Langkah-Langkah Pokok Pengembangan Desain Pembelajaran
Langkah-Langkah Pokok Pengembangan Desain Pembelajaran
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nama :
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan makalah “Deskripsi Langkah-Langkah Pokok
Pengembangan Desain Pembelajaran”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi...........................................3
2.2 Penentuan Materi Pembelajaran.....................................................................5
2.3 Pemilihan Strategi Pembelajaran....................................................................6
2.4 Memilih Media Pembelajaran........................................................................7
2.5 Pengembangan Prosedur dan Instrument Evaluasi......................................10
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
3.1 Kesimpulan...................................................................................................20
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,
misahwa sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.
Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori
tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan
pelaksanaannya. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu yang sesuai dengan standar performansi yang telah ditetapkan
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi
yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan
mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan
kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk
sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Dalam penyusunan
rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar yang akan
diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan ke dalaman cakupan kemempuan
dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang
terlalu luas dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi lebih dari satu
pembelajaran. Sedangkan kompetensi dasar yang tidak terlalu rumit mungkin
dapat dijabarkan ke dalam satu pembelajaran. Desain pembelajaran sebagai
proses, merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran
dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin
mutu pembelajaran.
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba
dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana penetuan KI dan KD ?
2) Bagaimana mementukan materi pelajaran ?
3) Bagaimana memilih strategi pembelajaran ?
4) Bagaimana memilih media pembelajaran ?
5) Bagaimana pengembangan prosedur dan instrument evaluasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. ISI
tingkat kedalaman dan keluasan antara siswa SD, SMP. dan SMA berbeda-
beda. Operasi bilangan untuk siswa SD, SMP, dan SMA tentu berbeda-
3
beda pula tingkat keluasan dan kedalamannya. Ada beberapa hal yang
ada kalanya harus dicapai 100%. Hal ini berlaku untuk kompetensi-
Seorang dokter ahli bedah, seorang pilot, dan bengkel atau mekanik, harus
mahasiswa sebab mereka tak tahu tentang apa sebenarnya yang dipelajari
dari suatu matakuliah tertentu". Tanpa perumusan yang tegas, kuliah akan
4
4. Prosedur Penyusunan dan Perumusan Kompetensi
menjadi jelas bagi siswa tentang materi yang harus dipelajari dan urutan
memberi pedoman bagi guru tentang materi yang harus diajarkan dan
urutan mengajarkannya.
banyaknya materi yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas" (Kozma,
1978:2).
Selain problem tersebut, para guru dan dosen juga sering mengalami
5
pembelajaran mencapai kompetensi. Ketepatan pemilihan materi dan sumber
dan untuk semua siswa. Strategi tersebut harus dipilih dengan cermat agar
yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju
6
"kegiatan", termasuk dalam strategi pembelajaran adalah "materi dan paket
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu" (Dick & Carey, 1978,
7
(secara kompleks), namun lebih spesifik agar mudah dipahami oleh
siswa.
3) Pilih media yang tepat. Jadi harus ada kesesuaian antara media yang
digunakan dengan materi maupun mata pelajaran. Media digunakan
sebagai alat, dengan pemilihan alat yang tepat maka pesan ataupun
materi akan tersampaikan dengan baik dan lancar.
Dalam bukunya Azhar Arsyad (2015: 74) juga dijelaskan bahwa
kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media pembelajaran
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Maka
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan tujuan
Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan
instruksional dimana akan lebih baik jika mengacu setidaknya dua dari
tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar
media pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari
tujuan. Media pembelajaran juga bukan hanya mampu mempengaruhi
aspek intelegensi siswa, namun juga aspek lain yaitu sikap dan
perbuatan.
Tepat Mendukung Materi yang Bersifat Fakta, Konsep, Prinsip,
dan Generalisasi. Tidak semua materi dapat disajikan secara gamblang
melalui media pembelajaran, terkadang harus disajikan dalam konsep
atau simbol atau sesuatu yang lebih umum baru kemudian disertakan
penjelasan. Ini memerlukan proses dan keterampilan khusus dari siswa
untuk memahami hingga menganalisis materi yang disajikan. Media
pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu diselaraskan menurut
kemampuan dan kebutuhan siswa dalam mendalami isi materi.
2. Praktik, Luwes, dan Bertahan
Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu
berbasis teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana
namun secara tepat guna akan lebih efektif dibandingkan media
pembelajaran yang mahal dan rumit. Simpel dan mudah dalam
8
penggunaan, harga terjangkau dan dapat bertahan lama serta dapat
digunakan secara terus menerus patut menjadi salah satu pertimbangan
utama dalam memilih media pembelajaran.
3. Mampu dan Terampil Menggunakan
Apapun media yang dipilih. guru harus mampu menggunakan
media tersebut. Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat ditentukan
oleh bagaimana keterampilan guru menggunakan media pembelajaran
tersebut. Keterampilan penggunaan media pembelajaran ini juga nantinya
dapat diturunkan kepada siswa sehingga siswa juga mampu terampil
menggunakan media pembelajaran yang dipilih.
4. Pengelompokan Sasaran
Siswa terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen.
Antara kelompok satu dengan yang lain tentu tidak akan sama. Untuk itu
pemilihan media pembelajaran tidak dapat disama ratakan, memang
untuk media pembelajaran tertentu yang bersifat universal masih dapat
digunakan, namun untuk yang lebih khusus masing-masing kelompok
belajar harus dipertimbangkan pemilihan media pembelajaran untuk
masing-masing kelompok.
Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar siswa
sebagai sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa digolongkan
menjadi 4 yaitu kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan
perorangan. Latar belakang secara umum tiap kelompok perli
diperhatikan seperti latar belakang ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain.
Kemampuan belajar masing-masing siswa dalam kelompok juga wajib
diperhatikan untuk memilih mana media pembelajaran yang tepat untuk
dipilih.
5. Mutu Teknis
Pemilihan media yang akan digunakan harum memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Guru tidak bisa asal begitu saja menentukan
media pembelajaran meskipun sudah memenuhi kriteria sebelumnya.
Tiap produk yang dijadikan media pembelajaran tentu memiliki standar
tertentu agar produk tersebut laik digunakan, jika produk tersebut belum
9
memiliki standar khusus guru harus mampu menentukan standar untuk
produk tersebut agar dapat digunakan untuk media pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran yang memperhatikan kriteria-kriteria tersebut akan
menghasilkan atau menemukan media pembelajaran yang berkualitas dan
sesuai atau tepat digunakan untuk masing-masing materi pembelajaran.
Media pembelajaran yang dipilih juga mampu dengan mudah membantu
guru menyampaikan materi kepada siswa, siswa juga dapat lebih mudah
menerima dan memahami materi pembelajaran dengan bantuan media
pembelajaran yang sudah dipilih berdasarkan kriteria diatas.
Beberapa nilai tambah lain juga bisa didapat jika tepat dalam
pemilihan media pembelajaran. Misalnya saja siswa mampu menambah
atau meningkatkan keterampilan tertentu seperti mendengarkan dan
konsentrasi. Dari segi keekonomisan pemilihan media pembelajaran yang
mampu digunakan berkali-kali juga sangat dapat menekan biaya atau
anggaran untuk pengadaan dan produksi media pembelajaran.
a. Perencanaan Evaluasi
10
yang tersedia; Rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk
mendesain tes.
Untuk merancang sebuah tes yang baik memerlukan persiapan
yang cermat dan kualitas tes biasanya lebih baik jika dirancang dengan
cara tidak tergesa-gesa; Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus
dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga
perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral
objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan
pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat
menggunakan waktu yang tepat.
Dalam melakukan perencanaan evaluasi, hal-hal yang patut
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Analisis Kebutuhan
Adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala prioritas
pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari
sistem pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk
menyelesaiakan masalah-masalah pembelajaran. langkah-langkah
yang dilakukan adalah mengindentifikasi dan mengklarifikasi
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisa data dan
kesimpulan.
11
3) Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi yang akan diuji sesuai
dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan
indikator yang terbagi dalam tiga domain:
a. Domain kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sisnteis dan evaluasi;
b. Domain afektif meliputi: penerimaan, respons, penilaian,
organisasi, kakaterisasi;
c. Domain psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan
pekerjaan, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi.
12
b. Sebagai pedoman dan pegangan untuk menyusun soal atau
isntrumen penilaian lain yang tepat, sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di tetapkan.
Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan domain hasil
belajar yang akan diukur dengan sistematika : (1) aspek recall,
yang berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang istilah-
istilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip; (2)
aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan kemampuan-
kemampuan antara lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu
informasi, menafsirkan fakta (grafik, diagram, tabel, dan lain-lain),
mentransfer pernyataan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain
(pernyataan verbal ke non-verbal atau dari verbal ke dalam bentuk
rumus), memprakirakan akibat atau konsekuensi logis dari suatu
situasi; (3) aspek aplikasi yang meliputi kemampuan-kemampuan
antara lain: menerapkan hukum/prinsip/teori dalam suasana
sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat (grafik, diagram
dan lain-lain), mendemonstrasikan penggunaan suatu metode,
prosedur dan lain-lain.
13
Bertujuan untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah,
diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal mana yang baik
untuk diperguankan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang
sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi yang didasarkan
atas: (1) analisis empiris, yang dimaksudkan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empiris
pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat memengaruhi
validitas soal meliputi: aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat
kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh
kultur, dan sebagainya; (2) analisis rasional, yang dimaksudkan
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Kedua
analisis tersebut dilakukan pula terhadap instrumen evaluasi dalam
bentuk nontes.
b. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Artinya tujuan evaluasi,
model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen evaluasi, sumber data,
semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan evaluasi yang
pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan. Jenis
evaluasi yang digunakan akan memengaruhi seorang evaluator dalam
14
menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data
dan sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan :
Non-tes yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap
dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar, minat belajar,
motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen yang digunakan
(1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4) skala
sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal
records; (9) sosiometri; (10) home visit
Untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi menggunakan
bentuk tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan bentuk penilaian
kinerja (performance), memberikan tugas atau proyek dan menganalisis
hasil kerja dalam bentuk portofolio.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik
yang meliputi (1) data pribadi (personal) yang meliputi nama, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, golongan darah, alamat dan lain-lain; (2) data
tentang kesehatan yang meliputi pengelihatan, pendengaran, penyakit yang
sering diderita dan kondisi fisik; (3) data tentang prestasi belajar
(achievement) di sekolah; (4) data tentang sikap (attitude) meliputi sikap
terhadap teman sebaya, sikap terhadap kegiatan pembelajaran, sikap
terhadap pendidik dan lembaga pendidikan dan sikap terhadap lingkungan
sosial; (5) data tentang bakat (aptitude) yang meliputi data tentang bakat di
bidang olahraga, keterampilan mekanis, keterampilan manajemen,
kesenian dan keguruan; (6) persoalan penyesuaian (adjustment) meliputi
kegiatan dalam organisasi di sekolah, forum ilmiah, olahraga dan
kepanduan; (7) data tentang minat (interest); (8) data tentang rencana masa
depan yang dibantu oleh pendidik, orang tua sesuai dengan kesanggupan
peserta didik; (9) data tentang latar belakang yang meliputi latar belakang
keluarga, pekerjaan orang tua, penghasilan tiap bulan, kondisi lingkungan,
serta hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
15
Sedangkan kecenderungan evaluasi yang tidak memuaskan dapat ditinjau
dari beberapa segi :
1) Proses dan hasil evaluasi kurang memberi keuntungan bagi peserta
didik, baik secara langsung maupun tidak langsung;
2) Penggunaan teknik dan prosedur evaluasi kurang tepat berdasarkan apa
yang sudah dipelajari peserta didik;
3) Prinsip-prinsip umum evaluasi kurang dipertimbangkan dan pemberian
skor cenderung tidak adil;
4) Cakupan evaluasi kurang memperhatikan aspek-aspek penting dari
pembelajaran.
d. Pengolahan Data
Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah
dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna.
Data hasil evaluasi yang berbentuk kualitatif diolah dan dianalisis secara
kualitatif, sedangkan data hasil evaluasi yang berbentuk kuantitatif diolah
dan dianalisis dengan bantuan statistika deskriptif maupun statistika
inferensial. Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil penelitian :
16
Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai
oleh perserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan
tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
konversi
Mengubah skor mentah menjadi skor standar dengan norma tertentu
Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka
Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengatahui derajad
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran sola (difficulty index)
dan daya pembeda
Mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan hasil
pengolahan itu. Memberikan interpretasi maksudnya adalah memberikan
pernyataan (statement) mengenai hasil pengolahan data. Interpretasi
terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang
ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan sistematis sebelum kegiatan
evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil
yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya jika penafsiran
data tidak berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka ini termasuk
kesalahan besar dan ada dua jenis penafsiran data :
d. Penafsiran kelompok
Penafsiran kelompok yaitu penafsiran yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi yang
meliputi prestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap
pendidik dan materi yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok.
Tujuannya adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran
kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok dan
untuk menggandakan perbandingan antarkelompok.
f. Penafsiran individual
Penafsiran individual adalah yaitu penafsiran yang hanya
dilakukan secara perseorangan diantaranya bimbingan dan penyluhan atau
17
situasi klinis lainnya. Tujuannya adalah untuk melihat tingkat kesiapan
peserta didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dengan penafsiran ini dapat
diputuskan bahwa peserta didik mencapai taraf kesiapan yang memadai
atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau tidak, ada kesulitan atau tidak.
g. Pelaporan Hasil Evaluasi
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana
komunikasi antara sekolah, peserta didik dan orang tua dalam upaya
mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis, oleh
karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (1) konsisten dengan
pelaksanaan nilai di sekolah; (2) memuat perincian hasil belajar peserta
didik beradasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan
penilaian yang bermanfaat bagi perkembangan peserta didik; (3) menjamin
orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar; (4)
mengandung berbagai cara dan strategi berkomunikasi; (5) memberikan
informasi yang benar, jelas, komprehensif dan akurat. Laporan kemajuan
dapat dikategorikan menjadi dua jenis (1) laporan prestasi mata pelajaran,
yang berisi informasi tentang pencapaian komptensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Prestasi peserta didik dilaporkan dalam
bentuk angka yang menunjukkan penguasaan komptensi dan tingkat
penguasaannya; (2) laporan pencapaian, yang menggambarkan kualitas
pribadi peserta didik sebagai internalisasi dan kristalisasi setelah peserta
didik belajar melalui berbagai kegiatan, baik intra, ekstra dan ko kurikuler.
h. Penggunaan Hasil Evaluasi
Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan
yang dimaksudkan untuk memberikan feedbackkepada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Remmer (1967) mengatakan “kita bahas di sini penggunaan hasil untuk
membantu siswa memahami diri mereka lebih baik, menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan murid kepada orang tua dan membantu
guru dalam perencanaan instruksi”, selanjutnya Julian C. Stanley dalam
Dimyati dan Mudjiono (1994) mengemukakan ”hanya apa yang harus
18
dilakukan, tentu saja, tergantung pada tujuan program”. Secara umum
terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan sebagai berikut
Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke
berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik
Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta
didik yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk
menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan
tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau
menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja
Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah
atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi
dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian komptensi dasar,
perilaku dan kinerja peserta didik.
Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik
yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang
yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari
faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau
pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan
pelayanan tindak lanjut untuk mengoptimalkan laju perkembangan
mereka.
Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk
mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya
dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling
menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan
dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran sebagai proses, merupakan pengembangan
sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori
pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran.
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba
dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
pengembangan desain pembelajaran antara lain :
1) Penetuan KI dan KD.
2) Mementukan materi pelajaran.
3) Memilih strategi pembelajaran.
4) Memilih media pembelajaran.
5) Pengembangan prosedur dan instrument evaluasi.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah yang berjudul
“Deskripsi Langkah-Langkah Pokok Pengembangan Desain Pembelajaran”
ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari
masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
21