Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM

OLEH

NAMA: INDRAWATI KOTTEN

NIM: 19320027

KELAS: A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANIKESEHATAN DAN


REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehinga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kajian Kurikulum ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan
apapun.

Makalah Kajian Kurikulum yang berjudul “Fungsi dan Peranan


Kurikulum” ini saya susun sebagai pelengkap nilai tugas Kajian Kurikulum dan
juga memberikan wawasan serta pemahaman yang lebih tentang Fungsi dan
Peranan Kurikulum.

Sebagai penulis saya menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak


yang telah mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih banyak
kesalahan atau masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Atas kurang lebihnya kami mengucapkan terimakasih.

Kupang, 16 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengantar tentang Kurikulum..........................................................................5

2.2 Fungsi Kurikulum............................................................................................5

2.3 Peranan Kurikulum..........................................................................................9

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pergerakan arus informasi di era globalisasi dewasa ini menuntut semua


bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar
sesuai kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Semua sistem kehidupan, baik
mikro maupun makro, perlu mengadakan pembaharuan dan pengembangan agar
dapat mengimbangi kemajuan global. Tidak terkecuali sistem pendidikan. Sistem
pendidikan nasional harus selalu dikembangkan agar dapat mengimbangi
kebutuhan masyarakat, baik lokal, regional maupun nasional.
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap
satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh
guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan
untuk menyelenggarakan bagi anak-anak bangsanya, pemerintah mulai menyusun
kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara
sentralistik dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh Indonesia.
Namun, memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun belakangan ini,
penyelenggara pendidikan tampaknya menghadapi kesulitan dalam menerapkan
kurikulum yang berlaku. Berbagai kasus menunjukkan kurangnya pemahaman
para penyelenggara pendidikan terutama yang berkaitan dengan peran dan fungsi
pendidikan. Kekurangpahaman penyelenggara pendidikan tentang peran dan
fungsi kurikulum dapat berakibat fatal terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
terbukti ketika penyelenggara pendidikan dihadapkan pada permasalahan ujian
nasional (UN), mereka sering kelabakan dan takut jika anak didiknya tidak
mampu menyelesaikan ujian dengan baik. Hal ini sangat disayangkan mengingat
kurikulum merupakan komponen penting untuk membangun sistem pendidikan
yang baik.
Berdasarkan kenyataan ini, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih
jauh tentang peran dan fungsi kurikulum yang nanti diharapkan dapat menjadi

3
salah satu sumber belajar bagi para penyelenggara pendidikan. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, penulis menyusun suatu karya ilmiah yang berjudul “Fungsi
dan Peranan Kurikulum”.

1.1. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


1.1.1. Bagaimana fungsi kurikulum?
1.1.2. Bagaimana peran kurikulum?

1.2. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Mengetahui fungsi kurikulum
1.2.1Mengetahui peran kurikulum

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar tentang Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata curir atau curere yang
berarti jarak yang haris di tempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis
finish (dunia olahraga). Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia
pendidikan dan mengalami perubahan makan sesuai dengan perkembangan dan
dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat
diartikan sebagai perangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan
kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang di
dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak didik.
Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan
pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan
rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan kurikulum bukan
merupakan hal yang sederhana dan mudah. Menentukan isi atau muatan
kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai,
sedangkan menentukan tujuan yang ingin dicapai erat kaitannya dengan persoalan
sistem nilai dan kebutuhan masyarakat.

2.2 Fungsi Kurikulum

Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu


peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah,
termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program
belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

5
Menurut Mc. Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu,
sebagai berikut:
•         Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi
kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab
•         Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan,
perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Sebagai alat pendidikan seharusnya
dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan
tersebut.
•        Eksplorasi (Eksploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa
dapat diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga
memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
•         Keahlian (Spesilization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakatnya siswa. Dengan demikian,
kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya
perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik lainnya.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan Alexander Inglis
dalam bukunya Principle of secondary Education (1981)1, yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian (the adjust fine of adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan anak didik agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan social serta membekali anak didik dengan

6
kemampuan-kemampuan sehingga setelah selesai pendidikan, diharapkan
dapat membawa dirinya untuk berperilaku sesuai dengan hak dan
kewajibannya sebagai warga masyarakat, maupun dengan lingkungan yang
lain.2
Sebagai makhluk Allah, anak didik perlu diarahkan melalui program
pendidikan agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sebagai khalifah
fil ardhi, anak didik diharapkan mampu mengimplementasi nilai-nilai
pendidikan yang telah dimiliki untuk mengabdi kepada-Nya.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Dalam hal
ini, orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik anak didik agar
mempunyai pribadi yang integral. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat, pribadi yang integrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
anak didik. Pada prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang
berbeda-beda dan peran pendidikanlah yang mengembangkan potensi-potensi
yang ada, sehingga anak didik dapat hidup dalam bermasyarakat yang
senantiasa beraneka ragam namun satu tujuan pembangunan tersebut.3
Jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai dengan
memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya
dalam proses belajar-mengajar yang mendorong perbedaan anak didik tersebut
dapat berpikir kreatif, kritis dan berorientasi kedepan.

7
d. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan
studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat.
Sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua
apa yang menarik minat mereka, tetapi melalui kurikulum harus dapat
memberikan kemampuan yang diperlukan anak didik untuk melanjutkan
studinya ataupun mencari pekerjaan.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Antara perbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.
Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang dinginkan atas sesuatu yang menarik minatnya. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis,
sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel, memberikan kesempatan
pada semua anak didik untuk memperoleh pendidikan sesuai pilihannya
berdasarkan minat dan bakatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the diacnostic function)
Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan
para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga
dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila
mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Di sini Fungsi kurikulum adalah mendiagnosa dan
membimbing anak didik agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.

Memperhatikan fungsi-fungsi di atas, maka jelas kurikulum berfungsi


untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak
langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Bagi guru kurikulum berfungsi
sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang tidak berpedoman kepada kurikulum, maka tidak akan berjalan dengan tidak
efektif sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segela sesuatu
yang dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan arah

8
dan tujuan pembelajaran beserta bagaimana cara dan strategi yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan itu merupakan komponen penting dalam sistem
kurikulum.
Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencacaan
dan program sekolah. Dengan demikian, penyusunan kelender sekolah, pengajuan
sarana dan prasarana sekolah kepada dewan sekolah, penyusunan berbagai
kegiatan sekolah baik yang menyangkut kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan
lainnya, harus didiasarkan pada kurikulum.
Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam
pelaksanaan supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para
pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan
kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat
memberikan saran perbaikan.
Fungsi kurikulum bagi orang tua adalah sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan baik bagi penyelenggaraan program sekolah, maupun dalam
membantu putra/putri mereka belajar di rumah sesuai dengan program sekolah.
Melalui kurikulum orang tua akan mengetahui tujuan yang harus dicapai serta
ruang lingkup materi pelajaran.
Bagi siswa sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui
kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai, isi atau bahan pelajaran
apa yang harus dikuasai, dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.

2.3 Peran Kurikulum

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses


pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai
dengan falsafah hidup bangsa memegang peranan penting dalam suatu sistem

9
penidikan. Maka kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan harus mampu
mengantarkan anak didik menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan
berbudi luhur, berilmu, bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus
diberikan kepada peserta didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan
yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan.
Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan
kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang,
kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya
pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu perubahan
dan pembaruan kurikulum harus mengikuti perkembangan, menyesuaikan
kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan datang serta
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Oemar Hamalik (1990) terdapat tiga jenis peranan kurikulum
yang dinilai sangat penting, yaitu Peran Konservatif, peran kritis dan evaluatif
serta peran kreatif.4 kurikulum sebagai program pendidikan yang telah
direncanakan secara sistematis mengemban peran sebagai berikut :
a. Peran Konservatif
Kurikulum memiliki tugas dan tanggung jawab mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Sekolah sebagai suatu
lembaga sosial dituntut dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para
siswa dengan nilai- nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan
dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena itu pendidikan
pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang
dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi
lebih kompleks, dan di sinilah peranan kurikulum turut membantu proses
tersebut.
Melalui kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan
pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke masyarakat,
dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.
Peran ini penting bagi masyarakat, dikaitkan dengan cepatnya pengaruh budaya

10
asing yang masuk sebagaikonsekuensi era globalisasi, yang dimungkinkan
budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya lokal, akan semakin
menggerogoti budaya asli. Dengan peran konservatif kurikulum berperan
menangkal berbagai macam pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur
masyarakat, sehingga identitas masyarakat dapat selalu terjaga dan terpelihara
b. Peran Kreatif
Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru
sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak
bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam
rangka inilah kurikulum memiliki peran
kreatif. Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif,
dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masa sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu
setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka
kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan
keterampilan yang baru yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi
yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat
yang dinamis. Kurikulum yang tidak mengandung unsur-unsur baru, akan
menghasilkan pendidikan yang ketinggalan zaman, sehingga berarti bahwa apa
yang diberikan sekolah bagi siswa menjadi kurang bermakna, karena tidak
relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan
kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur
kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis.
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana harus dimiliki anak didik.

11
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara
seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak,
akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum
persekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum
tersebut menjad tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan, diantaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan
masyarakat. Denegan demikian, pihak-pihak yang terkait idealnya dapat
memahami tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan ketiga peran tersebut,
karena ketiganya harus berjalan seimbang. Kurikulum yang menonjolkan peran
konservatifnya akan cenderung membuat pendidikan ketinggalan zaman,
sebaliknya kurikulum yang menonjolkan peran kreatifnya, dapat membuat
nilai-nilai budaya lokal hilang.
 

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum mempunyai komponen-komponen penting yang saling berkaitan
dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum. Komponen tersebut
diantaranya: komponen tujuan, komponen isi, komponen media, komponen
strategi dan komponen proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat
enam fungsi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan Alexander Inglis yaitu
Fungsi Penyesuaian, Fungsi Pengintegrasian, Fungsi Perbedaan, Fungsi
Persiapan, Fungsi Pemilihan, Fungsi Diagnostik
Kurikulum dalam pendidikan formal memiliki peranan yang strategis dan
menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Bentuk-bentuk peranan tersebut
adalah peran konservatif, peran kreatif, peran kritis dan evaluative.

13
DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar Ruzz


Media, 2007.
Loeloek Endah Poerwanti, Sofan Amri. Panduan Memahami Kurikulum 2013
(Sebuah Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Pendidikan Masa Depan).
Jakarta: Prestasi Pustaka Raya. 2013
Suparlan. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Tim pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurkulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai