Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. PENGKAJIAN

a. Pegumpulan Data

1) Identitas Klien

Nama : An. A

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 18 Maret 2014

Umur : 5 Tahun 10 Hari

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Pelajar

Suku bangsa : Indonesia

Alamat : Jalan Raya Cibolang RT.20 RW.06,

Cibatu, Cisaat

Diagnosa medis : Febris

No. RM : 337695

Tanggal masuk : 27 Maret 2019

Tanggal pengkajian : 28 Maret 2019

2) Identitas Orang Tua / Penanggung Jawab

Nama : Tn. J

Umur : 35 Tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta


Pendidikan : S1

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Cibolang RT.20 RW.06,

Cibatu, Cisaat
b. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan demam

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat penyakit sekarang

Alasan masuk di bawa kerumah sakit ibu klien mengatakan anak

nya sudah demam di sertai batuk dan pilek kurang lebih 7 hari, klien

nampak lemas, frekuensi makan dan minum menurun, terkadang diseratai

buang air besar yang cair, kemudian pada tanggal 27 Maret klien dibawa

ke Rumah Sakit Islam AS SYIFA untuk menjalani perawatan, kemudian

di temukan masalah demam dengan panas tinggi disertai batuk dan pilek

pada klien. Pada saat di kaji tanggal 28 Maret 2019, data yang diperoleh

pada saat di kaji klien nampak lemas, suhu tubuh klien meningkat 38,5°C

disertai batuk dan pilek.

2) Riwayat penyakit dahulu

Ibu klien mengatakan belum pernah mempunyai riwayat penyakit

sebelumnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama seperti klien serta tidak ada anggota keluarga yang

menderita penyakit keturunan seperti asma dan diabetes mellitus.

d. Genogram

Gambar 3.1

Genogram

Keterangan :

: laki- laki

: perempuan

: klien

: garis keturunan

-------- : tinggal serumah


a. Riwayat kehamilan dan persalinan

1) Antenatal

Pada saat kehamilan ibu klien mengatakan selalu memeriksakan

diri dengan bidan, trisemester ketiga dua kali melakukan pemeriksaan

dengan bidan.

2) Intranatal

Ibu klien mengatakan bayi terlahir dengan spontan dan pada saat

persalinan di bantu oleh bidan pada umur kehamilan 9 bulan.

3) Postnatal

Pada saat lahir keadaan tubuh klien normal, tidak ada kelainan,

berat badan lahir 3,6 kg panjang badan saat lahir 52 cm.

b. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

1) Pertumbuhan :

Berat badan sekarang 17 kg, tinggi badan 113 cm, lingkar kepala

52 cm, lingkar lengan atas 15 cm, pertumbuhan gigi klien baik, dan klien

sudah bisa beraktifitas di luar rumah, bermain dengan kawan sebayanya.

2) Perkembangan :

a. Personal sosial

Pasien sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan,menyebut

nama teman dan memakai baju


b. Motorik halus

Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis

vertikal

c. Bahasa

Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat

gambar serta menunjuknya

d. Motorik kasar

Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan

melempar bola keatas

Kesmipulan: Tidak ada kelainan perkembangan.

c. Riwayat imunisasi

Tabel 3.1

Riwayat imunisasi

No Jenis Usia diberikan Tempat Reaksi


imunisasi
1 Hepatitis 1 Saat lahir Puskesmas Demam
2 Hepatitis 2 2 bulan Puskesmas Demam
3 BCG <2 bulan Puskesmas Demam
4 DPT 1 <2 bulan Puskesmas Demam
5 DPT 2 3 bulan Puskesmas Demam
6 DPT 3 4 bulan Puskesmas Demam
7 Polio 1,2,3 2-4 bulan Puskesmas Demam
d. Pola kebiasaan sehari-hari

Tabel 3.2

Pola kebiasaan sehari-hari

No Kebiasaan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola nutrisi
- Frekuensi Sering Jarang
- Jenis Nasi Bubur
- Porsi 1 Piring ½ Piring
- Keluhan Tidak ada Demam
2. Pola eliminasi
Eliminasi urin
- Frekuensi Tidak dikaji Tidak dikaji
- Jumlah Tidak dikaji Tidak dikaji
- Bau Khas urine Khas urine
- Warna Bening Bening
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
Eliminasi alvi
- Frekuensi Tidak terkaji Tidak terkaji
- Konsistensi Padat Padat
- Bau Khas tinja Khas tinja
- Warna Kuning Kuning
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola istirahat tidur
- Jumlah jam tidur siang 4-6 jam 2-4 jam
- Jumlah jam tidur 7-9 jam 7-8 jam
malam
- Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Pola aktivitas
- Jenis bermain Bermain di luar Istirahat total di
rumah dan di kamar
dalam rumah
- Respon Aktif Lemas
Personal hygiene
- Berpakaian 2x/hari 1x/hari
- Mandi 2x/hari 1x/hari
e. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum

Klien nampak berbaring lemas dengan posisi kepala lebih tinggi

dari badan, ekstremitas atas terpasang infus di tangan kanan

dengan jenis cairan RL 20 tetes / menit.

Kesadaran : Composmentis

TTV : RR : 25x/menit (nilai normal 20 s/d 25)

N : 100 x/menit S : 38,5°C

2) Antropometri

Lingkar kepala : 52 cm

Lingkar lengan atas : 15 cm

Berat badan : 17 Kg

Tinggi badan : 113 cm

BB (Kg)
IMT = TB (m)x TB (m)

17
=
1,13 𝑥 1,13
17
= 1.28

= 13,28
Jadi hasil dari penghitungan IMT (Indek Masa Tubuh) klien

termasuk dalam kategori normal


3) Pemeriksaan head to toe

a. Kepala

Bentuk kepala normal, kulit kepala tampak bersih, rambut

berwarna hitam, distribusi merata, tidak terdapat lesi, tidak

terdapat benjolan dan nyeri tekan.

b. Mata

Bentuk simetris, antara kiri dan kanan, sclera berwarna putih,

pupil isokor dan berkontraksi ketika diberi cahaya ukuran pupil

mengecil ketika diberi kontraksi cahaya, konjungtiva anemis,

bentuk palpebral normal, tidak ada tanda peradangan.

c. Hidung

Bentuk hidung simetris antara kanan dan kiri, keadaan bersih,

tidak terdapat secret dan pendarahan pada cuping hidung, fungsi

penciuman baik dengan bisa mencium bau kayu putih dan tidak

ada nyeri tekan pada hidung.

d. Mulut

Bentuk mulut simetris antara atas dan bawah, keadaan bibir

kering berwarna merah muda tidak terdapat pendarahan di sekitar

gusi dan tidak dapat pemebesaran tonsil dan tidak ada nyeri

tekan.
e. Telinga

Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, keadaan telinga

bersih, fungsi pendengaran baik, ditandai dengan anak bisa

merespon ketika dipanggil.

f. Leher

Bentuk leher simetris, keadaan kulit bersih dan tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening, tidak ditemukan tanda deviasi

trakea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

g. Dada/thorax

1. Inspeksi : simetris, ekspansi dada simetris

2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan

3. Perkusi : terdengar resonan disemua lapang paru

4. Aukultasi : bunyi jantung S1 S2 reguler

h. Abdomen

Keadaan kulit bersih, turgor kulit kembali <3 detik,

ditemukan distensi abdomen dan nyeri tekan, bising usus

8x/mnit.

i. Genetalia

Bentuk vagina normal tidak ditemukan kelainan, tidak

tampak lesi, atau tanda peradangan tampak labia mayora dan

minora, meatus uretra dan lubang anus


j. Ektrimitas

1. Atas

Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada

edema, ROM aktif, tangan kanan terpasang infus RL 15

tpm.

2. Bawah

Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk, pergerakan

bebas, ROM aktif.

4) Data psikososial anak

a) Ibu klien mengatakan anaknya tinggal serumah dengan

orang tua serta kakaknya.

b) Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya berada di

perkampungan

c) Ibu klien mengatakan hubungan antar anggota keluarga

terjalin harmonis

d) Ibu klien mengatakan pengasuh anaknya yaitu orang

tuanya dan kakaknya.


5) Pemeriksaan penunjang

Tabel 3.3

Pemeriksaan penunjang

No Tanggal Pemeriksaan Hasil Hasil Interpretasi


penunjang Rujukan
1. 27-02- Hemoglobin 10,8 g/Dl 10.1-12.9 Normal
2018
2. Leukosit 8.900 4.000- Normal
/uL 10.000
3. Hematokrit 34 % 31-43 Normal
4. Trombosit 189.000 150.000- Normal
/uL 450.000

6) Pengobatan atau therapi

Tabel 3.4

Pengobatan

No Tanggal Nama Obat Dosis Rute


1 27-03-2019 RL 20 tetes/menit Intra Vena
Pct drop 3x1 Per Oral
2 28-03-2019 Pct 3 x 1 cc Per Oral
RL 20 tetes/menit Intra Vena
3 29-03-2019 Pct 3 x 1 cc Per Oral
Tabel 3.5
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Orang tua klien Proses infeksi Hypertermi
mengatakan klien selama 3 hari
mengalami panas tinggi
DO :
- Bibir kering
- Suhu badan 38,5 derajat
- Mengigil
- Kulit kering
2 DS : Orang tua klien Intake yang Resiko kekurangan
mengatakan klien selama 3 hari kurang dan volume cairan
mengalami panas tinggi deperosis
DO :
- Suhu badan : 38,5 derajat
- Mengigil
- Banyak berkeringat
3 DS : Orang tua klien Hipertermi Cemas
mengatakan klien sering rewel.
DO :
- Klien sering menangis
- Sulit tidur

Tabel 3.6
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO MASALAH / DIAGNOSA TGL TGL TERATASI


DITEMUKAN
1. Hipertermi berhubungan 27 Maret 2019 30 Maret 2019
dengan proses infeksi
2. Resiko kekurangan volume 27 Maret 2019 30 Maret 2019
cairan berhungan dengan
intake yang kurang dan
deperosis
3. Cemas berhubungan dengan 27 Maret 2019 30 Maret 2019
hipertermi
Tabel 3.7
RENCANA KEPERAWATAN

TGL NDX. DAN DATA TUJUAN DAN RENCANA


PENUNJANG KRITERIA HASIL TINDAKAN
28/03/2019 1 Setelah dilakukan - Pantau suhu klien
DS : Orang tua klien tindakan keperawatan (derajat dan pola)
mengatakan klien selama 3 x 24 jam perhatikan
selama 3 hari klien menujukan menggigil/diafor
mengalami panas temperatur dalan - Pantau suhu
tinggi batas normal dengan lingkungan
DO : kriteria: - Berikan kompres
- Bibir kering - Bebas dari hangat hindri
- Suhu badan 38,5 kedinginan penggunaan akohol
derajat - Suhu tubuh stabil - Berikan miman sesuai
- Mengigil 36-37 C kebutuhan
- Kulit kering - Kolaborasi untuk
pemberian antipiretik dan
antibiotik

29/03/2019 2 Setelah dilakukan - Ukur/catat haluaran


DS : Orang tua klien tindakan perawatan urine dan berat jenis.
mengatakan klien selama 3 x 24 jam Catat ketidak seimbangan
selama 3 hari volume cairn adekuat masukan dan haluran
mengalami panas dengan kriteria: kumulatif
tinggi - tanda vital dalam - Pantau tekanan darah
DO : batas normal dan denyut jantung ukur
- Suhu badan : 38,5
- nadi perifer teraba CVP
derajat kuat - Palpasi denyut perifer
- Mengigil - haluran urine
- Banyak adekuat - Kaji membran mukosa
berkeringat - tidak ada tanda- kering, tugor kulit yang
tanda dehidrasi kurang baik dan rasa
haus
- Kolaborasi untuk
pemberian cairan IV
sesuai indikasi
- Pantau nilai
laboratorium, Ht/jumlah
sel darah merah,
BUN,cre, Elek,LED,
GDS
30/03/2019 3 Setelah dilakukan - Kaji dan identifikasi
DS : Orang tua klien tindakan perawatan serta luruskan informasi
mengatakan klien selama 2 x 24 jam yang dimiliki klien
sering rewel. cemas hilang dengan mengenai hipertermi
DO : kriteria: - Berikan informasi
- Klien sering - klien dapat yang akurat tentang
menangis mengidentifikasi hal- penyebab hipertermi
- Sulit tidur hal yang dapat - Validasi perasaan
meningkatkan dan klien dan yakinkan klien
menurunkan suhu bahwa kecemasam
tubuh merupakan respon yang
- klien mau normal
berpartisipasi dalam - Diskusikan rencana
setiap tidakan yang tindakan yang dilakukan
dilakukan berhubungan dengan
- klien hipertermi dan keadaan
mengungkapkan penyakit
penurunan cemas
yang berhubungan
dengan hipertermi,
proses penyakit
Tabel 3.8
TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL KODE JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN PARAF


NDX (WIB) HASIL
28/03 1 15.00- Memantau suhu klien (derajat dan pola)
perhatikan menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam
pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan


2 15.00 berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan
dan haluran kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut
jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering,
tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV
sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah
sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

3 15.00- Mengkaji dan mengidentifikasi serta ALIF


meluruskan informasi yang dimiliki orang
tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat
tentang penyebab hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan
meyakinkan klien bahwa kecemasam
merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan hipertermi
dan keadaan penyakit
29/03 1 20.00- Memantau suhu klien (derajat dan pola)
perhatikan menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam
pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan


2 20.00 berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan
dan haluran kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut
jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering,
tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV
sesuai indikasi
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah
sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

3 20.00- Mengkaji dan mengidentifikasi serta ALIF


meluruskan informasi yang dimiliki orang
tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat
tentang penyebab hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan
meyakinkan klien bahwa kecemasam
merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan hipertermi
dan keadaan penyakit

30/03 1 07.00- Memantau suhu klien (derajat dan pola)


perhatikan menggigil/diaforsis
- Memantau suhu lingkungan
- Memberikan kompres hangat hindri
- Memberikan minum sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga medis dalam
pemberian antipiretik dan antibiotik
2 07.00- Mengukur/mencatat keluaran urine dan
berat jenis.
- Mencatat ketidak seimbangan masukan
dan haluran kumulatif
- Memantau tekanan darah dan denyut
jantung ukur CVP
- Meraba denyut perifer
- Mengkaaji membran mukosa kering,
tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus
- Kolaborasi untuk pemberian cairan IV
3 07.00 sesuai indikasi ALIF
- Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah
sel darah merah, BUN,cre, Elek,LED, GDS

- Mengkaji dan mengidentifikasi serta


meluruskan informasi yang dimiliki orang
tua klien mengenai hipertermi
- Memberikan informasi yang akurat
tentang penyebab hipertermi
- Memvalidasi perasaan klien dan
meyakinkan klien bahwa kecemasam
merupakan respon yang normal
- Mendiskusikan rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan hipertermi
dan keadaan penyakit
Tabel 3.9
CATATAN PERKEMBANGAN

TGL KODE JAM EVALUASI SOAP


NDX (WIB)
28/03 1 20.00S : S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah
berkurang
O : - bibir agak kering
- T : 38
- Sedikit menggil
- Kulit tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

S : S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah


2 berkurang
O : - Suhu badan 38
- - Masih berkeringat
- - Menggil berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

3 S : S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah berkurang


O : - klien menangis tetapi sudah jarang
- klien masih sering terbangun pada waktu tidur
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

29/03 1 07.00S : S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
O : - bibir kering (–)
- Suhu 37
- Tidak mengigil
- Kulit normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

S :orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi
2
O : - Suhu 37
- Tidak mengigil
- Tidak berkeringat
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
3 S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel
O : - klien tidak pernah menangis
- Tidurnya nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
B. PEMBAHASAN

Selama melakukan asuhan keperawatan pada An.A dengan Febris di

Ruang Arafah II RSI AS SYIFA dari tanggal 28 Maret 2019 sampai dengan 30

Maret 2019. Penulis menerapkan proses keperawatan dimulai dari tahap

pengkajian, perencanaan, implementasi, catatan perkembangan dan evaluasi.

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan penulis berusaha sebaik mungkin

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas terhadap klien, penulis

mendapatkan dukungan dari perawat ruangan dan bimbingan akademik, penulis

juga menemukan beberapa kesenjangan dan hambatan dalam pemberian asuhan

keperawatan.

Adapun dalam pelaksanaan keperawatan tersebut, penulis membahas

kesenjangan dan membandingkan Antara di teori dengan kenyataan yang penulis

temukan selama praktik di RSI AS SYIFA.

1. Pengkajian

Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan tahap

awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis

dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan pasien.

Pada hasil pengkajian pada An.A masalah kesehatan yang muncul adalah

anak mengalami kenaikan suhu tubuh yang tinggi disertai batuk, pilek, serta

buang air yang cair, dari hasil analisa antara teori dan kasus terdapat

kesenjangan ataupun masalah yang tidak muncul. Pada hasil pengkajian

penulis demam yang tinggi antara 39°𝐶 − 40°𝐶 kadang disertai kejang dan

terjadi penurunan produksi urine karena demam tinggi. Hal ini terjadi karena
klien sudah mendapatkan perawatan sehingga saat penulis melakukan

pengkajian muncul masalah demam tetapi dengan suhu 38°C. Adapun analisa

penulis dengan melakukan pengkajian kebutuhan An.A selama 24 jam dalam

hal ini penulis bekerja sama dengan perawat ruangan dan keluarga klien untuk

memantau keadaan klien, lalu kesulitan lain adalah dalam hal berkomunikasi

dengan klien, karena klien masih terbaring lemas dan hanya bisa menjawab

seadanya, ditambah pula faktor umur yang masih berusia 5 tahun, faktor ini

menghambat proses pengkajian secara menyeluruh dalam mengatasi hal ini

penulis melakukan pendekatan secara berkelanjutan terhadap keluarga klien.

2. Diagnosa keperawatan

Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan

toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan

pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya

untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain:

ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,

observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta

penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan

pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan

dan gejala lain yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu

keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 1

minggu dan suhu badan diatas 38,5 derajat celcius dan tetap belum didapat

penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan

menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. Adapun

diagnosa yang muncul dari hasil pengkajian An.A adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermi

b. Risiko perubahan nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi merupakan tahap selanjutnya dari diagnosa keperawatan,

setelah merumuskan diagnosa keperawatan dan di klasifikasikan, maka

muncul maslaah prioritas yaitu masalah yang mengancam jiwa dan masalah

itu harus segera di intervensikan oleh perawat lalu masalah aktual dan

potensial. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis melakukan

perencanaan tindakan keperawatan yang didasari dari hasil diagnosa

keperawatan dan landasan teori serta masing-masing diagnosa keperawatan

tersendiri. Perencanaaan keperawatan penulis dalam mengatasi masalah klien

yaitu mengkaji kenaikan suhu tubuh klien, kolaborasi pemberian terapi obat

dan kompres hangat, melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan

pencegahan penyakit. Untuk mengatasi Peningkatan suhu tubuh penulis

melakukan perencanaan yaitu : Kaji suhu tubuh dan nadi setiap 4 jam sekali,

pantau warna kulit dan suhu, berikan dorongan untuk minum sesuai pesanan,

lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan, misalnya kompres hangat,

kolaborasi pemberian antipiretik. Adapun intervensi yang dilakukan penulis

menyesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang muncul dan keadaan klien

dilapangan yaitu masalah peningkatan suhu tubuh, resiko perubahan nutrisi,

dan kurangnya pengetahuan.


4. Implementasi

Implementasi adalah bagian dari proses keperawatan yang tidak dapat

dipisahkan. Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan

oleh perawat untuk mengatasi masalah kesehatan klien dan mencapai tujuan

yang spesifik yang telah direncanakan dalam intervensi keperawatan. Dalam

setiap diagnosa keperawatan memiliki rencana tindakan keperawatan sesuai

dengan rencana keperawatan yang telah tercantum dalam perencanaan.

Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan penulis dalam mengatasi

masalah bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu : mengkaji kenaikan suhu

tubuh klien, mengatur posisi nyaman, berkolaborasi pemberian terapi obat,

melakukan kompres hangat, melakukan pendidikan kesehatan tentang

penyakit dan pencegahan penyakit. Dalam mengatasi kurang pengetahuan

penulis melakukan tindakan menjelaskan tanda dan gejala penyakit,

menjelaskan tentang pentingnya istirahat yang adekuat, menjelaskan tentang

pengobatan dan perawatan di rumah. Dalam melakukan tindakan keperawatan

penulis tidak mengalami kesulitan karena sudah terbangun saling percaya

antara penulis dan keluarga klien. Adapun hambatan penulis dalam

melaksanakan implementasi secara menyeluruh, mengatasi hal tersebut

penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk melaksanakan

implementasi keperawatan sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah

direncanakan.

5. Evaluasi keperawatan

Menurut ( Riyadi & Sukarmin, 2009 ) evaluasi keperawatan merupakan

tahap akhir dari proses keperawatan yang dilaksanakan untuk mengajukan


apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai atau belum dengan kriteria hasil

dari standar masing-masing masalah keperawatan yang penulis rumuskan dan

rencanakan yang ditetapkan dapat di proleh hasil sebagai berikut : masalah

belum tertasi, masalah teratasi, dan masalah teratasi sebagian. Penulis

meninjau kembali hasil asuhan keperawatan, keberhasilan dalam memberikan

asuhan keperawatan dapat dibuktikan dengan tercapainya tujuan dalam

perencanaan asuhan keperawatan dan disetai dengan tercapainya kriteria hasil

yang di inginkan dalam waktu yang telah di tetapkan.

Anda mungkin juga menyukai