Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DENGAN DISTILASI SEDERHANA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fitokimia.
Dosen Pengampu : 1. Dr. Endah Puspitojati, S.TP, MP
2. Novia Aristi Rahayu STP, M.Sc
Asisten Dosen : Annisa Khoiriyah, SP, M.Sc

Oleh kelompok 4:
1. Atena Waty (03.05.19.0075)
2. Dimas Nugroho Waluyo (03.05.19.0079)
3. Hafizah Nirmayani (03.05.19.0084)
4. Insan Anugerah (03.05.19.0087)
5. Karimatus Hamidah (03.05.19.0089)
6. Kartika Shanindita (03.05.19.0090)
7. M. Abdul Aziz Syahroni (03.05.19.0093)

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PRTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
YOGYAKARTA – MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik,
makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan
menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi,
pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis.
Menurut Richards (1944), minyak atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas yang
meliputi pada bagian daun, bunga, batang dan akar [1]. Dari sekian bahan atsiri diatas
yang selama ini mulai tidak dikembangkan adalah minyak atsiri dari serai wangi,
karena untuk mendapatkan minyak atsiri tersebut menggunakan hydro distillation dan
steam distillation membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu sekitar 4 – 7 jam [2].
Tanaman serai dibagi menjadi tiga jenis yaitu serai wangi (Cymbopogon winterianus),
serai dapur (Cymbopogon flexuosus) dan rumput palmarosa (Cymbopogon martini).
Pada penelitian ini digunakan serai wangi karena sudah umum digunakan oleh peneliti
– peneliti terdahulu.

Tanaman yang biasanya menghasilkan minyak atsiri yaitu yang termasuk dalam
family pinaceae, labitae, compositae, myrtaceae, dan umbelliferaceae. Minyak atsiri
terdapat pada setiap bagian tanaman yaitu dari bunga, buah, batang, dan akar. Salah
satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang mempunyai potensi cukup besar untuk
dikembangkan adalah sereh (cymbopogon winterianus). Sereh masih belum banyak
dibudidayakan di Indonesia karena sebagian besar hanya digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari sebagai campuran makanan atau rempah-rempah. Namun bila tanaman ini
diproses, dan diolah, maka akan mendapatkan potensi ekspor yang cukup besar. Selain
sebagai bumbu dapur, sereh juga dapat diambil minyaknya untuk digunakan berbagai
macam kebutuhan.

Serai wangi (Cymbopogon winterianus) merupakan salah satu tanaman atsiri dari
famili Poaceae yang telah dikenal di Indonesia sejak sebelum Perang Dunia II (Khusna
dan Pujiati, 2018). Serai megandung sekitar 1-2% minyak atsiri pada basis kering dan
komposisi dari minyak atsiri serai umunya berbeda tergantung pada keanekaragaman
genetik, habitat, dan perlakuan penanamannya (Ranitha, et al., 2014). Di dunia
perdagangan minyak ini dikenal dengan citronella oil (Khusna dan Pujiati, 2018).
Minyak serai wangi merupakan salah satu komoditas minyak atsiri yang memiliki
prosepek cukup besar di antara minyak atsiri andalan lainnya yang memiliki pangsa
pasar dunia yang besar (Sulaswatty, dkk., 2019).

Daun serai wangi menghadirkan aroma karakteristik lemon yang disebabkan


kandungan utamanya adalah sitral. Senyawa sitral merupakan senyawa yang penting
dalam dunia industri. Sitral adalah gabungan dari isomer neral dan geranial yang
biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk produksi ionine, vitamin A dan
betakaroten. Selain itu, minyak serai wangi telah terbukti memilki antioksidan,
antibakteri, dan antijamur yang tinggi (Ranade dan Padma, 2015).

Serai wangi selama ini masih mendominasi dan lebih umum diambil minyaknya
dibanding golongan serai lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan minyak
atsiri dari bahan diatas dengan peningkatan teknologi yang sebelumnya umum
digunakan, sehingga waktu pengambilan menjadi lebih singkat dan rendemen yang
dihasilkan lebih bagus dan meningkat.

Proses penyulingan minyak atsiri ini biasanya sering juga disebut dengan proses
destilasi atau destilat (essential oil distillation) adalah proses pemisahan komponen dari
suatu campuran yang berupa larutan cair dimana karakteristik dari campuran tersebut
adalah mampu campur dan mudah mengup. Selain itu komponen – komponen tersebut
mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil dari pemisahannya menjadi komponen –
komponennya atau kelompok – kelompoknya.

Steam Distillation adalah metode yang paling banyak digunakan untuk


mengesktrak minyak atsiri. Persentase minyak atsiri yang diekstraksi dengan teknik ini
dapat mencapai 93%. Pada dasarnya proses metode steam distillation dimulai dengan
memanaskan bahan tanaman menggunakan uap yang disuplai dari pembangkit uap.
Panas adalah faktor penentu utama seberapa efektif struktur bahan tanaman hancur dan
pecah sehingga melepaskan komponen aromatik atau minyak atsiri (Tongnuanchan, et
al., 2014). Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan
lebih dari 1 atm. Uap dialirkan melalui pipa yang terletak di bawah bahan, dan uap
bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan (Guenther, 1990).

B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini agar mahasiswa dapat melakukan
penyulingan minyak atsiri dari beberapa sumber bagian tanaman menggunakan teknik
distilasi sederhana.

C. Manfaat
Dengan adannya praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya.
1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang alat destilasi dan
sistem kerjanya.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa cara membuat minyak atsiri
menggunakan alat destilasi uap dan air sederhana.
3. Memberikan pengetahuan terhadap manfaat dari tanaman sereh wangi
kepada mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman sereh Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan
cukup.Tanah jenis geluh pasiran pada ketinggian 180-450 m di atas permukaan laut, iklim
lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak yang berkualitas tinggi. Hasil
minyak sereh yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada tanah geluh
pasiran dengan pH 6,00 hingga 6,50, Sedangkan tanah dengan pH lebih rendah tidak cocok
untuk tanaman sereh (Sastrohamidjojo, 2004). Kandungan kimia yang terdapat di dalam
tanaman sereh antara lain, sitronelal, geraniol, sitronelol dan sisa hasil destilasi mengandung
sekitar 2 % nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk (Sastrohamidjojo, 2004). Termasuk
suku rumput rumputan, di budayakan untuk di ambil daunnya sebagai bumbu masak,atau
disuling di ambil minyaknya (Harris, 1990).

Tanaman Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat potensial
yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.
Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan penampakan daun yang berwarna
merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya. Sirih merah memiliki sifat antijamur
yang merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memperhambat bakteri patogen. Dalam
daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin
dan flavonoid. Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah
hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, karvakrol, eugenol, p-simen, sineol, kariofilen, kadimen
estragol, terpenena, dan fenil propanoid (Sulistiyani dkk., 2007).

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut
juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar)
mudah menguap di udara terbuka. Istilah esential dipakai karena minyak atsiri mewakili bau
dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri
umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi
dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (Gunawan, 2010). Minyak
atsiri, minyak mudah menguap atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang
berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam.
Penyulingan dapat di defenisikan sebagai proses pemisahan komponen-komponen suatu
campuran yang terdiri dari atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap
mereka atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut
(Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu
seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol
antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut dalam pelarut organik
(Lutony, 2002)

Distilasi Uap Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik
didihnya cukup tinggi. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat
yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan
untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan
air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi
minyak parfum dari tumbuhan. Prinsip kerja dari destilasi uap yaitu memisahkan suatu
campuran yang memiliki titik didih yang tinggi dengan cara mengalirkan uap kedalamnya.
Dimana senyawa yang memiliki titik didih yang tinggi sebelum mencapai titik didihnya
dimurnikan dengan menggunakan uap atau air mendidih.

Industri minyak atsiri merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu
negara. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap
(flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau
eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedatif,
stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius,
merangsang, atau memuakkan. Dalam setahun, sirkulasi penjualan minyak atsiri dapat
mencapai hasil beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan
minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa milyar per tahun (Guenther, 1987).
BAB III

METODOLOGI

1. Waktu dan Tempat


A Waktu
Praktikum dilakukan ketika hari Sabtu tanggal 1 Mei 2021 pukul 10.00 WIB dan
09.00 WITA
B Tempat
Praktikum ini dilakukan di dua tempat
1. Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat
2. Kabupaten Mejayan Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur
2. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Kaleng biscuit 1. Sereh
2. Toples plastic 2. Daun Sirih
merah
3. Selang kecil
4. Gunting
5. Paku
6. Lem aibon
7. Klem
8. Cutter
9. Pentil ban

3. Cara Kerja
A. Pembuatan alat destilasi sederhana
1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Lubangi tutup kaleng seukuran pentil ban
3. Pasang selang pada pentil ban
4. Lubangi tutup toples seukuran selang
5. Lubangi bawah toples seukuran selang
6. Lubangi tutup toples untuk memudahkan mengganti air
7. Ambil tutup kaleng satunya yang akan digunakan sebagai saringan kukus dalam
alat sulin
8. Lubangi dengan paku yang fungsinya tempat uap panas keluar
9. Memasukkan saringan ke bagian dasar alat destilasi
10. Lapisi dengan lem kaibon pada selang keluar agar tidk bocor
11. Alat penyulingan siap untuk digunakan
A Penyulingan sereh dan sirih merah dengan peralatan sederhana
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menggambil sereh dan daun sirih merah yang siap panen
3. Menyiapkan sereh dan daun sirih merah sebnyak 1kg
4. Mencuci sereh dan sirih merah yang akan disuling
5. Ditiriskan lalu kemudian diiris- iris kecil-kecil
6. Tambahkan air pada kaleng biscuit (alat destilasi sederhana) secukupnya
7. Letakkan bahan pada kaleng biscuit (alat destilasi sederhana) sampai memenuhi
seluruh permukaan kaleng
8. Tempatkan destilator ke kompor dan jangan lupa untuk menyalakan kompor
9. Proses perebusan (penyulingan) sedang berjalan kurang lebih 30-45 menit
10. Hasil dari sulingan yang sudah di tampung di pindahkan ke botol-botol kecil
sesuai dengan ukuran hasil sulingan
11. Hasi sulingan sereh dan sirih merah siap untuk digunakan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Perhitungan Rendemen
a. Sample/bahan ke 1 dengan sereh (Cymbopogon winteranius)
Rendemen (%) = berat minyak (gram)/berat bahan (gram) x 100%
Rendemen (%) = 60gram/1.000 gram x 100% = 6%
b. Sample/bahan ke 2 dengan sirih merah (Piper ornatum)
Rendemen (%) = berat minyak (gram)/berat bahan (gram) x 100%
Rendemen (%) = 40gram/1.000 gram x 100% = 4%
2. Tabel Pengamatan
No Bahan Rendemen Aroma Waktu Foto
Destilasi
1 Bahan Ke 1 6% Aroma 09.00
Dengan Sereh harum WITA
(Cymbopogon khas
winteranius) sereh

2 Bahan Ke 2 4% Aroma 10.00


Dengan Sirih harum WIB
Merah (Piper khas
ornatum) sirih
merah

B. Pembahasan
Minyak atsiri adalah ekstrak dari berbagai macam tumbuhan, yang dipercaya
memiliki manfaat kesehatan. Sejak beberapa abad lalu, peranan minyak atsiri dalam
kehidupan manusia telah mulai dikenal. Minyak atsiri bukan senyawa murni, akan
tetapi merupakan campuran senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam
komponen yang berlainan.
Pada praktikum percobaan (Ekstaksi Minyak Atsiri sereh dengan Distilasi
Uap) kali ini dilakukan ekstraksi minyak atsiri dari daun sereh (Cymbopogon
winteranius) dan sirih merah (Piper ornatum) menggunakan cara destilasi uap air.
Sebelum daun sereh dan sirih merah tersebut akan di suling atau didestilasi, daun
sereh dan sirih merah dipotong-potong terlebih dahulu menjadi potongan-potongan
kecil. Proses pemotongan ini bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak
atsiri dari daun sereh, Besar ukuran partikel hasil pemotonganbervariasai,
tergantung dari jenis bahan itu sendiri.Selama proses pemotongan akan terjadi
penguapan komponen minyak bertitik didih rendah, dan jika dibiarkan beberapa menit
akan terjadi penyusutan bahan. Akibat penguapan minyak. Kelemahan bahan yang
dipotong/dicacah karena jumlah total minyak berkurang, akibat penguapan selama
proses pemotongan dan komposisi minyak akan berubah, dan akan mempengaruhi bau.
Pada pemisahan minyak digunakan pelarut air karena air memiliki sifat
kepolaran yang berbeda dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri akan mudah
dipisahkan dari destilat. Air dan minyak atsiri tidak saling melarutkan, selain itu titik
didih air lebih kecil dari minyak atsiri sehingga uap air akan mendorong minyak sereh
atau sirih merah untuk lepas dari pori-porinya dan menghasilkan destilat. Proses
tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Rangkaian alat
distilasi disusun seperti gambar dibawah :

Gambar 1. Rangkain alat destilasi

Sereh dan sirih merah yang di distilasi sebanyak masing-masing 1 kg, dicuci dan
di potong kecil-kecil untuk memperluas permukaan sereh yang akan didistilasi.
Dimasukkan dalam alat toples kaleng distilasi uap dan ditambah pelarut pada toples
kaleng yaitu air ±400 ml. Kompor dinyalakan dan ditunggu sampai wadah penampung
hasil distilasi (gelas kaca) terisi . Pada pelarut digunakan air karena titik didih air
rendah. Destilasi dilakukan pada suhu 100 ̊C (suhu air mendidih) dan selama kurang
lebih 30 menit.
Cara penyulingan dalam metode ini menggunakan uap air (hidrodestilasi) ini
memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatik (sereh dan sirih merah) dengan
jalan memasukkannya ke dalam toples kaleng, kemudian ditambahkan sejumlah air
pada toples kaleng juga dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat
penyuling tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak
selanjutnya akan mengalir menuju tempat penampungan hasil yaitu gelas kaca.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Minyak atsiri adalah ekstrak dari berbagai macam tumbuhan, yang dipercaya
memiliki manfaat kesehatan. Praktik pembuatan minyak atsiri dengan cara destilasi
sederhana menggunakan daun sereh (Cymbopogon winteranius) dan sirih merah (Piper
ornatum) menggunakan cara destilasi uap air. Pada kegiatan praktik ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Sample/bahan ke 1 dengan sereh (Cymbopogon winteranius)
Rendemen (%) = berat minyak (gram)/berat bahan (gram) x 100%

Rendemen (%) = 60gram/1.000 gram x 100% = 6%

Dengan aroma harum khas sereh (Cymbopogon winteranius)

2. Sample/bahan ke 2 dengan sirih merah (Piper ornatum)

Rendemen (%) = berat minyak (gram)/berat bahan (gram) x 100%

Rendemen (%) = 40gram/1.000 gram x 100% = 4%

Dengan aroma harum khas sirih merah (Piper ornatum)

3. Penyulingan dalam metode ini menggunakan uap air (hidrodestilasi) ini memisahkan
minyak atsiri dari tanaman aromatik (sereh dan sirih merah). kemudian
ditambahkan sejumlah air pada toples kaleng juga dan dididihkan, atau uap panas
dialirkan ke dalam alat penyuling tersebut. Campuran uap yang terdiri dari uap air
dan uap minyak selanjutnya akan mengalir ke gelas kaca.

B. Saran
1. Akan lebih baik lagi jika praktikum dilakukan di laboratorium yang
memumpuni agar hasil dari praktikum lebih maksimal dan baik lagi.
2. Anggota kelompok yang berbeda tempat menjadi kendala sendiri, alangkah
lebih baik jika praktikum ini dilakukan di tempat dan waktu yang bersamaan
DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E., Minyak Atsiri, Edisi Pertama, Universitas Indonesia, Jakarta, 1987
Guenther, E., 1990, Minyak Atsiri, Jilid III, Diterjemahkan oleh Ketaren, 133-145,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Gunawan, D dan Mulyani, S., 2010, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1, Penebar
Swadaya, Jakarta.

Harris, R., 1990. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya, Jakarta.

Khusna, M. Y. dan P. Syarif. 2018. Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyulingan terhadap
Hasil Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon winterianus L.). BIOFARM 14(2).

Lutony, T.L, dan Yeyet Rahmayati. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Jakarta:Penerbit Penebar Swadaya. Hal 1, 22, 65, 105, 109, 112-113, 32 -33.

Ranade, S. S. dan P. Thiagarajan. 2015. Lemon Grass. International Journal of


Pharmaceutical Sciences Review and Research 35(2) : 162-167.

Ranitha, M., A. H. Nour, Z. A. Sulaiman, A. H. Nour, dan S. T. Raj. 2014. A Comparative


Study of Lemongrass (Cymbopogon citratus) Essential Oil Extracted by Microwave-
Assisted Hydrodistillation (MAHD) and Conventional Hydrodistillation (HD) Method.
International Journal of Chemical Engineering and Applications 5 (2).

Richards, W. F.. Perfumer's Hand Book and Catalog, New York: Fritzsche Brother Inc
(1944).

Sastrohamidjojo, H. (2004), Kimia Minyak Atsiri. Penerbit Gadjah Mada


UniversityPress, Yogyakarta. Hal.1, 3, 66

Sulistyani, N., Sasongko, H., Hertanti, dan M., Meilana. L. 2007. Aktivitas Minyak Atsiri
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli dan Candida albicans serta Identifikasi Komponen
Kimianya. Med Far 6 (2):33-39.

Sulaswatty, A., M. S. Rusli, H. Abimanyu, dan S. Tursiloadi. 2019. Quo Vadis Minyak Serai
Wangi dan Produk Turunannya. LIPI Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai