Disusun Oleh :
Poetic Architecture digunakan sebagai pola fikir seorang arsitek dalam memecahkan
masalah yang ada pada saat proses perancangan. Poetic adalah suatu pengetahuan
yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang sedang terpusat
pemikirannya pada suatu masalah kemudian tiba-tiba menemukan jalan keluar
permasalahan tersebut. Tanpa melaui proses berfikir yang berliku-liku, tiba-tiba saja
dia sudah sampai pada jalan keluarnya. Jawaban atas permasalahan yang difikirkan
muncul dalam benaknya bagaikan sebuah kebenaran yang membuka pintu.
Atau bisa juga, poetic ini bekerja dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, artinya
jawaban atas suatu permasalahan ditemukan tidak pada waktu orang tersebut secara
sadar sedang menggelutinya. Suatu masalah yang sedang kita fikirkan, yang
kemudian kita tunda karena menemukan jalan buntu, tiba-tiba saja muncul dalam
benak kita lengkap dengan jawabannya. kita merasa yakin bahwa memang itulah
jawaban yang kita cari, namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana caranya untuk
mencapainya.
Perancangan yang dilakukan dengan pendekatan poetic sifatnya sangat subjektif dan
tidak dapat diaandalkan dalam menyelesaikan permasalahan perancangan. Untuk itu,
perlu dilakukan kombinasi dengan pendekatan lain atau metode lain. Hal ini dilakukan
agar hasil perancangan yang terbentuk dapat diterima oleh masyarakat dan lingkungan
serta dapat dipertanggung jawabkan.
6) Merupakan intelegensi yang paling tinggi (Nietzsche)
Perancangan yang dilakukan dengan pendekatan politik sifatnya sangat subjektif dan
tidak dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan perancangan Untuk itu
perlu dilakukan combining dengan beberapa pendekatan lain atau metode lain. hal ini
dilakukan agar perancangan yang terbentuk dapat diterima oleh masyarakat dan
lingkungan serta dipertanggungjawabkan nantinya
Bangunan Sejenis dengan Penerapan Arsitektur Puitis :
BRUDER KLAUS CHAPEL
Lokasi Mechernich, Germany
Arsitek Peter Zumthor
Tahun Projek 2007
Bruder Klaus Chapel merupakan sebuah karya arsitektur yang difungsikan sebagai tempat
meditasi dan sclupture
DOKUMENTASI
KETERANGAN
- Fasade bangunan berupa dinding/slab konkrit yang menerus, berarti ‘kulit’
bangunan, susunan batang-batang pohon pada bagian dalam berarti ‘organ
bangunan’, sedangkan nilai sakral dan monumental berarti ‘sistem
anatomi/penghubung sel-sel’
- Keberhasilan pengaplikasian jenis material yang bertolak belangan masing-masing
karakter dan sifatnya berupa dinding luar dan batang pohon, pada fasade bangunan
tampak sebuah bangunan masif namun suasana ‘sacred’, tenang dan nyaman akan
terasa ketika berada dalam bangunan. Warna fasade yang calm, seolah mengajak
orang masuk kedalamnya.
- Penerapan cahaya alami dari atas atap bangunan dan dari pintu, serta dari lubang-
lubang kecil pada bagian dinding tertentu.
- Keberadaan elemen di sekeliling berupa rumput dan lading gandum dapat
menghadirkan suasana tenang yang dapat mendukung ketenangan untuk berdoa,
meditasi, dan kegiatan spiritual lain.
- ‘Sense’ yang mendukung meditasi serta kegiatan spiritual hadir melalui tinggi
bangunan yang mencapai 12 m dan hanya terdiri dari 1 lantai dengan bukaan pada
atap yang menerus ke bagian luar. Hal tersebut menghadirkan suasana yang
terkesan terkungkung namun tenang dan dekat dengan Tuhan.