0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kitab Ulangan telah memengaruhi penulis Alkitab selanjutnya dan bagaimana mereka merujuk kembali ke ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya dalam upaya mereka untuk membawa umat Allah kembali kepada-Nya. Penulis-penulis tersebut meliputi Yosia, Nehemia, Yeremia, Mikha, Daniel, dan juga E.G. White. Mereka semua mengutip kitab Ulangan dalam
Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kitab Ulangan telah memengaruhi penulis Alkitab selanjutnya dan bagaimana mereka merujuk kembali ke ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya dalam upaya mereka untuk membawa umat Allah kembali kepada-Nya. Penulis-penulis tersebut meliputi Yosia, Nehemia, Yeremia, Mikha, Daniel, dan juga E.G. White. Mereka semua mengutip kitab Ulangan dalam
Dokumen tersebut menjelaskan bagaimana kitab Ulangan telah memengaruhi penulis Alkitab selanjutnya dan bagaimana mereka merujuk kembali ke ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya dalam upaya mereka untuk membawa umat Allah kembali kepada-Nya. Penulis-penulis tersebut meliputi Yosia, Nehemia, Yeremia, Mikha, Daniel, dan juga E.G. White. Mereka semua mengutip kitab Ulangan dalam
Musa adalah orang pertama yang menulis Firman Tuhan. Jadi,
kitab Ulangan adalah salah satu buku tertua dalam Alkitab. Oleh karena itu, penulis selanjutnya membaca buku ini dan mengetahui tentang ajaran di dalamnya. Ada banyak referensi langsung dan tidak langsung tentang kitab Ulangan dan pekabarannya dalam Perjanjian Lama. YOSIA: PEMBAHARUAN “Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas tempat ini dan atas penduduknya, yakni segala perkataan kitab yang telah dibaca oleh raja Yehuda;’” (2 Raja 22:16) Yosia adalah cucu Manasye dan putra raja Amon yang fasik. Dia memilih untuk tidak mengikuti teladan mereka tetapi untuk mencari Tuhan dengan segenap hatinya dan untuk memulihkan Bait Suci (2Raj 22:2-5). “Kitab Taurat” (Ulangan) ditemukan di Bait Suci. Ketika Yosia mendengar pasal 28 dibacakan, dia merobek pakaiannya. Ia memahami hukuman yang pantas diterima umat-Nya karena kejahatan mereka (2Raj 22:11, 18-19). Yosia berkonsultasi dengan Tuhan melalui nabiah Hulda. Kemudian ia memutuskan untuk memulai pembaharuan rohani, sehingga Israel akan meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah (2Raj 22:13-14; 23:1-3). “Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.” (Nehemia 9:6)
Ungkapan “langit yang mengatasi segala langit” dalam Ulangan 10:14 ditemukan 6 kali dalam Perjanjian Lama:
Doa Salomo (1Raj Mazmur
Doa orang Lewi 8:27; 2Taw 2:6; (Mz 68:33; (Neh 9:6) 6:18) 148:4)
Ungkapan ini menunjukkan keagungan, kekuasaan, dan
kebesaran Tuhan. Itu selalu digunakan dalam ibadah. Setelah orang Lewi membaca “kitab Taurat” (Neh 8:18), mereka berdoa untuk menyembah Tuhan karena kuasa penciptaan-Nya, dan bagaimana Dia memelihara Israel. “apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,” (Yeremia 29:13)
Yeremia mengutip Ulangan 4:29 dalam konteks penggenapan nubuatan: “TUHAN
akan menyerakkan kamu di antara bangsa-bangsa.” (Ulangan 4:27) Pada saat itu, sebagian dari Israel menjadi tawanan di Babel karena dosa-dosa mereka. Lagi pula, mereka tinggal di Tanah Perjanjian tergantung pada ketaatan mereka (Ulangan 4:25-26; Yer 7:4-7). Solusi yang disarankan Musa adalah perubahan sikap mereka. Yeremia menegaskannya: mereka harus mencari Tuhan dengan segenap hati mereka. Kita akan menerima berkat-berkat perjanjian jika kita melakukannya. “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8) Mikha mengutip Ulangan 10:12-13, tetapi dibalik: Berlaku adil berpegang pada perintah mengasihi dan beribadah Mencintai kesetiaan kepada Tuhan Hidup dengan rendah hati di hadapan takut akan Tuhan dan menurut Allahmu segala jalan yang ditunjukkan-Nya
Pekabarannya sama, tetapi konteksnya berbeda. Di
zaman Mikha, mereka terlihat seperti orang saleh, tetapi mereka tidak adil bagi yang lemah dan yang memerlukan (Mikha 6:10-11). Bertindak adil sangat penting. Memberi persembahan untuk menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dan untuk terlihat rendah hati tidak ada gunanya jika kita hidup dalam ketidaktaatan. Daniel menyebutkan “Taurat Musa” dua kali dalam doanya (Dan 9:11, 13). Dalam ayat 11, hal itu membantu Daniel untuk memahami mengapa Israel diasingkan. Dalam ayat 13, itu membantu Daniel untuk memahami keadilan dan belas kasihan Allah. Allah telah menghukum umat-Nya karena pemberontakan mereka, seperti yang telah Dia nubuatkan. Namun, ada harapan: Jika mereka datang kepada Tuhan dan berbalik dari dosa-dosa mereka, Tuhan akan memulihkan mereka seperti yang telah Dia janjikan kepada Musa dalam Ulangan 4:30-31. Hari ini kita dapat datang kepada Tuhan dengan keyakinan yang sama seperti yang dimiliki Daniel dalam “kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah” (Dan 9:18) “Tuhan menuntut agar kita mengakui dosa-dosa kita, dan merendahkan hati kita di hadapan-Nya; tetapi pada saat yang sama kita harus memiliki keyakinan kepada-Nya sebagai Bapa yang lemah lembut, yang tidak akan meninggalkan mereka yang menaruh kepercayaan mereka kepada-Nya.” E. G. W. (Selected Messages, book 1, cp. 54, p. 350)