Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. Chealsea Izda Safitri, S. Kep (2114901006)
2. Dede Rahma Aldany, S. Kep (2114901013)
3. Ella Seftia Andhal S, S. Kep (2114901011)
4. Fitria Wezi, S. Kep (2114901016)
5. Rafika Afriyanti, S. Kep (2114901031)
6. Rian Antoni, S. Kep (2114901035)
7. Shonia Puji Andika, S. Kep (2114901043)
8. Ummiyati Latifa, S. Kep (2114901049)
Preceptor Akademik Preceptor Akedemik
(Ns. Rischa Hamdanesti, S. Kep, M. Kep) (Ns. Syalvia Oresti, S. Kep, M. Kep)
Preceptor Klinik Preceptor Klinik
(Ns. Rahmadevita, S. Kep, M. Kep, Sp. Kep. A) (Ns. Suhelmida Munir, S.Kep)
Hari/Tanggal :
Waktu : ± 30 Menit
A. Latar Belakang
dan luasnya. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kelelahan otot,
kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang (osteoporosis). Salah satu jenis fraktur
yaitu fraktur femur yang merupakan hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai
adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah)..
Fraktur femur dapat menyebabkan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas
seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis maupun psikologis yang salah
Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia kurang
lebih 23 juta orang pada tahun 2017, dengan angka prevalensi sebesar 2,7%. Sementara
pada tahun 2018 terdapat kurang lebih 29 juta orang dengan angka prevalensi sebesar
3,5%. Tahun 2019 meningkat menjadi 34 juta orang dengan angka prevalensi 4,2%.
bencana kebakaran, bencana alam dan lain sebagainya (WHO, 2019). Survey kesehatan
Nasional mencatat bahwa kasus fraktur pada tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi
fraktur secara nasional sekitar 27,7%. Prevalensi ini khususnya pada laki-laki mengalami
kenaikan dibanding tahun 2017 dari 51,2% menjadi 54,5%. (Kemenkes RI, 2018).
Nyeri merupakan masalah utama pada pasien pasca operasi sekaligus merupakan
pembedahan ORIF akan dapat menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh tindakan invasif
bedah yang dilakukan. Walaupun fragmen tulang telah direduksi, tetapi manipulasi
seperti screw dan plate menembus tulang akan menimbulkan nyeri hebat. Kondisi nyeri
ini sering kali menimbulkan gangguan pada pasien baik secara fisiologis maupun
darah mengecil (vasokonstriksi) sehingga menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang
saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Pemberian kompres dingin
juga meningkatkan pelepasan endorfin yang menstimulasi serabut saraf yang memiliki
diameter besar sehingga menurunkan transmisi impuls nyeri melalui serabut saraf kecil
(Amanda, 2017).
pasien fraktur femur post ORIF dengan terapi kompres dingin di Ruang Bedah RSUP
Dr.M.Djamil Padang
D. Materi (Terlampir)
E. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
F. MetodePenyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
G. Setting Tempat
H.
Keterangan:
= media = audien
= penyaji = fasilitator
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta menghadiri acara penyuluhan
b. Peserta mengikuti dari awal sampai akhir
c. Tersedianya alat media untuk melakukan acara penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan
f. Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat
2. Evaluasi proses
a. Peserta berpartisipasi selama kegiatan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan sesuai rencana
d. Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
e. Peserta ikut serta dalam penyimpulan pertemuan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu membina hubungan saling percaya
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyaji
c. Peserta mengerti tentang pengertian fraktur femur
d. Peserta mengerti tentang tanda dan gejala fraktur femur
e. Peserta mengerti tentang pengertian kompres dingin
f. Peserta mengerti tentang manfaat kompres dingin
g. Peserta mengerti tentang langkah-langkah kompres dingin
Lampiran materi
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya.
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan
oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang /
Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, baik bersifat total maupun
sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya. Fraktur adalah patah tulang yang
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan
tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan kondisi fraktur
spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang
b. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak
secara tidak alamiah bukannya tetap rigid seperti normalnya, pergeseran fragmen pada
dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
c. Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
e. Pembengkakan dan perubahan warna local pada kulit terjadi sebagai akibat trauma
dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru terjadi setelah
kesehatan lainnya (Arovah, 2010). Terapi dingin adalah penerapan bahan atau alat yang
dingin pada bagian tubuh yang mengalami nyeri. Terapi dingin merupakan terapi yang
sederhana dan merupakan salah satu metode penyembuhan non farmakologi yang
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang
mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan
b. Perlak pengalas
d. Sampiran
Prosedur :
1. Masukan Ice Pacl Gel kedalam lemari pendingin, jika sudah keluarkan
4. Cuci tangan
9. Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
Alimul, A., A,. A. (2018). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.,A & Perry, A.,G. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2018). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.