Oleh: KELOMPOK 10
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
BAB I
URAIAN PERMASALAHAN
Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 sudah melanda dunia. Indonesia
mengonfirmasi kasus pertama infeksi virus corona penyebab Covid-19 pada awal
Maret 2020. Sejak itu, berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk
meredam dampak dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor, salah satunya sektor
ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona. Pembatasan
aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada
perekonomian. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus ini menyebut bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar
5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu. Pandemi ini jelas telah menimbulkan
economic shock, yang mempengaruhi ekonomi secara perorangan, rumah tangga,
perusahaan mikro, kecil, menengah maupun besar, bahkan mempengaruhi ekonomi
negara dengan skala cakupan dari lokal, nasional, dan bahkan global.
Salah satunya adalah Kantor Cabang Pusat Jawa Timur dari PT. Indomobil
Primaniaga, yang terletak di Jalan Raya Kletek nomor 9, Sidoarjo. Selama pandemi,
Staff Sales dari perusahaan ini mengalami penurunan produktivitas karena kendala
pembatasan aktivitas kunjungan ke customer, dan juga kondisi ekonomi yg
menyebabkan banyak pengusaha atau konsumen kendaraan niaga menunda agenda
pembelian unit baru. Karena aktivitas kunjungan dibatasi, banyak tim sales yang
beralih melakukan sales call.. Dan beberapa merasa jenuh karena harus berada di area
kantor untuk melakukan sales call tersebut. Jenuhnya sales menyebabkan banyak
sales yang menjadi kehilangan semangat kerja atau demotivasi. Oleh karena itu, tim
HRD Dari Manajemen HRD Pusat mengadakan training soft skills kepada tim sales
agar tim sales tetap produktif sekaligus dapat mengembangkan potensi diri karyawan
yang tentunya diharapkan setelah mengikuti training ini bisa membantu untuk
meningkatkan motivasi bagi karyawan karena sudah diperlengkapi dengan skills yang
adaptif sehingga dapat membantu menaikkan sedikit demi sedikit angka penjualan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
Beberapa ahli lain turut memberikan arti yang menjelaskan mengenai soft
skills. Elfindri menjelaskan soft skill sebagai keterampilan dan kecakapan hidup, baik
untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan Sang Pencipta. Dengan
mempunyai soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah
masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional,
keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun
dan keterampilan spiritual (Rizki, 2012). Dari sini dapat disimpulkan arti dari soft
skills yang merupakan suatu keterampilan personal maupun interpersonal yang
terdapat pada setiap individu yang berguna untuk menunjang penampilan dalam
pekerjaannya. Soft skills sendiri tersusun dari beberapa atribut. Menurut Nursalam
dalam (Risdhaningtyas, 2017) atribut tersebut terdiri dari kemampuan menciptakan
hubungan dengan orang lain, keterampilan dalam mengatur diri sendiri, kemampuan
bekerja sama dalam tim, kemampuan menyelesaikan masalah, ketepatan dalam
mengambil keputusan, kemampuan berkolaborasi dengan rekan, aktif dalam interaksi
di tempat kerja, kemampuan tanggung jawab pada tugas yang diberikan, kemauan
untuk menerima masukan dari orang lain, mampu beradaptasi pada lingkungan yang
berbeda, dan kemampuan menyelesaikan permasalahan. Ada 4 karakteristik dari soft
skills, yaitu motivasi, sifat bawaan, konsep diri, pengetahuan, dan keahlian.
b. Jenis-jenis Softskill
1. Interpersonal skill
- Keterampilan Komunikasi
- Keterampilan Kepemimpinan
- Kemampuan Negosiasi
2. Intrapersonal Skill
- Manajemen Waktu
- Manajemen Stress
- Transformasi karakter
Transformasi karakter merupakan proses manifestasi nilai-nilai moral
yang mendasari pemikiran, sikap dan perilaku.
- Manajemen Perubahan
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sebuah keinginan yang berasal
dari dalam diri seseorang untuk bertindak atau berperilaku. John R. Schermerhorn
menjelaskan bahwa motivasi untuk bekerja merupakan sebuah istilah yang digunakan
dalam bidang perilaku keorganisasian (Organizational Behavior/OB) guna
menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang individu, yang
menjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang dilaksanakan
dalam hal bekerja (Safitri, 2017). Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo,
motivasi berarti kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan antusiasme nya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu. Dari kesimpulan para ahli, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan
sekumpulan sikap dan nilai yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya.
Dimana dorongan ini tersusun dari dua aspek, yaitu arah perilaku kerja (kerja untuk
mencapai tujuan) dan kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam
bekerja).
B. Teori Motivasi
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Tokoh dari teori ini adalah F.W.Taylor, teori ini menjelaskan manusia
akan giat bekerja demi memenuhi kebutuhan fisiknya. Konsep yang
mendasari teori motivasi klasik adalah seseorang akan bekerja dengan
semangat apabila mendapatkan timbal balik yang sesuai dengan bagian
pekerjaannya.
Pada dasarnya, teori ini sama seperti teori kebutuhan yang mana
seseorang akan melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia memiliki tingkatan; tingkatan
tersebut tersusun demikian,
● Kebutuhan fisiologis
● Kebutuhan sosial
● Aktualisasi diri
- Teori Herzberg
● Faktor pemeliharaan
- Teori Mc Clelland
2. Teori Proses
- Teori Harapan (Expectancy theory)
Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang mendasarkan
teorinya pada tiga konsep penting, yaitu:
● Harapan (expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan
terjadi karena perilaku.
● Nilai (valence) adalah akibat dari perilaku tertentu yang
mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai
memotivasi) bagi setiap individu tertentu.
● Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa
hasil dari tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil
tingkat kedua.
- Teori Keadilan
- Teori Pengukuhan
B. Aspek-Aspek Adaptasi
Menurut Mu'tadin (2002), adaptasi memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial.
a. Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima
dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya
dengan lingkungan sekitarnya. Individu mampu menerima dirinya serta
mengenali kelebihan maupun kekurangan dan bertindak obyektif sesuai
dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai
dengan rasa kepercayaan diri, kepuasan, tanggung jawab terhadap dirinya, dan
tidak adanya guncangan atau kecemasan yang dialami.
Sebaliknya, kegagalan penyesuaian diri ditandai dengan keguncangan
emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang
dialaminya, sebagai akibat adanya tuntutan dari lingkungannya. Hal tersebut
dapat menjadi sumber terjadinya konflik yang menimbulkan rasa takut dan
kecemasan, sehingga menuntut individu melakukan penyesuaian diri.
b. Penyesuaian sosial
Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Proses saling
mempengaruhi satu sama lain ada di dalam masyarakat, sehingga timbul suatu
pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat
dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi
persoalan-persoalan hidup sehari-hari yang disebut dengan penyesuaian sosial.
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu
hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut
mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya,
keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Kedua unsur
tersebut, individu dan masyarakat, sebenarnya sama-sama memberikan
dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan
adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh
eksistensi atau karya yang diberikan oleh individu.
Proses interaksi yang diserap atau dipelajari individu dalam
masyarakat saja masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian
sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan
sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu
dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan
peraturan sosial kemasyarakatan. Proses penyesuaian sosial ini mengharuskan
individu untuk mulai berkenalan dan mematuhi kaidah-kaidah dan
peraturan-peraturan tersebut sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa
sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
2. Kepribadian
a. Kemauan dan Kemampuan untuk Berubah (modifiability)
Sebagai proses yang dinamis dan berkelanjutan, adaptasi
membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk kemauan,
perilaku, dan juga sikap.
b. Pengaturan diri (self-regulation)
Kemampuan untuk mengatur diri dan mengarahkan diri dapat
mengarahkan individu mencapai perilaku pengendalian diri dan
realisasi diri untuk beradaptasi.
c. Realisasi diri (self-realisation)
Proses adaptasi dan pencapaian hasilnya berkaitan erat dengan
perkembangan kepribadian, apabila perkembangan individu berjalan
dengan baik tentu individu akan lebih mudah mencapai perilaku yang
diinginkan.
d. Intelegensi
Intelegensi sangat penting dalam perolehan gagasan, prinsip
dan tujuan, yang berperan penting dalam proses penyesuaian diri.
Kualitas pemikiran individu dapat memunkinkan ia melakukan
pengambilan keputusan adaptasi secara akurat.
4. Lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang
sangat penting dan berpengaruh dalam adaptasi individu.
b. Lingkungan Sekolah/Kerja
Lingkungan ini menjadi kondisi yang memungkinkan untuk
berkembang atau terhambatnya proses adaptasi. Dalam lingkungan ini
umumnya banyak terjadi peristiwa yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu.
c. Masyarakat
Konsistensi nilai-nilai, sikap, aturan, norma, moral, dan
perilaku masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada
dalam suatu lingkungan masyarakat, sehingga akan berpengaruh
terhadap proses perkembangan adaptasinya.
PEMBAHASAN
Kemampuan adaptasi atau penyesuaian diri terdiri dari proses psikologis yaitu
suatu keadaan dimana seseorang mengatur atau mengatasi berbagai tuntutan atau
tekanan. Kemauan individu untuk berubah menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap adaptasi individu (Asrori, 2011). Maka dari itu, kemampuan
adaptasi memiliki hubungan yang erat dengan motivasi individu. Motivasi
didefinisikan oleh Soekidjo Notoatmodjo sebagai kekuatan atau energi seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasme nya dalam melaksanakan
suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari
luar individu. McClelland berpendapat bahwa tenaga seseorang dapat digunakan
karena adanya kekuatan, dorongan, motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang
tersedia. Tenaga tersebut akan diaplikasikan oleh seseorang apabila terdapat dorongan
dari kebutuhan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, nilai
insentif yang terlekat pada tujuan. Dalam kasus perusahaan ini, harapan keberhasilan
tim sales yang minim dapat menjadi salah satu faktor pengaruh penyebab demotivasi.
Hal ini diperkuat dengan adanya teori harapan menurut Victor Vroom, dimana
pertautan atau instrumentality adalah persepsi dari individu bahwa hasil dari tingkat
pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. Dalam kasus perusahaan,
munculnya kejenuhan hingga demotivasi dapat disebabkan karena persepsi karyawan
sales bahwa sales call yang mereka lakukan berpeluang besar gagal, sama seperti
hasil sales call sebelumnya.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Adapun saran – saran dari penulisan makalah ini :
Rizki, A. N. (2012). Strategi integrasi soft skill dalam pembelajaran kompetensi keahlian
administrasi perkantoran di smk negeri 1 yogyakarta. S1 thesis, UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA.
Safitri, J. (2017). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dalam perspektif
ekonomi islam (Studi pada Kantor Camat Pugung Kabupaten Tanggamus).
Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Demikian penulis melampirkan bukti tangkapan layar chat Whatsapp dengan salah satu HR
Staff PT Indomobil Primaniaga. Sebelumnya penulis mohon maaf dikarenakan beliau sibuk
sehingga hanya melayani komunikasi via Whatsapp.