Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN PARIWISATA

TINDAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG


KEPARIWISATAAN, ORGANISASI PARIWISATA NASIONAL,
UNSUR – UNSUR ANGKUAN UDARA DALAM PARIWISATA
DAN USAHA PERJALANAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : DZOELKIVLY RADEN LIHIMI
NIM : 18 302 052
KELAS : MANAJEMEN V-A

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak kenikmatnya kepada saya. Sehingga saya mampu
menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan waktu yang saya rencanakan.

saya sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala kekurangannya.

Bitung, 13 Januari 2021

Dzoelkivly Raden Lihimi

2
DAFTA ISI KATA
Cover……………………………………………………………………1
pengantar……………………………………………….………………2
Daftar isi……...…………………………………….…………………..3
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………...…4
BAB 2
PEMBAHASAN………………………………………………………..5
1.1 Tindakan pemerintah dalam bidang kepariwisataan………...5
1.2 Organisasi pariwisata nasional………………………………...7
1.3 Unsur – unsur angakatan udara dalam pariwisata……….....10
1.4 Usaha perjalanan………………………………………………16

BAB 3 PENUTUP…………..
………………………………………………...19

KESIMPULAN……………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………20

3
BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha
peningkatan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan
alam dan keanekaragaman budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor
pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap
menguntungkan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu aset
yang di gunakan sebagai sumber yang menghasilkan bagi Bangsa dan Negara.

Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Paridan Wisata. Paridapat diartikan
sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisatadapat
diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan
kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata ”Pariwisata”dapat
diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari
suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
”Tour”. (Yoeti, 1991:103). Sedangkan menurut RG. Soekadijo (1997:8),
Pariwisata ialah segalakegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pariwisata merupakan segala


sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancong, turisme
(Departemen Pendidikan Nasional, 2005:830). Menurut Murphy (1985) pariwisata
adalah keseluruhan elemen-elemen terkait, seperti wisatawan, daerah tujuan
wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya. Pengembangan Suatu tempat yang
dijadikan daerah pariwisata diharapkan menjadi sumber dan potensi kegiatan
ekonomi yang dapat diandalkan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi,
termasuk kegiatan sektor lain sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan
masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa
meningkat melalui upaya pengembangan dan pembangunan berbagai potensi
kepariwisataan nasional, dengan tetap memelihara kepribadian bangsa dan
kelestarian fungsi serta mutu lingkungan hidup

4
BAB 2 PEMBAHASAN

1.1Tindakan pemerintah dalam bidang kepariwisataan

6 Langkah Pemerintah Tingkatkan Devisa Pariwisata Indonesia

1. Mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur Langkah pertama yang akan


dilakukan pemerintah adalah percepatan penyelesaian beberapa proyek
infrastruktur. “Seperti New Yogyakarta International Airport (NYIA) di
Yogyakarta dan akses pendukungnya, runway 3 Bandara Internasional Soekarno-
Hatta, rapid exit taxiway Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan
pengembangan jalan di sekitar destinasi wisata," ujar Perry. Menurutnya,
percepatan penyelesaian proyek infrastruktur tersebut bertujuan untuk
meningkatkan aksesibilitas dan mendukung peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara.
2. Mendorong pengembangan atraksi wisata Kemudian langkah kedua, lanjutnya,
yakni mendorong perkembangan atraksi antara lain, di wilayah perbatasan atau
crossborder tourism dengan menggelar berbagai atraksi budaya secara periodik.
Selain itu, akan dilakukan juga pengembangan atraksi wisata kepada segmen
wisatawan berkualitas dengan menetapkan kapasitas daya dukung (carrying
capacity) di daerah destinasi wisata seperti di Danau Toba dan Komodo di Labuan
Bajo. “Karena memenang jumlah wisatawannya tidak terlalu banyak tetapi masa
tinggalnya dan spendingnya lebih besar, karena lebih banyak menikmati keindahan
alam Indonesia,” katanya.
3. Meningkatkan kualitas amenitas Peningkatan kualitas amenitas ini dilakukan
melalui upaya percepatan pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di
destinasi prioritas yakni Danau Toba dan Borobudur. Selain itu akan dilakukan
juga penyelenggaraan Program Indonesia Bersih untuk menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan di berbagai daerah destinasi wisata. "Di sisi lain, BI juga
akan memastikan ketersediaan uang rupiah laik edar, termasuk ketersediaan
fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM), kegiatan usaha penukaran valuta asing
(KUPVA), operasional kanal pembayaran, serta pengembangan elektronifikasi
transaksi pelaku pariwisata di destinasi wisata," jelas Perry.
4. Memperkuat promosi wisata Pemerintah juga akan memperkuat promosi
pariwisata nasional untuk meningkatkan lama tinggal (length of stay) wisatawan
mancanegara. “Langkah itu dilakukan antara lain melalui promosi digital
5
(marketplace), pengembangan paket wisata, perluasan paket promo wisata (hot
deals) di sejumlah destinasi wisata, serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi
regional tourism hub,” sebutnya.
5. Mendorong investasi Langkah kelima yakni mendorong investasi dan pemilihan
dalam pengembangan destinasi, serta peningkatan SDM pariwisata, perbaikan
dukungan data dan Informasi, antara lain penerbitan publikasi standarisasi dan
kegiatan usaha klasifikasi pengeluaran wisman. Hal ini dilakukan melalui
koordinasi dengan KBRI terkait aktivitas pariwisata. “Lalu penerbitan petunjuk
teknis kredit usaha rakyat (KUR) untuk pariwisata sekaligus peningkatan kapasitas
SDM di sejumlah destinasi wisata melalui pendidikan vokasi dan program
sertifikasi di bidang pariwisata,” tambahnya.
6. Menyusun standar prosedur manajemen pariwisata Langkah terakhir adalah
menyusun standar prosedur manajemen krisis kepariwisataan dan membentuk
forum manajemen krisis kepariwisataan di sejumlah daerah. Hal ini dilakukan
khususnya untuk mengantisipasi dan membuat solusi bersama apabila terjadi
bencana di sejumlah daerah sehingga pemulihan bisa lebih cepat disamping
antisipasi yang lebih baik. "Itu langkah jangka pendek. Langkah jangka panjang
dengan membangun infrastruktur, promosi, investasi dan peningkatan kualitas
SDM,"

6
1.2 Organisasi Kepariwisataan Nasional
Organisasi-organisasi Kepariwisataan Nasional yang ada di Indonesia, antara lain:

1. Kementerian Pariwisata 

Lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang menetapkan kebijakan dan
peraturan pemerintah tentang pengembangan pariwisata di Indonesia seperti Sapta
pesona Wisata. Berkantor pusat di Jakarta dan dipimpin oleh seorang menteri.

2. Dinas Pariwisata Daerah (Diparda) 

Diparda/Disparda merupakan badan pemerintah daerah propinsi/kabupaten yang


langsung di bawah komando gubernur, walikota dan bupati untuk mengelola dan
mempromosikan pariwisata masing-masing daerah.

3. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) merupakan organisasi


perusahaan yang beranggotakan pengusaha hotel, restoran, jasa pangan, jasa
boga,dan lembaga pendidikan pariwisata.

PHRi merupakan organisasi yang berorientasi pada pembangunan dan peningkatan


kepariwisataan, dalam rangka ikut serta melaksanakan pembangunan nasional serta
merupakan wadah pemersatu dalam memperjuangkan dan menciptakan iklim
usaha yang menyangkut harkat dan martabat pengusaha yang bergerak dalam
bidang jasa pariwisata.

4. Association of Indonesian Tour and Travel Agency (ASITA)

Association of Indonesian Tourand Travel Agency (ASITA) atau Asosiasi


Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia merupakan organisasi nonprofit yang
didirikan di Jakarta pada 7 Januari 1971 beranggotakan para pengusaha biro
perjalanan dan agen perjalanan. ASITA bertujuan membangun citra pariwisata
Indonesia, menjadi penengah antara para pengusaha travel dan pihak-pihak lain.

5. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)

Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) semula bernama Himpunan Duta Wisata


Indonesia yang didirikan di Palembang pada 1988 merupakan organisasi profesi
non politik dan mandiri sebagai wadah tunggal pribadi-pribadi yang memiliki

7
profesi sebagai pramuwisata. HPI merupakan asosiasi tingkat nasional, provinsi
dan kabupaten/kota.

6. Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI)

Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) atau Indonesian Tourism


Objects and Attraction Organization yang didirikan pada 10 November 1977 oleh
sekelompok pengelola objek wisata di Jakarta. PUTRI merupakan asosiasi yang
menghimpun para pengelola obyek dan daya tarik wisata dengan menyandang misi
sebagai wadah perjuangan kepentingan bersama dan pengabdian profesi dalam
upaya membantu pemerintah mengembangkan kepariwisatan.

Sejak Munas Ill 1989 PUTRI merupakan nama perhimpunan yang


mengkoordinasikan obyek dan daya tarik wisata Indonesia. Dengan demikian,
namanya sekarang menjadi Perhimpunan Obyek dan Daya Tarik Wisata Indonesia.

7. Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta (Gahawistri) 

Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta (Gahawisri) merupakan sebuah


organisasi yang mengkhususkan diri pada partisipasi dan mengambil bagian dalam
usaha, praktisi langsung dari setiap aspek kegiatan wisata bahari, termasuk dalam
penyediaan servis dan sarana, berdedikasi untuk meletakkan posisinya, agar dapat
secara langsung bekerjasama dengan setiap institusi pemerintah, masyarakat,
akademisi, yang berkaitan dengan pengembangan Wisata Bahari di Indonesia.

Potensi umum Wisata Bahari yang dikembangkan di Gahawisri adalah:olahraga


memancing, olah raga layar (yachting), olah raga selam, keindahan pantai,
kegiatan pesisir, akomodasi Marina, dermaga atau rumah gudang kapal,
penyewaan kapal, pembuatan kapal, selancar air.

8. Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO)

Asosiasi Perusahaan Impresariat Indonesia (ASPINDO) merupakan suatu wadah


organisasi profesi dari kalangan swasta yang bersifat nonpolitik dan mandiri, yang
menghimpun perusahaan-perusahaan jasa impresariat Indonesia untuk melakukan
kegiatan dan berusaha di bidang impresariat yaitu  kegiatan pengurusan
penyelenggaraan hiburan dan olahraga yang bersifat eksibisi.

9. Himpunan Penulis Pariwisata (HPP)

8
Himpunan Penulis Pariwisata (HPP) merupakan organisasi untuk menghimpun
para penulis pariwisata serta meningkatkan kepariwisataan Indonesia. Didirikan
pada tanggal 12 Maret 1977 dan berkantor pusat di Jakarta.

10. Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI)

Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) merupakan wadah bagi pengelola


kawasan pariwisata yang pada umumnya mencakup lahan cukup luas dan beragam
permasalahnya. Kepemilikan lahan tidak selalu ada pada pemerintah, tetapi juga
yang dikuasai oleh masyarakat setempat.

11. Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI)

Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) merupakan hasil reformasi di bidang


pembangunan pariwisata yang diprakarsai oleh forum dialog pariwisata (FDP) dan
dideklarasika pada 21 Juli 1998 dan didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamnya dan berpusat di Jakarta.

12. Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA)

Hotel Human Resources Managers Association (HHRMA) merupakan wadah para


manajer HRD dari hotel-hotel berbintang dan apartemen seluruh Indonesia.
Tujuannya adalah untuk menyatukan visi dan misi dari berbagai pemimpin
Departemen HRD agar dapat saling menukar informasi tentang sumber daya
manusia yang andal.

9
1.3 Unsur – unsur angakatan udara dalam pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang memiliki peran penting
dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan sektor pariwisata melebihi
sektor migas serta industri lainnya apabila dikelola dengan baik. Dengan demikian,
banyak negara di dunia untuk berlomba- lomba mengembangkan potensi-potensi
pariwisata yang dimilikinya sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara
(Yoeti, O. 2008: 1).

Dalam pengembangan pariwisata saat ini, pemerintah pusat melakukan upaya –


upaya agar tujuan pariwisata dapat tercapai. Tujuan pariwisata Indonesia tertuang
dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 4 yaitu (1) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi,(2) meningkatkan kesejahteraan rakyat, (3) menghapus
kemiskinan,(4) mengatasi pengangguran, (5) melestarikan alam, (6) lingkungan
dan sumber daya, (7) memajukan kebudayaan, (8) mengangkat citra bangsa, (9)
memupuk rasa cinta tanah air, (10) memperkukuh jatidiri bangsa, serta (11)
mempererat persahabatan antar bangsa. Salah satu upaya pemerintah dalam
mewujudkan tujuan pariwisata adalah dengan pengembangan Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN) serta penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
yang dideskripsikan dalam PP No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPARNAS).

Dalam pengembangan DPN, pemerintah perlu koordinasi lintas sektoral, menurut


Middleton dalam Marketing Tourism and Travel (2001:11) lingkup sektor yang
terkait dengan pariwisata adalah jasa penginapan (Accomodation sector), daya
tarik wisata (Attraction sector), Transportasi (Transport Sector), Travel
Organizer’s sector, dan Destination Organization Sector. Dalam mengintegrasikan
kelima sektor tersebut, pemerintah Indonesia melalui Inpres no. 16 Tahun 2005
mengenai Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata serta diperkuat
dengan Perpres No. 64 Tahun 2014 mengenai Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Penyelenggaraan Kepariwisataan menetapkan bentuk - bentuk koordinasi strategis
lintas sektor antar kementerian agar selaras, serasi dan terpadu yang dipimpin oleh
Wakil Presiden dan dibantu oleh Kementerian Pariwisata.

Salah satu unsur strategis dalam aktivitas kepariwisataan adalah sektor


transportasi. Melihat struktur sistem pariwisata yang dikemukakan oleh Lepier
dalam cooper et al (1993). Tansportasi merupakan media wisatawan dalam
membawa wisatawan dari daerah asal menuju destinasi wisata.

10
Gambar 1

Sistem Pariwisata

Sumber : Lepier dalam cooper et al (1993)

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa peran transportasi sangat penting dalam
sistem kepariwisataan dimana sektor transportasi membawa wisatawan dari asal
wisatawan menuju daerah tujuan wisatawan.

Indonesia merupakan tujuan wisata bagi wisatawan asal Australia, Malaysia,


Singapura, Jepang, Taiwan, Hongkong, Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Tentu
dapat dibayangkan bagaimana mereka bisa mencapai Indonesia tanpa transportasi.

Pada sisi lain, kondisi geografi Indonesia mempunyai lingkup sebagai negara
kepualauan, dan memiliki banyak gunung membuat transportasi mengambil bagian
penting dalam menghubungkan antar wilayah di Indonesia.

Menurut Utomo, jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu, 

1. Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan


untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi
darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk

11
membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan
perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas.
Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan
spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat
transportasi, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi.
Contoh moda transportasi darat adalah kendaraan bermotor, kereta api,
gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. 
2. Transportasi air merupakan alat transportasi yang menggunakan media
sungai, danau dan laut sebagai landasan operasionalnya. Alat transportasi
air contohnya seperti kapal,tongkang, perahu dan rakit. 
3. Transportasi udara. dalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat.
Transportasi ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan
sedangkan udara atau angkasa sebagai jalur atau jalannya. Alat transportasi
udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat ditempuh dengan
alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di samping mampu bergerak
lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas
hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya pesawat terbang,
helikopter, balon udara, dll.

Sementara itu, prasarana transportasi dibagi menjadi tiga aspek  yaitu transportasi
darat, Laut dan udara :

1. Prasarana transportasi di darat, Prasarana transportasi darat diantaranya


seperti jalan raya, jembatan termasuk bagian perlengkapannya misalnya
seperti halte bus. Khusus untuk kereta api munggunakan jalur khusus yang
disebut dengan Rel. Rel akan mengarahkan kereta api ketempat atau statsiun
tujuan.
2. Prasarana transportasi di laut. Prasarana untuk transportasi laut yaitu
pelabuhan. Pelabuhan merupakan suatu fasilitas yang berada di ujung
sungai, danau ataupun samudra yang berguna untuk tempat singgah kapal
laut, mengangkut barang, memindahkan barang maupun mengangkut  dan
menurunkan penumpang.
3. Prasarana transportasi di udara. Prasarana untuk transportasi udara yaitu
bandar udara atau lebih sering disebut dengan bandara. Bandara merupakan
suatu fasilitas untuk pesawat terbang lepas landas maupun untuk mendarat.
Bandara juga dilengkapi dengan operator layanan penerbangan dan lain-lain

Stakeholder Transportasi

12
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan
secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan,
kaitannya dengan tranportasi darat, pihak-pihak yang terkait dalam mewujudkan
keterpaduan antara moda transportasi jalan, sungai dan danau serta penyeberangan,
sebagai upaya untuk menghubungkan seluruh wilayah tanah air dalam rangka
memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara dan memperkokoh ketahanan
nasional, pihak-pihak tersebut adalah DPR/D, pemerintah (Kemenhub, kemenPU)
dalam pengambilan dan implementasi kebijakan, swasta dan masyarakat dengan
mendorong dan memfasilitasi terbentuknya forum kerjasama antar daerah dalam
rangka perencanaan transportasi nasional dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.  Stakeholder transportasi di bidang pariwisata dapat dibilang
kompleks. Disisi pemerintah terdapat pemerintah pusat (kementerian pariwisata,
kementerian perhubungan, Ditjen Imigrasi, kementerian kehutanan untuk destinasi
taman nasional, kementerian kelautan dan perikanan untuk destinasi kelautan) dan
pemerintah daerah (dinas terkait di provinsi dan daerah). Sementara itu pada sisi
swasta terdapat biro perjalanan, agen perjalanan, perusahaan penerbangan,
perusahaan perkapalan dan perusahaan untuk transportasi darat. Kebijakan
pemerintah harus mengakomodasi keinginan tiap – tiap stakeholder transportasi.
Pengidentifikasian fungsi tiap stakeholder, kemudian rumusan pola transportasi
dan pengembangan serta komitmen merupakan kunci keberhasilan integrasi antar
stakeholder.

Target dan tantangan pariwisata

Dalam kesempatan beberapa bulan yang lalu, dalam menghadapi MEA dan
tantangan global lainnya pemerintah menetapkan sasaran  20 juta wisatawan
mancanegara  pada tahun 2019. Sasaran tersebut tentu membutuhkan upaya yang
ekstra mengingat kunjungan wisatawan pada tahun 2015 sebesar 10,40 Juta
wisman. Artinya dalam 4 tahun kedepan dari tahun 2015, pemerintah dan
stakeholder terkait harus bekerja keras untuk mencapai sasaran yang nilainya 2 kali
lipat dari kondisi saat ini.

Salah satu upaya dalam mewujudkan 20 juta wisman adalah penambahan daya
dukung tambahan pariwisata. Daya dukung tambahan tersebut terkait
dengan kapasitas kursi penerbangan langsung dari luar negeri serta kapasitas daya
tampung akomodasi (hotel dan akomodasi lainnya).

Dari data www.bps.go.id selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa wisman
yang datang ke Indonesia sebanyak rata-rata 71.45% melalui udara. Di samping itu

13
penerbangan ke Indonesia secara rata-rata mengalami load faktor sekitar 68%
(67,95%).

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi saat ini, persebaran destinasi pariwisata
indonesia berada menyebar di lintas pulau dan menggunakan transportasi yang
beragam. Seperti contoh, wisatawan mancanegara yang akan mengunjungi pulau
komodo, mereka harus terbang menggunakan pesawat menuju bandara Soekarno –
Hatta, kemudian terbang menuju bandara ngurah rai, Bali dan dilanjutkan ke
bandar udara komodo, labuan bajo. Perjalanan tidak berhenti sampai situ,
wisatawan harus naik ojeg / taksi ke pelabuhan labuan bajo, kemudian dilanjutkan
perjalanan dengan menggunakan kapal untuk menuju pulau komodo selama 4 jalm.
Sehingga estimasi total dari perjalanan wisatawan menuju labuan bajo adalah 2 – 3
hari, menggunakan transportasi darat, laut dan udara. Ilustrasi tersebut
menggambarkan untuk menikmati destinasi wisata Indonesia perlu transportasi
yang beragam.

Penetapan target 20 juta wisman pada tahun 2019 bukan hanya sekedar untuk


promosi pariwisata saja, melainkan juga untuk menyiapkan segalanya, antara lain
penerbangan langsung ke destinasi, bandara di destinasi yang bersangkutan (baik
daya tampung terminal, fasilitas dan pelayanan pendaratan), penyebarannya antar
destinasi yang notabene tersebar antar pulau, akomodasi di destinasi, transportasi
lokal, serta penyediaan sumberdaya manusia yang memadai, baik kuantitas
maupun kualitasnya di bidang yang berkaitan, dll.

Dengan demikian, diperlukan kerja keras antara stakeholder pariwisata Indonesia


berupa pengembangan kepariwisataan secara menyeluruh di setiap aspek
pariwisata. Berikut adalah saran dari penulis untuk pengembangan transportasi
dalam pengembangan pariwisata

Penambahan daya dukung transportasi

Posisi saat ini mennggambarkan bahwa kapasitas transportasi yang ada mampu
menampung 10,40 juta wisman. Untuk mendongkrak kunjungan wisman menjadi
20 juta pada tahun 2019 (4 tahun mendatang) harus mempertimbangkan aspek
daya dukung transportasi menuju destinasi pariwisata. Aspek tersebut meliputi
kapasitas transportasi antar pulau menuju destinasi pariwisata dan kapasitas
transportasi lokal pada destinasi pariwisata. Selain kapasitas / daya tampung, aspek
yang perlu diperhatikan adalah kelayakan / kualitas transportasi. Kualitas
transportasi dapat dikontrol oleh pemerintah melalui lisensi kelayakan komponen
transportasi. Lisensi tersebut harus benar – benar dimonitor dengan baik oleh
14
semua stakeholder karena berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan dalam
menggunakan moda transportasi. Sarana dan prasarana seperti jalan raya,
pelabuhan, dan bandara menuju destinasi wisata perlu dikembangkan baik dari
kapasitas maupun dari kualitas. Pegembangan infrastruktur prasarana transportasi
akan memperlancar pergerakan manusia sehingga mempengaruhi kepuasan
perjalanan wisata.

Pengemasan informasi pariwisata

Indonesia merupakan daerah kepulauan, hal ini berbanding lurus dengan


persebaran setiap destinasi wisata yang tersebar antara pulau – pulau. Dapat dilihat
dari 10 destinasi prioritas yang ditetapkan kementerian pariwisata, yaitu; danau
toba di pulau sumatera, tanjung kelayang di pulau belitung, kepulauan seribu di
utara Jakarta, Tanjung Lesung, Borobudur dan Bromo di Pulau Jawa, sementara itu
mandalika di pulau sumbawa, wakatobi di sulawesi, morotai di maluku utara dan
labuan bajo di pulau flores. Untuk menuju destinasi tersebut perlu adanya
pengemasan informasi yang akurat tentang penggunaan transportasi berikut dengan
harga penggunaan jasa transportasi. Pengemasan tersebut dapat berupa iklan,
booklet, famplet, atau media promosi lainnya.

Penyiapan sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam transportasi. Terdapat


istilah man behind the gun dalam industri transportasi. Alat transportasi bisa saja
canggih, tapi karakter industri transportasi yang menuntut no mistake membuat
peran SDM menjadi sangat penting dalam penggunaan alat transportasi.

Aspek SDM dalam transportasi dapat berupa penyiapan sumber daya manusia
melalui sekolah kejuruan / perguruan tinggi terapan di bidang transportasi,
manajemen lisensi terhadap profesi di transportasi serta manajemen pengelolaan
sumber daya manusia.

15
1.4 Usaha perjalanan

 Pengertan Biro Perjalanan

Biro perjalanan adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, dan
menyediakan pelayanan bagi seseorang,sekelompok orang, untuk melakukan
perjalanan dengan tujuan utama berwisata.

Biro perjalanan umum adalah, Badan usaha yang menyelenggarakan kegiatan


perjalanan usaha di dalam dan ke luar negeri.

Cabang biro perjalanan umum adalah Salah satu unit Biro Perjalanan Umum, yang
berkududukan sama dengan kantor pusatnya atau diwilayah lain, yang melakukan
kegiatan sama dengan kantor pusatnya.

Agen perjalanan adalah Badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan


yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk
melakukan perjalanan.

Perwakilan adalah, Biro perjalanan umum, agen perjalanan, badan usaha lainnya
atau perorangan, yang di tunjuk oleh suatu biro perjalanan umum yang
berkedudukan di wilayah lain untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan, baik
secara tetap maupun sementara.

Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Asosiasi Perjalanan Wisata (APW) berada
dibawah naungan ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel
Agencies).

 Ruang lingkup Biro Perjalanan Umum

Ruang lingkupnya kegiatan usahanya adalah:

1. Membuat, menjual dan menyelenggarakan paket wisata.


2. Mengurus jasa angkutan perorangan atau kelompok yang di urusnya.
3. Melayani pemesanan akomodasi, restaurant dan sarana wisata lainnya.
4. Mengurus dokumen perjalanan
5. Menyelenggarakan panduan perjalanan perjalanan wisata.
6. Melayani penyelenggaraan konvensi.

16
 Fungsi Biro Perjalanan Umum

Fungsi Biro Perjalanan Umum di bedakan dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Umum Dalam hal ini biro perjalanan merupakan suatu badan usaha
yang dapat memberikan penerangan atau informasi tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan dunia perjalanan pada umumnya dan perjalanan
wisata pada khususnya.
2. Fungsi khususnya.
3. Biro perjalanan sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia bertindak atas
nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya.
Karena itu ia bertindak di antara wisatawan dan industri wisata.
4. Biro perjalanan sebagai badan usaha yang merencanakan dan
menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan resikonya sendiri.
5. Biro perjalanan sebagai pengorganisasi yaitu dalam menggiatkan usaha ia
aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik dalam dan luar negeri.
Fasilitas yang dimiliki di manfaatkansebagai dagangannya.

 Ruang Lingkup Agen Perjalanan

1. Menjadi perantara pemesanan pemesanan tiket


2. Mengurus dokumen perjalanan
3. Menjadi perantara pemesanan akomodasi, restaurant, sarana wisata dll
4. Menjual paket wisata yang di buat oleh biro perjalanan umum

 Fungsi Agen Perjalanan Sebagai Perantara

1. Di daerah asal wisatawan


2. Melengkapai informasi bagi wisatawan
3. Memberikan advice bagi calon wisatawan
4. Menyediakan tiket
5. Di daerah tujuan
6. Memberi informasi bagi wisatawan.
7. Membantu reservasi
8. Menyediakan transportasi
9. Mengatur perencanaan
10.Menjual dan memesan tiket

Karena travel agent sebagai perantara, maka ia berada di tengah-tengah industri


pariwisata,maka perlu ada kontrak yang dibuat terlebih dulu. Selain

17
itu harus ada perjanjian khusus yang mengatur hubungan kerja sehingga jelas
tugas, kewajiban dan hak masing-masing pihak, sehingga bagi wisatawan travel
agent merupakan

1. Mendapatkan informasi tentang tujuan daerah wisata


2. Tempat meminta bantuan mengurus dokumen
3. Tempat wisatawan dimana dapat memesan tiket, hotel, angkutan wisata dll
4. Meminta bantuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
perjalanan

 Tour Operator

Adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan


menyelenggarakan perjalanan untuk tujuan pariwisata atas inisiatif dan risiko
sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan dari kegiatan tersebut

18
BAB 3 PENUTUP

Kesimpalan
Dari Penulisan Makalah Di Atas Dapat Disimpulkan Bahwa Pariwisata
Merupakan Sumber Pendapatan Yang Dapat Terus Diperbaharui Dan
Diremajakan, Bentuk Peremajaan Daerah Wisata Ini Dapat Berupa Renovasi,
Dan Perawatan Secara Teratur, Oleh Sebab Itu Maka Pariwisata Merupakan
Investasi Yang Penting Pada Sektor Non Migas Bagi Indonesia. Pariwisata
Yang Merupakan Investasi Ekonomi Masa Depan Akan Secara Otomatis
Mempermudah Perputaran Barang Dan Jasa Pelayanan Di Tempat Wisata.
Lebih Jauh Lagi Pariwisata Akan Meningkatkan Stabilitas Ekonomi
Nasional, Namun

19
DAFTAR PUSTAKA

https://travel.kompas.com/read/2019/03/19/110700827/6-langkah-pemerintah-
tingkatkan-devisa-pariwisata-indonesia?page=all
https://eprints.uny.ac.id/22540/3/BAB%20I.pdf
https://www.kanalpengetahuan.com/organisasi-kepariwisataan-nasional-
indonesia
http://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/653.html
https://lhyia.wordpress.com/2017/08/06/makalah-jasa-biro-perjalanan-wisata/

20

Anda mungkin juga menyukai