HEMOFILIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
0
2018
DAFTAR ISI
1
DAFTAR ISI………………...………………………………................................... 1
Kata 2
Pengantar.........................................................................................
BAB I KONSEP DASAR MEDIK 3
A. Definisi............................................................................................. 3
B. Anotomi Fisiologi.............................................................................. 7
C. Etiologi.............................................................................................. 7
D. Patofisiologi....................................................................................... 10
E. Pathway............................................................................................. 11
F. Epidemiologi..................................................................................... 12
G. Manifestasi Klinis............................................................................. 12
H. Pemeriksaan Penunjang.................................................................... 13
I. Penatalaksanaan................................................................................. 13
J. Komplikasi.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………...……………………………….................... 29
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata ajar Keperawatan Medikal
Bedah II sistem imunologidan hematologi yang diampu oleh dosen ibu Vivi Retno
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu sangat mengharapkan saran dan kritik sebagai perbaikan yang akan datang.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim penyusun
2
BAB I
A. DEFINISI
sex linked reserif dan autosomal resersif (Yoshua & Engeline 2015).
B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa. Darah merupakan medium transpor tubuh,
volume darah sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
berikut ini.
anatomi fisiologi yang kami bahas adalah trombosit yang berperan dalam
pembekuan darah.
3
Trombosit merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal megakariosit
a. Vasokonstriksi
b. Plug trombosit
4
c. Pembentukan bekuan darah
1. Mekanisme ekstrinsik
kalsium.
2. Mekanisme intrinsik
a) Fibrinogen
b) Protrombin
c) Tromboplastin
d) Ion kalsium
e) Proakselerin
f) Prokonvertin
g) Faktor antihemolitik
h) Plasma tromboplastin
i) Faktor Stuart-Prower
k) Faktor Hageman
5
d. Faktor penstabil fibrin
pembuluh
6
C. ETIOLOGI
Perdarahan dapat terjadi tanpa penyebab trauma yang jelas atau berupa
perdarahan spontan. Hemofilia dibagi atas tiga jenis yaitu A, B, dan C. Hemofilia
2. Defisiensi factor VII (FVIII) dapat juga disebabkan kelainan congenital factor
D. PATHOFISIOLOGI
Dalam proses pembekuan darah terdapat dua jalur yang dilalui, yaitu jalur
endothelial vascular yang cidera dan jalur intrinsic dimulai dari aktivasi factor
koagulasi ( faktor XII/Hageman ) dalam darah. Kedua jalur akan bergabung dan
bekerjasama untuk mengaktifkan faktor X yang disebut jalur akhir. Tetapi pada
7
anti hemofilia faktor ( AHF ), AHF terdiri dari dua komponen aktif, komponen
besar dan komponen kecil. Komponen kecil pada AHF yang penting untuk jalur
activator protrombin dengan bantuan ion kalsium yang akan membantu proses
menyebabkan koagulasi.
Jadi, jika terjadi defisiensi faktor VIII, maka tidak akan terbentuk benang-
sehingga trombin juga tidak terbentuk. inilah yang akan mengakibatkan tidak
antihemofilik (AHF)). AHF di produksi oleh hati dan sangat diperlukan untuk
yang ditemukan dalam darah, semakin berat penyakit. Pasien hemofilia memiliki
dua dari tiga factor yang dibutuhakan untuk koagulasi , yaitu pengaruh vascular
dan trombosit. Oleh karena itu, pasien dapat mengalami perdarahan dalam
jangka waktu lebih lama tetapi tidak dengan laju yang lebih cepat.
dalam rongga sendi dan otot merupakan tipe perdarahan internal yang paling
8
sering ditemukan. Perubahan tulang dan deformitas yang menimbulkan cacat
fisik terjadi sesudah pasien mengalami episode perdarahan yang berulang selama
beberapa tahun. Perdarahan dalam leher, mulut atau thorak merupakan keadaan
berbahaya karena darah dapat berkumpul di dalam rongga yang luas tersebut.
9
E. PATHWAY
10
F. EPIDEMIOLOGI
11
1. Pada 85% kasus, penaykit hemophilia disebabkan kelainan atau defisiensi
factor VIII, jenis hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilia klasic. Kira-
kira 1 diantara 10.000 pria di amerika serikat menderita hemofilia klasik. Pada
defisiensi factor IX. Kedua faktor tersebut diturunkan secara genetik melalui
adalah pria karena mereka hanya memiliki satu kromosom X. sementara kaum
ibunyapun pembawa sifat. Akan tetapi kasus ini sangat jarang terjadi,
meskipun penyakit ini diturunkan namun ternyata sebanyak 30% tek diketahui
penyebabnya
sekitar 200.000 penderita. Namun yang ada dalam catatan resmi HMHI hanya
G. MANIFESTASI KLINIS
12
Adanya pendarahan berlebihan secara spontan setelah luka ringan,
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
koagulasi intrinsik)
I. PENATALAKSANAAN
13
1. Transfuse periodic dari plasma beku segar ( PBS )
perdarahan aktif atau sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi dan
pembedahan
5. Bidai dan alat orthopedi bagi klien yang mengalami perdarahan otot dan
sendi
J. KOMPLIKASI
pendarahan gastrointestinal.
BAB II
14
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN FOKUS
1. Riwayat Kesehatan
Penyakit didiagnosa awal pada bayi baru lahir, bila perdarahan lama
aksaserbasi.
intramuscular
15
5) Hematuria
6) Epistaksis
d. Pemeriksaan diagnostic
3. Studi diagnostic
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
oksigen
C. INTERVENSI
16
No Diagnosis Tujuan dan Intervensi Rasional
17
pernafasan)
Monitoring kebutuhan pasien
(TD 120-
90/90-60
mmHg, NIC Label : Respiratory
nadi 80-100
x/menit, RR Monitoring
: 18-24 1. Monitor kecepatan,
x/menit, ritme, kedalaman dan
1. Monitor
suhu 36,5 – usaha pasien saat
keadekuatan
37,5 C) bernafas
pernapasan
2. Catat pergerakan
2. Melihat apakah
dada, simetris atau tidak,
ada obstruksi di
menggunakan otot bantu
salah satu bronkus
pernafasan
atau adanya
gangguan pada
3. Monitor suara nafas
ventilasi
seperti snoring
3. Mengetahui
adanya sumbatan
4. Monitor pola nafas: pada jalan napas
bradypnea, tachypnea,
4. Memonitor
hiperventilasi, respirasi
keadaan pernapasan
kussmaul, respirasi
klien
cheyne-stokes dl
18
nyeri diajak
berkurang 3.Ciptakan lingkungan bekerjasama
Klien dapat yang tenang. dalam
mengenal melakukan
lamanya
tindakan
(onset)
nyeri 4. Ajarkan teknik distraksi 3. Rangsangan
Klien dapat dan relaksasi yang berlebihan
menggamba dari lingkungan
rkan faktor 5.Atur posisi pasien akan
penyebab senyaman mungkin sesuai memperberat
Klien dapat keinginan pasien rasa nyeri.
menggunak 4. Teknik distraksi
an teknik
dan relaksasi
non
farmakologi dapat
s mengurangi rasa
Klien nyeri yang
menggunak 6. Lakukan massase dirasakan pasien
an analgesic 5. Posisi yang
sesuai 7.Kolaborasi dengan dokter nyaman akan
instruksi
untuk pemberian analgesik membantu
memberikan
Pain Level kesempatan
pada otot untuk
relaksasi
Klien seoptimal
melaporkan
mungkin
nyeri
berkurang 6. Massase dapat
meningkatkan
vaskulerisasi
Klien tidak 7. Obat–obat
tampak analgesik dapat
mengeluh
membantu
dan
menangis mengurangi
nyeri pasien
Ekspresi
wajah klien
tidak
menunjukk
an nyeri
Klien tidak
19
gelisah
-....
20
dalam batas obatan digitalis, diuretic untuk
normal (60- dan vasodilator. mengkoreksi
80mmHg) kegagalan
Hasil kontraksi
EKG dalam jantung pada
batas normal gambaran EKG,
Fatigue Level diuretic dan
Tidak vasodilator
nampak digunakan untuk
kelelahan mengeluarkan
Tidak kelebihan
nampak lesu cairan.
Tidak Energy
ada penurunan Management
nafsu makan 1. Mencegah
Tidak penggunaan
ada sakit energy yang
kepala berlebihan
Kualitas karena dapat
tidur dan Energy Management menimbulkan
istirahat dalam kelelahan.
batas normal 2. Memudahkan
1. Tentukan
klien untuk
pembatasan aktivitas fisik mengenali
pada klien kelelahan dan
waktu untuk
istirahat.
3. Mengetahui
sumber asupan
energy klien.
2. Tentukan persepsi
4. Mengetahui
klien dan perawat
etiologi
mengenai kelelahan.
kelelahan,
apakah mungkin
efek samping
3. Tentukan penyebab obat atau tidak.
5. Mengidentifikas
kelelahan (perawatan,
i pencetus
nyeri, pengobatan)
klelahan.
4. Monitor efek dari
6. Menyamakan
pengobatan klien.
persepsi
perawat-klien
mengenai tanda-
21
tanda kelelahan
dan menentukan
kapan aktivitas
klien
5. Monitor intake dihentikan.
nutrisi yang adekuat 7. Mencegah
sebagai sumber energy. timbulnya sesak
akibat aktivitas
6. Anjurkan klien dan fisik yang
keluarga untuk mengenali terlalu berat.
tanda dan gejala
kelelahan saat aktivitas.
8. Mengetahui
efektifitas terapi
O2 terhadap
keluhan sesak
selama aktivitas.
9. Menciptakan
lingkungan
7. Anjurkan klien untuk yang kondusif
membatasi aktivitas yang untuk klien
cukup berat seperti beristirahat.
berjalan jauh, berlari, 10. Menciptakan
mengangkat beban berat, lingkungan
dll. yang kondusif
untuk klien
beristirahat. Dan
memfasilitasi
8. Monitor respon waktu istirahat
terapi oksigen klien. klien untuk
memperbaiki
kondisi klien
9. Batasi stimuli
lingkungan untuk
relaksasi klien.
22
pengunjung.
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
F. LEGAL ETIK
Menurut Code for Nurse with Interpretive Stetment (ANA,1985), dalam Potter
dan Perry (1997) dan juga PPNI(2003) dalam Sumijatun (2011), prinsip-prinsip
1. Respek
keluarganya.
2. Autonomi ( Otonomi )
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
23
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.
4. Non – maleficence
kerugian atau cedera pada kliennya. Kerugian atau cedera dapat diartikan
penyesalan.
5. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
6. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
24
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
8. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko
G. PENDIDIKAN KESEHATAN
2. Sub Topik :
25
a. Menjelaskan definisi hemophilia
5. Waktu : 1 x 20 menit
6. Tujuan
7. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
8. Media
26
Leaflet
9. Sumber
https://www.scribd.com/doc/237002383/SAP-Hemofilia- n
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Kegiatan
Penyuluh Sasaran
27
3. Menutup acara dengan
mengucapkan salam
11. Evaluasi
Bentuk : Lisan
Jenis : Sumatif
(terlampir)
a. Penatalaksanaan
28
2) bila terjadi perdarahan lakukan teknik RICE yaitu:
posisi dada dan letakan diatas benda yang lembut seperti bantal (E).
DAFTAR PUSTAKA
Esther Chang, John Daly,Doug Elliott. (2006). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik
Keperawatan. Jakarta: Egc.
29
Joyce M.Black, Jane Hokanson Hawk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Jakarta: Elsevier.
Nurachman, Elly.2010.Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi. Sagung Seto :Jakarta
https://www.scribd.com/doc/237002383/SAP-Hemofilia- n
Vincentius Yoshua, Engeline Angliadi. (2013). Rehabilitasi Medik Pada Hemofilia.
Jurnal Biomedik (Jbm) , 67-73.
30