Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU AMTSALIL QUR’AN


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Roviandri, S.Sos.I,M.Pd.I

Di susun oleh :

WAHIDI ALAMSYAH SUPRIADI (21381072085)


ANITA SARI KURNADI (21381072005)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan segala nikmat baik
kesehatan dan juga kesempatan sehingga makalah mengenai “Ilmu Amtsalil Qur’an”
dapat terselesaikan tepat waktu.
Rasa syukur banyak penulis haturkan kepada semua pihak yang sudah
membantu dalam berbagai aspek baik secara materi hingga dukungan moril sehingga
makalah mengenai “Ilmu Amtsalil Qur’an” dapat terselesaikan. Namun, penulis pun
juga menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan yang terdapat
di dalamnya.
Pada akhirnya, hanya Allah yang dapat memberikan balasan terhadap berbagai
usaha yang sudah dilakukan secara maksimal dalam makalah mengenai “Ilmu
Amtsalil Qur’an” ini. Semoga hasil dari makalah ini dapat memberikan beragam
manfaat dan juga hasil yang terbaik.

Pamekasan, 29 September 2021

KELOMPOK VII

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

1. Pengertian Ilmu Amtsalil Qur’an............................................................................2

2. Unsur-Unsur Ilmu Amtsalil Qur’an.........................................................................2

3. Macam-macam Ilmu Amtsalil Qur’an.....................................................................3

4. Sighat Amtsalil Qur’an............................................................................................4

5. Kegunaan Amtsalil Qur’an......................................................................................5

BAB III PENUTUP.......................................................................................................6

A. Kesimpulan.............................................................................................................6

B. Saran.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna yang mengandung semua hal dalam
kehidupan manusia, baik kehidupan dunia yang berupa tuntunan ibadah, pergaulan
dalam keluarga dan masyarakat, cerita-cerita umat terdahulu, maupun kehidupah
akhirat berupa hari kiamat, surga, neraka dan lainnya. Dalam al-Qur’an banyak terdapat
ayat-ayat yang menceritakan hal-hal yang samar dan abstrak.
Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya mengandalkan akalnya saja.
Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang konkret
agar manusia mampu memahaminya.
Untuk memahami itu semua maka ulama’ tafsir menganggap perlu adanya ilmu
yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam al-Qur’an agar manusia mampu
mengambil pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan tersebut. Karena itulah
penulis mencoba menjelaskan tentang ilmu tersebut, yaitu Ilmu Amtsalul Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Amtsalil Qur’an?
2. Apa saja unsur-unsur Ilmu Amtsalil Qur’an?
3. Apa saja macam-macam Amtsalil Qur’an?
4. Apa Sighat Amtsalil Qur’an?
5. Apa kegunaan Amtsalil Qur’an?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Amtsalil Qur’an.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Ilmu Amtsalil Qur’an.
3. Untuk mengetahui macam-macam Amtsalil Qur’an.
4. Untuk mengetahui Sighat Amtsalil Qur’an.
5. Untuk mengetahui kegunaan Amtsalil Qur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ilmu Amtsalil Qur’an
Menurut bahasa (etimologi) kata amtsal berupa bentuk jamak dari lafal matsal.
Sedang kata matsal, mitsil, dan matsil adalah sama dengan kata syabah, syibih, dan
syabih, baik dalam lafal maupun dalam maknanya, yang artinya adalah perumpamaan.
Menurut bahasa, arti lafal amtsal ada tiga macam, yaitu:
1. Bisa berarti perumpamaan, gambaran, atau perserupaan.
2. Bisa diartikan kisah atau cerita, jika keadaannya amat asing dan aneh.
3. Bisa juga berarti sifat, atau keadaan atau tingkah laku yang mengherankan.
Sedangkan secara istilah (terminologi), ada beberapa pendapat, yaitu:
1. Menurut istilah ulama Ahli Adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan
keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang tertuju.
2. Menurut istilah ulama Ahli Tafsir, amtsal adalah menampakkan pengertian yang
abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat, dan menarik, yang mengena dalam jiwa,
baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.1
2. Unsur-Unsur Ilmu Amtsalil Qur’an
Didalam matsal seperti halnya di dalam tasybih, haruslah terkumpul empat unsur
yaitu:
1. Ada yang disempurnakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan diceritakan.
2. Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan tempat
menyamakan.
3. Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang
disamakan tersebut.2
4. Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan makna
perserupaan.
Contoh tamtsil dalam Al-Qur’an :
‫ َعلَى‬G‫بُوا‬G‫ ِدرُونَ ِم َّما َك َس‬G‫ف ال يَ ْق‬
ٍ G‫َاص‬ ْ ‫م أَ ْع َمالُهُ ْم َك َر َما ٍد ا ْشتَ َّد‬Gْ ‫َمثَ ُل الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِ َربِّ ِه‬
ِ ‫ت بِ ِه الرِّي ُح فِي يَوْ ٍم ع‬
18:‫َش ْي ٍء َذلِكَ هُ َو الضَّال ُل ْالبَ ِعيدُ(ابراهيم‬
Artinya: 18. Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah
seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka
usahakan. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Dari contoh tersebut wajah syabbahnya adalah “kesia-siaan”(tidak bermanfaat) dan
alat tasybihnya menggunakan kata mitsil (‫)مثل‬. Sedangkan musyabbah dan musyabbah
bihnya adalah amalan orang kafir dan abu.3
1
Drs. H. Ahmad Syadzali, MA. Dan Drs. H. Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an I, Pustaka setia, Bandung,, Cet. I,
hlm. 35
2
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an. hlm 313.
3
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran II. hlm 36

2
3. Macam-macam Ilmu Amtsalil Qur’an
Amtsal di dalam Al-Qur’an ada tiga macam, yaitu:
1. Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafaz matsal
atau sesuatu yang menunjukkan tasbih.
Seperti firman Allah,

ٍ ‫ا‬GG‫ر َكهُ ْم فِي ظُلُ َم‬G


‫ت ال‬ ِ Gُ‫َب هَللا ُ بِن‬
َ Gَ‫م َوت‬Gْ ‫ور ِه‬G َ َ‫ارًا فَلَ َّما أ‬GGَ‫تَوْ قَ َد ن‬G‫اس‬
ْ ‫ا َء‬G‫ض‬
َ ‫هُ َذه‬Gَ‫ا َحوْ ل‬GG‫ت َم‬ ْ ‫ل الَّ ِذي‬G
ِ Gَ‫َمثَلُهُ ْم َك َمث‬
ٌ G‫ ِه ظُلُ َم‬G‫ َما ِء فِي‬G‫الس‬
‫ ٌد‬G‫ات َو َر ْع‬G َّ َ‫ب ِمن‬ َ ‫) أَوْ َك‬18( َ‫ون‬GG‫ي فَهُ ْم ال يَرْ ِج ُع‬
ٍ ِّ‫ي‬G‫ص‬ ٌ ‫ ٌّم بُ ْك ٌم ُع ْم‬G‫ص‬
ُ )17(‫رُون‬G‫ْص‬ ِ ‫يُب‬
‫ا ُد‬GG‫) يَ َك‬19( َ‫افِ ِرين‬GG‫طٌ بِ ْال َك‬GG‫ت َوهَّللا ُ ُم ِحي‬ِ ْ‫و‬GG‫ َذ َر ْال َم‬G‫ق َح‬ َّ
ِ ‫ َوا ِع‬G‫الص‬ َ‫صابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم ِمن‬ َ َ‫ق يَجْ َعلُونَ أ‬
ٌ ْ‫َوبَر‬
ْ َ‫ ِه َوإِ َذا أ‬G‫وْ ا فِي‬G‫ا َء لَهُ ْم َم َش‬G‫ض‬
َ ‫ َذه‬Gَ‫ا َء هَّللا ُ ل‬G‫وْ َش‬GGَ‫ا ُموا َول‬GGَ‫ظلَ َم َعلَ ْي ِه ْم ق‬
‫َب‬ َ َ‫ا أ‬GG‫م ُكلَّ َم‬Gُْ‫اره‬ َ ‫فُ أَب‬GGَ‫ق يَ ْخط‬
َ G‫ْص‬ ُ ْ‫ر‬GGَ‫ْالب‬
)20-17:‫)(البقره‬20(ٌ‫ار ِه ْم إِ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدير‬ ِ ‫ْص‬َ ‫بِ َس ْم ِع ِه ْم َوأَب‬
Artinya: 17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya mereka, dan
membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. 18. Mereka tuli, bisu dan
buta, maka tidaklah mereka akan kembali, 19. atau seperti hujan lebat dari langit
disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak
jarinya, karena petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang
kafir. 20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat
itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.

2. Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafaz
tamtsil (permisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam
kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada
yang serupa dengannya.
Contoh pada al-Qur’an surat al-Furqaan ayat 67:

ِ ‫َوالَّ ِذينَ إِ َذا أَ ْنفَقُوا لَ ْم يُس‬


َ ِ‫ َولَ ْم يَ ْقتُرُوا َو َكانَ بَ ْينَ َذل‬G‫ْرفُوا‬
)67(‫ك قَ َوا ًما‬
Artinya : 67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan , mereka tidak
berlebihan, dan tidak kikir, dan adalah di tengah-tengah antara yang demikian.

3. Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz


tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal.
Contoh pada al-Qur’an surat al-Mudatstsir ayat 38:
(38) ٌ‫ت َر ِهينَة‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.4

4
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima Yasa, 1998), hlm
127-130

3
4. Sighat Amtsalil Qur’an
Dari keterangan di atas, dapatlah diketahui bahwa sighat-shigat amtsalil Qur’an itu
ada bentuknya, sebagai berikut:
1. Sighat tasybih yang jelas (tasybih ash-sharih), yaitu sighat atau bentuk perumpamaan
yang jelas, didalamnya terungkap kata-kata matsal.
Contohnya seperti ayat 24 surat Yunus:

ُ َّ‫ ُل الن‬5‫ض ِم َّما يَأْ ُك‬


‫ا ُم‬55‫اس َواأل ْن َع‬ ِ ‫األر‬ ْ ُ‫ط بِ ِه نَبَات‬ َ َ‫اختَل‬ ْ َ‫س َما ِء ف‬ َّ ‫إِنَّ َما َمثَ ُل ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء أَ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال‬
‫ا ًرا‬55‫ض ُز ْخ ُرفَ َها َوا َّزيَّنَتْ َوظَنَّ أَ ْهلُ َها أَنَّ ُه ْم قَا ِدرُونَ َعلَ ْي َها أَتَاهَا أَ ْم ُرنَا لَ ْيال أَ ْو نَ َه‬ ُ ‫األر‬ْ ‫ت‬ ِ ‫َحتَّى إِ َذا أَ َخ َذ‬
َ‫ت لِقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكرُون‬
ِ ‫ص ُل اآليَا‬ ِ ‫صيدًا َكأَنْ لَ ْم تَ ْغنَ بِاأل ْم‬
ِّ َ‫س َك َذلِكَ نُف‬ ِ ‫فَ َج َع ْلنَاهَا َح‬
24. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di
antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya , dan pemilik-permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu
malam atau siang, lalu Kami jadikan laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan
belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
kepada orang-orang berfikir.

2. Sighat tasybih yang terselubung (tasybih add-dhimmi), yaitu sighat atau bentuk
perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di dalam perumpamaan itu tidak
terdapat kata al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya.
Contohnya pada ayat 12 surat al-Hujrat:
ُ ‫ َوال يَ ْغتَبْ بَع‬G‫وا‬G ‫َّس‬
‫ ُك ْم‬G ‫ْض‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم َوال ت ََجس‬ َ ‫يرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬GGِ‫ َكث‬G‫وا‬GGُ‫وا اجْ تَنِب‬GGُ‫ا الَّ ِذينَ آ َمن‬GGَ‫ا أَيُّه‬GGَ‫ي‬
‫بَ ْعضًا أَيُ ِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ تَ َّوابٌ َر ِحي ٌم‬
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.

3.  Sighat majaz mursal, yaitu sighat dengan bentuk perumpaan yang bebas, tidak terikat


dengan asal ceritanya.
Contoh pada surat al-Hajj ayat 73:
ُ‫ لَهُ إِ َّن الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَابًا َولَ ِو اجْ تَ َمعُوا لَه‬G‫ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ض‬
َ ‫ُر‬
ُ‫طلُوب‬ْ ‫ضعُفَ الطَّالِبُ َو ْال َم‬ َ ُ‫الذبَابُ َش ْيئًا ال يَ ْستَ ْنقِ ُذوهُ ِم ْنه‬ ُّ ‫َوإِ ْن يَ ْسلُ ْبهُ ُم‬
73. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak

4
dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan
jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah yang
disembah.

4. Sighat majaz murakkab, yaitu sighat dengan bentuk perumpaan ganda yang segi
persamaannya diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana kaitannya adalah
perserupaan yang tewlah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari yang berasal dari
isti’arah tamstiliyah.
Contoh pada ayat 5 surat Jumu’ah:
‫ذبُوا‬Gَّ G‫وْ ِم الَّ ِذينَ َك‬Gَ‫ ُل ْالق‬Gَ‫س َمث‬
َ ‫فَارًا بِ ْئ‬G‫ ُل أَ ْس‬G‫ار يَحْ ِم‬G
ِ G‫ل ْال ِح َم‬G
ِ Gَ‫َمثَ ُل الَّ ِذينَ ُح ِّملُوا التَّوْ َراةَ ثُ َّم لَ ْم يَحْ ِملُوهَا َك َمث‬
َ‫ت هَّللا ِ َوهَّللا ُ ال يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم الظَّالِ ِمين‬
ِ ‫بِآيَا‬
5. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka
tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.
Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan
Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

5. Sighat isti’arah tamtsiliyah, yaitu dengan bentuk perumpaan sampiran atau lirik
(perumpamaan pinjaman).
Contoh pada ayat 24 surat Yusuf:
‫م‬Gُ ‫ا‬G‫ ُل النَّاسُ َواأل ْن َع‬G‫ض ِم َّما يَأْ ُك‬
ِ ْ‫ات األر‬G ُ َ‫ ِه نَب‬Gِ‫ ب‬Gَ‫ط‬Gَ‫اختَل‬ َّ َ‫إِنَّ َما َمثَ ُل ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َك َما ٍء أَ ْن َز ْلنَاهُ ِمن‬
ْ َ‫ َما ِء ف‬G‫الس‬
‫ارًا‬GGَ‫ا لَيْال أَوْ نَه‬GGَ‫َت َوظَ َّن أَ ْهلُهَا أَنَّهُ ْم قَا ِدرُونَ َعلَ ْيهَا أَتَاهَا أَ ْم ُرن‬ ْ ‫ َوا َّزيَّن‬G‫ت األرْ ضُ ُز ْخ ُرفَهَا‬ ِ ‫َحتَّى إِ َذا أَ َخ َذ‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ‫صيدًا َكأ َ ْن لَ ْم تَ ْغنَ بِاأل ْم‬
ِ ‫س َك َذلِكَ نُفَصِّ ُل اآليَا‬ ِ ‫ َح‬G‫فَ َج َع ْلنَاهَا‬
24. Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-
tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai perhiasannya
, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya , tiba-tiba
datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh
kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan kepada orang-
orang berfikir.5

5. Kegunaan Amtsalil Qur’an


Adanya berbagai bentuk amtsal di dalam Al-Qur’an membawa kegunaan yang banyak,
antara lain sebagai berikut:

5
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an. hlm 320-323

5
1. Pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapat
ditangkap dengan indera manusia.
2. Dapat mengungkapkan kenyataan dan mengkongkritkan hal yang abstrak.
3. Dapat mengumpulkan makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat dan
padat.
4. Mendorong giat beramal, melakukan hal-hal yangn menarik dalam Al-Qur’an.
5. Menghindarkan dari perbuatan tercela.6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Amtsalil Qur’an adalah menyerupakan sesuatu dengan apa yang terkandung dalam
perkataan itu. Amtsalil Qur’an mempunyai beberapa unsur diantaranya yaitu: adanya

6
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran II. hlm 44

6
musyabbah, musyabbah bih, wajhul musyabbah, dan alat tasybih. Sedangkan macam-
macam amtsalil Qur’an yaitu: amtsal musarrahah, amtsal kaminah, dan amtsal mursalah.
Serta kegunaan amtsalil Qur’an diantaranya yaitu: mengungkapkan sesuatu yang
abstrak dengan bentuk yang kongkrit yang dapt ditangkap dengan indera manusia,
mengungkapkan kenyataan, mengumpulkan makna yang indah, menarik, singkat, dan
padat, mendorong giat beramal, menghindarkan dari perbuatan yang tercela.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah
Ulumul Qur’an. Semoga dapat menambah pengetahuan tentang amtsalil Qur’an. Kami
minta maaf jika dalam penulisan makalah ini serta dalam penyampaiannya masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami semua.
Amin.

DAFTAR PUSTAKA

7
Ahmad Syadali, A. R. (n.d.). Ulumul Qur'an II. 36.
Ahmad Syadali, A. R. (n.d.). Ulumul Qur'an II. 44.

Chirzin, M. (1998). Al-Qur'an dan Ulumul Qur'an. Yogyakarta: Dhana Bhakti


Prima.

Drs. H. Ahmad Syadzali, M. D. (t.thn.). Ulumul Qur'an I (I ed.). Bandung:


Pustaka setia.

Jalal, A. (n.d.). Ulumul Qur'an. 313.

Jalal, A. (n.d.). Ulumul Qur'an. 320-323.

Anda mungkin juga menyukai