Ana Ariyani
MAN 1 Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jl.Empu Jatmika No.211 Amuntai, Indonesia
e-mail : anaariyani.man1amt@gmail.com
Abstract : The ability of teachers in choosing methods and media matching with the
chemical formula and nomenclature of abstract compounds topic are still low, consequently
the level of understanding and student learning outcomes is low as well. This problem is
solved by using the simulation method assisted of Card Domino unloading media. This study
is a classroom action research consisting of two cycles. Research subjects were 20 students
of class X MIA 1 MAN 1 Amuntai. The research data was obtained by using student
achievement test and observation sheet. The results were analyzed descriptively qualitative.
The result of the research shows that the simulation method assisted of Card Domino
unloading media improves student activity from enough to be very good, student's social skill
from good to be very good and increase teacher activity from enough to be very good. The
students' mastery level increased from 34.40% in the initial test, to 81.65% in the cycle 2.
The classical completeness rate increased from 70% to 100% in cycle II
Keywords : activity, learning achievement, social skill, domino card media, simulation
method
Abstrak. Kemampuan guru dalam memilih metode dan media yang cocok dengan materi
rumus kimia dan tata nama senyawa yang bersifat abstrak masih rendah, akibatnya tingkat
pemahaman dan hasil belajar siswa juga rendah. Permasalahan ini diatasi dengan
mengunakan metode simulasi berbantuan media bongkar pasang Card Domino. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subyek penelitian
adalah 20 orang siswa kelas X MIA 1 MAN 1 Amuntai. Data penelitian diperoleh
menggunakan tes penguasaan materi dan lembar observasi. Hasil penelitian dianalisis
menggunakan teknik persentase dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkkan bahwa metode simulasi berbantuan media bongkar pasang card domino
dapat meningkatkan aktivitas siswa dari cukup aktif menjadi sangat aktif, keterampilan
sosial siswa dari baik menjadi sangat baik serta meningkatkan aktivitas guru dari cukup
menjadi sangat baik. Tingkat penguasaan siswa meningkat dari 34,40% pada tes awal,
menjadi 81,65% pada siklus 2. Tingkat ketuntasan klasikal meningkat dari 70% menjadi
100% pada siklus II.
Kata Kunci: aktivitas, hasil belajar, keterampilan sosial, media kartu domino, metode
simulasi
tentang karakter suatu unsur atau molekulnya Simulasi berasal dari kata “Simulate”
serta keteraturannya dalam sistem periodik. artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah.
Konsep-konsep dalam struktur atom, seperti Simulasi sebagai metode penyajian adalah
penentuan konfigurasi elektron, bilangan suatu usaha untuk memperoleh pemahaman
kuantum dan sistem periodik unsur merupakan akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan
konsep yang abstrak, sehingga perlu tertentu melalui proses kegiatan atau latihan
ditemakan cara mudah untuk memahaminya. dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya).
Materi yang bersifat abstrak sangat sulit Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu
dipahami oleh siswa. Agar terbentuk menghadapi kenyataan yang sesungguhnya
pemahaman yang baik diperlukan kreativitas atau mempunyai kecakapan bersikap dan
guru dalam menyajikan materi tersebut. Guru bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
harus menemukan dan memilih metode serta Langkah-langkah penggunaan metode
media yang sesuai dengan materi yang simulasi :
diajarkan (Sardiman, 2005). Faktor-faktor 1. Fase orientasi, berisi penjelasan guru
yang mempengaruhi kurang berhasilnya tentang topik dan memberikan gambaran
pembelajaran adalah guru dalam memilih tentang simulasi.
metode pembelajaran tidak sesuai dengan 2. Fase latihan, Guru menjelaskan skenario
karakteristik materi pembelajaran, sehingga atau jalannya cerita, aturan main,
juga mempengaruhi dalam menentukan media pemegang peran, prosedur keputusan yang
yang digunakan, sehingga pembelajaran harus diambil, dan tujuan, membagi peran,
kurang efektif, kurang melibatkan siswa, dan memberikan kesempatan anak untuk
pembelajaran masih berlangsung transfer berkordinasi dan berlatih sesuai dengan
pengetahuan, hanya dalam bentuk hafalan dan peran masing-masing.
masih jauh dari konsep perberdayaan berfikir. 3. Fase pelaksanaan simulasi. Siswa
Hal ini berakibat keaktifan dan keterampilan pemegang peran melaksanakan simulasi
siswa cenderung terabaikan sehingga sesuai dengan jalan cerita yang sudah
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. ditentukan. Selama simulasi berlangsung,
Menurut keterangan beberapa siswa MAN guru berperan sebagai wasit dan pelatih.
1 Amuntai, materi pelajaran rumus kimia dan Secara periodik guru dapat menghentikan
tata nama senyawa merupakan materi sulit permainan siswa dan memberikan koreksi
untuk dipelajari yaitu pada kompetensi dasar atau balikan, mengevaluasi penampilan
3.9. Menerapkan aturan IUPAC untuk pemegang peran dan mengklarifikasi
penamaan senyawa anorganik dan organik kekeliruan dalam memainkan peran.
sederhana, tergolong masih rendah, yakni 4. Fase debriefing, berisi guru
hanya sekitar 53% siswa yang tuntas, sedang mengkonsentrasikan perhatian anak pada :
47% belum menguasai konsep dan (a) persepsi dan reaksi anak terhadap
memerlukan tindakan remedial. peristiwa simulasi, (b) menganalisis
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu proses simulasi, (c) membandingkan
diadakan inovasi dalam pembelajaran rumus simulasi dengan realitas yang sebenarnya,
kimia dan tata nama senyawa dengan (d) menghubungkan aktivitas simulasi
menggunakan metode dan media pembelajaran dengan bahan belajar dan (e) simulasi
yang bervariasi, lebih menarik, mudah lanjutan (Satria, 2011).
dimengerti dan dipahami siswa. Salah satu Terdapat beberapa kelebihan dengan
metode dan media yang dapat digunakan mengunakan metode simulasi dalam mengajar,
adalah metode simulasi berbantuan media diantaranya adalah ;
bongkar pasang kartu domino.
167
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017
1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bongkar pasang untuk pakaian, memasangkan
bagi siswa dalam menghadapi situasi yang potongan gambar (puzzle) dan lain-lain. Pada
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan pembelajaran Rumus Kimia dan Tata Nama
keluarga, masyarakat, maupun dunia Senyawa Anorganik khususnya, media atau
kerja. alat peraga bongkar pasang mudah dibuat dan
2. Simulasi dapat mengembangkan dimainkan oleh siswa. Petunjuk pembuatan
kereativitas siswa, karena melalui simulasi dan penggunaannya dibuat dengan jelas.
siswa diberi kesempatan untuk Variasi dengan menggunakan Kartu Domino
memainkankan peranan sesuai dengan sehingga terlihat menarik untuk dipelajari
tofik yang disimulasikan. (Astuti, 2011).
3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan Prinsip kerja media bongkar pasang kartu
percaya diri siswa. domino ini dapat dikemukakan sebagai
4. Memperkaya pengetahuan, sikap dan berikut: sejumlah nama Kation (logam) ,
keterampilan yang dipergunakan dalam nama Anion (non logam) dan nama-nama
menghadapi berbagai situasi sosial yang Anion Poliatomik oleh suatu Senyawa
problematis. digambarkan melalui lembar Kartu Domino
5. simulasi dapat meningkatkan gairah siswa yang akan dipasangkan satu sama lain secara
dalam proses pembelajaran. acak antara kartu domino Kation (logam)
Disamping memiliki kelebihan, simulasi dengan Kartu Domino Anion (Non Logam).
juga mempunyai kelemahan, diantaranya : Untuk pengisian Penulisan Rumus Kimia dan
1. Pengalaman yang diperoleh melalui Penulisan Tata Nama Senyawa Biner maupun
simulasi tidak selalu tepat dan sesuai Senyawa Poliatomik harus sesuai dengan
dengan kenyataan dilapangan. kolom yang disediakan pada lembar kerja atau
2. Pengelolaan yang kurang baik, sering karton yang telah disediakan.Pada penggunaan
simulasi dijadikan sebagai alat media ini siswa juga dapat menggali
hiburan/permainan sehingga tujuan kemampuannya untuk menentukan letak
pembelajaran menjadi terabaikan. rumus kimia dan tata nama senyawa yang
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan tepat untuk senyawa biner dan senyawa
takut sering mempengaruhi siswa dalam poliatomik disusun berdasarkan aturan IUPAC
melakukan simulasi (Trianto, 2010) (International Union of Pure and Applied
Alasan pemilihan metode simulasi adalah Chemistry) (Astuti, 2011).
untuk memudahkan siswa dan guru Rendahnya hasil belajar kimia dalam
“mengalami” pola atau model kehidupan dan pembelajaran rumus kimia dan Tata nama
nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa Senyawa biner dan senyawa poliatomik akibat
langsung kedalam suasana alamiah (yang metode dan media pembelajaran yang
sebenarnya). Dengan simulasi memungkinkan diterapkan guru kurang tepat. Permasalahan ini
siswa mampu menghadapi kenyataan yang dapat diatasi dengan pengunaan metode
sesungguhnya atau mempunyai kecakapan simulasi berbantuan media bongkar pasang
bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi Kartu Domino, karena mampu melibatkan
sebenarnya. Metode simulasi yang dibantu semua siswa untuk belajar. Melalui media
dengan penggunaan media bongkar pasang bongkar pasang Kartu Domino diyakini dapat
kartu domino merupakan kombinasi yang ideal meningkatkan hasil belajar, karena unsur
untuk materi yang bersifat abstrak. penting dalam simulasi adalah abstraksi dari
Media bongkar pasang merupakan alat kenyataan yang ada dan abstraksi itu
permainan yang populer dikalangan anak- diperankan (Suparno, 2006).
anak. Ditingkat taman kanak-kanak, dikenal
168
ANA ARIYANI │ MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan sedang data aktivitas guru, aktivitas siswa,
untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar kemampuan siswa untuk melakukan hubungan
kimia siswa kelas X MIA 1 MAN 1 Amuntai sosial dalam pembelajaran diperoleh dengan
pada pembelajaran Rumus Kimia dan Tata cara observasi menggunakan lembar observasi.
Nama Senyawa. (2) Meningkatkan Hasil penelitian dianalisis secara
kemampuan guru dalam melaksanakan deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase
pembelajaran dengan menggunakan metode untuk melihat kemampuan guru dalam
simulasi berbantuan media bongkar pasang melaksanakan pembelajaran, aktivitas belajar
Kartu Domino. (3) Meningkatkan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa. Tes hasil
kimia siswa kelas X MIA 1 MAN 1 Amuntai belajar dianalisis dengan memberi skor setiap
pada pembelajaran Rumus Kimia dan Tata jawaban, menentukan ketuntasan belajar
Nama Senyawa. secara individual dan klasikal. Hasil yang
diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan,
METODE PENELITIAN dianalisis, kemudian direfleksi. Hasil analisis
Penelitian ini menggunakan rancangan akan digunakan sebagai acuan untuk
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. melaksanakan kegiatan siklus berikutnya.
Siklus I dan siklus II masing-masing dilakukan Penelitian ini dikatakan berhasil jika
dalam dua kali tatap muka. Sebelum (1) terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa
pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan tes dari siklus 1 ke siklus berikutnya, (2) terjadi
awal dan observasi awal untuk menggetahui peningkatan aktivitas guru mengajar dari
pengetahuan dan pemahaman siswa awal pada siklus 1 ke siklus berikutnya, dan (3) Hasil
pembelajaran rumus kimia dan tata nama belajar siswa secara individu memperoleh nilai
senyawa. Setelah pelaksanaan siklus 1 dan 2 ≥ 70 (KKM Kimia = 70), dan klasikal ≥ 80%
dilakukan tes akhir untuk mengetahui sejauh dikatakan sudah tuntas.
mana keberhasilan pembelajaran metode
simulasi berbantuan media bongkar pasang HASIL DAN PEMBAHASAN
Kartu Domino untuk meningkatkan aktivitas Hasil Penelitian
dan hasil belajar siswa. Subyek penelitian Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan
adalah siswa kelas X MIA 1 MAN 1 Amuntai sebanyak 2 siklus. Penelitian ini diawali
yang terdiri dari 20 orang dengan 6 siswa laki- dengan pelaksanakan tes awal untuk
laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian mengetahui sejauh mana pengetahuan awal
dilaksanakan selama 1 semester. siswa yang dapat dilihat pada tabel 1:
Data variabel hasil belajar siswa
diperoleh dengan cara tes penguasaan materi,
169
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017
Rerata hasil belajar kognitif siswa adalah tindakan kelas untuk menerapkan metode
34,30, dengan kriteria amat kurang. Pada tes simulasi berbantuan media bongkar pasang
awat tidak ada siswa yang berhasil mencapai kartu domino, membuat skenario, RPP, LKS,
kriteria ketuntasan minimal. Siklus I dan II lembar observasi dan membuat media atau alat
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: peraga bongkar pasang Kartu domino seperti
Tahap Perencanaan Tindakan (Planning) pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Tahap perencanaan tindakan dilaksanakan
peneliti untuk merencanakan pelaksanakan
Hasil evaluasi siklus I dan II Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Rerata hasil belajar kognitif siswa pada siklus Lembar observasi untuk aktivitas guru,
I adalah 64,80. Hasil belajar siswa ini belum aktivitas siswa dalam kelompok dan
memenuhi kriteria ketuntasan minimal, keterampilan sosial siswa dapat diamati pada
sehingga harus dilanjutkan dengan siklus II. Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. Pada siklus II,
Setelah pelaksanaan siklus II nilai kognitif kualitas aktivitas guru semakin meningkat, hal
siswa meningkat menjadi 81,65. Berdasarkan ini terlihat dari meningkatnya rerata skor dari
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan 2,59 menjadi 3,55 dengan kategori sangat
maka pembelajaran siklus II telah memenuhi baik. Kekurangan pada siklus I telah
kriteria keberhasilan. diperbaiki pada siklus II.
Gambar 2. Guru memberi penjelasan kepada kelompok dan siswa secara berkelompok
mengisi media bongkar pasang kartu domino
171
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017
172
ANA ARIYANI │ MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...
100
87.8
84.44
80 72.16 72.71
64.8
60.13
60
47
39.25
40 34.3
20 16.65
6 5
0
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Tingkat penguasaan
173
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017
tindakan pada siklus kedua 100% siswa telah media bongkar pasang kartu domino
tuntas dapat menyelesaikan materi rumus melebihi indikator pencapaian sebesar
kimia dan tata nama senyawa. Target 81,65%.
pencapaian keberhasilan menggunakan
100 100
100
80
Persentase Ketuntasan
70
60
40
30
20
0 0
0
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Tes Awal Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4. Penguasaan siswa berdasarkan kriteria keberhasilan individu dan klasikal pada
tes awal, tes akhir siklus I dan II
Dari gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa dan kerja kelompok. Hal ini selaras dengan
tingkat penguasaan konsep siswa dan tingkat hasil penelitian Sardadevi, Winarti dan Leny
ketuntasan individu maupun klasikal (2017) yang menunjukkan peningkatan
mengalami peningkatan dari tes awal sampai motivasi setelah belajar dengan
tes akhir siklus 1, ini menandakan bahwa menggunakan strategi pembelajaran yang
metode simulasi berbantuan media bongkar memiliki aktivitas beragam.
pasang kartu domino mampu meningkatkan Pada penelitian menggunakan media
hasil belajar siswa. Hal ini selaras dengan bongkar pasang ini nampak aktivitas dan
penelitian Astuti (2011) bahwa alat peraga keterampilan sosial siswa dalam kelompok
bongkar pasang konfigurasi elektron dapat meningkat seperti terlihat pada Tabel 4 dan
meningkatkan prestasi belajar kimia siswa Tabel 5. Dari hasil observasi siklus I dan II
kelas X dalam mempelajari Struktur Atom terlihat, bahwa aktivitas belajar siswa dalam
dan Sistem Periodik Unsur. kemampuan mengidentifikasi masalah,
Meningkatnya hasil belajar siswa pada mengerjakan LKS, diskusi kelompok,
pembelajaran menggunakan media bongkar membuat kesimpulan dan menyelesaikan
pasang ini dikarenakan siswa termotivasi tugas kelompok tepat pada waktunya
untuk belajar akibat aktivitas pembelajaran semakin meningkat, dimana pada siklus I,
yang menarik dan beragam, seperti mereka masih kesulitan dalam
menggunakan media bongkar pasang secara mengidentifikasi dan membuat kesimpulan,
berkelompok, simulasi senyawa, diskusi, tetapi dengan metode dan media yng tepat
174
ANA ARIYANI │ MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...
mereka semakin mudah dan cepat dalam waktu yang tersedia tidak mencukupi,
menyelesaikan masalah, dari jangka waktu sedangkan untuk aspek yang lain sudah
30 menit yang diberikan, pada siklus I waktu menunjukkan hasil baik dan sangat baik,
tersebut tidak mencukupi dan jawaban secara keseluruhan observasi pengamat
mereka masih banyak yang keliru, tetapi terhadap guru selama proses pembelajaran
setelah mereka dapat memahami sintak berlangsung adalah kategori cukup (rerata =
pembelajaran dan mendalami materi, pada 68,75) dan meningkat pada siklus II menjadi
siklus II, waktu yang diperlukan untuk sangat baik (rerata = 92,90). Hal ini tidak
mengerjakan tugas kurang dari 30 menit, terlepas dari hasil refleksi yang dilakukan
bahkan hanya dengan waktu 10 menit sudah guru akhir pelaksanaan siklus I,
bisa menyelesaikan tugas dan benar. memperbaiki kekurangan dan meningkatkan
Meningkatknya aktivitas belajar siswa pembelajaran sehingga hal itu dapat tercapai.
setelah belajar menggunakan media Walaupun materi rumus kimia dan tata
pembelajaran dan metode simulasi ini nama senyawa adalah materi yang abstrak,
relevan dengan penelitian Tural dan Tarakci namun dengan visualisasi sederhana
(2017). menggunakan media bongkar pasang kartu
Hasil itu juga tidak terlepas dari domino mampu mengubah suasana
meningkatnya keterampilan sosial siswa pembelajaran menjadi rileks dan
dalam berkelompok, karena keberhasilan menyenangkan. Materinya sulit dan abstrak,
kelompok juga mempengaruhi keberhasilan dapat diatasi dengan pemilihan metode yang
individu, apabila kelompok siswa dapat tepat yaitu metode simulasi berbantuan
bekerjasama dengan baik, bertanya, saling media bongkar pasang kartu domino.
menyumbangkan pendapat, memperhatikan Peranan guru dalam simulasi berbantuan
dengan baik dan mampu mengkomunikan media bongkar pasang kartu domino sangat
hasil yang diperoleh, membuat mereka penting, mengingat tugas guru adalah
semua terpacu dan termotivasi untuk bisa membangkitkan kesadaran anak tentang
dan menjadi yang tercepat dan terbaik. konsep dan prinsip yang disimulasikan.
Tingkat keterampilan sosial siswa pada Sebelum simulasi dimulai, guru perlu
siklus I yang mulanya hanya kategori baik memberikan gambaran tentang jalannya
(nilai= 2,525) pada siklus II, meningkat cerita. Gambaran yang disampaikan guru
menjadi sangat baik (3,35), semua aspek tersebut dimaksudkan untuk memancing
penilaian memperoleh nilai atau kategori daya imajinasi anak, sehingga sesuatu yang
sangat baik, kecuali keterampilan bertanya, abstrak bisa dibuat menjadi nyata.Selama
karena pada siklus II mereka sudah simulasi berlangsung, guru bertindak sebagai
menguasai sintak dan materinya. pemberi penjelasan, wasit, dan pelatih.
Kemampuan guru mengelola Sesudah simulasi berakhir, guru perlu
pembelajaran metode simulasi berbantuan membuka diskusi berkaitan dengan
media bongkar pasang kartu domino dapat signifikansi simulasi dengan kenyataan yang
diamati pada tabel 5. Pada siklus I masih sebenarnya dimasyarakat atau dilapangan.
terdapat beberapa kendala, seperti Metode simulasi berbantuan media
pengelolaan kelas yang dilakukan guru bongkar pasang kartu domino ini bertujuan
masih perlu diperbaiki serta perlunya waktu untuk meningkatkan motivasi siswa untuk
tambahan untuk mengerjakan tugas, karena belajar. Belajar melalui metode simulasi
175
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017
membuat siswa lebih memahami dan peningkatan skor keterampilan sosial sebesar
mengerti apa yang dipelajarinya, karena 0,8 poin dari kategori baik menjadi sangat
mereka ikut langsung dalam proses baik, serta peningkatan penguasaan materi
pembelajarannya, dan itu akan membuat sebesar 47,25% dari tes awal sampai akhir
mereka menyukai pembelajaran yang siklus II. Tingkat ketuntasan klasikal
dilakukannnya tersebut. Siswa juga meningkat dari 70% pada siklus I menjadi
memberikan respon positif terhadap 100% pada siklus II. Peningkatan ini
pembelajaran menggunakan metode simulasi didukung pula oleh meningkatknya
(Clark & Chamberlain, 2014; Luo et. Al., kemampuan guru dalam mengelola
2016) pembelajaran metode simulasi berbantuan
Berdasarkan hasil di atas, melalui media bongkar pasang kartu domino sebesar
metode simulasi berbantuan media bongkar 1,0 poin dari cukup baik pada siklus I
pasang kartu domino dapat meningkatkan menjadi sangat baik pada siklus II.
hasil belajar siswa, karena Unsur penting
dalam simulasi mengunakan media bongkar DAFTAR RUJUKAN
pasang kartu domino adalah abstraksi dari Astuti, P. (2011). Meningkatkan Prestasi
kenyataan yang ada, dan abstraksi itu Belajar Siswa pada Pembelajaran
diperankan (Suparno, 2006). Kimia Menggunakan Media Bongkar
Hasil penelitian tindakan kelas Pasang Konfigurasi Elektron SMAN
penerapan metode simulasi berbantuan 1 Banjarmasin Tahun 2010/2011.
media bongkar pasang kartu domino ini Banjarmasin: Makalah PTK
terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa, Clark, T., M., Chamberlain, J. M. (2014).
guru dan hasil belajar siswa kelas X MIA 1 Use of a PhET Interactive
MAN 1 Amuntai pada pembelajaran rumus Simulation in General Chemistry
kimia dan tata nama senyawa, dengan Laboratory: Models of the Hydrogen
Atom. Journal of Chemical
indikator keberhasilan:
Education, 91(8), 1198-1202.
1. Hasil belajar siswa meningkat,
ketuntasan belajar secara individu dan Luo, W., Pelletier, J., Duffin, K., Orman, C.,
klasikal sudah tercapai. Hung, W., Shernoff, D. J., Zhai, X.,
Iverson, E., Whalley, K., Gallaher,
2. Aktivitas guru maupun siswa semakin
C., Furness, W. (2016). Advantages
meningkat dalam kegiatan belajar of Computer Simulation in
mengajar dan meningkatnya Enhancing Students' Learning about
keterampilan sosial siswa dalam Landform Evolution: A Case Study
kelompok. Using the Grand Canyon. Journal of
Geoscience Education, 64(1), 60-73.
PENUTUP Sardadevi, N., Winarti, A., Leny. (2017).
Simpulan Keefektifan Strategi Pembelajaran
Metode simulasi berbantuan media Kolaboratif Terintegrasi Multiple
bongkar pasang kartu domino terbukti dapat Intelligence dalam Pengembangan
meningkatkan aktivitas belajar, keterampilan Kemampuan Kerjasama, Motivasi
sosial, dan hasil belajar kimia siswa dengan dan Hasil Belajar Kognitif pada
Materi Hidrolisis Garam Siswa Kelas
peningkatan skor aktivitas sebesar 1,2 poin
XI IPA SMAN 11 Banjarmasin.
dari kategori cukup menjadi sangat baik,
176
ANA ARIYANI │ MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ...
177