Astri Matey 1
Astri Matey 1
Klinis”
Dosen Pengampuh :
Di Susun Oleh :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang, berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusuna makalah saya
yang berjudul”Model Supervisi Klinis”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “SUPERVISI KLINIS” makalah ini
mungkin masih banyak kekurangan, sehinggah kritik dan sarann yang bersifat membangun
sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalh ini.
Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini saya minta maaf karena kami masiih
dalam proses pembelajaran, semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
serta pengetahuan baru untuk kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ada beberapa persoalan yang cukup urgen untuk dijadikan alasan, mengapa supervisi
diperlukan dalam proses pendidikan .Pertama, perkembangan kurikulum Pendidikan yang
merupakan gejala kemajuan pendidikan. Perkembangantersebut sering menimbulkan
perubahan-perubahan struktur maupunfungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut
memerlukanpenyesuaian terus-menerus dengan keadaan nyata di lapangan.Hal initerkait
dengan kondisi guru itu sendiri.Kedua, pengembangan profesi guruyang senantiasa
merupakan upaya terus-menerus dari suatuorganisasi profesi keguruan.Guru memerlukan
peningkatankarir, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga, tuntutan pendidikan.Pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak bagi kerberadaan manusia.Pendidikan pada hakekatnya adalah
menjadikan manusia sebagai individuyang beriman dan bertaqwa kepada al-Khâliq, beretika,
berakhlaklkarimah, berbudaya, berilmu pengetahuan, dan mempunyai kecakapanserta
keterampilan.Keempat, tuntutan masyarkat.Pendidika pada dasarnyaharus dimiliki oleh
setiap manusia yang dilahirkan ke alam dunia.pendidikan dipandang sebagai fitrah dan
kebutuhan manusia. Fitrah manusia yang berupa pengetahuan,akan tetap melembaga pada
pribadi manusia bahkan menjadi karakterhidup dan kehidupannya, dan sangat tergantung
pada lingkungannyadimana manusia itu berada. Kelima, tuntutan sosiologis dan
kultural.Padaaspek ini, manusia dipandang sebagai individu yang mempunyaikecenderungan
untuk hidup bermasyarakat.Sebagai makhlukbermasyarakat, manusia harus memiliki rasa
tanggung jawab sosial dantanggungjawab kebudayaan. Sebagai individu berbudaya, manusia
harusmelakukan transformasi dan transmisi kebudayaan kepada generasipenerus yang akan
memerankan fungsi dan tanggung jawabnya padakehidupan yang akan datang.
Dari paparan latar belakang masalah di atas tentu menarik rasanya bagi penulis untuk
mengakaji dan menganalisinya tentang supervisi klinis ini.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
3. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui konsep Dasar, Tujuan dan Ciri Khas dari supervisi klinis
b. Untuk mengetahui Bagaimana Proses dan Pelaksanaan dari Supervisi klinis
BAB II
PEMBAHASAN
1). Ada kesepakatan antara supervisor dengan guru yang akandisupervisi tentangaspek perilaku
yang akan diperbaiki.
2). Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku gurudalam proses belajar
mengajar yang spesifik, misalnya caramenertibkan kelas, teknik bertanya, teknik
mengendalikan kelasdalam metode keterampilan proses, teknik menangani anak yang nakal
dan sebagainya.
4). Hipotesis di atas diuji dengan data hasil pengamatan supervisor tentang aspek perilaku guru
yang akan diperbaiki ketika sedangmengajar. Hipotesis ini mungkin diterima, ditolak atau
direvisi
5). Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutamayang sudah berhasil
diperbaiki.Agar muncul kesadaran betapapentingnya bekerja dengan baik serta dilakukan
secaraberkelanjutan.
6). Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru melalui dasarsaling mempercayai dan
sama-sama bertanggung jawab.
7). Supervisi dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilakuitu satu persatu diperbaiki
sampai guru itu bisa bekerja denganbaik, atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak
menjadi jelek.[9]
Menurut Cogan, ada delapan kegiatan dalam supervisi klinis yangdinamainya dengan
siklus atau proses supervisi klinis.[10]
Sedangkan menurut Oliva, ada tiga aktivitasesensial dalam proses supervisi klinis, yaitu
kontak dan komunikasidengan guru untuk merencanakan observasi kelas, observasi kelas,
dantindak lanjut observasi kelas.[13]Senada dengan pendapat di atas, Pidarta mengemukakan
bahwa adatiga langkah supervisi klinis, yaitu melakukan perencanaan secaramendetail
termasuk membuat hipotesis, melaksanakan pengamatsecara cermat, dan menganalisis hasil
pengamatan serta memberikanumpan balik.[14]Dengan demikian, walaupun deskripsi
pandangan para ahli di atastentang langkah-langkah proses supervisi klinis berbeda,
namunsebenarnya langkah-langkah itu bisa disarikan pada tiga tahap esensialyang berbentuk
proses, yaitu proses pertemuan awal atau perencanaan,proses pelaksanakan
pengamatan/observasi pembelajaran secaracermat, serta proses menganalisis hasil
pengamatan dan memberikanumpan balik.Berikut akan dikemukakan secara lebih rinci dari
ketiga tahaptersebut:
Menurut Pidarta, langkah dalam pertemuan awal atauperencanaan ini meliputi kegiatan:
1).Menciptakan hubungan yangbaik dengan cara menjelaskan makna supervisi klinis
sehinggapartisipasi guru meningkat, 2).Menemukan aspek-aspek perilakuapa dalam proses
belajar mengajar yang perlu diperbaiki, 3).Membuat prioritas aspek-aspek perilaku yang akan
diperbaiki,4).Membuat hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada subtopik bahan
pelajaran tertentu.[15]Pertemuan awaldimaksudkan untuk mengembangkanbersama antara
supervisor dengan guru tentang kerangka kerjapengamatan kelas yang akan dilakukan. Hasil
akhir pertemuan iniadalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dengan guru.Tujuan
ini bisa dicapai apabila dalam pertemuan awal ini terciptakerja sama, hubungan kemanusiaan
dan komunikasi yang baikantara supervisor dengan guru. Selanjutnya kualitas hubungan
yangbaik antara supervisor dengan guru memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan
proses berikutnya dalam kegiatan modelsupervisi klinis.
Oleh sebab itu, para ahli banyak menyarankan agar pertemuanawal ini dilaksanakan
secara rileks dan terbuka. Perlu sekalidiciptakan kepercayaan guru terhadap supervisor,
sebabkepercayaan guru akanmempengaruhi keefektifan pelaksanaanpertemuan awal ini.
Kepercayaan berkenaan dengan keyakinanguru bahwa supervisor memperhatikan potensi,
keinginan,kebutuhan, dan kemauan guru.Pertemuan awal tidak membutuhkan waktu yang
lama,supervisor bisa menggunakan waktu 20 sampai 30 menit, kecuali jika guru mempunyai
permasalahan khusus yang membutuhkandiskusi panjang.
1). Menetapkan kontrak atau perjanjian antara supervisor denganguru tentang hal yang akan
diobservasi, meliputi: a). Tujuaninstruksional umum dan khusus pengajaran; b).
Hubungantujuan pengajaran dengan keseluruhan program pengajaranyang
diimplementasikan; c). Aktivitas yang akan diobservasi;d). Kemungkinan perubahan format
aktivitas, sistem, dan unsurunsurlain berdasarkan persetujuan interaktif antara
supervisordengan guru; e). Deskripsi spesifik butir-butir atau masalah-masalahyang
sebalikannya diinginkan guru.
3). Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasi,meliputi: (a). Di mana supervisor
akan duduk selamaobservasi?;(b). Akankah supervisor menjelaskan kepada
muridmuridmengenai tujuan observasinya?. Jika demikian, kapan?Sebelum ataukah setelah
pelajaran?; (c). Akankah supervisormencari satu tindakan khusus?; (d). Akankah
supervisorberinteraksi dengan murid-murid?; (e).Perlukah adanya materialatau persiapan
khusus?; (f). Bagaimanakah supervisor akanmengakhiri observasi?.[16]
4).Checklists and time line coding. Supervisor mengamati danmengumpulkan data perilaku
pembelajaran yang sebelumnyatelah diklasifikasi atau dikatagorisasikan.Contoh yang
palingbaik dalam kegiatan pengamatan dengan model supervisi klinisadalah skala analisis
interaksi.Flanders berpendapat bahwadalam analisis ini, aktivitas kelas diklasifikasikan
menjadi tigakategori besar, yaitu; pembicaraan guru, pembicaraan murid,dan tidak ada
pembicaraan (silence).
Ada beberapa langkah penting yang harusdilakukan selama pertemuan balikan ini, yaitu:
1). Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannyaterhadap pengajaran yang dilakukan,
kemudian supervisorberusaha memberikan penguatan (reinforcement).
3). Menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru.Supervisor bersama guru
mengidentifikasi target keterampilandan perhatian utama yang telah dicapai dan yang belum
dicapai.
Dalam pelaksanaan supervisi klinis sangat diperlukan iklim kerjayang baik dalam
pertemuan awal atau perencanaan, melaksanakanpengamatan pembelajaran secara cermat,
maupun dalam menganalisishasil pengamatan dan memberikan umpan balik.Faktor yang
sangatmenentukan keberhasilan supervisi klinis adalah kepercayaan padaguru bahwa tugas
supervisor semata-mata untuk membantumengembangkan pembelajaran guru.Upaya
memperoleh kepercayaanguru ini memerlukan satu iklim kerja yang kolegial.
a. Orientasi Langsung
b. Orientasi Kolaboratif
Pada pertemuan ini, supervisor mendengarkan apa yangdikeluhkan oleh guru, sehingga ia
benar-benar memahamimasalah-masalah yang dihadapi guru. Setelah itu, supervisorbersama
guru mengadakan negosiasi untuk menetapkan kapansupervisor melakukan observasi kelas.
2). Melaksanakan pengamatan
Setelah pertemuan awal, dilanjutkan dengan observasi kelas.Pada waktu observasi ini,
supervisor dengan menggunakaninstrumen tertentu mengamati pembelajaran guru dan
aktivitaspeserta didik.Kemudian hasil pengamatan tersebut dianalisis,dengan menyiapkan
beberapa pertanyaaan untuk mengarahkanpemahaman guru terhadap masalah yang
dihadapinya.
Pada tahap ini supervisor mengajukan beberapa pertanyaanyang telah dibuat sebelumnya.
Guru menjawab pertanyaanpertanyaanyang diajukan oleh supervisor. Kemudian
supervisorbersama guru mulai memecahkan masalah.Dalam pemecahanmasalah ini,
sebaiknya antara supervisor dengan guru berpisah,sehingga masing-masing pihak bisa
mengidentifikasi alternativepemecahan masalah menurut pikiran masing-masing
pihak.Kemudian pada hari berikutnya, kedua belah pihak berkumpulkembali untuk saling
membahas alternatif pemecahan yangtelah dibuatnya.Artinya, supervisor bersama guru
menentukanalternatif pemecahan terbaik dan membagi tugas untukmengimplementasikannya.
Asumsi yang mendasari orientasi ini adalah sama halnyadengan asumsi yang mendasari
psikologi humanistik yangmenyatakan bahwa belajar merupakan hasil keinginan
individuuntuk menemukan rasionalitas dan dasar-dasar dalam dunia ini.Premis mayor yang
mendasari orientasi ini adalah bahwa gurumampu menganalisis dan memecahkan masalahnya
sendiri dalamproses pembelajaran. Peran supervisor hanya sebagai seorangfasilitator dengan
sedikit memberikan pengarahan kepada guru.Perilaku supervisi yang berorientasi tidak
langsung akanmencakup berupa kegiatan mendengarkan, mengklarifikasi,mendorong,
mempresentasikan, dan bernegosiasi. Hasil akhir darisupervisi ini adalah rencana guru
sendiri (teacher self-plan).
(b). Melaksanakan pengamatan
(c). Menganalisis hasil pengamatan dan memberikan umpan balikSetelah selesai menganalisis dan
menginterpretasikan,supervisor bersama guru mengadakan pertemuan akhir.Padasaat inilah
diidentifikasi kembali tindakan-tindakan yangdilakukan guru di kelas, serta membantu guru
memahamikekurangannya sendiri.Kemudian supervisor bertanya kepadaguru tentang banyak
hal yang menurut guru bisa dilakukanuntuk memecahkan beberapa kekurangannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan supervisi klinis dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas
pendidikan mandiri, sehinggah segala bentuk tujuan yang hendak dapat terwujud secara
efektif dan efisien, terutama bagi guru baik itu untuk mata pelajaran umum maupun
pendidikan agama islam. karena kedua kelompok guru tersebut dalam melaksanakan
tugasnya tidak bisa terlepas dari segala bentuk masalah yang dihadapi. Disinilah supervisi
klinis sangat dibutuhkan oleh guru agar dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya . Wa Allah A’lam bi al- Shawa
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Baharudin.Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan Oleh Guru, KepalaSekolah, Penilik dan
Pengawas Sekolah, Jakarta: Ciawi Jaya, 2014.
Sahertian, Piet. A. dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,Surabaya: Usaha
Nasional, 2012.