Anda di halaman 1dari 70

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA

KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG


KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR: LITERATUR REVIEW

AJENG RINDANI PUTRI

NIM. 21116100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA
KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG
KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR

Literatur Review

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

AJENG RINDANI PUTRI

NIM. 21116100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Literatur review ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Ajeng Rindani Putri

NIM : 21116100

Tanda Tangan :

Tanggal : Juni 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Literatur review dengan judul ” Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” telah mendapat
persetujuan dari pembimbing.
Mahasiswa yang mengajukan

Nama : Ajeng Rindani Putri

NIM : 21116100

Program Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan

Judul Literatur Review : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media


Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir

Palembang, 22 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Siti Romadoni, S.Kep,. Ns,. M.Kep


NBM. 1206363 NBM. 1043749

Disetujui

Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ners.,M.Kep


NBM. 1056216

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Ajeng Rindani Putri


NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana
Banjir.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Pembimbing II : Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji I :Suratun, .S Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji II :Apriyani, S. Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal 22 Juni 2020
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi, CP.,M.Kes


NBM. 8884664

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas karunia-Nya, kesehatan dan kesempatan yang telah di berikan Allah
SWT penulis dapat menyelesaikan literature review yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyusunan literature review ini penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis.
Penyusunan literature review ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan,
pengarahan, bantuan serta saran dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Palembang.
2. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I dan Ibu Siti
Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.kep selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu membimbing dan memberi masukan, saran, bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan literature review ini.
4. Ibu Suratun, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku penguji I dan Ibu Apriyani,
S.Kep,Ns.,M.Kep. selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan
saran untuk perbaikan laporan Literature Review ini.

vi
5. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang.
6. Teristimewa Kedua orang tua saya, Ayahanda Hulman, Ibunda Sri Muryani
(almrh) dan ibu sambungku Nilawati, saudara laki-laki (Eko Saputra & Rio
Saputra) saudara perempuan saya (Octiara Shaela Putri) dan kakak iparku
(Wella Kurnia) dan seluruh keluarga tercinta terima kasih telah membesarkan
dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan mendukung untuk terus maju
menjadi orang yang sukses.
7. Terima kasih teman sejawat PSIK A dan B angkatan tahun 2016.
8. Terima kasih juga untuk para sahabatku “Sisters”yang telah memberikan
semangat dan masukan serta menjadi teman yang terbaik selama kuliah ini
yaitu Annisa Afianria Yoja Cindona, Cyndilia Fatriada Suci, Nandita Eka
Putri dan Ulia Ulan Dari
9. Terima kasih juga sahabat dari awal masuk kuliah yang telah memberikan
semangat yaitu Weka Patriana dan Citra Ratu
10. Terima kasih untuk Bayu Aldio yang selalu memberikan semangat dalam
penulisan literature review ini.
11. Terima kasih semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
penyusunan literature review ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya


kepada kita semua. Penulis berharap semoga literature review ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Wassalamualaiku m Wr. Wb

Palembang, Juni 2020

Ajeng Rindani Putri

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LITERATURE
REVIEWUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ajeng Rindani Putri
NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Karya : Literature Review
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Eksklusif ini STIKes Muhammadiyah
Palembang, berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam
perangkat data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Juni 2020
Yang menyatakan

Materai 6000

Ajeng Rindani Putri


NIM. 21116100

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ajeng Rindani Putri


NIM : 21116100
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/ Tgl Lahir : Pagar Jati, 07 juli 1999
Agama : Islam
Alamat : Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung
Kabupaten Enim Kabupaten Muara Enim
Telpon : 085280470565

E-mail : ajeng.rindaniputri@gmail.com

Tahun Angkatan : 2016

Nama Orang Tua


Ayah : Hulman, S.Pd
Ibu : Sri Muryani,S.pd
Alamat : Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung
Kabupaten Muara Enim

Riwayat Pendidikan
SD Negeri 1 Tanjung Agung 2010
SMP Negeri 1 Tanjung Agung 2013
SMA Negeri 1 Tanjung Agung 2016
STIKes Muhammadiyah Palembang 2020

viii
ABSTRAK

Nama : Ajeng Rindani Putri


NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana
Banjir.
Jumlah halaman :

Latar belakang: BNPB menyebutkan pada tahun 2019 terjadi 2.829 bencana di
seluruh Indonesia. BNPB mencatat puting beliung 880 kejadian, banjir 657
kejadian, tanah longsor 621 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 508 kejadian,
kekeringan 118 kejadian, gempa bumi 34 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14
kejadian, serta letusan gunung api 7 kejadian. bencana banjir paling banyak
menelan korban jiwa yakni mencapai 253 jiwa. Disusul oleh bencana longsor
sebanyak 106 jiwa. Sementara gempa bumi dan putting beliung masing-masing
nenelan korban sebanyak 57 dan 15 orang. Banjir merupakan ancaman bencana
dengan resiko tinggi di Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur
yang sangat mengancam roda perekonomian masyarakat. Bencana sering terjadi
tanpa peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya.
Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah
penanggulangan terhadap dampak bencana. kegiatan yang dapat dilakukan yaitu
pemberian pendidikan kesehatan dengan media komik. Tujuan: Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir. Sumber
dari database Google Scholar tahun 2018-2020 dengan 5 artikel yang didapat.
Metode: Penelitian menggunakan literature review dengan cara memilih artikel-
artikel terkait dengan penelitian. Hasil: Terdapat pengaruh penggunaan media
komik terhadap pengetahuan siswa tentang banjir. Kesimpulan: Hasil analisis
artikel ilmiah menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media komik
terhadap pengetahuan siswa tentang banjir

ix
Kata kunci : Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir
dan Anak Sekolah Dasar
Daftar Pustaka:

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv

KATA PENGANTAR....................................................................................v

HALAMAN PUBLIKASI............................................................................vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................viii

ABSTRAK.....................................................................................................ix

DAFTAR ISI..................................................................................................x

DAFTAR TABEL........................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................
E. Ruang Lingkup.....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

A. Tinjauan Teori......................................................................................
B. Kerangka Teori.....................................................................................

BAB III KERANGKA KONSEP.....................................................................

A. Kerangka Konsep..................................................................................
B. Definisi Operasional.............................................................................

xi
BAB IV METODELOGI..................................................................................

A. Pertanyaan panduan..............................................................................
B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi................................................................
C. Data/ Jurnal...........................................................................................

BAB V HASIL PENELITIAN.........................................................................

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................

A. Pembahasan..........................................................................................
B. Keterbatasan.........................................................................................

BAB VII KESIMPULAN.................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Gambar


Halaman

Tabel 3.1 Definisi Variabel..............................................................................

Tabel 5.1 Daftar Literature Review..................................................................

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar


Halaman

Gambar 4.1 Proses Literature Review..............................................................

xii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan


Halaman
Bagan 2.1Kerangka Teori.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan
pada tahun 2019 telah terjadi 2.829 bencana di seluruh Indonesia,
Bencana tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi. BNPB
mencatat puting beliung 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor
621 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 508 kejadian, kekeringan 118
kejadian, gempa bumi 34 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14 kejadian,
serta letusan gunung api 7 kejadian. Dari kejadian-kejadian tersebut,
bencana banjir paling banyak menelan korban jiwa, yakni mencapai 253
jiwa. Disusul oleh bencana longsor sebanyak 106 jiwa. Sementara gempa
bumi dan putting beliung masing-masing nenelan korban sebanyak 57 dan
15 orang (kompas.com).
Berdasarkan data BPBD Sumatera Selatan wilayah terparah
terdampak banjir selama 2019 ada di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten
Musi Rawas Utara yang terjadi pada 17 februari yang mengakbitkan 2.835
rumah terendam air. Dan terjadi di Kecamatan Rawas Ilir yang merendam
2.572 rumah. Bencana banjir juga menggenangi 1.391,5 ha sawah di
lampuing, Kabupaten OKI pada 20 februari dan 1.000 ha wilayah
perkebunan Banyuasin. Banjir bandang juga menerjang kawasan
kecamatan Ulu Musi,Kabupaten Empat Lawang pada 27 April, yang
menyapu 50 rumah, 20 terdampak rusak parah, 7 unit hanyut dan
menyebabkan 1 jembatan putus (IDN Times).
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 3 januari 2020 atau
tiga hari setelah banjir besar melandan ibu kota terdapat setidaknya 5.025
jiwa yang mendapatkan layanan kesehatan di posko pengungsian.
Sebagaian besar pasien menderita muskuloskeletal atau pegal-pegal.
Angkanya sebanyak 1.401 (27,9 %), kemudian diikuti ISPA sebanyak
1.226 (24,4 %), penyakit kulit sebanyak 673 ( 13,4 %), hipertensi 571
(11,4 %), gastritis atau peradangan pada dinding lambung 377 ( 7,5 %),
demam 260 (5,2 %) dan ada pula yang mengalami diare akut sebanyak
146 (2,9 %), luka atau trauma 116 (2,3 %), sakit gigi 48 (1 %), diabetes
militus 36 (0,7 %), asma 18 (0,4 %), konjungtivitis atau mata merah akibat
peradangan 17 (0,3 %), ISK 5 (0,1 %), pneumonia atau infeksi paru 5 (0,1
%), TBC 1 ( 0,02 %) serta katagori lain-lain sebanyak 125 orang (2,6 %)
(Tirto.id)
Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di
Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat
mengancam roda perekonomian masyarakat. Banjir dapat disebabkan oleh
kondisi alam yang statis (seperti geografis, topografis, dan geometri alur
sungai), dan dinamis (seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari
laut/pasang dari sungai induk, amblesan tanah dan pendangkalan akibat
sedimentasi) (BNPB 2012 dalam Rencana Nasional Penanggulangan
Bencana 2015-2019). Penyebab banjir disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga sungai dan anak sungai alamiah serta
saluran drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu
menampung akumulasi air hujan sehingga meluap, kemampuan pengaliran
air tidak selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi,penyempitan
sungai akibat penomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah serta
hambatan lainnya (Pusponegoro,2016). Bencana sering terjadi tanpa
peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya.
Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah
kesiapsiagaan bencana banjir.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan maupun upaya yang
dilakukan untuk menghadapi kondisi darurat serta meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan dari bencana. (Havwina,et.al. 2016). Faktor
utama yang dapat mengakibatkan bencana tersebut menimbulkan korban
dan kerugian besar yaitu kurangnya pemahaman tentang karakteristik
bahaya, sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan sumber daya
alam, kurangnya informasi peringatan dini yang mengakibatkan
ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam
menghadapi bencana (Bakornas,2007).
Masih banyak sekolah yang memiliki kesiapsiagaan yang rendah
dalam menghadapi bencana, ditambah lagi perhatian pemerintah terhadap
penanggulangan belum maksimal. Umumnya pemerintah hanya
memusatkan perhatian pada upaya tanggap darurat sedangkan perhatian
pada tahap sebelum bencana (pra-bencana) sangat kurang. Anak
bergantung pada orang dewasa dalam upaya perlindungan dan dukungan
terutama dalam bencana atau situasi darurat. Peristiwa bencana
menimbulkan tantangan bagi anak-anak. Mereka berada pada resiko yang
lebih besar untuk mengembangkan pengetahuan dan perilaku terhadap
bencana (Saparwati,et.,al.2019).
Pengetahuan tentang bencana sudah seharusnya diberikan kepada
masyarakat terutama anak-anak. Karena korban bencana tidak memandang
usia baik itu anak-anak, remaja,maupun orang tua, maka sosialisai cara
penanganan bencana harus juga melibatkan anak-anak. Anak-anak harus
sejak dini diberi pemahaman yang tepat tentang bentuk-bentuk bencana
yang mungkin menimpa daerahnya dan cara-cara menghadapi bencana
jika hal itu datang tiba-tiba. Kesiapsiagaan pengurangan risiko bencana
sangat diperlukan untuk menghadapi bencana banjir disebabkan siswa
tingkat sekolah memiliki resiko jika terkena banjir, karena kelompok ini
masih dalam proses penggalian ilmu pengetahuan. Siswa yang tidak
dipersiapkan secara dini maka akan menjadai masalah dan tidak boleh
diabaikan begitu saja (Rosyda,et.,al. 2017). Untuk memperkenalkan
bencana dan cara mengatasinya, anak-anak membutuhkan media untuk
menerima informasi dan pengetahuan tentang manajemen bencana
(solfiah,et,.al. 2020).
Penggunaan media akan mempermudahkan siswa memahami
pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan media dapat didesain
menjadi sebuah pembelajaran yang menarik, menyenangkan sehingga
siswa tidak cepat bosan dan dapat memotivasi serta merangsang siswa
untuk semangat dalam belajar. Media pembelajaran dapat berupa media
visual dan audiovisual, salah satu media visual yang dapat digunakan
adalah gambar dalam bentuk komik (Pritandari,2016). Anak sekolah dasar
rentang usia 7-12 tahun pada dasarnya lebih tertarik untuk membaca buku
dengan gambar-gambar yang menarik dan berwarna, Ada kecendrungan
siswa tidak tertarik terhadap buku-buku teks apalagi yang tidak disertai
dengan gambar dan ilustrasi yang menarik. Siswa lebih menyukai buku
yang bergambar, yang penuh dengan warna dalam bentuk realistis maupun
kartun. Sehingga dengan menggunakan komik bergambar pembelajaran
diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga
pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa tersebut
(Daryanto,2015).
Komik merupakan salah satu bentuk belajar yang dapat membantu
siswa dalam kegiatan pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas,
media komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah yaitu
sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan sendiri. Dan penggunaan komik sebagai media pembelajaran
mempunyai peran yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam
menciptakan minat belajar siswa serta membantu memahami materi
pelajaran yang telah disampaikan (Saputro, 2015). Kelebihan komik
adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik dalam
proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena didalam komik
dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita yang kuat akan
membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya (Kristanti,et,.al,
2015).
Penenitian yang dilakukan oleh Yunanto (2020) tentang
Pengembangan Media Komik Sebagai Dasar Pengetahuan Bencana Banjir
Di SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali di dapatkan bahwa ada
perbedaan yang sugnifikan antara pre-test dan post-test baik dikelas
kontrol maupun eksperimen. Akan tetapi peningkatan lebih besar terjadi
pada kelas eksperimen di banding dengan kelas kontrol. Dan penelitian
yang dilakukan Niviana,et,.al. (2019) tentang Why Do Primary School
Students Need Disaster Mitigation Knowledge?(Study Of The Use Of
Koase Comics In Primary Schools) Bahwa penggunaan media komik
dalam pembelajaran mitigasi bencana dapat meniningkatkan pengetahuan
siswa tentang mitigasi bencana.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan Literature Review tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Rumusan masalah dalam
literature review ini adalah bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir?.

C. Tujuan Literature Review


Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir

D. Ruang Lingkup
Jurnal review ini termasuk dalam area Keperawatan Gawatdarurat
yaitu Disaster (Bencana), yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir. artikel Literature Review
didapatkan dari database Google Scholar diambil 5 artikel dari artikel
tersebut diantaranya 4 artikel yang diambil dari artikel nasional dan 1
artikel dari internasional. Untuk mencari artikel ini peneliti menggunakan
database lain seperti Perpusnas, Pubmed, Ebsco dan Sciendirect tetapi
karena sedikitnya penelitian yang membehas sesuai dengan tujuan peneliti
maka tidak di temukan artikel yang sesuai dengan kriteria Inklusi. Kriteria
Inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai dengan tujuan,
responden yang termasuk dalam artikel secara umum dengan usia anak
sekolah, berbahasa Indonesia, berbahasa inggris dan fulltext. Kriteria
ekslusi: artikel yang tidak memiliki struktur lengkap dan tidak sesuai
dengan tujuan penelitian. Artikel yang dipublikasi pada tahun 2018-2020.

E. Manfaat Literature Review


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk
menambah pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir
melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik
mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
2. Secara Praktis
a. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Hasil literature review diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkankeilmuan dan keterampilan khususnya mengenai
Keperawatan Bencana.
b. Bagi Peneliti selanjutnya
Literature review diharapkan untuk menambah literature yang
dapat menjadi masukan bagi penelitian lanjutan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Bencana
a. Definisi Bencana
Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dikemukakan bahwa bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Menurut United Nation Development Program bencana
adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau
manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan
manusia, harta benda atau aktivitas serta pada tingkat
menimbulkan bencana. Bencana adalah kejadian dimana sumber
daya, personal atau material yang tersedia di daerah bencana tidak
dapat mengendalikan kejadian luar biasa yang dapat mengancam
nyawa atau sumber daya fisik dan lingkungan (Ramli, 2010).
b. Macam-macam Bencana
Menurut UU No 24 Tahun 2007 bencana dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu:
1) Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam diantara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjr, kekeringan, angina topan dan tanah longso
2) Bencana Non Alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa
kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit. Bencana non alam termasuk terorisme biologi dan
biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir, kebakaran,
ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan
tindkan perang.
3) Bencana Sosial
Bencana karena peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas. Misalnya konflik sosial antar
suku dan agama.
4) Siklus Manajemen Bencana

c. Berdasarkan Cakupan Wilayah,Bencana


1) Bencana Lokal
Memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan bencana terjadi pada sebuah gedung atau bagunan-
bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor
manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran
bahan kimia dan lainnya.
2) Bencana Regional
Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam,
seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.
d. Faktor Kerentanan
1) Fisik
Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap
ancaman bahaya.
2) Sosial
Kondisi gemografis (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi,
perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana.
3) Ekonomi
Kemampuan finansial masyarakat dalam mengadapi ancaman
di wilayahnya.
4) Lingkungan
Tingkat ketersediaan/ kelengkapan sumber daya (lahan, air,
udara) serta kerusakan lingkungan yang terjadi.
e. Dampak Bencana Bagi Kesehatan
1) Adanya hubungan antara jenis bencana terhadap masalah
kesehatan.
2) Bencana yang diikuti pengungsian dapat menimbulkan masalah
kesehatan.
3) Sebagai pengaruh bencana merupakan ancaman yang potensial,
bukan ancaman yang dapat dihindari, terhadap kesehatan.

2. Konsep Banjir
a. Definisi Banjir
Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu
wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu
tertentu. Bajir biasanya terjadai karena curah hujan turun terus
menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau
drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media
penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami,
yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah
manusia (Addiarto & Rizka,2019).
b. Faktor Penyebab Banjir
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curahan hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga system pengaliran air yang terjadi
dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem seluruh drainase
dank anal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap.
Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air dimaksud tidak
selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan
sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah
serta hambatan lainnya (Pusponegoro,2016).
Faktor penyebab banjir menurut (Yula elawati 2008, dalam
Gultom,2014), dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) faktor yaitu:
1) Pengaruh aktivitas manusia, seperti:
a. Pemanfaatan daratan banjir yang digunakan untuk
permukiman dan industri.
b. Pengundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan
pada tanah dan menyebabkan larian tanah permukaan. Erosi
yang terjadi kemudian bisa menyebabkan sedimentasi di
aliran sungai yang kemudian mengganggu jalannya air.
c. Permukiman di daratan banjir dan pembagunan di daerah
daratan banjir dengana mengubah saluran salurn air yang
tidak direncanakan dengan baik. Bahkan tidak jarang aliran
sungai di alih funsikan untuk dijadikan permukiman.
Kondisi demikian banyak terjadi di perkotaan di Indonesia.
Akibatnya adlah aliran sungai saat musim hujan menjadi
tidak lancer dan menimbulkan banjir.
d. Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat
saluran-salurn air terutama diperumahan-perumahan.
2) Kondisi alam yang bersifat tetap (statis),seperti:
a. Kondisi geografi yang beradada didareah yang sering
terkena badai, misalnya beberapa kawasan di Bangladesh
kondisi topografi yang cekung, yang merupakan daratan
banjr, seperti kota bandung yang berkembang pada
cekungan bandung.
b. Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang
datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk
seperti botol (bottle neck), dan adanya sedimentasi sungai
mementuk sebuah pulau.
3) Peristiwa alam yang bersifat dinamis , yaitu:
a. Curah hujan yang tinggi.
b. Terjadinya pembendungan atau arus balik yang sering
terjadi di muara sungai atau pertemuan sungai besar.
Penurunan muka tanah, misal di sekitar Pantai Utara
Jakarta yang mengalami penurunan setiap tahun akibat
pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga
menimbulkan muka tanah menjadi lebih rendah
c. Pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi yang cukup
tinggi.

c. Karakteristik Banjir
1) Dapat berlangsung lambat, cepat/tanpa peringatan (banjir
bandang).
2) Biasanya terjadi pada musim hujan.
3) Dampak: merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan,
kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat
kepekatan/endapan lumpur.
d. Dampak Bencana Banjir
Menurut Mistra (2015), dampak banjir akan terjadi pada
beberapa aspek dengan tingkat kerusakan berat pada aspep-aspek
berikut ini:
1) Aspek Penduduk, anatara lain berupa korban jiwa/meninggal.
Hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsiang,
wabah penyakit dan penduduk terisolasi.
2) Aspek Pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau
hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor
dan terganggunya jalannya pemerintahan.
3) Aspek Ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata
pencaharian, tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan,
hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya perekonomian
masyarakat.
4) Aspek Sarana/Prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah
penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran,
fasilitas sosial dan fsilitas umum, instalasi listrik, air minum
dan jaringan komunikasi.
5) Aspek Lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem,
obyek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih
dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016)


Penyakit yang kerap muncul saat banjir sebagai berikut :
1) Diare
Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat
khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak
ikut tercemar. Di samping itu pada saat banjir biasanya akan
terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas
termsuk ketersediaan air bersih. Itu semua menimbulkan
penyakit diare disertai penularan yang cepat.
2) Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan
tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk
penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada
saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban
bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi
genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan
meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit,
maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.
3) Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut
Leptospira sp. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit
zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di
Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran
dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi
banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liangliang tanah akan
ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan
berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air
kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang ada luka, kemudian bermain/terendam air
banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus
yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut
potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.
4) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat berupa
bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat
berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai
sesak napas, nyeri dada dll.
5) Penyakit kulit
Penyakit kulit, dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain
pada musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan
yang tidak terjaga baik.
6) Penyakit saluran cerna lain
Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam
hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang peranan
penting.
7) Penurunan kondisi penderita penyakit kronik
Perlu diperhatikan penurunan kondisi penderita penyakit
kronik, seperti asma, TB Paru, Diabetes Melitus, Penyakit
Jantung, Hipertensi, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena
penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan
berkepanjangan, dan apalagi bila banjir berhari-hari.

Menurut Addiarto & Rizka (2019). tindakan-tindakan yang


dapat dilakukan untuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB) banjir
di sekolah sebagai berikut :

a. Tindakan PRB Sebelum Banjir


1) Menjelang musim hujan tiba, dilakukan school watching
atau berkeliling di sekitar sekolah untuk mengamati
kawasan-kawasan yang berbahaya dan kawasan-kawasan
yang aman apabila bencana banjir terjadi.
2) Merencanakan sarana komunikasi dengan sesama
komunitas sekolah baik itu mengaktifkan dan
memanfaatkan handphone (HP), walkie talkie (WT), handy
talkie (HT) atau sarana komunikasi lainnya.
3) Menentukan tempat yang aman berupa “Titik Kumpul”
untuk berkumpul apabila bencana alam banjir terjadi.
4) Menyiapkan perlengkapan darurat dalam Tas Siaga
Bencana,seperti kotak kecil berisi obat-obatan, makanan
kering seperti biskuit, air minum, lampu senter dan baterai
sera jas hujan.
5) Melakukan upaya pemeliharaan saluran air di lingkungan
sekolah untuk menghindari tersumbatnya air saat hujan
terjadi.
6) Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
untuk menghindari menumpuknya sampah.
7) Mengenali tanda-tanda akan terjadinya banjir, seperti
terjadi hujan terus menerus, atau terjadi hujan deras dalam
waktu lama lebih dari 1 jam.
8) Budayakan menanam pohon sehingga air dapat di serap
oleh akar-akar pohon.
b. Tindakan PRB Saat Terjadi Banjir
1) Jangan panik.
2) Membunyikan tanda bahaya (early warning), dengan tanda
kentongan, bel di sekolah, dan sebagainya.
3) Mematikan aliran listrik di dalam ruang kelas/ perkantoran.
4) Mengungsi ke lokasi aman (lokasi yang lebih tinggi yang
merupakan titik kumpul bencana banjir) sedini mungkin
saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
5) Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk
menghindari terseret arus banjir.
6) Jika keadaan memungkinkan maka mengamankan barang-
barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
7) Jika air terus meninggi maka segera hubungi wali kelas
atau guru.
c. Tindakan PRB Sesudah Terjadi Banjir
1) Secepatnya membersihkan sekolah, dimana lantai pada
umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk
membunuh kuman penyakit.
2) Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari
terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah
kejadian banjir.
3) Meghindari mendekati wilayah yang rusak kecuali
dinyatakan aman misal bangunan sekolah yang rusak atau
pohon yang miring.
4) Jika keadaan sudah aman masuk ke kelas dengan hati-hati,
jangan menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
5) Jangan makan makanan yang telah terkena air banjir harus
dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.

3. Konsep Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 pasal 1
ayat 7). Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari
jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya
tata kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tahapan
yang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan
anggota masyarakat dalam menghadapi datangnya suatu
bencana (Ramli, 2010).

Contoh tindakan kesiapsiagaan:


1. membuat sistem peringatan dini;
2. membuat sistem pemantauan ancaman;
3. membuat sistem penyebaran peringatan ancaman;
4. membuat rencana evakuasi;
5. membuat tempat dan sarana evakuasi;
6. menyusun rencana darurat dan siaga;
7. mengadakan pelatihan, gladi, dan simulasi atau uji coba;
8. memasang rambu evakuasi dan peringatan dini.

4. Konsep Pendidikan Kesehatan


a. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yaitu proses seseorang dalam
membuat keputusan yang berdasarkan pengetahuan mengenai hal-
hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain dalam
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan ( baik fisik maupun non fisik ) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh
kesadaran. Pendidikan kesehatan sebagai proses perubahan
perilaku kelompok maupun masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Proses perubahan perilaku siswa di
sekolah salah satunya diperoleh dari prses pembelajaran
( prasetyawati,2013).
Menurut Notoatmojo (2014), pendidikan kesehatan
merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk mencapai
kesehatan yaitu beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar dalam
bidang kesehatan.

b. Metode Pendidikan Secara Umum


Menurut Nurmadiah (2016), metode pendidikan dengan
menggunakan media pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar
dengan mengunakan semua alat bantu atau benda yang bertujuan
untuk menyampaikan pesan atau informasi pendidikan sehingga
dapat meningkatkan motivasi siswa.
c. Sasaran Pendidikan Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan dalam pelaksanaan promosi
kesehatan terdapat tiga jenis (Kemenkes, 2011), yaitu:
1) Sasaran Primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam upaya
pendidikan kesehatan seperti, pasien, individu sehat dan
keluarga sebagai komponen dari masyarakat.
2) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder juga termasuk dalam komponen
masyarkat seperti pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (pemuka adat, dan pemuka agama), maupun
pemuka formal (petugas kesehatan, dan pejabat
pemerintahan), dan organisasi kemasyarakatan serta
media massa.
3) Sasaran Tersier
Sasaran tersier ini di arahkan pada pembuat
kebijakan public yang berupa peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang dan
pada seseorang yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya.
d. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Menurut Saragih (2010) perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam mencapai sasaran pendidikan kesehatan
sebagai berikut:

1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi terhadap
pandangan seseorang dalam mendapatkan informasi yang
diterimanya. Semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin mudah seseorang menerima
informasi yang diperolehnya.
2) Tingkat Sosial
Sosial ekonomi seseorang juga dapat mempengaruhi
pendidikan kesehatan, semakin tinggi tingkat sosial ekomoni,
maka semakin mudah dan cepat seseorang dalam menerima
informasi baru.
3) Kepercayaan
Kepercayaan menjadi faktor yang perlu diperhatikan,
karena sebagian masyarakat lebih mempercayai informasi
yang disampaikan oleh orang yang sudah mereka kenal, dari
hal itu pemberi informasi harus mengambil hati masyarakat
terlebih dahulu sebelum menyampaikan informasi.
4) Ketersediaan Waktu Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus disesuaikan dengan
kesibukan dan aktifitas masyarakat agar menjamin tingkat
kehadiran masyarakat pada saat dilakukan penyuluhan.
e. Metode Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2012), metode pendidikan kesehatan
berdasarkan pendekatan sasaran digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Pendekatan Perorangan
Metode perorangan bersifat individual dan biasanya
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku.
Pendekatan individual digunakan karena setiap orang
mempunyai masalah yang berbeda baik dalam penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan perorangan dibagi
menjadi dua, yaitu bimbingan dan penyuluhan (Guidance and
Counceling), dan wawancara.
2) Pendekatan Kelompok
Metode penyuluhan dengan sasaran kelompok perlu
memperhatikan besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran dalam penyampaian promosi
kesehatan. Bentuk pendekatan ini dibagi menjadi dua
tergantung besarnya kelompok, yaitu kelompok besar dan
kelompok kecil.
3) Pendekatan Massa
Metode pendekatan massa ini bersifat umum dan ditujukan
kepada masyarakat. Metode ini tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat
pendidikan, kemudian pesan kesehatan yang disampaikan harus
dirancang agar mudah ditangkap oleh masyarakat umum.
f. Media Pendidikan Kesehatan
Media merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan
kesehatan, menurut Notoadmojo (2012) Alat bantu tersebut
memiliki fungsi antara lain:
1) Menimbulkan minat pada sasaran pendidikankesehatan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam
pemahaman
4) Menstimulasi sasaran untuk meneruskan pesan yang
diterima dari orang lain
5) Mempermudah penyampaian informasi kesehatan
6) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran
7) Mendorong keinginan orang untuk mengetagui,
mendalami, dan mendapatkan pengertian yang lebih
baik lagi.
8) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh
5. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris mata dan telinga pada objek
tertentu. Pengetahuan termasuk pokok penting dalam pembentukan
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia,
atau hasil seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga). Pengetahuan yang didapatkan pada waktu
pengindraan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap obejek, dan sebagaian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui pendengaran dan penglihatan
(Notoadmodjo, 2012).
b. Proses terjadinya pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa sebelum
menirukan perilaku baru di dalam diri orang tersebut, terjadi proses
sebagai berikut:
1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi.
2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek.
3) Menimbang- nimbang (Evaluation), baik tidaknya stimulasi
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan
sesuatu yang menurutnya baik.
5) Penyesuaian (Adaptation), subyek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap
stimulasi.
c. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang mencakup domain kognitif memiliki
enam tingkatan (Notoadmodjo, 2012), yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, mengingat kembali (reccal) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima.
Tingkat ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan
kembali secara benar tentang yang diketahui dan dapat
menggambarkan materi secara benar tentang objek yang
dilakukan dengan menjelaskan dan memberikan contoh.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi sebenarnya. Aplikasi dalam penggunaan hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk menjelaskan suatu
materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan ada kaitanya satu sama
lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja yang dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun,
merencanakan, meringkas, dan meyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini termasuk dalam kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi berdasarkan suatu criteria
yang telah ditentukan sendiri atau dengan criteria yang sudah
ada.
d. Jenis Pengetahuan
Masyarakat memiliki berbagai cara dalam pemahaman
tentang pengetahuan dalam konteks kesehatan. Pengetahuan
merupakan bagian dari perilaku kesehatan, dalam hal ini
pengetahuan memiliki jenis diantaranya sebagai berikut
(Notoadmodjo, 2012):
1) Pengetahuan implisit
Pengetahaun implisit merupakan pengetahuan yang
masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang
dan berisi faktor yang tidak bersifat nyata, seperti
keyakinan pribadi, persfektif dan prinsip. Biasanya
pengalaman seseorang sulit untuk salurkan ke orang
lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit berisi kebiasaan dan budaya
yang sering tidak disadari, contohnya seseorang yang
mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan
tapi tetap saja merokok.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang
telah tersimpan dalam wujud nyata, bisa juga dalam
wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata
dideskripsikan dalam tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan, contohnya seseorang yang telah
mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan dan dirinya
tidak merokok.
e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan sebagai berikut:
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam
dan diluar sekolah (formal maupun nonformal), yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah menerima informasi. Banyaknya
informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan.
Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh dari
pendidikan formal, tapi juga dapat diperoleh dari
pendidikan nonformal.
2) Informasi/ media massa
Informasi merupakan suatu hal yang diketahui,
tetapi ada juga yang berpendapat informasi sebagai
transfer pengetahuan. Definisi lain informasi adalah
suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan
tertentu. Informasi dari pendidikan formal dan
nonformal memberikan pengaruh pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga mampu
menghasilkan perubahan atau meningkatkan
pengetahuan.
Hasil dari perkembangan teknologi menyediakan
berbagai macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sarana komunikasi seperti televise, radio, surat
kabar, dan majalah memiliki pengaruh besar terhadap
opini dan kepercayaan orang.
3) Pekerjaan
Seseorang yang memiliki pekerjaan terutama di
sektor formal memiliki berbagai informasi dan akses
yang lebih baik, termasuk informasi tentang kesehatan
(Notoatmodjo, 2012).
4) Sosial, budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi seseorang biasanya dilakukan
melalui penalaran membuat orang mengetahui apakah
baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan terjadinya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2012).
5) Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu tempat yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, dan
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
pengetahuan karena adanya interaksi timbale balik atau
tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu (Notoatmodjo, 2012).
6) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu cara untuk
mendapatkan kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional, serta dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja
(Notoatmodjo, 2012).
7) Usia
Usia atau umur dapat mempengaruhi daya tangkap
dan pola pikir seseorang, karena semakin bertambah
usia akan semakin berkembang daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik. Individu pada usia muda akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, dan lebih
banyak melakukan persiapan sagar sukses dalam
penyesuaian diri menuju usia tua.
f. Cara mengukur pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) Kategori tingkat
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1) Masyarkat umum
Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%
Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤
50%
2) Petugas Kesehatan
Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%
Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤
75%

Kriteria pengetahuan menurut Nursalam (2016) dapat


diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Pengetahuan Baik: 76% - 100%
2) Pengetahuan Cukup: 56% - 75%
3) Pengetahuan Kurang: < 56%
6. Konsep Komik
a. Definisi Komik
Menurut Daryanto (2015), komik adalah suatu bentuk kartu
yang dapat mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita
dalam urutan yang berkaitan erat hubungannya dengan gambar dan
rancangan untuk dapat memberikan kepada para pembaca
khusunya peserta didik. Peserta didik Sekolah Dasar rentan usia 7-
12 tahun pada umumnya lebih tertarik untuk membaca buku
dengan gambar-gambar menarik, dan berwarna. Dalam
penyajiannya komik mengandung unsur-unsur visual dan cerita
yang kuat. Evaluasi yang divisualisasikan dapat membuat pembaca
dapat terlihat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk
terus membacanya hingga selesai. Sehingga dapat menginspirasi
komik yag isinya materi-materi pelajaran agar dapat membuat
lebih menarik. Ada kecendrungan siswa tidak tertarik terhadap
buku-buku teks apabila yang tidak disertai dengan gambar dan
ilustrasi yang menarik. Siswa cenderung lebih menyukai buku
yang bergambar, yang penuh dengan warna dan divisualisaikan
dalam bentuk realistis ataupun kartun. Sehingga dengan
penggunaan media komik pembelajaran diharapkan mampu dalam
meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya
mampu meningkatkan hasil belajar tersebut.
b. Kelebihan Komik
Sebagai media visual komik juga mempunyai kelebihan
dalam pembelajaran. Hadi,2013 menjelaskan argumen yang
menguntungkan komik, yaitu:
1) Komik membekali dengan kemampuan membaca yang
menyenangkan
2) Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa
mengembangkan keterampilan membaca
3) Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca
komik hampir identik dengan mereka yang jarang membaca
4) Siswa dikenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata
yang dijumpai dalam bacaan lain
5) Buku komik menyediakan teknik bagus untuk
menyebarluaskan propaganda yang menentang prasangka
6) Komik memberi siswa sumber kataris emosional bagi emosi
yang tertahan
7) Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh di
buku komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.
Adapun kelebihan komik menurut (Kristanti,dkk. 2015)
adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta
didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca,
karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang
menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik
berkeinginan untuk membacanya.
Berdasarkan uraian diatas, komik efektif digunakan oleh
siswa sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat
melatih daya imajinasinnya agar kelak menjadi manusia yang
kreatif.
c. Kekurangan Komik
Hadi,2013 menjelaskan argumen kekurangan komik, yaitu:
1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih
berguna
2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu
membaca tidak akan berusaha membaca teks
3) Lukisan, cerita dan bahasa kebanyakaan komik bermutu
rendah
4) Komik menghambat anak melakukan bentuk permainan
lainnya
5) Dengan menggambarkan perilaku anti sosial, komik
mendorong tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja pada
anak
6) Komik menjadikan kehidupan yang sebenarnya menjadi
membosankan dan tidak tertarik.
d. Komik Sebagai Media Pembelajaran
Sebagai media komikasi visual, komik dapat digunakan
sebagai media (alat bantu) pembelajaran yang mampu
menyampaikan informasi secara efektif dan efesien. Komik dapat
menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena adanya
kecenderugan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media
hiburan seperti komik dibandingkan dengan membaca buku
pelajaran dan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau
mengerjakan pekerjaan dirumah (Hadi,2013).
Sikumbang, 2008 menegaskan efektifitas cerita bergambar
di dalam dunia pendidikan antara lain:
1) Komik justru menambah perbendaharaan kata-kata
pembacanya
2) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal ataupun rumus-
rumus yang abstrak
3) Bila mendapat bimbingan yang baik, komik justru
mengembangkan minat baca anak dari satu bidang ilmu
pengetahuan ke bidang lain
4) Pada sebagian komik bila diteliti seluruh alur ceritanya, pada
intinya menuju satu hal yakni kebenaran, kebaikan dan
kejujuran pada akhirnya menang
5) Komik menambah daya imajinasi anak sehingga sejalan
dengan salah satu tujuan pendidikan yaitu membangkitkan
potensi pada anak didik agar kelak menjadi manusia yang
kreatif
Berikut beberapa kelebihan penggunaan media komik dalam
pembelajaran,yaitu

1) Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya


2) Memiliki unsur cerita yang memuat pesan yang besar tetapi
disajikan secara ringkas dan mudah dicerna
3) Dilengkapi bahasa verbal yang dialogis
4) Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan non
verbal, dapat mempercepat pembaca memahami isi pesan yang
dibaca, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap
pada jalurnya
5) Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat
secara emosional, mengakibatkan pembaca ingin terua
mwmbcanya hingga selesai
6) Selain sebagai media pembelajaran, komik juga dapat
berfungsi sebagai sumber belajar (zulkifli,2008)

7. Konsep Anak Usia Sekolah


a. Pengertian Anak Usia Sekolah
Menurut Hidayat (2012) anak merupakan seseorang dengan
rentang usia 0-18 tahun yang berada pada rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau
oddler (1-2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (6-12
tahun), hingga remaja (12-18 tahun). Menurut Yusuf (2011) anak usia
sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun.
Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan
yang bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang
akan mempengaruhi pemebentukan karakteristik dan kepribadian
anak. Menurut Diyantini, et al (2015) usia sekolah merupakan masa
dimana anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam
menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan
dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
b. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah
Ciri – ciri anak Sekolah Dasar menurut Hurlock (2002) orang tua,
pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label. ciri-ciri
penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:
1) Predikat yang digunakan oleh orang tua
a. Masa yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
b. Masa anak tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan
kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan
barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali
kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan
mengancam dengan hukuman.
2) Label yang digunakan oleh para pendidik
a. Usia sekolah dasar
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh
dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa,
dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu,
baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
b. Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses.
Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas
atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap
sampai dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku
berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi
yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa
dewasa.
3) Label yang digunakan ahli psikologi
a. Usia berkelompok
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju
pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi
dalam pandangan temannya. Oleh karena itu, anak ingin
menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok
dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.
b. Usia penyesuaian diri
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah
dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan
dalam kelompok.
c. Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan
ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau
pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-
dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa
kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada
umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-
anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-
kanak.
d. Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk
bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana
tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat 10 tumpang tindih antara ciri-
ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan
ciri-ciri bermain anak-anak remaja.

B. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori

PENYEBAB BANJIR

1. Pengaruh aktivitas manusia


2. Kondisi alam yang bersifat tetap (statis)
3. Peristiwa alam yang bersifat dinamis

Masalah kesehatan

1. Daire 5. Peyakit Kulit


2. Demam berdarah 6. Penyakit Saluran Cerna
3. Leptospirosis 7. Penurunan Kondisi Penderita
4. Insfeksi Saluran Pernafasan Akut Penyakit Kronik

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar untuk merubah perilaku


dan tindakan seseorang, dengan bantuan media komik tentang
kesiapsiagaan bencana banjir dapat memudahkan seseorang memahami
materi yang disampaikan
kelebihan komik adalah mampu Adanya pendidikan kesehatan
meningkatkan efektifitas dan minat dengan media komik dapat
peserta didik dalam proses meningkatkan pengetahuan.
pembelajaran khususnya dalam Pengetahuan merupakan hasil
membaca, karena didalam komik belajar melalui proses sensoris
dengan adanya gambar-gambar yang mata dan telinga pada objek
menarik serta cerita yang kuat akan tertentu. Pengetahuan juga
membuat peserta didik berkeinginan termasuk dalam pokok penting
untuk membacanya

(Gultom 2014, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2016, Supartini 2017,

Notoadmojo 2012, Kristanti,dkk. 2015, Donsu 2017)

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI VARIABEL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah suatu konsep yang dipakai sebagai
landasan dalam suatu penelitian yang menunjukan jenis dan hubungan
antar variabel independen dan variabel dependen.
penelitian dengan literature review pengetahuan siswa tentang
kesiapsiagaan, dengan variable independen adalah pendidikan kesehatan
sedangkan variable dependen pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan.

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Independen Pendidikan kesehatan dengan menggunakan


komik untuk memberikan informasi tentang
Pendidikan Kesehatan
kesiapsiagaan bencana banjir.
Kesiapsiagaan Bencana Banjir
dengan Media Komik

Dependen Pengetahuan yang diketahui oleh siswa


tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Pengetahuan siswa tentang
kesiapsiagaan bencana banjir

BAB IV

METODOLOGI

A. Pertanyaan Panduan (KEYWORD)


1. Pertanyaan Panduan : Apakah pendidikan kesehatan dengan media
komik mempengruhi pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
banjir pada anak sekolah ?
2. Kata kunci dalam Bahasa Indonesia : Media Komik, Pengetahuan,
Kesiapsiagaan Bencana Banjir, Anak Sekolah
Kata kunci dalam Bahasa Inggris : Comic Media, Knowladge, Flood
Disaster Preparedness, School Children

B. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai
dengan tujuan, responden yang termasuk dalam artikel secara umum
dengan usia anak sekolah, berbahasa Indonesia, berbahasa inggria dan
fulltext. Kriteria ekslusi: artikel yang tidak memiliki struktur lengkap dan
tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang dipublikasi pada 2018-
2020.

C. Data/Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik


Data diperoleh dari database elektronik yaitu Google Scholar tahun
2018-2020. Dari kata kunci yang dituliskan di database tersebut
didapatkan 1.030 artikel, peneliti memilih sendiri artikel sesuai materi, dan
artikel yang tidak terkait dengan kriteria inklusi di hilangkan. Didapatkan
14 artikel dan peneliti mengeluarkan 9 artikel setelah membaca secara
keseluruhan karena ke sembilan artikel tersebut tidak sesuai dengan tujuan
dan tidak membehas bencana banjir. Sehingga didapatkan 5 artikel yang
dipilih peneliti untuk digunakan sebagai literature review.

Dari 5 artikel yang dipilih masing-masing artikel dibaca dengan


cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti
untuk mengumpulkan informasi tentang pendidikan kesehatan dengan
media komik terhadap pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Untuk lebih jelas dari proses pemilihan analisa artikel dapat dilihat pada
gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1
Proses Literatur Review

Identification
Database Search Strategy

Google Scholar Media Komik, Pengetahuan,


Kesiapsiagaan Bencana Banjir Dan Anak
Sekolah

1030 artikel yang


ditemukan di database
Seleksi

1016 artikel dikecualikan


melalui membaca judul
dan abstrak tidak sesuai
dengan kriteria inklusi
14 artikel yang dipilih di
database
Inklusi

5 artikel yang dipilih


untuk literatur review 9 dikeluarkan setelah
terakhir membaca teks lengkap
BAB V
HASIL PENELITIAN

Dari 5 artikel yang dipilih untuk review ini semua berkorespondasi


untuk studi kuantitatif. Masing-masing dari 5 artikel diterbitkan pada
tahun 2018 – 2020. Studi dilakukan diberbagai wilayah Indonesia yaitu
Kab. Boyolali Surakarta, Jawa Tengah, Surakarta, Riau dan Riau
(Pekanbaru) Dari 5 artikel yang dipilih untuk dibaca dengan cermat dari
abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk
mengumpulkan informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan
media komik terhadap pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana
banjir.
Studi literature review ini didapatkan lima artikel sesuai dengan
kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel diketahui ada pengaruh tentang
penggunaan media komik dengan pengetahuan anak sekolah.dijelaskan
pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1
Daftar Literature Review

No Nama Negara/ Tujuan Desain Sampel Prosedu Hasil


Author Daerah r
1. Ardea Kabupat Mengetahui Pre-Quasi N= 32 Angket. Terdapat
yunanto en peningkatan eksperime responde pre test perbedaan
(2020) Boyolali, pengetahua n dengan n SMP sebelu yang signifikan
Surakart n dan hasil pretest and m antara pre-test
a belajar postest penggu dan pos-test
siswa kelas control naan baik dikelas
VII tentang group media control
bencana design komik, maupun kelas
banjir dan eksperimen
dengan post akan tetapi
menggunak test peningkatan
an media setelah pengetahuan
pembelajara menggu lebih besar
n komik. nakan terjadi pada
media kelas
komik eksperimen
dalam disbanding
proses dengan kelas
pembel control.
ajaran
2. Hesting Jawa Untuk Research N= 68 Angket. 1. Respon
Elok Tengah mengetahui and respondn Kel. peserta
Fatimah respon Developm en SMA Eksperi didik
(2019) peserta ent degan men pembelajar
didik dan model diberik an
tingkat ADDIE an menggunak
efektivitas ( Analysis, komik an komik
komik Desigm, terkait sangat
dalam Developm dengan baik.
proses ent, bencan 2. Pengemban
pembelajara Implement a banjir gan komik
n terkait ation, dan dikatakan
dengan Evaluation kel. efektif .
pengetahua ) Kontrol dan dapat
n peserta diberik digunakan
didik an dalam
perlaku proses
an pembelajar
dengan an
cerama pengetahua
h n terkait
dengan
bencana
banjir.
3. Riska Surakart Untuk Eksperime N= 32 Angket Bahwa sesudah
Widyast a menciptaka n produk responde pre test adanya
utiningsi n mengguna n SMP sebelu penggunaan
h (2018) pembelajara kan one - m media
n yang group penggu pembelajaran
efektif dan pretest – naan komik bencana
dapat posttest media banjir terdapat
meningkatk design. komik, peningkatan
an hasil dan hasil belajar
belajar post siswa terhadap
siswa test Pengetahuan
setelah
menggu
nakan
media
komik
dalam
proses
pembel
ajaran
4. Yeni Riau untuk eksperime N= 48 Dilakuk Terdapat
Solfiah,e mengetahui n semu respond an dua perbedaan
t,.al peningkatan dengan anak tahap pengetahuan
(2020) pengetahua pretest and sekolah ada yang signifikan
n postest yang antara sebelum
manajemen control individ dan sesudah
bencana group ual uji menggunakan
untuk anak design coba buku cerita
dan untuk dan uji media yang
melihat lapanga diilustrasikan
perbedaan n. Uji manajemen
pengetahua coba bencana.
n anak Individ Data pra-test
sebelum ual menunjukan
dan sesudah dilakuk bahwa
menggunak an oleh pengetahuan
an media sejumla anak tentang
buku cerita h 12 manajemen
bergambar. anak, bencana
19 guru termasuk
pendidi dalam kategori
kan, 11 rendah.
orang
tua, dan
3 ahli.
Dan uji
coba
lapanga
n
dilakuk
an di
sekolah
yang
terdiri
dari 48
anak.
5. Eddy Riau Untuk Eksperime N= 72 Pre-test Bahwa
Niviana, (Pekanba mengetahui n semu responde dilakuk penggunaan
et.,al ru) pengaruh pretest and n sekolah an media komik
(2019) pengetahui postest dasar selama dalam
tentang group 60 pembelajaran
mitigaasi design menit mitigasi
bencan dengan bencana dapat
dengan menger meniningkatka
media jakan n pengetahuan
komik soal siswa tentang
pertany mitigasi
aan bencana
tentang
mitigasi
bencan
sebanya
k 31
pertany
aan
kemudi
an
siswa
diminta
untuk
memba
ca
komik
setelah
memba
ca
komik
dilakuk
an post-
test
mengun
akan
pertany
aan
yang
sama
dengan
pre-test
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
komik adalah suatu bentuk kartu yang dapat mengungkapkan
karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang berkaitan erat
hubungannya dengan gambar dan rancangan untuk dapat memberikan
kepada para pembaca khusunya peserta didik Menurut Daryanto (2015).
kelebihan komik adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat
peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca,
karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta
cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk
membacanya (Kristanti,et.,al. 2015).
sekolah merupakan sarana yang efektif dan efesien untuk
melanjutkan tumbuh dan pengembangan pengetahuan mitigasi bencana
melalui proses pembelajaran, individu dalam kognitif fase pengembangan
di tingkat operasional kongres, artinya dalam proses pembelajaran mitigasi
bencana pengetahuan harus diberikan secara kongkret dan nyata. Media
yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran adalah media komik,
komik dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran misalnya
dalam membaca, Karena komik bencana yang cukup menarik dibaca oleh
siswa sekolah. Komik anak berisikan pengetahuan tentang mitigasi
bencana yaitu dikemas dalam bentuk cerita dengan ilustrasi gambar yang
didalamnya mengandung pengetahuan tentang kegiatan sebelum, selama
dan setelah terjadi bencana. Hasil penelitian ini bahwa penggunaan media
komik dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang pengetahuan
mitigasi bencana di sekolah dasar sehingga siswa dapat mengambil
tindakan yang tepat sebelum, selama dan setelah terjadi bencana
Niviana,et.al (2019).
Penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah (2019) yang menjelaskan komik berisi materi yang terkait dengan
bencana banjir, komik dibuat dengan desain fullcollor atau penuh warna
dan menarik sehingga dapat dapat digunakan dalam proses pembelajaran,
dan hasil penelitiannya bahwa adanya perbedaan hasil belajar dalam
proses pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media buku
komik pada materi siklus hidrologi terkait dengan bencana banjir.
Didukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian waliyah (2018)
mengatakan komik bencana juga merupakan media pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai pendidikan
bencana, selain menarik untuk dibaca komik juga sarana untuk
mempelajari tanggap bencana dan mengembangkan minat baca siswa,
untuk mengurangi kerugian akibat bencana perlu persiapan penanganan
secara tepat, cepat, dan terpadu. Penanganan yang dilakukan adalah
pengetahuan tentang bencana, dampak terhadap bencana banjir dan faktor
penyebab bencana banjir yang disebabkan oleh alam dan manusia, yang
disebabkan oleh faktor manusia seperti membuang sampah sembarangan.
Media komik adalah ututan-urutan gambar yang dibuat sesuai
tujuan dan filosofi pembuatannya hingga cerita tersampaikan, salah satu
keunikan jenis komik ini adalah selain memeliki konten cerita komik juga
memiliki konten edukasi dan informasi terkait dengan pelajaran yang
disampaikan (Baiti,2018). Hal ini sejalan dengan penelitian penelitian
Penelitian Anafiah (2014) menjelaskan unsur intrinsik yang dimanfaatkan
sebagai media penambah wawasan mengenai bencana dan mitigasinya
antara lain tokoh, tema, alur, latar, pesan dan amnat. Unsur utama
digunakan adalah pesan dan amanat. Berdasarkan makna, terdapat muatan
mitigasi dalam komik anak diantaranya sebelum bencana (pencegahan dan
kesiapan),selam bencana (peringatan dan tanggap darurat), dan setelah
bencana (bantuan dan pemulihan bencana). Dengan demikian
penyampaian isi cerita bencana dan pengelolaannya akan menjadikan
sisiwa memiliki pemahaman mengenai bencana, cara mencegah,
menyikapi serta mengatasinya. Penelitian Rosiyida,et,.al (2017) juga
mengatakan peningkatan pengetahuan tentang penyebab banjir yang
bersal dari faktor manusia akan membuat anak-anak berfikir bahwa sangat
penting mereka untuk harus menjaga lingkungan untuk mengurangi
terjadinya bencana banjir.
Komik dirancang untuk untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. selain itu, komik juga terdiri atas berbagai situasi cerita
bersambung, kadang bersifat humor dengan tujuan untuk sumber belajar
dan memotivasi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar
(Hidayah,2017). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Widyastutiningsih (2018) mengatakan bahwa penggunaan media
komik akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, suasana
belajar menjadi menyenangkan dan mudah dipahami, dam hasil
penelitiannya bahwa penggunaan metode belajar konvensional dalam
pembelajaran materi bencana banjir kurang efektif sedangkan penggunaan
media pembelajaran komik dalam materi bencana banjir efektif, sehingga
hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan media komik terdapat
peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan
metode konvensional. Dan penelitan oleh Yunanto (2020) telah
membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah menggunakan media
komik mengalami peningkatan.
Komik juga mampu meningkatkan hasil belajar serta kemampuan
berpikir kritis siswa, meningkatkan aspek kognitif serta efektif dalam
pembelajaran (Cahyadi,2016). Komik menampilkan cerita yang sederhana
dan tulisan dalam bahasa sehari-hari sehingga dapat diminati oleh berbagai
kalnagan baik anak-anak maupun dewasa, komik juga mampu
menyampaikan pesan dengan cara yang menarik yang mudah dimengerti
dan dapat meningkatkan pengetahuan anak (Anggraeni,2017). Hal ini
sejalan dengan penelitian (Solfiah,et.al. 2020) menjelaskan buku cerita
bergambar membantu meningkatkan pengetahuan karena anak-anak
mudah berinteraksi dengan pesan yang disampaikan dengan cara yang
menarik. Hasil menunjukan bahwa pengetahuan anak-anak sebelum
diberikan buku cerita bergambar dengan rata-rata 47,92 % dan meningkat
setelah diberikan buku cerita bergambar dengan rata rata-rata 76,88 %.
Berdasarkan artikel yang dimasukkan di dalam artikel review ini bahwa
kelima artikel mengatakan media komik berpengaruh terhadap
peningkatan pengetahuan tentang bencana banjir siswa sekolah.
Teori yang mengatakan bahwa media komik merupakan media
yang bagus dapat menarik minat siswa karena kelebihan yang ada dalam
media komik berupa meningkatkan minat siswa dalam proses belajar dan
juga komik dapat menarik perhatian pembaca dengan banyak gambar-
gambar dan dialog di dalamnya sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan. Oleh karena itu, Pembelajaran megenai bencana banjir
dengan menggunakan media komik dapat meningkatkan pengetahuan
siswa dalam memahami bagaimana cara mempersiapkan diri sebelum, saat
dan setelah terjadi bencana. Karena komik dikemas dengan materi yang
sesuai terhadap mitigasi bencana banjir dengan baik benar dan menarik.
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan
indra penglihatan mata. Pengetahuan yang meningkat adalah hasil dari
pengindraan yang dilakukan terhadap komik yang dibagikan khususnya
indra pengelihatan. Rangsangan visual yang diberikan kepada seseorang
dapat meningkat daya serap materi sebesar 30% dibandingkan dengan
membaca teks yang hanya 10 %. Dan pesan-pesan yang disampaikan oleh
sumber-sumber yang menarik dapat mencapai perhatian (attention) dan
daya ingat (recall) yang lebih tinggi. Penggunaan media komik efektif
mampu meningkatkan pengetahuan karena anak-anak menyukai komik
dan anak-anak berantusias dengan komik yang diberikan.
Artikel mengenai media komik terhadap pengetahuan tentang
kesiapsiagaan bencana banjir terpublikasi masih sangat sedikit, namun
artikel yang diambil sudah cukup mewakili hanya saja masih dibutuhkan
penelitian lanjutan terkait media komik untuk menilai pengetahuan siswa
serta materi yang disampaikan adalah tentang kesiapsiagaan bencana
banjir.

B. Keterbatasan
Literature Review yang dilakukan saat ini masih memiliki
keterbatasan dan kekurangan yang banyak yaitu pada penelitian ini hanya
mengambil sampel lima artikel, sedikitnya jumlah artikel yang diambil
karena keterbatasan sumber dan keyword yang terkait homogenitas bahasa
dan metode penelitian berbeda.
BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari 5 artikel yang telah di analisis,
hasilnya ada pengaruh penggunaan media komik terhadap
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir, kriteria
pembehasan komik harus singkat dan mudah dipahami, kemudahan
memahami alur cerita, variasi gambar, gambar sesuai dengan
materi, kualitas pemilihan gambar, pemilihan huruf dan warna.
Kriteria materi sebagai sumber belajar dan penambah pengetahuan.
Intervensi diberikan media komik dengan durasi 60 menit dan
media komik berbentuk art paper. Dari hasil penelitian ini bahwa
dalam menyampaikan pembelajaran bisa menggunakan media yang
bisa menarik minat siswa untuk belajar, karena dengan
menggunakan media komik ini siswa lebih tertarik untuk
membaca, tidak mudah jenuh, bahasa yang digunakaan juga mudah
dipahami, cerita yang menarik dan masih banyak lagi.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti
memberikan saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan.
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalah :
1. Bagi Sekolah
diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir
melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik
mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
banjir
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Hasil literature review diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan keilmuan dan keterampilan khususnya
mengenai Keperawatan Bencana.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Literature review diharapkan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai keperawatan bencana
dengan menggunakan pendidikan kesehatan dengan media
komik
DAFTAR PUSTAKA

Addiarto, W., & Yunita, R. (2019). Manajemen Bencana Dan Strategi


Membentuk Kampus Siaga Bencana Dari Perspektif Keperawatan. Yayasan
Ahmar Cendekia Indonesia.
Anafiah, S. (2014). Pemanfaatan Komik Anak Sebagai Media Mitigasi Bencana.
Widyapanya, 42(2), 25–28.
Erfizal, R. (2020). Ini Sejumlah Kerusakan Akibat Bencana Alam Di Sumsel
Sepanjang 2019. Idn Times Sumsel.
Http://Sumsel.Idntimes.Com/News/Sumsel/Muhammad-Rangga-Erfizal/Ini-
Sejumlah-Kerusakan-Akibat-Bencana-Alam-Di-Sumsel-Sepanjang-1
Gultom, A. B. (2014). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan
Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir
Di Kecamatan Medan Maimun. Tesis.Medan.
Hanifah, A. N. A. N. U. R. (2019). Pengembangan Buku Komik Pada Materi
Mitigasi Bencana Tanah Longsor Di Kelas Xi Sma Negeri Kebakkramat.
Keperawatan, J., & Kemenkes, P. (2018). Kecamatan Gunung Kencana Banten
Selatan Tahun 2017 Indonesia Merupakan Salah Satu Daerah Bencana
Paling Aktif Di Dunia Karena Posisi Geografisnya . Elemen-Elemen Dalam
Kesiapan Bencana Meliputi Pengetahuan Personal , Komunitas Dan Tingkat
Nasional . Eleme. Jurnal Medikes, 5(April).
Maarif, S. (2014). National Disaster Management Plan (Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana 2015-2019). Bnpb.
Https://Www.Bnpb.Go.Id//Uploads/Renas/1/Buku Renas Pb.Pdf
Malahika, M., Rompas, S., & Bawotong, J. (2016). Pengaruh Penyuluhan
Kesiapsiagaan Bencana Banjir Terhadap Pengetahuan Keluarga Di
Lingkungan I Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Ejurnal
Keperawatan, 4(2).
Mistra. (2015). Antisipasi Rumah Di Daerah Rawan Banjir. Penebar Swadaya.
Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
Notoadmojo, (2014), Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta, Rineka
Cipta.
Noviana,Et,.Al. (2019). Why Do Primary School Students Need Disaster
Mitigation Knowledge? (Study Of The Use Of Koase Comics In Primary
Schools). International Journal Of Scientific & Technology Research Vol. 8
Issue 11.

Nurmadiah,(2016). Media Pendidikan. Jurnal Al-Afkar. Vol 5 No. 1.


Nursalam. (2016). Metode Ilmu Keperawatan. Jakarta.Salemba.
Prasetyawati, Indah., Tri, Purnama. (2013). Pendidikan Kesehatan Sekolah
Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia.Vol 9 No.2.
Pritandhari, M. (2016). Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran
Mata Kuliah Manajemen Keuangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Metro. Promosi (Jurnal Pendidikan Ekonomi), 4(2), 1–7.
Https://Doi.Org/10.24127/Ja.V4i2.631.
Purnamasari, D. M. (2019). Sejak Januari-September 2019, 2.829 Bencana
Terjadi Di Indonesia. Compas.Com.
Https://Amp.Kompas.Com/Nasional/Read/2019/10/03/10171591/Sejak-
Januari-September-2019-2829-Bencana-Terjadi-Di-Indonesia.
Pusponegoro, A. (2016). Kegawatdaruratan Bencana. Pt. Rayyana
Komunikasindo.
Rosida, F., & Adi, K. R. (2017). Studi Eksplorasi Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Banjir Di Sd Pilanggede Kecamatan Balen
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran Ips, 2(1),
1–5. Https://Doi.Org/10.17977/Um022v2i12017p001.
Romli, S. (2010). Manajemen Bencana. Dian Rakyat.
Solfiah, Y., Risma, D., & Kurnia, R. (2020). Early Childhood Disaster
Management Media Through Picture Story Books. 14(1), 141–155.
Sudjana, Nana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung, Wacana Prima.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Studi, P., Geografi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M. (2019).
Efektivitas Media Geografi Dalam Komik Terkait Dengan Bencana Banjir
Pada Sub Materi Siklus Hidrologi Kelas X Di Sma N 1 Karangdowo.
Taufik, R. A. (2018). Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Perilaku Kesiapan.
Posiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1).
Undang-Undang Republik Indonesia. (2007). Penangulangan Bencana (Vol. 3,
Issue September).
Yunanto, A., Studi, P., Geografi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta,
U. M. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sebagai Dasar
Pengetahuan Bencana Banjir Di Smp Negeri 1 Ngemplak.
Wati, W., Tawulo, S., Prasetya, F., & Rezal, F. (2019). Efektivitas Media Booklet
“ Gercep Kebumi ” Ter- Hadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kesiap-
Siagaan Tanggap Bencana Gempa Bumi Pada Siswa-Siswi Sd Negeri 2
Baruga Di Kota Kendari. Al-Sihah :Public Health Science Journal, 11, 31–
39.
Widyastutiningsih, R. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bencana Banjir Di Smp
Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. 1–8.
Wasliyah, S. (2018). Komik Bencana Meningkatkan Sikap Kesiapsiapan Bencana
Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Bulakan Kecamatan Gunung Kencana
Banten Selatan Tahun 2017. Jpp (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang),
13(1), 28–36. Https://Doi.Org/10.36086/Jpp.V13i1.82

Anda mungkin juga menyukai