Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dra. Muntholi’ah, M. Pd.

Disusun Oleh:
Ahmad Fatoni (113111096)
Hidayatin Khoiriyah (113111112)
Manshur Hidayat (113111123)
Nidaun Ilal Fauziyah (113111134)
Waras Sriyanti (113111168)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir
secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. perencanaan pembelajaran
mengarah pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangakan, desain
pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran untuk membantu
proses belajar siswa. Hal inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi
pada kuriklum, sedangkan desain berorientasi pada proses pembelajaran.
Namun demikian, baik pengembangan perencanaan maupun pengembangan desain
pembelajaran keduanya disusun berdasarkan pendekatan sistem. 1 Jika kita berbicara
tentang sistem, maka tidak akan lepas dari yang namanya unsur/komponen dan ciri-
cirinya, serta bagaimana pendekatan sistem itu dipalikasiakan dalam pembelajaran PAI.
Oleh karena itu, Agar mengetahui lebih lanjut mengenai Pendekatan dalam Sistem
Pengajaran, akan dipaparkan lebih detail dalam makalah ini.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa Pengertian Pendekatan dalam Sistem Pengajaran?
B. Apa Saja Unsur-unsur Sistem?
C. Apa Saja Ciri-ciri Sistem?
D. Bagaimana aplikasi Unsur-unsur dan Ciri-ciri Sistem dalam Pembelajaran PAI?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Sistem Pengajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Terdapat dua pendekatan terhadap
pembelajaran yaitu yang berpusat kepada guru (teacher centered approaches) dan
yang berpusat kepada siswa (student centered approaches).2
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai
pengertian : 1. Suatu keseluruhan yang tesusun dari sekian banyak bagian. 2
Hubungan yang berlangsung di antara satuan satuan atau komponen komponen
secara teratur. Dari kedua pengertian itu dapat di tarik satu pengertian lagi bahwa
sistem adalah suatu keseluruhan / keutuhan yang terdiri atas sejumlah bagian, atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur yang biasa juga disebut sebaga
sub sistem.3
1 Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,
2008), hal. 9.
2 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 380.
3 M. Chabib Thoha dan Abdul mu’ti, PBM-PAI DI SEKOLA Heksistensi dan proses beajar-mengajar
pendidikan agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka belajar offset,1998), hal. 3-4.

2
Istilah sistem sering didefinisikan suatu bangunan atau organisasi atau
lembaga yang terdiri dari sub komponen/elemen, yang berinteraksi,
berinterdependensi, dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka
akan mengganggu komponen yang lainnya serta mengganggu kualitas kinerja dari
organisasi tersebut.4 Sistem bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak
dikatakan orang. Cara hanyalah sebagian kecil dari suatu sistem. Jadi yang dimaksud
dengan sistem adalah sebagai suatu kesatuan komponen yang satu sama lain saling
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.5
Pendekatan sitem (System Approach), adalah suatu proses yang dengan
kebutuhan diidentifikasi, problem dipilih, syarat-syarat pemecahan problem
diidentifikasi, pemecahan dipilih dari beberapa alternatif, metode dan alat dicari dan
diterapkan, hasil evaluasi, dan revisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari
sistem tersebut dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga kebutuhan dapat tercapai.6
Makna sistem dalam pembelajaran berarti adanya pemahaman atau asumsi
guru bahwa pembelajaran harus didukung oleh berbagai elemen secara utuh dan
komprehensif, meninggalkan salah satu elemen akan menimbulkan kegagalan proses
pembelajaran. Artinya dalam pembelajaran guru tidak cukup hanya menguasai materi
saja, guru juga tidak cukup hanya pandai menggunakan media dan metode saja, tetapi
guru harus benar-benar mampu melaksanakan semua faktor yang ada dalam
pembelajaran secara komprehensif.7
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan pengajar yang
menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran.
Hubungan sistematik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu
pengajaran sesuai dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan
membentuk kesatuan. Hubungan sistematik atau penekanan kepada sistem,
merupakan ciri pertama dari pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada
perilaku yang dapat di ukur atau di amati.8

B. Unsur-unsur Sistem
Keberadaan unsur dalam sistem memiliki kedudukan yang sangat penting.
Agar perencanaan dalam sebuah sistem dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan
unsur-unsur yang harus ada didalamnya, berikut unsur-unsur dalam suatu sistem
yaitu:

4 Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hal. 17.
5 Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,
2008), hal. 1-2.
6 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 46.
7 Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual..., hal. 18.
8 R.Ibrahim dan Nana syaodih S., Perencanaan Pembelajaran, (Jakata: Rineka Cipta, 2003), hal. 51.
3
1. Input (masukan) yaitu unsur-unsur yang sumber-sumbernya diterapkan atau
dimanfaatkan, misalnya: sumber, biaya, personal.
2. Output (keluaran) yaitu hasil konversi dari proses suatu sistem, misalnya: hasil,
produk atau keuntungan.9
Adapun unsur-unsur dalam sistem pembelajaraan yaitu:
1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahka untuk membelajarkan siswa agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses
pengembangan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala
kegiatan. Artinya keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan
desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik
sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya
belajar siswa itu sendiri.
2. Tujuan
Tujuan adalah unsur terpenting dalam pembelajaran setelah unsur siswa sebagai
subyek belajar. Tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi
lembaga pendidikan itu sendiri. Misalnya,
a. Melatih siswa agar memiliki kemampuan tinggi dalam bidang tertentu
b. Mengajarkan keterampilan dasar bagi siswa
c. Memberikan jaminan agar menjadi lulusan tenaga kerja yang efektif dalam
bidang tertentu, memiliki kreativias yang tinggi dan sebagainya.
Adapun tujuan yang bersifat khusus yang direncanakan oleh guru meliputi:
a. Pengetahuan, informasi, serta pemahaman sebagai bidang kognitif
b. Sikap dan apresiasi, sebagai tujuan bidang afektif
c. Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.
Dalam konteks pembelajaran, tujuan khusus dirumuskan sebagai teknik untuk
mencapai tujuan pendidikan.
3. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat
mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus
mendorong siswa aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. Merencanakan
pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada siswa untuk
belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
4. Sumber-sumber belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti
tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru,

9 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 46-47.


4
petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik
langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.
5. Hasil belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai
dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru
dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data
tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data
tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.10
Unsur merupakan sinonim kata komponen. Dilihat dari fungsinya setiap
komponen ada yang bersifat integral dan ada unsur yang tidak integral.
1. Unsur integral adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem
itu sendiri. Misalnya komponen siswa dan guru. Kita akan sulit menganggap
bahwa sekolah itu ada manakala di sekolah itu tidak ada siswa yang diajar atau
tidak ada guru yang mengajar.
2. Komponen tidak integral adalah kmponen pelengkap. Artinya, walaupun
komponen itu tidak ada, maka tidak akan memengaruhi keberadaan suatu sistem,
walaupun mungkin akan mengganggu perjalanan sistem itu sendiri. Misalnya
komponen perpustakaan dalam suatu lembaga sekolah. Walaupun sekolah tidak
memiliki perpustakaan, akan tetapi tidak akan menggoyahkan keberadaan sekolah
tersebut.11

C. Ciri-ciri Sistem
Dari pengertian sistem yang telah dijabarkan di atas dapat diambil ciri utama
suatu sistem, yaitu:
1. Setiap sistem memiliki tujuan
Setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan manusia sebagai organisme adalah
agar dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Tujuan keberadaan lembaga
pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai setiap
tujuan pendidikannya. Jadi dengan demikian, setiap sistem memiliki tujuan yang
pasti. Tujuan itulah yang menggerakkan sistem.
2. Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar
manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Adapun agar proses
pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi
perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain

10 Wina sanjaya, Perencanaan dan..., hal. 9-13.


11 Wina sanjaya, Perencanaan dan..., hal. 4
5
sebagainya. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya
tujuan.
3. Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya tiap sistem pasti memiliki komponen-
komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Agar fungsi perencanaan
dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi
administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan
komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru, dan lain
sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan
komponen tujuan, isi atau meteri pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen
evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat
melaksanakan fungsinya dengan tepat.12
Jenis-jenis sistem bisa ditinjau dari aspek-aspek tertentu. Dalam hal ini hanya
ditinjau dari aspek yaitu aspek terbuka (suatu sistem yang dapat menerima input dari
luar sistem, misal berupa informasi dari luar)13 dan tertutup yang berarti kebalikan dari
aspek terbuka. Perencanaan pendidikan berkaitan dengan sistem terbuka. Oleh sebab
itu yang dibahas adalah sistem terbuka. Berikut ini ciri-ciri sistem terbuka:
1. Mengimport energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan akan
mendatangkan pengajar atau pendidik, uang, alat-alat belajar, para siswa/
mahasiswa dan sebagainya dari luar sekolah dan erguruan tinggi.
2. Memiliki proses pendidikan akan memproses para siswa/ mahasiswa sebagai
bahan mentah dalam proses belajar mengajar untuk menjadi bahan jadi beupa
lulusan-lulusan.
3. Menghasilkan output atau mengeksport materi, energi, dan informasi.
4. Merupakan kejadian yang berantai, input diproses mengeluarkan output.
5. Memiliki negatif entropy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan
cara membuat import lebih besar daripada eksport.
6. Mempunyai alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.
7. Ada kestabilan yang dinamis.
8. Memiliki diferensi yaitu spesialisasi-spesialisasi.
9. Ada prinsip equifinalty yaitu banyak jalan untuk mencapai tujaan yang sama.
Pemerintah memberi kesempatan kepada pendidik untuk berkreasi menciptakan
cara-cara yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan.14

D. Aplikasi Unsur-unsur dan Ciri-ciri Sistem dalam Pembelajaran PAI

12 Wina sanjaya, Perencanaan dan..., hal. 2-3.


13 Harjanto, Perencanaan Pengajaran,...hlm. 45
14 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), hal. 18-19.

6
Unsur-unsur serta ciri sistem pasti ada dalam suatu sistem, karena adanya
sistem tidak akan lepas dari unsur dan ciri tersebut. Aplikasi dalam pembelajaran
berarti suatu proses untuk menerapkan makna sistem dalam proses pembelajaran.
Aplikasi dalam pembelajaran mengandung makna:
1. Adanya pemahaman secara utuh, komprehensif dan terpadu, bahwa proses
pembelajaran itu sangat tergantung dari berbagai elemen, jika salah satu elemen
terganggu atau rusak maka akan mengganggu keberhasilan proses pembelajaran.
Dengan demikian guru mampu memberdayakan seluruh elemen yang ada dalam
pembelajaran.
2. Adanya sifat dan sikap keterbukaan yang dimiliki guru dan siswa, yaitu adanya
kesediaan untuk menerima kritik atau informasi dari luar, kita harus menerima
kritik atau masukan dari pendapat orang lain. Jika merasa dirinya benar dan orang
lain salah maka sistem tidak akan bisa diterapkan dalam proses pembelajaran.
Jika berfikir sistem diterapkan dalam pembelajaran, maka seorang guru harus
melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (tujuan instruksional). Tujuan adalah suatu
rencana atau rumusan yang akan diperoleh. Rumusan tujuan akan sangat
membantu guru dalam menentukan arah atau strategi dalam pembelajaran.
Dengan demikian, menentukan tujuan pembelajaran berarti menentukan arah
tentang proses pembelajaran
2. Melakukan proses pengumpulan data dan proses analisisnya. Data yang
dikumpulkan adalah data menyangkut tentang (a) anak didik yang meliputi
kemampuan awalnya (entry behavior), tingkat perhatian, kualitas motivasi,
konsentrasi, kedisiplinan, latar belakang sosial, ekonominya. (b) data tentang
materi pelajaran (mata pelajaran) yang meliputi jenis materinya baik bersifat
logika, etika, dan lain-lain. (c) data tentang guru yang meliputi masalah
kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan pedagogik, gaya yang dilakukan
dalam mengajar, cara mengevaluasi, kemampuan pengelola kelas dan
kemampuan memahami landasan kependidikan. (d) data tentang sistem
kepemimpinan yang meliputi pola dalam menyusun perencanaan, cara dalam
mengidentfikasi permasalahan, cara mengambil keputusan. Seluruh data tersebut
dianalisis sehingga nantinya dapat dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran.
3. Hasil analisis terhadap data tersebut di atas, kemudian dijadikan dasar atau
landasan guru dalam menyusun materi dan melakukan proses pembelajaran agar
proses pembelajaran benar-benar berjalan secara efektif dan efisien. 15

15 Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual..., hal. 19-21


7
Dalam pembelajaran PAI, misalkan seorang guru dalam menentukan materi
atau sistem pembelajaran yang akan di terapkan kepada murid-muridnya, hendaknya
seorang guru mengetahui karakter muridnya dan mengetahui meteri yang akan di
ajarkan sehingga materi dapat terserap oleh murid dan pembelajaran berjalan secara
efektif.
Salah satu unsur dari sistem yaitu tujuan. Dalam pembelajaran PAI pun tidak
terlepas dari yang namanya tujuan. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
yaitu bertujuan meningkatkan keimanan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
Fungsi pengajaran Agama Islam yaitu:
1. Pengembangan: yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT.
2. Penyaluran: yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus
di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat untuk orang lain
3. Perbaikan: yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekuranan pemahaman dalam ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pencegahan: yaitu untuk mengkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik
atau dari budaya lain yang dapat membahyakan dan menghambat perkembangan
dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
5. Penyesuaian: yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai dengan ajaran Islam.
6. Sumber nilai: yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
7. Pengajaran: yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang
fungsional.16

Dalam undang-undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

16 M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI DI SEKOLA Heksistensi dan..., hal. 181-182.
8
bertakwa kepaa tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat ,berilmu, cakap, kreatif,
mandiri ,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Menurut tafsir (2002), bagi umat islam dan khususnya dalam pendidikan
islam, kompetensi iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama
disadari kepentinganya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan
islam. dalam pandanngan islam, peran kekholifahan manusia dapat direalisasikan
melalui tiga hal yaitu:
1. Landasan yang kuat berupa iman dan takwa
2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Akhlak mulia
Dari beberapa pendapat diatas, maka pendekatan sistem pengajaran PAI
adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi , saling
berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan
generasi-generasi yang berwawasan luas beriman dan bertakwa serta memiliki
akhlak yang mulia.17

IV. KESIMPULAN
Pendekatan sitem pengajaran adalah suatu proses ternsfer ilmu yang
membutuhkan identifikasi, problem dipilih, syarat-syarat pemecahan problem
diidentifikasi, pemecahan dipilih dari beberapa alternatif, metode dan alat dicari dan
diterapkan, hasil evaluasi, dan revisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem
tersebut dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga kebutuhan dalam pembelajaran dapat
tercapai.
Unsur-unsur dalam suatu sistem yaitu input (masukan) dan output (keluaran).
Adapun unsur dalam sistem pembelajaran yaitu: Siswa, tujuan, kondisi, sumber-sumber
belajar dan hasil belajar. Keberadaan unsur-unsur ini dalam sistem memiliki kedudukan
yang sangat penting, karena perencanaan dalam sebuah sistem akan berjalan dengan baik
bilamana ada unsur-unsur didalamnya.
Selain memiliki unsur sistem juga memilki ciri. Ciri-ciri sistem tersebut meliputi:
sistem memiliki tujuan, sistem memiliki fungsi, serta sistem memiliki komponen.
Sistem pengajaran adalah termasuk dalam jenis sistem terbuka, adapun ciri-cirinya yaitu:
Mengimport energi, materi, dan informasi dari luar. Memiliki proses pendidikan akan
memproses para siswa/ mahasiswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar
untuk menjadi bahan jadi beupa lulusan-lulusan. Merupakan kejadian yang berantai,

17 http://catatanmerita43.blogspot.com/2013/05/system-approach.html, diunduh pada 26/09/2013 pkl. 16:00.


9
input diproses mengeluarkan output. Serta mempunyai alur informasi sebagai umpan
balik untuk memperbaiki diri.
Dalam pembelajaran PAI pasti ada yang namanya sistem, yang mana sistem
tersebut mempunyai unsur dan ciri. Sistem jika diaplikasikan dalam pembelajaran PAI
maka harus adanya komponen yang saling berhubungan. Input dan output dalam
pembelajaran PAI bertujuan meningkatkan keimanan pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi.

V. PENUTUP

Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat menambah pengetahuan


serta pelajaran yang bermanfaat bagi kita semua, khususnya mengenai Pendekatan
Sistem dalam Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini pasti tidak luput dari
kesalahan maupun kekurangan, untuk itu saran penulis agar mempelajari kembali pada
referensi yang ada pada makalah maupun mencari sumber lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pembelajara. Jakarta:
Rineka Cipta.
Muchith, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail
Media Group.
Pidarta, Made. 2005. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Thoha, M. Chabib dan Abdul Mu’ti. 1998. PBM-PAI DI SEKOLA
Heksistensi dan proses beajar-mengajar pendidikan agama
Islam. Yogyakarta: Pustaka belajar offset.
http://catatanmerita43.blogspot.com/2013/05/system-approach.html,
diunduh pada 26/09/2013 pkl. 16:00.

11

Anda mungkin juga menyukai