Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN SITUASI KHUSUS : MARAH

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Nn. H usia 25 tahun dengan diagnosa medis post op app perforasi hari ke 2 dirawat diruangan
VIP RSUP Fatmawati
Data subyektif : Nn. H mengatakan dari tadi mengeluh nyeri tapi tidak ada satupun perawat yang
datang menghampiri, padahal sudah membunyikan bel. Klien mengatakan tidak
dapat tidur pada malam hari karena nyeri yang dirasakan. Klien mengatakan
kapan nyerinya akan hilang, dan mengatakan kenapa masih nyeri padahal sudah
diberikan obat.
Data obyektif : Klien tampak marah. Keadaan umum sedang, kesadaran CM, hasil TTV ; T =
120/80 mmHg, N = 103 kali/menit, S = 36,4o C, R = 20 kali/menit.
2. Diagnosa Keperawatan
Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stressor
(SDKI,D.0096)
3. Tujuan : Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 2x pertemuan selama 20 menit
 Status koping (SLKI,L.09086)
1. Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah membaik
2. Perilaku aserfif membaik
3. Verbalisasi menyalahkan orang lain membaik
 Pola tidur (SLKI, L.05045)
Keluhan sulit tidur pasien membaik
4. Tindakan Keperawatan
Managemen pengendalian marah (SIKI,I.09290)
1. identifikasi penyebab / pemicu kemarahan
2. gunakan pendekatan yang tenang atau meyakinkan
3. jelaskan makna, fungsi marah, frustasi dan respon marah
4. kolaborasi terapi yang berhubungan dengan penyebab marah (obat nyeri dan obat tidur)

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


 FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik :
Perawat “Assalamualaikum mba, selamat pagi” Perkenalkan nama saya Ns. Tri
Astuti, Adakah yang bisa saya bantu?
Klien : kenapa sih ga datang-datang AHH!!!
2. Evaluasi/ validasi :
Perawat : Sepertinya mba sudah membunyikan bel sudah 3 kali apakah masih dengan
keluhan yang sama?
Klien : iya makanya!!!
Peawat: Adakah yang membuat mba tidak nyaman?
Klien : sakit tauuu!!!!
Peawat: Kalo boleh tau apa yang membuat mba marah/ Jengkel?
Apakah tidur ibu semalam nyenyak?
Apakah obat nyerinya sudah di minum?
Klien : percuma minum obat sakitnya jg ga hilang-hilang!!!!
Saya ga bisa tidur!!! (nada kesel)

3. Kontrak:
Perawa : Baik kalo begitu boleh kita bicarakan kekesalan yang mba rasakan, mba mau
sambil duduk atau mba mau sambil berbaring?
Klien : duduk gini aja!!
Peawat : Tidak lama hanya kurang lebih 10 menit, Kita ngobrol ya, supaya kekesalan
yang mba rasakan bisa mereda dan saya carikan solusi
Klien : iya tolongin ners!!!

 FASE KERJA
1. Pengkajian :
Perawat : Tadikan mba bilang kesal karna perawat tidak kunjung datang,
sepengetahuan saya ini bukan panggilan pertama dari mba dan kami langsung
mendatangi mba kan ?
Klien : abis saya kesel Ners!!!
Perawat : Saya ingin bertanya apa yang menyebabkan utama mba marah dan kesal?
Klien : saya tau sudah di kasih obat tp kenapa rasa sakit nya kok ga hilang dan kapan
saya sembuh!!! Lagian dosa apa sih kok saya sampe sakit gini!!
2. Diagnosa :
Perawat : nah mba td sudah mengutarakan kepada saya bahwa penyebab mba marah
karna mba kesal dengan kondisi sakit mba saat ini ya, mba baru saat ini merasakan
sakit seperti ini.
3. Tindakan :
Perawat : jadi mba kesal dan marah karna mba stress dengan keadaan mba sekarang
ya?
Klien : iya ners!! Kenpa saya sakit seperti ini, nyerinya kok ga hilang walau saya
sudah minum obat, saya ga bisa tidur, semua orang bikin saya marah karna keadaan
ini.
Perawat : baik, mba sebenarnya sudah mengetahui ya penyebab mba kesal dan marah,
itu baik sekali, hanya saja mba belum dapat mengontrol marah mba, saya akan coba
menjelaskan kepada mba mengenai marah.
Jadi marah itu adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman, seperti yang td mba rasakan, apakah
marah itu dilarang? Tidak.
Karna marah itu bisa sebagai mengekspresikan perasaan seseorang, marah itu dapat
mengeluarkan energi.
Tetapi bila kita marah hendaknya kita harus asertif seperti apa yang di maksud dengan
marah yang asertif? Yaitu marah yang terus terangdan dapat mengemukakkan alasan
dengan komunikasi yang baik, tanpa menyakiti orang lain.
Nah kalo tidak dapat dilaksanakan dapat menyebabkan frustasi, frustasi ini nantinya
dapat menyebabkan terhampatnya pencapaian tujuan, dalam hal ini adalah
berhubungan dengan proses tujuan penyembuhan dari perawatan mba sendiri.
seperti tadi mba sampaikan kepada saya sudah minum obat tp tidak hilang, akhirnya
obatnya tidak di minum secara teratur sehingga efek dari obat itu tidak maksimal, dan
tidur mba pun jadi terganggu. Nah mba bisa coba, pada saat mba marah lakukan Tarik
nafas sehingga nyerinya bisa berkurang dan mba menjadi lebih relaks, atau bisa mba
alihkan rasa marah dengan berdzikir, dan beribadah di tempat tidur.

 FASE TERMINASI
1. Evaluasi subjektif
Perawat : bagaimana sekarang perasaan mba setelah kita ngobrol mengenai marah?
Klien : baik ners sekarang saya mengerti kenapa saya marah-marah.
2. Evaluasi Objektif
Perawat : Nah coba boleh disebutkan kembali tindakan apa yang bisa dilakukkan saat
marah?
Klien : menarik nafas, saya bisa berdzikir dan sholat ners.
Perawat : kalo akibatnya dari marah yang tidak mba kontrol apa?
Klien : nyeri saya bukan hilang tp malah bertambah dan saya akan lama sembuh.
Perawat : betul baik sekali, mba
3. Rencana Tindak Lanjut Pasien
Mba sudah dapat menyebutkan kembali semoga dapat mba lakukan ya, dan jangan
lupa obatnya di minum secara teratur agar nanti mba bisa rasakan manfaatnya pada
diri mba.
4. Rencana Tindak Lanjut Perawat
Nanti saya akan laporkan juga kepada dokter apabila mba masih kesulitan untuk
beristirahat tidur pada malam hari dan masih merasakan nyeri yang tidak dapat
tertahankan.
5. Salam
Semoga apa yang kita obrolkan tadi dapat membantu mba ya dalam mengatasi marah
mba, semoga lekas sembuh, bila ada yang perlu dibantu silahkan pencet bel, ners
Kembali dulu ke nurse stasion didepan ya. Assalamualaikum.

Anda mungkin juga menyukai