Anda di halaman 1dari 21

Penangan masalah gizi : stunting dan Gizi

Buruk
25 Indikator terkait penyebab terjadinya
Stunting di Provinsi NTT
1. Cakupan TTD bagi ibu hamil minimal 90 tablet 14. Cakupan Balita dengan Pneumonia
selama kehamilan 15. Cakupan Ibu Hamil dengan Malaria
2. Cakupan Bumil KEK yang mendapat PMT 16. Cakupan Ibu yang mengikuti Konseling Pemberian
Pemulihan Makan Bayi dan Anak (PMBA)
3. Cakupan Balita Kurus/Gizi Kurang yang 17. Cakupan keluarga yang mengikuti bina keluarga balita
mendapatkan PMT Pemulihan 18. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sumber
4. Cakupan Kehadiran (D/S) di Posyandu air minum layak
5. Cakupan Ibu Hamil K4 19.Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi
6. Cakupan Anak Usia 6-59 bulan yang memperoleh layak
Vitamin A 20.Cakupan orang tua mengikuti kelas parenting
7. Cakupan Anak Usia 12 – 23 Bulan yang telah 21. Cakupan anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik)
mendapat Imunisasi Dasar Lengkap PAUD
8. Cakupan Balita Diare yang Memperoleh Suplemen 22. Cakupan rumah tangga peserta JKN/Jamkesda
Zinc 23.Cakupan KPM PKH yang mendapatkan FDS Gizi dan
9. Cakupan Remaja Putri Yang Mendapat TTD Kesehatan
10. Cakupan Layanan Ibu Nifas 24. Cakupan Keluarga 1000 HPK
11. Cakupan Kelas Ibu Hamil (Ibu Mengikuti Konseling 25. Cakupan Desa Menerapkan Kawasan Rumah Pangan
Gizi dan Kesehatan) Lestari ( KRPL)
12. Cakupan Bayi 0 – 6 Bulan yang Mendapat ASI
Eksklusif
13. Cakupan Balita Buruk Yang Ditangani/Mendapat
Perawatan
1. Malnutrisi
• Malnutrisi
• Malnutrisi adalah suatu kondisi dimana dimana terjadi kekurangan,
kelebihan atau ketidakseimbangan asupan kalori dan/atau zat gizi.

MALNUTRISI

KEKURANGAN GIZI KELEBIHAN GIZI

Wasting (kurang gizi akut) Gizi Lebih


Stunting (Kurang gizi kronis) Obes
Underweight Penyakit Tidak Menular (PTM) -
Defisiensi zat gizi mikro Terkait Diet
Intrauterine Growth Restriction
BBLR

3
2. Jenis-jenis Kurang Gizi
1. Wasting (Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
Wasting adalah kondisi dimana BB rendah terhadap
PB/TB. Kondisi ini dapat terjadi dengan cepat dan
merefleksikan kondisi kekurangan gizi saat ini atau
kurang gizi akut.
2. Stunting (Pendek dan Sangat Pendek)
Stunting adalah kondisi dimana PB atau TB rendah
menurut umur. Terjadi dalam periode waktu yang lama
dan merefleksikan kurang gizi kronis.
3. Underweight (BB Kurang)
Underweight adalah kondisi dimana BB kurang menurut
umur yang terjadi karena kurang gizi akut dan/atau
kronis. Anak dengan underweight bisa kurus dan/atau
pendek. (biaya di isi dalam KMS dan untuk status gizi
harus dikonfirmasi lagi dengan menggunakan indicator
BB/PB atau BB/TB dan TB/U
3.a. Tanda –tanda Kurang gizi akut (Kurus &
Sangat Kurus)
❑ Kurang gizi akut adalah kondisi berat badan yang rendah terhadap tinggi badan. Kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat dan merefleksikan kondisi kurang gizi yang terjadi saat ini.
❑ Gizi buruk : anak sangat kurus adalah kegawat-daruratan medis yang membutuhkan perhatian
segera.
❑ Balita gizi buruk memiliki risiko 11.6 kali lebih tinggi mengalami kematian dibandingkan balita
yang gizinya berkecukupan (normal).
❑ Ada tiga jenis gizi buruk:
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus-kwashiorkor
Marasmus Kwashiorkor Marasmur - Kwashiorkor

5
3.b. Kurang gizi kronis (Stunting-
Pendek & Sangat Pendek)
• Kurang gizi kronis adalah kondisi tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur. Kondisi ini
berkembang dalam jangka panjang dan merefleksikan kondisi kurang gizi dalam periode
yang lama.

Pendek
4.a. PENYEBAB MASALAH GIZI

7
5.a.Dampak Kekurangan Gizi Antar Generasi

ACC/SCN,2000

8
5.b. Dampak Kurang Gizi Akut (Wasting)
• Balita gizi buruk berisiko 11.6 kali lebih tinggi untuk meninggal dari
balita gizi baik.
• Balita gizi buruk juga berisiko lebih tinggi untuk:
• Menderita penyakit infeksi → sistem imun rendah
• Gangguan perkembangan otak
• Jangka panjang:
• Kemampuan belajar kurang → prestasi sekolah rendah
• Produktifitas kerja rendah
• Berisiko lebih tinggi menderita penyakit tidak menular saat dewasa

Kurang gizi akut merupakan penyebab kematian dan kesakitan pada balita
yang dapat dicegah dan diobati → penting adanya mekanisme
• Deteksi dini hambatan pertumbuhan (growth faltering)
• Penemuan kasus secara aktif
• Tindakan pencegahan dan tatalaksana sebelum menjadi parah

9
6.a. KORELASI GIZI BURUK DAN STUNTING

X
Upaya pencegahan dan perawatan anak gizi
buruk dapat berkontisbusi dalam
menurunkan stunting
Melalui tindakan deteksi dini pada balita
6.b.Hubungan antara kurang gizi akut dan
kurang gizi kronis
• Pendek/gangguan pertumbuhan linear merupakan bagian
respon biologi dari episode kekurangan gizi akut (gizi kurang
dan gizi buruk sebelumnya).
• Balita pendek bukan hanya TB kurang menurut umur → balita
mengalami beberapa kali kekurangan gizi akut sebelumnya.

Balita kurang gizi akut 3 kali lebih tinggi untuk menjadi


pendek (stunted)
Schoenbuchner et al,2019

11
3. Prinsip Penanganan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT)

Maximalkan
cakupan dan
PGBT, sebuah pendekatan untuk merawat akses
Anak dengan Gizi Buruk Akut secara Ketepatan
terintegrasi melalui layanan rawat inap di waktu
Faskes, rawat jalan bagi anak gizi buruk
tanpa komplikasi di tingkat masyarakat,
menyediakan konseling gizi perubahan
perilaku bagi anak Gizi Kurang/Kurus dan Perawatan
Mobilisasi masyarakat yang Tepat

Perawatan
selama di
butuhkan
4. Empat Komponen Penanganan Gizi Buruk
Terintegrasi (PPGBT): Salah satu intervensi gizi
spesifik pencegahan stunting

Jika program memiliki mobilisasi masyarakat yang bagus dan bisa deteksi kasus
secara dini, kurang dari 20% anak sangat kurus membutuhkan rawat inap
13
5.a. Peran berbagai pihak dalam Mobilisasi
Masyarakat
• Bupati, Bappeda, Dinas Kesehatan
Kabupaten,DPMPD (TPPKK) dan Tokoh
Kabupaten Agama memimpin mobilisasi masyarakat

• Puskesmas, Camat dan TPPKK, Tokoh


Kecamatan Agama dalam mendukung desa
melakukan mobilisasi masyarakat

• Pemerintah Desa, Kepala Dusun, Tenaga


Kesehatan Pustu &/Puskesmas, TPPKK, Tokoh
Desa/Masyarakat Masyarakat/Agama & Kader Posyandu
melakukan mobilisasi masyarakat
5.b.Peran Serta Dan Keterlibatan
Masyarakat

Siapa saja yang ikut aktif dalam Program PGBT:


1. Kader Posyandu
2. Tokoh Agama setempat
3. Tokoh Adat / orang yang di tuakan di wilayah tersebut
4. TP PKK/ KPM

Bersama
Kepala Desa/Kepala Dusun/RW/RT/BPD
Camat
Kepala Puskesmas
5.c. Kegiatan di Masyarakat
Apa Dimana Siapa

- Screening Bulanan bagi anak usia 6-59 bulan Posyandu, PAUD Kaders /PKK/Guru
dengan menggunakan Pita LILA dan pengecekan PAUD/TK
Odem
- Merujuk semua anak yang ditemukan dengan
Lila Kuning atau Merah & atau Odem ke
Pustu/Puskesmas terdekat
- Follow up mereka yg sudah masuk dan sedang
dalam perawatan

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran orang Masyarakat, Kader, TOMAS, TOGA,


tua tentang gizi dan malnutrizi gereja, masjid, Kepala desa, PKK, Nakes,
PAUD, Posyandu Cama

Konseling PMBA bagi orang tua Posyandu, Kader & Nakes


Rumah,
Pustu/Puskesm
as

Demonstrasi memasak Posyandu Kader & nakes


Penjangkauan Masyarakat dan Skrining

Saat pemantauan pertumbuhan bulanan di


Posyandu, lakukan skrining balita gizi buruk:
• Tanda fisik gizi buruk
• Pengukuran LiLA (6 – 59 bulan)
• Pemeriksaan edema
• BB tidak naik atau ada masalah menyusu (bayi
<6 bulan)

Kunjungan rumah → balita yang tidak datang ke Posyandu


Lakukan skrining semua balita sedikitnya sekali sebulan
17
PRAKTEK PENGUKURAN
LiLA
Normal
12.5 cm dan lebih
Kurus
11.5 sampai 12.4 cm

Sangat Kurus
<11.5 cm

Tidak dapat digunakan


untuk anak usia 0-5 bulan
Dukungan Desa
• Menyediakan alat antropometri (Panjang/tinggi badan ,
timbangan berat badan dan LiLA) dari Dana Desa
• Peningkatan kapasitas Kader, PKK dan KPM melalui pelatihan
PMBA, pengukuran Lila dan antropometri
• Menyediakan insentif bagi kader posyandu dan KPM dengan
sesuaikan dengan kondisi wilayah dan beban kerja (karena
ujung tombak kualitas data ada di tingkat posyandu) dan
peningkatan beban kerja kader yang melakukan sweeping dan
kunjungan rumah bagi balita yang gizi buruk, bumil, nifas dsb.
• Menyediakan dana transportasi dari balita gizi buruk yang
dirawat
• Melakukan koordinasi dan evaluasi berkala dengan semua
lintas sector di desa sehingga cakupan 25 indicator
penanganan stunting bisa dicapai
19
Diskusi Rencana tindak lanjut,
kesepakatan dan komitmen

20

Anda mungkin juga menyukai