Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

C
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN MILD HEAD INJURY
DI RUANG CANCER RSUD AL-IHSAN KABUPATEN BANDUNG
Diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah
Dosen pengampu: Dr. Hj. Tri hapsari RA, SKp.,MKes

Disusun Oleh :
WULAN NURHALIMAH
NPM.P17320120522

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. C
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN MILD HEAD INJURY
DI RUANG CANCER RSUD AL-IHSAN KABUPATEN BANDUNG

A. PENGKAJIAN
- Tanggal masuk : 21 September 2021 pukul 20.30
- Tanggal pengkajian : 28 September 2021 pukul 20.30
- No register : 00787717
- Diagnosa Medis : Mild Head Injury
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. C
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 47 th
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kp. Waas RT/RW 02/03 Kelurahan Sukasari
Kecamatan Pamengpeuk Kabupaten Bandung
Penanggung jawab pasien
Nama : Tn. K
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Waas RT/RW 02/03 Kelurahan Sukasari
Kecamatan Pamengpeuk Kabupaten Bandung
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Nyeri pada bagian kepala sebelah kanan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
- Riwayat kesehatan saat masuk RS:
Keluarga Pasien mengatakan datang ke IGD tanggal 21 September
2021 pukul 11.00 malam dengan keluhan pasien tangan dan kaki tidak
bisa digerakan. Keluarga pasien mengatakan pukul 17.00 WIIB pasien
jatuh saat turun dari tangga sedang memperbaiki toren yang ada
dirumahnya. Kejadian tersebut pasien terpleset dan kepala terlebih
dahulu yang membentur lantai sehingga pasien tidak sadarkan diri
selama 1 jam.
- Keluhan saat dikaji:
Pada saat pengkajian pukul 20.30 WIB tanggal 28 September 2021
Pasien mengatakan masih nyeri dibagian kepala sebelah kanan, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan ketika ada pergerakan
dan nyeri berkurang ketika sudah tidur terlentang, skala nyeri 5 rentang
dari 1-10 dan nyeri dirasakan secara terus menerus. Pasien terlihat
meringis kesakitan. Pasien mengatakan apakah cedera pada kepalanya
bisa sembuh atau tidak. Keluarga pasien mengatakan tidak tahu
bagaimana nanti perawatan dirumah, pasien saat ditanya terlihat
bingung. Keluarga pasien mengatakan kadang pasien suka lupa dengan
kegiatan yang kemarin dilakukan.
a. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan tidak memiliki tekanan darah tinggi, diabetes,
penyakit jantung, asma atau penyakit menular lainnya.
b. Riwayat Penyakit Keluarga :
Genogram :

Keterangan:

: Perempuan : Ikatan darah

: Laki-laki meniggal : Tinggal satu rumah

: Laki-laki : Ikatan perkawinan

: Pasien

Keterangan genogram :
Keluarga pasien mengatakan suaminya anak ke empat dari 8
bersaudara. Keluarga pasien mengatakan sudah menikah dan tinggal
dengan suami beserta 2 orang anaknya. Pasien mengatakan tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti pasien. Pasien
mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat tekanan
darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, asma atau penyakit menular.
3. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Support system :
Jika ada anggota keluarga sakit dirawat perasaannya pasti khwatir
kalau sakit ringan seperti flu, batuk atau demam pengobatan yang
dilakukan yaitu membeli obat ke apotek, tetapi jika sakitnya berat
langsung dibawa kerumah sakit atau klinik terdekat dirumah.
b. Komunikasi :
Komunikasi pasien dengan keluarga, suami, istri dan anak dapat
terjalin dengan baik. Saat ada keluarga yang sakit selalu memberikan
dukungan untuk keluarga yang sakit begitu pun setelah sakitnya.
c. System nilai kepercayaan : (sebelum dan saat sakit )
Pasien mengatakan tidak menyangka akan sakit seperti ini, tetapi sakit
yang dijalani merupakan ujian, takdir dari allah dan yakin akan
sembuh.
d. Konsep diri :
- Ideal diri: pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin
menonton tv dirumah.
- Gambaran diri: pasien mengatakan kepalanya memar karena
terbentur lantai.
- Peran diri: pasien mengatakan sebelum sakit, berperan sebagai
suami dan bapak dari kedua anaknya. Saat sakit, berperan sebagai
pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit.
- Identitas diri: pasien merasa puas dengan identitasnya sebagai laki-
laki.
- Harga diri: pasien mengatakan khawatir dengan kondisinya
sekarang karena takut benturan yang dikepala mengakibatkan
perubahan pada dirinya.
4. Lingkungan
a. Rumah
- Kebersihan :
Keluarga pasien mengatakan kebersihan dirumah terjaga, setiap
hari disapu dan dipel.
- Polusi :
Pasien mengatakan rumah nya masuk gang dan terhindar dari
polusi.
- Bahaya :
Pasien mengatakan dilingkungan rumah aman tidak ada bahaya
karena tetangganya baik.
b. Pekerjaan
- Kebersihan :
Pasien mengatakan tempat pekerjaannya kurang bersih karena
saya bekerja dikebun.
- Polusi :
Pasien mengatakan polusi sangat banyak karena bekerja diluar
rumah dalam terik matahari.
- Bahaya :
Pasien mengatakan bahaya saat bekerja dikebun takut ada
hewan liar seperti ular dan babi hutan.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit

Kebiasaan/aktivitas Sebelum masuk RS Saat sakit Ket


1. Pola nutrisi
a. Asupan Oral Oral

b. Frekuensi makan 3x/Hari, 1 porsi habis 3x/Hari, ½ porsi


c. Nafsu makan Baik. Paien Pasie mengatakan
mengatakan banyak ngunyah makanan sedikit
makan makanan sakit, dibagian kepala
berlemak seperti jadi makanan hanya habis
gorengan dan santen. ½ porsi.
d. Diet Pasien mengatakan pasien mengatakan tidak
sebelumnya tidak diet ada pantangan dalam
dan tidak pernah makan dan makanan yang
mengatur pola diberikan dari rumah sakit
makannya yaitu nasi lunak dan sayur.
e. Makanan tambahan Pasien mengatakan pasien mengatakan makan
makan mie dan bakso buah-buahan
f. Makanan alergi/tidak Tidak ada Tidak ada
boleh
g. Perubahan BB dalam Pasien mengatakan Pasien mengatakan
3 bulan terakhir tidak mengalami sepertinya mengalami
penurunan berat badan penurunan berat badan
ataupun kenaikan karena makannya tidak
berat badan, berat teratur tetapi saat di rs
badan pasien 80 kg. belum di periksa berat
badan.
2. Pola cairan
a. Asupan cairan Oral Oral
b. Jenis Air putih, kopi teh Air putih
manis.
c. Frekuensi ±4-5 x/hari ±3-4x/hari
d. Volume ±1,5 liter /hari 750 cc/hari
3. Pola eliminasi
BAK
a. Frekuensi ±4-5x/hari 2-3x/hari
b. Jumlah out put ±800 cc/hari ± 500 cc/hari
c. Warna Kuning Kuning
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAB
a. Frekuensi 2 hari sekali Sudah BAB 1x saat pagi
hari
b. Warna Coklat Kuning Kecoklatan
c. Konsistensi lembek Lembek
d. Keluhan Tidak ada Tidak ada
e. Pemakaian pencahar Tidak Tidak
Kebiasaan/aktivitas Sebelum masuk RS Saat sakit Ket
4. Insensible Water Lose Tidak tahu 33/jam
5. Pola personal hygiene
a. Mandi 2x/hari: pagi dan sore 1x/hari di seka
b. Oral Hygiene
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari
 Waktu Pagi dan sore pagi
c. Cuci Rambut 3x/mgg Belum di cuci rambut
selama di RS
6. Pola istirahat dan tidur
a. Lama tidur 9 jam/hari 12 jam/hari
b. Waktu
 Siang 1-2 jam 2 jam
 malam 7 jam 10 jam
c. Kebiasaan sebelum Merokok dan Tidak ada
tidur menonton tv
 Penggunaan obat
tidur
 Kegiatan lain
d. Kesulitan dalam tidur Tidak ada Pasien mengatakan kadang
 Menjelang tidur terbangun karena
 Sering terbangun mengalami rasa nyeri
 Merasa tidak nyaman dibagian kepala dan
setelah bangun tidur setelah bangun tidur
(jelaskan alasannya) keesokan harinya masih
nyeri.
7. Pola aktivitas dan
latihan
a. Kegiatan dalam Menanam sayuran Tidak ada
pekerjaan
b. Waktu bekerja Pagi sampai siang Tidak melakukan
pekerjaan
c. Kegiatan waktu luang Menonton tv, Tidur
meminum kopi dan
merokok
d. Keluhan dalam Tidak ada Nyeri pada bagian kepala
beraktivitas sebelah kanan
e. Olah raga Tidak melakukan Tidak ada
 Jenis olahraga
 Frekuensi
f. Keterbatasan Tidak ada Pergerakan pada pasien
dalam menambah rasa nyeri yang
hal: dialami oleh pasien
Kebiasaan/aktivitas Sebelum masuk RS Saat sakit Ket

8. Pola kebiasaan yang


mempengaruhi kesehatan
a. Merokok Ya Tidak
 Frekuensi 1 bungkus perhari,
 Jumlah merokok dilakukan
 Lama pemakaian sejak umur 23 tahun.
b. Minuman Keras Tidak Tidak
 Frekuensi
 Jumlah
 Lama pemakaian
c. Ketergantungan obat Tidak Tidak
6. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis GCS: E: 4 V: 5 M:6
b. Tekanan darah : 135/82 mmHg
c. Nadi : 60x/menit
d. Pernafasan : 20x/m
e. Suhu : 36,5°C
f. TB/BB :
.....................................................Sebelum masuk RS 80 Kg
.....................................................Saat dirawat di RS 80 Kg
2) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Penglihatan
 Posisi mata : (√ ) Simetris ( ) Asimetris
 Kelopak mata : Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan.
 Pergerakan bola mata : Gerakan bola mata pasien baik pada saat
pemeriksaan visus mengikuti sesuai pergerakan benda
 Konjungtiva : Warna konjungtiva merah muda
 Kornea : Tidak ada lesi, saat melihat kearah yang lebih jauh
dan dekat pasien melihat jelas
 Sklera : Warna skelra putih
 Pupil
Ukuran : Normal ± 2 mm
Reaksi terhadap cahaya : Reaksi pupil baik, pada saat cahaya didekatkan
reaksi pupil mengecil dan saat cahaya dijauhkan reaksi pupil membesar.
 Lapang pandang : Lapang pandang pasien kiri dan kanan baik
 Ketajaman penglihatan : Ketajaman penglihatan pasien baik, saat membaca
name tag perawat pasien dapat membacanya.
 Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda pearadangan pada pasien
 Pemakaian alat bantu lihat : Pasien tidak menggunakan alat bantu untuk
penglihatan
 Keluhan lain : Tidak ada
b. Sistem Pendengaran
 Kesimetrisan : Telinga kiri dan kanan simetris
 Serumen : Serumen pada pasien terlihat kotor berwarna kuning,
konsistensi lembek dan bau khas.
 Tanda radang : Tidak ada tanda-tanda peradangan
 Cairan dari telinga : Tidak ada cairan pada telinga
 Fungsi pendengaran : Fungsi pendengaran baik
 Pemakaian alat bantu : Pasien tidak memakai alat bantu
 Test Garpu Tala : Pada pemeriksaan garpu tala tidak terkaji
c. Sistem Wicara
 Kesulitan/gangguan wicara : Pasien tidak mengalami gangguan berbicara,
berbicara dengan perawat lancar serta nyambung dan tidak terbata-bata.
d. Sistem Pernafasan
 Jalan nafas : Jalan nafas pasien paten
 RR 20 x/mnt
 Irama : teratur
 Kedalaman : ( ) Dalam ( ) Dangkal (√ ) Normal
 Suara nafas : Vesikuler bagian alveoli di ICS 4 mid klavikula sinistra dan
dextra, tidak ada suara ronkhi/ mengi, reels dan gurgling. Serta saat di perkusi
berbunyi resonan di ICS 2-4 pada bagian dextra dan sinistra.
 Batuk : ( ) Ya
(√) Tidak,
Jika Ya, : -Warna sputum
- Konsistensi
- Terdapat darah
 Penggunaan otot bantu nafas : Terlihat pada saat inpirasi rongga dada
mengembang dan diafragma berkontrasi menjadi datar, saat ekspirasi rongga
dada akan turun sehingga udara keluar.
 Penggunaan alat bantu nafas : Tidak menggunakan alat bantuan nafas pada
pasien (oksigen atau ventilator dan BVM)
 WSD (tipe, undulasi, karakteristik cairan, jumlah cairan, tanda infeksi,dll):
Tidak terpasang WSD
e. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi Perifer
 Nadi 65 x/mnt
Irama :(√) Reguller
( ) Tidak teratur
Denyut :( ) Lemah (√) Kuat
 Distensi vena jugularis : Tidak terkaji karena pasien mengatakan nyeri saat
menoleh kesebelah kiri maupun kanan.
 Temperatur kulit : (√) Hangat
( ) Dingin
 Warna kulit : ( ) Pucat
( ) Sianosis
( ) Kemerahan
(√) Tidak ada masalah
 CRT <2 detik
 Flebitis : Tidak terdapat plebtis pada pasien
 Varises : Tidak terdapat varises pada pasien
 Edeme (loksai dan derajat) : Tidak ada edema
Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apikal 65 x/mnt
Irama :(√) Teratur
( ) Tidak teratur
 Bunyi jantung normal : Saat di auskultasi di bagian pada bunyi jantung 1
(antrioventikuler) yaitu reguller bunyi LUP dan bunyi jantung 2 (seminularis)
yaitu reguller bunti DUP. Saat diperkusi terdengar dullnes.
 Kelainan bunyi jantung : Tidak ada suara gallop atau mur-mur.
 Keluhan lain : tidak ada

 Keluhan :
(√) Lemah
( ) Lelah
( ) Palpitasi/berdebar
( ) Keringat dingin
( ) Gemetaran
( ) Kesemutan
( ) Kaki dan tangan dingin
 Nyeri dada : Pasien mengtaakan tidak mengalami nyeri pada dada
 Ictus Cordis : Tidak terkaji
 Kardiomegali : Hasil pemeriksaan radiologi tidak terdapat kardiomegali
f. Sistem Neurologi
 Glascow Coma Scale : E 4 M 6 V5
 Tanda peningkatan TIK
Nyeri Kepala hebat : Pasien mengatakan nyeri kepala hebat terjadi saat 2
hari kebelakang
Penurunan kesadaran : Pasien mengatakan saat dirumah sakit sudah sadar
hanya dirumah saja
Muntah proyektil : Pasien mengatakan tidak ada muntah setelah terjadi
kepalanya terbentur kelantai.
Papil eodema : Tidak terlihat adanya pembengkakan pada bagian
mata
 Gangguan Neurologis : Pasien mengalami gangguan nervus ke XI yaitu
aksesorius saat menggerakan bagian kepalanya.
(N I s/d N XIII)
 Pemeriksaan
Reflek Patologis
R. Oppenheim : Negatif
R. Hoffman : Negatif
R. Chaddock : Negatif
R. Babinski : Negatif
Fisiologis
R. Bisep : Reflesks bisep baik
R. Trisep : Reflesks trisep baik
R. Brachioradial : Reflesks brachioradial baik
R. Patella : Reflesks patella baik
R. Achilles : Reflesks achilles baik
 Rangsang Meningen
Kaku kuduk : Pasien terlihat tidak bisa memfleksikan lehernya karena
nyeri
Kernig sign : Tidak ada
Lasegue sign : Tidak ada
Brudzinski 1 : Pasien susah untuk fleksi
Brudzinski 2 : Tidak ada
 Kekuatan otot : Pasien dengan kekuatan otot 5 sangat bagus mengikuti
sesuai perintah, pasien pada GCS (Motorik)= 6 mematuhi perintah
g. Sistem Pencernaan
 Keadaan mulut : Mukosa lembab
 Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan dalam menelan
 Muntah : Tidak ada muntah
 Nyeri daerah perut : Tidak ada nyeri didaerah perut
 Bising usus 10 x/mnt di titik 4 kuadran atas bawah kiri dan kanan dihitung
dalam 1 menit penuh.
 Massa pada abdomen : Tidak ada massa pada perut
 Ukur lingkar perut : Tidak terkaji
 Asites : Tidak acites pada perut

 Palpasi Hepar, Gaster: Tidak terdapat nyeri tekan atau pembesaran pada hepar
dan nyeri lepas pada gaster.
 Penggunaan NGT : Pasien tidak menggunakan NGT.
h. Sistem Imunologi
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening atau pembesaran tiroid dengan
refleks menelan baik.
i. Sistem Urogenital
 Distensi kandung kemih : pada saat dipalpasi tidak ada distensi atau tegang
pada kandung kemih.
 Nyeri tekan : Tidak ada
 Nyeri perkusi : Tidak ada
 Urine :
( ) Anuria ( ) Hematuria ( √ ) Tidak ada masalah
( ) Disuria ( ) Nocturia ( ) Oliguria
 Penggunaan kateter : Tidak menggunakan kateter, pasien menggunakan pispot
 Keadaan genital : Tidak terkaji
j. Sistem Endokrin
 Nafas berbau keton : ( ) Ya
(√ ) Tidak
 Luka : (√ ) Ya ( ) Tidak
Kondisi luka : hematoma di bagian mastoid, temporalis serta dibagian Tanda
ektermitas bawah kanan dan kiri radang
 Exopthalmus: ( ) Ya : Adanya
(√ ) Tidak kebiruan
 Tremor: ( ) Ya dibagian
( √ ) Tidak kepala dan
 Pembesaran kelj. Thyroid : ( ) Ya ekstermitas
( √ ) Tidak atas dan
 Tanda peningkatan gula darah : bawah.
( ) Polidipsi ( ) Poliuria ( ) Polipagia ( √ ) Tidak ada masalah Dekubitus
k. Sistem Integumen : Tidak ada
 Keadaan rambut : Sedikit beruban, tidak rapih tekstur kasar Pruritus
Kekuatan : Rambut tidak mudah rontok : Tidak ada
Warna : Hitam sedikit putih Tanda
Kebersihan : Rambut pasien terlihat bersih Perdarahan
 Keadaan kuku : Dicurigai
Kekuatan : Keadaan baik, tekstur tidak lunak ada
Warna : Merah muda perdarahan
Kebersihan : Kuku terlihat bersih dalam
 Tanda radang : Tidak ada tanda-tanda peradangan dibagian
 Keadaan kulit ekstermitas
Turgor : Turgor kulit pasien baik atas dan
Warna : Sawo matang bawah
Kebersihan : Kulit pasien bersih terdapat
Luka : Terdapat luka hematome dibagian kepala sebelah perdarahan
kanan, di bagian ektermitas bawah dan atas kanan subdural
didaerah temporalis kanan dengan edema perifokal yang
menyempitkan sulci dan gyri sekitarnya (Edema cerebri hemisfer
kanan)
Diaforesis : Tidak ada
 Luka bakar: Role of nine : Pasien tidak mengalami luka bakar pada

kulit

l. Sistem Muskuloskeletal
 Keterbatas gerak, deformitas : Pasien tidak mengalami deformitas
 Rentang gerak : Gerak pasien tidak terbatas masih bisa
digerakan
 Sakit pada tulang dan sendi : Pasien mengatakan nyeri pada kaki
bagian kanan dan tangan bagian kanan.
 Tanda-tanda fraktur : Tidakadatanda-tandafraktur
 Kontraktur pada sendi ekstrimitas: Tidak terdapat kontraktur pada
pasien
 Tonus otot/kekuatan otot : Pasien masih bisa mengangkat kedua
ekstermitas sesuai dengan perintah.
5 5
5 5
 Kelainan bentuk tulang/otot : Pasien tidak mengalami kelainan
tulang ataupun otot
 Tanda radang sendi : Pasien tidak mengalami peradangan
pada sendi
 Penggunaan alat bantu : Pasien tidak menggunakan alat bantu. Ataupuntraksi.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
CT Scan 22 September 2021 Pukul 6.14 WIB
Kesimpulan:
Perdarahan subdural di konkavitas termporoparie occipitalis kanan
Perdarahan subarachnoid sebagian sulcus corticalis lobus temporalis kanan dan fisura
sylvii kanan
Hematom di daerah jaringan lunak termporoparie occipitalis bilateral terutama kanan
Tidak tampak fraktur calvaria
CT Scan 25 September 2021 Pukul 11.47 WIB
Kesimpulan:
Perdarahan subdural didaerah temporalis kanan dengan edema perifokal yang
menyempitkan sulci dan gyri sekitarnya (Edema cerebri hemisfer kanan)
Perdarahan subarachnoid yang mengisi sulci dan gyri di lobus temporalis kanan dan
fissure sylvli kanan
Cephal hematoma dilobus temporalis kanan
Fraktur linier pada os temporalis kanan
Rongten 22 September 2021 Pukul 6.14 WIB
Kesimpulan:
Tidak tampak traumatic wet lung/ contusio paru
Tidak tampak tanda-tanda TB paru aktif/ pneumonia
Tidak tampak kardiomegali
Tidak tampak fraktur
b. Pemeriksaan Laboratorium
22 September 2021 Pukul 5.14 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 13.1 g/dl 13,0-18,0 Normal
Leukosit 12.400sel/ul 3.800-10.600 Meningkat
Eritrosit 4.14 juta/ul 4,5-6,5 Normal
Hematokrit 35,2 % 40-52 Normal
Trombosit 231.000 sel/ul 150.000-440.000 Normal
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium 138 mmol/L 134-145 Normal
Kalium 4.0 mmol/L 3.6-5.6 Normal
Kalsium 1.25 mmol/L 1.15-1.35
Fungsi Hati Normal
AST (SGOT) 33 u/L 10-34 Normal
ALT (SGPT) 25 u/L 9-43 Normal
Fungsi Ginjal
Ureum 22 mg/dl 10-50 Normal
Kreatinin 1,16 mg/dl 0.9-1.15 Meningkat
Glukosa Darah Sewaktu 143 mg/dl 70-200 Normal

Imunologi
Rapid Antigen COV-19 Negatif Negatif

8. Penatalaksanaan Medis
a. Pasien dipasang infus sebelah kiri dengan Rl 20 tetes/menit
b. Pemberian obat
Nama Obat Dosis Cara kerja Rute Tujuan
Anbacim 2x1 1 gr vial Antibiotik Parenteral untuk mengatsi berbagai
infeksi bakteri seperti
gonore, bronkitis,
tonsilitis, infeksi kulit,
tenggorokan dan sauran
kemih
Keterolac 2x1 30 mg Analgetik Parenteral untuk mengurangi nyeri
ampul dan peradangan
Piracetam 3x1 1 gr vial Neurotonik Parenteral untuk mengatasi
gangguan kognitif seperti
kemunduran daya pikir,
gangguan adaptasi dan
mengatasi disfungsi
serebral pasca trauma
Ranitidin 2x1 25 mg Histamin H2 Parenteral untuk mencegah dan
ampul blocker mengobati gejala sakit
perut yang berhubungan
dengan gangguan
pencernaan serta asam
lambung
Kalnex 3x500 ml Antifibrinolytic Parenteral untuk menghalangi
pemecahan bekuan
darah, sehingga
mencegah perdarahan
Manitol 4x150 ml Dieuretik Parenteral untuk menarik cairan
Osmotic yang ada didalam otak ke
dalam pembuluh darah
kemudian yang akan di
dikeluarkan cairannya
oleh ginjal, sekaligus
menghambat penyerapan
cairan kembali oleh
ginjal

9. Data Fokus (kelompok data bermasalah hasil pengkajian)


a. Data Subjektif
Pasien mengatakan masih nyeri dibagian kepala sebelah kanan, nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan ketika ada pergerakan dan nyeri berkurang ketika
sudah tidur terlentang, skala nyeri 5 rentang dari 1-10 dan nyeri dirasakan secara terus
menerus. Pasien mengatakan apakah cedera pada kepalanya bisa sembuh atau tidak.
Keluarga pasien mengatakan tidak tahu bagaimana nanti perawatan dirumah,.
Keluarga pasien mengatakan kadang pasien suka lupa dengan kegiatan yang kemarin
dilakukan. Keluarga pasien mengatakan sebelum kerumah sakit pasien pingsan
selama 1 jam.
b. Data Objektif
Pasien terlihat meringis kesakitan.
Pasien saat ditanya terlihat bingung
Perdarahan subdural didaerah temporalis kanan dengan edema perifokal yang
menyempitkan sulci dan gyri sekitarnya (Edema cerebri hemisfer kanan)
Perdarahan subarachnoid yang mengisi sulci dan gyri di lobus temporalis kanan dan
fissure sylvli kanan
Cephal hematoma dilobus temporalis kanan
Fraktur linier pada os temporalis kanan
Pasien mengalami gangguan nervus ke XI yaitu aksesorius saat menggerakan bagian
kepalanya.
Pasien terlihat tidak bisa memfleksikan lehernya karena nyeri.
10. Analisa Data

No Symptoms (S) Etiologi (E) Problem (P)


Data Subjektif: Jatuh Nyeri Akut
a. Pasien mengatakan
1
masih nyeri dibagian Trauma Kepala
kepala sebelah kanan,
b. Pasien mengatakan
nyeri dirasakan seperti Energi terlalu kuat
ditusuk-tusuk.
c. Pasien mengatakan Kerusakan menembus
nyeri dirasakan ketika ruang intra-
ada pergerakan dan ekstracranial
nyeri berkurang ketika
sudah tidur terlentang,
d. pasien mengatakan skala Terdapat luka
nyeri 5 rentang dari 1-10
e. pasien mengatakan nyeri Sel melepaskan
dirasakan secara terus mediator nyeri :
menerus prostaglandin, sitokinin
serta nosiseptor
Data Objektif:
Pasien terlihat meringis
kesakitan. Impuls ke pusat nyeri
di otak (thalamus)

Soma sensori korteks


otak :
nyeri sipersepsikan

Nyeri Akut

Data Subjektif: Jatuh Risiko


a. Keluarga pasien Ketidakefektifan
2 mengatakan kadang Trauma Kepala perfusi jaringan
pasien suka lupa dengan serebral
kegiatan yang kemarin
dilakukan Ruptur vena dalam
b. Keluarga pasien ruang serebral
mengatakan sebelum
kerumah sakit pasien Perdarahan
pingsan selama 1 jam. intrakranial

Data Objektif:
a. Perdarahan subdural Darah masuk ke dalam
jaringan otak
didaerah temporalis
kanan dengan edema Darah membentuk
perifokal yang massa atau hematoma

menyempitkan sulci dan


Penekanan pada
gyri sekitarnya (Edema jaringan otak
cerebri hemisfer kanan)
b. Perdarahan Gangguan aliran darah
dan oksigen ke otak
subarachnoid yang
mengisi sulci dan gyri di Risiko Ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral
lobus temporalis kanan
dan fissure sylvli kanan
c. Cephal hematoma
dilobus temporalis
kanan
d. Fraktur linier pada os
temporalis kanan
e. Pasien mengalami
gangguan nervus ke XI
yaitu aksesorius saat
menggerakan bagian
kepalanya
f. Pasien tidak bisa
memfleksikan lehernya
karena nyeri

Data Subjektif: Jatuh Defisit Pengetahuan


a. Pasien mengatakan
3 apakah cedera pada Trauma Kepala
kepalanya bisa sembuh
atau tidak. Terdapat luka dan
b. Keluarga pasien perdarahan
mengatakan tidak tahu
bagaimana nanti Ketakutan perubahan
perawatan dirumah. fisiologis

Data Objektif: Kurangnya informasi


Pasien saat ditanya terlihat terhadap perawatan
bingung

Defisit Pengetahuan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (sesuai dengan prioritas)


1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan serebral
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik (trauma kepala)
3. Defisit Pngetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dalam perawatan pasien
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC Rasional


Resiko ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan Monitor Neurologi
jaringan serebral keperawatan selama 1x 8 jam,  Monitor tingkat  Mengetahui status
status neurologi dan perfusi kesadaran dengan neurologis pasien saat ini.
Domain 4 Aktivitas/istirahat jaringan serebral baik, dengan menggunakan Skala Koma  Peningkatan sistolik dan
Kelas 4 Respons kriteria hasil: Glasgow (GCS) penurunan diastolik serta
kardiovaskular/pulmonal  Monitor tanda-tanda vital: penurunan tingkat
Status neurologi tekanan darah, nadi, kesadaran dan tanda-tanda
Data Subjektif:  Kesadaran (GCS meningkat) pernapasan, dan suhu peningkatan tekanan
a. Keluarga pasien  Tekanan darah dalam  Hindari kegiatan yang dapat intrakranial. Adanya
mengatakan kadang pasien rentang normal (Dewasa meningkat kan tekanan pernapasan yang irreguler
suka lupa dengan kegiatan 100-140/60-90 mmHg) intracranial indikasi terhadap adanya
yang kemarin dilakukan Manajemen edema serebral peningkatan 9 metabolisme
Perfusi Jaringan:Serebral sebagai reaksi terhadap
b. Keluarga pasien  Posisikan tinggi kepala tempat
mengatakan sebelum Tidak ada tanda-tanda infeksi. Untuk mengetahui
tidur 30°
kerumah sakit pasien peningkatan tekanan intrakranial tanda-tanda keadaan syok
 Hindari fleksi leher akibat perdarahan.
pingsan selama 1 jam. (tidak lebih dari 15 mmHg)  Kolaborasi pemberian terapi  Agar tidak memperburuk
sesuai indikasi dengan kondisi pasien dan
Data Objektif:
piracetam, anbacim, kalnex dan meminimalisir tekanan
a. Perdarahan subdural manitol intracranial semakin tinggi
didaerah temporalis kanan  Perubahan kepala pada satu
dengan edema perifokal sisi dapat menimbulkan
penekanan pada vena
yang menyempitkan sulci jugularis dan menghambat
dan gyri sekitarnya (Edema aliran darah otak, untuk itu
dapat meningkatkan tekanan
cerebri hemisfer kanan) intrakrania
b. Perdarahan subarachnoid  Menimbulkan penekanan
pada vena jugularis dan
yang mengisi sulci dan gyri menghambat aliran darah
di lobus temporalis kanan otak.

dan fissure sylvli kanan


c. Cephal hematoma dilobus
temporalis kanan
d. Fraktur linier pada os
temporalis kanan
e. Pasien mengalami
gangguan nervus ke XI
yaitu aksesorius saat
menggerakan bagian
kepalanya
f. Pasien tidak bisa
memfleksikan lehernya
karena nyeri

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Kontrol nyeri


dengan agen cedera fisik keperawatan selama 1x 8 jam
(trauma kepala) tingkat nyeri pasien berkurang,  Lakukan pengkajian nyeri secara  untuk mengetahui tingkat
dengan kriteria hasil: komprehensif termasuk lokasi, rasa nyeri yang dirasakan
karakteristik, durasi, frekuensi, untuk menegakkan
Domain 12 Tingkat nyeri dan faktor pencetus. intervensi selanjutnya
 Observasi reaksi nonverbal dari  sikap klien yang
Kenyamanan  Nyeri yang dilaporkan ketidaknyamanan menunjukkan kegelisahan
Kelas 1 berkurang  Ajarkan tentang teknik non menunjukkan rasa tidak
 Panjangnya episode nyeri farmakologi dengan napas nyaman apa yang dirasakan
Kenyamanan berkurang dalam, saat ini sehingga perawat
 Skala nyeri 4  Berikan analgetik dan antiemetik harus memberikan terapi
fisik atau tindakan untuk
keterolac dan ranitidin 2x sehari.
mengurangi nyeri.
 Tingkatkan istirahat dengan
 tehnik relaksasi nafas dalam
posisi nyaman.
ini mampu mengurangi rasa
nyeri.
 Dalam pemberian analgetik
Data Subjektif: ini mampu mengurangi rasa
a. Pasien mengatakan masih nyeri sehingga pasien
nyeri dibagian kepala merasa nyaman dan nyeri
sebelah kanan, hilang.
b. Pasien mengatakan nyeri  sikap klien yang
dirasakan seperti ditusuk- menunjukkan kegelisahan
tusuk. menunjukkan rasa tidak
c. Pasien mengatakan nyeri nyaman apa yang dirasakan
dirasakan ketika ada saat ini sehingga perawat
pergerakan dan nyeri harus memberikan terapi
berkurang ketika sudah atau tindakan untuk
tidur terlentang, mengurangi nyeri.
d. pasien mengatakan skala
nyeri 5 rentang dari 1-10
e. pasien mengatakan nyeri
dirasakan secara terus
menerus

Data Objektif:
Pasien terlihat meringis
kesakitan.

Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Promosi Kesiapan Penerimaan


berhubungan dengan keperawatan selama 1x 8 jam Informasi
kurang terpapar informasi tingkat penegtahuan pasien
dalam perawatan pasien bertambah, dengan kriteria hasil:  Indentifikasi pemahaman pasien Klarifikasi sejauh mana pasien
Data Subjektif: tentang kondisi kesehatan saat memhami kondisi yang
ini dialamai agar tidak terjadi
a. Pasien mengatakan apakah
 Libatkan keluarga untuk kesalahan komunikasi
cedera pada kepalanya bisa
sembuh atau tidak.  Tingkat Pengetahuan menerima informasi merawat Pentingnya keluarga dalam
 Tahu permasalahan yang pengetahuan tentang cara
b. Keluarga pasien mengatakan keadaan pasien
merawat kondisi pasien
tidak tahu bagaimana nanti dihadapi  Berikan edukasi untuk
Agar keluarga dan pasien
perawatan dirumah.  Tahu cara merawat kondisi memudahkan mendapat
mengetahui informasi terkait
yang dialami informasi. kondisi pasien
Data Objektif:
Pasien saat ditanya terlihat
bingung

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Implementasi Evaluasi
1. Dx: - Subjektif :
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral Pasien mengatakan sedikit
Tanggal 28 September 2021 faham untuk menghindari
nyeri hebat
 Pukul 20.30 WIB Memonitor tingkat kesadaran - Objektif :
dengan menggunakan Skala Koma Glasgow (GCS)  GCS pasien yaitu 15 (Composmentis)
Dengan respon pasien: pasien mengatakan  TD: 148/86 mmHg R: 20x/menit
keluhannya dan pasien CM.  N: 65x/menit S:36,0
 Memposisikan tinggi kepala
 Pukul 21.00 WIB. Memonitor tanda-tanda vital: tempat tidur 30° ditopang
tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu. dengan bantal
Dengan hasil: A: masalah teratasi sebagian
TD: 148/86 mmHg R: 20x/menit P: Lanjutkan Intervensi
N: 65x/menit S:36,0  Monitor tingkat kesadaran
dengan
 Pukul 20.32 WIB. Menghindari kegiatan yang dapat menggunakan Skala Koma
meningkatkan tekanan intracranial yaitu dengan Glasgow (GCS)
tidak banyak ke kamar mandi jika pasien ingin BAK  Monitor tanda-tanda vital:
dianjurkan menggunakan pispot. tekanan darah, nadi, pernapasan,
Dengan respon pasien: pasien mengatakan faham dan suhu
untuk menghindari nyeri hebat.  Hindari kegiatan yang dapat
meningkat kan tekanan
 Pukul 20.35 WIB. Memposisikan tinggi kepala tempat intracranial
tidur 30° dengan ditopang oleh bantal kecil yang datar.  Posisikan tinggi kepala tempat tidur
Dengan respon pasien: pasien mengatakan sedikit 30°
lebih nyaman dan pasien saat dipasang bantal terlihat
 Hindari fleksi leher
meringis kesakitan.
 Pukul 20.35. Menghindari fleksi leher agar tidak
terjadi peningkatan TIK.
Dengan respon pasien: pasien mengatakan akan TTD
berhati-hati dan menjaga posisi kepalanya.

 Pukul 20.00 WIB. Memberikan terapi sesuai indikasi


dari dokter dengan piracetam 1 gr vial dilarutkan Wulan Nurhalimah
dengan NACL 5 ml IV, anbacim dengan NACL 10 ml
IV, kalnex 500 ml ampul IV, dan manitol 4x 150 ml di
loading IV.
Dengan hasil:-

TTD

Wulan Nurhalimah

2. Dx: Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera - Subjektif :


fisik Pasien mengatakan masih
Tanggal 28 September 2021 terasa nyeri
- Objektif :
 Pukul 20.30 WIB. Melakukan pengkajian nyeri
 Pasien masih skala 5
secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, faktor pencetus.  Pasien masih terlihat meringis
kesakitan
Dengan hasil: Pasien mengatakan masih nyeri A: masalah belum teratasi
dibagian kepala sebelah kanan, pasien mengatakan P: Lanjutkan Intervensi
nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, pasien  Ajarkan tentang teknik non
mengatakan nyeri dirasakan ketika ada pergerakan farmakologi dengan napas dalam,
dan nyeri berkurang ketika sudah tidur terlentang,  Berikan analgetik keterolac 2x sehari
pasien mengatakan skala nyeri 5 rentang dari 1-10,
pasien mengatakan nyeri dirasakan secara terus
menerus
 Pukul 20.35 WIB. Mengobservasi reaksi nonverbal TTD
dari ketidaknyamanan
Dengan hasil: pasien terlihat meringis kesakitan

 Pukul 20.35 WIB. Mengajarkan tentang teknik non Wulan Nurhalimah


farmakologi dengan napas dalam sebanyak 3 kali
dengan di hirup melalui hidung kemudian tahan dari
gitungan 1-5 dan hembuskan melewati mulut.

 Pukul 20.00 WIB. Memberikan analgetik dan


antiemetik untuk mengurangi nyeri dan mual dengan
keterolac 30 mg IV dan Ranitidin 25 mg2x sehari
Dengan hasil:-

 Pukul 20.37 WIB. Meningkatkan istirahat dengan


posisi nyaman pasien yaitu tidur dengan posisi supine
dan di topang dengan bantal tidak terlalu tinggi.

TTD

Wulan Nurhalimah

3. Dx: Defisit Pengetahuan berhubungan dengan - Subjektif :


kurang terpapar informasi dalam perawatan  Pasien megetahui kondisi yang
pasien dialaminya sekarang.
Tanggal 28 September 2021  Pasien dan keluarga sedikit
memahami tentang cara merawat
 Pukul 21.00 WIB. Mengindentifikasi pemahaman kondisi pasien
pasien tentang kondisi kesehatan saat ini. dirumah.
Dengan hasil: Pasien dan keluarga pasien - Objektif :
mengatakan pasien mengalami cedera kepala dan  Pengetahuan pasien masih kurang
tidak tahu bagaimana cara merawat pasien dirumah A: masalah teratasi sebagian
dengan cedera pada kepalanya. P: Lanjutkan Intervensi
Berikan edukasi untuk memudahkan
 Pukul 21.00 WIB. Melibatkan keluarga untuk mendapat informasi.
menerima informasi merawat keadaan pasien
Dengan hasil: terapi psikologisatau kognitif yaitu
untuk memperbaiki jika terjadi gangguan daya ingat,
konsentrasi atau emosi setelah terjadi cedera kepala
dengan keluarga membantu pasien untuk TTD
mengingatkan kembali hal yang disukai oleh pasien,
terapi rekreasi yaitu melatih waktu senggangnya
dengan sosialisasi berserta orang-orang disekitar
Wulan Nurhalimah
serta meningkatkan istirahat agar fikiran kembali
rileks, terapi wicara dan bahasa yaitu dengan
berbahasa yang sesuai dengan kebiasaan dirumah,
agar tidak terjadi pelo pada pembicaraan dan tindak
lanjut kontrol dengan dokter syaraf apabila
dianjurkan.

 Pukul 21.00 WIB. Memberikan edukasi untuk


memudahkan mendapat informasi dengan google di
handphone yang sumber terpercaya misalnya dari
hallodoc, hallo sehat dan konsultasi via online serta
bertanya pada tenaga medis setempat/ terdekat.

TTD

Wulan Nurhalimah
E. CATATAN PERKEMBANGAN

Catatan perkembangan
Rabu, 29 September 2021

No. Dx. Perkembangan Tanda tangan

1. Resiko - Subjektif :
ketidakefektifa Pasien mengatakan ingin tidur
n perfusi terlentang tanpa menggunakan
jaringan bantalan
serebral - Objektif :
 GCS pasien tetap 15 (Composmentis)
 TD: 136/76 mmHg R: 20x/menit
 N: 78x/menit S:36,3
 Memposisikan tinggi kepala
tempat tidur 30° tanpa ada
topangan bantal.
A: Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral
P: Lanjutkan Intervensi
 Monitor tingkat kesadaran
dengan
menggunakan Skala Koma (Wulan Nurhalimah)
Glasgow (GCS)
 Monitor tanda-tanda vital:
tekanan darah, nadi, pernapasan,
dan suhu
 Hindari kegiatan yang dapat
meningkat kan tekanan intracranial
 Posisikan tinggi kepala tempat tidur
30°
I:
Pukul 07.00 WIB. Memonitor tingkat
kesedaran pasien dengan memanggil
nama pasien.
Dengan hasil: pasien menjawab pada saat
perawat memanggil namanya.

Pukul 07.30 WIB. Memeriksa tanda-tanda


vital pasien.
Dengan hasil:
TD: 136/76 mmHg R: 20x/menit
N: 78x/menit S:36,3

Pukul 07.15 WIB. Menghindari kegiatan


yang dapat meningkatkan tekanan intra
cranial dengan tidak memposisikan
kepala fleksi.
Dengan hasil: pasien mengatakan ingin
tidur terlentang.

Pukul 07.20 WIB. Memposisikan tinggi


kepala tempat tidur 30° dengan
meninggikan bed pasien.
Dengan hasil: pasien mengatakan tidak
mau ditopang dengan bantalan saat tidur

Pukul 08.00 WIB. Memberikan terapi


sesuai indikasi dari dokter dengan
piracetam 1 gr vial dilarutkan dengan
NACL 5 ml IV, anbacim dengan NACL
10 ml IV, kalnex 500 ml ampul IV dan
manitol 4x 150 ml di loading IV.
Dengan hasil:-

E: Masalah teratasi sebagian


1. Kesadaran pasien composmentis
2. Tanda-tanda vital dalam keadaan
stabil
3. Posisi kepala tidak fleksi.
2. Nyeri Akut - Subjektif :
berhubungan Pasien mengatakan masih
dengan agen sedikit nyeri.
cedera fisik - Objektif :
 Pasien masih skala 5
 Pasien terlihat sedikit tenang
A: Nyeri Akut
P: Lanjutkan Intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi dengan napas
dalam
 Berikan analgetik dan antiemetik
keterolac dan ranitidin 2x sehari.
I:
 Pukul 07.20 WIB. Mengajarkan
tentang teknik non farmakologi
dengan napas dalam sebanyak
3 kali dimulai tarik nafas dari
hidung kemudian tahan dalam
hitungan 5 setelah itu keluarkan (Wulan Nurhalimah)
dari mulut secara perlahan.
Dengan hasil: pasien sedikit
lebih rileks

 Pukul 07.00 WIB. Memberikan


analgetik dan antiemetik untuk
mengurangi nyeri dan mual
dengan keterolac 30 mg IV dan
Ranitidin 25 mg 2x sehari
Dengan hasil:-

E: masalah teratasi sebagian


1. Pasien terlihat sedikit tenang
2. Skala 4
3. Pasien mengatakan masih
sedikit nyeri
3. Defisit - Subjektif :
Pengetahuan Pasien dan keluarga seikit memahami
berhubungan tentang cara merawat kondisi pasien
dengan kurang dirumah.
terpapar - Objektif :
informasi  Pengetahuan pasien masih kurang
dalam A: Defisiensi Pengetahuan
perawatan P: Lanjutkan Intervensi
pasien Berikan edukasi untuk
memudahkan mendapat informasi.
I:
(Wulan Nurhalimah)
Pukul 07.00 WIB. Memberikan
edukasi untuk memudahkan
mendapat informasi dengan
searching di google mencari link
hallodoc tentang perawatan
dirumah dihandphone pasien.
Dengan hasil: pasien dan keluarga
mencari informasi
E: Masalah teratasi sebagian
Pasien dan keluarga pasien
membaca link hallodoc tersebut.

Catatan perkembangan
Kamis, 30 September 2021

No. Dx. Perkembangan Tanda tangan

1. Resiko - Subjektif :
ketidakefektifa Pasien mengatakan nyaman
n perfusi menggunakan bantalan
jaringan - Objektif :
serebral  GCS pasien tetap 15 (Composmentis)
 TD: 130/80 mmHg R: 20x/menit
 N: 80x/menit S:36,7
 Memposisikan tinggi kepala
tempat tidur 30° dengan
topangan bantal.
A: Resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral
P: Lanjutkan Intervensi (Wulan Nurhalimah)

I:
Pukul 14.00 WIB. Memonitor tingkat
kesedaran pasien dengan menanyakan
makan dan minum hari ini
Dengan hasil: pasien menjawab pada saat
perawat memberi pertanyaan.

Pukul 14.30 WIB. Memeriksa tanda-tanda


vital pasien.
Dengan hasil:
TD: 130/80 mmHg R: 20x/menit
N: 80x/menit S:36,7 (Wulan Nurhalimah)

Pukul 14.00 WIB. Menghindari kegiatan


yang dapat meningkatkan tekanan intra
cranial dengan tidak memposisikan
kepala fleksi.
Dengan hasil: pasien mengatakan ingin
ditopang dengan bantalan

Pukul 14.05 WIB. Memposisikan tinggi


kepala tempat tidur 30°.
Dengan hasil: pasien mengatakan mau
ditopang dengan bantalan saat tidur

Pukul 14.00 WIB. Memberikan terapi


sesuai indikasi dari dokter dengan
piracetam 1 gr vial dilarutkan dengan
NACL 5 ml IV, kalnex 500 ml ampul IV.
Dengan hasil:-

E: Masalah teratasi
1. Kesadaran pasien composmentis
2. Tanda-tanda vital dalam keadaan
stabil
3. Posisi kepala tidak fleksi.
2. Nyeri Akut - Subjektif :
berhubungan Pasien mengatakan nyeri sudah
dengan agen berkurang dan hanya sedikit
cedera fisik - Objektif :
 Pasien masih skala 3
 Pasien terlihat lebih tenang
A: Nyeri Akut
P: Lanjutkan Intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi dengan napas (Wulan Nurhalimah)
dalam
I:
 Pukul 14.30 WIB. Mengajarkan
tentang teknik non farmakologi
dengan napas dalam sebanyak
3 kali dimulai tarik nafas dari
hidung kemudian tahan dalam
hitungan 5 setelah itu keluarkan
dari mulut secara perlahan.
Dengn hasil: pasien terlihat
rileks

E: Masalah teratasi sebagian


1. Skala nyeri 4
2. pasien terlihat tenang
3. pasien mngatakan nyeri
sudah berkurang
3. Defisit - Subjektif :
Pengetahuan Pasien dan keluarga memahami
berhubungan tentang cara merawat kondisi pasien
dengan kurang dirumah.
terpapar - Objektif :
informasi Pengetahuan pasien dan keluarga
dalam terlihat faham cara merawatnya
perawatan kondisi pasien
pasien A: Defisiensi Pengetahuan
P: Lanjutkan intervensi
Berikan edukasi untuk
memudahkan mendapat informasi.
I:
Pukul 07.00 WIB. Memberikan
edukasi untuk memudahkan
mendapat informasi dengan
searching di google mencari link
hallo sehat tentang perawatan (Wulan Nurhalimah)
dirumah dihandphone pasien.
Dengan hasil: pasien dan keluarga
pasien dapat mencari sendiri
dengan google.

E: Masalah teratasi
Pasien dan keluarga pasien
membaca link hallosehat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai