Anda di halaman 1dari 23

KEPANITERAAN KLINIK ORTODONTI

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

No. Model :1
Nama Pasien : RSW
Operator : Adinda Eka R
No. Mahasiswa : 21102100004
Pembimbing : drg. Rama Putranto, M.Kes PhD
drg. Budi Suhartono, Sp. Ort

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

I. IDENTITAS PASIEN
1. No. Rekam Medis :I
2. No. Model Studi : XXX
3. Nama Pasien : RSW
4. Suku : Jawa
5. Umur : 22 tahun
6. Jenis kelamin : Laki-laki
7. Pekerjaan : Mahasiswa
8. Nama Ayah :-
Suku :-
Pekerjaan :-
9. Nama Ibu :-
Suku :-
Pekerjaan :-

II. WAKTU dan JENIS PERAWATAN


1. Pendaftaran :-
2. Pencetakan :-
3. Pemasangan Alat :-
4. Retainer : Rahang Atas dan Rahang Bawah
5. Jenis Alat : Orthodontic Removable
III. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subyektif (Anamnesis)
 Keluhan Utama : Pasien laki-laki berusia 22 tahun datang ke RSIGM SA
dengan keluhan ingin merapikan gigi yang berjejal
 Riwayat Kesehatan : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik
dan tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat. Pasien pernah
mendapatkan perawatan penambalan gigi permanen, tetapi pasien lupa
gigi yang mana. Pengakuan dari saudara kandung yang ikut pada saat
pemeriksaan, pasien ketika tidur, pada saat kondisi lelah, memiliki
kebiasaan kerot" sampai berbunyi. Kebiasaan ini dimulai sejak awal
pasien kuliah (kurang lebih 4 tahun lalu), tetapi tidak sering. Ayah
pasien memiliki kondisi gigi geligi yang hampir sama seperti pasien.
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
a) Kesehatan Umum : Baik
b) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
 Periode gigi susu : Pasien mengaku tidak ada gigi yang
berlubang, dan setiap gigi goyah langsung meminta dicabutkan
dokter gigi
 Periode gigi bercampur : pasien tidak merasa ada keluhan dan
tidak pernah memeriksakan ke dokter gigi
c) Periode gigi permanen : pasien mengaku pernah
menambalkan gigi permanen, tetapi pasien lupa gigi
yang mana.
d) Kebiasaan jelek (bad habit) yang berkaitan dengan keluhan pasien:

Jenis kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan

bruxism 4 tahun yang Tidak kuat Sekarang


lalu-sekarang sering masih
dilakukan

e) Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien:


Ayah Pasien memiliki kondisi gigi geligi yang hampir sama dengan pasien

B. Pemeriksaan Obyektif
1. UMUM
Status Gizi:
Indeks Massa Tubuh: BB(kg)/TB2(m) x 100
Status Gizi : □ Kurang ☑ Normal □ Lebih
Kategori: □ Kurus ☑Normal Gemuk
2. LOKAL
a) Ekstraoral
 Bentuk kepala
Panjang kepala: Glabela-Occipital
Lebar kepala: Jarak horizontal terlebar puncak supramastoid dan os zigoma
Indeks kepala: lebar kepala/panjang kepala x 100
□Dolikosefali □Mesosefali ☑ Brakisefali
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
Klasifikasi indeks kepala :
 Dolikosefali(kepala panjang sempit) : <74,9
 Mesosefali (kepala normal) : 75,0 – 79,9
 Brakisefali (kepala pendek) : >80,0

 Bentuk wajah
Panjang muka ( Nasion-Gnation )
Lebar muka ( jarak antara zygomatic kanan dan kiri )

Indeks wajah: Tinggi wajah/lebar wajah x 100 =


Kesimpulan bentuk wajah:
Mesoprosop
Klasifikasi indeks muka :
 Euriprosop (wajah pendek dan lebar) : 80,0 – 84,9
 Mesoprosop (wajah normal) : 85,0 – 89,9
 Leptoprosop(wajah lonjong dan sempit) : 90,0-94,9
 Analisis Asimetri wajah : wajah simetris
 Analisi profil wajah tampak samping : profil wjah cembung
 Sendi temporomandibular : Normal
Pemeriksaan TMJ pada pasien dimaksudkan untuk mencari gangguan pada TMJ
pada saat gerakan membuka dan menutup mulut seperti clicking, krepitasi, nyeri,
keterbatasan pembukaan rahang (diukur jarak interinsisal pada saat pasien membuka
mulut maksimal (Nilai normalnya 40-45 mm), hyper-mobility, dan abnormalitas
morfologi.
Cara Pemeriksaan :
1) Pasien duduk tegak dan rileks
2) Kedua jempol operator ditempelkan pada kondilus pasien kanan dan kiri
(palpasi), kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan membuka dan
menutup mulut secara perlahan.
3) Pemeriksaan juga dapat dilakukan menggunakan metode auskultasi untuk mencari
kelainan TMJ seperti clicking dan krepitasi.

 Bibir posisi istirahat : Kompeten


 Free way space : Normal (4 mm)
 Path of closure : Normal
Gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju oklusi habitual. Normal apabila
tidak terdapat deviasi atau displacement mandibula.
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
Cara Pemeriksaan :
1. Pasien duduk pada posisi istirahat, kemudian amati posisi garis mediannya
2. Pasien diinstruksikan untuk oklusi sentris dari posisi istirahat dan dilihat kembali
posisi garis mediannya, apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat
menuju oklusi sentrik tidak terdapat pergeseran maka tidak terdapat gangguan path
of closure

b) Intraoral
 OHIs : Baik
 Lidah : Normal
 Palatum : Normal
 Gingiva : Normal
 Mukosa : Normal
 Frenulum : Normal
- Frenulum labii superior : Normal
- Frenulum labii inferior : Normal
- Frenulum lingualis : Normal
 Pola atrisi : Normal
 Fonetik : Normal

 Pemeriksaan gigi geligi

Une Une

8 8
T Im
T T Ag

Keterangan:
K: karies R: Radiks T: Tumpatan I: Inlay
X: dicabut P: Persistensi O: belum erupsi Une : unerupted
Im: Impaksi Ag: Agenese B: Bridge En: Endodontik
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
SEFALOGRAM & TRACINGNYA
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
Analisis Sefalometri:
No Jenis Pengukuran Normal Pasien Keterangan

STEINER
1 SNA 820 +/- 20 83 o N, Maksila terhadap basis
cranium Normal
2 SNB 800 +/- 20 77 o <N,Mandibula terhadap basis
cranium Retrognatik
3 ANB 20 +/- 20 6o >N, hubungan basis maksila
dan mandibula Skelatal
Kelas II
4 Mandibular Plane Angle (SN- 320 40o >N, Arah Pertumbuhan
Mandibula lebih ke arah
MP) vertikal
5 Occlusal Plane Angle 14,50 19o >N, hubungan gigi geligi
pada saat oklusi terhadap
basis cranii openbite
skeletal/menjauhi cranium

6 I-NA (mm) 4 mm 5mm >N, posisi gigi insisivus


maksila proklinasi
7 I-NA (0) 220 23o >N, inklinasi gigi insisivus
maksila proklinasi
8 I-NB (mm) 4 mm 8 mm >N, posisi gigi insisivus
mandibula Proklinasi

9 I-NB (0) 250 26o >N, Inklinasi Insisivus


mandibula Proklinasi

10 S-Line 0 mm RA : 3 mm >N, bibir atas dan bawah


RB : 0,5mm cembung

11 Inter I 1300 - 150.50 124o <N, Relasi Insisivus Atas dan


Bawah Proklinasi

Kesimpulan :
 Skeletal :
• Kelas II dengan mandibula retrognatik disertai pertumbuhan mandibula ke
arah vertikal dan relasi oklusal menjauhi cranium
 Dental :
• Hubungan gigi insisiv RA dan RB protrusive (bidental protrusive), gigi
insisiv maksila terhadap tulang maksila proklinasi dan gigi insisiv
mandibula terhadap tulang mandibula proklinasi dengan hubungan
interinsisal proklinasi
 Jaringan Lunak :
• Profil jaringan lunak pasien cembung
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
3. Analisis Model Studi
a) Foto model gigi dari arah oklusal

Bentuk lengkung gigi: RA: Ovoid RB: Ovoid

b) Lebar mesiodistal gigi geligi (mm)


Rahang atas

Gigi Kanan Kiri Normal Keterangan


1 8,2 mm 8 mm 7.40 – 9.75 Normal
2 6,4 mm 6,1 mm 6.05 – 8.10 Normal
3 7,6 mm 7,2 mm 7.05 – 9.32 Normal
4 7,1 mm 7,2 mm 6.75 – 9.00 Normal
5 6,5 mm 7,3 mm 6.00 – 8.10 Normal
6 10,5 mm 10,6 mm 9.95 – 12.10 Normal
Jumlah 46,3 mm 46,4 mm 92,7 mm

Rahang bawah
Gigi Kanan Kiri Normal Keterangan
1 - 5,1 mm 4.97 – 6.60 Normal
2 5,7mm 5,6 mm 5.45 – 6.85 Normal
3 6,8 mm 6,5 mm 6.15 – 8.15 Normal
4 7 mm 7,6 mm 6.35 – 8.75 Normal
5 7 mm 7,5 mm 6.80 – 9.55 Normal
6 11,5 mm 12 mm 10.62 – 13.05 Normal
Jumlah 38 mm 44,3 mm 82,3 mm

Kesimpulan: Ukuran mesiodistal gigi RA dan RB normal


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
c) Analisis Model Studi
 Overjet : 2,1
➢ Overbite: 2,1
 Relasi molar pertama permanen
Kanan : ☑ Klas I Kiri : ☑Klas II
 Relasi Kaninus :
Kanan : ☑ Klas III Kiri : ☑Klas III
 Klasifikasi Angle :
☑ Klas II Divisi I subdivisi
 Kurve of spee:
Kanan:

Kanan : 1,2 mm

Kiri

Kiri : 1,3 mm
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
 Garis median
Rahang Atas : (Normal) Rahang bawah : Geser ke kiri 1,2 mm

 Malrelasi:
 Edge to edge bite : tidak ada
 Cusp to cusp bite : tidak ada
 Deep bite : tidak ada
 Open bite anterior : ada,
gigi 13 terhadap gigi 43 dan
gigi 23 terhadap gigi 33 dan 34
 Open bite posterior : ada, gigi 26 terhadap 36 dan gigi 27 terhadap 37
 Cross bite anterior : tidak ada
 Cross bite posterior : ada, gigi 15 terhadap 45 dan 46
Gigi 25 terhadap 35 dan 36
 Scissor bite : tidak ada
 Diastema : tidak ada

 Malposisi gigi individual


Rahang Atas:
□ 11 distolabiotorsiversi
□ 12 palatoversi
□ 13 distolabiotorsiversi dan infraklusi
□ 15 palatoversi
□ 23 distolabiotorsiversi
□ 25 palatoversi
Rahang Bawah:
□ 42 distolabiotorsiversi

d) Perhitungan-perhitungan
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
1) Pont
1. Lebar mesio distal 11 12 21 22 : 28,7 mm
Jarak distal pit 14-24 (pasien) : 32,6 mm
Jarak sentral fossa 16-26 (pasien) : 44,7 mm
2. Indeks pont 14 – 24 = jml MD 12 11 21 22 X 100 = 35,8 mm
80
3. Indeks pont 16 – 26 = jml MD 12 11 21 22 X 100 = 30,7/64 x 100 = 44,8 mm
64
Penderita Pont Selisih
32,6 mm 35,8 mm -3,2 mm (kontraksi)
14-24

44,7 mm 44,8 mm -0,1 mm (kontraksi)


16-26

Keterangan :
Derajat kontraksi/distraksi:
0-5mm = Ringan/mild
5-10mm = Sedang/moderat
>10mm = Berat/severe

Kesimpulan:
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien pada arah lateral kurang dari
normal atau kontraksi

2) Korkhaus
 Jumlah mesio distal 11 12 21 22 : 28,7 mm
 Jarak I-(P1-P1) pengukuran : 15 mm
 Jarak I-(P1-P1) tabel korkhous : 17 mm
 Diskrepansi : -2 mm
 Diketahui Hasil analisis dalam skenario : -2 mm
Kesimpulan: Inklinasi gigi pada regio anterior dalam keadaan retrusif
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
3) Howes
 Jumlah lebar mesiodistal 16-26 : 92,7 mm
 Jarak puncak tonjol bukal 14-24 : 39,1 mm
 Jarak interfossa canina : 43,5 mm
 Diskrepansi
 Indeks P: jarak 14-24 x 100% = 41,7 %
Jml MD16-26

 Indeks FC: jarak IFC x 100% = 43,2%


Jml MD16-26

Keterangan:
44% = Ideal
37-44% = Borderline
<37% = Ekstraksi
Notes:
 Bila indeks FC >44%, lengkung basal dapat menampung gigi-gigi ke dalam
lengkung ideal
 Bila indeks FC < 37%, ini merupakan kasus dengan indikasi pencabutan
 Bila indeks FC < 44% tapi > 37%, ini merupakan borderline kasus indikasi untuk
dilakukan ekspansi, slicing dll
Kesimpulan :
1. Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi
2. Lengkung basal cukup untuk menampung gigi
3. Kasus pasien borderline
4. Inklinasi gigi posterior konvergen kearah oklusal sehingga kontraindikasi
pencabutan
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

4) Determinasi lengkung gigi

RA RB

RA
dan
RB

Keterangan:
 : lengkung awal M1-M1 gigi pasien
 : lengkung ideal M1-M1 gigi pasien
 Overjet awal : 2,1 mm
 Overjet akhir : 2,1 mm

Rahang Atas Rahang Bawah

Kiri Kanan Kiri kanan


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
panjang lengkung 43,9 mm 44 mm 45 mm 38,9 mm
ideal
Panjang lengkung 46,4 mm 46,3 mm 45 mm 38,9 mm
sebenarnya
Diskrepansi -2,5 mm -2,3 mm 0 mm 0 mm
Mesiodistal Gigi Premolar 1 7,2 mm 7,1 mm 7,6 mm 7 mm

 Keterangan:
 Apabila kekurangan ruang tiap lengkung didapatkan >1/2 lebar mesiodistal gigi
P1 maka pencabutan pada gigi P1 pada sisi tersebut(kesling) atau apabila
kekurangan ruang sebesar > 5 mm maka pencabutan P1 kanan dan kiri (carey)
 Apabila kekurangan ruang tiap lengkung didapatkan >1/4 sampai 1/2 lebar
mesiodistal gigi P1 maka (kesling):
o Pencabutan pada gigi P1 pada salah satu sisi jika ada pergeseran median line
o Pencabutan dua gigi P2 kanan dan kiri jika lengkung gigi simetris
o Ekspansi kombinasi grinding mesiodistal gigi jika lengkung gigi kontraksi
Atau kekurangan ruang 2,5 mm - 5 mm maka pencabutan P2 kanan dan kiri (carey)
 Apabila kekurangan ruang tiap lengkung didapatkan < 1/4 lebar mesiodistal gigi
P1 maka (kesling):
o Penggrindingan lebar mesiodistal gigi anterior jika pasien tidak rentan karies.
o Ekspansi jika lengkung gigi kontraksi
Atau apabila kekurangan ruang 0 - 2,5 mm maka dilakukan slicing/grinding
 Kesimpulan :
 RA: mengalami kekurangan ruang sebesar 2,3 mm di kanan dan 2,5 mm di kiri
 Solusi pencarian ruang : ekspansi kombinasi grinding karena lengkung rahang
atas kontraksi
 RB: tidak mengalami kekurangan ruang
 Solusi pencarian ruang : tidak dilakukan pencarian ruang
 Analisa Kesling:
Rahang Atas : berdasarkan analisis kesling yaitu kekurangan ruang tiap
lengkung didapatkan >1/4 sampai 1/2 lebar mesiodistal gigi P1 kanan yaitu 7,1
mm dan P1 kiri 7,2mm dan terdapat diskrepansi RA kanan sebanyak 2,3 mm dan
RA kiri sebanyak 2,5 mm
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK
4.Data penunjang
a) Analisis fotografi
a. Analisis foto model study
Samping Kanan Samping kiri

Depan

Oklusal
RA
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

Oklusal RB

5.Diagnosis ortodontik
Maloklusi Angle Kelas II Divisi I Subdivisi, dengan hubungan skeletal klas II
disertai mandibula retrognatik dengan pertumbuhan mandibula kearah vertical.
Hubungan gigi insisiv RA dan RB protrusive (bidental protrusive), serta gigi
insisiv maksila terhadap tulang maksila proklinasi dan gigi insisiv mandibula
terhadap tulang mandibula proklinasi. profil jaringan lunak pasien cembung serta
terdapat kebiasaan mengerot gigi dengan intensitas kuat dengan disertai malrelasi
dan malposisi sebagai berikut:
 Malrelasi
 Openbite anterior :gigi 13 terhadap gigi 43 dan
gigi 23 terhadap gigi 33 dan 34
 Open bite posterior : gigi 26 terhadap 36 dan gigi 27 terhadap 37
 Cross bite posterior : gigi 15 terhadap 45 dan 46
gigi 25 terhadap 35 dan 36
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

 Malposisi gigi individual


Rahang Atas:
□ 11 distolabiotorsiversi
□ 12 palatoversi
□ 13 distolabiotorsiversi dan infraklusi
□ 15 palatoversi
□ 23 distolabiotorsiversi
□ 25 palatoversi
Rahang Bawah:
□ 42 distolabiotorsiversi
6. Analisis etiologi maloklusi
a) Riwayat Keluarga: ayah pasien memiliki kondisi gigi geligi yang sama dengan pasien
b) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan:
- Periode gigi bercampur: merasa tidak ada kelakuan dan tidak pernah memeriksakan
ke dokter gigi
- Periode gigi permanen: pernah mendapatkan peraatan penambalan pada gigi
permanen tetapi pasien lupa gigi yang mana
- Gigi permanen:
o Gigi 11: distolabiotorsiversi karena herediter
o Gigi 12: palatoversi karena herediter
o Gigi 13: distolabiotorsiversi dan infraklusi karena premature loss
gigi decidui
o Gigi 15: palatoversi karena herediter
o Gigi 23: distolabiotorsiversi karena premature loss gigi
decidui
o Gigi 25: palatoversi karena herediter
o Gigi 42 : distolabiotorsiversi karena herediter
7. Prosedur
perawatan
a Rencana perawatan
□Observasi □Preventif □Interseptif ☑Korektif
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

 Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan adalah sebagai


berikut
1. Pro Bedah Mulut untuk impaksi gigi 38
2. Instruksi dan memotivasi pasien serta memberi penjelasan tentang perawatan ortodontik.
Memberikan penjelasan dan gambaran tentang pemakaian alat orthodontik yang
merupakan perawatan yang jangka waktunya relatif lama dan memerlukan kedisiplinan,
kooperatif, dan motivasi yang tinggi dari pasien agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
Selain itu, ditekankan kerja sama dokter dengan melakukan kontrol rutin dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan selama perawatan. Pemakaian alat dipakai setiap hari rutin, dan
dibersihkan setelah makan.
3. Perawatan awal, pencetakan rahang atas dan bawah
4. Pencarian ruang, pemanfaatan ruang dan distribusi ruang
 Analisis Ruang
 Berdasarkan perhitungan Pont Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi
pasien mengalami kontraksi derajat ringan sebesar - 3,2 mm dan pada region M1
mengalami kontraksi derajat ringan sebesar -0,1 mm.
 Hasil perhitungan Korkhous Kesimpulan : inklinasi gigi anterior dalam keadaan
retrusive.
 Hasil dari perhitungan Howes didapatkan Lengkung gigi tidak cukup untuk menampung
gigi, Lengkung basal tidak cukup untuk menampung gigi (kasus borderline), Inklinasi gigi
posterior konvergen ke arah oklusal
 Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung
Pada lengkung RA menunjukkan adanya kekurangan ruang sebesar 2,3 mm di kanan dan
2,5 mm di kiri, pada hasil pengukuran diskrepansi RA didapatkan >1/4 sampai 1/2 lebar
mesiodistal gigi P1. Kekurangan ruang RA diperoleh dengan melakukan ekspansi
modifikasi grinding pada mesiodistal gigi. Grinding dilakukan pada gigi 13,12,11,21,22,23
sebanyak 0,2 pada bagian mesial dan distal sehingga didapatkan ruang 2,4mm.
Jenis ekspansi yang digunakan yaitu ekspansi lateral paralel. 1x putaran ekspansi = 0,2 mm.
pada rahang atas total kekurangan ruang yaitu 2,4 mm sehingga dilakukan ekspansi
sebanyak 12x putaran.
Pada Lengkung RB menunjukkan tidak terdapat kekurangan ruang sehingga tidak
dilakukan pencarian ruang.
5. Koreksi malposisi gigi individual
6. Koreksi lengkung gigi
7. Penyesuaian oklusi
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
8. Pemakaian Retainer AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN

GIGI PENDIDIKAN PROFESI


Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

DESAIN ALAT
 FASE I
Rahang Atas

3
1

4
2

1. Basis Plat Akrilik


2. Adam klamer dengan diameter kawat 0,7 mm pada gigi 17 dan 27 untuk retentif
3. Labial arch pasif 0,7 mm pada gigi 14 dan 24
4. screw ekspansi lateral

Aktivasi
1. Adaptasi alat selama 1 minggu setelah insersi
2. Dilakukan grinding pada mesiodistal gigi 11,12,13,21,22 dan 23 sebanyak 0,2 mm
tiap sisinya menggunakan grinding strip
3. Dilakukan aktivasi screw ekspansi dengan pemutaran plat ekspansi bilateral
sebanyak 12x putaran untuk mendapatkan ruang sebesar 2,4. Setelah ekspansi
tercapai, skrup ekspansi di nonaktifkan
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG FAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

 FASE II
Rahang Atas
3 3

4
2
2

5
1

Rahang Atas Rahang Bawah


1. Labial arch diameter kawat 0,7mm 1. Labial Arch diameter kawat 0,7mm
dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan U loop pada gigi 33 dan 43
(Komponen Aktif) (Komponen aktif)
2. Adam klamer diameter 0,7 mm pada 2. Adam klamer diameter 0,7 mm pada
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
gigi 16 dan 26 (komponenAGUNG
Pasif) FAKULTAS KEDOKTERAN
gigi 36 dan 46 (komponen Pasif)
3. Simple spring pada gigi 12 3. Plat Akrilik (Komponen Pasif)
(Komponen Aktif)
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
4. Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
T Spring pada gigi 15 dan 25
Perhatian: (Komponen Aktif)
5. Plat Akrilik (Komponen Pasif)
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


RENCANA PERAWATAN ORTODONTIK
Rahang Atas:
1. Adaptasi alat selama 1 minggu setelah insersi
2. 1 minggu setelah adaptasi dilakukan aktivasi labial arch dengan cara memperkecil U loop
menggunakan tang pipih untuk meretraksi gigi 11, 13, 23
3. 1 minggu setelah adaptasi dilakukan aktifasi simple spring dengan memperbesar loop
menggunakan tang bulat untuk mengkoreksi gigi 12

4. 1 minggu setelah adaptasi lakukan aktivasi T spring dengan memperbesar loop


menggunakan tang bulat untuk mengkoreksi gigi 15 dan 25
Rahang Bawah:
1. Adaptasi alat selama 1 minggu
2. 1 minggu setelah adaptasi dilakukan aktifasi labial arch dengan memperkecil U loop
untuk mengoreksi gigi 42
 Penyesuaian Oklusi
Pasien diminta untuk mengoklusikan rahang atas dan bawah saat
menggunakan alat orthodontik lepasan. Apabila pasien merasakan
mengganjal saat oklusi atau ada yang tajam maka wire dikoreksi dengan
menggunakan teknik wire bending dan apabila ada basis yang tajam
maka ditumpulkan

 Pemakaian retainer
Pemakaian retainer digunakan untuk mempertahankan lengkung
yang telah dikoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung yang
baru. Di samping itu pemakaian retainer juga bertujuan untuk
menunggu terjadinya pembentukan tulang alveolar yang baru melalui
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
proses AGUNG
deposisi FAKULTAS
dan aposisi KEDOKTERAN
di sekitar gigi yang telah digerakkan
sehingga menjadi kokoh kembali dan hasil perawatan tidak relaps.
GIGI PENDIDIKAN PROFESI
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
Perhatian:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap

FORMULIR PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN


ORTODONTIK

Retainer yang digunakan adalah retainer tipe Hawley retainer yang berupa:

 Long Labial arch pada rahang atas dengan kawat berukuran 0,8 mm
dengan U loop pada gigi P1 kanan dan kiri untuk RA yang tidak
diaktifkan
 Long Labial arch pada rahang bawah dengan kawat berukuran 0,8 mm
dengan U loop pada gigi 35 kanan dan kiri untuk RB yang tidak
diaktifkan
 Adam klamer pada rahang atas dan bawah dengan kawat berukuran 0,7
mm pada gigi M1 kanan dan kiri untuk RA dan RB sebagai retensi
Pemakaian retainer dilakukan kurang lebih dalam jangka waktu 12 bulan,
 Pemakaian 3 bulan I : retainer dipakai siang dan malam, dan pada
waktu tidur, baru dilepas pada waktu sikat gigi dan sehabis makan
untuk dibersihkan, dengan waktu kontrol sebulan sekali untuk
pengecekan apakah hasil perawatan berjalan dengan baik.
 Pemakaian 3 bulan II : dilakukan kontrol apakah retainer setiap dipakai
masih sesak, jika sudah tidak sesak pemakaian dihentikan.
 Pemakaian 3 bulan III : dikontrol kembali apakah retainer masih
terasa sesak jika masih pemakaian dilanjutkan 3 bulan berikutnya
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
 Pemakaian 3 bulanAGUNG
IV : jikaFAKULTAS KEDOKTERAN
sudah tidak terasa sesak pemakaian
bisa dihentikan dan dilakukan
GIGI PENDIDIKAN bulan
pengontrolan akhir 3 berikutnya.
PROFESI
Jika retainer sudah tidak terasa sesak, maka pemakaian retainer dapat dihentikan
Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang
tanpa harus menunggu jangka waktu selama 12 bulan.
Perhatian:
9. Prognosa:
*Harap semua penulisan dilakukan dengan keterbacaan yang jelas, benar dan lengkap
☑Baik □Sedang □Buruk
FORMULIRAlasan
PEMERIKSAAN
: DAN PERAWATAN
ORTODONTIK
 Jaringan periodontal sehat
 OHI kategori baik
 Riwayat kesehatan baik
 Pasien kooperatif terhadap perawatan
 Keadaan sosial ekonomi menengah keatas
 Kasus malposisi gigi tidak terlalu berat sehingga dapat dilakukan koreksi dengan
alat ortodonti lepasan
 Perawatan didukung dan disetujui oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai