Anda di halaman 1dari 6

Bagian Kedua

MEMPERJUANGKAN NILAI-NILAI PENTING DALAM


MASYARAKAT

Nilai-nilai Penting dalam Masyarakat yang Diperjuangkan (bukan hanya


empat ini, namun ini menjadi dasar nilai-nilai yang lainnya)
A.      Keadilan: Adil berarti seimbang, tidak berat sebelah kecuali pada
kebenaran. Keadilan berarti memberikan tiap orang apa yang menjadi haknya. “Berikan
kepada Kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Tuhan apa yang menjadi hak
Tuma.” Hak itu berasal dari kesepakatan. Namun keadilan dalam ajaran Kristen harus
keadilan plus cinta kasih (Matius 20: 1 – 16 : kisah seorang tuan yang memberi upah
satu dinar untuk semua pekerja meski beda-beda durasi waktu kerjanya)
B.      Kedamaian: Shalom : kesejahteran pribadi dan masyarakat. Damai dalam perjanjian
baru adalah suasana hati yang tenang tanpa permusuhan, mudah memberi maaf dan
saling memaafkan (Matius 18:22). Damai terjadi karena memiliki hubungan yang bersih
dan tulus kepada Allah, diri sendiri, sesama dan alam.
C.       Kebenaran: adalah keadaan yang sesungguhnya. Kel. 20:8, “Jangan bersaksi dusta
tentang sesamamu”. Ketika ditanya Pilatus tentang kebenaran (Yoh 18:38), Yesus tidak
menjawab tapi Pilatus langsung berkesimpulan Yesus tidak bersalah. Ini kebenaran
adalah pengakuan tentang suatu fakta pada dirinya sendiri, sebelum diolah oleh pikiran
dan formulasi kalimat yang diucapkan- (yg terakhir ini mengacu pada kejujuran)
D.     Kejujuran:  Mengakui sesuatu hal sesuatu dengan kenyataannya, atau berkata dan
bertindak sesuai hati nurani yang sejati. 
Landasan untuk Memperjuangkan Nilai-nilai Penting dalam Masyarakat.
Masyarakat Indonesia hidup dalam lindungan hukum. Undang-undang Dasar 1945
adalah landasan utamanya, dimana Pancasila menjadi nilai utama yang menjadi
karakter bangsa.
Keadilan dijamin oleh UUD 45 pasal 33 dan 34 serta Pancasila sila ke 5. Gereja Katolik juga
mengeluarkan ensiklik Rerum Novarum tentang kesejahteraan para buruh, dan
Populorum Progegresio tentang keadilan dalam masyarakat untuk mengajatsi
kesenjangan si kaya dan si miskin.
Kedamaian : Naskah Proklamasi dengan tegas mengatakan tentang pentingnya kedamaian yang
ada dalam kemerdekaan tiap bangsa dan menjadi hak tiap bangsa. Sepertu juga
tercantum dalam pembukaan UUD 45. Yesus juga meninggalkan damai untuk umat
manusia (Yoh. 14:27). Damai yang dimaksud adalah damai seperti Kerajaan Allah –
datanglah kerajaan-Mu, di atas bumi seperti di dalam Surga- Damai dan kebahagiaan
sejati.
Kebenaran : Kel. 20:8, “Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.”  Iman Kristiani mengakui
Yesus sebagai jalan – Kebenaran – hidup. (Yohanes 14: 6). Hidup yang lurus adalah
hidup yang diwajibkan Yesus untuk umat manusia. Itupulah sebabnya nilai kebenaran
ini sangat luas tersebar dalam kitab Suci.
Kejujuran : Kitab Hukum Pidana pasal 242 sangat terang melarang orang untuk bersaksi dusta
dan bersumpa palsu. Persis seperti yang dikatakan Kitab Keluaran 23. Tuhan Yesus juga
berkata : katakana ya kalau ya, katakana tidak kalau tidak. Selain dari pada itu berasal
dari si jahat (Matius 5:37) ( hal. 94 – 99)
Yesus Kristus Pejuang Keadilan, Kejujuran, Kebenaran, dan Kedamaian.
Sikap hidup Yesus sangat bercirikan banyak nilai-nilai utama yang patut ditiru.
Ketika dihadapkan dengan seorang perempuan pezina (Yoh 8:2-12), Yesus tidak ragu
untuk membelanya karena melihat ada ketidakadilan disana, faktanya patner zinanya
tidak ikut diadili. Fakta bahwa penghukumnya melihat diri paling benar dan si
perempuan paling berdosa. Fakta bahwa perempuan itu adalah anak Allah yang juga
perlu dikasihi dengan tulus bukan untuk manfaatkan.
Dan kebenaran adalah Yesus sendiri. Dia mengajarkan kasih, itulah hukum utama dari
semua hukum. Kasih itu membebaskan siapapun untuk menjadi manusia seutuhnya.
(hal. 116 – 120)

Indonesia masih butuh waktu yang panjang dan tokoh-tokoh yang banyak untuk
memperjuangkan semua nilai di atas. Tokoh-tokoh itu haruslah kuat, berani
mati. Marsinah, pejuang kaum buruh telah tewas dibunuh karena aksinya, 1993 di
Sidoardjo - Jawa Timur. Munir Said Thalib, pejuang HAM yang juga dibunuh (2004)
karena perjuangannya mengguggat para penculik aktifis mahasiswa 1996/1997.

Bagian Ketiga
MENGHORMATI PLURALITAS BANGSA INDONESIA

Keberagaman sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia.


Allah adalah maha cinta. Cinta tidak pernah bisa ditahan sendiri. Maka butuh subjek
lain untuk dapat berbagi. Itulah alasan alam semesta dan manusia diciptakan, yakni
karena CINTA. Cinta Allah sangat kreatif (creative – cipta) sehingga terungkap dalam
banyak rupa dan bentuk, maka lahirlah berupa-rupa subjek di alam semesta.
Demikianpula manusia terlahir dalam banyak karakter pribadi dan budaya. Maka
memang sejak awal penciptaan manusia itu plural. Tidak mungkin satu dan sama.
Mengupayakan Perdamaian dan Persatuan Bangsa.
Berupa-rupa karakter alam semesta berasal dari satu etintas ilahi, yang oleh masing-
masing orang punya pengalaman masing-masing tentang etintas ilahi tersebut. Etintas
Ilahi disebut sebagai sumber segala yang ada, dan tujuan segala yang ada. Dia adalah
kekuatan yang melampui kekuatan lain. Dia adalah sesuatu yang lebih dari padanya
tidak dapat dipikirkan lagi.
Nah, Dia yang melampui hal-hal duniawi ini berusaha di tangkap dan disadari oleh
nalar / sence manusia yang terbatas, lalu berusaha diungkapkan dalam bahasa yang
dapat dipahami dan dirasakannya.
Menyadari hal ini, maka tidak ada alasan bagi timbulnya permusuhan tentang
keyakinan akan Etintas Ilahi tersebut, apalagi merasa diri paling benar dalam
penafsiran, asalkan dasar dan pengungkapannya adalah cinta sejati, dan berbuah baik.
Maka Gaudium Et Spes 23 – 32, menuntut Gereja untuk saling menghormati martabat
rohani tiap orang.  Kita semua dipangil untuk menjadi satu keluarga, maka mestilah ada
cinta di dalamnya.

Memahami Kekhasan Agama-agama di Indonesia.


Agama : ajaran atau system yang berisi aturan ritual /
hubungan manusia terhadap Allah, dan hubungan sosial,
manusia terhadap sesama dan alam.
1.      Agama Islam
a.      Sumber ajaran Kitab suci : Al-Quran dan hadist : kumpulan sabda, ajaran dan
kebiasan-kebiasaan Nabi Muhammad SAW.
b.      Shadat : “Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah : Tiada Tuhan selain Allah,
dan Mummad adalah utusan-Nya.
c.       Menjalankan 5 Rukun Islam :
1.      Mengucapkan 2 kalimat syahadat.
2.      Mendirikan shalat wajib lima waktu.
3.      Berpuasa pada bulan Ramadhan.
4.      Membayar Zakat.
5.      Menunaikan ibadat haji bagi mereka yang mampu.

2.      Agama Hindu
a.      Hindu ->  Sanskerta ‘Sindhu’
b.      Dalam satu satu filsafat Hindu, Adwaita Wedanta dikatakan: Tuhan itu Maha Esa
tiada duanya. Namun Hindu percaya juga pada dewa-dewi, yang kedudukannya tidak
setinggi Tuhan atau Brahman. Brahman disebut sebagai satu-satunya kekuatan
dan menjadi sumber dari segala yang ada , yang memanifestasikan diri-Nya kepada
manusia dalam beragam bentuk.
c.       5 Kepercayaan Hindu (Pancasradha)
1.      Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya;
2.      Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk;
3.       Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap
perbuatan;
4.      Punarbhawa Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahirankembali (reinkarnasi);
5.      Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir
manusia.
d.      Kitab Suci : Weda, Upanishad, Tantra, Agama, Purana dan dua Itihasa (epos), yaitu
Ramayana dan Mahabharata.

3.      Agama Budha
a.      Pendiri : Siddharta Gautama.
b.      Inti ajaran : Catur Arya Satya -> Empat Kasunyatan atau Kebernaran Mulia.
1.      Dukha-Satya : hidup  adalah penderitaan;
2.      Samudaya-Satya : penderitaan disebabkan manusia memiliki keinginan dan nafsu;
3.      Nirodha-Satya : penderitaan dapat dilenyapkan (moksha) dan  mencapai nirvana
(kebahagiaan) dengan membuang segala keinginan dan nafsu;
4.      Marga-Satya : jalan dapat masuk ke dalam Nirvana adalah Delapan Jalan Utama
(asta-arya-marga)
c.       Kitab       : Tripitaka
d.      Tempat Ibadah : Vihara

4.      Kristen Protestan
Pencetus : Protestantisme muncul akibat reaksi Martin Luther yang tidak ditanggapi
dengan baik oleh Vatikan tahun 1517. Ada 95 dalil dalam suratnya yang menentang /
protes terhadap aturan Vatikan yang tidak bijaksana, misalnya menjual sakramen untuk
pembangunan gereja. Dan juga refleksi imannya sehingga tidak sesuai dengan ajaran
iman resmi gereja Vatikan, dan Ortodoks. Dia lalu diekskomunikasi. Ajarannya
dianggap sesat (heresi)
Tiga dasar teologis ajaran Martin Luther.
1.      Sola Gratia : (gratia – grace – rahmat) Hanya Rahmat Allah semata yang
dapat menyelamatkan manusia.
2.      Sola Scriptura : (Scripura – scrip – naskah) Hanya Kitab Suci sebagai sumber
ajaran iman yang menyelamatkan.
3.      Sola Fide : (Fide – faith – iman) Hanya Imanlah yang membuat seseorang bisa
masuk surga.
Ciri Kristen Protestan      :
1.      Gereja diadakan oleh rahmat Tuhan, pilihan, sabda, Sakramen, dan anugerah iman.
2.      Kitab Suci adalah satu-satunya sumber ajaran dan susunan Gereja (sola scriptura)
3.      Pembenaran orang dari semula dampai selesai semata-mata rahmat ilahi (sola gratia).
4.      Sabda ilahi adalah satu-satunya sarana rahmat yang dapat berbentuk Alkitab, khotbah,
sakramen, dan pembicaraan rohani.
5.      Imamat umum semua orang beriman saja yang diakui sehingga pendeta dan orang
awam hanya berbeda menurut fungsi saja tanpa perbedaan rohani secara eksistensial.
Selain Martin Luther sebenarnya sudah ada John Hus di Ceko / Bohemia (1369) –
alirannya berkembang menjadi gereja Calvinis sekarang ini.

Perbedaan Pokok Katolik dan Protestan

Katolik Kristen
Tekanan pada sakramen dan pada Tekanan pada sabda/pewartaan dari pada
segi sakramen (tanda kelihatan) segi misteri karya keselamatan Allah
dari karya Allah
Kultis, yang mementingkkan kurban Profetis, yang berpusat pada sabda
(Ekaristi) (pewartaan)
Hubungan dengan Gereja Hubungan dengan Kristus menentukan
menentukan hubungan dengan hubungan dengan Gereja
Kristus
Gereja secara hakiki  Segala pelayanan
bersifat hierarkis gerejawi adalah ciptaan manusia
Kitab suci dibaca dan  dipahami di Setiap orang membaca dan
bawah pimpinan hierarki mengartikan  Kitab Suci.
Jumlah Kitab Suci 74, Jumlah Kitab Suci 66, tidak termasuk
termasuk Deuterokanonika, yaitu Deuterokanonika
1-2 Makabe, Kebijaksanaan, Tobit,
Yudith dan Barukh
Ada 7 sakramen Ada 2 sakramen: sakramen Baptis dan
Ekaristi/Perjamuan
Ada devosi kepada para kudus Tidak menerima devosi kepada para
kudus

6.      Agama Konghucu
a.      Agama Khonghucu adalah agama yang ada denganmengambil nama Sang nabi
KhongCu (Kongzi/Kong Fuzi) yang lahir pada tanggal 27 bulan 8 tahun 551 SM di negeri
Lu (kini jazirah Shandong).
b.      Tempat Ibadah            : Kelenteng
c.       Inti Ajaran : 4 Intisari ajaran Khong hu : ( Hal. 55 – 57)
I.         Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)
1.      Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian);
2.      Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie Die)
3.      Sepenuh Iman menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4.      Sepenuh Iman percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5.      Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6.      Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7.      Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8.      Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
II.       Lima sifat Kekekalan (Wu Chang)
III.     Lima Hubungan Sosial (Wu Lan):
IV.  
      Li – Susila
6.       Yi – Bijaksana
      Lian – Suci Hati
8.       Chi – Tahu Malu

Delapan Kebajikan (Ba De):


5.                   Xiao – Laku Bakti
6.                   Ti – Rendah Hati
7.                   Zhong – Satya
8.                   Xin – Dapat Dipercaya

Aliran Kepercayaan / Agama-agama Asli Indonesia.


Ada yang sudah terstruktur rapi dan memiliki kitab tertulis. Ada pula yang diwariskan
secara turun-temurun melalui tradisi lisan yang bahkan menjadi budaya masyarakat
setempat. Inti ajaran pada umumnya berciri alami, yakni kesatuan yang akrab dengan
alam semesta. Melihat kekuasaan tertinggi terwujud dalam bentuk kuasa-kuasa alam
yang kelihatan dan dialami.

Dialog Antar Umat Beragama dan Berkepercayaan Lain.


Dialog antara umat menuntut keterbukaan, kerendahan hati dan pengetahuan yang
baik.
Tujuan dialog 1) agar tiap pemeluk agama mengerti dengan agamanya sendiri dan
agama orang lain. 2) bukan untuk saling mencari pemeluk agama baru, tidak untuk
meyakinkan orang lain bahwa agamanya paling benar dan yang lalin salah. 3) Dialog
membuka kesalingpahaman, saling hormat dan membuka kerja sama untuk kebaikan
bersama.

Cara-cara berdialog :
a.      Dialog kehidupan sehari-hari : interaksi antara pemeluk agama dalam aneka
kegiatan bermasyarakat.Saling memberi salam ketika ada perayaan keagamaan, saling
tegur sapa.
b.      Dialog formal : dalam rapat-rapat untuk mencari kesamaan visi, atau dalam rangka
mengajak persatuan bangsa.
c.       Dialog teologis : berkumpul bersama untuk saling tukar informasi tentang ajaran
iman masing-masing agama agar saling mengerti dan melihat kebenaran dalam tiap-
taiap agama.
d.      Dialog doa / iman: berkumpul bersama untuk berdoa dalam suatu ujud, misalnya
untuk proses pemilu yang lancar, atau di lingkungan untuk keselamatan pengantin
baru.

Bagian Keempat
PERSAUDARAAN SEJATI
9.      Membangun Persaudaraan Sejati melalui Kerja Sama antar Umat Beragama dan
Kepercayaan.
10.  Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan.
11.  Tantangan dan Peluang Umat Membangun Bangsa dan Negara seperti yang
Dikehendaki Tuhan.
12.  Dasar Keterpanggilan Gereja dalam Membangun Bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai