Anda di halaman 1dari 9

STUDENT NOTEBOOK

Nama : Selvi Haura Zhafirah


NIM : 11211330000030
Kelompok :7
Modul : NEMO
Fasilitator : Luluk Hermawati, M.Biomed.

PEMICU
Ali (17 tahun), Utsman (17 tahun) dan Raihanah (17 tahun) sudah bersahabat yang sejak
SMP sampai SMA dan selalu bersama. Saat ini mereka semua sudah duduk di bangku SMA.
Ketiganya selalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Ali memiliki Tinggi Badan (TB)
175 cm dengan Berat Badan (BB) 73 kg dengan postur tubuh tinggi dan perawakan besar.
Sejak kecil, Ali hobi berolahraga basket dan renang serta masih melakukannya hingga
sekarang minimal seminggu 2 kali di akhir pekan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 sampai
sebelum dzuhur. Susu merupakan minuman favoritnya. Ia juga senang makan sayur dan
buah. Sedangkan Utsman memiliki TB 168 cm dan BB 45 kg. dengan postur sedang dan
kurus. Utsman tidak suka berolahraga, kebanyakan aktivitasnya adalah bermain game di
rumah. Utsman jarang meminum susu serta tidak suka makan sayur dan buah. Raihanah
memiliki TB 160 cm dan BB 65 kg. Ia suka minum susu serta makan buah dan sayur.
Raihana berolahraga 1 minggu sekali. Pada saat mereka berusia 13 tahun mereka memiliki
tinggi yang hampir sama bahkan Raihanah tampak lebih tinggi dari Ali dan Utsman. Orang
tua mereka juga memiliki tinggi yang hampir sama.

1) KLARIFIKASI ISTILAH
-

2) IDENTIFIKASI FAKTA/MASALAH YANG DITEMUKAN


1. Ali (17 tahun) memiliki Tinggi Badan (TB) 175 cm dengan Berat Badan (BB) 73 kg
dengan postur tubuh tinggi dan perawakan besar.
2. Ali hobi berolahraga basket dan renang minimal seminggu 2 kali serta menyukai susu,
sayur dan buah.
3. Utsman (17 tahun) memiliki TB 168 cm dan BB 45 kg. dengan postur sedang dan
kurus.
4. Utsman tidak suka berolahraga, kebanyakan aktivitasnya adalah bermain game di
rumah serta jarang meminum susu, tidak suka makan sayur dan buah.
5. Raihanah (17 tahun) memiliki TB 160 cm dan BB 65 kg. Ia suka minum susu serta
makan buah dan sayur. Raihana berolahraga 1 minggu sekali.
6. Saat mereka berusia 13 tahun mereka memiliki tinggi yang hampir sama, bahkan
Raihanah lebih tinggi dari Ali dan tinggi orangtua mereka pun juga hampir sama.
3) RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa terdapat perbedaan tinggi dan berat badan pada Ali, Utsman dan Raihanah?
2. Mengapa Ali, Utsman lebih tinggi dari Raihanah pada saat usia 17 tahun sedangkan
pada usia 13 tahun Raihanah lebih tinggi?
3. Bagaimana olahraga dan asupan nutrisi dapat berpengaruh terhadap tinggi dan berat
badan seseorang?

4) ANALISIS MASALAH

5) HIPOTESIS
1. Perbedaan tinggi dan berat badan pada Ali, Utsman dan Raihanah dipengaruhi oleh
perbedaan asupan nutrisi dan aktivitas fisik.
2. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh jenis kelamin,
3. Olahraga, aktivitas luar ruangan dan asupan nutrisi berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tulang.

6) LEARNING ISSUES
1. Bagaimana struktur anatomi dari tulang dan otot?
2. Bagaimana struktur histologi dari tulang dan otot?
3. Bagaimana struktur biokimia dari tulang dan otot?
4. Bagaimana proses pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan dari tulang?
5. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tulang?
6. Bagaimana pengaruh olahraga dan aktivitas luar ruangan pada pertumbuhan tulang dan
postur tubuh seseorang?
7. Bagaimana pengaruh asupan nutrisi dan pada pertumbuhan tulang dan postur tubuh
seseorang?
8. Bagaimana pengaruh jenis kelamin pada pertumbuhan tulang dan postur tubuh seseorang?
7) ANSWER LEARNING ISSUES
1. Struktur Anatomi Tulang

Struktur Anatomi Otot


2. Histologi Tulang

Tulang Panjang Osifikasi endokondral

Histologi Otot
3. Tulang merupakan jaringan ikat termineralisasi. Tulang terdiri atas bahan organik (protein)
& anorganik. Bahan organik yaitu protein antara lain kolagen Tipe I (90-95%) dan Tipe V
(sedikit) dan bahan anorganik/mineral terdiri atas kristalin hidrosiapatit Ca10[PO4]6[OH]2),
dimana mengandung natrium, magnesium, karbonat, fluorida, 99% kalsium tubuh. Kristalin
hidrosiapatit akan memberi kekuatan dan kelenturan. Protein utama tulang berupa kolagen
tipe I (merah), terdiri motif protein yaitu poly-Asp danpoly-Glu yang mengikat kalsium dan
memberi kerangka bagi mineralisasi. Struktur makromolekul berupa proteoglikan4.

Komposisi biokimia jaringan otot yaitu otot lurik terdiri atas serabut sel otot berinti banyak,
dikelilingi membran yang peka terhadap listrik membentuk sarkolema yang direntangkan
terdiri miofibril dalam sarkoplasma terdapat dalam cairan intrasel, serta mengandung ATP
dan fosfokreatin. Sarkomer merupakan unit fungsional otot, sarkomer ini akan berulang
sepanjang poros fibril jarak 1500-2500 nm. Bila dilihat menggunakan mikroskop terdiri atas
pita A (gelap) dan I(terang) berselang-seling, sedangkan pada pita A (zona H) bersifat kurang
padat dan pita I terbagi 2 dibatasi garis z.
4. Secara umum, sistem tulang rangka berkembang dari mesoderm paraksial dan
mesoderm lempeng lateral (lapisan parietal). Mesoderm paraksial membentuk serangkaian
jaringan tersegmentasi yang memblok di kedua sisi tabung saraf, yang dikenal sebagai
somitomer di regio kepala dan somit dari regio oksipital ke kaudal. Somit berdiferensiasi
menjadi bagian ventromedial, sklerotom, dan bagian dorsolateral, dermomiotom. Di akhir
minggu keempat, sel-sel sklerotom menjadi polimorfik dan membentuk jaringan yang
tersusun longgar, yang disebut mesenkim, atau jaringan ikat embryonal. Sel-sel mesenkim
memiliki ciri bermigrasi dan berdiferensiasi dalam berbagai cara. Sel-sel ini dapat menjadi
fibroblas, kondroblas, atau osteoblas (sel pembentuk-tulang).
Proses pembentukan tulang :
1. Mesoderm paraksial – Somit – Sklerotom – Mesenkim – Osteoblast (sel pembentuk
tulang) – Osteosit
2. Lapisan Mesoderm - tulang gelang bahu dan panggul, tulang ekstremitas dan sternum.
Mesenkim di dermis berdiferensiasi langsung menjadi tulang, suatu proses yang dikenal
sebagai osifikasi intramembranosa. Namun pada sebagian besar tulang, termasuk dasar
tengkorak dan ekstremitas, sel-sel mesenkim mula-mula membentuk model kartilago hialin,
yang kemudian mengalami penulangan oleh osifikasi endokondral1.

Pembentukan tulang endokondral.


A. Sel-sel mesenkim mulai memadat dan berdiferensiasi menjadi kondrosit.
B. Kondrosit membentuk model kartilaginosa pada bakal tulang.
C,D. Pembuluh darah menginvasi pusat model kartilaginosa, membawa osteoblas (sel hitam)
dan membatasi sel-sel kondrosit yang sedang berproliferasi di ujung (epifisis) tulang.
Kondrosit di sisi batang (diafisis) mengalami hipertrofi dan apoptosis sewaktu kondrosit ini
memineralkan matriks di sekelilingnya. Osteoblas berikatan dengan matriks yang
termineralisasi dan mengendapkan matriks tulang. Kemudian, seiring dengan pembuluh
darah menginvasi epifisis, terbentuk pusat osifikasi sekunder. Pertumbuhan tulang
dipertahankan oleh proliferasi kondrosit di dalam lempeng pertumbuhan1.
Sel mesenkim – Kartilago – osteoblast – osteosit
Mekanisme Pertumbuhan Tulang
Penambahan ketebalan tulang dicapai melalui penambahan tulang baru di atas permukaan
luar tulang yang sudah ada. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh osteoblas di dalam periosteum,
suatu selubung jaringan ikat yang menutupi bagian luar tulang. Sewaktu aktivitas osteoblas
mengendapkan tulang baru di permukaan eksternal, sel lain di dalam tulang, osteoklas
("penghancur tulang"), melarutkan jaringan tulang di permukaan dalam di samping rongga
sumsum. Dengan cara ini, rongga sumsum membesar untuk mengimbangi bertambahnya
lingkar batang tulang.
5. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra seluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke
kaki (cephalokaudal).
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor dalam (Internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Ras/etnik atau bangsa: Bangsa-bangsa Asia cenderung bertubuh pendek dan kecil,
sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar
2) Keluarga : Banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi dan ada yang pendek.
3) Umur: Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah
sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
4) Jenis kelamin: Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran
besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani, dan lain-lain. Anak dengan jenis kelamin laki-
laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.
5) Genetik
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor prenatal
a) Gizi
Keadaan kurang gizi pada masa kehamilan pada ibu akan berakibat buruk terhadap janin,
seperti terjadinya anomali dan bahkan abortus, prematuritas, lahir mati, kematian perinatal,
berat badan lahir rendah, penurunan kecerdasan anak, gangguan pertumbuhan anak, dan lain-
lain.
b) Toksin/zat kimia
Obat-obatan tertentu seperti thalidomide dan obat anti kanker dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada janin yang dalam kandungan terutama apabila diminum ibu dengan kehamilan
pada masa organogenesis, yaitu masa pembentukan organ-organ, yang merupakan masayang
sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
3) Faktor pasca bersalin
(1) Gizi
Pemberian ASI/ menyusui dalam periode ekstra gestasi dengan payudara sebagai “plasenta
eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan
nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak.
(2) Penyakit kronis/kelainan konginetal
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan
pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari
penyakitnya.
(3) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan seperti cuaca, keadaan geografis,
sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Kondisi geografis yang berkapur di daerah
pegunungan dan daerah lahar dapat menyebabkan kandungan yodium dalam tanah rendah.
Umumnya di daerah endemik, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) pertumbuhan
penduduk sangat terhambat seperti cebol atau kretinisme.
Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah
(a) Somatotropin atau “growth hormon” (GH = Hormon pertumbuhan)
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka.
Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh hormon ini. GH merangsang terbentuknya
somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai “Icircadian
variation”dimana aktifitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan,
sesudah latihan fisik, perubahan kadar gula darah dan sebagainya.
(b) Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena mempunyai fungsi pada
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh
hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada
tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan
retardasi fisik dan mental yang kalau berlangsung lama, dapat menjadi permanen.
(c) Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin, serta androgen, karena
kortison mempunyai efek anti-anabilik. Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan
pertumbuhan terhambat/terhenti dan terjadi osteoporosis.
(e) Insulin like growht factos (IGFs)
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan
insulin. Fungsinya selain sebagai growth promoting factor yang berperan pada pertumbuhan,
sebagai mediator GH, aktifitasnya mirip insulin, efekmitogenik terhadap kondrosit, osteoblas
dan jaringanlainnya.

6.
7.
8.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Sandler T.W. Medical Embryologi 12th Edition. Baltimore: Wolters Kluwer; 2012. p.
71, 133-134.
2. Sherwood L. Sherwood's Introduction to Human Physiology 8th Edition (Indo)
Brooks/Cole, Cengage Learning; 2013. p. 708-709.
3. Netter F. H. Atlas Of Human Anatomy 7th Edition. Singapore: Elsevier. p. 51.
4. Wulandari E, Hendarmin L. A. Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran
[Internet]. [cite 2021 Nov 18]. Available from :
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38256/8/BAB
%207%20Muskuloskeletal.pdf
5.

Anda mungkin juga menyukai