Disusun Oleh:
Afril Yendra (1188020004)
Depi paujiah (1188020043)
Fazri Maulana (1188020064)
Fadia Faqih Mahardini (1188020058)
Hasan Al Asyhari (1188020082)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Pemasaran
Internasional” yang berjudul “Strategi Distribusi Dalam Pemasaran
Internasional” .
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Perbandingkan Alternatif Saluran Distribusi Internasional.................... 3
B. Saluran Distribusi Langsung (Direct Channel of Distribution).............. 4
C. Saluran Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel of Distribution). 6
D. Manajemen saluran distribusi.................................................................. 11
E. Perbedaan Distribusi Negara Maju dan Negara Berkembang................. 15
F. Keunggulan Karakteristik Sistem Distribusi Jepang...............................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti saat ini perusahaan tidak hanya menghadapi
kompetitor dari dalam negeri saja, tetapi juga dari luar negeri. Kejenuhan
pasar domestik dan adanya peluang pasar membuat perusahaan berlomba-
lomba untuk mengembangkan pasarnya ke negara lain. Kompetisi untuk
mendapatkan konsumen akan semakin meningkat, perusahaan domestik tidak
hanya bersaing dengan kompetitor lokal saja, tetapi juga dengan perusahaan
asing yang masuk ke negara mereka. Demi mempertahankan daya saingnya
dalam perekonomian yang dinamis ini, perusahaan yang sebelumnya hanya
bergerak dalam skala domestik juga dituntut untuk bisa melakukan ekspansi
ke luar negeri. Ketika melakukan pemasaran produk ke luar negeri,
perusahaan harus bisa menganalisis kebutuhan pasar yang berbeda-beda serta
memberikan pelayanan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang membandingkan saluran alternatif distribusi internasional
yang ada?
1
2. Apa itu distribusi langsung dan tidak langsung?
3. Apa itu distribusi tidak langsung melalui agen?
4. Apa itu distribusi tidak langsung melalui pedagang perantara?
5. Apa itu distribusi langsung melalui agen?
6. Apa itu distribusi langusng melalui pedagang perantara?
7. Apa itu manajemen saluran distribusi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengerti dan memahami saluran alternatif distribusi internasional.
2. Untuk mengerti dan memahami distribusi langsung dan tidak langsung.
3. Untuk mengerti dan memahami distribusi tidak langusng melalui agen.
4. Untuk mengerti dan memahami distribusi tidak langsung melalui
pedagang perantara.
5. Untuk mengerti dan memahami distribusi langsung melalui agen.
6. Untuk mengerti dan memahami distribusi langsung melalui pedagang
perantara.
7. Untuk mengerti dan memahami manajemen saluran distribusi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Saluran pemasaran antara satu dengan bagian lainya merupakan
merupakan satu kesatuan yang saling bergantung sehingga membentuk sistem
saluran pemasaran (marketing channel system). Saluran pemasaran mempunyai
andil dalam menyampaikan barang ke konsumen yaitu sebagai agen,
bagaimana perantara pemasaran bernegosiasi atas barang milik produsen
dengan konsumen. Bagaimana perantara terlibat dalam proses untuk membuat
produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi oleh konsumen.
4
Yaitu agen yang merupakan wakil dari pihak pembeli untuk
melakukan pembelian barang-barang yang dibutuhkan oleh principa
atau orang/perusahaan yang menawarkan untuk membeli barang atau
properti atas nama pihak lain. Agen pembelian ini kadang disebut juga
dengan pembeli barang untuk diekspor. Mereka aktif bergerak
mencari produk dengan verifiakasi tertentu untuk kepentingan luar
negeri dengan standar produk dan harga dari laur negeri. Agen ini
jugalah yang mengurus semua urusan pengemasan dan persyaratan
pengapalan namun mereka tidak memiliki hak atas produk tersebut.
5
C. Saluran Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel of Distribution)
Saluran distribusi tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang
menggunakan jasa perantara dan juga agen untuk menyalurkan barang
maupun jasa kepada konsumen. Dimana yang dimaksud dengan perantara
ialah mereka yang membeli serta menjual barang-baramg tersebut dan
memilikinya, mereka bergerak dalam bidang perdagangan besar dan
pengecer. Sementara yang dimaksud dengan agen ialah orang ataupun
perusahaan yang membeli atau menjual barang untuk perdagangan besar
(manufakturer). Agen bertindak mewakili baik penjual ataupun pembeli
dalam suatu transaksi. Penghasilannya didapat dari presentase dari barang
yang dijual atau dibeli. Dan yang dimaksud dengan distributor ialah lembaga
yang melaksanakan kegiatan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau
fungsi khusus yang berkaitan dengan penjual atau distribusi barang, akan
tetapi mereka tidak memiliki hak untuk memiliki barang yang
diperdagangkan.
Memang ada banyak sekali cara yang dipakai untuk mendistribusikan
barang atau jasa kepada konsumen, sebagaimana yang diuraikan dalam
bentuk saluran distribusi, yakni saluran distribusi langsung dan saluran
distribusi tidak langsung. Akan tetapi tetap saja masih banyak perusahaan
yang mengkombinasikan atau menggabungkan beberapa saluran distribusi
untuk mencapai segmen pasar yang berbeda. Seperti misalnya pabrik kertas
dan ban bisa menyalurkan poduknya secara langsung ke pada pemakai
(seperti pemakai industri serta pemakai dalam jumlah yang besar), sementara
untuk pembeli yang membeli dalam jumlah yang kecil akan dilayani oleh
pedagang besar. Ada beberapa jenis saluran distribusi tidak langsung
diantaranya sebagai berikut:
1. Distribusi Tidak Langsung Melalui Agen
a. Perusahaan Manajemen Ekspor (Export Management Company)
6
Adalah suatu perusahaan manajemen ekspor yang melayani
berbagai perusahaan dalam kegiatan ekspor. Perusahaan ini
memandang pengekspor sebagai klien mereka, dalam aktivitasnya
perusahaan manajemen ekspor ini bekerja sama dengan perusahaan
pelayaran, selain itu mereka juga menggunakan nama, material
promosi, dan administrasi klienya. Perusahaan ini memiliki skala
operasi yang berbeda – beda. Ada peruahaan yang menangani sepuluh
produsen, ada juga yang melayani ratusan produsen. Keberadaan
perusahaan manjemen ekspor ini sangat membantu khususnya bagi
perusahaan kecil yang tidak mampu menggaji manajer ekspor. Selain
itu perusahaan ini juga memahami budaya dan keadaan luar negeri
termasuk didalamnya kondisi ekonomi, politik, hukum dan
perpajakanya.
Dalam pemilihan perusahaan manajemen ekspor, kita harus
mampu berupaya menemukan perusahaan manajemen ekspor yang
mengkhususkan diri pada produk tertentu, memiliki sistem distribusi
global yang terorganisasi dengan baik. Sementara perusahaan
manajemen ekspor ini memperoleh pendapatan dari diskon atas
barang yang mereak beli untuk dijual kembali ke pasar luar negeri,
besar kecilnya tingkat diskon yang diambil bergantung pada layanan
yang diberikan,dan tingkat kesulitan distribusi.
Perusahaan ini memandang pengekspor sebagai klien mereka.
Keberadaan perusahaan manjemen ekspor ini sangat membantu
khususnya bagi perusahaan kecil yang tidak mampu menggaji
manajer.
b. Agen Ekspor Perusahaan (Manufacture Export Agent /AEP)
Agen ekspor perusahaan menyediakan layanan yang hanpir
sama dengan perusahaan manajemen ekspor namun dalam skala dan
kontrak yang lebih kecil. Agen ekspor perusahaan ini bekerja atau
bertindak atas namanya sendiri dan menerima untuk jasa yang mereka
terima.
7
c. Asosiasi Webb - Pomerene (Webb – Pomerene Export Associations)
Merupakan bentuk utama lain dari kelompok pengekspor.
Undang-undang Webb – pomerene di tahun 1918 mengizinkan
perusahaan bisnis Amerika untuk menggabungkan WPEAs tidak
dapat berpartisipasi dalam kartel atau perjanjian internasional lainnya
yang dapat mengurangi persaingan di Amerika Serikat, namun mereka
dapat menawarkan empat mantaaf besar diantaranya sebagai berikut:
- Pengurangan biaya ekspor
- Permintaan ekspansi melalui promosi
- Pengurangan halangan ekspor
- Perbaikan ketentuan perdagangan melalui negosiasi bilateral.
8
Pedagang ekspor adalah pedagang yang langsung membeli
barang dari produsen dan memiliki hal atas produk tersebut. Pedagang
ekpor memiliki mitra di luar negeri baik pengecer maupun pedagang
besar. Dalam aktivitasnya pedagang ekspor menggunakan nama
sendiri dan menanggung semua resikonya.
Pedagang ekspor, atau biasa disebut Trader, dalam hal ini
sebagai pihak yang mencarikan pembeli/importir potensial bagi
barang yang diproduksi pelaku UKM. Pedagang ekspor ini juga harus
sudah memiliki segala perizinan yang dibutuhkan untuk melakukan
ekspor pada komoditi yang diperdagangkan.
b. Koperasi pengekspor (Cooperative Exporters)
Koperasi pengekspor adalah suatu kegian bisnis dengan cara
mengekspor produknya ke luar negri yang dilakukan oleh suatu
koperasi.
c. Pemasok ekspor
Pemasok ekspor adalah perusahaan yang mengkhususkan diri
dalam penjualan produk dengan kualitas rendah atau yang jumlah
produksinya berlebihan untuk dijual kembali ke luar negeri.
Pemasok dalam adalah suatu mitra yang bertindak sebagai
perantara antara produsen dan pengecer ke luar negeri, dan
memastikan bahwa komunikasi akan terjadi dan stok memiliki
kualitas yang memadai serta berfungsi menyediakan produk-produk
berkualitas tinggi dari produsen dengan harga yang baik kepada
distributor atau pengecer untuk kemudian dijual kembali.
9
d. Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang
berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar.
Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor
cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor
pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global. Contoh :
Google ,KFC, Semen Indonesia Garudafood dll.
Jenis Perusahaan Multinasional
1) Perusahaan multniasional yang terdesentralisasi di negara aslinya,
yaitu perusahaan yang punya struktur organiasasinya sendiri. Jadi
setiap manajer punya keputusan sendiri, seperti menanggapi
peluang yang ada, tanpa harus izin ke kantor pusat.
2) Perusahaan global terpusat, yaitu perusahaan yang kantor dan
manajemennya terpusat. Perusahaan ini mendapatkan keuntungan
dengan cara memanfaatkan sumber daya di negara lain yang lebih
murah.
3) Perusahaan internasional, yaitu perusahaan yang membangun
penelitian dan pengembangan (research and development) untuk
meningkatkan kualitas, efisiensi produksi dan menciptakan produk
baru.
4) Perusahaan transnasional adalah jenis perusahaan multinasional
yang menggabungkan metode ke tiga perusahaan di atas.
Dampak positif perusahaan multinasional
- Menambah devisa Negara melalui penanaman modal pada bidang
ekspor
- Mengurangi kebutuhan devisa untuk kegiatan import pada sektor
industri
- Memodernisir industri
- Ikut mendukung pembangunan nasional, dan
- Dapat meningkatkan penghasilan masyarakat
10
- Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat
Dampak negatif
- Bisa mematikan perusahaan lokal
- Ekpor keuntungan
- Dampak terhadap budaya dan sosial
- Kualitas kesehatan dan keselamatan pekerja yang rendah
- Dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
11
a. Proses inisiasi yang berfokus kepada motivasi dan metode yang
mendasari suatu perusahaan untuk menjalin hubungan distribusi
dengan perusahaan lain. Aspek kunci dalam relasi ini meliputi
kebutuhan dan motif untuk melakukan pertukaran, persepsi terhadap
imbalan yang layak diperoleh, pencarian calon mitra, dan negosiasi.
Faktor-faktor yang mendasari proses inisiasi adalah keinginan untuk
mengganti distributor yang tidak memuaskan dan menambah
distributor baru untuk pasar tertentu.
b. Proses implementasi yang mengacu pada cara perusahaan
independen dalam mengelola dan mengkoordinasikan relasi saluran
distribusi secara berkesinambungan. Proses ini diawali dengan
pertukaran produk, jasa, dan informasi. Aspek lainnya dari fase
implementasi menyangkut interaksi itu sendiri, baik itu peran
pemanufaktur dan distributor, kebutuhan akan pengaruh, dan pilihan
atas strategi pengaruh.
c. Proses review yaitu menilai imbalan dan kerugian yang mungkin
timbul dalam jalinan relasi antara setiap pihak yang terlibat dalam
saluran distribusi. Aspek penting dalam evaluasi ini adalah atribusi
tanggung jawab atas imbalan dan kerugian serta evaluasi rinci atas
kinerja manajerial semua pihak.
12
pemasaran yang memang ingin melangkahi atau menghindari
institusi-institusi tersebut.
b. Jumlah, besaran, dan konsentrasi geografis pelanggan berdampak
langsung pada perancangan saluran pemasaran. Dalam kasus
pemasaran produk industrial, pelanggan biasanya sedikit namun
volume pembeliannya besar dan terkonsentrasi secara geografis.
Karena itu, rancangan saluran distribusi langsung lebih tepat,
sedangkan untuk pemasaran produk konsumen dengan pasar yang
tersebar, maka distribusi tidak langsung lebih cocok, sehingga tugas-
tugas distribusi yang kurang praktis lebih baik diserahkan perantara.
c. Produk-produk tidak tahan lama (perishable product) seperti
sayuran, buah-buahan, surat kabar harian, dan lain-lain)
membutuhkan pemasaran langsung atau setidaknya perantara yang
bisa menjamin perputaran barang dagangan secara cepat dan
pengiriman yang terproteksi. Pemanufaktur dan produsen yang besar
sekali (bulky products) cenderung berusaha meminimumkan biaya
pengiriman dan biaya penanganan produk yang mengindikasikan
kebutuhan akan pendekatan penjualan langsung. Produk non standar
yang membutuhkan keahlian teknis dalam penjualannya juga
membutuhkan penjualan langsung guna memungkinkan perhatian
khusus dari atau atas nama pemanufaktur/ produsen. Sebaliknya,
produk non perihable,non bulky, dan produk standar membutuhkan
saluran distribusi tidak langsung.
d. Karakteristik lingkungan yang dihadapi perantara, pesaing, dan
perusahaan juga mempengaruhi desain saluran distribusi.
13
sangat berbeda, oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan antara
kebutuhan dan tujuan semua pihak dalam sistem distribusi. Baik itu pada
produsen atau pemanufaktur, perantara, maupun konsumen. Karena
perspektif ini tercermin dalam berbagai kriteria yang digunakan masong-
masing pihak dalam mengevaluasi mitra bisnisnya.
14
setiap kemungkinan reaksi para anggota saluran distribusi terhadap upaya
pemanufaktur untuk memasuki sistem distribusi di negara bersangkutan.
15
Perbedaan distribusi barang konsumsi di negara maju seperti Jepang
dengan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah pada
infrastruktur. Di Indonesia terdapat banyak bisnis ritel sampai-sampai
minimarket waralaba sudah masuk kampung dan desa. Tetapi tingginya
biaya dalam sistem distribusi barang di minimarket membuat harga di tangan
konsumen sangat berbeda jauh dengan harga barang dari distributor.
Banyaknya biaya yang timbul akibat pengiriman barang ke pengecer inilah
yang membuat harga ditangan konsumen sangatlah mahal.
Berbeda dengan di negara Jepang dimana harga barang di distributor
atau di pengecer sama persis. Bagi perusahaan besar di Jepang mempunyai
divisi logistik yang langsung ke ritel atau eceran. Bagi industri menengah ke
bawah sistem logistik yang tersentralisasi sangat mengurangi biaya yang
berujung harga hingga ke konsumen tidak terlalu mahal. Pihak kementrian
ekonomi, perdagangan, dan industri Jepang, Kenzo Mizutani menjelaskan
bahwa struktur dasar industri distribusi di Jepang mengenal tiga lapisan saja.
Mulai dari produsen lalu ke industri jasa perantara dan langsung ke ritel
sebagai pihak yang berkontak langsung dengan produsen. Ia juga mengatakan
bahwa ritel modern di Jepang memang sangat banyak. Tetapi pemerintah
Jepang memberikan regulasi agar ritel modern ini tidak melibas ritel
tradisional yang sudah ada.
Pemerintah Jepang menekankan pada Sistem Kebijakan Distribusi.
Pertama, pemerintah Jepang menaruh perhatian pada pemeliharaan dan
promosi kebijakan persaingan usaha. Kedua, undang-undang lokasi toko ritel
yang berskala besar. Inilah yang menyebabkan ritel tradisional merekapun
tidak gulung tikar. Pelayanan terhadap konsumen di toko kelontong di
Jepang tidak kalah dengan pelayanan di minimarket di Jepang bahkan toko-
toko tradisional seperti toko alat tulis disebuah perkampungan melayani
ramah tiap konsumen. Hal ini merupakan sebagai suatu promosi terselubung
dari sebuah toko yang sangat sederhana. Berbeda dengan minimarket yang
ada di Indonesia yang ketika konsumen datang, pelayan seperti asal-asalan
16
menyapa dengan kata “Selamat datang, selamat berbelanja... ” dengan tanpa
menatap konsumen yang masuk.
Kemudian kita beralih ke industri ritel modern seperti minimarket, di
minimarket modern ini semua distribusi hanya dikendalikan oleh beberapa
orang saja. Tumpukan barang-barang tertata rapi dan dijalankan melaui sabuk
berjalan lalu diambil melaui sistem yang sangat computarized. Tiap
minimarket menggunakan sistem online dan terpadu dengan distributornya.
Sehingga tidak ada barang yang tak tersuplai. Ketika stok sudah melewati
batas buffer stock (batasan stok minimal) maka komputer akan
memberitahukan kepada distributor secara online. SDM di perusahaan
distribusi pun sangat mumpuni untuk mengoperasikan semua sistem terpadu
ini. Para penjaga toko minimarket ini pun mengalungkan sebuah alat yang
mirip dengan tablet PC yang kecil yang berkoneksi langsung dengan server
stok digudangnya. Meskipun sibuk melihat stok, para penjaga minimarket
masih menyempatkan menyapa setiap pelanggan dengan ramah dan sepenuh
hati.
Disinalah distributor bisa melihat secara real time ( waktu saat itu)
bagaimana tren distribusi barang konsumsi itu. Distributor bisa mengetahui
dalam sehari berapa barang per item yang laku terjual. Dengan
membandingkan tren waktu sebelumnya, produsen bisa memperkirakan
(forecasting) berapa barang yang harus di sediakan di toko atau minimarket
tesebut. Hal itu masih dalam lingkup kecil, dalam lingkup luas infrastruktur
yang dibangun oleh pemerintah Jepang sangatlah mendukung. Negara
kepulauan daerah Pasifik ini dihubungkan oleh jembatan dan terowongan
bawah laut. Sistem transportasi yang mengandalkan kendaraan berbasis rel
pun sangat membantu distribusi barang dari beberapa tempat ke seluruh
dunia.
Memang sedikit rumit jika harus menyamakan negara maju dengan
negara sedang berkembang. Mulai dari capital (modal) yang dimiliki,
hingga human resources (tenaga kerja) jelas berbeda 180 derajat. Namun
sebagai negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, masih punya
17
keunggulan yang tidak dimiliki negara lain terutama banyaknya sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang secara jumlah sangatlah banyak.
18
Persentase penjualan nonmakanan yang tidak proporsional juga
dihasilkan oleh toko kecil di Jepang. di AS, toko kecil (81,6% dari
seluruh toko) menjual 32,9% dari barang nonmakanan; di Jepang toko
kecil (94,1% dari seluruh toko) menjual 50,4%.
Perubahan mendalam pada penjualan secara ritel sedang terjadi di
Jepang. Walaupun masih akurat untuk mendeskripsikan pasar Jepang
sebagai pasar yang memiliki kepadatan perantara yang tinggi, jumlah
toko kecil yang mengalami penurunan karena digantikan oleh toko
diskon lebih besar dan toko khusus. Jumlah toko ritel turunn dari 10%
sejak tahun 2000 daan jumlah toko ritel dengan karyawan empat orang
atau kurang jatuh lebih dari 15%. Toko kecil ini, memiliki peran yang
penting bagi konsumen Jepang. Tingkat kepadatan populasi yang tinggi,
kualitas, agen yang menyediakan layanan finansial, jasa pengiriman
untuk pesanan kecil yang sering, dan manfaat lain yang ikut mendukung
banyaknya jumlah toko kecil.
2. Jalur yang dikendalikan oleh produsen
Produsen bergantung pada agen untuk berbagai layanan kepada
anggota lainnya pada jaringan distribusi. Pembiayaan, distribusi fisik,
gudang, penyimpanan, promosi, dan pembayaran cicilan disediakan bagi
anggota jalur lainnya oleh agen. Sistem ini berjalan karena para agen dan
perantara lainnya disepanjang jalur terikat pada produsen oleh
sekumpulan praktik dan insentif yang didesain untuk menjamin
dukungan pemasaran yang kuat untuk produk mereka dan menyingkirkan
pesaing dari jalur. Umumnya, agen bertindak sebagai agen perantara dan
memperluas kendali produsen melalui jalur ke tingkat ritel.
Kontrol dikelola melalui elemen :
a) Pembiayaan persediaan , penjualan dilakukan secara konsinyasi
dengan kredit yang diperpanjang selama beberapa bulan
b) Potongan harga kumulatif, potongan harga diberikan tahunan
berdasarkan sejumlah alasan, termasuk jumlah pembelian, pembayaran
dimuka, pencapaian target pernjualan, pelayanan, pengelolaan tingkat
19
persediaan tertentu, partisipasi dalam promosi penjualan, loyalitas pada
pemasok, pengelolaan kebijakan harga produsen, kerja sama, dan
kontribusi terhadap keseluruhan keberhasilan.
c) pengembalian barang, seluruh barang yang tidak terjual dapat
dikembalikan pada produsen
d) dukungan promosi, perantara menerima sejumlah rak penjualan,
tampilan iklan, program edukasi manajemen, demonstrasi dalam toko,
dan alat bantu dealer lainnya yang memperkuat hubungan antara
perantara dan produsen.
3. Filosofi bisnis yang dibentuk oleh kultur yang unik
Hal yang berdampingan dengan hubungan perekonomian yang
erat dan ketergantungan yang dibentuk oleh bea perdagangan dan
struktur jalur distribusi Jepang yang panjang adalah filosofi bisnis yang
berorientasi pada hubungan yang menekankan pada kesetiaan,
kerukunan, dan pertemanan. Sistem nilai mendukung hubungan jangka
panjang antara dealer-pemasok yang sulit diubah sepanjang setiap pihak
menerima keuntungan ekonomi.mitra tradisional, pihak yang berada di
dalam, umumnya mendapatkan keuntungan.
Kurangnya kompetisi harga secara umum, penyedia layanan yang
mahal, dan hal-hal yang tidak efisien lainnya membuat harga produk
konsumen Jepang termasuk yang paling tinggi di dunia. Jika
membandingkan gaji pada tingkat nilai tukar (yaitu, PDB per kapita) saat
ini Jepang pada $39.195 melebihi orang Amerika. Namun, jika
mempertimbangkan apa yang dapat dibeli dari gaji tersebut (yaitu, PDB
per kapita pada paritas harga pembelian), maka lebih baik orang Amerika
dengan $36.665 dibandingkan dengan orang Jepang dengan $27.338 .
harga seperti ini membentuk iklim yang sempurna untuk potongan harga,
yang merupakan awal untuk menjadi faktor utama.
Konsumen Jepang memberi kontibusi pada kesinambungan sifat
alami tradisional dari sistem distribusi melalui frekuensi pembelian yang
tinggi, pembelian skala kecil, selera pada layanan pribadi dibandingkan
20
dengan harga, dan kecenderungan untuk setia pada merek yang dianggap
berkualitas tinggi. Selian itu, hukum di Jepang memberikan keuntungan
luar biasa besar bagi pedagang eceran kecil akibat perkembangan toko
besar dan kompetisi. Semua faktor ini telah mendukung keberadaan toko
kecil dan sistem yang telah terbentuk secara berkesinambungan,
walaupun perubahan perilaku di antara konsumen Jepang mulai
melemahkan jangkauan penjual eceran tradisional besar pada pasar.
4. Hukum yang melindungi dasar sistem—peritel kecil
21
Perubahan Pada Sistem Distribusi Jepang
22
mendesain sendiri pakaian yang dijual, serta membeli sendiri bahannya
langsung dari Cina. Dalam 12 bulan, penjualan fast retailing melonjak
sepertiga menjadi $927 juta, pada saat penjualan menunjukkan penurunan
dibulan ke-36.
23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/dellaandini/saluran-pemasaran-internasional
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/07/saluran-distribusi-langsung-dan-
tidak-langsung.html
http://dellandini.blogspot.com/2014/03/saluran-pemasaran-dalam-marketing.html
http://dellandini.blogspot.com/2014/03/saluran-pemasaran-dalam-marketing.html
https://www.academia.edu/30506008/INTERNATIONAL_DISTRIBUTION_DE
CISIOIN_docx
https://slideplayer.info/slide/3073347/
https://www.slideshare.net/dellaandini/saluran-pemasaran-internasional
https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/345#:~:text=Pedagang%20Ekspor
%20(Trader),barang%20yang%20diproduksi%20pelaku%20UKM.
https://disperindag.jatimprov.go.id/post/detail?content=mempelajari-kebijakan-
distribusi-barang-di-jepang
25