Anda di halaman 1dari 20

4 PRINSIP DASAR BIOETIKA

drg. Hari P Nugroho, S.H., M.H.Kes., C.L.A.


four principles of
bioethics

01 non malficence

02 beneficence

03 respect for autonomy

04 justice

SLIDE 2
non = tidak, mal = buruk/jahat, ficere =
melakukan/berbuat, jadi bisa diartikan prinsip ini
sebagai “prinsip tidak berbuat jahat”

Prinsip ini berasal dari tradisi etika kedokteran.


Dalam Sumpah Hippokrates ditegaskan: “I will keep
them (pasien) from harm and injustice”.

NON
Dalam tradisi kuno Mazhab Hippokrates
prinsip ini sering juga disebut: primum non MALFICENCE
nocere, artinya: “yang pertama-tama
penting ialah, tidak merugikan”.

Dalam Epidermics I, nr 11 yang merupakan


salah satu buku koleksi Hippokratik
dituliskan “As to disease make a habit of
two things to help, or at least not to harm”.
Beberapa hal yang patut dipertimbangkan
secara
moral tentang prinsip ‘tidak merugikan’
menurut K. Bertens:

o Tindakan itu sendiri adalah bersifat baik


atau setidak-tidaknya bersifat netral
secara moral.
o Hanya efek baik dan bukan efek buruk
secara langsung dimaksud oleh pelaku
o Efek baik tidak dihasilkan melalui efek
buruk.
o Hanya ada alasan proporsional untuk
membiarkan efek buruk yang diketahui
akan terjadi.
beneficence

Dalam konteks etika kedokteran berbuat baik adalah bukan


hanya suatu kewajiban.

Hakekat prinsip berbuat baik:


1. Berbuat baik sebagai kewajiban
Ada kewajiban umum untuk berbuat baik
2. Berbuat baik sebagai cita-cita moral
Perbuatan baik ini tidak wajib dilakukan
Supererogatoris (supererogatory acts): melampaui apa
yang dituntut oleh kewajiban.
Bisa disebut sebagai pahlawan (tidak ada kewajiban
untuk mjd pahlawan)

SLIDE 5
beneficence
Manakah yang berbuat baik?

1. Tidak mendorong seorang yang tidak dapat berenang,


atau

2. Menyelamatkan orang yang tidak bisa berenang, yang


tercebur di sungai

Prinsip tidak merugikan berlaku terhadap terhadap


semua orang

Prinsip berbuat baik hanya berlaku bagi orang-orang


tertentu saja

SLIDE 6
beneficence
Aristoteles:
The state of character which makes a man good and
which makes him do his own work well (The
Nicomachean Ehics)

Keutamaan membuat manusia menjadi baik (secara


moral) sebagai pelaku dan akibatnya menjamin bahwa
perbuatannya baik pula.
Untuk ciri karakter itu Aristoteles memakai kata arete =
virtue = excellence of character

Tidak sama dengan reflek otomatis (Pavlov), karena


kebaikan dilakukan manusia sebagai mahluk rasional.

SLIDE 7
respect for
autonomy
or
respect for person Latar belakang pengertian:
Autos sendiri dan nomos hukum, yang berarti
kebebasan seseorang untuk mengambil keputusan
sendiri atau kemandirian dalam mengatur urusannya
sendiri.

Hakekat prinsip menghormati otonomi:


‘Hak’ sebagai kata kunci dalam kebebasan untuk
mengatur diri sendiri dan mengambil keputusan untuk
diri sendiri.
Justru karena otonomi mengandung paham ‘hak’,
maka otonomi manusia harus dihormati sesamanya.
respect for Menghormati otonomi mempunyai dua implikasi:
autonomy 1. Orang mempunyai hak untuk memilih dan menentukan

or apa yang akan terjadi atau dilakukan dengan dirinya;

respect for person 2. Orang lain mempunyai kewajiban untuk tidak


menghalangi pilihan dan keputusan otonom seseorang.

Dasar terdalam bagi otonomi adalah martabat manusia.


Manusia tidak boleh diperlakukan seperti benda.

James Childress membagi otonomi menjadi dua:


1. Otonomi tingkat pertama (first order autonomy), pasien
memilih secara otonom nilai dan alasan untuk
keputusan moralnya.
2. Otonomi tingkat kedua (second order autonomy),
pasien mengikuti suatu tradisi tertentu atau menyerah
pada otoritas tertentu
respect for Menurut Immanuel Kant:

autonomy inti martabat manusia justru terletak pada ‘otonomi’


manusia. “Manusia adalah tujuan pada dirinya sendiri
or (an end in itself) dan tidak boleh dipakai sebagai sarana
belaka (as a means merely)”
respect for person Prinsip menhormati otonomi tidak boleh menjadi suatu
obsesi moral yang dianggap mutlak, tanpa
mengindahkan kepentingan sesungguhnya si pasien.

The Universal Declaration of Human Rights (PBB)


Preamble: Wherens recognition of the inherent dignity and of
the equal and inalienable right of all members of the human
family is the foundation of freedom, justice, and peace in the
world
Universal Declaration on the Human Genome and Human
Rights (UNESCO) tahun 1998
Article 1: The human genome underlies the fundamental unity
of all members of the human family, as well as the recognition
of their inherent dignity and diversity. In a symbolic sense, it
is the heritage of humanity
respect for
autonomy • Hal-hal yang bernilai di dalam dirinya sendiri dan
or hal-hal yang bernilai dalam hubungannya dengan
benda lainnya (Principia Ethica, 1903, GE Moore)
respect for person • NILAI INTRINSIK
• NILAI EKSTRINSIK
• Manusia bernilai intrinsik (Martabat Manusia)
“.........pengakuan martabat manusia yang intrinsik dan
kesamaan hak dan hak-hak yang tak tergantikan bagi
seluruh anggota umat manusia adalah dasar
kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia ini”
(Preambul Universal Declaration of Human Rights)
• Manusia bernilai ekstrinsik (status sosial, jabatan,
utility, dll)
• Nilai ekstrinsik manusia bisa berubah, Nilai intrinsik
manusia tidak bisa berubah
respect for • Dignity = virtue, keunggulan manusia yg menjadikan
autonomy manusia layak dihormati (peran sosial manusia ditengah
masyarakatnya)
or • Dignity = wurde (Jerman), manusia mempunyai nilai

respect for person tertentu yg luhur, yg sama antar manusia tetapi berbeda
dg mahluk lainnya.
• Mahluk ciptaan (selain manusia) seluruh hidupnya
ditentukan oleh hukum-hukum alam
• Manusia mempunyai kehendak bebas, yg harus dipimpin
oleh pengetahuan teoritis (Oration on the Dignity of Man,
Giovanni Pico della Mirandola)
• Manusia dimuliakan oleh autonominya, sehingga dia bisa
menciptakan hukum dari dirinya sendiri (The Metaphysics
of Morals, Immanuel Kant)
• Martabat manusia krn manusia mampu mengerti,
memahami, dan mendominasi alam semesta (Rene
Descrates 1596-1650)
• Martabat manusia menjadi dasar filosofis dari hak
manusiawi (Humiliation, Degradation, Dehumanization:
Human Dignity Violated, Paulus Kaufman)
respect for • Dignity = virtue, keunggulan manusia yg menjadikan
autonomy manusia layak dihormati (peran sosial manusia ditengah
masyarakatnya)
or • Dignity = wurde (Jerman), manusia mempunyai nilai

respect for person tertentu yg luhur, yg sama antar manusia tetapi berbeda
dg mahluk lainnya.
• Mahluk ciptaan (selain manusia) seluruh hidupnya
ditentukan oleh hukum-hukum alam
• Manusia mempunyai kehendak bebas, yg harus dipimpin
oleh pengetahuan teoritis (Oration on the Dignity of Man,
Giovanni Pico della Mirandola)
• Manusia dimuliakan oleh autonominya, sehingga dia bisa
menciptakan hukum dari dirinya sendiri (The Metaphysics
of Morals, Immanuel Kant)
• Martabat manusia krn manusia mampu mengerti,
memahami, dan mendominasi alam semesta (Rene
Descrates 1596-1650)
• Martabat manusia menjadi dasar filosofis dari hak
manusiawi (Humiliation, Degradation, Dehumanization:
Human Dignity Violated, Paulus Kaufman)
respect for • Gagasan mengenai menghormati (respect) merupakan prinsip
autonomy yg sangat penting dalam etika

or • Kata “menghormati” mempunyai dua arti yg berbeda


• Menghormati hukum dan menghormati orang (dua hal yg
respect for person berbeda)
• Indikator paling penting adalah neocortex. Dengan bantuan
teknologi, walaupun masih tetap bernapas, manusia itu sudah
bukan persona lagi. (Indicators of Humanhood: A Tentative
Profile of Man, Joseph Fletcher)
• Persona berhubungan dengan kemampuan untuk berpikir,
menyadari diri, beraktivitas, berkomunikasi dan menghadirkan
konsep diri (Liberazione Animali: II Manifesto di uni Movimento
Diffuso in Tutto il Mondo, II Saggiatore, Peter Singer)
• Menghormati manusia sebagai persona menjadi salah satu
pusat perhatian bioetika
• Menghormati manusia sebagai persona (respect for persons)
ditempatkan sebagai prinsip pertama dan baru menyusul
beneficence dan justice (Belmont Report 1978)
j.u.s.t.i.c.e

Paham keadilan sudah dipelajari sejak permulaan


sejarah filsafat. Plato dan Aristoteles sudah banyak
membicarakan keadilan (dikaiosyne), sehingga
pemikiran teoretis tentang keadilan boleh dikatakan
mulai pada kedua filsuf Yunani ini.

Definisi keadilan yang sudah berumur dua


millenium, definisi ini berasal dari kekaisaran Roma
yang sangat terkenal mengutamakan hukum dan
berhasil menciptakan sistem hukum ius Romanum
yang masih menjadi rujukan sistem hukum modern.
Definisi hukum keadilan sebagai tribuere suun
cuique.

SLIDE 15
j.u.s.t.i.c.e

Tribuere artinya ‘memberikan’, cuique yang berarti


‘kepada setiap orang’, sedangkan suun
diterjemahkan dalam bahasa Inggris his/her own.

Kalau dalam bahasa Indonesia berarti ‘yang dia


empunya’ atau ‘yang menjadi miliknya’. Jadi
pengertian ‘keadilan’ adalah “memberikan kepada
setiap orang apa yang dia empunya”.

Atau bisa didefinisikan “memberikan kepada setiap


orang yang menjadi haknya”.

SLIDE 16
j.u.s.t.i.c.e

Dengan demikian timbul tiga macam keadilan sebagai


berikut:

1. Keadilan umum (general justice)


Berdasarkan keadilan ini warga diwajibkan untuk
memberikan kepada masyarakatnya (:negara) apa
yang menjadi haknya (hak negara). Misalnya pajak,
negara dengan pajak dari warganya, berkewajiban
mengurusi warganya dengan membangn infrastruktur,
memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi
warganya dan lain-lain.

SLIDE 17
j.u.s.t.i.c.e

2. Keadilan distributif (distributive justice)


Berdasarkan keadilan ini negara (:pemerintah)
diwajibkan memberikan kepada warganya apa yang
menjadi haknya. Keadilan ini menyangkut segala
fasilitas dan hak masyarakat yang harus dibagi dan
dilindungi oleh pemerintah.
Bisa dalam bentuk positif yaitu masyarakat menerima
fasilitas (misalnya: kesehatan, pendidikan gratis dll)
tetapi juga dalam bentuk ‘kewajiban’ yang harus
diemban oleh masyarakatnya (misalnya: wajib
militer/bela negara, kerja bakti dll).

SLIDE 18
j.u.s.t.i.c.e

3. Keadilan komutatif (commutative justice)

Berdasarkan keadilan ini, setiap orang atau


kelompok harus memberikan haknya kepada
orang atau kelompok lain. Ini menjadi dasar dari
teori perjanjian dan hukum perdata.

SLIDE 19
mauliate…

Anda mungkin juga menyukai