HIPERBILIRUBIN
NAMA : TRISDA
NIM : 1420119072
KELAS : SIANG {AMBON}
PRODI : KEPERAWATAN
SEMESTER : IV {EMPAT}
BAB I PENDAHULUAN
Latar
1.1 Belakang ............................................................................................... 1
Rumusan
1.2 Masalah .......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar
2.1 Hiperbilirubin .......................................................................... 5
Definisi....................................................................................................
2.1.1 .... 6
Klasifikasi ...............................................................................................
2.1.2 .... 7
Etiologi....................................................................................................
2.1.3 .... 8
Patofisiologi ............................................................................................
2.1.4 .... 9
Tanda dan
2.1.5 Gejala ...................................................................................... 15
Komplikasi ............................................................................................
2.1.6 .... 16
Pemeriksaan
2.1.7 Penunjang ............................................................................ 16
Penatalaksanaan ....................................................................................
2.1.8 .... 13
Konsep Dasar Asuhan
2.2 Keperawatan ............................................................ 14
Diagnosa
2.2.1 Keperawatan ............................................................................. 15
Intervensi
2.2.2 Keperawatan ............................................................................ 16
Implementasi
2.2.3 Keperawatan....................................................................... 17
Evaluasi
2.2.4 Keperawatan............................................................................... 18
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan ...............................................................................................
5.1 .... 19
Saran .........................................................................................................
5.2 .... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperbilirubin adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput
lender, kulit, atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Peningkatan kadar
bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5
sampai hari ke-7, kemudian menurun kembali pada hari ke-10 sampai hari ke-14
sclera mata, mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam
bilirubin dalam cairan luar sel (extracellular fluid). Istilah jaundice berasal dari
bahasa perancis jaune yang artinya kuning, dan warna kuning tersebut adalah
merupakan gejala dari suatu penyakit primer yang masih harus di tetapkan
Dalam keadaan normal kadar bilirubin dalam darah tidak melebihi 1 mg/dL (17
µmol/L) dan bila kadar bilirubin melebihi 1.8 mg/dL (30 µmol/L) akan
dalam serum adalah 5 mg/dL, bila telah mencapai pertengahan abdomen adalah
15 mg/dL, dan bila warna kuning telah mencapai telapak kaki maka kadarnya
adalah 20 mg/dL. Ikterus karena akumulasi bilirubin indirek maka warna pada
kulit adalah kuning muda atau orange, sedangkan bilirubin direk akan
kuning yang terdapat hanya pada kulit, telapak tangan dan kaki dan tidak pada
dimana hiperbilirubin merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering
ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama dalam kehidupannya.
hiperbilirubin
2. Penulis mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa atau masalah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
yang kadar nilainya lebih dari normal. (Suriadi & Yuliani, 2010).Ikterus
fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit yang timbul pada hari ke-2
sampai ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis dan akan
sclera mata, mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin
2012).
pada kulit / organ lain akibat penumpukan bilirubin dalam darah. (Sukarni
neonatus di sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh. (Ayu,
niwang, 2016). Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain
bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akibat
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl.
2.1.2 Klasifikasi
1. Ikterus prehepatik
2. Ikterus hepatic
3. Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga
4. Ikterus fisiologis.
Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan
5. Ikterus patologis/hiperbilirubinemia
pada cukup bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan. Utelly
lebih dari 20 mg%) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada
2.1.3 Etiologi
1. Polychetemia
kloramfenikol)
5. Hemolisis ekstravaskuler
6. Cephalhematoma
7. Ecchymosis
8. Gangguan fungsi hati; defisiensi glukoronil transferase, obstruksi
1. Peningkatan produksi:
rendah.
Hiperbilirubinemia.
2.1.4 Patofisiologi
retikuloendotelial.
(bereaksi direk).
hepatic.
angsur dapat menetap selama 3-10 minggu pada kadar yang lebih
hari. Penghentian ASI selama 1-2 hari dan penggantian ASI dengan
24 jam pertama kelahiran. Sedangkan untuk bayi dengan ikterus fisiologis muncul antara 3-
PATHWAY
HIPERBILIRUBIN
Bilirubin indirek tidak larut dalam air terikat albumin dalam sirkulasi darah
Heme
Diangkut dan
dimetabolisme di hati
Dioksidasi oleh enzim hem
oksigenase
Biliveridin
Incomptabilitias
darah
Dibentuk kembali
fetomaternal
oleh tubuh
(Rh, ABO)
↑Produksi bilirubin
dalam darah
bronzen baby
bilirubin direk syndrome
didekonjugasi oleh
Dieksekresikan oleh enzim β gluconidase
Hati disimpan dalam MK : kerusakan Peningkatan suhu Risiko Kurang nafsu
kantong empedu integritas kulit lingungan dan tubuh peningkatan IWL makan
menjadi empedu
MK :
Pemberian makan ketidakefektifan
merangsang pengeluaran termoregulasi
empedu ke duodenum
Stekorbilin Urobilinogen
Daftar Pustaka :
Hatfield & Nancye, T. (2008). Pediatric nursing (7thed). Lippincott : Williams & Wilkins
Marcdante, K.J., Kliegman, R,M., Jenson, H.B & Behrman, R.E, (2014). Ilmu Kesehatan
Anak
Esensial, Philadelphia:Sauders Company.
Wong, D.I., & Marilyn, H.E, (2009) Keperawatan pediatric, Vol.1. (Agus Sutarna & Neti
Juniarti, Penerjemah). Jakarta :EGC
Potts, N.L., & Mandleco, B.L., (2012). Pediatric nursing care for children and their
families, Amerika : Delmar.
Corwin, E.J. (2008). Handbook of pathophysiology (3th Ed). Lippincott: Williams &
Wilkins
Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R, Sarosa, G.I., & Usman, A. (2014), Buku ajar
neonatologi. IDAI:
Jakarta
MK : ketidakseimbangan
volume cairan tubuh
Asidosis
Infeksi metabolik Rendah
intrakranial albumin
serum
kejang, MK :
iritabilitas ketidakseimbanga
tubuh
Vasokontriksi
Ginjal : GFR
Oliguria
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan
10. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme
otot.
yang melengking.
d. Asfiksia
e. Hipotermi
f. Hipoglikemi
g. Kematian
1. Visual
kurang
terapi sinar.
c. Bilirubin total.
pada
f. Glukosa
mg/dl atau test glukosa serum < 40 mg/dl, bila bayi baru
serum.
k. Test Betke-Kleihauer
3. Pemeriksaan radiologi
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau
4. Ultrasonografi
5. Biopsy hati
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Tindakan umum
mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi
dehidrasi.
1) Menghilangkan Anemia
Tersensitisasi
1) Fototherapi
darah
menyebabkan Anemia.
pertama.
Maternal.
(kepekaan)
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
suku bangsa.
Identitas orang tua berupa: nama ayah dan ibu, usia ayah dan ibu,
dan ibu, agama ayah dan ibu, alamat ayah dan ibu.
kandung.
2. Keluhan utama
keluhan utama.
a. Munculnya keluhan
toksin/allergen, infeksi).
b. Karakteristik
a. Prenatal
b. Natal
c. Post natal
g. Allergi
h. Imunisasi
5. Riwayat keluarga
6. Riwayat sosial
obat-obatan,ddl).
b. Nutrisi metabolik
c. Pola eliminasi
kelemahan menyusui.
jaringan otak.
Resik
2. o ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x Konservasi integritas struktural
volume cairan tubuh 24 jam, menunjukkan keseimbangan cairan 1. Monitor berat badan
berhubunga
n dengan dan elektrolit dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake dan output
peningkatan IWL (insensible 1. Turgor kulit elastis 3. Monitor pemberian ASI.
water loss) akibat fototerapi 2. Membran mukosa lembab 4. Monitor serum elektrolit
dan kelemahan menyusui. 3. Intake cairan normal 5. Monitor serum albumin dan protein total.
4. Perfusi jaringan baik 6. Monitor tekanan darah, frekuensi nadi,
5. Urien tidak pekat dan status respirasi.
6. Tekana darah dalam batas normal 7. Monitor membran mukosa, turgor kulit.
(80/45 mmHg) 8. Catat dan hitung balance cairan.
7. Nadi dalam batas normal (120- 9. Monitor warna dan jumlah urin
3. Resiko injury berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konservasi integritas struktural
dengan masuknya bilirubin selama 3 x 24 jam bayi tidak memperlihatkan 1. Kaji kulit akan adanya tanda-tanda ikterik
dalam jaringan otak. tanda peningkatan tekanan intrakranial atau yang menandai peningkatan bilirubin
perdarahan intraventrikuler dengan kriteia 2. Pantau kadar bilirubin total, direk dan
hasil: indirek
Lakukan penutupan mata pada
1. Suhu aksila 36,5-37,5 C 3. bayi
2. Tidak kejang 4. Kaji status umum bayi: hipoksia,
3. Bilirubin normal < 8 mg/dl hipotermi, hipoglikemia dan asidosis
4. Tidak ikterus, kulit merah normal metabolik untuk meningkatkan resiko
5. Toleransi minum baik kerusakan otak karena hiperbilirubinemia
5. Tempatkan bayi dibawah sinar dengan
jarak antara lampu dengan bayi 35-40 cm
6. Pantau suhu tubuh
7. Ubah posisi bayi dengan sering terutama
selama beberapa jam pertama pengobatan
untuk meningkatkan pemajanan
permukaan tubuh.
Konservasi Energi
1. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi
sinar blue green
2. Pastikan masukan cairan adekuat untuk
mencegah dehidrasi
3. Monitor pemberian ASI.
4. Berikan makanan awal untuk
meningkatkan eksresi bilirubin dalam
feses
Konservasi integritas sosial dan personal
Jelaskan kepada orang tua untuk pemberian
terapi sinar kepada bayinya.
Setela
4. Kerusakan integritas kulit h dilakukan tindakan keperawatan Pressure Management
berhubungan dengan jaundice selama 3 x 24 jam diharapkan integritas kulit 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
atau radiasi kembali baik/normal dengan kriteia hasil: pakaian yang longgar
1. Integritas kulit yang baik bisa 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
dipertahankan 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit kering
3. Perfusi jaringan baik 4. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
4. Menunjukkan pemahaman dalam 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
proses perbaikan kulit dan mencegah 6. Monitor pemberian ASI secara adekuat
terjadinya cedera berulang 7. Oleskan lotion/ minyak/ baby oil pada
5. Mampu melindungi kulit dan daerah yang tertekan
mempertahanka
n kelembaban kulit 8. Mandikan pasien dengan sabun dan air
dan perawatan alami. hangat.
sebagai berikut:
Implementasinya adalah:
hiperbilirubinemia
dehidrasi.
tertekan
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
tujuan keperawatan.
telah ditetapkan.
perubahan dan tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat timbul
masalah baru.
BAB 3
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kulitnya kering dan mengelupas, suhu tubuh yang tidak stabil kadang tinggi
dan kadang rendah, tidak mau menyusu, bak sedikit dan pekat. Data objektif
By.Ny.L tampak kuning, kulit tampak kering dan mengelupas, klien tampak
tidak mau menyusu, suhu 38,3 ºC, nadi 148 x/menit, respirasi 49 x/menit, Hb
12,0 mg/dL, kadar bilirubin total 14,70 mg/dL, kadar bilirubin direk 0,41
menyusui.
yang muncul dan disesuaikan dengan tindakan yang dapat dilakukan pada
By.Ny.L.
pakaian yang longgar untuk bayi, Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih,
Mengoleskan baby oil pada daerah yang kering, Memandikan bayi dengan air
hangat, Memonitor tanda-tanda vital setiap 3 jam, Memantau tanda dan gejala
Memonitor intake dan output cairan, Memonitor membran mukosa dan turgor
kulit.
Bagi calon penulis selanjutnya yang akan melakukan studi kasus diharapkan
4. Bagi Masyarakat