Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI II

“EFEK OBAT ANTIKOLESTEROL PADA MENCIT”

Disusun Oleh :

Anjani Awijayanti

1948201008

4B Farmasi

Dosen Pembimbing :

Apt. Denia Pratiwi, M. Farm.

&

Apt. Dini Mardhiyani, M. Farm.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lemak diperlukan oleh tubuh, karena lemak diperlukan untuk
memelihara membran sel dan sebagai bahan dasar untuk pembuatan
hormon steroid. Lemak tidak mudah larut dalam air, maka diperlukan
sistem transpor khusus untuk membawa dan mengedarkan lemak ke
seluruh tubuh. Lemak yang bersirkulasi sepanjang pembuluh darah berupa
asam lemak bebas dan lipoprotein.
Lipoprotein adalah kompleks lipid-protein yang mengandung
gliserida dan kolesterol yang pada permukaannya dilapisi oleh fosfolipid
dn protein. Protein dan fosfolipid membuat seluruh bagian kompleks lipid-
protein lebih mudah larut. Lipoprotein dikelompokkan menjadi :
Kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Low Density
Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL).

Lipoprotein merupakan gabungan molekul lipid dan protein yang


disintesis didalam hati atau kompleks lipid-protein yang mengandung
gliserida dankolesterol yang pada permukaanya dilapisi oleh fosfolipid dan
protein.

Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran , disintesa, dan mengan
gkut berbagai jenis lipid dalam jumlah yang berbeda. Jenis lipoprotein yan
g dapat memicuterjadinya terjadinya atherosclerosis yang terdiri dari total
kolesterol, LDL,HDL, dan Trigliserida. Partikel-partikel ini memiliki sifat
khusus dan berbeda pada proses pembentukan atherosclerosis, sebagai
berikut:

a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut


kolesteroldidalam darah.
b. HDL (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih
sedikit. Danmemiliki fungsi yaitu membuang kelebihan LDL
kolesterol dipembuluharteri kembali ke liver untuk diproses dan
dibuang.
c. VLDL (very low density lipoprotein), memiliki jumlah trigliserida
yangterbanyak dalam darah. Sebagian VLDL diubah menjadi LDL.
d. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat
mempengaruhikadar kolesterol dalam darah. Kelebihan trigliserida
akan dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisa
kemudian oleh hati dimetabolismekan menjadi LDL, kolestrol
e. Chylomicron merupakan sebagian partikel dimana trigleserida
dipecah dengan melepaskan asam lemak dari rangka gliserol. Asam
lemak yang dibebaskan ini diambil oleh otot sebagai energi atau
disimpan dalam jaringan lemak sebagai lemak untuk pemakaian
yang diperlukan
Hiperkolesterol merupakan keadaan dengan kadar kolesterol
melebihi normal. Apabila keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang cukup
lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menimbulkan berbagai
penyakit yang dapat membahaya nyawa penderitanya. Oleh karena itu
kadar kolesterol tubuh harus dikendali.
1.2 Tujuan dan Prinsip Praktikum
1.2.1 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu memahami dan membandingkan
efek farmakologi antihi perkolesterol
b. Mahasiswa mampu mempraktekkan uji
antihiperkolesterol
1.2.2 Prinsip Praktikum
Efek obat anttikolesterol oral dapat diamati dengan
membandingkan kadar kolesterol mencit sebelum pemberian dan
setelah pemberian obat antikolesterol
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolesterol
2.1.1 Pengertian
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk
lemak. Di dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu
seperti zat trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga
kolesterol. Secara umum, kolesterol berfungsi untuk membangun
dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja,
kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi hormon seks,
vitamin D, serta berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan
otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang
dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu
tinggi kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan
faktor resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri
memiliki beberapa komponen, yang dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu
berdasarkan jenis dan kadarkolesterolnya.
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Kolesterol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolesterol
dan kadar kolesterol.
1. JenisKolesterol
a. Low Density Lipoprotein(LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat,
LDL lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam
dinding arteri, yang menyebabkan terjadinya pembentukan
zat yang keras, tebal, atau sering disebut juga sebagai plakat
kolesterol, dan denganseiring berjalannya waktu dapat
menempel didalam dinding arteri dan terjadinya
penyempitan arteri (Yovina, 2012).
b. High Density Lipoprotein(HDL)

HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh


manusia, fungsi dari HDL yaitu mengangkut LDL
didalam jaringan perifer ke hepar akan membersihkan
lemak-lemak yang menempel di pembuluh darah yang
kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu
dalam bentuk lemak empedu (Sutanto,2010).
2. Kadar Kolesterol
Tabel pengelompokan kadar kolesterol;
Kadar Kolesterol Kategori Kolesterol
Total Total
Kurang dari 200 Bagus
mg/dl
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolesterol Kategori Kadar Kolesterol


LDL LDL
Kurang dari 100 Optimal
mg/dl
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas
optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi

Kadar Kolesterol Kategori Kolesterol


HDL HDL
Kurang dari 40 Rendah
mg/dl
60 mg/dl Tinggi

Sumber :NationalInstitutes of Health, Detection,


Evaluation, dan Treatment of High Blood Cholesterol
in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah yaitu sebagai berikut:
1. Makanan
Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani
seperti daging kambing, meskipun tidak sedikit pula yang
berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa.
Telur juga termasuk makanan yang mengandung kolesterol yang
tinggi. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
menyebabkan peningkatan kadar kolesterolseperti minyak
kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega juga juga memiliki
lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kurang
aktivitas fisik
Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga,
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas
fisik terhadap kadar kolesterol dalam darah dengan nilai p<0.05.

2. Kurang pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kadar kolesterol, bahwa pengetahuan
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar kolesterol
seseorang dan mempengaruhi tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan dalam mengendalikan kadar kolesterol.
2.1.4 Proses Kolesterol Dalam Tubuh
Lemak yang terkandung didalam darah terdiri atas kolesterol,
trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Kolesterol yang
terkandung didalam darah hanya seperempat yang berasal dari sari
makanan yang diserap oleh saluran pncernaan, kemudian sisanya akan
diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam
usus, lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Usus akan
menyerap keempat unsur lemak tersebut dan masuk ke dalam darah,
sementara untuk kolesterol dan unsure lemak yang lainnya tidak larut
dalam darah. Agar dapat diangkut semua ke dalam aliran darah,
kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus
berikan dengan protein sebagai syarat untuk membentuk senyawa
yang larut, atau sering disebut juga sebagai lipoprotein.
Lipoprotein yang mengangkut lemak menuju hati atau sering
disebut juga dengan kilomikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut
akan diuraikan sehingga akan membentuk kembali keempat unsur
lemak. Kemudian, asam lemak yang yang telah terbentuk akan
digunakan sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka
akan disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak
dapat mecukupi, maka sel hati yang akan memproduksinya. Di mulai
dari hati, kolesterol akan diangkut oleh lipoprotein. Jika terjadi
kelebihan kolesterol maka akan diangkut kembali oleh
lipoproteinyang sering disebut juga sebagai HDL untuk kemudian
akan dibawa ke hati, yang akan diuraikan dan dibuang ke dalam
kandung empedu . LDL yang mengadung banyak lemak dibandingkan
dengan HDL, akan mengmbang di dalam darah. Protein utama yang
membentuk LDL adalah apolipoprotein B, dan
apolipoproteinAmerupakan protein utama yang membentuk HDL.
HDL memliki kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan
dengan LDL dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat
(Sutanto, 2010).Dalam proses kolesterol dalam tubuh, kolesterol
memiliki beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan oleh
pasien.
2.2 Manifestasi Klinis
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun.
Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka
endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut juga
sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar
trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat
menyebabkan pembesaran pada hati dan limpa serta timbulnya gejala-gejala dari
pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). Untuk memantau tanda dan gejala
yang muncul, maka diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat
mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
2.3 Cara Mengukur Kadar Kolesterol
Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan di laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol secara
mandiri menggunakan cholesterol meter (alat ukur kolesterol). Jika menggunakan
pengukuran cholesterol meter hasil yang didapatkan dari pengukuran dapat di
klasifikasikan apakah kadar kolesterol total pasien yang dilakukan pemeriksaan
dalam rentang bagus, batas ambang atas, ataupun tinggi (Mumpuni & Wulandari,
2011). Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya diminta
untuk melakukan puasa 10 jam sebelum, namun menurut studi yang dimuat dalam
Archives of Internal Medicine menyatakan bahwa puasa sebenarnya tidak
diperlukan karena orang yang melakukan puasa dengan orang yang tidak
melakukan hasilnya tidak jauh berbeda.

Gambar;Cholesterol Meter (Alat Ukur Kolesterol) Sumber: http://info-


kesehatan.net
2.4 Cara Mengendalikan Kadar Kolesterol
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai
salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam darah:
1. Pemberian edukasi dan konseling
Pemberian edukasi sangat mempengaruhi dalam peningkatan
pengetahuan pada penderita kolesterol, sehingga hal tersebut dapat di
jadikan salah satu cara penderita dalam memilih makanan yang tepat agar
kolesterol tidak mengalami peningkatan. Bukan hanya itu saja konseling
juga berpengaruh dalam pengendalian kadar kolesterol, didapatkan hasil
bahwa konseling berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol total
lebih besar dan perubahan terhadap pola makan.
2. Olahraga
Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar
kolesterol dalam darah yaitu dengan melakukan senam, aktivitas senam
sangat efektif dalam mengendalikan kadar kolesteroljika dilakukan secara
teratur. Pengaruh pemberian latihan senam sangat baik diberikan untuk
menurunkan kadar kolesterol dalam darah seseorang.
3. Pemeriksaan kolesterol rutin
Pemeriksaan kolesterol secara rutin sangat baik dilakukan sebagai salah
satu langkah dalam pencegahan primer terhadap komplikasi dari terjadinya
peningkatan kadar kolesterol seperti penyakit kardiovaskuler.
BAB III

METODE KERJA
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : Laboratorium Farmakologi Universitas Abdurrab Pekanbaru
Tanggal : Senin, 14 Juni 2021
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
3.2 Alat
- Bak mancit
- Syringe spuit 1 cc
- Jarum cannul
- GCU
- Gunting
- Pot darah
3.3 Bahan
- Mencit
- Telur puyuh
- Simvastatin 20 mg
- Alkohol 70%
- Aquadest
- Betadine

3.2 Hewan yang digunakan

Hewan yang digunakan adalah menceit jantan, galur lokal dengan berat badan
20g-30g berumur antara 6-8 minggu.

3.3 Cara Kerja

1. Disiapkan 10 ekor mencit, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok :


A. Kelompok I
Kelompok I dengan perlakuan seperti kontrol negatif
1. Disiapkan mencit 10 ekor
2. Disiapkan kuning telur puyuh, diambil sebesar 0,3 ml dengan syringe
spuit 1 cc, dan dipasang jarum canull.
3. Pegang mencit secara perlahan, kemudian mencit di sonde dengan
kuning telur puyuh yang telah disiapkan
4. Perlakukan no 1-3 dilakukan selama 3 hari berturut-turut
5. Kemudian diambil sampel darah mencit dengan memotong ujung ekor
mencit, dan dikumpulkan pada pot darah
6. GCU dimasukkan dalam sampel darah, kemudian diukur kadar
kolesterolnya
7. Pada ujung mencit diberi betadin, dan dikembalikan pada bak mencit.
B. Kelompok II

Kelompok II dengan perlakuan mendapat obat antikolesterol

1. Disiapkan 1 ekor mencit


2. Disiapkan kuning telur puyuh, diambilsebesar 0,3 ml dengan syringe
spuit 1 cc, dan dipasang jarum canull.
3. Pegang mencit secara perlahan, kemudian mencit di sonde dengan kuning
telur puyuh yang telah disiapkan, biarkan 15 menit
4. Kemudian mencit disonde dengan Simvastatin 20 mg sebesar 0,2 ml
atau atorvastatin 0,5 ml
5. Perlakuan no 1-4 dilakukan selama 3 hari berturut-turut
6. Kemudian pada hari ke 4, diambil sampel darah mencit dengan cara
memotong ujung ekor mencit.
7. GCU dimasukkan dalam sampel darah, kemudian diukur kadar
kolesterolnya.
8. Pada ujung mencit di beri betadine, dan di kembalikan pada bak mencit.
BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Kadar Kolesterol Hewan Uji (mg/dl)


No Perlakuan Kadar Kadar 30’ 60’ 90’
Kolesterol Kolesterol
sebelum setelah
induksi induksi
1 NaCMC 14 127 127 12 12
2 I 17 125 85 65 30
3 II 18 126 95 75 45
4 III 14 127 90 71 47
Rata – rata 15,75 126,25 99,25 55,75 33,5
4.2 Gambar

4.3Perh
itungan
Konversi simvastatin

Dosis manusia: 20 mg/70kgBB

Dosis mencit(20 gr): 20 mg x 0,0026 mg = 0,052 mg

Dosis mencit kg/bb: 0,052 mg x (1000:20) = 2,6 mg/kgBB

4.4 Pembahasan

Pada praktikum pengujian efek antikolesterol, menggunakan hewan


coba 4 mencit yang dibagi menjadi mencit A kontrol (tanpa simvastatin) dan
mencit B perlakuan (diberikan simvastatin sebagai antikolesterol). Sebelum
dilakukan pengujian, mencit dipuasakan dan diukur terlebih dahulu kadar
kolesterolnya (KT0). Kemudian mencit diinduksikan secara eksogen
dengan member kuning telur puyuh 0,4 ml secara peroral. Pemberian
kuning telur puyuh dilakukan sehari 2 kali selama 3 hari. Selanjutnya setelah 3
hari, mencit diukur kadar kolesterolnya (KT1) yang sudah dipuasakan
sebelumnya. Lalu mencit dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Mencit
kontrol tetap diinduksikan kuning telur puyuh, sedangkan mencit perlakuan
diinduksikan kuning telur puyuh serta diberi simvastatin 0,4 ml. Kemudian
mencit diukur kadar kolesterolnya (KT2). Pengukuran ini dilakukan
dengan alat Cholesterol meter. Pengukuran kadar kolesterol pada mencit
dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pada ekor mencit, mula-
mula ekor mencit diurut urut agar pembuluh venanya lemas kemudian kita
potong ekor mencit, darah yang keluar dari ekor mencit kita masukkan strip
pada Cholesterol meter setelah ±150 detik baca hasil pengukuran pada alat.

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa setelah


pemberian kuning telur puyuh menyebabkan kenaikan kolesterol darah pada
keempat mencit tersebut. Kemudian penggunaan simvastatin pada mencit
menunjukan adanya penurunan yang signifikan. Pada mencit kontrol/mencit
pembanding yang tidak diberi simvastatin kadar kolesterolnya terlihat naik dari
yang awalnya 14mg/dL menjadi 127 mg/dL (setelah pemberian kuning telur
puyuh) kemudian pada menit 30 setelah diinduksi tetap 127 mg/dL, hal ini
disebabkan karena mencit tidak diberikan obat antikolesterol, sehingga
menyebabkan kadar kolesterolnya tidak menurun atau tetap. Kemudian kita
bisa melihat perbandingan pada mencit yang diberi simvastatin, mencit
mengalami penurunan kadar kolesterol dengan rata-rata setelah diinduksi
dengan kuning telur puyuh 126,25 mg/dL menjadi 99,25 mg/dL pada menit 30
setelah pemberian simvastatin, 55,75 pada menit 60 setelah pemberian obat
simvastatin dan pada menit 90 setelah pemberian obat simvastatin 33,5 mg/dL.
Hal ini membuktikan adanya pengaruh efek kerja simvastatin dalam
menurunkan kadar kolesterol pada mencit.
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan Dari data diatas menunjukkan bahwa pengujian efek


antikolesterol terhadap hewan uji, menunjukkan bahwa simvastatin
mempunyai efek antikolesterol, hal ini terbukti setelah mencit diberikan kuning
telur puyuh, kadar kolesterolnya yang semula tinggi berangsur menurun,
sehingga efek antikolesterol pada simvastatin sudah bisa dibuktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Barrett, K., B. Hedden, B. Scott, B. Susan. 2010. Ganong’s Review of Medical


Physiology. The Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Graha C., 2010. 100 Questions and Answers Cholesterol. Jakarta: Gramedia

Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengtasi Kolesterol.


Yogyakarta: Andi

Soeharto I., 2001. Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak Baik,
danProses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT
Gramedia PustakaUtama

Stoppard. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Erlangga

Yovina. 2012. Kolesterol. Jakarta : Pinang Merah Publisher

Anda mungkin juga menyukai