mengembangkan potensi yang dimilikinya tanpa rasa malu, takut dan tidak
percaya diri. Orang tua juga dapat memahami perilaku anak melalui diskusi.
2. Saran
yang dibutuhkan oleh anak. Dengan berbagai fasilitas yang diberikan kepada
Jur._pend._luar_biasa/195903241984031. Hal 1
Jur-Unp.
Aziz, Safrudin, 2015. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Penerbit
Gava Media.
Elmanora, 2012. Gaya Pengasuhan dan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Kay, Janet, 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Penerbit Kanisius (anggota
IKAP).
Prihatin, Eka. 2005. Analisis Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PADU). Jur-Upi.
Setiawan, Atang, _______. Konsep Perkembangan Sosial.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19560412198
3011-
ATANG_SETIAWAN/PERKEMBANGAN_ABK/PERKEMBANGAN_SOSIAL.p
df
__________, 2013. Orang Tua Dengan Anak Berkebutuhan Khusus. ____ :_______.
__________, 2013. Indikator Pendidikan Anak Usia Dini Usia 3-4 tahun.
http://kurikulumpaud.blogspot.com/2013/07/indikator-paud-kelompok-usia-
4-5-tahun.html.