Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROPESIONAL ( PKP )


JUDUL LAPORAN
UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN WAWASAN ANAK KELAS 1V MIS
KHAIRUL HIKMAH. TENTANG TATA SURYA DALAM PEMBELAJARAN IPA
MELALUI MEDIA GAMBAR DENGAN METODE YANG BERPEREASI
KEC, MEMPAWAH HILIR, KAB, MEMPAWAH
TAHUN AJARAN 2020/2021

DI SUSUN OLEH
SAYADI
837037951
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA
MIS, KHAIRUL HIKMAH DESA PASIR KEC, MEMPAWAH HILIR
KAB, MEMPAWAH, PROPINSI KALIMANTAN BARAT
KATA PENGANTAR

• Puji syukur marilah kita haturkan kehadirat ALLAH TUHAN YANG


MAHA ESA, yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita tetap dapat menikmati indahnya
alam ciptaanya.
• Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karna telah
menyelesaikan laporan PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP ), yang kami beri judul seperti yang telah kami tulis di atas dan, “demi
meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dalam pembelajaran ipa
khususnya”
• dalam laporan ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang perkembangan
pendidikan ilmu pengetahuan alam ( IPA ) di tingkat sekolah sekolah
terutamanya di tingkat pendidikan anak sd / mi, yang kami mulai dari
sumber ilmu pengetahuan alam, dan peristiwa peristiwa penting, yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini.
• Terutamanya kepeda dewan guru pembimbing dan Pembina, dan penulis
memahami jika laporan ini tentu jauh dari kata kesempurnaan, meskipun
banyak kendala dan cobaan di masa-masa vandemi covid 19 ini, yang
sedang kita hadapi di Negara kita tercinta ini, kami tetap berusaha dengan
semaksimal mungkin, demi terciptanya laporan ini, maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan demi memperbaiki karya karya kami di waktu waktu
mendatang.
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN WAWASAN ANAK


KELAS 1V MIS KHAIRUL HIKMAH TENTANG TATA SURYA
DALAM PEMBELAJARAN IPA MALALUI MEDIA GAMBAR, DENGAN
METODE YANG BERVARIASI

MINGGU, 29 MEI 2021

SUPERVISOR MAHASISWA

EKAYANTI S.Pd., MPd SAYADI


NIP. 19770827 19980720 01 NIM. 837037951
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ-UT) PONTIANAK
Jl.karya bakti, Pontianak 78121
Telepon: 0561-736107, 730291, 760791, facsimile: 0561-736107
E-mail: ut-pontianak @ut,ac.id

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan pemantapan kemampuan professional


(PKP) Yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar serjana pendidikan dari program
Study Pendidikan universitas terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP. Yang saya kutip dari hasil karya
orang lain di tuliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.

Apabila di kemudian hari di temukan seluruh atau sebagian laporan pkp, ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiat, dalam bagian bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi sanksi lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Minggu, 29 MEI 2021

SAYADI
NIM: 837037951
DAFTAR ISI

1. HALAMAN JUDUL

2. KATA PENGANTAR
-LEMBAR PENGESAHAN
-LEMBAR PERNYATAAN PLAGIAT

3. DAFTAR ISI

3. ABSTRAK

4. BAB 1 ( PENDAHULUAN )
a. Latar belakang masalah
b. Perumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Kegunaan penelitian
e. Metodelogi penelitian

5. BAB 11 ( KAJIAN PUSTAKA )


a. Hakikat pembelajaran
b. Tujuan pembelajaran
c. Strategi pembelajaran

6. BAB 111 ( PELAKSANAAN PERBAIKAN )


a. Sabjek penelitian
b. Deskripsi persiklus
-Perencanaan
-Pelaksanaan
-Pengamatan
-refleksi

7. BAB 1V ( HASIL DAAN PEMBAHASAN)


a. Pelaksanaan siklus
b. Pembahasan dari setiap siklus

8. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
b. saran

9. Daftar pustaka

10. lampiran
ABSTRAK

Hasil pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH masih kurang
memuaskan. Salah satu penyebab kurang menariknya pelajaran tersebut, karena belum
dikembangkan metode-metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa secara
optimal

Peranan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru
harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan
dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan memilih metode mengajar

Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen, yakni kegiatan awal atau
pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan kegiatan akhir atau penutup. Uraian selengkapnya
langkah-langkah dari ketiga komponen tersebut adalah:

1) Kegiatan Awal
Kegiatan yang dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar adalah:
(a) mengondisikan belajar siswa; dan
(b) perkenalan dengan siswa dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada siswa agar dalam
pelaksanaan kegiatan berlangsung lebih akrab.
(c) Apersepsi yakni kegiatan penghubung antara pelajaran yang telah disampaikan dengan
pelajaran yang akan disampaikan

2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru akan menerapkan metode-metode pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan.

3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Oleh
Guru di dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hasil pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH masih kurang
memuaskan. Salah satu penyebab kurang menariknya pelajaran tersebut, karena belum
dikembangkan metode-metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa secara
optimal.
Peranan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus
memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat
dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan
kompetens profesinya ialah kemampuan memilih metode mengajar.

Dalam memilih metode mengajar seorang guru harus dapat menyesuaikan antara metode yang
dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus
menguasai beberapa jenis metode megajar agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan
yang ingin dicapai dapat terwujud.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan meningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam
megikuti pelajaran, ada beberapa metode mengajar yang tepat digunakan. Surakhmad (1984:15)
mengatakan, “Ada beberapa jenis metode mengajar yang tepat digunakan oleh guru dalam
menyapaikan materi. Metode ini adalah metode ceramah, metode latihan, Metode kerja kelompok,
metode diskusi, metode demontrasi, metode pembagian tugas, metode karya wisata”. Tiap-tiap
metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi, guru harus pandai memilih metode
mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
Metode kerja kelompok adalah format pembelajaran yang menitikberatkan kepada interaksi antara
anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-
tugas belajar secara bersama-sama. Metode ini dapat digunakan jika guru mempunyai keyakinan
bahwa untuk memahami topik yang dibicarakan perlu dilakukan pembelajaran dengan metode
kerja kelompok.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), menjadikan variasi metode yang diharapkan
banyak juga dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, Departemen Pendidikan Nasional, telah
mencoba mengembangkan metode tersebut dalam strategi pembelajaran PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Efektif dan Menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mengenai PERANAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS 1V MIS KHAIRUL HIKMAH.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian: “KONTRIBUSI PENERAPAN METODE KERJA
KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
PENGUASAAN MATERI PELAJARAN IPA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV
mis khairul hikmah, Kec. Mempawah hilir Kab. mempawah)” dan latar belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana kontribusi penerapan metode kerja kelompok dalam pembelajaran IPA terhadap
peningkatan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran IPApada siswa kelas IV MIS
KHAIRUL HIKMAH, kec, mempawah hilir, kab,mempawah

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti lebih tidak terlalu luas, maka perlu ditetapkan adanya
pembatasan masalah.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya meneliti kontribusi penggunaan kerja kelompok dalam pembelajaran
IPA terhadap peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPA
2. Penelitian ini hanya dilakukan di Siswa Kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH, KEC,
mempawah
hilir, kab mempawah.

D. Tujuan Penelitian
Supaya penelitian terarah dan sesuai dengan harapan perlu ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kontribusi penggunaan kerja kelompok dalam
pelajaran
IPA di MIS KHAIRUL HIKMAH, KEC, mempawah hilir, kab, mempawah. terhadap
peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
2. Untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis yang berkaitan dengan
pengembangan
model-model pembelajaran IPA di MIS, KHAIRUL HIKMAH, KEC, mempawah hilir,
kab, mempawah.

E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut:
1. Penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas peneliti sebagai tenaga pendidik.
2. Penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, dan Dinas
Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
3. Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi rekan guru di
lapangan.

F. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah IPA analisis. Hal ini disebabkan penelitian ini
mencoba memberikan gambaran keadaan yang sesungguhnya dan memberikan analisis
didasarkan data yang diperoleh melalui obeservasi, catatan data lapangan, hasil tes dan catatan
hasil refleksi/diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti.
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan penelitian ini mengembangkan model yang
dikembangakan oleh Lewis (Wiriaatmajda, 2005:100) meliputi:
1. mengidentifikasi gagasan/permasalahan umum
2. melalukan pengecekan dilapangan
3. membuat perencanaan umum
4. mengembangkan langkah tindakan
5. mengevaluasi, dan
6. merevisi perencanaan

G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan hasil penelitian, sistematika penulisan digunakan adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian
Bab 11 kajian pustaka yang terdiri dari landasan prencanaan, tiori atau konsep, dan maslah yang
Di rumuskan
Bab 111 pelaksanaan perbaikan yang terdiri dari sabjek penelitian, dan deskripsi persiklus yang
Di bagi: perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Bab 1V yang terdiri dari ; pelaksanaan siklus, dan pembahasan dari setiap siklus
Bab V kesimpilan dan saran , daftar pustaka dan lampiran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. landasan tioritis hakikat pembelajaran


1. Pengertian Pembelajaran
Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan
pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran
merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum
dalam kenyataan implementasinya.
Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut:
“Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana
membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang
tersebut.
Selanjuntnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa:
“Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur
untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa
pembelajaran itu adalah: (1) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan
belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan
stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii)
memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan
transfer.”
Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa
kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang “penyampai bahan”, atau “penyaji materi”,
melainkan sekedar media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran.
Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan aktivitas siswa selaku
pebelajar. Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut:
“Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan
demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri
dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas,
evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang
sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam
rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar.
Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka menghasilkan terjadinya
peristiwa belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Tujuan Pembelajaran/Pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan yang selalu harus sadar tujuan. Oleh karena itu perumusan tujuan
pendidikan bukan saja penting, tetapi merupakan suatu keharusan. Tujuan pendidikan ada
beberapa tingkat, yaitu: (a) tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan institusional, (c) tujuan
pendidikan kurikuler, dan (d) tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional merupakan
rumusan umum tentang pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu
lembaga atau institusi pendidikan. Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan tungsi yang
dipikul oleh lembaga tadi dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan
ketrampilan tertentu yang dibutuhkan masyarakat.
Tujuan pendidikan kurikuler adalah rumusan umum tentang macam-macam pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang terdapat dalam masing masing mata pelajaran sehingga dapat
diberikan pengalaman yang sesuai kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan institusional
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tujuan ini didasarkan pada tingkah laku, yaitu tujuan
pendidikan yang berhubungan dengan terbentuknya tingkah laku. Ada tiga macam tingkah laku
yang dikenal dengan istilah taksonomi. Bloom membagi tujuan ini menjadi tiga (taksonomi
Bloom), yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotorik (psvchomoton domain). Selanjutnya Bloom mengklasifikasikan ranah kognitif
menjadi enam sebagai berikut:

a. Mengenal (recognition), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan
pengingatan kembali terhadap pengetahuan fakta, istilah, dan prinsip-prinsip. Untuk
mencapai tujuan pengenalan siswa diminta untuk memilih salah satu dari dua atau lebih
jawaban yang disediakan dalam soal. Sedangkan untuk tujuan pengingatan kembali siswa
diminta untuk mengingat kembali dan menyebutkan satu atau lebih fakta-fakta sederhana.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa kemampuan
mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi
pelajaran lainnya. Untuk mencapai tujuan ini siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
c. Penerapan (application), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa kemampuan
menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi yang konkrit.
Untuk mencapai tujuan ini siswa dituntut merniliki kemampuan untuk menyeleksi atau
memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat
untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
d. Analisa (analysis), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa kemampuan menjabarkan
isi
pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsur pokok. Untuk mencapai tujuan ini siswa
diminta/ ditugasi untuk menganalisa suatuhubungan atau situasi yang kompleks atau
konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (synthesis), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa kernampuan
menggabungkan
unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. Untuk mencapai tujuan ini siswa diminta
melakukan sintesa/ menggabungkan kembali atau menyusun kembali hal-hal yang spesitik
agar dapat mengembangkan suatu struktur yang baru.
f. Evaluasi (evaluation), yaitu merupakan tujuan ranah kognitif berupa kemampuan menilai
isi
pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Misalnya untuk mengetahui sejauhmana
siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki, maka siswa
diminta memecahkan soal dari suatu kasus tertentu.

Komptensi Dasar adalah rumusan umum tentang tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
sesudah mereka mengikuti kegiatan yang bersangkutan. Tujuan harus disusul dengan sasaran
belajar . Sasaran belajar merupakan serangkaian rumusan terinci tentang perilaku siswa yang
diharapkan dapat mereka capai setelah mengikuti kegiatan .
Kompetensi Dasar mempunyai empat fungsi:
a. merupakan dasar penyusunan sasaran belajar
b. memberikan rumusan tujuan mata pelajaran secara ringkas
c. memberikan arah dalam menentukan kegiatan belajar
d. memberikan informasi tentang kedudukan suatu pelajaran dalam kurikulum.
Tujuan yang disusun dengan baik, secara umum menunjukkan batas ruang lingkup bidang yang
akan dipelajari dan tingkat penguasaan yang diinginkan. Setiap tujuan harus dirinci menjadi
beberapa sasaran belajar. Merumuskan sasaran belajar merupakan bagian yang penting, karena
dari sasaran belajar dapat diturunkan:
a. Pokok-pokok mana yang harus dipelajari
b. Bagaimana siswa harus mempelajari (sasaran belajar harus diberitahukan kepada siswa)
c. Bagaimana proses pembelajaran diselenggarakan
d. Bagaimana evaluasi hasil belajar diselenggarakan.
Dalam kegiatan pembelajaran guru seringkali tidak sekedar berusaha mencapai tujuan yang telah
dirumuskan dalam persiapan mengajarnya. Guru seringkali berusaha mencapai tujuan-tujuan yang
tidak dirumuskan dalam persiapan mengajarnya, tetapi tujuan tersebut telah dipikirkan oleh guru
sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan.
Tujuan-tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya secara tertulis dan diharapkan dicapai secara
langsung dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran disebut sebagai tujuan instruksional, yang
merupakan dampak instruksional (instrucsional effects).
Selain tujuan instruksional yang dirumuskan secara tertulis, seorang guru dapat memikirkan
tentang tujuan-tujuan lain yang dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran secara tidak
langsung. Tujuan yang harus dipikirkan guru dan guru tidak perlu menuliskannya dalam persiapan
mengajar disebut tujuan pengiring, yaitu sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran.
Tujuan pengiring memberikan manfaat dalam:
a. menghubungkan tujuan instruksional yang satu dengan yang lain
b. pembentukan pelajar seumur hidup
c. meningkatkan kebermaknaan kegiatan pembelajaran.

3. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Webster (Dadang Sulaiman: 1988, 134) istilah strategi mencakup:
(a) suatu perencanaan yang teliti atau metoda atau suatu muslihat yang cerdik,
(b) suatu seni menggunakan atau memikirkan rencana rencanauntuk mencapai suatu tujuan.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Webster, Anthony S. Jones dkk. (1979, 1) memberikan
definisi strategi pembelajaran sebagai suatu metoda pendidikan untuk mengubah pengetahuan
menjadi belajar. yang belajar adalah perubahan perilaku individu dalam ranah ,kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Gerlach & Ely (1981, 174) mempertajam pengertian strategi pembelajaran sebagai cara pendididik
menyajikan isi pelajaran dalam lingkungan pendidikan, yang meliputi sifat, ruang lingkup dan
urut-urutan peristiwa yang memberikan pengalaman-pengalaman pendidikan.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran mencakup:
a) Perencanaan pengajaran yang meliputi materi pelajaran, metode mengajar, media
pengajaran, lingkungan belajar, pengelolaan kelas, dan urut-urutan peristiwa dalam
proses pembelajaran.
b) Tujuan pengajaran diarahkan untuk mengubah pengetahuan menjadi belajar yang
meliputi
perubahan perilaku individu dalam ranah kognitif, ranah afektit; dan ranah psikomotorik.

b. Pendekatan dalam menentukan Strategi Pembelajaran (Ekspositori dan Pendekatan Inkuiri)


Dalam menentukan strategi pembelajaran guru dapat menggunakan pendekatan ekspositori
dan atau pendekatan inkuiri. Pendekatan ekspositori merupakan suatu pendekatan di mana guru
menyajikan informasi kepada siswa. Sumber-sumber informasi yang paling banyak digunakan
adalah buku teks dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan seperti bahan-bahan audio¬visual
dan pengalaman pribadi guru. Biasanya guru berdiri di depan kelas menyajikan informasi,
sedangkan siswa diharapkan memproses informasi tersebut dengan cara yang sama seperti yang
disajikan oleh guru. Metode yang banyak digunakan dalam pendekatan ini adalah ceramah.
Mengadakan Kerja Kelompok, menyajikan gambar hidup, dan pembuatan laporan juga dapat
digunakan dalam pendekatan ini. Kerja Kelompok dapat dikategorikan ke dalam pendekatan
ekspositori apabila dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa terhadap tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya (directed discussion). Biasanya siswa diuji dan dinilai kecakapannya
dalam mengidentitikasi peristiwa, tanggal peristiwa, rumus-rumus, dan mengulangi informasi
yang telah disampaikan oleh guru sesuai dengan aslinya atau sekurang-kurangnya mengenai
substansinya.
Pendekatan inkuiri merupakan suatu pendekatan dalam strategi pembelajaran, dalam pendekatan
ini guru bertindak sebagai fasilitator pengalaman belajar serta menciptakan dan mengatur kondisi-
kondisi yang dapat memberikan rangsangan kepada para siswa untuk mengajukan
pertanyaan¬pertanyaan tentang topik yang sedang dibahas. Misalnya guru menyajikan dokumen-
dokumen transaksi keuangan yang diperoleh dari suatu perusahaan jasa hipotetis dan kemudian
mendorong para siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang hanya dijawab oleh guru
dengan menyatakan "ya" atau "tidak". Dari pertanyaan siswa dan jawaban yang diberikan oleh
guru tersebut diharapkan tercipta suatu kondisi terjadinya inkuiri.
Pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri bukanlah peristiwa dikotomi melainkan merupakan
dua kutub berlawanan yang mempunyai daerah kontimun ekspositori dan inkuiri. Edwin Fenton
(Gerlach & Ely 1981 , 174) menekankan bahwa pemahaman terhadap daerall kontinum yang
berbeda antara dua kutub pendekatan ekspositori dan inkuiri adalah penting akan bermanfaat
dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat- yaitu kapan strategi pembelajaran lebih
didominasi ekspositori dan kapan didominLisi inkuiri. Bagi guru yang lebih penting adalah
menyadari bahva tujuan pembelajaran tidak akan dapat dicapai hanya dengan menggunakan
pendekatan ekspositori saja atau menggunakan pendekatan inkuiri saja. Ada bagian-bagian dan isi
pelajaran yang tepat jika digunal:an pendekatan ekspositori dan ada bagian lain yang tepat jika
digunal:an pendekatan inkuiri. Akan tetapi pada umumnva sebagian besar dari isi pelajaran hanya
efektif jika digunakan pendekatan di antara kedua pendekatan tersebut.
Selain menggunakan kedua pendekatan tersebut, pengembangan strategi pembelajaran juga
menggunakan pendekatan ketrampilan proses (PKP), yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan kepada "membelajarkan siswa bagaimana belajar " (to learn how to lean). PKP dapat
diartikan sebagai wawasan atau panutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,
social, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada dalam diri siswa. PKP bukanlah tindakan instruksional yang, berada di luar kemampuan
siswa.
Funk mengungkapkan bahwa:
a. PKP memberikan kepada siswa pcngertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetalhuan.
Siswa
dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih mengerti fakta dan konsep
ilmu pengetahuan.
b. Mengajar dengan pendekatan PKP berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja
dengan
ilmu pengetahuan. Di sisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi
si belajar yang pasif.
c. Menggunakan pendekatan PKP dalam mengajar berarti membuat siswa belajar dua aspek
sekaligus, yaitu aspek proses dan aspek produk ilmu pengetahuan. Aspek proses belajar
adalah sejumlah pengalaman intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa, sedangkan
aspek hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri siswa.
Adanya pandangan bahwa guru merupakan "motor penggerak" yang membuat siswa terus-
menerus belajar dan siswa seringkali dipandang sebagai "gentong kosong" yang harus diisi air
pengetahuan oleh guru, atau siswa dipandang sebagai kertas yang masih putih bersih yang harus
diisi dengan tulisan pengetahuan oleh guru harus diubah. Adanya pandangan seperti ini akan
mengakibatkan kegiatan pembelajaran lebih cenderung menjadi kegiatan "penjajahan" atau
"penjinakan" daripada kegiatan "pemanusiaan".
Penerapan PKP dalam kegiatan pembelajaran didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Percepatan perubahan
IPTEK
tidak mungkin diwujutkan apabila guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang
menyalurkan semua fakta. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan keterampilan
memperoleh dan memproses fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.
2) Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik diperlukan agar diperoleh hasil belajaryang
optimal. Ini berarti diperlukan kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan unjuk-kerja melalui sejumlah
keterampilan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip.
3) Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian kebenaran ilmu Hal ini menuntut
adanya
pengenalan terhadap tatacara pemrosesan dan pemerolehan kebenaran ilmu. Perlu disadari
bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat final. Kebenaran sifatnya sementara. yaitu sampai
ditemukannya kebenaran yang baru. Kebenaran yang baru ini sifatnya juga sementara,
yaitu sampai ditemukan kebenaran baru berikutnya, dan demikian seterusnya
Ada beberapa keterampilan proses yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai :
a) keterampilan dasar (basic skills) dan
b) keterampilan terintegrasi (integrate skills). Keterampilan dasar terdiri dari enam macam
keterampilan, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi meliputi mengidentifikasi variable,
membuat tabulasi data, menyaj ikan data dalam bentuk gratik, menggambarkan hubungan antar
variable, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variable secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan
eksperimen.
Keterampilan mengobservasi, yaitu kemampuan/ keterampilan mengobservasi objek-objek dan
fenomena yang terdapat disekitar kita melalui panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman, dan persaan/ pengecap. Informasi yang diperoleh dari keterampilan
mengobservasi dapat mendorong keinginan tahu. bertanya, memikirkan, melakukan interpretasi
tentang lingkungan kita.Kegiatan mengobservasi dapat dibedakan menjadi kegiatan observasi
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Keterampilan mengobservasi merupakan ketrampilan dasar
(basic skills) Kegiatan observasi dikatakan bersifat kualitatif jika dalam pelaksanaannya hanya
menggunakan pancaindera untuk memperoleh informasi. Misalnya: menentukan warna dengan
penglihatan, mendengarkan suara dengan pendengaran, membandingkan perbedaan rasa manis
dengan menggunakan pengecap, dan seterusnya.Kegiatan observasi dikatakan bersifat kuantitatif
apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera juga menggunakan peralatan lain
yang memberikan informasi khusus dan tepat. Misalnya menghitung luas ruangan, mengukur suhu
badan, membandingkan luas daerah yang satu dengan yang lain.
Keterampilan mengklasitikasikan atau mengkategorikan sejumlah objek. peristiwa, dan segala
yang ada di dalam dan dilingkungan kchidupan kita adalah perlu. Misalnya kebutuhan rnanusia
dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer. kehutuhan sekunder. dan kebutuhan tersier.
Kegiatan mengklasifikasi akan mempermudah bagi kita untuk memahami berbagai objek.
peristiwa, atau segala hal yang ada di dalam dan di linokungan kehiidupan kita. Kegiatan
menentukan klasifikasi/penggolongan dapat dilakukan dengan cara mengamati persamaan.
perbedaan. hubungan dan mengelompokkan objek berdlasarkan kesesuaian dengan berbagai
tujuan. ketrampilan mengklasifikasi tersebut merupakan salah satu dari berbagai keterampilan
yang termasuk dalam keterampilan dasar (basic skilIs) yang harus dilatih dan kembangkan pada
diri siswa.
Keterampilan memprediksi adalah kemampuan memprediksi/ meramalkan objek atau peristiwa di
masa yang akan datang dengan mendasarkan pola-pola keadaan yang ada di waktu-waktu
sebelumnya atau kecenderungan tertentu, atau sifat hubungan antara fakta, konsep. dlan prinsip
dalam ilmu pengetahuan. Contoh: memprediksi volume penjualan tahun yang akan datang
berdasarkan pola/kecenderungan penjualan beberapa tahun sebelumnya, memprediksi tingkat
inflasi bulan Januari tahun yang akan datang berdasarkan pola/kecenderungan inflasi pada tahun-
tahun sebelumnya. Memprediksi permintaan tekstil pada awal tahun ajaran yang akan datang
berdasarkan pola kecenderungan permintaan tekstil beberapa tahun sebelumnya.
Keterampilan mengukur dapat diartikan sebagai menyatakan suatu objek tertentu ke dalam satuan
ukuran tertentu. Misalnya: dalam satuan berat kilo gram, dalam satuan suhu udara derajat celsius,
dalam satuan jarak kilo meter, dalam satuan pendapatan rupiah, dan lain-lainnya.Keterampilan
mengukur merupakan salah satu keterampilan dasar (basic skills) yang harus dilatih dan
kembangkan pada diri siswa.
Keterampilan menyimpulkan adalah keterampilan untuk merumuskan keadaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Misalnya: berdasarkan data atau
informasi tentang pendapatan keluarga yang diperoleh dari observasi, diukur dalam satuan rupiah,
diklasitikasikan berapa persen yang tergolong sangat tinggi, tinggi. sedang, rendah. dan sangat
rendah. Kemudian ditarik kesimpulan secara umum apakah penghasilan keluarga yang metjadi
objek penelitian tersebut tergolong sangat tinggi. tinggi, sedang. rendah. atau sangat rendah.
Keterampilan berkomunikasi dengan tihak lain merupakan keterampilan dasar untulc segala hal
yang kita lakukan. Kemampuan atau keterampilan berkomunikasi bagi siswa agar dalam
penyampaian dan memperoleh fakta. konsep, dan prinsip yang efektif, tepat dan jelas (tidak
samar¬ samar) perlu dilatih dan kembangkan. Contoh kegiatan dari keterampilan berkomunikasi
adalah menKerja Kelompokkan, membuat laporan, membaca peta. dan membaca gratik.
Keterampilan merancang penelitian adalah kegiatan untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi yang secara garis besar menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: merumuskan
masalah, melakukan kajian pustaka, merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara,
mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data (menguji hipotesis), dan menarik
kesimpulan. Keterampilan merancang penelitian meliputi keterampilan:
1) menentukan dan merumuskan masalah penelitian
2) merumuskan hipotesis
3) menentukan instrumen pengumpulan data
4) mengolah data (tabulasi data, penyajian data dalam diagram/ gratik)
5) menganalisis data (menentukan teknik analisis data untuk pengujian hipotesis)
6) menarik kesimpulan
Keterampilan merancang penelitian disebut keterampilan terintegrasi (integrate skills) karena
merupakan integrasi dari keseluruhan keterampilan dasar (basic skills).

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Sabjek penelitian
menurut etimologi sabjek penelitian dapat juga di artikan orang yang di jadikan sumber
dataatau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang di lakukannya.
Adapun tempat akan di laksanakan nya penelitian ini berlokasikan di desa pasir, kec; mempawah
hilir, sekolah MIS KHAIRUL HIKMAH , dalam upaya meningkatkan pengatahuan dan wawasan
anak kelas 1V mis khairul hikmah, tentang tata surya dalam pembelajaran ipa melalui media
gambar dengan metode yang bervariasi.
Adapun waktu pelaksanaannya adalah

NO KEGIATAN PENELITIAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN
1. Tahap [ersiapan penelitian
a. menysusundan pengajuan judul
b. pengajuan proposal
c. perijinan penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. pengumpilan data
b. analisis data
3. Tahap penyusunan laporan

B. DESKRIPSI PERSIKLUS

1 . Perencanaan Pembelajaran
Salah satu model perencanaan pembelajaran yang harus dipersiapkan guru adalah Rencana
Pelaksnaan Pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus dilakukan
guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain adalah perbuatan atau tingkah
laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal ini guru melaksanakan menentukan metode yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dengan demikian RPP
sesungguhnya merupakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Buku Panduan
Penyususanan RPP (BNSP,2006), sebagai berikut:
RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas,
laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang
di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya
pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun
untuk satu Kompetensi Dasar. Artinya, satu kompetensi dasar minimal memiliki satu RPP. Adapun
langkah-langkah dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (BNSP, 2006) adalah
sebagai berikut:
A. Mencantumkan identitas
Pada bagian ini harus mencantumkan nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu
B. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah
operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

C. Mencantumkan Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam
silabus.

D. Mencantumkan Metode Pembelajaran


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model
atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi
yang dipilih.
E. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam
seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan
sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
F. Mencantumkan Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,
media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,
sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku
teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

G. Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk
mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat ituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau
vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas
rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Berdasarkan dari uraian di atas dapatlah kami berikan beberapa definisi setiap kegiatannya, dengan
menyajikan table dalam setip kegiatan yang terdapat dalam rancangan satu siklus;

TABLE 1 . data motivasi belajar siswa siklus 1


no indikator kategori jumlah
1 Adanya hasrat dan keinginan ingin Sanagat tinggi 3
berhasil Tinggi 19
Rendah 9
Sangat rendah 1
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam Sangat tinggi 1
belajar Tinggi 22
Rendah 9
Sangat rendah 0
3 Adanya harapan dan cita-cita masa Sangat tinggi 2
depan Tinggi 28
Rendah 2
Sangat rendah 0
4 Adanya penghargaan dalam kegiatan Sangat tinggi 2
belajar Tinggi 19
Rendah 11
Sangat rendah 0
5 Adanya kegiatan yang menari dalam Sangat tinggi 1
belajar Tinggi 28
Rendah 3
Sangat rendah 0
6 Adanya lingkungan belajar yang Sangat tinggi 1
kondusif, sehingga memugkinkan Tinggi 27
seorang siwa dapat belajar dengan baik Rendah 4
Sanghat rendah 0

Berdasarkan pengamatan berdaarkan pada table 1 di peroleh data bahwasanya siswa yang berada
dalam kategori sangat tinggi sebanyak 3 siswa, 19 siswa dalam kategori tinggi, kategori rendah
sebanyak 9 siswa, dan kategori siswa sangat rendah sebanyak 1 siswa.
Adapun pengelompokan berdasarkan kategori, dapat di lihat pada table di bawah ini.

Table 11.

no kategori interval Jumlah


responden
1 Sangat tinggi X -> 21 3
2 Tinggi 21 > x ->17,5 19
3 Rendah 17,5 > x -> 14 9
4 Sangat rendah X < 14 1
total 32

Sedangkan grafik yang menunjukan indicator pertama, adanya hasrat dan keinginan berhasil di
perlihatkan sebagai berikut;

19 tinggi
Sangat tinggi rendah
3 9 Sangat rendah
1
B. PELAKSANAAN
Seperti halnya siklus 1, proses pelaksanaan sklus 11 terbagi menjadi beberpa kali pertemuan,
dan salah satunya di uraikan sebagaimana di bawah ini
A. Pertemuan pertama 3x 45
Pelaksanaan tindakan pada siklus 11 pertemuan pertama ini penulis bertindak sebagai guru
Dan guru mata pelajaran sebagai pengamat aktif. Pada awal pertemuan guru mula- mula
membuka pelajaran dengan salam. Tidak lupa guru menanyakan keadaan kelas dan
presentasi untuk mengetahui peserta didik yang tidak hadir, pada pertemuan pertama pada
siklus 11 dapat di lohat pada gambar di bawah ini.

Keterengan gambar

Kursi siswa

Bangku siswa

Meja guru
Papan tulis

LCD

Langkah selanjut nya guru menyampaikan tujuan pembelajaranpada siklus 11.


Menjelaskan pengertian tata surya, menyebutkan jenis jenis planet menjaelaskan klasifikasi
tentang tata surya, dan menyebutkan beberapa planet di alam semesta ini, kemudian guru
memandu siswa untuk melaksanakan model pembelajaranya Tanya jawab , diskusi, dan kerja
kelompok.
Berikut beberapa data yang telah kami himpun dalam kegiatanpembelajaran pada siklus 11 ini
seperti halanya siklus 1, pada siklus ke 11 ini untuk mengukur prestasi belajar siswa, di lakukan
tes setiap kali pertemuannya hasil prestasi belajar siswa dapat di lihat pada table berikut ini.

TABLE ;Hasil prestasi belajar siswa siklus 11


NO NAMA PERTEMUAN PERTEMUAN RATA
1 11 RATA
1 AJI SAPTIADI 6,5 7 6.75
2 AFRIL ARIAWAN 7.5 9 8.25
3 NUR KHIKAM 7,5 9 8.25
4 SURATMAN 7 7.5 7.25
5 ARAYO 7.5 8.5 6.75
6 ASEP .6.5 8 8.25
7 IKHSAN 7.5 7.5 6.75
8 BUDI 6 9 8,25
9 CHNDRA 7.5 8.5 8
10 DIMAS 7 9.5 8.25
11 RUWIANTO 8.5 9 8.75
12 EKO SURYANTO 6 7.5 6.75
13 GUNAWAN 7.5 8.5 8
14 HERI 7.5 8.5 8
15 IKA ZHULAIKHA 6.5 8 7.25
16 MARIANA 6 7.5 6.75
17 KHAIRUMAN 7 9 8
18 HENDRATMO 7.5 9 8.25
19 ANAS 7.5 8 7.25
20 MIFTAHUL HUDA 7 7.5 7
21 MUSBIHIN 7 8 7.5
22 ALIE 8 9 8.5
23 MUZAKIQ 7.5 9 8.25
24 NANANG 7.5 9 8.25
25 SUKMA 7 7.5 7.25
26 PUPUT 6 8 7.25
27 IWANDA 7 9 7.25
28 SYAFII 6.5 7 6.75
29 RONGGO YAHYA 7.5 9 8.25
30 RISMAATI THIA 7 9 8
31 WUNDARI 7.5 8.5 8
32 SOFIAN 6.5 9 7.75
JUMLAH 225 268 246.6
NILAI RATA RATA 7.03 8.37 7.70

Di dalam setiap kegiatan pelaksanaan pembelajaran tentunya kita tidak lepas dari yang nama nya
rancangan pembelajaran adapun rancangan tersebut adalah sebagaimana beruku

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai berikut

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

MIS/SD. : ...................................
Mata Pelajaran : ...................................
Kelas/Semester : ...................................
Standar Kompetensi: ...................................
Kompetensi Dasar : ...................................
Indikator : ...................................
Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Petemuan 2
dst
E. Sumber Belajar
F. Penilaian

B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen, yakni kegiatan awal atau
pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan kegiatan akhir atau penutup. Uraian selengkapnya
langkah-langkah dari ketiga komponen tersebut adalah:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan yang dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar adalah:
(a) mengondisikan belajar siswa; dan
(b) perkenalan dengan siswa dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada siswa agar dalam
pelaksanaan kegiatan berlangsung lebih akrab.
(c) Apersepsi yakni kegiatan penghubung antara pelajaran yang telah disampaikan dengan
pelajaran yang akan disampaikan
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru akan menerapkan metode-metode pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Oleh
karena itu, sebagai akhir pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran adalah memberikan tindak
lanjut belajar siswa.
Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
adalah pelaksanaan kegiatan membelajarkan siswa agar mereka mampu memahami materi
pelajaran, baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung sehingga tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar dapat dikuasai oleh siswa.

Berikut berikut salah satu contoh lain kegiatan pelaksanaan pembelajaran

Mata pelajaran : ILMU PENGATAHUAN ALAM


Kelas : 1V MIS KHAIRUL HIKMAH
Semester : PERTAMA (1)
Topic : meningkatkan hasil pembelajaran

Kompetensi dasar indikator Sub topik Model pembelajaran


1…………………… a…………………… ……………………..

2……………………. b…………………… ……………………..

3…………………… c……………………. ……………………...

4…………………… d…………………… ……………………...

6. Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran merupakan umpan balik hasil kegiatan pembelajaran dalam
rangka perbaikan setiap komponen program pembelajaran. Melalui hasil penilaian, guru dapat
mengukur keberhasilan penyususnan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran/program
pembelajaran. Uraian ini diperkuat oleh penjelasan berikut:
Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tercapai-tidaknya
tujuan pengajaran. Melalui penilaian dapat ditetapkan apakah proses tersebut berhasil atau tidak.
Kalau berhasil, guru dapat melanjutkan bahan pengajaran pada minggu atau pertemuan berikutnya,
tetapi kalau belum berhasil bahan yang telah diberikan perlu pengulangan atau pemahaman
kembali sampai siswa dapat menguasainya (Sudjana, 1996:65).

Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa “siswa dikatakan telah berhasil dalam
penilaian jika mencapai taraf penguasaan minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapai”.
Dalam penilaian yang disajikan pada akhir kegiatan pembelajaran terdapat dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu prosedur penilaian dan alat penilaian. “Prosedur penilaian artinya penetapan
bagaimana cara penilaian akan dilakukan. Apakah secara lisan, tertulis, atau tindakan. Sedangkan
alat penilaian berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa”
(Sudjana, 1996:65). Selanjutnya, dalam penyusunan pertanyaan dijelaskan sebagai berikut.
a. Isi pertanyaan harus betul-betul mengungkapkan makna yang terdapat dalam rumusan
tujuan instruksional khusus.
b. Kata-kata operasional yang digunakan sebagai titik-tolak rumusan pertanyaan.
c. Setiap pertanyaan yang diajukan harus mempunyai jawaban yang pasti sehingga dijadikan
pegangan dalam menetapkan tercapai-tidaknya tujuan instruksional khusus.
d. Banyaknya pertanyaan sekuranng-kurangnya sama dengan banyaknya tujuan
instruksional khusus.
e. Rumusan pertanyaan harus jelas, tegas, dan dalam bahasa yang sudah dipahami maknanya
oleh
f. para siswa sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda diantara siswa
(Sudjana, 1996:65).

Sejalan dengan uraian di atas, Hidayat (1995:92) menjelaskan, bahwa langkah-langkah dalam
menyusun penilaian adalah:
a. menentukan jenis tes yang sesuai dengan TPK, misalnya:
(a) tes tertulis;
(b) tes lisan; dan
(c) tes perbuatan.
Jenis tes yang dipilih haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, tujuan “Siswa
dapat melakukan perintah lisan dengan tepat” tentu tidak dapat diukur dengan tes lisan atau tertulis
tetapi harus dengan tes perbuatan.
b. menyusun pertanyaan atau item tes sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang dipilih.
Berkenaan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran adalah umpan
balik hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program
pembelajaran, disusun dengan memperhatikan prosedur dan alat penilaian berdasarkan langkah-
langkah penyusun yang telah ditetapkan.
Berikut beberapa cara penilaian tes tertulis yang kami lakukan.
MIS KHAIRUL HIKMAH
NO NAMA SISWA ASPEK YANG DI NILAI
BUTIR SATU BUTIR DUA NILAI KRETIREA PENSKORAN
BAGIAN A BAGIAN B BAGIAN A BAGIAN B
1
2
3
4
5
6
7
8
9

B. Metode Kerja Kelompok


Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu guru harus dapat menjawab
pertanyaan: "bagaimana seharusnya mengajar". Pertanyaan ini berkaitan dengan kompetensi guru
dalam mengajar. Kompetensi mengajar berkaitan dengan penentuan dan penerapan suatu metode
atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Pada bagian ini
akan dibahas berbagai metode pembelajaran, antara lain: (1) metode ceramah. (?) metode tanya-
jawab, (3) metode Kerja Kelompok, (4) metode kerja kelompok. (5) metode pemberian tugas, (6)
metode demonstrasi, (7) metode eksperimen, (8) metode simulasi, dan (9) metode penemuan.
Sesuai dengan permasalahan penelitian, pada bagian metode ini yang akan dibahas hanya metode
kerja kelompok.
1. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah format pembelajaran yang menitikberatkan kepada interaksi
antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan
tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Metode ini dapat digunakan jika guru mempunyai
keyakinan bahwa untuk memahami topik yang dibicarakan perlu dilakukan pembelajaran
dengan metode kerja ketompok.

2. Tujuan Penggunaan Metode Kerja Kelompok


Tujuan penggunaan metode kerja kelompok dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai
berikut:
a. memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
b. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses
pembelajaran yang diselenggarakan
c. Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses pembelajaran secara
berimbang.

3. Variabel-variabel yang menentukan keberhasilan kerja kelompok


Variabel-variabel yang menentukan keberhasilan kerja kelompok antara lain, sebagai berikut:
a. tujuan yang jelas
b. Interaksi anggota kelompok.
c. Kepemimpinan kelompok
d. Suasana kerja kelompok
e. Tingkat kesulitan tugas
f. Kemampuan dan kecakapan guru dalam menjalankan perannya sebagai pengelola (manajer),
pengamat (observer), pemberi saran (advisor), dan penilai (evaluator).

4. Prosedur Penggunaan Metode Kerja Kelompok


Prosedur Penggunaan Metode Kerja Kelompok dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
a. Tahap persiapan, yaitu
1). pemilihan topik-topik
2). pembentukan kelompok
3). pembagian topik kepada tiap-tiap kelompok
b. Proses kerja kelompok
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan, memberikan saran bila diperlukan, dan
memberikan penilaian terhadap kerja kelompok. Sementara itu siswa mula-mula
melaksanakan penjajagan terhadap topik/tugas yang diberikan, pemahaman.

Berikut beberapa contoh tugas yang sering kami berikan


Tugas kelompok
Diskusikan dalam kelompok belajarmu tentang hal yang harus dilakukan warga kampong
Sesuai pernyataan pada table
no kegiatan Yang harus di lakukan
1
2 Di kampong ada perayaan hut RI Ikut membantu demi kelancaran acara hut RI
3
4

C. Tahap akhir
Pada tahap ini kelompok kerja siswa diwajibkan menyampaikan hasil kerja mereka secara lisan
dan tertulis. Sedangkan guru melakukan penilaian keberhasilan pemakaian metode kerja
kelompok.

B. PENGAMATAN

Sebelum kita melakukan pengamatan alangkah baiknya kiata mengetahui beberapa langkah dalam
melakukan pengamatan tentunya hal pertama yang harus di lakukan mengenali prosudur
pengamatan kemudian yang kedua adalah membuat serta mengisis panduan pengamatan
Prosudur pengamatan

1. Topic pengamatan
Di dalam melakukan pengamatan yang telah kami lakukan terhadap siswa kelas 1V khairul
hikmah adalah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan anak kelas 1V
mis khairul hikmah tentang tata surya dalam pembelajaran ipa melalui media gambar
dengan menggunakan metode yang bervariasi.
Adapun hasil dari pengamata yang telah kami lakukan terhadap anak kelas 1V KHAIRUL
HIKMAH.

NO NAMA-NAMA PLANET URUTAN BESARAN PENGUASAAN


1 MERKURIUS YA YA A
2 VENUS YA YA A
3 BUMI YA YA A
4 MARS YA YA A
5 JUPITER YA YA A
6 SATURNUS YA YA B
7 URANUS YA YA A
8 NEPTUNUS YA YA B
9 PLUTO YA YA A
10 MATAHARI YA YA B

Berdasarkan table di atas dapatlah kami uraikan bahwasanya ketika anak anak kelas 1V
KHAIRUL HIKMAH di minta untuk mengurutkan nama-nama planet dan tata surya
Mereka sangat baik, dan begitu juga ketika kita selaku dewan guru meminta kepda anak
anak untuk memperkirakan besaran planet mereka cukup baik dan pengusaan mereka
tentang tata surya sudah cukup baik berdasarkan kan pengamatan yang telah kami lakukan.

Berikut contoh lembar pengamatan

no ASPEK YANG DI YA TIDAK PENILAIAIN 1 2 3 4 5


AMATI
1 PENGAMATAN
KBM
Pendahuluan
Kegiatan inti
Penutup
2 Suasana kelas
Siswa merasa senang
Guru antusias
C. REFELEKSI
Di dalam melakukan kegiatan pembelajarn tentu saja saya merasa jauh dri kata
kesempurnaan maka dari itu ada beberapa pertanyaan dan keraguan yang saya kuatirkan
Dari kekuatiran dan pertanyaan itu maka saya tuangkan dalam lembar refleksi ini

No.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakuan dapat mengarahkan dan
mempersiapkansiswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan sudah dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/ bahan ajar yang saya sajikan sesuai
dengan yang di harapkan ?
(apakah materi yang saya sajika terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai
dengan kemampuan awal siswa? )
Siswa menanggapi materi yang saya sajikan sesuai dengan harapan karna harus
sesuai dengan kemampuan awal siswa.

3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang di gunakan.


(apakah media sudah sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi /
materi yang di ajarkan.)
Respons siswa terhadap media pembelajaran yang saya gunakan yaitu ;
“ teks pengumuman “ telah mempermudah siswa menguasai materi / kompetensi
Yang saya ajarkan.

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang?
Tanggapan siswa sangat antusias terhadap kegiatan belajar yang telah saya
rancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan siklus
Siklus pertama ketika akan melakukan kegiatan pembelajran adalah melakukan
perbaikan, dan meningkatkan kemampuan anak pada kerja kelompok.
• Kegiatan pengembangan ( pembukaan ) berdoa bersama
• Penataan ruang kelas terutama tempat duduk dan bangku
pembelajran
• Langkah-langkah perbaikan nya adalah
Guru mengucapkan sair lagu,
Guru meminta anak mengikuti bait demi bait
Guru mengajak anak bernyanyi bersama.
Kegiatan pengembangan 11 inti
• Penataan ruang , pengoganisasian anak, dengan posisi membuat
lingkaran
• Guru menyiapkan alat peraga, guru meminta kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang di berikan secara bergantian.
Kegiatan pengembangan 111 penutup
• Pengelolaan kelas, kondisi anak di kembalikan seperti semula dan
duduk di tempat masing masing.
• Guru meminta kepada anak siswa duduk denga tenang, dan guru
memberikan reward bagi anak yang menjawab dengan benar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilaksanakan setelah perencanaan dianggap selesai. Tahap
pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaannya dibagi dalam tiga tahap atau tiga
siklus.
Pada siklus pertama (Ke-1), kegiatan belajar dilakukan dengan model diskusi yang menggunakan
pendekatan PAKEM sesuai dengan rencana tindakan. Berdasarkan data hasil pengamatan mitra
peneliti hasilnya menunjukkan bahwa siswa sebenarnya telah mampu beradaptasi dengan pola
pendekatan ini, karena pada pelajaran sebelumnya pola pendekatan ini telah diperkenalkan.
Namun, masih terdapat banyak kekurangannya sehingga pada tahap ini belum terlihat adanya
pertumbuhan motivasi belajar siswa. Hal tersebut terlihat berdasarkan data hasil post tes pada tabel
berikut ini:

Tabel 1
DATA HASIL POST TES SIKLUS 1
(KKM : 70)
No Nama Keterangan
1 Jumlah Siswa Seluruhnya 32
2 Jumlah Siswa yang lulus 31
3 Jumlah siswa yang tdk lulus 1
4 Nilai Rata-rata 6,5 DAN 7
5 Prosentase Kelulusan 99%
6 Prosentase Ketidaklulusan 1 %

Berdasarkan data tersebut, tingkat kemampuan siswa Kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH dalam
pembelajaran mata pelajaran ILMU PENGATAHUANALAM pada materi “Mendeskripsikan
Tempat Sesuai dengan Denah/Gambar”, dengan pembelajaran model kerja kolompok jumlah
siswa yang mengikuti post tes (ulangan) ke-1 sebanyak 32 orang, ternyata 31 orang dapat
dinyatakan lulus (99%) karena nilai yang diperolehnya telah sama atau melebihi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dan sisanya sekitar 1 orang dinyatakan belum lulus (1%)
Berdasarkan hasil refleksi, yakni kegiatan diskusi antara penenliti dan mitra peneliti ditemukan 5
point yang masih harus diperbaiki oleh peneliti (guru) yakni: (a) keterlibatan siswa dalam diskusi
kelompok, yakni dismupulkansebagian besar masih kurang terlibat; (b); keterlibatan siswa dalam
diskusi kelas, yakni disimpulkan sebagian besar masih kurang terlibat; (c) keinginan untuk
mendapatkan hasil yang terbaik terutama dalam diskusi kelompok, yakni disimpulkan masih
kurang memiliki keinginan tersebut; (d) timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa,
disimpulkan masih kurang; (e) kemauan siswa menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran
yang dibutuhkan, yakni juga dianggap masih kurang. Selain ke-5 point tersebut, hal lain yang juga
perlu mendapat perhatian adalah masih kurangnya keseriusan siswa dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran.
Atas dasar hasil diskusi antara peneliti dan mitra peneliti, diperoleh kesepahaman sebagai berikut:
(1) Budaya baca dikalangan dikalangan siswa masih rendah, oleh karena itu diusahakan agar
contoh kasus yang ditampilkan bukan kasus yang terlalu sulit dipahami siswa; (2) Pola
pendekatan PAKEM dengan metode kerja kelompok sebaiknya lebih banyak menggunakan model
yang lebih banyak menuntut tanggung jawab individu, seperti model Jigsaw Learning; Number
Head To Gether, atau lainnya; (3) Langkah-langkah pengerjaan tugas baik tugas individu maupun
kelompok harus dijelaskan secara terperinci oleh guru; (4) Guru harus memberitahukan atau
menekanankan kepada siswa tentang adanya penilaian proses kegiatan belajar.

B. Siklus 2
Berdasarkan hasil diskusi di atas, maka ditetapkan rencana tindakan untuk siklus berikutnya
atau siklus ke-2. (lihat rencana tindakan siklus 2)
Pada siklus ke-2 kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan PAKEM melalui
penerapan metode kerja kelompok yang lebih menekankan tanggung jawab individu. Pada tahap
ini telah terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa, hal ini terbukti dari data hasil
pengamatan yang dilakukan mitra peneliti dan berdasarkan data hasil post tes

Tabel 2
DATA HASIL POST TES SIKLUS 1
(KKM : 60,70)
No Nama Keterangan
1 Jumlah Siswa Seluruhnya 32
2 Jumlah Siswa yang lulus 31
3 Jumlah siswa yang tdk lulus 1
4 Nilai Rata-rata 6.5. 7O
5 Prosentase Kelulusan 99%
6 Prosentase Ketidaklulusan 1%

Berdasarkan data tersebut, tingkat kemampuan siswa Kelas 1V. dalam pembelajaran mata
pelajaran IPA jumlah siswa 32orang yang mengikuti post tes (ulangan) ke-2 pada materi
“Mendeskripsikan Tempat Sesuai dengan Denah/Gambar”, dengan pembelajaran model kerja
kolompok, ternyata 32 orang dapat dinyatakan lulus (99%) karena nilai yang diperolehnya telah
sama atau melebihi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan sisanya sekitar 1 orang dinyatakan
belum lulus (1%)
Atas dasar data diatas dan temuan mitra peneliti telah terdapat perbaikan motivasi belajar siswa
diantaranya sudah terlihat kemauan menyediakan alat-alat atau sumber/bahan pelajaran yang
dibutuhkan, keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok dan dalam diskusi kelas. Sekalipun
demikian, dalam hal “timbulnya rasa keingintahuan dan keberanian siswa” serta “adanya
keinginan untuk mendapatkan hasil yang terbaik terutama dalam diskusi kelompok” belum
sepenuhnya nampak dalam kegiatan pembelajaran.
Atas dasar hasil refleksi (berupa diskusi antara peneliti dan mitra peneliti) terhadap masalah
tersebut diperoleh kesepakatan pendapat bahwa:
1. Siswa sudah terbiasa untuk tidak bertanya bahkan banyak siswa yang merasa malu
bertanya
serta takut kalau pertanyaannya salah. Oleh karenanya secara sabar perlu diberikan
penanaman kebiasaan bertanya pada siswa melaui kegiatan tanya jawab dan diskusi yang
menuntut tanggung jawab indivdual.
2. Pengetahuan anak akan informasi masih sangat kurang yang disebabkan keterbatasan
sarana
dan prasarana. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru hendaknya menggunakan media
pembelajaran yang dapat dipahami dan memotivasi anak, seperti media gambar.
3. Faktor kompetisi di dalam kelas yang kurang mendukung menuntut adanya keterlibatan
guru
dalam kegiatan diskusi kelas dengan cara membantu memberikan pertanyaan atau
mengarahkan, perlunya memamerkan hasil karya siswa (fortopolio) yang telah dinilai,
serta pemberian penghargaan (reward) kepada siswa atau kelompok yang memperoleh
hasil terbaik.

C. Siklus I
Berdasarkan hasil diskusi di atas, maka ditetapkan rencana tindakan untuk siklus berikutnya
atau siklus ke-3. Pada siklus ke-3 ini pembelajaran tetap dilakukan dengan metode kerja kelompok
namun dengan beberapa perbaikan dari hasil penemuan pada siklus 2.
Hasil yang diperoleh pada tahap ini banyak terlihat adanya pertumbuhan motivasi belajar siswa,
hal tersebut terbukti dari data hasil pengamatan yang dilakukan mitra peneliti, dan berdasarkan
data hasil post tes
Tabel 3
DATA HASIL POST TES SIKLUS 1
(KKM :60. 70)
No Nama Keterangan
1 Jumlah Siswa Seluruhnya 32
2 Jumlah Siswa yang lulus 31
3 Jumlah siswa yang tdk lulus 1
4 Nilai Rata-rata 70
5 Prosentase Kelulusan 99%
6 Prosentase Ketidaklulusan 1%

Dari data tersebut, tingkat kemampuan siswa Kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH, dalam
pembelajaran mata pelajaran IPAsemakin meningkat jumlah siswa 32 orang yang mengikuti post
tes (ulangan) ke-3 pada materi “Mendeskripsikan Tempat Sesuai dengan Denah/Gambar”, dengan
pembelajaran model kerja kolompok, ternyata 31 orang dinyatakan lulus (99%) karena nilai yang
diperolehnya telah sama atau melebihi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan sisanya hanya 1
orang dinyatakan belum lulus (1%)
Berdasarkan hasil temuan mitra peneliti, telah terlihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa
bila dibandingkan keadaan sebelumnya. Sebagian besar siswa pada umumnya telah memiliki
motivasi belajar yang cukup, bahkan ada yang sudah baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
metode pembelajaran Kelompok Belajar dengan pendekatan PAKEM dalam pembelajaran IPA
apabila dikelola dengan baik ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa:
(1) Proses belajar dengan metode Kelompok Belajar dengan pendekatan PAKEM
(Pembelajaran
Aktif, Efektif dan Menyenangkan) pada kelas IV MIS KHAIRUL HIKMAH, DESA
PASIR, KEC; MEMPAWAH HUILIR yang dilakukan dengan baik ternyata dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam mengikuti pelajaran IPA.
(2) Tidak ada satu metode, strategi dan/atau model pembelajaran yang tepat untuk
mengajarkan
seluruh materi pembelajaran; oleh karena guru dituntut memilih atau menentukan metode,
strategi dan/atau model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan/atau kompetensi
dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana.
(3) Media merupakan salah satu sarana yang sangat penting guna meningkatkan motivasi dan
hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, pemilihan media dan ketersediaan media merupakan hal
yang penting diperhatikan oeh guru dan pihak sekolah.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
(1) Pelaksanaan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyengkan) dalam
pembelajaran IPA khusus dan mata pelajaran laiinya perlu terus ditingkatkan mengingat
cukup signifikan dampak postitif penerapannya terhadap peningkatan motivasi dan hasil
belajar siswa;
(2) Guru-guru Sekolah Dasar harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode,
strategi
dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk diterapkan
sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan
sarana dan prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

A Forum Brief. 1999. Contexrtually Based Learning: Fad or Proven Practice.

Aina Mulyana. 2004. Model Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Makalah dalam
majalah Suara Guru No: 1 Tahun LV/2005)

Bransford, J.D., Brown, A.L., Cocking, Rodney R. 1999. How People Learn: Brain Mind,
Experience, and School. Washington: National Academy Press.What Do

Departement of Labor. 2001. Job Training Partnership Act, Title III, Demonstration Program:
Contextual Learning Demontration Program.

Depdiknas, 2004. Contectual Teaching and Learning. Direktorat PLP Jakarta

Depdikbud. 1996. Kurikulum 1994: Petunjuk Teknis Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
Depdikbud.

________. 2002. Model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Education Commission of The States Initiative. 2000. Service-Learning and Preservice Teacher
Education. Learning in Indeed Issue Paper.www.ecs.org. Hanley, S. On Constructivism.
Maryland: Maryland Collaborative for Teacher Preparation.
Hasibuan dan Moedjino. 1996. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya.

Hidayat, Kosadi, dkk.. 1987. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Kasihani, K., Latief, A., Nurhadi. 2002. Pembelajaran Berbasis PAKEM (Contexstual Teaching
and Learning). Makalah disampaikan pada Kegiatan Sosialisasi PAKEM untuk Dosen-Dosen UM.
Malang, 12 Februari 2002

Kratf, N. 2000. Criteria for Authentic Project-Based Learning. Denver: RMC Reseach
Corporation.

Munandir. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.

Sudjana. 1992. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Talbert, J.E. & McLaughlin, M.E. 1999. Understanding Teaching in Context. Educational
Leadership, Volume 57 (3).

Yudrik Yahya, 2003. Wawasan Pendidikan. Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Jakarta.

Zahorik, John A. 1995. Constructivist Teaching (Fastback 390). Bloomington, Indiana: Phi-Delta
Kappa Educational Foundation.
Lampiran : siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
HARIAN ( RPPH )

SEKOLAH : MIS KHAIRUL HIKMAH


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS/ SEMESTER : 1 / GENAP
MATERI POKOK : TATA SURYA
ALOKASI WAKTU : 2 X 30 MENIT
LINK PRAKTIKAN : https://youtu.be/mzIWcrU3Rb4

1. Tujuan pembelajaran
• Setelah mengamati penjelasan guru siswa di harapkan memahami dengan baik
tentang tata surya
• Setelah mengamati gambar siswa di harapkan mapu mengenal bentuk dan nama
nama planet dengan baik
2. Langkah langkah pembelajaran
• Kegiatan pendahuluan
Kelas debuka dengan salam, kabar dan kehadiran siswa
Siswa membaca doa di pimpin oleh salah satu siswa
Menyanyikan lagu nasioanal
• Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi yang akan di jelaskan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Siswa mengamati media tentang apa yang di pelajari
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang di ajarkan
Guru mengajak siswa berdiskusi tentang materi yang di ajarkan
Siswa di beri waktu berdiskusi dengan anggota kelompoknya
Guru berkeliling melihat dan membimbing materi yang di diskusikan
Masing masing kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Guru memberikan penguatan tentang jawaban siswa
• Kegiatan penutup
Siswa mampu mengemukakan tentang hasil belajar hari ini
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Salam dan doa penutup di pimpion oleh salah satu siswa
3. Penilaian
• penilaian sikap ; observasi selama kegiatan berberlangsung
• penilaian pengetahuan
• penilaian keterampilan

Mengetahui minggu, 23, mei 2021


Wali kelas 1V praktikan

RUSLI, S. HI SAYADI
NIM 837037951
RENCANA PELAKSANAAN PEMEBELAJARAN
PERBAIKAN ( RPP PERBAIKAN)

NAMA : SAYADI
NIM : 837037951
SEKOLAH : MIS KHAIRUL HIKMAH
MATA PELAJARAN : IPA
ALOKASI WAKTU : 2 X 30 MENIT
LINK PRAKTIKAN : https://youtu.be/mzIWcrU3Rb4

A. Standar kompetensi.
-Mengidentifikasi fungsi tata surya
B. Kompetensi dasar
-Mengidentifikasi fungsi tata surya bagi kehidupan manusia
C. Indicator
-Mencari informasi tentang planet yang mengelilingi matahari
-mencari informasi tentang nama nama planet
D. tujuan
-melalui menggali informasi dengan membaca buku siswa dapat mengetahui nama planet
-melalui mengali informasi dengan membaca buku siswa dapat mengetahui jumlah planet
E. materi pembelajaran
-matahari sebagai pusat tata surya
-planet terbesar di jagat raya
F. metode pembelajaran
Kerja kelompok, Ceramah, diskusi, Tanya jawab.
G. kegiatan pembelajaran
kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
pendahuluan • Mengkondisikan siswa 10 menit
• Mengucapkan salam
• Berdo”a
• Guru menanyakan kabar
• Guru memberikan apersepsi
• Menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang akan di
lakukan
Kegiatan inti • Eksplorasi 50 menit
-Siswa mendengarkan dan
mengamati guru
• Elaborasi
-Kelas di bagi menjadi
beberapa kelompok
-guru membagikan lembar
kerja
-setiap kelom[pok berdiskusi
mengerjakan lembar kerja
-perwakilan setiap kelompok
maju membacakan hasil
diskusinya
• Konfirmasi
-bertanya jawab
-meluruskan kesalapahaman
penutup • Guru bersama siswa 10 menit
membuat kesimpulan /
rangkuman dari hasil belajar
Yang telah di pelajari

H. media dan sumber belajar


1. media pembelajaran
materi dan gambar yang di tayangkan dengan LCD
2. sumber pembelajaan
Buku ipa anak Sd kelas 1V

I. penilaian

Indicator pencapain kompetensi Teknik penilaian Bentuk instrumen


-Mencari informasi tentang tata surya dan tes Tanya jawab
matahari sebagai pusat tata surya
-Membuat gambar tentang tata surya dengan praktek penilaian
mengunakan media yang mudah di dapat

Mengetahui minggu, 23 mei 2021


kepala sekolah praktikan

AHMAD SIDIQ S.ag SAYADI


NIM:837037951
RANCANGAN SATU SIKLUS

SIKLUS : PERTAMA
SEMESTER : GENAP
TEMA/SUBTEMA : TATA SURYA
KELOMPOK : 11
HARI : SENIN .3 MEI 2021

1. TUUAN PERBAIKAN
Upaya meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang tata surya melalui media dan
metode yang bervariasi.
11 Identifikasi masalah
Ada satu anak yang belum memahami dan menguasai pembelajarab ipa dengan baik,
sehingga nilai akhir nya di bawah kkm
111. analisis masalah
Berdasrkan hasil identifikasi masalah maka dapat di peroleh analisis masalahya yaitu
Kurang minat anak pada pembelajaran ipa mungkin di sebabkan kurang tapat nya
Penggunanan metode dan media yang sesuai
1V. perumusan masalah
Apakah media dan metode yang di gunakan, dapat menarik minat siswa.
SKENARIO PERBAIKAN SIKLUS SATU
1. Tujuan perbaikan upaya meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak dalam tata surya
a. Kegiatan pengembangan
- anak di ajak untuk lebih interakatif dalam berdiskusi dan bermain peran.
-pengelolaan kelas,dan pengorganisasian anak
2. langkah langkah perbaikan
-Guru menyiapkan alat belajar , guru harus merangsang keingin tahuan anak, guru menyuruh
Guruh menyuruh aak untuk berdiskusi dan kerja kelompok,guru memperhatiakan pekerjaan
Anak dan memberikan nilai.
3. refleksi kegiatan
a. anak anak merasa senang dan bahagia setelah melihat media yang di gunakan
b. kelemahan. Masih ada anak yang tidak mau melakukan kegiatan yang di suruh guru.
RANCANGAN SATU SIKLUS

SIKLUS : KEDUA
SEMESTER : GENAP
TEMA/SUBTEMA : TATA SURYA
KELOMPOK : 11
HARI : KE DUA SELASA 4 MEI 2021

1. TUUAN PERBAIKAN
Upaya meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang tata surya melalui media dan
metode yang bervariasi.
2. Identifikasi masalah
Ada satu anak yang belum memahami dan menguasai pembelajarab ipa dengan baik,
sehingga nilai akhir nya di bawah kkm
111. analisis masalah
Berdasrkan hasil identifikasi masalah maka dapat di peroleh analisis masalahya yaitu
Kurang minat anak pada pembelajaran ipa mungkin di sebabkan kurang tapat nya
Penggunanan metode dan media yang sesuai
1V. perumusan masalah
Apakah media dan metode yang di gunakan, dapat menarik minat siswa.
SKENARIO PERBAIKAN SIKLUS KE DUA
2. Tujuan perbaikan upaya meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak dalam tata surya
b. Kegiatan pengembangan
- anak di ajak untuk lebih interakatif dalam berdiskusi dan bermain peran.
-pengelolaan kelas,dan pengorganisasian anak
2. langkah langkah perbaikan
-Guru menyiapkan alat belajar , guru harus merangsang keingin tahuan anak, guru menyuruh
Guruh menyuruh aak untuk berdiskusi dan kerja kelompok,guru memperhatiakan pekerjaan
Anak dan memberikan nilai.
3. refleksi kegiatan
a. anak anak merasa senang dan bahagia setelah melihat media yang di gunakan
b. kelemahan. Masih ada anak yang tidak mau melakukan kegiatan yang di suruh guru.
LAMPIRAN
SIKLUS 11

LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

NAMA : SAYADI
NIM : 837037951
PROGRAM STUDY : S1- PGSD
UPBJJ : 047 PONTIANAK

No.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang saya lakuan dapat mengarahkan dan
mempersiapkansiswa mengikuti pelajaran dengan baik?
Kegiatan membuka pelajaran yang saya lakukan sudah dapat mengarahkan dan
mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap materi/ bahan ajar yang saya sajikan sesuai
dengan yang di harapkan ?
(apakah materi yang saya sajika terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai
dengan kemampuan awal siswa? )
Siswa menanggapi materi yang saya sajikan sesuai dengan harapan karna harus
sesuai dengan kemampuan awal siswa.

3. Bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran yang di gunakan.


(apakah media sudah sesuai dan mempermudah siswa menguasai kompetensi /
materi yang di ajarkan.)
Respons siswa terhadap media pembelajaran yang saya gunakan yaitu ;
“ teks pengumuman “ telah mempermudah siswa menguasai materi / kompetensi
Yang saya ajarkan.

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar yang telah saya rancang?
Tanggapan siswa sangat antusias terhadap kegiatan belajar yang telah saya
rancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP -SEMESTER 2020/21 (2020.2)

NAMA : SAYADI
NIM : 837037951
TEMPAT MENGAJAR : MIS KHAIRUL HIKMAH
JUDUL PERBAIKAN : UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN IPA

No. Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Bukti


pembimbingan
Lanjut Pembimbingan

1. Minggu tgl 16 Membahas Maslah yang di Dengan


mei, 2021 tentang sabjek, hadapi, adalah mepersiapkan
penelitian, di masa segala
tempat dan pandemi ini , macam yang
waktu dalam kegiatan di butuhkan
harus mentaati
prokes.
2. minggu tgl 23 membahas hasil harus banyak di mulai
mei 2021 penelitian perbaikan mengunakan dengan metode
pembelajaran metode yang kerja kelompok
bervariasi
3. Minggu tgl 30 Membahas tentang media yang di Menggunakan
mei 2021 media pembelajaran gunaka harus media yang
murah meriah,dan sesuai dengan
mudah di dapat keadaan

Anda mungkin juga menyukai