Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGARUH TERAPI KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN SKALA


NYERI PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR POST ORIF
DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
TAHUN 2021

Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. Chealsea Izda Safitri, S. Kep (2114901006)
2. Dede Rahma Aldany, S. Kep (2114901013)
3. Ella Seftia Andhal S, S. Kep (2114901011)
4. Fitria Wezi, S. Kep (2114901016)
5. Rafika Afriyanti, S. Kep (2114901031)
6. Rian Antoni, S. Kep (2114901035)
7. Shonia Puji Andika, S. Kep (2114901043)
8. Ummiyati Latifa, S. Kep (2114901049)
Preceptor Akademik Preceptor Akedemik

(Ns. Rischa Hamdanesti, S. Kep, M. Kep) (Ns. Syalvia Oresti, S. Kep, M. Kep)
Preceptor Klinik Preceptor Klinik

(Ns. Rahmadevita, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep. A) (Ns. Suhelmida Munir, S.Kep)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Ajar : Ilmu Keperawatan Medikal Bedah

Pokok Bahasan : Terapi Kompres Dingin

Sasaran : Pasien dengan Fraktur Femur Post ORIF

Hari/Tanggal :

Waktu : ± 30 Menit

Tempat : Ruang Kelas I Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang

A. Latar Belakang

Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis

dan luasnya. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kelelahan otot,

kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang (osteoporosis). Salah satu jenis fraktur

yaitu fraktur femur yang merupakan hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai

adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah)..

Fraktur femur dapat menyebabkan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas

seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis yang salah

satunya dapat menimbulkan respon berupa nyeri (Muttaqin, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia kurang

lebih 23 juta orang pada tahun 2017, dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara

pada tahun 2018 terdapat kurang lebih 29 juta orang dengan angka prevalensi sebesar

3,5%. Tahun 2019 meningkat menjadi 34 juta orang dengan angka prevalensi 4,2%.

Terjadinya fraktur tersebut termasuk didalamnya insiden kecelakaan, cedera olahraga,

bencana kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya (WHO, 2019). Survey kesehatan

Nasional mencatat bahwa kasus fraktur pada tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi
fraktur secara nasional sekitar 27,7%. Prevalensi ini khususnya pada laki-laki mengalami

kenaikan dibanding tahun 2017 dari 51,2% menjadi 54,5%. (Kemenkes RI, 2018).

Nyeri merupakan masalah utama pada pasien pasca operasi sekaligus merupakan

pengalaman multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Pasca

pembedahan ORIF akan dapat menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh tindakan invasif

bedah yang dilakukan. Walaupun fragmen tulang telah direduksi, tetapi manipulasi

seperti screw dan plate menembus tulang akan menimbulkan nyeri hebat. Kondisi nyeri

ini sering kali menimbulkan gangguan pada pasien baik secara fisiologis maupun

psikologis (Suratun, 2018).

Metode non-farmakologis yang dianggap efektif dalam menurunkan nyeri pasca

pembedahan ORIF adalah kompres dingin. Kompres dingin mengakibatkan pembuluh

darah mengecil (vasokonstriksi) sehingga menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang

mengalami cedera, mencegah terbentuknya edema dan mengurangi inflamasi. Kompres

dingin dapat menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran

saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Pemberian kompres dingin

juga meningkatkan pelepasan endorfin yang menstimulasi serabut saraf yang memiliki

diameter besar sehingga menurunkan transmisi impuls nyeri melalui serabut saraf kecil

(Amanda, 2017).

B. Tujuan instruksional umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang penatalaksanaan nyeri pada

pasien fraktur femur post ORIF dengan terapi kompres dingin di Ruang Bedah RSUP

Dr.M.Djamil Padang

C. Tujuan instruksional khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan :

1. Peserta penyuluhan mengetahui pengertian pengertian fraktur femur


2. Peserta penyuluhan mengetahui tanda dan gejala fraktur femur

3. Peserta penyuluhan mengetahui tentang pengertian terapi kompres dingin

4. Peserta penyuluhan mengetahui manfaat terapi kompres dingin

5. Peserta penyuluhan mengetahui langkah-langkah pemberian terapi kompres dingin

D. Materi (Terlampir)

E. Media Penyuluhan

1. Lembar balik

F. MetodePenyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi

G. Setting Tempat

H.

Keterangan:

= moderator = pembimbing akademik

= media = audien

= penyaji = fasilitator

= pembimbing klinik = observer


H. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan


kegiatan audiens

1. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan salam Mejawab


- Memperkenalkan Mendengarkan
anggota kelompok
dan pembimbing
- Menjelaskan tujuan Mendengarkan
dari penyuluhan
- Melakukan kontrak
Mendengarkan
waktu
- Melakukan kontrak
bahasa Mendengarkan
- Menjelaskan tata Mendengarkan
tertib selama
penyuluhan
berlangsung

2. Pelaksanaan 15 menit - Menggali Menjawab


pengetahuan peserta
tentang pengertian
fraktur femur
- Memberikan
Mendengarkan
reinforcemen positif
bagi yang menjawab
- Menjelaskan tentang Mendengarkan
pengertian fraktur
femur
- Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang tanda dan
gejala fraktur femur
- Memberikan Memperhatikan
reinforcemen positif
bagi yang menjawab
- Menjelaskan tentang Mendengarkan
tanda dan gejala
fraktur femur
- Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang pengertian
kompres dingin
- Memberikan
Memperhatikan
reinforcement positif
bagi yang menjawab
- Menjelaskan tentang Memperhatikan
pengertian kompres
dingin
- Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang manfaat
kompres dingin Memperhatikan
- Memberikan
reinforcement positif
bagi yang menjawan
- Menjelaskan tentang Mendengarkan
manfaat kompres
dingin
- Menggali
pengetahuan peserta
tentang langkah-
langkah kompres
dingin
- Memberikan
reinforcement positif
bagi yang menjawan
- Menjelaskan tentang
langkah-langkah
kompres dingin

3. Penutup 10 menit - Memberikan Bertanya


kesempatan untuk
audien bertanya
- Menjawab pertanyaan Memperhatikan
audien
- Mengevaluasi dengan
Mendengarkan
menanyakan materi
dan menjawab
yang sudah dijelaskan
salam
- Menarik kesimpulan
dari materi
penyuluhan
- Menutup penyuluhan
dan memberi salam

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta menghadiri acara penyuluhan
b. Peserta mengikuti dari awal sampai akhir
c. Tersedianya alat media untuk melakukan acara penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
f. Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi proses
a. Peserta berpartisipasi selama kegiatan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan sesuai rencana
d. Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
e. Peserta ikut serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu membina hubungan saling percaya
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyaji
c. Peserta mengerti tentang pengertian fraktur femur
d. Peserta mengerti tentang tanda dan gejala fraktur femur
e. Peserta mengerti tentang pengertian kompres dingin
f. Peserta mengerti tentang manfaat kompres dingin
g. Peserta mengerti tentang langkah-langkah kompres dingin
Lampiran materi

TERAPI KOMPRES DINGIN

1. Pengertian Fraktur Femur


Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.

Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya.

Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan

oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /

osteoporosis (Mansjoer, 2016).

Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, baik bersifat total maupun

sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya. Fraktur adalah patah tulang yang

biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan

tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan kondisi fraktur

tersebut (Price, 2018).

2. Tanda dan Gejala Fraktur Femur


a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulangdi imobilisasi,

spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang

untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

b. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak

secara tidak alamiah bukannya tetap rigid seperti normalnya, pergeseran fragmen pada

fraktur menyebabkan deformitas, ekstermitas yang bias diketahui dengan

membandingkan dengan ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat berfungsi

dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat

melekatnya otot.

c. Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi

otot yang melekat di atas dan bawah tempatfraktur.


d. Saat ekstermitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan

krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.

e. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai akibat trauma

dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi setelah

beberapa jam atau hari setelah cedera.

3. Pengertian Kompres Dingin


Terapi dingin adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri atau gangguan

kesehatan lainnya (Arovah, 2010). Terapi dingin adalah penerapan bahan atau alat yang

dingin pada bagian tubuh yang mengalami nyeri. Terapi dingin merupakan terapi yang

sederhana dan merupakan salah satu metode penyembuhan non farmakologi yang

penting untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry, 2011).

Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang

dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah

mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.

Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat

kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.

Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan

dan mengurangi persepsi nyeri (Price, 2018).

4. Manfaat Kompres Dingin


a.      Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).

b.      Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.

c.      Mengurangi sensasi nyeri.

d.      Memperlambat proses inflamasi.

e.      Mengurangi rasa gatal.


5. Langkah-langkah Kompres Dingin
Persiapan alat :

a. Ice Pack Gel

b. Perlak pengalas

c. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu

d. Sampiran

Prosedur :

1. Masukan Ice Pacl Gel kedalam lemari pendingin, jika sudah keluarkan

2. Dekatkan alat-alat ke klien

3. Pasang sampiran bila perlu

4. Cuci tangan

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

6. Letakan Ice Pack pada bagian yang nyeri

7. Letakkan waslap pada area yang akan dikompres

8. Lakukan kompres selama 10 menit

9. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai

10. Cuci tangan


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A., A,. A. (2018). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.,A & Perry, A.,G. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2018). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Diperoleh dari situs http://nursepoint.blogspot.com/2007/10/kelola-nyeri-pasien-anda.html


pada hari sabtu 04 desember 2021

Diperoleh dari situs http://www.google.co.id/kumpulbloger/manajemen-nyeri-pada-pasien-


pasca-pembedahan.html pada har sabtu 04 desember 2021

Anda mungkin juga menyukai