PDF Askan Kardiomiopati
PDF Askan Kardiomiopati
OLEH KELOMPOK 10
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Status perkawinan` :
Golongan darah :
Alamat :
No. CM :
Diagnosa medis : Kardiomiopati
Tindakan medis :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Alamat :
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien yang akan dilakukan operasi, dengan keluahan sesak napas, nyeri dada,
dan napas pendek
5) Riwayat Kesehatan
- Adakah penyakit keturunan? Ada. Hipertensi dan kardiovaskuler
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Jika iya, menderita penyakit apa?
- Bagaimana pengobatannya, tuntas atau tidak? Tuntas
- Obat apa saja yang pernah digunakan?
Beta-blocker (bisoprolol 5-10mg, atau atenolol 50-100mg, atau metoprolol
50-100 mg), calcium channel blocker (verapamil 40-80mg, diltiazem)
2) Air
a) Sebelum sakit :
- Konsumsi air : 8 gelas/hari
- Kondisi air : Bersih
- Skala mandi : 2x/hari
b) Saat sakit :
Minum air
- Frekuensi : Sedang
- Jenis : Air kemasan
- Cara : Oral
- Keluhan :-
3) Nutrisi/ makanan
a)
Sebe- : 3x sehari
lumFrseakkuietnsi
:
- Jenis : Nasi
- Porsi : kecil
- Diet khusus :-
- Makanan yang disukai :-
- Pantangan :-
- Napsu makan : Baik
b) Saat sakit :
- Frekuensi : 1-2 x/hari
- Jenis : Bubur
- Porsi : kecil
- Diet khusus : Rendah lemak
- Makanan yang disukai :-
- Pantangan :-
- Napsu makan : Menurun
4) Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit :
• Frekuensi : 1x sehari
• Konsistensi : Padat
• Warna : Kuning kecoklatan
• Bau : khas feses
• Cara : mandiri
• Keluhan : tidak ada
- Saat Sakit
• Frekuensi : 1x sehari
• Konsistensi : Padat
• Warna : Kuning kecoklatan
• Bau : khas feses
• Cara : dibantu sebagian
• Keluhan : tidak ada
b) BAK
- Sebelum sakit :
• Frekuensi : 5-6x/hari
• Konsistensi : Cair
• Warna : Kuning
• Bau : Khas urin
• Cara : Mandiri
• Keluhan : tidak ada
- Saat sakit :
• Frekuensi : 2-3x/hari
• Konsistensi : Cair
• Warna : Kuning
• Bau : Khas urin
• Cara : Dibantu sebagian
• Keluhan : susah kencing (oliguri)
7) Pemeliharaan kesehatan
- Konsumsi vitamin : Ya
- Imunisasi : Ya
- Olahraga : Jarang
- Upaya keharmonisan keluarga : Ya
- Sters dan adaptasi :-
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : verbal : 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit ringan
Tanda-tanda Vital : Nadi = >100x/menit (N : 80-100 x/menit), Suhu = 36,50 C, TD
=120/80 mmHg, RR =>20x/menit (N : 16-20 x/menit)
2. Pemeriksaan Kepala
• Inspeksi :
Bentuk kepala : (bulat), kesimetrisan (+), Hidrochepalus (-), Luka (-), darah (-),
trepanasi ( - )
• Palpasi : Nyeri tekan ( - )
3. Pemeriksaan Wajah :
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah : tegang, Warna dan kondisi wajah: pucat,
Kelumpuhan otot-otot fasialis (-)
4. Pemeriksaan Mata
• Inspeksi :
a. Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
b. Ekssoftalmus ( - ), Endofthalmus ( - )
c. Kelopak mata / palpebra : oedem ( - ), ptosis (
- ), peradangan ( - ) luka ( - ), benjolan ( - )
d. Bulu mata : tidak rontok
e. Konjunctiva dan sclera : ada perubahan warna (pucat)
f. Warna iris : coklat
g. Reaksi pupil terhadap cahaya : ( miosis ) isokor ( + )
h. Kornea : bening
i. Nigtasmus ( - ), Strabismus (-
j. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : -
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
k. Pemeriksaan lapang pandang : normal
• Palpasi
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi taraba normal
5. Pemeriksaan Telinga
• Inspeksi dan palpasi
a. Amati bagian telinga luar : bentuk simetris. Ukuran sama. lesi (-), nyeri tekan
(-), peradangan (-), penumpukan serumen (-).
b. Dengan otoskop periksa membran tympany amati, warna bening, transparansi
normal, perdarahan ( - ), perforasi ( - ).
c. Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : normal
- Dengan arloji : normal
- Uji weber : seimbang
- Uji rinne : sama dibanding dengan hantaran udara
- Uji swabach : sama
6. Pemeriksaan Hidung
• Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi (tidak ada pembengkakan )
- Amati meatus : perdarahan (-), Kotoran (-), Pembengkakan ( - ), pembesaran /
polip (- )
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
a. Inspeksi dan Palpasi
- Amati bibir : Kelainan konginetal (-), warna bibir pucat, lesi (-), Bibir pecah
(-),
- Amati gigi ,gusi, dan lidah:Caries (-), Kotoran (-), Gigi palsu (-), Gingivitis (-)
- Lidah : Warna lidah : merah muda, Perdarahan ( - ), Abses (-).
- Orofaring atau rongga mulut : Bau mulut : normal uvula ( simetris), Benda
asing : ( tidak )
- Tonsil : Adakah pembesaran tonsil, T 0
- Perhatikan suara klien : (tidak berubah )
6. Pemeriksaan Leher
• Inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris), peradangan (-), jaringan parut ( - ), perubahan
warna ( - ), massa ( - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( - )
c. Vena jugularis : pembesaran ( + )
d. Pembesaran kelenjar limfe ( - ), kelenjar tiroid ( - ), posisi trakea (simetris)
8. Pemeriksaan Torak
a. Pemeriksaan Thorak dan Paru
• Inspeksi
- Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (normal),
bentuk dada (simetris ), keadaan kulit normal
- Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (+), retraksi
suprasternal ( - ), Sternomastoid ( - ), pernafasan cuping hidung ( + ).
- Pola nafas : Takipneu
- Amati : cianosis ( - ), batuk (-).
• Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama).
• Perkusi
Area paru : ( sonor)
• Auskultasi
- Suara nafas
• Area Vesikuler : ( halus ) , Area Bronchial : ( halus )
• Area Bronkovesikuler ( kasar )
- Suara Ucapan
• Terdengar : Bronkophoni ( - ), Egophoni ( - ), Pectoriloqy ( - )
- Suara tambahan
Terdengar : Rales (-), Ronchi ( - ), Wheezing ( + ), Pleural fricion
•
rub ( - )
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
•
- Palpasi Hepar :
Nyeri tekan ( - ), pembesaran ( - ), perabaan (keras / lunak), permukaan (halus /
berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N = hepar tidak teraba).
- Palpasi Lien :
Pembesaran lien : ( - )
- Palpasi Appendik :
Titik Mc. Burney . nyeri tekan ( - ), nyeri lepas ( - ), nyeri menjalar
kontralateral ( - ).
Acites atau tidak :
Shiffing Dullnes ( - ) Undulasi ( - )
- Palpasi Ginjal :
Nyeri tekan( - ), pembesaran ( - ). (N = ginjal tidak teraba).
- Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
- Palpasi
Edema : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : ( 1 – 5 )
b. Ekstremitas Bawah :
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
c. Palpasi
Edema : Tidak ada
Lakukan uji kekuatan otot : ( 1 – 5 )
- Edema :
d. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,9 12,0 – 14,0 g/Dl
Hematokrit 39,5 40 – 50 %
WBC Leukosit 16.300 5,0 – 10,0 (103/µl)
Trombosit 210.000 150.000 - 400.000
Ureum 26 11,8 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,5-1,1 mg/dl
SGOT 38 3-45 u/L
SGPT 16 <21 U/L
Glukosa darah GDS 123 mg/dl <140mg/dl
Albumin 2,9gr/ dl 3,5 – 5,0 g/Dl
PH 7,346 7,35-7,45
PcO2 35mmhg 35-45 mmHg
PO2 83 mmhg 75-100 mmHg
Hco3 19,2 22-28 mEq/L
SaO2 95,7 % 95-100 %
2) Pemeriksaan Radiologi :
Pemeriksaan
Dilatasi Restriktif Hipertrofi
Rontgen
Pemeriksaan sedang-besar diomegali)
jantungRingan. Ringansampaisedang
(kar-Hipertensi vena pul-terutama pembesaran
terutamamonal. atrium kiri.
ventrikel kiri
Hipertensi vena pul-
monal.
EKGKelainan ST-T Voltase rendah. KelainanST-T,hiper-
Sinus takikardia Defek konduksi trofi ventrikel kiri, Q
Aritmia atrial dan abnormal.
ventrikel.
Echokardio-Hipertrofi asimetrik septal-Penebalan dindingHipetrofi septumasi-
gram dilatasi dalamventrikel sistolikmetris
kiri (ASH)
dandisfungsiventrikelnormal. Gerakan katup mitral ke muka saat sistolik (SAM)
kiri.
Radio nuklirDilatasidandis-Fungsi sistolik nor-malFungsisistolikkuat
fungsiventrikel kiri(RVG) (RVG, ASH, (RVG atau
(RVG) Infiltrasi otot jan-tung T1)) ventrikel kiri ingeal
atau normal.
KateterisasiDilatasidandis-fungsiFungsi sistolik nor-malFungsi sistolik ventrikel kiri.atau
peningka-tanObstr.Saluran/aliran
Elevasi tekanan ven-trikeltekanan pengi-sianventrikel kiri.
kanan dan kiri. kanan dan kiri. Elevasitekananven-
Curang jantung me-nurun. trikel kanan dan kiri.
1. EKG
Pada EKG ditemukan adanya hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa
abnormalitas lainnya antara lain adalah :
a) Adanya voltase QRS yang tinggi karena hipertrofi
b) Perubahan segmen ST dan gelombang T
c) Gelombang Q yang abnormal yang dapat ditemukan pada pasien
dengan miokard infark
d) Pelebaran atrium kiri
2. Echocardiography
Ditemukan adanya hipertrofi myocardium. Fraksi ejeksi umumnya
lebih dari 80%, menggambarkan kondisi hiperkontraktilitas dari jantung.
Selain itu echo juga dapat menilai fungsi katup mitral dan keberadaan
pergerakan segmen anterior dari katup mitral dalam keadaan sistolik, dan
dapat mengevaluasi fungsi diastolic.
3. Kateterisasi jantung
Pada katerisasi jantung, dapat dilakukan pengukuran secara
langsung dari peningkatan tekanan end-diastolic dari ventricle kiri dan
gradien tekanan antara ventrikel kiri dengan aorta. Beberapa manuver dapat
juga dilakukan untuk melihat adanya obstruksi LVOT.
Biopsy
4. Pemeriksaan definitive untuk penegakan diagnosis Hipertrofi
Cardiomyopathy adalah biopsy jaringan jantung disertai analisis DNA.
ASA
ASA KASIFIKASI
I II
k berhubungan dengan pembedahan, dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari- hari.
rutin terbatas Pasien dengan kelainan sistemik berat tidak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman ke
dioperasi atau tidak.
III
tanda darurat E IV
VI
1. Therapi
Beta-blocker (bisoprolol 5-10mg, atau atenolol 50-100mg, atau metoprolol 50-
100 mg), calcium channel blocker (verapamil 40-80mg, diltiazem), dan diuretic
(Namun karena adanya disfungsi diastole dan kebutuhan tekanan pada pengisian
ventrikel yang relatif tinggi untuk memenuhi cardiac output yang adekuat,
pemberian diuretic harus dalam pemantauan yang ketat), amiodarone. Warfarin
atau coumarine (bila disertai fibrilasi atrium)
PERTIMBANGAN ANESTESI
a. Pre Anestesi
Pasien yang sudah pernah didiagnosis dengan HCM harus memiliki
pemeriksaan jantung yang terbaru sebelum operasi elektif. Salah satunya melalui
pemeriksaan 12-lead EKG dan pemeriksaan echocardiographic. Pasien yang
mengkonsumsi beta-bloker atau Ca-channel bloker harus tetap mengkonsumsi
obatnya selama masa perioperative. Pengobatan preoperative untuk mencegah
ansietas dan aktivasi dari system saraf simpatis dianjurkan. Ekspansi dari volume
intravascular selama periode preoperative dapat berguna untuk mencegah obstruksi
LVOT dan meminimalisir efek samping dari positive-pressure ventilation pada
volume darah sentral.
b. Intra Anestesi
Pemberian obat anestesi inhalasi atau beta-adrenerfic antagonis sebelum
laryngoskopi dapat mengurangi respon system saraf simpatik yang secara langsung
dipicu oleh intubasi trakea. Pemeliharaan anestesi dianjurkan dengan pemberian
obat-obatan yang menghasilkan depresi pada kontraktilitas jantung yang sedang
dan
memiliki efek minimal pada preload dan afterload. Pemberian anestesi inhalasi
dengan dosis ratarata umum digunakan untuk tujuan ini.
Hipotensi dapat terjadi sebagai dampak dari penurunan preload atau
afterload,harus ditangani dengan pemberian alfaadrenergik agonis seperti
phenylephrine. Obat-obatan dengan aktivitas beta-adrenergik agonis, seperti
ephedrine, dopamine dan dobutamine, merupakan kontraindikasi dalam mengobati
hipotensi pada pasien ini karena menyebabkan peningkatan kontraktilitas dan laju
nadi yang meningkatkan obstruksi LVOT. Penggantian darah yang segera dan
pemberian cairan melalui intravena merupakan hal yang penting untuk menjaga
preload dan tekanan darah.
c. Post Anestesi
Pasien dengan HCM harus dimonitor secara teliti pada ruang pemulihan
atau ICU pada masa post-operatif. Semua factor yang dapat memicu aktifitas
simpatik seperti nyeri, menggigil, ansietas, hipoksia, hiperkarbia harus
dihilangkan. Pada ruang operasi, pemeliharaan keadaan euvolemi dan perbaikan
hipotensi adalah hal yang krusial
5. Analisa Data
DO :
Nadi : >100 x/menit
RR : >20 x/menit
Pasien berkeringat dingin
Pasien gelisah
2DS :PenurunanEkspansiParu/
Pola napas
Pasien mengatakan sesak pengembanganparutidak tidak efektif
nafas, dan nyeri dada optimal
DO :
Pasien terlihat sesak
Retraksi intercostal
Pernapasan cuping hidung
RR : >20 x/menit INTRA ANESTESI
DO :
- Pasien tampak pucat
- Pasien terlihat sesak
nafas
- RR : >20x/menit
- Saturasi O2 :
<95% DS : Obat anestesi Mual
- pasien mengatakan
mual
- pasien mengatakan
pusing
DO :
- pasien berbaring lemas
di tempat tidur
PRE ANESTESI
1. Ansietas
2. Pola napas tidak
efektif INTRA
ANESTESI
1. Hipotermi
POST
ANESTESI
1. Gangguan pertukaran gas
2. Mual
C. Metodologi Keperawatan Anestesi
Nama: No. CM :
Umur : Dx :
Jenis kelamin : Ruang
1. Intervensi
No Problem Perencanaan
(Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Kesehatan
Anestesi)
Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji 1.
1. implementasi tingkat kecemasan pasien Mengetahui tingkat
selama 30 menit, 2. Beri kecemasan pasien
diharapkan cemas pemahaman mengenai 2.
pasien teratasi prosedur anestesi dan Pasien merasa paham
dengan KH : pembedahan mengenai tindakan
3. Pasie 3. Ajarkan yang akan dilakukan
n mengatakan teknik relaksasi 3.
4. Kaji Pasien mengetahui
siap dan sudah
tanda – tanda vital teknik relaksasi
mengetahui
4.
prosedur
Mengetahui perubahan
anestesi dan
tanda – tanda vital
pembedahan
4. Nadi pasien
: 80-100
x/menit
5. Pasie
n terlihat
tenang
2. Pola napas Setelah dilakukan 1. Lakukan pre oksigenasi 1. Memelihara
tidak efektif implementasi 2. Kaji tanda – tanda vital oksigenasi pasien
selama 30 menit, pasien 2. Mengetahui kondisi
2. Tindakan Keperawatan
intubasi
A : tercapai sebagian
4. Membersihkan
P : pertahankan
sekret yang menutupi jalan napas
5. Memonitor intervensi
aliran oksigen
6. Memonitor
ritme, irama, kedalaman dan usaha
respirasi
3 Hipotermi 1. Memberikan selimut
S:-
hangat
O : obsevasi TTV
2. Memberikan cairan
Suhu terkontrol
infus hangat
Pasien teraba
hangat A : masalah
teratasi,
pertahankan kondisi
pasien
P:
Pertahankan
intervensi
8. Memberikanobatanti
mual
3. Evaluasi Keperawatan
A : tercapai sebagian
P :pertahankan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : No. CM :
Umur : Ruang :
Jenis Kelamin : Dx :