Anda di halaman 1dari 9

Sistem Teknologi

Jurnal Manajemen Risiko Pertanian


Industri Kontaminasi
28 Pada Pasok …………
Rantai (2018)
(2):162-170 Terakreditasi DIKTI No 32a/E/KPT/2017
ISSN: 0216-3160 EISSN: 2252-3901 Tersedia online http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin
Nomor DOI: 10.24961/j.tek.ind.pert.2018.28.2.162

SISTEM MANAJEMEN RISIKO KONTAMINASI PADA RANTAI PASOK PANGAN


(STUDI KASUS : SUSU PASTEURISASI)

RISK MANAGEMENT SYSTEM FOR CONTAMINATION ON FOOD SUPPLY CHAIN


(CASE STUDY : PASTEURIZED MILK)

Nindya Malvins Trimadya1)*, Hartrisari Hardjomidjojo2) dan Elisa Anggraeni2)


1)
Pusat Perumusan Standar, Badan Standardisasi Nasional. Gedung I BPPT
Jl. M.H. Thamrin No.8 Kebon Sirih, Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Email : malvins82@gmail.com
2)
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB
Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia

Makalah: Diterima 16 November 2017; Diperbaiki 9 Mei 2018; Disetujui 20 Mei 2018

ABSTRACT

Intentional contamination threats to food supply chain has increased. Risk management can be used to
handle such threats. Risk management methods such as International Organization for Standardization (ISO)
22000, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) can only be applied for unintentional
contamination threats. The objectives of this research was to develop a model of risk management for intentional
contamination threat on pasteurized milk supply chain in Indonesia. A case study using Threat Assessment
Critical Control Point (TACCP) was conducted in PT XYZ to apply the model. The results showed that the
threats can be divided into food fraud risk and food defense risk. The threat to this pasteurized product from this
company could be classified as low risk by applying actions, such as prevention, detection, and deterrence.
Keywords : food defense, food fraud, intentional contamination, pasteurized milk

ABSTRAK

Ancaman terjadinya kontaminasi yang disengaja pada rantai pasok pangan cenderung meningkat.
Manajemen risiko dapat digunakan untuk menangani ancaman tersebut. Metode manajemen risiko seperti ISO
22000, Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) hanya dapat diterapkan untuk menangani
ancaman kontaminasi tidak disengaja. Tujuan penelitian ini adalah membuat model manajemen risiko
kontaminasi yang disengaja pada rantai pasok susu pasteurisasi di Indonesia. Studi kasus menggunakan Threat
Assessment Critical Control Point (TACCP) dilakukan di PT. XYZ untuk mengaplikasikan model. Hasil
menunjukkan bahwa ancaman kontaminasi yang disengaja terdiri dari risiko food fraud dan risiko food defense.
Ancaman pada produk susu pasteurisasi pada perusahaan ini dapat dikategorikan low risk dengan menerapkan
tindakan preventif, deteksi, dan menghalangi.
Keywords: food defense, food fraud, kontaminasi disengaja, susu pasteurisasi
PENDAHULUAN penambahan adulterant dengan bertujuan
meningkatkan nilai suatu produk pangan sehingga
Kejadian keracunan akibat konsumsi mendapatkan keuntungan ekonomi. Kejadian terkait
pangan di Indonesia masih cukup tinggi. Data dari food fraud di Indonesia antara lain daging
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada gelonggongan, madu palsu, biskuit dan cokelat yang
tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat Kejadian mengandung ganja, serta bakso daging sapi yang
Luar Biasa (KLB) keracunan pangan sebanyak 60 diganti dengan daging celeng (Hariyadi, 2015a).
kejadian dengan jumlah orang terpapar sebanyak Selain itu, adanya penggunaan yang salah (misuse)
3.351 orang sakit dan 7 orang meninggal dunia sejumlah bahan kimia berbahaya pada pangan
(BPOM, 2016). Keracunan pangan umumnya terjadi seperti boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning
karena adanya kontaminasi oleh kontaminan yang metanil (Dewanti-Hariyadi dan Hariyadi, 2012).
secara tidak sengaja. World Health Organization (WHO)
Pada perkembangannya, ancaman mengeluarkan resolusi pada tahun 2002 mengenai
kontaminasi pada pangan dapat terjadi karena adanya ancaman nyata penyebaran agen kontaminan
tindakan yang disengaja. Spink dan Moyer (2011) fisik, kimia, atau radioaktif melalui makanan yang
menjelaskan bahwa risiko pada pangan akibat ditujukan untuk membahayakan masyarakat (WHO,
tindakan yang disengaja adalah risiko food fraud dan 2002). Contoh kejadian terkait food defense adalah
risiko food defense. Food fraud terdiri dari beberapa kontaminasi menggunakan kultur Salmonella
subtipe, salah satunya adalah economically typhimurium pada restoran salad bar yang
motivated adulteration (EMA) yaitu adanya mengakibatkan 751 orang terkena salmonellosis

*Penulis Korespodensi
162 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170
Nindya Malvins Trimadya, Hartrisari Hardjomidjojo dan Elisa Anggraeni

pada tahun 1984 di Amerika Serikat (Torok et al., METODE PENELITIAN


1997).
Salah satu produk pangan yang pernah Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan
mengalami kejadian kontaminasi disengaja adalah studi kasus di PT. XYZ, salah satu Industri
susu segar. Jenis kontaminasi yang dilakukan Pengolahan Susu (IPS) yang berlokasi di Jakarta
umumnya terkait pemalsuan, antara lain pada bulan Mei sampai dengan Juli 2017. Metode
penambahan air, santan, air kelapa, air cucian beras, yang digunakan adalah Threat Assesment Critical
dan air tajin (Saleh, 2004) serta penambahan Control Point (TACCP) yang bersumber dari PAS
melamin pada susu sapi di Tiongkok pada tahun 96:2014 Guide to protecting and defending food and
2008 (Gossner et al., 2009). drink from deliberate attack (BSI, 2014).
Penanganan risiko kontaminasi pada
pangan di Indonesia umumnya dilakukan berkaitan Pengumpulan Data dan Responden
dengan risiko food safety akibat tindakan yang tidak Data primer diperoleh melalui observasi
disengaja. Metode penanganan risiko yang umum lapangan, wawancara dengan responden, dan Focus
diterapkan oleh industri pangan antara lain Hazard Group Discussion (FGD). Data sekunder diperoleh
Analysis and Critical Control Points (HACCP) atau dari pustaka dan publikasi ilmiah. Penentuan
ISO 22000:2005 Food safety management systems. responden menggunakan metode purposive
Metode penanganan risiko tersebut tidak dapat sampling, yaitu memilih pakar yang kompeten dari
menangani risiko terkait food fraud dan food PT. XYZ yang memahami aliran produk susu
defense. Untuk itu diperlukan adanya model pasteurisasi. Responden yang terlibat dapat dilihat
manajemen risiko terkait kontaminasi disengaja pada Tabel 1.
sehingga tingkat keamanan produk pangan dapat
meningkat. Tujuan penelitian ini adalah menyusun Tahapan Penelitian
model manajemen risiko kontaminasi disengaja pada Tahapan penelitian dapat dilihat pada
rantai pasok susu pasteurisasi. Gambar 1.
Tabel 1. Daftar responden
No Institusi Jabatan Metode
1. Koperasi Pengumpul Susu 2 orang Peternak dan 1 o r a n g Observasi lapang, Wawancara
Supervisor Milk Treatment
2. Dept. Fresh Milk 1 orang Coordinator Wawancara
Development Services
3. Dept. Produksi 2 orang Supervisor Observasi lapang, Wawancara, FGD
4. Dept. Quality & Food Safety 1 orang Manajer dan 1 Wawancara, FGD
o r a n g Supervisor
5. Dept. Warehouse 1 orang Supervisor Observasi lapang, Wawancara, FGD
6. Dept. Quality Assurance 1 orang Supervisor FGD
7. PT. XYZ Distribution 1 orang Manajer Wawancara
8. Div. Cold Chain 1 orang Manajer Wawancara

Mulai Threat Assessment Critical Control Point (TACCP)


(PAS 96:2014)

Mulai

Studi Kasus Manajemen Risiko


Identifikasi aliran produk
Kontaminasi Disengaja
susu pasteurisasi

Penilaian Ancaman
(Threat Assesment)
Analisis
Penilaian Kerentanan
(Vulnerability Assesment)

Model Manajemen Risiko Penilaian Risiko


Kontaminasi Disengaja pada (Risk Assessment)
Rantai Pasok Susu Pasteurisasi

Tindakan Pengendalian

Selesai
Selesai

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170 163


Sistem Manajemen Risiko Kontaminasi Pada Rantai Pasok …………

Studi Kasus Manajemen Risiko Kontaminasi disertai dengan identifikasi personel yang memiliki
Disengaja akses, tindakan preventif atau mitigasi yang
Identifikasi Aliran Produk Susu Pasteurisasi diterapkan, jenis adulterant atau kontaminan yang
Identifikasi dilakukan melalui observasi digunakan, dan kemungkinan terdeteksi oleh metode
lapang ke salah satu koperasi pengumpul susu dan QA/QC yang diterapkan.
PT. XYZ. Wawancara dilakukan dengan responden
untuk mendapatkan data aktor dan aliran rantai Penilaian Risiko (Risk Assesment)
pasok yang dilalui produk susu pasteurisasi. Penilaian risiko dilakukan melalui FGD
dengan memberikan skor peluang (likelihood) (Tabel
Penilaian Ancaman (Threat Assesment) 2) dan dampak (impact) (Tabel 3) pada tiap ancaman
Penilaian ancaman dilakukan untuk yang teridentifikasi. Kategori risiko dan tipe
mendapatkan tipe pelaku dan ancaman terkait ancaman didapat sesuai matriks risiko pada Tabel 4.
kontaminasi disengaja melalui studi literatur,
wawancara, dan FGD. Responden yang terlibat. Penentuan Tindakan Pengendalian
FGD dilakukan untuk menentukan tindakan
Penilaian Kerentanan (Vulnerability Assesment) pengendalian bagi masing-masing ancaman.
Identifikasi dilakukan pada tiap tahapan Tindakan pengendalian dapat dipilih terdiri dari
produksi susu pasteurisasi untuk menilai adanya tindakan yang sudah diterapkan atau tindakan
kelemahan yang dapat meningkatkan peluang pengendalian tambahan bila belum diterapkan.
terjadinya ancaman kontaminasi disengaja. Penilaian

Tabel 2. Kategori peluang (likelihood)


Bobot Kategori Kemungkinan Frekuensi Metode Pengamanan
kejadian
5 Very High Sangat besar ≥ 5 kejadian dalam periode Tidak ada metode
Chance kemungkinan terjadi 5 tahun pengamanan
4 High Chance Besar kemungkinan 4 kejadian dalam periode 5 1 metode pengamanan
terjadi tahun tersedia
3 Some Chance Cukup besar 3 kejadian dalam periode 5 2 metode pengamanan
kemungkinan terjadi tahun tersedia
2 May Happen Kecil kemungkinan 2 kejadian dalam periode 5 3 metode pengamanan
terjadi tahun tersedia
1 Unlikely to Sangat kecil tidak pernah atau 1 4 metode pengamanan
happen kemungkinan terjadi kejadian dalam periode 5 tersedia
tahun
Sumber : adaptasi BSI (2014)
Tabel 3. Kategori dampak (impact)
Bobot Kategori Orang Operasional Reputasi
5 Catastrophic ≥ 2 orang meninggal Tidak berproduksi Menjadi perhatian internasional,
pemanggilan oleh pemerintah
Dimuat dalam media
nasional/internasional
Dampak jangka panjang terhadap
"brand".
4 Major 1 orang meninggal Gangguan pada line Menjadi perhatian publik, politik,
atau ≥ 3 orang sakit produksi menyebabkan dan media secara nasional.
ringan atau ≥ 2 sakit produk di reject Operasional dibatasi.
parah
3 Significant 1 orang sakit parah Gangguan pada line Menjadi perhatian secara nasional,
atau perawatan di RS produksi menyebabkan Pemeriksaan oleh lembaga
atau ≥ 2 sakit ringan produk di hold eksternal. .
2 Some Sakit yang Gangguan pada line Investigasi oleh manajemen
memerlukan produksi menyebabkan puncak.
penanganan medis dan produk di reproses Menjadi perhatian media lokal.
atau istirahat bekerja
1 Minor Sakit ringan atau P3K Gangguan pada line Pemeriksaan oleh manajemen
produksi namun tidak puncak.
berpengaruh pada Menjadi pembicaraan tingkat lokal.
produk
Sumber : adaptasi adaptasi BSI (2014)

164 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170


Nindya Malvins Trimadya, Hartrisari Hardjomidjojo dan Elisa Anggraeni

Tabel 4. Matriks Risiko


Catastrophic 5 Very high risk /
Threat A
Major 4 High risk /
Threat B
Significant 3 Moderate risk /
Threat C
Some 2 Low risk /
Threat D
Minor 1 Negligible risk
/ Threat E
1 2 3 4 5
Unlikely to May Happen Some Chance High Chance Very High
happen Chance
Sumber : adaptasi BSI (2014)
Analisis dan meningkatkan peluang terjadinya kontaminasi
Analisis deskriptif dilakukan untuk disengaja. Hasil penilaian yang dilakukan terhadap
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam kerentanan pada tahapan produksi susu pasteurisasi
usaha pencegahan ancaman kontaminasi disengaja di PT. XYZ didapatkan adanya kerentanan pada
yang dikelompokkan menjadi tindakan preventif tahap pengambilan sampel, penyimpanan susu segar,
(prevention), deteksi (detection), menghalangi termisasi, penyimpanan thermized fresh milk,
(deterrence), serta pengaruh struktur dan manajemen dumping, mixing dan heating, dan penyimpanan susu
rantai pasok. work in process. Kerentanan yang teridentifikasi
adalah adanya manhole tangki yang mudah diakses,
Model Manajemen Risiko Kontaminasi Disengaja supervisi minimum karena operator bekerja
Rantai Pasok Susu Pasteurisasi sendirian, dan material terpapar karena adanya
Model manajemen risiko kontaminasi proses pembukaan kemasan raw material. Tahapan
disengaja disusun secara deskriptif yang meliputi tersebut dapat diakses oleh operator produksi dan
tipe ancaman, tingkat risiko, dan faktor-faktor terkait inspektor QC. Tindakan yang sudah diterapkan
pencegahan yang dapat diterapkan. antara lain melalui pemantauan dengan kamera
CCTV, pengerjaan oleh 1 tim operator, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengawasan oleh leader.
Identifikasi Rantai pasok Susu Pasteurisasi PT. Penilaian Risiko dan Tindakan Pengendalian
XYZ Hasil penilaian risiko dan tindakan
Rantai pasok susu pasteurisasi dan proses pengendalian dapat dilihat pada Tabel 7. Perbedaan
produksi di PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 2. risiko pada tiap tahapan dikarenakan adanya
Anggota rantai pasok terdiri dari pemasok, perbedaan penilaian tingkat kemungkinan kejadian
manufaktur, distributor, dan pelanggan. Pemasok dengan memperhatikan pertimbangan pada hasil
susu segar terdiri dari dua jenis, yaitu koperasi penilaian ancaman dan tindakan mitigasi yang sudah
pengumpul susu (KUD dan Koperasi Pertanian) dan dilakukan. Tindakan pengendalian tambahan
perusahaan peternakan. Produk susu pasteurisasi diusulkan untuk diterapkan pada tahapan produksi
akan didistribusikan oleh distributor yang berasal yang memiliki akses manhole pada alat produksi
dari satu grup induk. Pelanggan terdiri dari berbentuk tangki berupa penguncian. Pemasangan
supermarket, food service, depo, dan institusi. kamera CCTV diusulkan untuk ditambahkan pada
area produksi yang belum terpasang. Peningkatan
Penilaian Ancaman supervisi diterapkan untuk area kerja karyawan yang
Ancaman kontaminasi disengaja pada bekerja sendirian.
pemasok terdiri dari economically motivated
adulteration (EMA), yaitu berupa pemalsuan susu Hasil Analisis
dan pencurian susu yang disertai penambahan air Usaha-usaha penanganan ancaman
sebagaimana pada Tabel 5. kontaminasi yang disengaja telah dilakukan oleh PT.
Ancaman terkait risiko food defense adalah XYZ untuk menurunkan risiko terjadinya kejadian
kontaminasi disengaja yang dapat membahayakan tersebut. Tindakan penanganan ancaman
kesehatan konsumen produk. Kontaminasi disengaja kontaminasi yang disengaja dapat dikelompokkan
berpotensi terjadi pada tahap IPS, distributor, atau menjadi tindakan preventif (prevention), deteksi
pelanggan. Penilaian ancaman pada IPS, distributor, (detection), dan menghalangi (deterrence) (Hariyadi,
dan pelanggan dapat dilihat pada Tabel 6. 2015b; Spink et al., 2016).

Penilaian Kerentanan
Penilaian kerentanan dilakukan untuk
mengidentifikasi tahapan yang memiliki kelemahan

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170 165


Sistem Manajemen Risiko Kontaminasi Pada Rantai Pasok …………

Tabel 5. Penilaian ancaman pada pemasok


No Tipe Ancaman Pelaku Justifikasi
potensial
1 Economically Peternak  Data historis perusahaan pernah terjadi
Motivated  Motif : menjaga agar kondisi susu tetap dapat diterima dan
Adulteration (EMA) / Koperasi menjaga nilai uang dari susu tersebut.
pemalsuan susu pengumpul Kemampuan :
berupa penambahan : susu  Peternak hanya mampu menggunakan adulterant sederhana
air, lemak nabati, dan mudah didapat
pati/tepung, glukosa, Perusahaan  Penggunaan adulterant yang lebih kompleks diduga dapat
sukrosa, antibiotik, peternakan dilakukan oleh koperasi atau perusahaan peternakan,
karbonat, boraks, meskipun belum pernah ditemukan secara langsung
peroksida, formalin,  Trend tindakan pemalsuan susu menurun
urea, melamin atau zat Potensi pemalsuan susu menurun dengan penerapan uji
turunannya pemalsuan di koperasi dan IPS
2 Pencurian susu Supir truk  Data historis perusahaan pernah terjadi
disertai penambahan  Motif mencuri susu segar saat transportasi ke IPS.
air Penambahan air dilakukan untuk menutupi volume susu yang
hilang
 Kemampuan : Pencurian dilakukan saat berhenti pada
perjalanan dari koperasi ke IPS
 Potensi pencurian susu menurun dengan penggunaan segel
khusus pada valve pipa truk susu

Tabel 6. Penilaian ancaman pada IPS, distributor, dan pelanggan


No Tipe Pelaku potensial Justifikasi
Ancaman
1 Kontaminasi Karyawan IPS  Data historis perusahaan belum pernah terjadi
disengaja Karyawan  Keluhan pelanggan terkait kualitas atau akibat kesalahan
gudang penanganan
distributor  Motif : merusak brand image produk PT. XYZ dan merugikan
Supir Truk perusahaan.
Karyawan di Kemampuan :
pelanggan - menangani produk secara langsung
- operator pada IPS memiliki pengetahuan dan akses pada
proses pembuatan produk, serta akses terhadap bahan
kontaminan di area pabrik.
 Potensi saat produk sudah dikemas rendah : sifat produk susu
pasteurisasi mudah rusak bila ada kebocoran kemasan / segel
dan penggunaan GPS dan data logger saat distribusi.
2 Kontaminasi Teroris  Data historis perusahaan belum pernah terjadi
disengaja Kriminal  Tidak ada historis ancaman dari teroris pada industri pangan
Kompetitor di Indonesia
Pihak ketiga  Keluhan pelanggan terkait kualitas atau akibat kesalahan
Tamu penanganan
 Motif : membahayakan kesehatan masyarakat secara luas atau
menciptakan teror
 Kemampuan : membutuhkan pengetahuan mengenai area atau
fasilitas pada pabrik, gudang distributor, dan gudang pada
pelanggan
 Potensi rendah adanya adanya fasilitas dan prosedur
pengamanan

166 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170


Nindya Malvins Trimadya, Hartrisari Hardjomidjojo dan Elisa Anggraeni

Tabel 7. Kategori risiko dan tindakan pengendalian

No Pelaku Ancaman Tahapan / Lokasi L I Kategori Tipe Tindakan


Potensial Risiko Ancaman Pengendalian
Pemasok
1 Peternak EMA – Kandang 1 4 Low Threat D Uji pemalsuan
penambahan
adulterant
2 Koperasi / EMA – Cooling Center 1 4 Low Threat D Uji pemalsuan
Perusahaan penambahan
Peternakan adulterant
3 Sopir Truk Pencurian Transportasi Susu ke 1 2 Negligible Threat E Segel
susu dengan IPS
penambahan
air
Industri Pengolahan Susu
1 Internal : Kontaminasi Pengambilan sampel 2 4 Moderate Threat C Pemantauan CCTV
Karyawan disengaja Penyimpanan Susu 2 4 Moderate Threat C Penguncian Manhole
Segar (SV) tangki
Termisasi 2 4 Moderate Threat C Peningkatan
supervisi, pemantauan
CCTV
Penyimpanan 2 4 Moderate Threat C Penguncian Manhole
thermized fresh milk tangki
(SV)
Dumping 2 4 Moderate Threat C Pemantauan CCTV
Mixing dan Heating 1 4 Low Threat D Penguncian Manhole
tangki
Penyimpanan susu 1 4 Low Threat D Penguncian Manhole
WIP (SV) tangki
2 Eksternal : Kontaminasi IPS 1 4 Low Threat D Fasilitas, prosedur
Teroris, disengaja pengamanan, dan
Kriminal, pendampingan visitor
Kompetitor,
Pihak ketiga,
visitor
Distributor
1 Internal : Kontaminasi Truk/Gudang 1 4 Low Threat D GPS, data logger, dan
Karyawan, disengaja penguncian pada truk
Gudang, Sopir
Truk Delivery
2 Eksternal: Kontaminasi Truk/Gudang 1 4 Low Threat D Fasilitas, prosedur
Teroris, disengaja pengamanan, dan
Kriminal, pendampingan visitor,
Kompetitor, GPS, data logger, dan
Sopir Truk penguncian pada truk
Ekspedisi
Pelanggan
1 Internal : Kontaminasi Supermarket 1 4 Low Threat D Pemeriksaan oleh
Karyawan di disengaja SPG, pembatasan
Pelanggan akses gudang bagi
orang luar
2 Eksternal: Depo 1 4 Low Threat D Pemeriksaan chiller
3 Teroris, Food Service 1 4 Low Threat D periodik, pembatasan
4 Kriminal, Institusi 1 4 Low Threat D akses gudang bagi
Kompetitor orang luar

Tindakan preventif adalah penerapan pencegahan untuk menghentikan pelaku (Spink et


tindakan pencegahan untuk menurunkan peluang al., 2016).
terjadinya pemalsuan. Tindakan mendeteksi adalah Tindakan preventif yang telah dilakukan
menemukan adulterant spesifik atau anomali oleh PT. XYZ antara lain pembinaan kepada
produk. Tindakan menghalangi adalah tindakan pemasok yang dilakukan oleh departemen khusus
pada perusahaan, pembinaan oleh koperasi

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170 167


Sistem Manajemen Risiko Kontaminasi Pada Rantai Pasok …………

pengumpul susu kepada peternak melalui tenaga sumberdaya untuk memastikan susu yang dipasok
penyuluh atau training, sertifikasi FSSC 22000 Food sesuai persyaratan, pemasok terikat kontrak
Safety System Certification dan penggunaan Threat memasok susu sesuai persyaratan yang ditetapkan
Assessment Critical Control Point (TACCP), oleh IPS dan adanya mekanisme penentuan harga,
peningkatan awareness melalui training dan PT. XYZ memberikan bantuan dana dan peralatan
penyusunan TACCP oleh masing-masing serta melakukan pembinaan, koperasi
Departemen, penerapan standar ISO 9001:2008, ISO memperhatikan jarak yang harus ditempuh ke IPS,
22000:2005, dan ISO 17025:2005, pelaksanaan dan persyaratan yang ditetapkan pada pelanggan
mock recall untuk penarikan produk, dan terkait penanganan dan penyimpanan produk
pemeriksaan kondisi product display harian.
Van Ruth et al. (2017) menyatakan bahwa Model Manajemen Risiko Kontaminasi Disengaja
sistem monitoring untuk pengendalian incoming Rantai Pasok Susu Pasteurisasi
material termasuk rencana sampling sistematis, Model manajemen risiko kontaminasi yang
metode deteksi pemalsuan yang spesifik dan akurat, disengaja dilakukan melalui penilaian ancaman dan
dokumentasi dan monitoring pemalsuan yang jelas pelaku yang dapat melakukan tindakan kontaminasi,
akan meningkatkan kemungkinan dalam mendeteksi penilaian kerentanan pada aliran produk susu
produk yang dipalsukan. Ketersediaan atau pasteurisasi, penilaian risiko, dan penentuan
ketiadaan metode deteksi mempengaruhi kerentanan tindakan pengendalian. Model manajemen risiko
terhadap pemalsuan. Tindakan deteksi antara lain kontaminasi disengaja dapat dilihat pada Gambar 3.
pemeriksaan awal di TPK (milk can, visual, berat Tindakan preventif yang dapat dilakukan
jenis, suhu, dan uji alkohol), pengujian di koperasi antara lain pembinaan ke peternak oleh koperasi
(uji pemalsuan (karbonat), uji antibiotik, uji kualitas, susu, pembinaan ke pemasok oleh IPS, penerapan
dan uji mikroba), uji pemalsuan susu di IPS (lemak standar terkait food fraud dan food defense,
nabati, pati/tepung, glukosa, sukrosa, karbonat, peningkatan awareness terkait food fraud dan food
boraks, peroksida, formalin, urea, melamin, dan defense, penerapan standar terkait kualitas dan
antibiotik), dan pengujian pada IPS pada tahap keamanan pangan, peningkatan kemampuan
penerimaan raw material, work in process dan finish ketertelusuran dan penarikan produk, pemeriksaan
goods. oleh SPG, dan pemeriksaan chiller secara periodik.
Tindakan menghalangi antara lain segel Audit yang dilakukan oleh pihak ketiga dalam
khusus pada pipa dan tutup tangki truk dari memastikan penerapan standar terkait food fraud dan
pemasok, penggunaan CCTV dan pembatasan akses food defense atau standar manajemen mutu dapat
pada peralatan produksi, penggunaan gembok pada digunakan untuk memastikan komitmen manajemen
angkutan distribusi dilakukan disertai pemeriksaan dan penanganan produk susu yang tidak memenuhi
saat keberangkatan dan kedatangan truk, standar agar tidak dicampur dengan produksi produk
pelaksanaan prosedur penerimaan tamu dan berikutnya pada koperasi susu atau IPS.
pengamanan, penerapan segregasi area dengan Tindakan deteksi yang dapat dilakukan antara
prosedur penggunaan seragam tertentu, izin lain uji pemalsuan susu dan uji kualitas susu segar di
memasuki area dan pendampingan, penerapan koperasi susu, serta uji pemalsuan susu saat
teknologi GPS dan data logger, dan kemasan produk penerimaan, uji kualitas produk, dan pemutakhiran
dengan seal pada tutup kemasan atau sistem sobek. jenis adulterant dan metode uji di IPS. Tindakan
Faktor lain yang berpengaruh adalah struktur menghalangi yang dapat dilakukan antara lain
dan manajemen rantai pasok susu pasteurisasi. Chen diterapkannya prosedur dan fasilitas keamanan,
et al. (2014) menyatakan bahwa kasus melamin pada penerapan teknologi (contoh : CCTV), penguncian
susu formula di Tiongkok secara umum disebabkan dan pembatasan area, penggunaan kemasan produk
karena Sanlu Grup selaku industri pengolahan susu yang aman, penggunaan GPS dan data logger, dan
kurang melakukan supervisi dan pengendalian pada penggunaan segel atau penguncian pada truk.
rantai pasoknya seperti kurangnya pelatihan dan Struktur dan manejemen rantai pasok yang
monitoring pemasok, peternak dan pengumpul susu dapat diterapkan antara lain penerapan syarat
yang bekerjasama tidak mendapat pelatihan penerimaan susu, mekanisme penentuan harga susu,
pengetahuan dasar pengendalian mutu dan pemilihan pemasok yang berkomitmen terhadap
pemeriksaan latar belakang, dan pengumpul susu kualitas dan keamanan produk, pemilihan distributor
terorganisasi secara baik serta kurangnya dan pelanggan yang berkomitmen terhadap kualitas
dokumentasi. Dalam mengelola struktur dan dan keamanan produk, dan mendorong penerapan
manajemen rantai pasok, tindakan yang telah tindakan pencegahan terhadap kontaminasi disengaja
dilakukan antara lain adalah PT. XYZ selaku IPS terkait risiko food defense pada distributor dan
melakukan kerjasama dengan pemasok yang pelanggan.
berbadan hukum. PT. XYZ tidak melakukan Ancaman kontaminasi yang disengaja
kerjasama dengan peternak langsung atau pedagang secara umum terdiri dari risiko food fraud dan risiko
pengumpul, IPS dan distributor yang berasal dari food defense. Penanganan ancaman kontaminasi
grup yang sama, Pemasok memiliki organisasi dan yang disengaja dapat diterapkan bersamaan dengan

168 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170


Nindya Malvins Trimadya, Hartrisari Hardjomidjojo dan Elisa Anggraeni

penanganan ancaman kontaminasi tidak disengaja produksi susu pasteurisasi umumnya berkaitan
sehingga meningkatkan perlindungan produk susu. dengan peralatan yang memiliki akses ke produk
Penerapan tindakan pengendalian tambahan akan seperti tangki yang memiliki manhole atau akses.
menurunkan peluang terjadinya. Penilaian risiko Pencegahan terhadap ancaman kontaminasi
kontaminasi yang disengaja pada susu pasteurisasi disengaja dapat dilakukan dengan menerapkan
pada studi kasus PT. XYZ tergolong aman dengan tindakan preventif, deteksi, dan menghalangi, serta
kategori low risk. penerapan manajemen rantai pasok dapat
menurunkan peluang dan risiko terjadinya ancaman.
KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan tindakan pencegahan dapat menurunkan
risiko kontaminasi disengaja pada rantai pasok susu
Kesimpulan pasteurisasi dalam kategori low risk.
Ancaman terkait risiko food fraud berpotensi
dilakukan oleh pemasok susu, baik peternak, Saran
koperasi pengumpul susu, atau perusahaan Model manajemen risiko terbatas pada hasil
peternakan. Peternak memiliki pengetahuan terbatas studi kasus di PT. XYZ. Limitasi penelitian yaitu
dalam penggunaan adulterant. Koperasi pengumpul penilaian kerentanan pada penelitian ini hanya
susu atau perusahaan peternakan diduga memiliki dilakukan pada tahap IPS. Penelitian lanjutan
kemampuan menggunakan adulterant yang lebih diperlukan untuk memetakan tahapan pada masing-
kompleks. Ancaman terkait risiko food defense masing tahapan sehingga titik kerentanan dapat
memiliki potensi lebih besar dilakukan oleh dipetakan secara lengkap sehingga penilaian risiko
karyawan dari pihak internal saat proses produksi dapat dilakukan pada tiap titik kerentanan.
susu pasteurisasi di IPS. Kerentanan pada tahapan

Gambar 3. Model manajemen risiko kontaminasi disengaja

Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170 169


Sistem Manajemen Risiko Kontaminasi Pada Rantai Pasok …………

UCAPAN TERIMA KASIH Hariyadi P. 2015b. Peranan Standar: Dari Keamanan


Ke Pertahanan Pangan. SNI Valuasi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 91(2):16-19.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) atas Saleh E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil
dukungan dana yang diberikan pada penelitian ini. Ikutan Ternak. Sumatera Utara (ID):
Universitas Sumatera Utara.
DAFTAR PUSTAKA Spink J dan Moyer DC. 2011. Defining the public
health threat of food fraud. Journal of Food
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2016. Science 76 (9)
Laporan Tahunan 2016. Jakarta (ID): Spink J, Fortin ND, Moyer DC, Miao H, Wu Y.
BPOM. 2016. Food fraud prevention: policy,
[BSI] British Standards Institution. 2014. PAS strategy, and decision-making –
96:2014 Guide to protecting and defending implementation steps for a government
food and drink from deliberate attack. agency or industry. Chimia 70 : 320–328.
London (UK) : BSI Torok TJ, Tauxe RV, Wise RP, Livengood JR,
Chen C, Zhang J, dan De laurentis T. 2014. Quality Sokolow R, Mauvais S, Birkness KA,
control in food supply chain management : Skeels MR, Horan JM, Foster LR. 1997. A
An analytical model and case study of the Large community outbreakof salmonellosis
adulterated milk incident in Chin. caused by intentional contamination of
International Journal Production restaurant salad bars. Journal of the
Economics. 152 : 188–199 American Medical Association 278 (5) :
Dewanti-Hariyadi R, dan Hariyadi P. 2012. 389-395.
Antisipasi terhadap isu-isu baru keamanan van Ruth SM, Huisman W, dan Luning PA. 2017.
pangan. Pangan – Media Komunikasi dan Food fraud vulnerability and its key factors.
Informasi 21(1) : 85 – 100 Trends in Food Science & Technology 67 :
Gossner CME, Schlundt J, Embarek PB, Hird S, 70-75.
Wong DLF, Beltran JJO, Teoh KN, [WHO] World Health Organization. 2002. Terrorist
Tritscher A. 2009. The melamine incident: Threats to Food, Guidance for Establishing
implications for international food and feed and Strengthening Prevention and
safety. Environmental Health Perspectives Response Systems. Geneve (Switzerland) :
117 (12) : 1803 – 1808. WHO.
Hariyadi P. 2015a Mei 23. Ancaman Serius
Pemalsuan Pangan. Kompas. Opini : 1-5

170 Jurnal Teknologi Industri Pertanian 28 (2):162-170

Anda mungkin juga menyukai