Anda di halaman 1dari 54

REVISI

PETUNJUK TEKNIS
PENGUKURAN DAN PEMETAAN
BIDANG TANAH
SISTEMATIK LENGKAP

NOMOR : 03/JUKNIS-300/VII/2017
TANGGAL : 31 JULI 2017

DIREKTUR JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2017
REVISI
PETUNJUK TEKNIS
PENGUKURAN DAN PEMETAAN
BIDANG TANAH SISTEMATIK LENGKAP

NOMOR : 03/JUKNIS-300/VII/2017
TANGGAL : 31 JULI 2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................................. iiv
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1. Umum .............................................................................................................................. 1
2. Maksud dan Tujuan ......................................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 2
4. Sumber Pembiayaan ....................................................................................................... 2
II. DASAR .................................................................................................................................. 2
1. Peraturan ........................................................................................................................ 2
2. Teknis Pengukuran dan Pemetaan.................................................................................. 3
3. Penggolongan.................................................................................................................. 3
4. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan ............................................................................... 4
5. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................. 7
III. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN................................................ 7
1. Persiapan ......................................................................................................................... 7
2. Penyuluhan...................................................................................................................... 9
3. Akses Aplikasi KKP dan Entri Data Awal ........................................................................ 10
4. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah .................................................................. 10
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN KENDALI MUTU (MONITORING DAN EVALUASI) ................... 17
V. PENUTUP ........................................................................................................................... 19

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram Ruang Lingkup Kegiatan PTSL


Lampiran 2 Contoh Unduh Data KKP Bidang Tanah/Persil
Lampiran 3 Contoh Unduh Data KKP Daftar Tanah dan Kualitas Data
Lampiran 4 Contoh Rencana Aksi Kegiatan PTSL
Lampiran 5 Diagram Alir Kegiatan Satgas Fisik untuk Bidang K4 PTSL
Lampiran 6 Contoh Berita Acara Serah Terima Data Bidang Tanah
Lampiran 7 Contoh Surat Pernyataan Tidak Menyalahgunakan Data
Lampiran 8 Diagram Alir Kegiatan Satgas Fisik PTSL
Lampiran 9 Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - Metode Teristris
Lampiran 10 Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - Metode Fotogrametri
Lampiran 11 Contoh Berita Acara Pengumpulan Informasi Bidang Tanah Terdaftar
Lampiran 12 Contoh Peta Bidang Tanah PTSL (DI 201C)
Lampiran 13 Contoh Berita Acara Serah Terima Produk Satgas Fisik PTSL
Lampiran 14 Contoh Form Kendali Mutu (Monitoring dan Evaluasi) PTSL

iv
I. PENDAHULUAN
1. Umum
a. Pendaftaran tanah secara sistematis lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan atau
nama lainnya yang setingkat, dan juga termasuk pemetaan seluruh objek
pendaftaran tanah yang sudah didaftar dalam rangka menghimpun dan
menyediakan informasi yang lengkap mengenai bidang-bidang tanahnya.
Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dapat dilaksanakan
sebagai kegiatan rutinitas Kantor Pertanahan atau merupakan kegiatan tahunan
dari suatu proyek/program.

b. Salah satu tahapan dari kegiatan pendaftaran tanah adalah kegiatan pengumpulan
data fisik yang meliputi :
1) Penetapan batas bidang tanah;
2) Pengukuran batas bidang tanah;
3) Pemetaan bidang tanah; dan
4) Menjalankan prosedur dan memasukkan data dan informasi yang berkaitan
dengan data fisik bidang tanah di Aplikasi KKP dengan berpedoman kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengukuran dan pemetaan bidang tanah.

c. Pengumpulan data fisik dalam rangka percepatan PTSL akan optimal hasilnya
apabila dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilaksanakan
secara sistematis mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap,
disamping harus didukung dengan adanya ketersediaan peta dasar pendaftaran
tanah.

d. Tujuan dari pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah secara sistematis
lengkap mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap diantaranya :
1) Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2) Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang
sudah terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4) Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu
wilayah desa/kelurahan;
5) Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictuur delimitatie) relative
lebih mudah dilaksanakan.

1
2. Maksud dan Tujuan
a. Petunjuk teknis pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap ini
disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sistematis lengkap dengan satuan wilayah
desa/kelurahan secara lengkap dan utuh.
b. Petunjuk teknis pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap ini
disusun agar terdapat persamaan persepsi dalam melaksanaan kegiatan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dengan satu wilayah
desa/kelurahan secara lengkap dan utuh.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis
lengkap ini (Lampiran 1) adalah :
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan mencakup persiapan data, infrastruktur pemetaan,
sumber daya manusia.
b. Dasar pelaksanaan, mencakup regulasi peraturan perundangan, teknis penyiapan
infrastruktur pemetaan, teknologi informasi dan komunikasi, dan aplikasi.
c. Mekanisme pelaksanaan kegiatan yang mencakup pra kegiatan (persiapan
pengukuran, analisa data, penyuluhan), akses data ke aplikasi KKP, kegiatan
lapangan, kegiatan kantor, mekanisme kontrol kualitas.
d. Kendali mutu/supervisi oleh ASN, koordinasi, komunikasi dan evaluasi.

4. Sumber Pembiayaan
Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dapat dibiayai
dengan :
a. Anggaran Pemerintah Pusat (APBN),
b. Anggaran Pemerintah Daerah (APBD),
c. Dana desa,
d. Swadaya masyarakat,
e. Swasta/BUMN/BUMD melalui program Corporate Social Responsibility (CSR),
f. Dana lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

II. DASAR
1. Peraturan
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok Pokok Agraria;
b. UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;

2
d. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-empat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah;
e. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang;
f. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
g. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
h. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
i. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi jo. Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster
Berlisensi.
j. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap;

2. Teknis Pengukuran dan Pemetaan


Pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dalam rangka pendaftaran
tanah dilaksanakan dengan metode terestris, fotogrametris, pengamatan satelit dan
kombinasi dari ketiga metode tersebut. Sebelum pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah harus disediakan Peta Kerja yang bersumber dari :
a. Peta Dasar Pendaftaran sesuai dengan standar yang berlaku (sesuai Peraturan
Pemerintah No.24 Tahun 1997 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997). Peta Dasar Pendaftaran berasal
dari peta foto udara dari wahana pesawat udara berawak dengan kamera metrik.
Peta Dasar Pendaftaran yang berusia maksimal 2 tahun dapat dipergunakan
untuk pengukuran dan pemetaan bidang tanah dengan metode fotogrametris.
b. Data mentah CSRT (raw data) dan/atau peta foto udara dari wahana pesawat
udara nirawak (Unmanned Aerial Vehicle). Data mentah CSRT (raw data) dan/atau
peta foto udara tersebut perlu dikoreksi secara geometrik terlebih dahulu. Dalam
pelaksanaan di lapangan, peta kerja yang bersumber dari peta data mentah CSRT
(raw data) dan/atau peta foto udara dari wahana pesawat udara nirawak (UAV)
tidak dapat digunakan untuk pengukuran dan pemetaan bidang tanah dengan
metode fotogrametris.

3. Penggolongan
a. Pengukuran bidang tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas
bidang-bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau
bagian dari desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran
tanah secara sistematis;

3
b. Pemetaan bidang tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media
tertentu sehingga letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media
tempat pemetaan bidang tanah tersebut;
c. Peta Kerja adalah peta yang menyajikan unsur alam dan buatan manusia yang
berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan
skala dan sistem proyeksi tertentu untuk keperluan identifikasi bidang tanah serta
kegiatan pertanahan lainnya;
d. Peta foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan
skala tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena
itu ukuran-ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang
ada di peta foto dan dapat diidentifikasi di lapangan mempunyai posisi sudah benar
di peta;
e. Identifikasi bidang tanah secara fotogrametrik adalah penentuan batas-batas
bidang tanah secara visual/physical boundaries di lapangan dengan menarik garis
ukur (deliniasi) yang terlihat pada Peta Dasar Pendaftaran yang berasal dari peta
foto udara dari wahana pesawat udara berawak dengan kamera metrik dengan
terlebih dahulu menandai (prick) detail posisi yang sama;
f. Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik
berupa jarak, sudut, azimuth, ataupun sudut jurusan;
g. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang
berbasis teknologi informasi dan komunikasi;
h. Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik;
i. Daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang
tanah dengan suatu sistem penomoran;
j. Surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta dan uraian;
k. Geotagging adalah mendokumentasikan posisi koordinat bidang tanah yang difoto
dengan peralatan GPS handheld yang dilengkapi kamera geotagging atau kamera
smartphone berkemampuan geotagging.

4. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan


Pendaftaran atas sebidang tanah untuk keperluan pendaftaran tanah (pertama kali
maupun derivatif), dilakukan melalui mekanisme pelayanan sertifikasi yang dilakukan di
Kantor Pertanahan. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain
transparansi, efisiensi dan akuntabilitas, proses pelayanan dilaksanakan dengan sistem
dan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan dikenal dengan sistem
Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP).

Selain mendukung kegiatan pelayanan di Kantor Pertanahan, KKP merupakan media


dan sistem untuk melakukan digitalisasi data pendaftaran tanah. Pembangunan basis
data elektronik secara sporadik dilakukan melalui proses pelayanan rutin (pasif).
Mengandalkan pelayanan pasif seperti ini, dijitalisasi data bidang tanah terdaftar
memerlukan waktu yang sangat lama. Untuk itu diperlukan kegiatan yang bersifat masif
dan masal serta tidak tergantung pada pelayanan rutin, untuk mewujudkan adanya
data elektronik pendaftaran tanah.

4
Untuk melakukan digitalisasi data tekstual, secara fisik terdapat di Buku Tanah, Surat
Ukur dan Warkah, dilakukan dengan melakukan entri data. Sedangkan untuk data
spasial, secara fisik terdapat pada Gambar Ukur, Gambar Situasi, Peta Gambar Situasi
Khusus (PGSK), Surat Ukur dan Peta Pendaftaran, dilakukan dengan dijitasi atau
scanning.

a. Hubungan BT-SU-Bidang Tanah


Data elektronik pendaftaran tanah merupakan dijitalisasi data fisik bidang tanah
berupa Buku Tanah, Surat Ukur dan Bidang Tanah (persil) yang dipetakan di Peta
Pendaftaran. Pada masing-masing data fisik tersebut tercantum data penghubung
(adjoining data) yang menyebabkan adanya ikatan sebagai satu kesatuan yaitu
berupa Nomor. Terdapat 3 (tiga) alternatif nomor yang menjadi data penghubung
yaitu NIB atau Nomor SU/GS atau Nomor Hak. Hubungan antara ketiga data
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 1. Hubungan Buku Tanah, Surat Ukur dan Buku Tanah

Hubungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Untuk setiap Bidang Tanah terpetakan :
▪ diberikan identitas NIB dan Nomor SU yang berhubungan dengan
dokumen SU tekstual;
▪ diberikan tipe dan Nomor Hak Atas Tanah (HAT) yang berhubungan
dokumen Buku Tanah.
2. Untuk setiap SU spasial yang terbit :
▪ diberikan identitas NIB yang berhubungan dengan Bidang Tanah
terpetakan;
▪ diterbitkan Nomor SU yang berhubungan dengan SU Tekstual.
3. Untuk setiap SU tekstual yang terbit :
▪ diberikan identitas Nomor SU dan NIB yang berhubungan dengan Bidang
Tanah terpetakan dann SU spasial;
▪ diberikan Tipe dan Nomor HAT yang berhubungan dengan Buku Tanah.

Dari gambar di atas keberadaan Bidang Tanah (persil) sebagai data spasial tidak
dapat diabaikan (harus ada), karena sertipikat sebagai bukti yuridis hak atas tanah
mencakup dua hal yaitu kepastian subyek (Buku Tanah) dan kepastian posisi obyek
(bidang tanah/persil) di peta.

5
Secara elektronik, keempat media tersebut (Buku Tanah-SU tekstual-SU spasial dan
Bidang Tanah) disimpan dalam bentuk tabel-tabel di basis data. Khusus untuk data
spasial disimpan dalam bentuk geodatabase yang ber-geo-refference. Karena data
elektronik adalah representasi dari data fisik, maka persyaratan hubungan
diantaranya harus dipenuhi juga. Ketidaklengkapan identitas data penghubung
pada tabel basis data karena ketidakcermatan dalam kegiatan entri data, dijitasi
atau data fisik kurang lengkap, menyebabkan kualitas basis data harus diperbaiki.
Kesalahan karena ketidakcermatan operator (human error) atau kurang lengkapnya
basis data dapat dilakukan dengan melakukan inventarisasi kesalahan, dijitalisasi
data dan dilanjutkan dengan validasi/editing serta integrasi data tekstual dan
spasial. Sedangkan kesalahan karena data fisik juga salah/kurang, harus dilakukan
proses yuridis baik administrasi maupun teknis di lapangan.

b. Kualitas Data
Data tekstual biasa direpresentasikan berupa subyek hak, obyek hak dan bukti
perolehan dan peralihannya. Dalam bentuk fisik berupa BT, SU tekstual dan warkah.
Sedangkan data spasial ditunjukan dengan obyek hak yang meliputi lokasi, posisi
dan luas. Dalam bentuk fisik berupa SU spasial dan bidang tanah.

Dalam basis data aplikasi KKP, kedua data tersebut tersimpan dalam teks data.
Persyaratan utama agar kedua jenis data tersebut berkorelasi maka dilakukan
proses integrasi, yaitu link data tekstual dan data spasial dengan menggunakan data
penghubung/link berupa: NIB dan Nomor SU. Sistem KKP mempunyai menu untuk
melakukan integrasi. Ketiadaan data penghubung pada masing-masing masing-
masing tabel basis data berakibat pada kualitas data bidang tanah terdaftar.
Analisa hasil proses integrasi tersebut mendapatkan tingkat kualitas data setiap
bidang tanah seperti tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar

Kelas Bidang Tanah GS/SU Spasial GS/SU Tekstual Buku Tanah


Terpetakan
1 Ada Ada Ada Ada
2 Ada Tidak Ada Ada Ada
3 Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada
4 Tidak Ada Ada Ada Ada
5 Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada
6 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada

Secara elektronik data bidang tanah dapat diketahui status kelas-nya dari aplikasi
KKP. Ketiadaan data spasial bidang tanah, pada kelas 4, 5 dan 6 dapat terjadi karena
beberapa hal, antara lain sertipikat tidak ada gambar, sertipikat bidang tanah belum
dipetakan atau sertipikat dipetakan pada posisi yang tidak akurat. Hasil yang
diharapkan adalah semua basis data dengan kualitas Kelas 1. Secara umum karena
ketiadaan data untuk menghasilkan Kelas 1 maka dilakukan beberapa kegiatan
dalam rangka peningkatan kualitas data seperti tabel di bawah ini :

6
Tabel 2. Kegiatan Peningkatan Kualitas Data

Kelas/Kualitas
Tahapan
1 2 3 4 5 6
Entri, validasi Buku Tanah, dan validasi SU  
tekstual
Digitasi/scanning, editing SU spasial    
Digitasi/scanning, standarisasi dan validasi   
Peta Pendaftaran
Pemetaan bidang tanah   
Impor SU spasial digital    
Impor/insert bidang tanah   
Kontrol kualitas      

Namun demikian, bidang-bidang tanah dengan kualitas Kelas 1 harus dapat


dipastikan bahwa akurasi posisinya pada peta dasar pada koordinat yang tepat, jika
tidak maka harus dilakukan validasi secara visual.

Peningkatan kualitas data bidang tanah terdaftar dapat dilakukan dengan dua
skema, yaitu pelayanan rutin (PNBP) dan program kegiatan (Rupiah Murni).
Pelayanan rutin bersifat pasif, sedangkan melalui program kegiatan bersifat masif.
Pendaftaran Tanah Sistimatik Lengkap merupakan salah satu strategi untuk
mempercepat pendaftaran bidang-bidang tanah sekaligus meningkatkan kualitas
bidang-bidang tanah terdaftar.

5. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam rangka
PTSL dilakukan dalam dua mekanisme yaitu secara Swakelola dan Pihak Ketiga. Secara
swakelola dilakukan petugas ukur ASN dan atau SKB perorangan, sedangkan secara
Pihak Ketiga dilaksanakan oleh KJSKB atau Perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di
bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN


1. Persiapan
a. Penetapan Lokasi
Pengukuran dan atau pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dilaksanakan
setelah desa/kelurahan atau nama lain yang setingkat tersebut ditetapkan menjadi
lokasi.
Pedoman menentukan lokasi dengan mempertimbangkan :
1) Diutamakan pada lokasi yang sudah tersedia Peta Dasar Pendaftaran.
2) Bidang tanah yang terdaftar masih minimum, mengacu pada data elektronik di
KKP maupun data fisik (manual).
3) Pengukuran dan atau pemetaan satu desa/kelurahan atau nama lainnya yang
setingkat secara lengkap.

7
b. Penyiapan administrasi
Penyiapan administrasi meliputi pembuatan Surat Keputusan Penetapan Lokasi
PTSL, SK Panitia Ajudikasi PTSL, dan Surat Tugas Pengukuran yang dibuat oleh
Kepala Kantor Pertanahan.

c. Penyiapan dan Analisa Data Bidang Tanah


Target pengukuran dan atau pemetaan pada kegiatan PTSL yaitu pengukuran
dalam rangka pendaftaran pertama dan pengambilan kelengkapan data informasi
serta validasi kualitas data spasial bidang tanah yang sudah terdaftar (dikenal
dengan nama bidang K4). Dalam rangka perencanaan kegiatan lapangan, Kantor
Pertanahan menyiapkan data sebagai berikut :
1) Peta Dasar Pendaftaran (jika tersedia);
2) Peta Sebaran Bidang Tanah/Persil hasil unduhan dari Aplikasi KKP pada lokasi
rencana PTSL (Lampiran 2);
3) Daftar Tanah, hasil unduhan dari Daftar Isian di aplikasi KKP yaitu : NIB,
Nomor Surat Ukur, luas, alamat, jenis dan nomor hak. Diupayakan jumlah
data Buku Tanah elektronik (aktif) di KKP sama dengan jumlah Buku Tanah
fisik pada arsip dokumen melalui tahap verifikasi terlebih dahulu (Lampiran
3a);
4) Daftar Kualitas Data Bidang Tanah (Daftar KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6) hasil
unduhan dari aplikasi KKP (Lampiran 3b);
5) Foto kopi Surat Ukur (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi);
6) Daftar data fisik Surat Ukur, Gambar Ukur, Gambar Situasi, Peta Gambar
Situasi Khusus (jika ada);
7) Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas
administrasi, atau data pendukung lainnya (jika ada).
8) Rencana aksi sebagai panduan dalam pelakanaan kegiatan (Lampiran 4)

Data nomor 1 , 2, 3, 4, dan 6 diserahkan oleh Pejabat Struktural Kantor Pertanahan


kepada Satgas Fisik sebagai bahan untuk analisa kesesuaian kuantitas dan kualitas
data bidang tanah tekstual dan spasial. Data nomor 5 untuk referensi apabila
Satgas Fisik memerlukan data fisik untuk keperluan identifikasi dan validasi akurasi
posisi bidang tanah (K4) di lapangan. Diagram alir kegiatan Satgas Fisik untuk
Bidang K4 PTSL dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penyerahan data tersebut dilengkapi dengan berita acara (Lampiran 6). Khusus
untuk pekerjaan pengukuran dan pemetaan yang dilaksanakan oleh
SKB/KJSKB/Badan Hukum Perseroan dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tidak
Menyalahgunakan Data (Lampiran 7).

Dalam kondisi tertentu apabila pemetaan dan identifikasi lapangan terhadap


bidang-bidang tanah terdaftar yang belum terpetakan memerlukan daftar nama
pemilik, maka Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/Badan Hukum Perseroan) dapat
mengajukan permintaan tertulis kepada Kepala Kantor Pertanahan.

8
Dari data yang diperoleh pada tahap persiapan kemudian dilakukan analisa data
tekstual dan data spasial bidang tanah terdaftar. Dari hasil analisa tersebut
diperoleh informasi untuk peningkatan kualitas data yang dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kondisi dan Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Data


Kondisi Yang akan dilakukan Pelaksana
1. Belum dientri Buku Tanah/ Surat Entri BT/SU ASN
Ukur
2. Tersedia peta sebaran bidang tanah Perencanaan blok- ASN/SKB/KJSKB/
terdaftar blok kegiatan Badan Hukum
lapangan Perseroan
3. Data spasial :
a. Tidak ada bidang (Sertipikat Diidentifikasi,
tidak ada gambar) atau tidak diploting, dan dibuat
ada GS/SU/GU Berita Acara
ASN/SKB/KJSKB/
b. Ada GS/SU/GU di Kantah, tidak Badan Hukum
dipetakan. Perseroan

c. Sertifikat/Surat Ukur diperoleh Fotokopi dari


dari pemilik, belum dipetakan pemilik, Identifikasi
dan di buat Berita
Acara

d. Alokasi Penggunaan Anggaran


Untuk kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola, penggunaan anggaran yang
tertuang di DIPA perlu dirinci sesuai dengan kebutuhan yang ada di masing-masing
kantor, antara lain Belanja Bahan dan Biaya Pengukuran, misalnya :
▪ Penggunaan anggaran Belanja Bahan untuk pencetakan peta kerja, cetak DI
107 PTSL, fotokopi SU/GU, perlengkapan lapangan petugas ukur dan ATK.
▪ Penggunaan anggaran Biaya Pengukuran untuk Koordinator, Petugas Ukur,
Petugas Pemetaan (Non ASN), petugas entri (Non ASN), pembantu
ukur/tenaga lokal (RT/RW/Aparat Desa/Kelurahan).

2. Penyuluhan
Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi lengkap tentang
kegiatan PTSL. Penyuluhan dilakukan oleh Kantor Pertanahan beserta Panitia Ajudikasi
PTSL (Satgas Fisik dan Satgas Yuridis). Apabila pekerjaan pengukuran dilaksanakan oleh
Pihak Ketiga maka penyuluhan dilaksanakan secara bersama-sama. Informasi yang
disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu :
a. Tahap-tahap dan jadwal kegiatan;
b. Proses kegiatan di lapangan;
c. Kewajiban masyarakat antara lain memasang tanda batas, menandatangani
Gambar Ukur, melengkapi dan menyerahkan fotokopi bukti-bukti kepemilikan
(jika ada), menyerahkan dokumen administrasi yang diperlukan (fotokopi
KTP/Kartu Keluarga dan surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah), hadir
dan menunjukkan batas-batasnya pada saat pelaksanaan pengukuran, menyetujui
atau tidak hasil pengukuran bidang tanah dalam bentuk pengumuman PTSL.

9
3. Akses Aplikasi KKP dan Entri Data Awal
a. Akses Aplikasi KKP
Proses tahap-tahap kegiatan PTSL menggunakan aplikasi KKP. Setiap petugas
pelaksana yang mempunyai kewenangan pada tahap kegiatan tersebut,
mempunyai profil dan akses ke aplikasi. Bagi Satgas Fisik ASN yang belum
mempunyai profil di KKP, mengajukan profil untuk mendapatkan akun pada admin
KKP Kantor Pertanahan berdasarkan SK Pelaksana Kegiatan PTSL. Sedangkan
Satgas Fisik SKB perorangan, KJSKB perorangan/Firma maupun Perusahaan (Badan
Hukum Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial
harus melakukan verifikasi data SKB pada Aplikasi Mitra (www.mitra.atrbpn.go.id).
Akun dan password yang diberikan melalui aplikasi. Akun dan password bersifat
rahasia dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan.
Akses untuk menggunakan aplikasi disesuaikan dengan diagram alir kegiatan
(Lampiran 7).

b. Entri Data Awal


Sebelum kegiatan lapangan dilaksanakan admin KKP Kantor Pertanahan meng-
entri nama kegiatan, memilih tipe kegiatan, mengisi lokasi wilayah dan petugas
Satgas Fisik/Yuridis sesuai dengan Surat Keputusan Pelaksana dan Penetapan
Lokasi. Data ini akan digunakan Satgas Fisik untuk akses aplikasi KKP sesuai tahap
kegiatan.

4. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah


a. Metode
Metode pelaksanaan kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah sistematis
lengkap yaitu terestris, fotogrametris, pengamatan satelit dan kombinasi
ketiganya.
1) Metode Terestris
Pengukuran bidang tanah dengan metode terestris adalah pengukuran secara
langsung di lapangan dengan cara mengambil data ukuran sudut dan jarak,
yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi (jarak),
triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan jarak) dengan menggunakan
alat pita ukur, distometer, theodolit, dan total station.
2) Metode Fotogrametris
Pengukuran bidang tanah dengan metode fotogrametris mengikuti ketentuan
sebagai berikut :
▪ Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan identifikasi batas bidang-
bidang tanah dengan menggunakan Peta Kerja bersumber dari Peta
Dasar Pendaftaran yang berasal dari peta foto udara dari wahana
pesawat udara berawak dengan kamera metrik dan menarik garis ukur
(deliniasi) untuk batas bidang tanah yang jelas dan memenuhi syarat.
Metode ini hanya dapat dilaksanakan untuk daerah terbuka, non-
pemukiman, non-komersial, non-industri. Untuk garis batas bidang tanah
yang tidak dapat diidentifikasi dilakukan dengan pengukuran tambahan
di lapangan (suplesi).
▪ Pengukuran terestris dilaksanakan sebagai pengukuran suplesi dan/atau
pengukuran panjangan sisi bidang tanah sebanyak :

10
- Minimal 1 (satu) sisi bidang tanah untuk pekerjaan dengan skala peta
kerja paling kecil skala 1:2.500 (misalnya skala 1:2.500, skala 1:1.000,
skala 1:500)
- Semua sisi bidang tanah untuk pekerjaan dengan skala peta kerja
paling besar skala 1:2.500 (misalnya skala 1:3.000, skala 1:5.000)
▪ Apabila dalam pengukuran bidang tanah ditemukan adanya bidang-
bidang tanah yang sudah terdaftar dan belum terpetakan, maka bidang-
bidang tersebut dipetakan pada Peta Dasar Pendaftaran.
▪ Untuk bidang tanah yang sudah terdaftar dan sudah terpetakan pada
peta dasar pendaftaran, cukup diverifikasi (kebenaran posisi dan
geometri) di lapangan sebagai kegiatan peningkatan kualitas data
pertanahan.

3) Metode Pengamatan Satelit


Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan satelit adalah
pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan dari minimal 4 satelit menggunakan alat GPS/GNSS
geodetik. Pengukuran bidang tanah dengan GPS/GNSS dapat dilakukan
dengan metode Real Time Kinematik (RTK), CORS, Post-Processing maupun
Stop and Go.

4) Metode kombinasi terestris, fotogrametris, dan pengamatan satelit


pengukuran bidang tanah yang merupakan perpaduan dari pengukuran
terestris, fotogrametris dan/atau pengamatan satelit.

b. Pelaksana dan Kewenangannya


Petugas pelaksana kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam rangka
pengumpulan data fisik pada PTSL dilaksanakan oleh panitia ajudikasi dibantu oleh
satgas fisik, yang terdiri dari :
1) Petugas Ukur Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional; atau
2) Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB); atau
3) Kantor Jasa Surveyor Kadaster Berlisensi (KJSKB); atau
4) Perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan
dan informasi geospasial.

Sebagai petugas pelaksana pengukuran dan pemetaan bidang tanah, SKB


perorangan maupun yang tergabung dalam KJSKB/ Badan Hukum Perseroan yang
telah divalidasi melalui Aplikasi Mitra diberikan kewenangan tertentu akses ke
Aplikasi KKP sebagai Petugas Ukur dan Pemetaan.

c. Target dan Realisasi


1) Target kegiatan pengukuran dan pemetaan kegiatan PTSL adalah
terpetakannya bidang-bidang tanah baik bidang tanah yang belum terdaftar
maupun bidang tanah yang sudah terdaftar, dalam satu wilayah
desa/kelurahan/atau yang setingkat secara lengkap.
2) Jumlah bidang tanah yang dihitung sebagai realisasi pekerjaan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah sistematis lengkap :

11
▪ Untuk jumlah bidang tanah yang belum terdaftar, maka realisasi
pekerjaannya berupa pekerjaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
serta pengumpulan informasi bidang tanah.
▪ Untuk jumlah bidang tanah terdaftar yang belum terpetakan sebelumnya
dalam peta dasar pendaftaran, maka realisasi pekerjaannya berupa
pengumpulan informasi bidang tanah terdaftar.
3) Apabila terdapat sisa anggaran yang disebabkan oleh kurangnya jumlah target
bidang tanah yang diukur dari yang direncanakan, maka dilakukan optimalisasi
anggaran dengan menambah target PTSL di lokasi lain.

d. Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan


1) Entri Nomor Berkas
Berdasarkan input data admin KKP Kantor Pertanahan, petugas administrasi
Satgas Fisik meng-entri/booking nomor berkas dan Daftar Isian melalui
Aplikasi KKP. Jumlah nomor berkas disesuaikan dengan data target awal
bidang yang akan diukur (misalnya 20 bidang = 20 nomor berkas per hari per
petugas) disesuaikan dengan kemampuan petugas. Dari jumlah tersebut dapat
direncanakan untuk penomoran per blok/RT/RW dan seterusnya, dan
selanjutnya menjadi catatan untuk pemberian Nomor Urut Bidang (NUB) pada
pembuatan Gambar Ukur di lapangan.

2) Pengukuran Bidang Tanah


Prinsip dasar pengukuran bidang tanah dalam rangka penyelenggaraan
pendaftaran tanah harus memenuhi kaidah-kaidah teknis pengukuran dan
pemetaan sehingga bidang tanah yang diukur dapat dipetakan dan dapat
diketahui letak, batas dan luas di atas peta serta dapat direkonstruksi batas-
batasnya di lapangan.
Objek pengukuran dan atau pemetaan adalah seluruh bidang tanah yang
belum terdaftar maupun telah terdaftar yang ada dalam satu atau bagian dari
desa/ kelurahan secara lengkap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Proses pengukuran bidang tanah dan pengumpulan informasi bidang tanah
meliputi;
a. Persiapan, yaitu :
▪ Inventarisasi sebaran Titik Dasar Teknik (TDT) atau base station (jika
menggunakan metode CORS) sebagai titik pengikatan,
▪ Inventarisasi bidang tanah terdaftar dan/atau belum terdaftar,
▪ Koordinasi dan sosialisasi dengan instansi lain, perangkat desa, dan
masyarakat,
▪ Inventarisasi ketersediaan data pendukung,
▪ Penyiapan peralatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah, atau
▪ Penyediaan peta kerja.

12
b. Pemasangan dan penunjukkan tanda batas
▪ Tanda batas dapat berupa titik/patok batas sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional (PMNA/KaBPN) Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah atau dapat berupa pematang sawah, pematang
tambak atau tanda batas lainnya yang dapat diidentifikasi di
lapangan dan di peta.
▪ Pemasangan dan atau penunjukkan tanda batas dilakukan oleh
pemilik tanah atau perangkat desa/kelurahan/kampung atau ketua
RT, RW, kepala dusun atau nama lainnya yang memahami dan
mengetahui batas-batas kepemilikan bidang di wilayah
administrasinya.
▪ Dalam rangka percepatan, pemasangan tanda batas dan surat
penyataan telah memasang tanda batas dilaksanakan sebelum
pengukuran.
c. Penetapan batas
Batas bidang tanah ditetapkan oleh panitia ajudikasi atau SKB atas
penunjukan pemilik tanah/kuasanya.
d. Pelaksanaan Pengukuran
▪ Melakukan pengukuran batas bidang tanah yang sudah disepakati
oleh pemilik dan pihak-pihak lain yang berbatasan.
▪ Mengumpulkan data :
- Fotokopi identitas pemilik misalnya KTP/KK;
- Fotokopi alas hak (jika ada); dan atau
- Fotokopi sertipikat/GS/SU (jika ada) untuk bidang tanah
terdaftar/ bersertipikat.
Jika tidak memungkinkan dalam bentuk foto kopi, data tersebut
difoto.
▪ Pengukuran dan atau pemetaan bidang-bidang tanah dilakukan
terhadap :
- Bidang tanah belum terdaftar
- Bidang tanah sudah terdaftar yang belum dapat terpetakan
▪ Terhadap bidang tanah sudah terdaftar (bersertipikat) dilakukan
langkah-langkah sesuai dengan Tabel 3 di atas.
▪ Memberi nomor berkas dan Nomor Urut Bidang (NUB) pada bidang-
bidang tanah terukur atau terpetakan.
▪ Melakukan identifikasi dan geotagging bidang tanah belum terdaftar
dan sudah terdaftar tetapi belum dipetakan, berdasarkan fotokopi
sertifikat atau fotokopi SU/GU. Kemudian dilakukan unggah foto
geotagging pada aplikasi, dapat dilakukan secara online maupun
offline.
▪ Melaksanakan pengukuran menggunakan metode yang sesuai
dengan kondisi lapangan.

13
▪ Mencatat informasi bidang tanah; untuk bidang tanah belum
terdaftar diisi sesuai format Gambar Ukur (Lampiran 9 dan 10).
Informasi yang dicatat diantaranya :
a) Informasi toponimi (nama-nama obyek penting di lapangan
seperti tempat ibadah, perkantoran, sekolahan, pasar, obyek
wisata dll); dan atau
b) Informasi nama jalan, RT/RW, sungai, saluran; dan atau
c) Informasi penggunaan tanah dan/atau pemanfaatan tanah; dan
atau
d) Informasi NIB terhadap bidang tanah sertipikat yang belum
mempunyai NIB; dan atau
e) Informasi peta koordinat TM3° terhadap bidang tanah
sertipikat yang masih berkoordinat lokal; dan atau
f) Informasi nama desa/kelurahan yang baru apabila ada
pemekaran wilayah desa/kelurahan lama
▪ Menandatangani Gambar Ukur PTSL oleh pihak-pihak terkait.
▪ Untuk bidang tanah terdaftar yang belum terpetakan dibuatkan
Berita Acara menjadi satu kesatuan dalam Gambar Ukur (Lampiran
11).
▪ Ketentuan Gambar Ukur :
a) Gambar ukur dapat memuat satu atau beberapa bidang tanah
dalam satu formulir Gambar Ukur. Catatan-catatan pada
gambar ukur harus dapat digunakan sebagai data rekonstruksi
batas bidang tanah.
b) Format Gambar Ukur PTSL dapat berupa :
- Format DI 107, atau
- Format kertas standar A0, A1, A2, A3 atau A4 yang dapat
memuat beberapa bidang tanah.
- Peta Kerja dilampirkan pada Gambar Ukur menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan atau dicetak pada
halaman 2 lembar Gambar Ukur.
c) Informasi bidang tanah yang diperoleh dapat ditulis pada
kolom yang tersedia di format GU atau berupa daftar pada
lembar tersendiri dan menjadi bagian dari GU.
d) Gambar Ukur mencantumkan data sebagai berikut :
- Panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil
ukuran di lapangan yang dihasilkan dengan metode
terestris;
- Deliniasi harus mencantumkan koordinat titik batasnya
dan/atau ukuran panjangan sisi bidang tanah hasil
pengukuran di lapangan dan hasil deliniasi yang dihasilkan
dari metode fotogrametris;
- Tanda tangan dari pemilik/kuasa sebagai penunjuk batas
dan/atau diketahui oleh aparat desa/kelurahan untuk
memenuhi azas persetujuan batas sebelah menyebelah

14
Tandatangan Petugas Ukur atau oleh Surveyor Kadaster
Berlisensi dan/ atau disaksikan oleh aparat desa/
kelurahan;
- Jika menggunakan peralatan elektronik (misalnya GPS),
dilampirkan data ukuran (jika ada), hasil hitungan data
digital berupa cetak baik untuk pengukuran teristris dan
atau pengamatan satelit;
- Cetakan kartir hasil pengukuran bidang-bidang tanah
sesuai cakupan jumlah bidang tanah yang ada di GU
tersebut. Cetakan dapat di halaman 3 pada DI 107 atau
lembar lain, dengan mencantumkan skala peta, arah utara,
NIB/ nomor berkas/NUB sesuai tahap kegiatan pada saat
pencetakan.
- Contoh format GU dan informasi dalam GU hasil kegiatan
pengukuran bidang tanah sistematis lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.

3) Pengkartiran dan Pemetaan


▪ Kantor Pertanahan menyerahkan file data bidang-bidang tanah (persil)
yang terpetakan (pada GeoKKP) dalam bentuk file *.dwf yang ber-
georeference.
▪ Satgas Fisik melakukan pengkartiran hasil pengukuran berdasarkan (lay-
out) file tersebut.
▪ Pengkartiran menggunakan Aplikasi CAD.
▪ Penggunaan layer, atribut, dan format menggunakan standar pada
GeoKKP.
▪ Cakupan pengkartiran disesuaikan dengan ukuran lembar GU.
▪ Informasi bidang tanah dientri data pada aplikasi KKP.
▪ File kartir bidang tanah yang diserahkan untuk verifikasi dalam bentuk file
*.dxf. Untuk memudahkan pencarian file, penamaan file menggunakan
gabungan nama desa dan nomor GU.
▪ File kartir atau fotokopi GU halaman 2 atau sket letak bidang tanah
diserahkan oleh Satgas Fisik kepada Satgas Yuridis sebagai pedoman
dalam proses pencocokan data fisik dan alas hak fisik sebagai data yuridis
(data fisik), yang di dalamnya sekurang-kurangnya mencantumkan
informasi :
a) Pemetaan bidang-bidang tanah terukur
b) NIB atau nomor berkas atau nomor urut bidang per bidang tanah
terukur/terpetakan
c) Daftar obyek bidang tanah dengan informasi nomor urut, Nomor
Berkas/NUB, luas, nama (sementara), informasi bidang tanah
▪ Khusus untuk yang dilaksanakan oleh KJSKB dan Badan Hukum Perseroan,
sebelum dikirim ke petugas ASN Kantor Pertanahan data tersebut di atas
harus sudah melalui proses kontrol kualitas internal.

15
▪ Yang dikirim ke petugas ASN Kantor Pertanahan dalam rangka verifikasi
eksternal (kontrol kualitas) :
a) Upload data file draft PBT melalui Aplikasi KKP
b) Gambar Ukur (DI 107)
c) Daftar Obyek PTSL dan informasi bidang tanah.
d) Foto Copy SU yang diperoleh dari pemilik untuk bidang tanah
bersertipikat (K4).
e) Tanda terima elektronik dari KKP yang dicetak dan ditandatangani
oleh pihak-pihak yang menyerahkan dan menerima.

4) Verifikasi Hasil Pekerjaan


▪ Verifikasi merupakan salah satu tahap kegiatan Satgas Fisik yang akan
memastikan bahwa output kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang
tanah memenuhi syarat teknis.
▪ Verifikasi meliputi :
a) Posisi bidang-bidang tanah terpetakan secara online, baik bidang-
bidang belum terdaftar maupun yang sudah terdaftar.
b) Informasi bidang tanah, antara lain : lokasi (desa/kelurahan), tanggal,
nomor berkas, nama petugas lapangan, informasi bidang tanah.
c) Setiap bidang yang disetujui (lolos verifikasi) diberi tanda (checklist)
pada Gambar Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui (tidak
lolos verifikasi) diberikan catatan.
d) Bidang yang lolos verifikasi dapat diterbitkan NIB.
▪ Paling lambat dua hari sejak penyerahan tanda terima hasil pengukuran
(maksimal 200 bidang tanah), petugas verifikasi (ASN Satgas Fisik) harus
menyelesaikan verifikasi dan menyerahkan kembali kepada Satgas Fisik
(SKB) untuk diperbaiki atau diteruskan pada proses selanjutnya.
▪ Yang dikirim ke Satgas Fisik sebagai hasil verifikasi adalah :
a) Upload data file PBT hasil verifikasi melalui Aplikasi KKP
b) Gambar Ukur (DI 107) yang sudah disetujui
c) Daftar Obyek PTSL dan informasi bidang tanah.
d) Foto Copy SU yang diperoleh dari pemilik untuk bidang tanah
bersertipikat (K4).
e) Tanda terima pengembalian elektronik dari KKP yang dicetak dan di
tandatangani oleh pihak-pihak yang menyerahkan dan menerima.
▪ Bidang-bidang tanah yang lolos verifikasi diberikan NIB untuk keperluan
pencetakan Peta Bidang Tanah.

5) Pencetakan Peta Bidang Tanah (PBT)


▪ Pencetakan PBT dilakukan dari Aplikasi KKP (Lampiran 12).
▪ Penandatanganan PBT oleh Satgas Fisik (ASN atau Surveyor Kadaster
Berlisensi).
▪ Untuk keperluan lampiran pengumuman, PBT yang sudah ditandatangani
oleh Satgas Fisik selanjutnya dicap, diparaf dan diberi tanggal sesuai
tanggal diterima oleh Panitia Ajudikasi.

16
6) Revisi PBT setelah Pengumuman
▪ Jika terdapat sanggahan/ keberatan terhadap hasil pengukuran dan atau
pemetaan harus diverifikasi oleh Panitia Ajudikasi.
▪ Sanggahan/keberatan tersebut dapat berupa luas, letak bidang tanah,
bentuk bidang tanah, batas bidang tanah, subyek, informasi.
▪ Keberatan disampaikan secara tertulis dari yang bersangkutan atau
kuasanya kepada Panitia Ajudikasi.
▪ Dalam hal terdapat perubahan nama pemilik, atau luas atau NIB, maka
perbaikan Peta Bidang Tanah cukup dicoret hal-hal yang diperbaiki dan
diparaf (disertai tanggal) oleh Ketua Panitia/Waka Puldasik.
▪ Apabila terdapat perubahan bentuk atau letak bidang tanah, maka Peta
Bidang Tanah harus dicetak kembali. Terhadap bidang tanah yang lama
(disanggah) diberi tanda silang (X) dengan tinta warna merah.

7) Pencetakan Surat Ukur


▪ Surat Ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah
dalam bentuk peta dan uraian. Surat Ukur dapat merupakan
kutipan/salinan gambar bidang tanah dari Peta Pendaftaran atau dari
Peta Bidang Tanah.
▪ Surat Ukur yang dimaksud menyajikan informasi tekstual tentang lokasi
bidang tanah dan informasi geografis tentang bidang tanah tersebut.
▪ Pembuatan Surat Ukur dilakukan secara digital dengan menggunakan
Aplikasi KKP.
▪ Pencetakan dilakukan oleh Satgas Fisik (ASN).
▪ Surat Ukur ditandatangani oleh Satgas Fisik (Wakil Ketua Satgas Fisik).

8) Penyerahan Output Kegiatan


Output kegiatan secara bertahap diserahkan kepada Kantor Pertanahan dalam
bentuk softcopy (CD) maupun hardcopy, yaitu :
a) Kegiatan Pengukuran
- Peta Kerja
- Gambar Ukur
b) Kegiatan Pemetaan
- Daftar Tanah (DI 203A)
- Peta Bidang Tanah (DI 201C untuk PTSL)
c) Laporan
- Laporan awal
- Laporan bulanan
- Laporan akhir
Penyerahan hasil tersebut disertai dengan Berita Acara yang sebelumnya
telah dilakukan supervisi seperti contoh terlampir (Lampiran 13).

17
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN KENDALI MUTU (MONITORING DAN EVALUASI)
Kendali Mutu kegiatan PTSL dilakukan untuk memastikan setiap tahapan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pengukuran PTSL. Evaluasi yang rutin dan
berkesinambungan diperlukan agar kesalahan/penyimpangan dapat diperbaiki , sehingga
output setiap tahapan kegiatan memenuhi standar keluaran baik kuantitas maupun
kualitasnya. Secara garis besar mekanisme kendali mutu kegiatan pengukuran dan atau
pemetaan PTSL digambarkan pada diagram berikut :

Gambar 2. Diagram Kendali Mutu Pengukuran dan Pemetaan PTSL

Kontrol Kualitas dilakukan oleh SKB dan atau ASN terhadap setiap tahapan kegiatan
Pelaksanaan dan pada output/produk yang dihasilkan. Kendali Mutu terhadap tahap
kegiatan dilakukan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah dan atau Kementerian
ATR/BPN. Kendali Mutu dilakukan terhadap data fisik dan data elektronik. Kendali Mutu
terhadap output berupa GU dan PBT data elektronik berdasarkan data pada Aplikasi KKP
yang mencerminkan data fisik.
Secara detil kegiatan kendali mutu pengukuran dan pemetaan sistematis lengkap meliputi :

a. Kendali Mutu Kegiatan Persiapan


1) Pengecekan kelengkapan administrasi mulai dari penyiapan jadwal pengukuran,
surat tugas petugas ukur/Surveyor Kadastral Berlisensi.
2) Pengecekan penggunaan peta dasar pendaftaran atau peta kerja.
3) Pengecekan bahwa Basecamp terletak di lokasi PTSL.
4) Pengecekan peralatan pengukuran sesuai dengan spesifikasi teknis.
5) Pengecekan metode pengukuran bidang tanah per tim pengukuran.

18
b. Kendali Mutu Pengukuran dan Penggambaran
1) Pengukuran bidang tanah
a) Memastikan bahwa Identifikasi dan deliniasi dilakukan dengan memeriksa
hasil deliniasi di atas peta kerja yang dibawa ke lapangan. Peta kerja harus
memuat garis deliniasi dan informasi nama pemohon.
b) Pengecekan secara sampling pemasangan tanda batas di lapangan.
2) Penggambaran bidang tanah
a) Memastikan proses penggambaran bidang tanah sampai proses topologi.
b) Memastikan layer-layer sesuai standar
c) Setiap bidang tanah harus mempunyai koordinat dengan sistem koordinat
nasional TM3° (geo-reference)
d) Memastikan informasi (bentuk, ukuran, luasan) bidang tanah pada Peta
digital sesuai dengan Gambar Ukur, Peta Kerja Digital dan GeoKKP
e) Kontrol bidang tanah hasil pengukuran dan penggambaran dengan cara
meng-overlay-kan dengan data KKP, kawasan hutan RTRW, data lainnya.
f) Untuk bidang tanah yang masih belum benar harus diberi catatan dan tidak
boleh dilanjutkan ke proses pemetaan.
3) Memastikan terkumpul bukti identitas (Fotokopi KTP/Paspor/KK) subjek bidang
tanah, kemudian data tersebut harus terentri dalam KKP.

c. Kendali Mutu Pemetaan dan Validasi data KKP


1) Memastikan bahwa bidang tanah ter-plot dengan benar pada Aplikasi KKP.
2) Penerbitan NIB sebagai hasil plotting bidang tanah pada Aplikasi GeoKKP
3) Memastikan NIB telah tercatat pada Gambar Ukur.
4) Memastikan bidang tanah sudah link dengan data tekstual pada KKP.

d. Kendali Mutu Produk Pengukuran dan Pemetaan


1) Memastikan informasi yang terdapat dalam Gambar ukur sesuai dengan
ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Sistematik Lengkap.
2) Memastikan bahwa Peta Bidang Tanah sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pengukuran Bidang Tanah Sistematik Lengkap dalam hal : material/bahan,
layout, isi dan informasi di dalamnya.
3) Peta Bidang Tanah telah menggambarkan seluruh bidang tanah pada satuan
wilayah yang telah ditentukan.
4) Validasi terhadap hasil entri data berkas permohonan pengukuran dan data
tekstual serta data spasial hasil penggambaran bidang tanah
5) Memastikan bahwa Daftar Tanah dicetak dan menjadi lampiran Peta Bidang
Tanah.
Hasil pelaksanaan kendali mutu di dokumentasikan dalam form sebagaimana tercantum
pada Lampiran 14.

V. PENUTUP

Demikian Revisi petunjuk teknis ini disusun untuk melengkapi pedoman yang sudah ada,
diharapkan petugas pelaksana kegiatan pengukuran dan pemetaan PTSL lebih optimal
dalam menjalankan tugas dan fungsi untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan.

19
Lampiran 1.
Diagram Ruang Lingkup Kegiatan PTSL
Lampiran 2
Contoh Unduh Data KKP Bidang Tanah/Persil
Lampiran 3
Contoh Unduh Data KKP Daftar Tanah dan Kualitas Data

Lampiran 3a : Contoh Unduh Data KKP Daftar Tanah


Lampiran 3b : Contoh Daftar Kualitas Data Bidang Tanah
Lampiran 4
Contoh Rencana Aksi Kegiatan PTSL

KABUPATEN BOGOR
Lampiran 5.
Diagram Alir Kegiatan Satgas Fisik untuk Bidang K4 PTSL
Lampiran 6
Contoh Berita Acara Serah Terima Data Bidang Tanah

BERITA ACARA
SERAH TERIMA DATA FISIK KEGIATAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN PENDAFTARAN
TANAH SISTEMATIK LENGKAP (PTSL)

NOMOR :

Pada hari ini, ………... tanggal ….. bulan ………….. tahun …….… (….-….-……), yang bertanda
tangan dibawah ini :

1. ……………………………………………… : (Pejabat Struktural Kantor Pertanahan)


yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. ……………………………………………… : Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/ Badan Hukum


Perseroan)
yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak dengan ini menerangkan hal-hal sebagaimana dijelaskan dalam pasal-pasal
berikut ini :
Pasal 1
PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyatakan telah
menerima dari PIHAK PERTAMA seluruh data-data kelengkapan bidang tanah terdaftar dengan
perincian sesuai dengan lampiran yang menjadi satu kesatuan dengan Berita Acara ini.
Pasal 2
(1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh terhadap data yang diperoleh dari PIHAK PERTAMA.
(2) PIHAK KEDUA tidak akan memberikan data kepada pihak lain dan menjaga kerahasiaan data
yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
(3) PIHAK KEDUA bersedia menerima sanksi baik perdata maupun pidana apabila
menyalahgunakan data tersebut.
Pasal 3
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menginformasikan dan menyerahkan data bidang tanah
terdaftar beserta dokumen pendukungnya yang diperoleh di lapangan di luar data yang diperoleh
pada pasal 1 kepada PIHAK PERTAMA, untuk selanjutnya diteliti oleh PIHAK PERTAMA

Demikian Berita Acara ini dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


...................................................... ......................................................

...................................................... ......................................................
LAMPIRAN BERITA ACARA SERAH TERIMA DATA FISIK KEGIATAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP (PTSL)
BERITA ACARA SERAH TERIMA NOMOR :

Daftar
Desa/ Peta Daftar
No Kecamatan Peta Kerja Copy SU BT/SU/GU
Kel Bidang Tanah
Fisik
s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb

s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb

s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


...................................................... ......................................................

...................................................... ......................................................
Lampiran 7
Contoh Surat Pernyataan Tidak Menyalahgunakan Data

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :
Jabatan : Surveyor Kadaster Berlisensi/ Asisten Surveyor Kadaster
Berlisensi*)
Nomor Lisensi :
Nomor Penugasan :
Lokasi Penugasan :

Menyatakan bahwa :
1. Bertanggungjawab penuh dan menjaga kerahasiaan terhadap data-data bidang tanah yang
diberikan kepada saya.
2. Menggunakan data tersebut semata-mata untuk kegiatan Satgas Fisik pada Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) di lokasi penugasan.
3. Jika terjadi penyalahgunaan data untuk keperluan lain, saya bersedia memberikan
klarifikasi dan keterangan lain yang diperlukan, serta menerima sanksi sesuai aturan yang
berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

*) coret yang tidak perlu

...………………………., ……………………..
Yang Membuat Pernyataan,

Materai Rp. 6000

(Nama SKB/ASKB)
Nomor Lisensi ………….…
Lampiran 8.
Diagram Alir Kegiatan Satgas Fisik PTSL
Lampiran 9
Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - Metode Teristris

Lampiran 9a : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 1)

*) = coret yang tidak perlu


Lampiran 9b : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 2)
Lampiran 9c : Contoh Kartiran Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 3)
Lampiran 9d : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 4)
Lampiran 10
Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - Metode Fotogrametri

Lampiran 10a : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 1)


Lampiran 10b : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 2)
Lampiran 10c : Contoh Kartiran Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 3)
Lampiran 10d : Contoh Gambar Ukur (DI 107) PTSL - (Hal 4)
Lampiran 10e : Contoh Lampiran Gambar Ukur PTSL dari Peta Kerja Foto Udara
Tata Cara Pembuatan Gambar Ukur
HALAMAN 1
▪ Nama Kabupaten/Kota : sudah jelas
▪ Nomor Gambar Ukur : per Gambar Ukur berurutan dalam satu tahun per wilayah (desa/kelurahan)
I. Penomoran, ditulis nomor yang terkecil sampai dengan nomor yang tertinggi dalam satu GU.
a. Nomor Urut Bidang (NUB), ditulis urutan nomor bidang-bidang yang terukur
b. Nomor Berkas, jika sebelum ke lapangan sudah melakukan booking nomor berkas dari KKP,
ditulis nomor terendah sampai dengan nomor tertinggi pada bidang-bidang tanah yang
terukur dalam satu GU, misalnya 3104/2017 sd 3113/2017.
c. NIB, diperoleh setelah proses integrasi dari dari KKP, ditulis nomor terendah s/d tertinggi
pada bidang-bidang tanah yang terpetakan, misalnya 00086, 00245 sd 00253.
Pemberian nomor-nomor di atas sesuai dengan tahap kegiatan dalam seluruh proses pengukuran
dan pemetaan bidang.
II. Lokasi, ditulis data lapangan lokasi wilayah bidang-bidang tanah terukur dan lembar-lembar peta
bidang-bidang tersebut dipetakan/diidentifikasi.
a. Kecamatan, sudah jelas
b. Desa/Kelurahan atau nama lokal yang identik dengan nama desa/kelurahan, sudah jelas.
c. Nomor Peta Pendaftaran, ditulis zone TM3o letak-letak bidang tanah terukur.
d. Nomor Peta Kerja, digunakan untuk GU yang berasal dari citra (CSRT), ditulis nomor sesuai
dengan jumlah lembar peta kerja yang digunakan dalam satu wilayah tersebut.
III. Tanda Batas dan Informasi Bidang, data lapangan yang digunakan sebagai informasi yuridis dalam
pemetaan dan pengembalian batas (jika terjadi sengketa batas dikemudian hari). Karena
informasi yang dibutuhkan dalam bidang per bidang, secara rinci disiapkan tabel per bidang untuk
diisi data lapangan.
IV. Keterangan Pengukuran, untuk memastikan petugas pelaksana yang melakukan pengukuran
dengan peralatan yang digunakan.
a. Nama Petugas Lapangan, sudah jelas.
b. Status, dipilih petugas (ASN) atau SKB, baik perorangan maupun firma.
c. Nama KSKB atau Perusahan yang telah ditugaskan oleh KATR/BPN.
d. NIP/Nomor Lisensi, supaya ditulis Nomor Identitas Pegawai atau nomor lisensi SKB yang
bertugas.
e. Nomor dan tanggal Surat Tugas, sudah jelas
f. Alat ukur yang digunakan, dipilih sesuai yang digunakan, bisa dipilih lebih dari satu.
V. Sket Lokasi, menunjukan gambaran lokasi bidang tanah terukur terhadap lokasi sekitar yang
memudahkan untuk identifikasi dan pengembalian batas, misalnya kantor-kantor pelayanan
publik, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

HALAMAN 2
▪ Halaman kedua merupakan data lapangan yang diambil dari pelaksanaan pengukuran, identifikasi,
penggambaran dan pencatatan pada DI 107 atau peta kerja dari peta foto. Karena outputnya data
lapangan, maka penyajian data spasialnya baik itu berupa bidang tanah, situasi sekitar maupun angka
ukurnya menggunakan tulisan tangan.
▪ Untuk pengambilan data menggunakan alat ukur elektronik sehingga data tersimpan dalam bentuk
file dijital, print-out data mentah (raw data) dan data hitungan harus dilampirkan dan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari GU tersebut.
▪ Mencantumkan arah utara pada sisi atas
▪ Untuk memudahkan koordinasi dan penyimpanan data, pembuatannya per blok/RT/RW
▪ Dibuat pada saat di lapangan berdasarkan urutan bidang yang terukur.
▪ Pemberian NUB/Nomor Berkas pada bidang-bidang terukur/teridentifikasi per GU, dimulai dari
bidang yang terletak di sisi utara barat, menuju ke arah timur, mengikuti pola spiral. Untuk bidang-
bidang tanah bersertipikat dicantumkan jenis dan Nomor Hak serta NIB nya.
▪ Untuk bidang-bidang bersertipikat, identifikasi bidang dilakukan dengan memastikan salah satu atau
lebih batas bidang. Memastikan batas bidang (stake-out) dengan mengidentifikasi bidang-bidang
sekitarnya.
▪ Penulisan angka ukur mengikuti ketentuan sebagai berikut :
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna biru apabila angka
ukuran diperoleh dari deliniasi Peta Citra Resolusi Tinggi (CSRT) dan atau Foto Udara
- Angka ukuran ditulis tangan (bukan komputer) menggunakan tinta warna hitam apabila angka
ukuran diperoleh dari pengukuran di lapangan.
- Penulisan angka ukuran menggunakan tinta yang tidak mudah luntur
▪ Nomor-nomor titik batas bidang tanah sebagai titik sasaran alat ukur dicantumkan pada batas bidang
yang dibidik.
▪ Hal yang sama untuk titik-titik bantu pengukuran poligon, jika ada.
▪ Toponimi yang perlu dicantumkan antara lain nama jalan, nama blok, nama sungai/saluran, nama-
nama kantor pelayanan publik, bangunan-bangunan penting (gardu listrik, tower) dan lain-lain.
▪ Penggunaan peta foto sebagai GU (pengganti DI 107 halaman 2 ) untuk identifikasi bidang-bidang
tanah yang akan diukur supaya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prik pada titik-titik batas bidang tanah;
2. Mengukur minimal satu sisi bidang tanah;
3. Menghubungkan antar titik titik sehingga membentuk sisi bidang tanah. Garis yang
menghubungkan antar titik batas menggunakan tinta berwarna merah yang tidak mudah luntur;
▪ Untuk batas-batas bidang yang belum ditetapkan, penggambaran garis ukur berupa strip-strip.

HALAMAN 3
▪ Halaman ketiga merupakan proses pengolahan dan penyajian data lapangan, sehingga data dan
informasi yang tersaji merupakan print-out komputer.
- Arah utara di sisi atas dengan skala
- Grid beserta koordinat TM-3 ° disesuaikan dengan lokasi bidang-bidang tanah yang terpetakan
- Koordinat TM-3° pada satu-dua titik batas batas bidang
▪ Batas-batas bidang yang belum ditetapkan, pencetakan panjangan sisinya berupa strip-strip.
Sehingga luas yang diperoleh belum fix (perkiraan).
▪ Angka hitung hasil pengkartiran tercetak pada sisi-sisi bidang dengan warna biru (jika diperoleh dari
deliniasi peta foto) atau warna hitam (jika dari pengukuran lapangan).
▪ Pada setiap bidang tanah tercantum NUB dan luas (m2), sedangkan bidang bersertipikat disertakan
juga Nomor Hak.
▪ Toponimi yang tercantum pada sket data lapangan (GU halaman 2).
▪ Kolom persetujuan supervisi, dengan menyajikan informasi bidang-bidang tanah yang disetujui untuk
diterbitkan PBT dan yang tidak disetujui (perlu direvisi).

HALAMAN 4
▪ Berisi hasil pendataan/ identifikasi lapangan, yaitu nama pemohon atau pemilik tanah (beserta
No.KTP), alamat tanahnya, tanda batas, dan keadaan tanahnya.
▪ Pada kolom terakhir harus ditanda tangani persetujuan batas setiap pemohon/pemilik tanah, untuk
batas-batas bidang tanah yang belum ditetapkan pada kolom tersebut diberikan informasi “Batas
Belum Ditetapkan”
▪ Untuk bidang tanah bersertipikat, pada kolom NUB dicantumkan juga jenis nomor sertipikatnya.
Lampiran 11
Contoh Berita Acara Pengumpulan Informasi Bidang Tanah Terdaftar

BERITA ACARA PENGUMPULAN INFORMASI BIDANG TANAH TERDAFTAR


NO. ................................

Pada hari ini ..... tanggal ......bulan........ tahun.............. yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :
NIP/No Lisensi :
Jabatan : Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/ Badan Hukum Perseroan)
Nomor Surat Tugas :

Berdasarkan hasil identifikasi bidang tanah dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap di Kel/Desa............ Kec...........Kab/Kota.......... , maka terdapat bidang-bidang tanah
terdaftar yang belum terpetakan sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dengan Berita
Acara ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan dan bilamana dikemudian hari
ternyata ada kekeliruan dalam pembuatan Berita Acara ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/ Badan Hukum Perseroan),

…………… , …………………

Mengetahui
Pejabat Struktural
Kantor Pertanahan Kota/Kab ......................

------------------------------
LAMPIRAN BERITA ACARA
PENGUMPULAN INFORMASI BIDANG TANAH TERDAFTAR
Nomor : ………………………………

NO NIB Nama Alas Hak/ Luas (m2) Informasi


Jenis/No.Sertipikat Bidang Tanah

Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/ Badan Hukum Perseroan),

…………… , …………………

Mengetahui
Pejabat Struktural
Kantor Pertanahan Kota/Kab ......................

------------------------------
Lampiran 12
Contoh Peta Bidang Tanah PTSL (DI 201C)
Lampiran DI 201C
Lampiran 13
Contoh Berita Acara Serah Terima Produk Satgas Fisik PTSL

BERITA ACARA
BERITA ACARA SERAH TERIMA PRODUK SATGAS FISIK PTSL
NOMOR :

Pada hari ini, ………... tanggal ….. bulan ………….. tahun …….… (….-….-……), yang bertanda
tangan dibawah ini :

1. ……………………………………………… : Satgas Fisik (ASN/SKB/KJSKB/ Badan Hukum


Perseroan) yang selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

2. ……………………………………………… : Panitia Ajudikasi yang selanjutnya disebut


PIHAK PERTAMA.

Kedua belah pihak dengan ini menerangkan hal-hal sebagaimana dijelaskan dalam pasal-pasal
berikut ini :
Pasal 1

PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menyatakan telah
menerima dari PIHAK PERTAMA seluruh hasil kegiatan pengukuran dan atau pemetaan kegiatan
PTSL dengan perincian sesuai dengan lampiran yang menjadi satu kesatuan dengan Berita Acara
ini.

Pasal 2

Sampai dengan ditandatanganinya Berita Acara ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak
bertanggungjawab apabila di kemudian hari terdapat permasalahan/klaim/tuntutan terhadap
hasil pekerjaan pengukuran dan atau pemetaan ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


...................................................... ......................................................

...................................................... ......................................................
BERITA ACARA SERAH TERIMA PRODUK SATGAS FISIK PTSL

Pada hari ini, ………………. tanggal ……………….………………., Pihak Kedua menyerahkan sejumlah produk pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah data bidang
tanah kegiatan PTSL kepada Pihak Kedua.
Data tersebut meliputi :

No Kecamatan Desa/kel Peta Kerja GU Daftar Tanah PBT Peta Indeks Peta Dasar
Pendaftaran Pendaftaran
s s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb

s s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb

s s s s s s
h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb h ….. lb
Catatan Beri tanda  pada  yang tersedia, S = softcopy, h= hardcopy, lb= lembar

Demikian Berita Acara ini dipergunakan untuk sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA,


KANTOR PERTANAHAN…………………………….. SKB/KJSKB/PT …………………………………...

(…………………………………………..) (…………………………………………..)
Lampiran 14
Contoh Kendali Mutu (Monitoring dan Evaluasi ) PTSL

Form Kendali Mutu


Kabupaten/Kota :
Petugas Monitoring :

A. Persiapan Kegiatan
1. Apakah sudah terbentuk Tim Ajudikasi ? (Lampirkan SK Tim !)  Sudah  Belum

2. Apakah sudah terbit SK Penetapan Lokasi PTSL ?  Sudah  Belum


Jumlah Kecamatan : …………………. Jumlah desa/kelurahan : ……………….
Luas Wilayah (m2): ……………………….
(Lampirkan SK Penetapan Lokasi !)

3. Apakah sudah ada penyuluhan ke lokasi PTSL ?  Sudah  Belum


(Lampirkan dokumentasi, jadwal penyuluhan, jumlah peserta !) …… desa

4. Apakah sudah dibuat draft POK ? Lampirkan !  Sudah  Belum


Apakah sudah dibuat Time Schedule Pekerjaan ? Lampirkan !  Sudah  Belum

5. Apakah sudah survei basecamp ? Dimana ? (difoto dgn geotagging)  Sudah  Belum
Lokasi Basecamp:............................................................
6. Bagaimana persiapan belanja bahan & mobilisasi ? UM atau LS ?  Sudah  Belum
 UM
 LS
7. Apakah sudah melakukan konsolidasi dengan SKB  Sudah  Belum
yang sudah ditetapkan Kanwil ?
8. Apakah sudah dibuat jadwal kegiatan detil ?  Sudah  Belum
Waktu, nama2 petugas dan vol. target serta peralatannya per desa/kel ?
9. Apakah sudah download bidang tanah pada GeoKKP ? Lampirkan !  Sudah  Belum
i. Bidang Tanah Terdaftar
- Sudah Terpetakan Valid …….. bidang tanah
- Terpetakan Belum valid …….. bidang tanah
- Belum Terpetakan …….. bidang tanah
ii. Bidang Tanah Belum Terdaftar …….. bidang tanah

10. Alat Ukur yg digunakan


i. Pita Ukur …………. buah
ii. Distometer …………. buah
iii. Theodolite …………. buah
iv. Total Station …………. buah
v. GPS Geodetik …………. buah
vi. GNSS CORS …………. buah
11. Apakah sudah mencetak peta kerja ? (peta kerja difoto)  Sudah  Belum
Berapa jumlah lembar peta kerja ? ..... Lembar
Apakah sudah diberi label ?  Sudah  Belum
a. Ukuran :  Ukuran A0  Ukuran A3  cetak di DI107
b. Bahan peta kerja :  Kertas foto Kertas Manila  Kertas biasa
c. Asal :  Peta Foto Peta Citra Raw Data  CSRT  lainnya....
d. Skala :
e. Tahun pembuatan :
f. Jumlah Lembar :
g. Kualitas peta kerja :
 Baik/clear, bisa diidentifikasi dengan jelas
 Buram, yang bisa diidentifikasi hanya  sawah  darat  kebun  ....tidak ada
 Tidak bisa diidentifikasi, dilakukan pengukuran teristris
 Daftar koordinat ICP (lampirkan foto ICP dengan geotagging!)
12. Apakah sudah inventarisasi BT/SU/GU ? (Lampirkan daftarnya !)
Buku tanah?  Sudah  Belum
Surat Ukur?  Sudah  Belum
Gambar Ukur?  Sudah  Belum

13. Apakah data tsb (12) sudah di copy ? (Lampirkan contoh!)  Sudah  Belum

14. Apakah sudah mencetak DI 107 (Format PTSL) ?  Sudah  Belum


Berapa jumlah yang dicetak ? .....lembar

15. Apakah ada daftar nama/id peserta PTSL? (Lampirkan daftarnya!)  Sudah  Belum

16. Apakah petugas pelaksana sudah punya akun/user name Aplikasi KKP ?  Sudah  Belum

17. Apakah entri data sudah dilaksanakan ?  Sudah  Belum

B. Pelaksanaan Kegiatan di Lapangan


1. Bagaimana partisipasi masyarakat (peserta) desa dalam menunjukan batas ?
 >80% hadir  50-80 hadir  <50% hadir

2. Apa alasan ketidakhadiran peserta dalam menunjukkan batas ?


 Tidak bertempat tinggal di tempat ± …... %  Bekerja di luar wilayah desa ± ...... %
 Tidak berminat ± ..... %  Tidak tau pemiliknya ....... %
 Tidak tahu ± ..... %

3. Base camp :
a. Dimana ?  di salah satu ruang kantor Desa  di rumah penduduk  tidak ada
b. Perlengkapan yang ada :
 Meja kerja ... buah Kursi .... buah  Kamar mandi  Kamar istirahat
 Listrik .......... VA
 Modem
 Sinyal hp/internet, tingkat statusnya :  kuat  lemah  tidak tentu
 Operator yang bagus sinyalnya : ................
 Komputer/notebook ... unit  Printer ..... unit
c. Penjaga basecamp :  Ada ...orang  Tidak ada
d. Petugas Administrasi :  Tidak ada  Ada ...... orang, Nama : ................ Hp .................

4. Metoda pengukuran yang dilakukan


 teristris  fotogramteris  pengamatan satelit (CORS)  kombinasi

5. Apakah peta kerja sudah dideliniasi? (Lampirkan contoh fotonya!)  Sudah  Belum

6. Apakah setiap pengukuran bidang tanah ada foto geotagging?  Sudah  Belum
(Lampirkan contoh!)

7. Apakah ploting bidang tanah pada Peta Dasar sesuai?  Sudah  Belum
(Lampirkan screenshot!)

8. Apakah sudah dilakukan topology dan standar layer?  Sudah  Belum

C. Produk Pengukuran dan Pemetaan

1. Apakah sudah mencetak Peta Bidang Tanah ? (Lampirkan contoh!)  Sudah  Belum
Berapa jumlah yang dicetak ? .....lembar

2. Apakah sudah mencetak DI203 ? (Lampirkan daftarnya!)  Sudah  Belum


D. DIM selama pelaksanaan pekerjaan
Teknis : ………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

Non teknis : ………………………………………………………………………………………………………………………………………


………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

E. REALISASI KEGIATAN

Target : Bidang terdaftar : ………………… Belum terdaftar : …………………..


TIM ......... TIM ………
No Kegiatan
ASK1... ASK2... ASK3... ASK1... ASK2... ASK3...
1 Deliniasi
2 Pengukuran Ikatan
3 Pengukuran Bidang
4 Tanda Tangan
5 Kartir
6 Pemetaan
7 Import
8 PBT
9 SU

F. CATATAN

………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………. ,…………………

Petugas Monitoring

………………………….………
Petunjuk Tata Cara Melaksanakan Kontrol Kualitas
1. Materi (output/produk) yang harus dilakukan kontrol kualitas :
a. Gambar Ukur (data hardcopy)
b. Bidang Tanah Terpetakan (digital)
2. Cek-list pelaksanaan Kontrol Kualitas :
a. Gambar Ukur
1) Kelengkapan GU antara lain :
 Surat Tugas
 Peta Kerja yang berfungsi sebagai GU halaman 2, data hitungan koordinat/poligon,
 Daftar lembar informasi bidang tanah & tanda tangan penunjuk batas (jika pada GU
halaman 4 tidak tercantum)
 Surat kuasa penunjukan batas
2) Apakah semua data yang tersedia GU halaman 1 sudah terisi semua ?
 Nomor GU  NUB  Nomor Berkas
 NIB  Nama Kecamatan  Nama Desa/Kel.
 Nomor Peta Dasar  Nomor Peta Kerja
 Nama Petugas Lapangan  Tanda Tangan  Status
 NIP/No.Lisensi  Nama KJSKB  Nomor/Tgl.Surat Tugas
 Alat Ukur yang digunakan  Gambar Denah Lokasi
3) Tata Cara Pengambilan Data Lapangan (disesuaikan dengan metoda-nya)
 Metoda Pengambilan Data  Penggambaran Sket Bidang Tanah
 Penulisan Angka Ukur  Kelengkapan Toponimi
 Penulisan Titik-titik Ikatan  Penulisan Titik-titik Batas Bidang
 Status Panunjukan Batas  Arah Utara
 Lampiran Hitungan Poligon  Lampiran Data Mentah
 Penulisan NUB/No.Berkas
4) Tata cara pengkartiran
 Arah Utara  Angka Skala
 Status Batas Bidang  Angka hitung sisi-sisi Bidang Tanah
 Pencantuman No.Hak/NIB  Kelengkapan Toponimi
 Kontrol Hitungan Luas
5) Kelengkapan informasi bidang tanah & Penandatangan GU
 Informasi per Bidang  Penandatangan per Bidang, kecuali bid. bersertipikat
 Luas per Bidang

b. Bidang Tanah (softcopy) :


1) Kesesuaian Bidang Tanah pada Peta Dasar dengan GU (Jumlah semua bidang terpetakan,
bentuk dan posisi bidang per bidang)
2) Topology dan standar layer
3) Luas per bidang

3. Output :
a. Bidang terintegrasi dengan peta GeoKKP
b. Bidang ber-NIB
c. Persetujuan Kontrol Kualitas (paraf pada GU halaman 3).

Anda mungkin juga menyukai