Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENULISAN ILMIAH

ETIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

Dosen Pengampu : Israwati harahap, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 3 :
1. Ninda Santika (180202027)
2. Dwi Kartika Sari (180202002)
3. Bedni Wati (180202028)
4. Winda Sriningsih (180202003)
5. Fitri Widarni (180202034)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
DAFTAR ISI

Cover
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan masalah .................................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 3
2.1 Asas-Asas Etika Penulisan ................................................................ 3
2.2 Sikap Ilmiah ........................................................................................ 4
2.3 Plagiarisme .......................................................................................... 5
2.3.1 Definisi Plagiarisme .................................................................. 5
2.3.2 Jenis Plagiarisme ...................................................................... 6
2.4 Definisi, Jenis Cara Membuat Sitasi dan Singkatan Dalam
Catatan Kaki ....................................................................................... 7
2.5 Fungsi kutipan .................................................................................. 10
2.6 Tujuan kutipan ................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika adalah norma atau standar aturan perilaku yang membahas secara
kritis (critical), rasional (rational), dan sistematis (systematic) tentang moral serta
mengarahkan moral tersebut untuk memilih perilaku kita sendiri dan hubungannya
dengan yang lain. Banyak para ahli berpendapat bahwa etika merupakan cabang
filsafat tentang perilaku manusia yang memandangnya dari baik dan buruknya
perilaku tersebut. Acap kali etika dan moral diperlakukan sebagai istilah yang
sinonim walaupun sebenarnya terdapat perbedaan. Etika adalah filsafat moral
yang membahas norma yang menentukan standar aturan perilaku manusia dalam
hidupnya, sedangkan moral adalah sistem nilai tentang bagaimana kita hidup
sebagai manusia. Etika adalah pembahasan teoretis tentang nilai yang berlaku,
sedangkan moral adalah penilaian atas perbuatan yang dilakukan.
Setiap penulis memiliki gagasan dan hasil pikirannya yang diungkapkan
dalam berbagai pernyataan atau kalimat. Berbagai pernyataan dari gagasan dan
hasil pikirannya tersebut harus bisa dihormati dan dihargai sebagai miliknya.
Etika penulisan ilmiah adalah norma atau standar aturan perilaku yang harus
dilakukan (dan yang tidak boleh dilakukan) oleh penulis tentang baik (dan
buruknya) cara penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar (true)
dan salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik (dan buruknya) cara
penulisan ilmiahnya serta penulis yakin tahu baik (buruk) baginya. Seorang
penulis bisa saja telah menulis dengan benar suatu karya tulis ilmiah, tetapi tetap
ada risiko bisa melanggar etika penulisan ilmiah.
Oleh karena itu, etika penulisan ilmiah bertujuan agar penulis dapat
mengetahui bahwa walaupun ia memiliki kebebasan dan bisa bertindak secara
mandiri (otonom) dalam menulis karya tulis ilmiah, penulis harus mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya sehingga (1) standar kualitas karya
tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta (2) masyarakat terlindungi dan
terjaga kepentingannya masing-masing dan terlindungi dari kemungkinan dampak
negatifnya. Dengan demikian, penulis, di samping memiliki hak kebebasan untuk

1
mengungkapkan pemikirannya sehingga dihormati dan dihargai orang lain, juga
memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya.

1.2 Rumusan masalah


Apa itu asas-asas etika penulisan, sikap ilmiah, plagiarisme, definisi, jenis
cara membuat sitasi dan singkatan dalam catatan kaki, fungsi kutipan, dan tujuan
kutipan?

1.3 Tujuan masalah


Mengetahui asas-asas etika penulisan, sikap ilmiah, plagiarisme, definisi,
jenis cara membuat sitasi dan singkatan dalam catatan kaki, fungsi kutipan, dan
tujuan kutipan

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Asas-Asas Etika Penulisan


1. Kejelasan (clarity)
Karya ilmiah harus konkret dan jelas. Kejelasan itu tidak saja berarti
mudah dipahami, mudah dibaca, tetapi juga harus tidak memberi ruang untuk
disalahtafsirkan, tidak boleh bersifat samar-samar, tidak boleh kabur, tidak boleh
ada di wilayah abu-abu. Kejelasan di dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-
hal berikiut:
a) Pemakaian bentuk, kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk
kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknannya, bahkan oleh
penulisnya.
b) Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-
kata yang berbelit, yang panjang, yang rancu, yang boros.
c) Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam
bahasa asing. Kata-kata asing dapat digunakan hanya kalau memang
istilah itu sangat teknis sifatnya sehingga tidak (belum) ada istilah garing
kata-kata yang pas dalam bahasa Indonesia. Jadi, jangan sampai verbalistis
2. Ketepatan (accuracy)
Karya ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah dan
cara penyajian hasil penelitian itu haruslah tepat/akurat. Supaya karangan ilmiah
sungguh-sungguh akurat, penulis/peneliti harus sangat cermat, sangat teliti, tidak
boleh sembrono, atau main-main dengan ilmu. Dalam cara penyampaiannya, di
dalam karangan ilmiah itu harus terwadahi butir-butir gagasan dengan kecocokan
sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh peneliti/penulisnya.
3. Keringkasan (brevity)
Karya ilmiah haruslah ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek.
Karangan yang tebalnya 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh di dalamnya
tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat- kalimat yang
bertumpukan (running-on sentences), dan sarat dengan kemubaziran dan
kerancuan. Jadi, karangan ilmiah itu tidak boleh menghamburkan kata-kata, tidak
boleh mengulang-ulang ide yang telah diungkapkan, dan tidak berpura-pura dalam

3
mengungkapkan maksud atau gagasan. Karangan ilmiah harus dibangun dari ide
yang kaya dengan bahasa yang hemat dan sederhana. Jadi bukan sebaliknya, ide
yang miskin namun dengan bahasa yang berbunga-bunga. Karya ilmiah harus
ditulis dengan hati dan diteliti kembali, dibenahi kembali, diedit kembali dengan
pikiran. Jadi, prinsip "writing with heart, editing with brain" artinya menulis
dengan hati mengoreksi dengan cerdas perlu ada dalam praktik penulis karya
ilmiah.

2.2 Sikap Ilmiah


Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude" sedangkan istilah
attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus" yang berarti keadaan siap
secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk
berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan
suatu masalah atau obyek. Menurut Bahdin Nur & Afdal (2005) mengemukakan
bahwa :"Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para
Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Sikap Ilmiah
adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima
serta merubah atau menambah suatu ilmu.
Menurut Prof. Harsojo ada 6 (enam) macam sikap ilmiah yakni :
1. Obyektivitas , artinya dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
2. Sikap serba relatif, artinya ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran
mutlak, ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat,
secara priori telah diterima sebagai suatu kebenaran, bahkan teori-teori dalam
ilmu sering untuk mematahkan teori yang lain
3. Sikap skeptis, adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-
pernyataan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya
4. Kesabaran intelektual,artinya sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak
menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah, karena
memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian, adalah
sikap seorang ilmuwan

4
5. Kesederhanaan, adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
6. Sikap tidak memihak pada
Ada beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang peneliti, sebagai
berikut :
a. Rasa ingin tahu yang tinggi Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli
terhadap lingkungannya)
b. Jujur Scorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan
tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
c. Objektif Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak
boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan
kenyataan (fakta) yang ada.
d. Berpikir secara terbuka Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain,
dan mendengarkan pendapat orang lain.
e. Memiliki kepedulian Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika
menemukan bukti yang baru.
f. Teliti Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak
boleh melakukan kesalahan, karena dapat memengaruhi hasil penelitiannya
g. Tekun Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika
menghadapi masalah dalam penelitiannya.
h. Berani dan Santun Seorang peneliti harus berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi

2.3 Plagiarisme
2.3.1 Definisi Plagiarisme
Istilah plagiat berasal dari bahasa Inggris yakni plagiarism atau plagiary
serta dalam bahasa Latin plagiarius yang artinya penculik atau penjiplak. Jadi
plagiarism atau plagiat adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) rang
lain dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya, (Putra, 2011).
Plagiarisme adalah tindakan menyalin sebagian atau seluruh hasil karya orang lain
baik secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa mencantumkan sumber yang

5
didapat untuk penulisan karya tersebut, sehingga seakan-akan karya tersebut
merupakan murni dari hasil penelitian diri sendiri.

2.3.2 Jenis Plagiarisme


A. Jenis Plagiarisme berdasarkan aspek yang dicuri
1. Plagiarisme Ide: mengambil ide yang sudah ada tanpa menyebut sumber
dengan jelas.
2. Plagiarisme isi (data penelitian): mengambil data penelitian orang
3. Plagiarisme kata, kalimat, paragraph.
4. Plagiarisme total

B. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme


1. Plagiarisme yang disengaja
2. Plagiarisme yang tidak disengaja: menggunakan ide, kata, frase, kalimat,
atau paragraf orang lain tanpa menyebut sumber, baik disengaja atau pun
tidak disengaja karena ketidaktahuan

C. Klafisikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf


yang dibajak
1. Plagiarisme ringan : <30 %
2. Plagiarisme sedang : 30-70%

D. Plagiarisme berat atau total :>70% . Berdasarkan pada Pola Plagiarisme


1. Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing): Mengambil
sebagian kecil (kalimat) dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh makalah
tanpa diubah menurut aturan penulisan dan tidak menyebutkan sumber.
2. Plagiarisme mosaik: menyalin dengan menyisipkan kata, frase atau kalimat
dari penulis lain lalu menyambungkannya secara acak.

E. Self-Plagiarism
Autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra) yaitu memakai karya
sendiri secara identik tanpa melampirkan sumber karya aslinya. Jadi, apabila kita

6
membuat suatu karya tulis ilmiah lalu diterbitkan, maka tulisan tersebut
merupakan gagasan milik si penulis (kita). Ketika kita berkesempatan membuat
karya ilmiah yang sama dengan struktur gagasan, kalimat-kalimat, kata per kata,
yang tepat sama dengan yang sudah diterbitkan tanpa menyantumkan nama
penulis ataupun penerbit terdahulu walaupun penulisnya kita sendiri maka
tindakan tersebut merupakanss plagiat atau self-plagiarism (Soelistyo, 2011).

2.4 Definisi, Jenis Cara Membuat Sitasi dan Singkatan Dalam Catatan
Kaki
“Sitasi” merupakan sinonim dari kata “kutipan” , jika bersumber dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI mendefinisikan sitasi (kutipan)
sebagai kegiatan pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain
untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri. Sitasi
merupakan hal penting dalam penulisan karya ilmiah, dengan sitasi penulis
menunjukkan kepada pembaca adanya tulisan pada karya ilmiah kita yang
bersumber dari karya ilmiah orang lain. Dengan melakukan sitasi kita menghargai
karya ilmiah orang lain dan menghindari plagiarisme. Sitasi memberikan
informasi kepada pembaca terkait informasi tentang penulis dari karya ilmiah
yang di sitasi, judul karya ilmiah yang disitasi, nama dan lokasi penerbitan,
tanggal dan tahun terbitan serta halaman karya ilmiah yang disitasi
Sitasi sangat penting dalam penulisan karya ilmiah, selain menghargai
karya ilmiah orang lain sitasi juga bertujuan, sebagai berikut :
 Menyampaikan kepada pembaca dari mana sumber kalimat, ide dan fakta
yang dituangkan pada karya ilmiah kita;
 Tidak semua referensi sesuai dengan ide penelitian yang di inginkan bisa saja
penlitian yang dilakukan merupakan ide yang lebih baik, dengan melakukan
sitasi memberikan perbandingan ide penelitian yang tuangkan dengan ide
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya;
 Dengan melakukan sitasi dapat membantu menguatkan ide penelitian yang di
lakukan.
 Sitasi memberikan gambaran kualitas karya ilmiah yang kita buat, sumber
sumber yang relevan dan terbaru menunjukkan kualitas dan ide penelitian.

7
Perlu diketahui sitasi tidak hanya dilakukan ketika mengambil kalimat dari
karya ilmiah orang lain, ide penelitian dan pemikirian dari karya ilmiah orang lain
juga yang di masukkan kedalam jurnal merupakan sitasi dan perlu dituliskan
dalam karya ilmiah kita. Kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan sitasi
adalah mengambil kalimat dari sumber (karya ilmiah) penulis lain tanpa
melakukan paraphrase. Paraphrase merupakan penulisan kembali konsep, ide
maupun kalimat dengan kalimat lain tanpa mengubah maknanya. Berdasarkan
www.plagiarism.org seorang penulis harus melakukan sitasi ketika dalam
tulisan/naskah karya ilmiah mengambil ide/konsep dari karya ilmiah orang lain
dan ketika melakukan paraphrase terhadap kalimat tulisan/naskah karya imiah
orang lain. Pada intinya adalah memasukkan ide/konsep karya imiah orang lain
pada naskah karya ilmiah yang ditulis baik itu ide/konsep yang dirujuk ada
kesamaan atau hanya sebagai pembanding maka penulis wajib melakukan sitasi
(Winarto et al., 2007).

Bagaimana Melakukan Sitasi yang Baik dan Benar

Sumber sitasi bisa berasal dari buku, jurnal, koran/majalah dan website,
masing masing sumber memiliki aturan penulisan sitasi, sebagai contoh jika
mengambil sumber dari website maka perlu menuliskan nama penulis, judul
artikel dan publikasi, URL, tanggal akses serta Digital Object Identifier (DOI)
(jika ada). Ada beberapa style/gaya dalam penulisan sitasi masing masing
style/gaya memiliki cara penulisan tersendiri salah satunya adalah American
Psychological Association (APA).
APA style pada umumnya digunakan untuk mengutip sumber-sumber
referensi dalam bidang ilmu sosial, namun tidak menutup kemungkinan
penggunaan APA style juga digunakan dalam mengutip sumber dalam bidang
ilmu lain. APA Style juga banyak digunakan dalam penulisa makalah, karya
ilmiah, skripsi dan tesis. APA style memiliki dua bagian utama yang pertama
pengutipan dalam naskah (in-text citations) yang mengarahkan pembaca pada
daftar pustaka, yang kedua adalah penulisan daftar pustaka/bibliografi yang
mengarahkan pembaca mendapatkan informasi sumber yang dikutip terkait
penulis, tahun, judul, penerbit, dll. Daftar pustaka/bibliografi ditempatkan pada

8
halaman terakhir naskah. Berikut beberapa aturan umum dalam penulisan sitasi
dalam naskah (in-text citattions): (Sulistyo, 2006).
1. Sumber sitasi ditulis di awal atau diakhir;
2. Penulisan sitasi dilakukan dengan metode author-date, yaitu nama
terakhir/belakang penulis dan diikuti dengan tahun terbit sumber yang
disitasi. Contoh: (Hartono, 2021);
3. Jika penulis lebih dari dua orang maka yang ditulisakan hanya nama
terakhir/belakang diikuti dengan et al., atau dkk., diikuti dengan tahun
terbitan. Contoh: (Hartono, et al., 2021);
4. Semua sitasi yang dituliskan dinaskah wajib dituliskan pada daftar
pustaka/bibliografi.
Berikut beberapa aturan umum dalam menuliskan daftar pustaka:
1. Semua sumber referensi yang disitasi dalam naskah wajib di munculkan di
daftar pustaka;
2. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabet tanpa
nomor;
Contoh:
- Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican
immigration in the United States and its implications for local law
enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73–82.
- Scruton, R. (1996). The eclipse of listening. The New Criterion, 15(3), 5-
13.
 Jika penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris maka indentasi pada baris
kedua dan seterusnya diberi jarak 1/2 inchi;
Contoh:
- Light, M. A., & Light, I. H. (2008). The geographic expansion of Mexican
immigration in the United States and its implications for local law
enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal, 8(1), 73–82.
 Jika sumber referensi ditulis oleh satu orang, maka nama belakan ditulis
lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama
tengah, dilanjutkan penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber
referensi;

9
Contoh:
- Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current
Directions in Psychological Science, 11, 7-10.
 Jika sumber referensi ditulis oleh dua orang, maka nama penulis pertama
ditulis nama belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial)
nama depan dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) diikuti dengan
simbol dan (&) kemudian tuliskan nama belakang penulis kedua diikuti
singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah dilanjutkan penulisan
tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi;
Contoh:
- Wegener, D. T., & Petty, R. E. (1994). Mood management across affective
states: The hedonic contingency hypothesis. Journal of Personality and
Social Psychology, 66, 1034-1048.
 Jika penulis lebih dari dua orang maka nama penulis pertama ditulis nama
belakangnya lebih dulu, kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan
dan nama tengah, gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan nama penulis
kemudian gunakan simbol dan (&) sebelum penulis terakhir dilanjutkan
penulisan tahun, judul dan identitas lain dari sumber referensi.
Contoh:
- Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C. R., Berry, A., Harlow, T., & Bach, J.
S. (1993). There’s more to self-esteem than whether it is high or low: The
importance of stability of selfesteem. Journal of Personality and Social
Psychology, 65, 1190-1204.

2.5 Fungsi kutipan


Fungsi kutipan diantaranya Sebagai landasan teori, Penguat pendapat
penulis, Penjelasan suatu uraian. Dan bahan bukti untuk menunjang pendapat
itu. Penulisan kutipan berfungsi Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau
untuk memberikan informasi tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang
relevan. Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang
dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat
(Winarto et al., 2007).

10
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan estetika penulisan.
7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan
memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan
isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan
pengalaman empiris. Peletakan pada catatan akhir (endnote) umumnya dilakukan
andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan yang akan mengganggu
keruntutan uraian pada teks (Winarto et al., 2007).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :
1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian
kutipan.
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4. Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung.
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber
rujukan

2.6 Tujuan kutipan


Kutipan selalu ada didalam suatu karya ilmiah, seperti dalam artikel, karya
tulis, skripsi, maupun tesis. Sebab kutipan bertujuan sebagai pengokohan
argumentasi dalam sebuah karangan. Jadi penulis suatu karya ilmiah tidak perlu
menghabiskan waktunya untuk menyelidiki hal yang telah dibuktikan
kebenarannya oleh penulis lain, mereka cukup mengutip karya dari penulis lain
tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Asas-asas dalam penulisan karanga ilmiah yaitu Kejelasan (clarity)
karangan ilmiah arus konkrit dan jelas dari segi bahasanya, Ketepatan
(Accuracy), hasil penelitian ilmiah dan cara penyajiannya harus tepat dan
akurat dan Kerigkasan (brevity), karya ilmiah dibangun dari ide dengan
bahasa yang hemat dan sederhana.
2. Sikap ilmiah adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk
berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan
dengan suatu masalah atau obyek sikap yang diperlihatkan oleh para
Illmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan.
3. Plagiarisme adalah tindakan menyalin sebagian atau seluruh hasil karya
orang lain baik secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa mencantumkan
sumber yang didapat untuk penulisan karya tersebut, sehingga seakan-akan
karya tersebut merupakan murni dari hasil penelitian diri sendiri
4. Sitasi (kutipan) sebagai kegiatan pengambilalihan satu kalimat atau lebih
dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen
dalam tulisan sendiri. Sitasi merupakan hal penting dalam penulisan karya
ilmiah, dengan sitasi penulis menunjukkan kepada pembaca adanya tulisan
pada karya ilmiah kita yang bersumber dari karya ilmiah orang lain.
5. Fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau
membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti
yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan
pengalaman empiris
3.2 Saran
Sebaiknya dalam membuat karya ilmiah harus memperhatikan etika atau
norma yang mengatur bagaimana tatacara penulisan karya ilmiah sesuai dengan
standar. Agar terhindar dari plagiarism, maka yang bersumber dari tulisan
sesorang jangan pernah lupa untuk mencantumkan sumber asal tulisan tersebut
supaya penulis karya ilmiah tidak dikenakan sanksi pelanggaran atas etika karya
ilmiah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahdin, Nur. T & Afdal. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: (Proposal,
Skripsi dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis
Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Putra,R.M.S. 2011. Kiat Menghindari Plagiat. Jakarta : Indeks

Soelistyo, Henry. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika.


Yogyakarta: Kanisius.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Tanjung, Bahdin Nur, & Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta
: Kencana Prenamedia Group.

Winarto, Yunita T, Totok Suhardiyanto dan Erza M. Choesin. 2007. Karya Tulis
Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis dan Mencermatinya. Jakarta: Yyasan
Obor Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai