Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Waria merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat berasal dari kata

wanita pria, yaitu pria tetapi seperti wanita.waria merasa jiwa yang berada dalam

tubuhnya adalah wanita. Mereka berdandan, berfikir, berperasaan dan berperilaku

seperti layaknya wanita. Waria merupakan suatu istilah bagi laki-laki yang

bersikap kemayu atau keperempuanan.

Kaum waria merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat dan

dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Waria merupakan suatu fenomena yang

menarik untuk diteliti karena dalam kenyataannya, tidak semua orang dapat

mengetahui secara pasti dan memahami mengapa dan bagaimana perilaku waria

dapat terbentuk. Berperilaku menjadi waria memiliki banyak resiko. Waria

dihadapkan pada berbagai masalah seperti penolakan keluarga, kurang diterima

atau bahkan tidak diterima secara sosial, dianggap lelucon, hingga kekerasan.

Pandangan masyarakat sangat berpengaruh terhadap waria, banyak

masyarakat yang menganggap waria adalah penyimpangan atau bahkan orang

yang melanggar aturan agama sehingga waria sangat dianggap sebelah mata oleh

masyarakat dan sering mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari

masyarakat tempat tinggal waria. Hal ini juga yang membuat waria sulit

berkembang dan merasa diri mereka sangat tidak disukai oleh masyarakat.

Indonesia termasuk salah satu Negara dengan jumlah waria yang besar

.Ekstimasi jumlah waria di Indonesia pada tahun 2011 sekitar 38,000 orang dan

mengalami sebuah peningkatan hampir 30 persen jika dibandingkan dengan data


yang tersedia satu dekade yang lalu (Kemenkes, 2014). Waria dapat ditemukan

diseluruh wilayah di Indonesia. Data kementerian sosial (Kemensos) tahun 2012

menyatakan waria ditemukan di 31 provinsi kecuali di Sulawesi barat dan jambi,

dengan jumlah terbanyak berada dijawa timur sebesar lebih dari 4000 orang.

Bukti bahwa fenomena waria sekarang telah menjadi bagian dari budaya

lokal di Indonesia tercermin dari ethonolocality dari istilah yang digunakan untuk

mendeskripsikan mereka, seperti kedi dibali, kawe-kawe di Makassar, calabai di

masyarakat bugis, dan wandu di jawa (boellstorf, 2004). Waria telah dikenal luas

di Indonesia dan menjadi bagian dari beberapa budaya lokal di Indonesia.

Fisik maskulin di dalam diri waria berusaha dihilangkan karena waria

menganggap dirinya terperangkat di dalam tubuh laki-laki. Sehingga waria

berupaya keras ingin menghilangkan ciri-ciri fisik maskulinya menjadi lebih

feminim layaknya seorang perempuan seperti mengubah bentuk payudara,

pinggul yang besar, pinggang yang sempit, kulit yang halus, putih, rambut dan

kuku yang dirawat agar panjang dan bersih, bulu mata yang lentik, serta betis

yang tidak berbulu lebat.

Walaupun sudah berusaha mendandangi dirinya layaknya seorang

perempuan, seperti bermake up, memakai atribut perempuan, bersuara nyaring

dan lembut, bahkan berjalan dengan berlenggok-lenggok, namun sebagian besar

dari waria belum cukup merasa puas menganggap dirinya cantik sehingga mereka

berupaya mengubah bentuk tubuhnya dengan menggunakan alat kontrasepsi

hormonal seperti pil kb dan suntik kb.

Cantik merupakan sebuah kata sifat yang biasanya tertuju pada sebuah

objek yang mengandung unsur keindahan dan menarik perhatian. Hal ini
disebabkan karena istilah cantik dimaknai berbeda dari setiap individu.

Pemaknaan terjadi di dalam proses berpikir manusia dalam tahapan perpepsi, yang

dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman, maka semakin berbeda juga

konsep cantik yang dianutnya.

Cantik sering dikenakan pada sosok perempuan yang memiliki anatomi

wajah dengan bentuk dan ukuran yang dianggap mampu menarik perhatian indera

penglihatan yang peka terhadap objek yang indah. Hal inilah yang diinginkan oleh

para waria.

Seperti halnya cantik, kata seksi juga merujuk pada kualitas keindahan.

Jika kata cantik lebih cocok untuk menggambarkan keindahan paras wajah maka

kata seksi akan lebih tepat untuk menggambarkan bentuk tubuh yang dianggap

bukan hanya sekedar bagus namun juga memiliki unsur keindahan. Sama seperti

kecantikan tubuh yang seksi dianggap harus memiliki indicator tertentu.

Bagian tubuh yang dianggap mempengaruhi penilaian tingkat keseksian

pada tubuh perempuan adalah dada atau payudara dan pinggul yang melingkupi

daerah pantat. Walaupun standar ini tidak berlaku secara universal dikarenakan

selera.

Dalam kultur masyarakat dikenal dengan adanya subkultur jenis kelamin

yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Istilah cantik lebih tepat pada

sosok wajah perempuan yang rupawan sedangkan untuk wajah laki-laki yang

rupawan, lebih sesuai jika dikatakan cakep atau tampan, maka seorang laki-laki

yang rupawan cenderung tersinggung jika dikatakan cantik karena istilah cantik

terlalu akrab melekat pada sosok yang feminim daripada sosok yang maskulin.
Kehidupan masyarakat Indonesia di kenal hanya dua kategori jenis

kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya dikonstruk pada posisinya

masing-masing dan tidak boleh ada yang saling bertukar. Laki-laki dengan

kemaskulinannya dan perempuan dengan kefeminimannya serta keduanya

diposisikan untuk berpasangan.

Kecamatan kajang yang terletak dikabuaten Bulukumba provinsi Sulawesi

selatan, tepatnya sekitar 200 KM arah timur kota Makassar. Jumlah penduduk

masyarakat Kajang sebanyak 49.194 0rang dengan laki-laki sebanyak 23.425

orang dan perempuan sebanyak 25.769 orang, adapun jumlah waria sebanyak 34

orang. Sebagian besar waria yang berada di daerah Kajang berasal dari luar daerah

yang masuk ke Kajang untuk bekerja sebagai tukan cukur rambut (salon) dan ada

beberapa juga berasal dari daerah tersebut.

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik meneliti “ Hubungan

pengetahuan penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada waria di kecamatan

Kajang”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada

waria di kecamatan Kajang?

2. Bagaimana pengetahuan waria tentang dampak penggunaan alat

kontrasepsi hormonal pada waria di kecamatan Kajang?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya pengetahuan dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal

pada waria di kecamatan Kajang.


2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi penggunaan alat

kontrasepsi hormonal pada waria di kecamatan Kajang.

b. Untuk mengetahui pengetahuan waria tentang dampak penggunaan

alat kontrasepsi hormonal pada waria di kecamatan kajang.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi pengetahuan untuk

kedepannya.

2. Manfaat aplikatif

Tambahan referensi yang baru tentang cara penggunaan dan dampak

dari penggunaan alat kontrasespsi hormonal pada waria.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1. Waria

Waria merupakan sebutan untuk para laki-laki yang berperilaku

seperti layaknya seorang wanita sesungguhnya dan tidak hanya

perilaku saja yang mereka terapkan pada dirinya tetapi seorang waria

juga mengenakan pakaian yang sama seperti yang dikenakan oleh

wanita[ CITATION Haf18 \l 1033 ].

2. Kontrasespsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah

atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel spermisida.[ CITATION KIc13 \l 1033 ].

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “melawan” atau

“mencengah” dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari

kontrasepsi adalah menghindari/mencengah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

sperma[ CITATION Pad14 \l 1033 ]

Metode kontrasepsi moderm hormonal [ CITATION NsM19 \l 1033

] yaitu :
1. Kontrasepsi oral

a. Ciri-ciri

Kontrasepsi oral memiliki ciri khusus yang

membedakan dari kontrasepsi hormonal lainnya, yaitu:

1) Efektif dan reversible

2) Harus diminum tiap hari

3) Efek samping kontrasepsi hormonal adalah mual,

perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan akan

hilang dengan cepat

4) Jarang terjadi efek yang serius

5) Semua perempuan pada usia reproduksi dapat

menggunakan kontrasepsi ini, tidak masalah sudah

mempunyai anak atau belum

6) Jika yakin tidak dalam keadaan hamil bisa diminum

setiap hari.

7) Ibu menyusui tidak dianjurkan memilih kontrasepsi ini.

8) Dapat dipakai untuk kontrasepsi darurat.

9) Memiliki beberapa jenis, antara lain :

a) Monofasik : terdapat 21 tablet yang mengandung

hormon aktif ekstrogen atau progestin (E/P) dalam

dosis yang sama dan 7 tablet tanpa hormon aktif.

b) Bifasik : terdapat 21 tablet yang mengandung

hormon aktif ekstrogen atau progestin (E/P) dalam 2

dosis yang berbeda dan 7 tablet tanpa hormon aktif.


c) Trifasik : terdapat 21 tablet yang mengandung

hormone aktif ekstrogen atau progestin (E/P) dalam

3 dosis yang berbeda dan 7 tablet tanpa hormone

aktif.

b. Deskripsi, efektifitas, dan respon pengguna

1) Monofasik : jumlah dan tipe ekstrogen dan progestin

yang dimakan jumlahnya sama setiap hari selama 20/21

hari, dan diikuti dengan obat tidak mengandung hormon

selama 7 hari.

2) Bifasik : dosis dan jenis ekstrogen yang dimakan tetap

konstan dan jenis progestin tetap sama tetapi kadar

progestin berubah antara minggu pertama dan minggu

kedua selama 21 hari, dan ikuti dengan obat tidak

mengandung hormon selama 7 hari.

3) Klifasik : jenis estrogen yang dimakan tetap sama tetapi

kadar tetap sama atau dapat berubah sesaui kadar

progestin; tetap sama, tetapi memiliki 3 kadar yang

berbeda selama 21 hari, dan diikuti dengan obat tidak

mengandung hormon selama 7 hari.

c. Manfaat

1) Tingkat efektivitas sangat tinggi, bisa dikatakan

menyerupai efektivitas tubektomi, khususnya jika

diminum setiap hari.

2) Tidak menganggu hubungan seksual.


3) Siklus haid menjadi teratur dan jumlah darah haid

berkurang sehingga mencegah anemia dan nyeri haid

tidak terasa.

4) Mudah dihentikan setiap saat.

5) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil

dihentian.

6) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

7) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

8) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

9) Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin

menggunakan untuk mencegah kehamilan.

d. Kerugian mini pil (kontrasepsi oral)[ CITATION KIc13 \l

1033 ]:

1) Mini pil kurang efektif dalam mencengah kehamilan di

bandingkan pil kombinasi

2) Karena tidak mengandung estrogen, mini pil menambah

insidens dari perdarahan bercak (spotting), perdarahan

menyerupai haid, (breakthrough bleeding), variasi

dalam panjang siklus haid, kadang-kadang amenorhe.

3) Mini pil seperti IUD yaitu kurang efektif dalam

mencengah kehamilan ektopik dibandingkan dengan

mencengah kehamilan intrauterine

4) Lupa minum 1 atau 2 tablet mini pil, atau kegagalan

dalam absorbs mini pil oleh sebab muntah atau diare,


sudah cukup untuk meniadakan proteksi

kontrasepsinya.

e. Cara kerja

Kontrasepsi oral juga dapat digunakan untuk mencegah

hal-hal seperti kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker

endometrium, penyakit radang panggul, kelainan pada

payudara yang sifatnya jinak, dismenorhea, dan jerawat.

Cara kerja kontrasepsi oral adalah menahan ovulasi,

mencegah implantasi, lender serviks mengental sehingga

sperma sulit lewat, dan transportasi telur terganggu karena

pergerakan tuba.

f. Kekurangan

1) Pusing.

2) Nyeri payudara.

3) Mual, terutama pada tiga bulan pertama.

4) Mahal dan beberapa orang bisa membosankan karena

harus meminumnya setiap hari.

5) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama pada

tiga bulan pertama.

6) Tidak mencegah IMS, HBV, dan HIV/AIDS.

7) Berat badan bisa naik tetapi untuk kondisi tertentu

kenaikan berat badan ini bisa menjadi dampak positif.


8) Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan

(keadaan ini bisa menorah keresiko stroke dan

gangguan pembekuan darah).

9) Perlu hati-hati untuk perempuan berusia lebih dari 35

tahun dan perokok aktif.

10) Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan

kontrasepsi ini karena akan mengurangi produksi ASI.

11) Pada beberapa perempuan dapat menimbulkan depresi

dan berubahnya suasana hati sehingga berakibat pada

keinginan melakukan hubungan seksual yang

berkurang.

g. Kontraindikasi

1) Kehamilan ( dicurigai atau diketahui).

2) Diabetes mellitus.

3) Wanita perokok usia diatas 35 tahun.

4) Gangguan tromboemboli (sedang atau pernah terjadi).

5) Tromboflebitis (sedang atau pernah terjadi).

6) Kerusakan hati/fungsi hati atau hepatitis akut.

7) Cedera serebrovaskuler, penyakit pembuluh darah otak

atau penyakit arteri koroner (sedang atau pernah

terjadi).

8) Tumor maligna atau bengina (sedang atau pernah

terjadi).

9) Hiperlipidemia tipe II (hiperkolesterolemia).


10) Perdarahan genitalia abnormal uang tidak terdiagnosis.

11) Karsinoma endometrihum (diketahui atau dicurigai).

12) Ikterik kolestatik saat kehamilan atau yang berkaitan

dengan penggunaan pil kontrasepsi.

13) Neoplasia bergantung pada estrogen (dicurigai atau

diketahui).

14) Karsinoma payudara (diketahui atau dicurigai).

15) Banyak anggota keluarga yang menderita

trombeombolivena multiple yang tidak dapat dijelaskan

saat usia belia.

16) Sakit kepala migrain klasik disertai gejalah awal atau

migrain berat disertai gejalah neourologis.

h. Keadaan yang harus dipertimbangkan

Saat berkonsultasi mengenai jenis kontrasepsi apa yang

cocok dengan akseptor, terkadang bidan menemui kondisi

atau keadaan akseptor yang perlu didiskusikan lebih lanjut

dengan dokter. Kondisi yang perlu dipertimbangkan lagi

pada calon akseptor adalah:

1) Asma.

2) Colitis ulseratif.

3) Varises.

4) Hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg).

5) Penyakit jantung (sedang atau pernah terjadi).

6) Penyakit ginjal (sedang atau pernah terjadi).


7) Penyakit kandung empedu.

8) Pembedahan elektif yang butuh tindakan imobilisasi

jangka panjang.

9) Lupus eritematosus.

10) Penyakit sel sabit atau hemoglobin C sel sabit.

11) Depresi (sedang atau pernah terjadi khususnya jika

memburuk saat sebelum menstruasi atau setelah

melahirkan.

2. Pil oral kombinasi

Pil oral kombinasi (POK) adalah pil KB yang

mengandung hormon estrogen dan progesterone yang

diproduksi secara alami oleh wanita (lucky, 2013).

Penggunaannya diminum setiap hari selama 3 minggu,

diikuti dengan 1 minggu tanpa pil atau placebo, pada saat

suatu perdarahan surut akan terjadi. Estrogennya adalah

etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis 0.05, 0.08 dan

0,1 mg per tablet. Progestinnya berbeda-beda, ada yang

berupa androgen, progesterone, atau yang memiliki

pengaruh estrogen intrinsic.

Pil kombinasi (combinated oral contraceptive, COC)

berisi hormone estrogen dan progesterone. Pil ini

mencengah kehamilan dengan cara[ CITATION KIc13 \l

1033 ] :

1) Menghambat ovulasi
2) Membuat endometrium tidak mendukung untuk

implantasi

3) Membuat serviks tidak dapat ditembus oleh sperma

a. Kerugian menggunakan pil kombinasi:

1) Perlu diminum secara teratur, secara cermat, dan

konsisten

2) Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular

seksual (PMS) dan HIV

3) Peningkatan risiko gangguan sirkulasi seperti

hipertensi, penyakit arteri dan tromboembolisme

vena.

4) Peningkatan risiko adenoma hati, ikterus kolestasik,

batu ginjal

5) Efek COC pada kanker payudara

6) Tidak cocok untuk perokok berusia diatas 35 tahun.

b. Syarat menggunakan pil kombinasi

Seorang klien harus memenuhi persyaratan berikut agar

bisa menggunakan pil kombinasi sebagai alat kontrasepsi.

1) Gemuk atau kurus.

2) Berada pada usia reproduksi.

3) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

4) Pascakeguguran.

5) Telah memiliki anak ataupun sudah memiliki anak.


6) Memerlukan metode kontrasepsi dengan efektivitas

yang tinggi.

7) Menderita anemia karena haid yang berlebihan.

8) Saat haid mengalami nyeri yang hebat.

9) Tidak memiliki siklus haid yang teratur.

10) Pernah mengalami kehamilan ektopik.

11) Perempuan yang mengalami kelainan payudara jinak.

12) Setelah melahirkan enam bulan dan tidak member

ASI eksklusif dan semua jenis kontrasepsi yang

dianjurkan tidak cocok baginya.

13) Menderita kencing manis tanpa komplikasi paa ginjal,

pembuluh darah, saraf, dan mata.

c. Klien yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi

1) Hamil atau dicurigai hamil.

2) Menyusui eksklusif.

3) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui

penyebabnya.

4) Penyakit hati akut.

5) Perokok dengan usia >35 tahun.

6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau TD >180/110

mmHg.

7) Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau

kencing manis >20 th.

8) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.


9) Migraine atau gejalah neorologik fokal

(epilepsi/riwayat epilepsy).

10) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap

hari.

3. Implant

Susuk atau implat adalah alat kontrasepsi metode

hormonal jangka panjang. Ada dua jenis susuk/implant,

[ CITATION NsM19 \l 1033 ] yaitu:

1) Norplant adalah kontrasepsi berdaya guna lima tahun

yang terdiri atas enam batang kapsul kecil yang

fleksibel, bahan pembuatnya adalah silastik berisi

levonorgestrel (LNG). LNG adalah suatu progestin

sintetik yang memiliki panjang 3,4 cm dan diameter

2,4 mm.

a. Kerugian norplant[ CITATION KIc13 \l 1033 ] yaitu :

1) Membutuhkan seseorang professional terlatih

untuk memasang dan melepas implant

2) Perdarahan menstruasi tida teratur, seperti

amenore perdarahan bercak

3) Efek samping minor seperti sakit kepala,

jerawat.

4) Hipoesterogenisme

5) Kemungkinan rasa tidak nyaman atau infeksi

pada tempat pemasangan


2) Berbeda dengan susuk norplant, susuk implanom

memiliki daya guna yang lebih pendek dari susuk

norplant yaitu sekitar tiga tahun. Susuk implanon

hanya terdiri atas satu batang putih lentur yang

memiliki panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2

mm. biasanya dalam susuk implanon telah

dipersiapkan jarum yang terpasang pada inserter

khusus berbentuk semprit dispossible dalam kemasan

steril kantong aluminium. Implanon berisi progestin

3-keto-desogestrel (3-keto-DSG). Implanon dipasang

dengan cara penyuntikan subkutan biasa yang bisa

dilakukan tanpa anestesi local.

Efek samping implanon adalah sebagai berikut:

1) Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan

2) Sakit kepala

3) Mual

4) Muntah

5) Perubahan mood

6) Perubahan berat badan

7) Jerawat

8) Nyeri dan nyeri tekan pada payudara

9) Rambut rontok

10) vaginitis

4. AKDR/IUD
Intra-urine contraception device (IUCD) yang dalam

bahasa Indonesia adalah alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) termasuk jenis dan sudah pernah dicoba di

Indonesia. Jenis-jenis AKDR tersebut adalah spiral,

delcon sield, lippes loop, M.IUCD yang terbuat dari

metal, multi load (MICU), medusa dan copper T. Jenis

AKDR generasi sekarang adalah copper T, copper 7,

Ypsilon, progestasert, dan copper T3800A. AKDR

memiliki bentuk yang kecil, mudah dipasang dan

dikeluarkan. Tingkat keefektifan AKDR juga tinggi

dengan efek samping dan komplikasi yang ringan. Jika

pemasangan dilakukan dengan baik dan benar, tidak akan

terjadi perforasi (alat keluar) dan jika terjadi perforasi pun

tidak akan membahayakan karena bentuknya terbuka.

5. Suntik

Kontrasepsi suntik KB merupakan salah satu jenis

kontrasepsi yang paling disukai diantara kontrasepsi

lainnya. Pemakaian kontrasepsi suntik KB dalam dua

dekade terakhir mengalami peningkatan yang sangat

bermakna. Hasil survey Demografi dan kesehatan

prevalensi pemakai KB suntik secara konsisten dari 12%

pada tahun 1991 menjadi 15% pada tahun 1994, 21%

pada tahun 1997, 28% pada tahun 2002 dan menjadi 32%

pada tahun 2012. Hal ini berbeda dengan metode


kontrasepsi lainnya yang pada umumnya cenderung

fluktuatif dalam kurun waktu tersebut (BPS,

1998;BPS,2003;BPS2013).

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi

hormonal jenis suntikan yang dibedakan menjadi suntikan

KB satu bulan dan suntikan KB tiga bulan (DPMA).

Suntikan KB 1 bulan mengandung kombinasi hormon

medroxyprogesterone acetate (hormon progestin) dan

Estradiol cypionate (hormone estrogen ). Komposisi

hormon dan cara kerja suntikan KB 1 bulan mirip dengan

pil KB kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari

pertama selama periode menstruasi atau 6 minggu setelah

melahirkan bila tidak menyusui.

Berbeda dengan suntikan KB satu bulan, suntik KB

tiga bulan atau suntik DMPA berisi depot

medroksiprogesterone asetat yang diberikan dalam

suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM)

setiap 12 minggu (Baziad, 2002). Kontrasepsi suntik

DMPA hanya berisi hormon progesteron, tidak ada

kandungan hormon estrogen. Dosis yang diberikan 150

mg/ml depot medroksiprogesteron asetat yang

disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu

(Varney, 2006).

Jenis-jenis suntikan[ CITATION KIc13 \l 1033 ] yaitu:


1) Depoprovera

Depoprovera biasa disingkat dengan DMPA

berisi depot medoksiprogesteron asetat dan di

berikan dalam suntikan tunggal 150 mg secara

intramuscular setiap 12 minggu. DMPA saat ini

tersedia dalam spuit yang sebelumnya telah diisi

dan di anjurkan untuk di berikan tidak lebih dari

12 minggu dan 5 hari setelah suntikan terakhir.

2) Noristerat

Noristerat (NETEN) merupakan sebuah

progestin yang berasal dari testosterone di buat

dalam larutan minyak. Larutan minyak tidak

mempunyai ukuran partikel yang tetap dengan

akibat pelepasan obat dari tempat suntikan

kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi,

NETEN ini lebih cepat dimetabolisir dan

kembalinya kesuburan lebih cepat dibandingkan

dengan DMPA, setelah disuntikan NETEN harus

dirubah menjadi norethidrone (NET) sebelum ia

menjadi aktif secara biologis. Kadar puncak dalam

serum tercapai dalam 7 hari setelah penyuntikan,

kemudian menurun secara tetap dan tidak

ditemukan lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setelah

disuntikan.
Kerugian kontrasespsi suntik

a) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan

bercak atau amenorhe.

b) Keterlambatan kembali subur sampai

satu tahun.

c) Depresi.

d) Berat badan meningkat.

e) Galaktore.

f) Setelah diberikan tidak dapat ditarik

kembali.

g) Dapat berkaitan dengan osteoporosis

pada pemakaian jangka panjang.

h) Efek suntikan pada payudara.

Kontraindikasi suntikan

WHO menganjurkan untuk tidak

menggunakan kontrasepsi suntikan pada:

a. Kehamilan.

b. Karsinoma payudara.

c. Karsinoma traktus genetalia.

d. Perdarahan abnormal uterus.

Efek samping

a. Gangguan haid

Pola haid yang normal menjadi amenore,

perdarahan irregular, perdarahan bercak,


perubahan dalam frekuensi, lama dan

jumlah darah yang hilang. Insiden yang

tinggi dari amenore diduga berhubungan

dengan atrofi endometrium. Sedangkan

sebab-sebab dari perdarahan ireguler

masih belum jelas, dan tampaknya tidak

ada hubungan dengan perubahan-

perubahan dalam kadar hormone atau

histology endometrium.

b. Berat badan bertambah

Umumnya pertambahan berat badan

tidak terlalu besar bervariasi antara

kurang dari 1 kg-5kg dalam tahun

pertama. Penyebab pertambahan berat

badan terjadi karena bertambahnya

lemak tubuh, dan bukan karena retensi

cairan tubuh.

Hipotesa para ahli : DMPA merangsang

pusat pengendali nafsu makan

dihipotalamus, yang menyebabkan

akseptor makan lebih banyak daripada

biasanya.

c. Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada

DMPA maupun NETEN terjadi pada <

1-17 % akseptor.

d. Pada system kardiovaskuler

Efeknya sangat sedikit, mungkin ada

sedikit, peninggian dari kadar insulin dan

penurunan HDL-kolesterol.

Hal-hal yang perlu diingat dari Kontrasepsi

Hormonal yaitu :

Pil KB dan suntik KB biasanya mengandung dua

hormon, yaitu hormon estrogen dan hormone progestin

tetapi adapula yang hanya mengandung progestin.

Implant adalah metode hormonal yang hanya

mengandung progestin saja. Beberapa metode hormonal

yang baru memang masih diciptakan, contohnya koyo

kontrasepsi, cincin yang dipasang disekeliling serviks,

dan AKDR hormonal. Metode hormonal adalah salah satu

metode yang efektif dalam mencegah kehamilan. Namun

walaupun begitu, tidak ada satu jenis pun dari metode

hormonal ini yang dapat melindungi wanita dari HIV atau

IMS lain.

Ada beberapa wanita yang tidak boleh mencegah

kehamilan dengan melakukan metode hormonal yang

mengandung estrogen. Wanita berikut hanya boleh


menggunakan metode hormonal yang mengandung

progestin saja, yaitu :

a. Ibu menyusui khusunya pada delapan minggu

pertama setelah melahirkan.

b. Wanita penderita diabetes.

c. Wanita epilepsy.

d. Wanita yang menderita tekanan darah tinggi

terutama yang tidak terkontrol oleh obat.

e. Wanita yang mempunyai riwayat pembekuan

darah pada vena yang biasanya menyebabkan rasa

nyeri pada salah satu tungkai atau pinggul.

f. Wanita yang mengalami stroke, paralisis atau


penyakit jantung.
g. Wanita yang menderita hepatitis atau masalah hati
(kulit dan mata kuning).
h. Wanita yang mengalami migraine terutama
disertai gangguan penglihatan.

B. Kerangka Teori

Kontrasepsi Pengetahu

1. Pil kb
2. Suntik
3. Implant
Efek

1. Pusing
2. Nyeri kepala
3. Lesu
4. Diare
5. Gangguan
koordinasi otot
6. Gangguan
elektrolit
7. Ginekomastia
8. Gangguan
keseimbangan
hormon

Anda mungkin juga menyukai