Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI RISET

“Mini Riset Media Pembelajaran yang digunakan pada Jurusan


Akuntansi di SMK Negeri 2 Balige”

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd, Msi


Rini Herliani, SE., Msi, AK, CA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

Marta Theresia Napitupulu (7191142009)


Marrysabell Natalita Sitepu (7193342026)
Nina Yurike Simanjuntak (7193342021)
Ramania Sthefany Rolenta Parhusip (7193342024)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
miniriset ini bisa selesai pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
Kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah Miniriset mata kuliah
“Media Pembelajaran”.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 30 October 2021

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................2
2.1 Pembelajaran Akuntansi................................................................................2
2.2 Media dalam Proses Belajar Mengajar..........................................................4
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran....................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................11
3.1 Lokasi Penelitian.........................................................................................11
3.2 Instrumen Penelitian....................................................................................11
3.3 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................11
BAB IV HASIL PEMBAHASAN.......................................................................12
4.1 Profil Sekolah..............................................................................................12
4.2 Hasil Wawancara.........................................................................................12
BAB V PENUTUP...............................................................................................15
5.1 Kesimpulan..................................................................................................15
5.2 Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media pembelajaran merupakan suatu alat
atau perantara yang berguna untuk memudahkan
proses belajar mengajar, dalam rangka
mengefektifkan komunikasi antara guru dan
siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam
mengajar dan memudahkan siswa menerima dan
memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan
guru yang mampu menyelaraskan antara media
pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar juga dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru bagi siswa,
membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Selain dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi
sebagai alat bantu guru dalam mengajar.
Misalnya grafik, film, slide, foto, serta
pembelajaran dengan menggunakan komputer.
Gunanya adalah untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual dan
verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar,
media diharapkan dapat memberikan
pengalaman kongkret, motivasi belajar,
mempertinggi daya serap dan retensi belajar

1
siswa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan masalah yakni Permasalahan Media
Pembelajaran yang digunakan oleh Guru di
Sekolah SMK Negeri 2 Balige.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
dapat diketahui tujuan dari mini riset ini yakni
untuk mengetahui permasalahan Media
Pembelajaran yang digunakan oleh Guru di
Sekolah SMK Negeri 2 Balige.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Akuntansi


a. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran merupakan dua istilah yang
saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Belajar
merupakan suatu aktivitas pokok dalam kehidupan seorang
manusia. Dalam tiap tahapan usia seorang manusia, dari ia
lahir sampai ia meninggal, akan sangat banyak hal yang harus
ia pelajari baik secara sadar ataupun tidak. Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(Oemar Hamalik, 2007: 27). Menurut Skinner dalam
Muhibbin Syah (2008: 90) belajar adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif.

2
Lalu menurut Wittig dalam Muhibbin Syah (2008: 89)
belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil pengalaman. Berdasarkan ketiga
pendapat ini dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar,
tidak seharusnya hanya fokus pada sebuah hasil belaka.
Sebaliknya, dalam belajar harus diutamakan perbaikan proses
dalam aktivitas tersebut karena orientasi dari sebuah proses
belajar adalah perubahan tingkah laku bukan semata
penguasaan terhadap sesuatu yang dipelajari. Perubahan
tingkah laku yang dimaksud dalam hal ini, mencakup
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif); keterampilan
yang menyangkut nilai (psikomotorik) maupun sikap (afektif).
Menurut Duffy dan Roehler dalam Suparman (2009: 76)
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuan kurikulum. Lalu menurut Gagne dan
Briggs pembelajaran/instruction adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal.
Berdasarkan kedua pengertian oleh tokoh di atas,
pembelajaran merupakan suatu rangkaian aktivitas yang
dengan sengaja disusun untuk memodifikasi berbagai kondisi
yang diarahkan untuk mendukung terjadinya proses belajar
siswa demi tercapainya suatu tujuan kurikulum. Demi
tercapainya tujuan kurikulum, tentu dibutuhkan peran dari
berbagai pihak baik itu guru, siswa dan berbagai perangkat
pendukung lainnya.

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Akuntansi

3
Fungsi pembelajaran Akuntansi pada Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan
bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,
pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan,
penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Pembelajaran akuntansi terdiri dari pembelajaran
manual dan akuntansi komputer (MYOB), dengan
mempelajari pelajaran akuntansi siswa dapat mengembangkan
pengetahuan dalam dunia akuntansi dan membuat buku
keuangan untuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan
perusahaan manufaktur. Lulusan terbaik adalah mahasiswa
jurusan akuntansi, ada yang melanjutkan studinya, ada pula
yang langsung terserap di dunia kerja. Karena bagi mahasiswa
akuntansi, mayoritas alumninya langsung terjun ke dunia kerja
setelah lulus. Untuk Jurusan Akuntansi, materi
pembelajarannya adalah tentang pembukuan keuangan.
Keunggulan jurusan akuntansi dibandingkan jurusan
lainnya adalah mahasiswa akuntansi mampu melakukan
pembukuan keuangan dari yang sederhana sampai yang
kompleks, baik akuntansi manual maupun komputer (MYOB).
Lulusan akuntansi lebih teliti dalam bekerja dibandingkan
lulusan lain karena telah dilatih untuk selalu bekerja dengan
hati-hati karena berurusan dengan lulusan keuangan dan
akuntansi lebih leluasa dalam dunia kerja dan kesempatan
kerja yang lebih luas dibandingkan jurusan lainnya.

c. Ruang Lingkup Akuntansi di SMK


Pada Kurikulum KTSP 2006 untuk SMK/MK,
akuntansi tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari
mata pelajaran Ekonomi. Berdasarkan Permendiknas No. 23

4
Tahun 2006 mengenai SKL ( Standar Kompetensi Lulusan)
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pemahaman
dan keterampilan akuntansi merupakan salah satu bagian dari
kompetensi lulusan mata pelajaran Ekonomi untuk tingkat
SMK/MK.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Akuntansi


Standar Kompetensi (SK) adalah kualifikasi kemampuan
minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap tingkat dan atau semester. Kompetensi Dasar (KD)
merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk
menyusun indikator kompetensi (Depdiknas: 2003). SK terdiri
atas sejumlah KD sebagai acuan baku yang harus dicapai.

2.2 Media dalam Proses Belajar Mengajar


a. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala daya yang dapat
dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang
dalam belajarnya (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2007: 77).
Tujuan digunakannya sumber belajar ini adalah meringankan
pekerjaan guru serta menjamin keberlangsungan proses
pembelajaran. Sumber belajar akan sangat membantu guru
dalam suatu kondisi tertentu yang menyebabkan guru tidak
dapat mendampingi proses pembelajaran di kelas ataupun saat
siswa dirasa membutuhkan suasana baru dalam pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007: 79),
terdapat dua jenis sumber belajar dilihat dari segi
pengembangannya yaitu: a) Sumber belajar yang dirancang
(learning resources by design), yakni sumber belajar yang
secara sengaja direncanakan, disiapkan untuk tujuan

5
pengajaran tertentu atau dibuat untuk membantu kegiatan
belajar mengajar. b) Sumber belajar yang dimanfaatkan
(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang
dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang
dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada
di sekeliling kita. Sumber belajar ini tidak direncanakan atau
tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi langsung dipakai
guna kepentingan pengajaran, diambil langsung dari dunia
nyata. Pengelompokan ini menunjukkan bahwa ada kalanya
seorang pendidik dapat memanfaatkan sesuatu yang telah
tersedia sebagai sumber belajar di kelas. Segala yang telah
tersedia di alam serta segala fasilitas yang telah diciptakan
oleh orang-orang terdahulu dapat dijadikan sumber belajar
yang efektif terutama untuk membuat siswa dapat
mengkonstruksikan pengetahuan yang ia pelajari dengan lebih
mudah.

b. Media Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 1) menyatakan
bahwa di dalam metodologi pengajaran terdapat dua aspek
yang paling menonjol (penting) yakni metode dan media
pengajaran sebagai alat bantu mangajar. Predikat menonjol di
sini tentunya tanpa mengesampingkan aspek pembelajaran
yang lain. Keduanya digunakan oleh pendidik untuk
mendukung kelancaran proses belajar-mengajar.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne
dalam Arif S. Sardiman (2011: 6) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Bringgs

6
dalam Arif S. Sardiman (2011: 6) berpendapat bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dan berlangsung dalam suatu sistem, hal ini membuat media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting dalam
komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan dapat berlangsung secara optimal
(I Wayan Satyasa, 2007: 3). Media pembelajaran merupakan
komponen integral dari sistem pembelajaran sehingga tidak
dapat dikesampingkan keberadaannya dalam proses
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk
meningkatnya minat siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran dan akhirnya dapat meningkatkan/mempertinggi
hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Terdapat beberapa
alasan mengapa media dapat mempertinggi proses belajar
siswa (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005: 2).
Levied dan Lentz (1982) dalam Azhar Arsyad (2011:
17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran
khususnya media visual yaitu; a) Fungsi Atensi yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b) Fungsi
Afektif yang berperan memberikan kenikmatan kepada siswa
untuk mempelajari sesuatu dengan menggugah emosinya. c)
Fungsi Kognitif dengan cara memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi ataupun pesan. d)
Fungsi Kompensatoris yaitu membantu siswa dalam
memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam hal
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

7
mengingatnya kembali.
Klasifikasi berbagai jenis media perlu dipelajari agar kita
dapat memilih media dengan tepat. Menurut Seels dan Richey
dalam Azhar Arsyad (2011: 29), media dapat diklasifikasikan
menjadi empat kelompok yaitu: a) Media Hasil Teknologi
Cetak yang dihasilkan melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. b) Media Hasil Teknologi Audio-Visual yang
dihasilkan dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. c)
Media Hasil Teknologi yang Berdasarkan Komputer yang
dihasilkan melalui penggunaan sumber-sumber yang berbasis
micro-prosesor. d) Media Hasil Gabungan Teknolgi Cetak dan
Komputer yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.

8
2.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
a. Quipper School
Lahirnya Quipper School berawal dari kondisi
pendidikan saat ini, dimana guru dihadapkan dengan tugas
yang lebih berat untuk mempersiapkan siswa dalam
menghadapi perubahan perkembangan dunia. Tentunya
untuk menjalankan tugas tersebut, bukanlah hal yang mudah.
Dibutuhkan sumber daya yang mumpuni dan berkualitas.
Baik sumber daya manusia khususnya guru, maupun sarana
prasarana yang disediakan oleh sekolah. Quipper School
dikembangkan dengan tujuan untuk tidak hanya mengurangi
kelebihan beban mengajar guru untuk membuat kelas yang
efisien, namun juga membantu guru untuk meningkatkan
sumber daya yang dapat berkembang pada abad ke-21.
Quipper School merupakan salah satu LMS yang
dapat menunjang keseluruhan proses pembelajaran.
Didukung oleh pernyataan Masayuki Watanabe sebagai CEO
dari Quipper School bahwa, Quipper School didesain untuk
mendukung dan meningkatkan kinerja guru dan siswa
dengan memadukan metode pembelajaran yang sesuai
berdasarkan kebutuhan kurikulum di Negara tersebut dengan
platform yang lengkap, menarik, namun tetap mudah
digunakan.

b. Kahoot
Menurut (Iwamoto et al., 2017) Kahoot! adalah sebuah
aplikasi online yang dapat mengembangkan dan
mempresentasikan soal-soal dalam suatu format “game-
show”. Sedangkan menurut (Graham, 2015) Kahoot!
merupakan media pembelajaran online yang berisi
pertanyaan gratis atau tidak berbayar yang diaplikasikan
dalam proses pembelajaran dalam rangka mengevaluasi hasil

9
belajar siswa. Aplikasi Kahoot! berisikan soal-soal dalam
tampilan game-show yang dapat digunakan secara gratis atau
tidak berbayar. Tampilan soal dalam aplikasi ini dapat
dilengkapi dengan gambar maupun video yang dapat
memperjelas soal. Pengoperasian aplikasi Kahoot! ini sangat
mudah dilakukan, Kahoot! dapat diakses melaui aplikasi
maupun situs web sehingga menjadikannya praktis untuk
digunakan. Sistem evaluasi menggunakan aplikasi Kahoot!
memungkinkan guru untuk dapat langsung mengetahui hasil
belajar siswa, karena dalam aplikasi Kahoot! point yang
diperoleh siswa dapat langsung ditampilkan setelah siswa
menjawab soal. Tidak seperti sistem evaluasi konvensional
yang membutuhkan waktu yang lama dalam mengetahui
perolehan hasil belajar siswa, karena dalam sistem evaluasi
konvensional guru harus mengoreksi hasil kerja siswa
terlebih dahulu. Apalagi dalam masa pandemic seperti saat
ini, evaluasi dengan cara
konvensional sudah tidak evektif lagi untuk tetap digunakan.
Selain itu, dalam pengembangan aplikasi Kahoot! ini
mengutamakan keterlibatan hubungan peran aktif siswa
dengan dengan temannya secara kompetitif mengenai materi
pelajaran yang masih atau sudah dipelajari.
(Harlina binti Ishak, 2017). Menurut pendapat yang lain
Kahoot! Juga dapat mempengaruhi perubahan perkembangan
sosial emosional siswa dalam kemampuannya berkolaborasi
dan berkompetisi. (Fitri Rofiarti & Anisa Yunita Sari, 2017)
Kelebihan lain yang dimiliki oleh Kahoot! yaitu hasil
perolehan poin siswa dalam menjawab soal langsung dapat
ditampilkan dilayar, sehingga dapat menjadi media
pengukuran hasil belajar siswa. Pada masa pandemi seperti
saat ini Kahoot! dapat dijadikan sebagai alternatif media
evaluasi bagi para guru yang diharuskan malaksanakan

10
pembelajaran melalui daring. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mendiskripsikan kelayakan, efektifitas dan respon
siswa mengenai penggunaan Kahoot! dalam kegiatan
pembelajaran sebagai media evaluasi hasil belajar pada mata
pelajaran ekonomi dengan batasan materi konsep koperasi.
Pengembangan berguna dalam berbagai aspek, salah
satunya dalam bidang pendidikan. Pengembangan yaitu suatu
bentuk usaha untuk mengembangkan suatu prosuk yang telah
ada dan mempertanggung jawabkannya. (Irawan & Suryo,
2017). Penelitian pengembangan ini dilatar belakangi dengan
adanya
permasalahan dalam sistem evaluasi yang kurang efektif dan
efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran daring yang
diketahui peneliti dari hasil observasi selama melakukan
kegiatan PLP. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang diwajibkan ada dan harus dilaksanakan pada
setiap kegiatan pembelajaran, dengan tujuan merefleksi dan
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan. (Fauziya & Suhara, 2015).
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Supriadi et al.,
2020) dengan memanfaatkan aplikasi Kahoot! sebagai media
evaluasi hasil belajar bahasa Mandarin dan diperoleh hasil
penelitian bahwa 79,3% siswa menyatakan bahwa
penggunaan aplikasi Kahoot! dalam kegiatan pembelajaran
sangat menarik. Pada penelitian (Setiawati, 2018) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan game
edukasi Kahoot! diperoleh hasil penelitian bahwa Kahoot!
mampu meningkatkan hasil belajar siswa, akan tetapi
terdapat kekurangan yaitu tampilan soal dalam Kahoot!
hanya dilengkapi dengan gambar saja, berbeda seperti
tampilan soal Kahoot! Yang dikembangkan oleh peneliti,
dimana didalamnya telah dilengkapi dengan gambar dan

11
video.
Penelitian ini penting untuk dilakukan dikarenakan pada
pembelajaran secara daring seperti saat ini diperlukan
penyesuaian dari sistem evaluasi konvensional menjadi sitem
evaluasi yang sudah berbasis teknologi supaya dapat
memperoleh hasil evaluasi yang efisien, efektif dan akurat.

c. Google Sites
Google Site adalah sebuah layanan google yang berfungsi
untuk memudahkan pengguna google untuk membuat situs,
Google Site merupakan dari aplikasi google wiki yang
terstruktur untuk membuat situs web atau blog, Google site
disiapkan sebagai pengganti dari google page creator.
Aplikasi tersebut bermula bernama jotspot, produk yang
awalnya di tujukan untuk perusahaan kecil dan menengah.
Google site adalah cara termudah untuk membuat informasi
yang dapat di akses secara cepat dan terupdate untuk orang
yang membutuhkan. Sesorang dapat bekerja sama dalam
situs untuk menambahkan file dari aplikasi google lainnya
seperti google doc, google kalender, picasa dan youtube.
Membuat situs sama-sama mudah untuk mengedit dokumen
dan pengguna selalu mengendalikan yang memiliki akses.
Google Site adalah suatu layanan web hosting gratis yang
disediakan oleh google, melalui google site dapat
menciptakan sebuah situs web yang di gunakan untuk
menyajikan berbagai kepentingan di internet. Google site
telah menyediakan berbagai fitur antara lain template dengan
design yang elegan. Pembuat tidak hanya dapat menciptakan
situs web di google site, tetapi pembuat juga dapat secara
gratis menyimpan berbagai dokumen dan file-file penting
yang dapat di sharing secara online .
Kelebihan Google Sites

12
Google Site bisa menambahkan fungsi-fungsi Analytics,
Webmasters Tools, dan tentunya Adsense dengan mudah dan
praktis. Yang perlu dilakukan hanya menyalin kode yang
disediakan dan menempelkannya pada tempat yang
disediakan. Layanan ini disimpan pada domain Google.com.
Artinya mesin pencari akan lebih mudah mengindeks
halaman-halaman web yang kita pasang. Google Sites dapat
menggunakan macam-macam gadget yang disediakan oleh
Google maupun yang dibuat oleh berbagai pihak di luar
Google. Google Sites menyediakan berbagai tautan untuk
informasi yang diperlukan. Google Sites tidak mendukung
script dan iframe. Hal ini bisa disebut kekurangan namun
juga kelebihan karena dengan demikian halaman web lebih
aman.
Kekurangan Google Sites
Google Sites Tidak menyediakan fitur drag-n-drop untuk
mendesain halaman web. Untuk mengubah setting harus
dilakukan secara manual. Google Sites tidak mendukung
script dan iframe pada halamannya. Pengguna harus mencari
cara atau menggunakan gadget tertentu untuk menggunakan
iframe. Dengan demikian beberapa layanan atau gadget yang
menggunakan script tidak dapat digunakan secara langsung.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23
Oktober 2021 di SMK Negeri 2 Balige, Kec.
Balige, Kab. Toba, Prov. Sumatera Utara pada
pukul 08.00 - 10.00 WIB.

3.2 Instrumen Penelitian


Subjek dari penelitian ini adalah guru
Akuntansi yakni Ibu Nelly Hutajulu, S,Pd yang
mengajar dalam bidang Akuntansi Dasar untuk
kelas X dan Komputer Akuntansi untuk kelas XI
dan XII. Pada penelitian ini penulis
menggunakan metode kualitatif yaitu wawancara
secara langsung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan.
a. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalm
penelitian ini adalah dengan menanyakan kepada
guru bagaimana media pembelajaran yang
digunakan dalam sekolah serta pemahaman dari
setiap siswa dalam menerima pembelajaran
melalui media yang digunakan.

14
b. Dokumentasi 
Dalam penulisan ini, penulis memerlukan
berbagai dokumen,  di antaranya adalah aplikasi
Quipper yang digunakan oleh guru yang
menjadikannya sebagai media pembelajaran.

15
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Profil Sekolah


Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Balige
Alamat Sekolah : Jl. Kartini Soposurung
Kelurahan : Sangkar Nihuta
Kecamatan : Balige
Kabupaten/Kota : Toba
Provinsi : Sumatera Utara
Akreditas :A
Email : smkduabalige@yahoo.co.id

4.2 Hasil Wawancara


Pertanyaan :
1. Apa saja media pembelajaran yang tersedia disekolah?
Jawab : Secara global pihak sekolah menggunakan media
Quipper School (Learning Management System), Power
Point, Google Site, Google Classroom, Google Form,
Google Meet/ Zoom. Karena adanya kerjasama pihak
sekolah dengan Quipper School dengan flatfrom premium
sehingga Quipper School lebih dominan digunakan oleh
para guru.
2. Bagaimana pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diajarkan
melalui media pembelajaran yang digunakan?
Jawab : Karena adanya tuntutan dalam situasi, siswa yang
memiliki sifat rajin dan memiliki jiwa belajar pastinya
dapat menikmati pembelajaran dengan baik sesuai dengan
media yang sudah digunakan dalam sekolah. Kebayakan
dari siswa juga memberikan pendapat bahwa dengan
adanya media yang digunakan sekarang ini dapat
mengulang kembali materi materi pembelajaran yang

16
sudah dibahas. Karena siswa dapat mengakses
seluruhnya, jika tatap muka bisa saja terbatas di fasilitas.
Jika melalui aplikasi ini kita juga dapat menunjukkan
media dan menggunakan berbagai link dalam Media
Pembelajaran. Misalnya : Bu Nelly yang mengajarkan
bidang Komputer Akuntansi, jika pembelajaran guru
tinggal mengirimkan link dengan aplikasi share screen
dalam media zoom. Kemudian dapat mensharekan
aplikasinya dan secara keseluruhan siswa dapat melihat
dengan baik. Jika tatap muka, pasti yang diperlukan yakni
media infocus. Kendalanya yakni para guru tidak dapat
menuntut siswa harus memiliki komputer/laptop. Pada
umumnya guru guru Akuntansi lainnya tidak menuntut
adanya komputer/laptop, jadi guru guru dapat
menjelaskan jurnal dan menghubungkannya dengan
fasilitas whiteboard pastinya siswa akan lebih paham. Jika
siswa memiliki sifat kritis dan niat belajar yang tinggi
pasti akan lebih gampang untuk mengerti.
3. Permasalahan yang timbul saat menggunakan media pembelajaran yang
digunakan apa saja?
Jawab : Permasalahan yang timbul yakni di dalam
jaringan. Karena sekarang meski sudah tatap muka
terbatas, pihak sekolah masih pembelajaran blended
antara daring dan luring.
4. Apa upaya dari setiap guru untuk mengatasi permasalahan dalam
menggunakan media pembelajaran?
Jawab : Upaya yang dilakukan oleh guru yang sudah
mengalami permasalahan tersebut yakni jika memang
peserta didik memang tidak bisa daring maka guru
meminta siswa untuk datang ke sekolah untuk belajar
secara luring. Karen media yang digunakan dalam sekolah
harus mengandalkan data dan sinyal. Jika peserta didik

17
tidak ada fasilitas seperti handphone, maka guru
mengadakan pembelajaran secara luring. Karena
pembelajaran blended maka media pembelajaran Quipper
tetap digunakan oleh pihak sekolah.
5. Bagaimana kelayakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru?
Jawab : Untuk posisi sekarang media pembelajran sangat
layak, karena adanya tuntutan harus daring dan jarak jauh.
Sehingga pihak sekolah harus menggunakan media
tersebut, jika tidak dilakukan makanya peserta didik akan
menikmati tanpa adanya belajar.
6. Apakah adanya media tambahan yang digunakan guru selain dari pihak
sekolah dengan insiatif dari setiap guru?
Jawab : Secara pribadi Bu Nelly menggunakan Youtube
dan aplikasi Kahoot. Pada saat pembelajaran melalui
media zoom, selama pembelajaran di record dan hasilnya
di upload ke Youtube sehingga siswa dapat mengulang
kembali pembelajaran yang sudah dibahas dalam link
Youtube yang dishare oleh guru. Dan Quipper juga sudah
menyediakan flatftom video sehingga peserta didik lebih
mudah untuk memahami dengan adanya video tambahan
yang sudah disediakan oleh guru mengenai pembelajaran.
Dan ini merupakan insiatif dari beberapa guru. Dan dari
beberapa siswa juga sangat terbantu dengan adanya media
ini, karena pembelajarannya dapat diulang kembali,

18
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil mini riset yang sudah
dilakukan di sekolah SMK Negeri 2 Balige yakni
bahwasanya media yang digunakan disekolah
tersebut sangatlah layak karena adanya jenis
ragaman media yang digunakan dalam sekolah
tersebut. Seperti media media Quipper School
(Learning Management System), Power Point,
Google Site, Google Classroom, Google Form,
Google Meet/ Zoom.
Pemahaman siswa dalam media
pembelajaran yang digunakan sekolah yakni
kebayakan dari siswa juga memberikan pendapat
bahwa dengan adanya media yang digunakan
sekarang ini dapat mengulang kembali materi
materi pembelajaran yang sudah dibahas. Karena
siswa dapat mengakses seluruhnya, jika tatap
muka bisa saja terbatas di fasilitas. Jika melalui
aplikasi ini kita juga dapat menunjukkan media
dan menggunakan berbagai link dalam Media
Pembelajaran. Serta adanya juga upaya dari
setiap guru dalam mengatasi permasalahan
dalam menggunakan media pembelajaran.

5.2 Saran
a. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai masukan bagi
pihak sekolah mengenai implementasi model-
model pembelajaran inovatif serta bagaimana

19
motivasi belajar siswa dengan menggunakan
model-model pembelajaran inovatif tersebut.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan informasi mengenai
bagaimana motivasi belajar siswa dengan
menggunakan model-model pembelajaran
inovatif serta memberikan masukan berkenaan
dengan kendala yang dialami ketika melakukan
pembelajaran dengan menggunakan model-
model pembelajaran inovatif.
c. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan
pengetahuan yang tidak diperoleh di bangku
kuliah.  Sebagai pengetahuan dan acuan tentang
model-model pembelajaran inovatifdalam
pembelajaran inovatif di sekolah.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/article/quipper-school-bab-ii-kajian-teori-
kajian-teori.yjvrokky diakses pada tanggal 1 November 2021
https://www.edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/656/pdf
diakses pada tanggal 1 November 2021
http://eprints.ums.ac.id/60091/3/naspub_L200080072.pdf diakses
pada tanggal 1 November 2021

21
LAMPIRAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai