Anda di halaman 1dari 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN
DASAR DI KELAS X RPL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

Untuk Memenuhi Peningkatan Kompetensi Guru


Di SMK Negeri 5 Surakarta

Oleh:
Nama : Setyawan Harjanto, S.Kom
Guru Mapel : Rekayasa Perangkat Lunak

PROGRAM KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI KOMPUTER DAN INFORMATIKA
SMK NEGERI 5 SURAKARTA
2020
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN
DASAR DI KELAS X RPL C SMK NEGERI 5 SURAKARTA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk Mahasiswa


Program Profesi Guru Dalam Jabatan
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh : Setyawan Harjanto, S.Kom


NIM : 20525299059

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA PROGRAM
PROFESI GURU DALAM JABATAN UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA
2020
ABSTRAK

Harjanto, Setyawan.2020. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Partisipasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK NEGERI 5
SURAKARTA, Semester Gasal Tahun Ajaran 2020 / 2021
Kata Kunci : Pemrograman Dasar, Problem Based Learning.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran
Pemrograman Dasar Kelas X RPL C saat masa pandemi Covid 19 dengan model pembelajaran jarak jauh /
pembelajaran Daring dengan menggunakan platform Pembelajaran Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams.
Hasil observasi yang dilakukan ternyata pada proses pembelajaran jarak jauh ditemui banyak kendala dan masalah
terutama pada peserta didik, tidaklah mudah dalam pembelajaran jarak jauh ini memberikan pemahaman materi
yang disampaiakn / diberikan kepada guru melalui platform aplikasi Microsoft Teams.
Metode penelitian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh ini menggunakan platform aplikasi
Microsoft Teams dengan subyek penelitian peserta didik kelas X RPL C. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan evaluasi dalam bentuk Tugas dan LKPD.
Hasil dari diadakannya pre tes sebelum pembelajaran siklus I diperoleh hasil dari 34 siswa, tidak ada
seorangpun siswa (0%) yang menguasai materi algoritma dan pemrograman secara tuntas, 22% siswa cukup
menguasai, dan 78% siswa belum menguasai. Setelah dilakukan pengisian angket, ternyata penyebabnya adalah
tidak ada pelajaran ini pada tingkat pendidikan sebelumnya, sehingga siswa tidak ada yang berpartisipasi dalam
pembelajaran.
LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang
lain) dan kepada Tuhan, berharaplah (Q.S Al Insyirah :6-8)
 Intelligence plus character – that is the goal of true education (Martin Luther King Jr)
 Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An
Nisa ‘ :108)

PERSEMBAHAN
Penelitian ini saya persembahkan kepada Allah SWT atas segala karunia –Nya telah memberikan kesempatan,
kesehatan dan kelancaran dalam mengikuti PPG ini, serta kepada kedua orang tua, Keluarga , anak dan istri kami
yang selalu memberikan doa dan dukungannya yang tiada terhingga.
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis
selalu dalam naungan ridho-Nya, dan karena kasih sayang-Nya penulis selalu diberi kekuatan untuk menjalankan
syari’at-Nya. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada khotimul anbiya’ Muhammad SAW, yang telah
membimbing penulis kepada dienul Islam.
Penulis menyadari tanpa bantuan dan masukan dari orang lain penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan
baik. Hanya do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Kepala SMK Negeri 5 Surakarta yang telah member izin dalam pelaksanaan PTK ini
2. Rekan, Tim dan Teman Sejawat Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak RPL
3. Teman sejawat PPG Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksanannya penyusunan
laporan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sifatnya
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan

Surakarta, November 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan mempunyai peran
yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pola pikir
sentralistik, monopolik, dan uniformistik mewarnai pengemasan dunia pendidikan. Keputusan selalu
dilaksanakan berdasarkan hierarkhi-birokrasi, tidak berdasar pada indikator keberhasilan anak didik.
Padahal anak didik akan sejahtera jika aktivitas belajar menyenangkan dan menggairahkan.
Belajar merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
bagi siswa. Namun kenyataannya sekarang, penerapan belajar pada siswa yang efektif dan aktif di sekolah
masih sulit diterapkan karena banyak siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Salah
satu faktor penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah karena dalam
penyampaian materi pembelajaran selalu berpusat pada guru. Guru lebih banyak menyampaikan informasi
kepada siswa melalui ceramah sehingga menimbulkan kurangnya kesempatan siswa untuk ikut aktif di
dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak diam dan tidak dapat menangkap pelajaran dengan optimal.
Faktor lain disebabkan karena kurangnya kesadaran dari diri siswa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.
Menentukan strategi dan model pembelajaran yang sesuai sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami pokok
bahasan yang disampaikan guru. Tujuan yang ingin dicapai guru di antaranya menciptakan suasana yang
aktif dan partisipatif dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan hasil belajar siswa meningkat
seperti yang diharapkan.
Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Programan Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, SMK Negeri
5 Surakarta merupakan salah satu yang termasuk dalam struktur kurikulum 2013. Maka dengan kondisi
tersebut seorang guru dituntut untuk melakukan kegiatan Pembelajaran yang sudah berpusat pada siswa,
dan di harapkan siswa juga bisa ikut lebih aktif dan partisipatif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
sedangkan untuk mata pelajaran Pemrograman Dasar dianggap oleh sebagian siswa masih bagian hal baru
yang mereka temui, di karenakan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya belum pernah menemui kegiatan
pembelajaran tersebut dan diharpakan pada kegiatan pembelajaran tersebut, Hasil akhir dari mata pelajaran
tersebut adalah siswa dapat menghasilkan suatu proyek. Di samping itu juga dapat menghasilkan suatu
penilaian yang autentik, mulai dari persiapan, proses, hingga hasil yang dicapai.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang berbasis proyek / kegiatan
sebagai medianya. Untuk Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa individu, berkelompok serta
dapat dikerjakan dalam waktu tertentu, baik secara kolaborasi maupun individu yang diharapkan dapat
menghasilkan suatu produk yang bisa dipresentasikan.
Pelaksanaan proyek harus dilakukan oleh peserta didik baik secara kalaboratif, inovatif, dan unik yang
berfokus pada pemecahan masalah yang saling berkaitan atau berhubungan dengan kehidupan sehari-
harisiswa. Terkait dengan kondisi atau permasalahan di atas, maka perlu adanya sebuah tindakan, berupa
penelitian dan pengmatan yang kami buat dengan judul dan topik “Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta ”.

1.2.Rumusan Masalah
Terkait dengan Rumusan Masalah yang dibuat, dan pada latar belakang masalah dengan judul
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar di Kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta, adalah :
a. Bagaimana Cara meningkatkan partisipasi siswa dalam mempelajari Pemrograman Dasar dengan
menerapkan model pembelajaran Project Based Learning
b. Apakah dengan penerapan model pembelajaran dengan Project Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran Pemrograman Dasar pada siswa-siswi di kelas X RPL C SMK Negeri
5 Surakarta.

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan
partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Project
Based Learning peserta didik kelas X RPL C, pada mata pelajaran Pemrograman Dasar Pada Program
Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta.
a. Dengan adanya tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan bisa untuk meningkatkan
keaktifan siswa-siswi dalam mempelajari mata pelajaran Pemrograman Dasar dengan model
pembelajaran, Project Based Learning di kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta.
b. dan juga Dengan adanya tujuan dari Penelitian Tindakan kelas ini diharapkan bisa untuk meningkatkan
hasil belajar siswa-siswi pada mata pelajaran Pemrograman Dasar di kelas X RPL C SMK Negeri 5
Surakarta, melalui Model Pembelajaran yang menerapan model Project Based Learning.

1.4.Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1) Diharapkan pada Hasil penelitian ini dapat menambah suatu wawasan pengetahuan tentang model
pembelajaran dengan Project Based Learning yang dapat meningkatkan Partispasi dan Hasil Belajar
pada siswa-siswi di kelas X RPL C SMK Negeri 5 Surakarta, pada mata pelajaran Pemrograman
Dasar.

2) Diharapkan pada Hasil penelitian juga dapat digunakan untuk bahan pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Siswa

 Meningkatkan Partisipasi belajar siswa.

 Meningkatkan Hasil belajar siswa.

2) Bagi Guru

 Menjadikan siswa lebih aktif dan lebih partisipasi dalam kegiatan belajar khususnya mata
pelajaran Pemrograman Dasar.

 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Pemrograman Dasar.

3) Bagi Sekolah

 Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan.

 Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
Pemrograman Dasar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Tindakan Kelas


Pengertian PTK dari bahasa Inggris adalah research. Salah satunya Untuk melakukan pencaharian
atau eksplorasi ada seperangkat aturan dan beberapa langkah yang harus diikutinya. Langkah atau aturan
tersebut dikemas dalam satu perangkat yang disebut dengan metode penelitian. dengan uraian di atas,
penelitian tindakan kelas juga merupakan salah satu penelitian. Penelitian tindakan kelas terjemahan dari
Classroom Action Research, yaitu yang dilakukan di kelas.
PTK atau Action research, adalah penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis (McNiff, 1991,
p.2) didefinisikan sebagai berikut, Action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by
participants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in
order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational practices, (2) their
understanding of these practices, and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried
out. Pada ide pokok diatas yang diartikan sebagai berikut :
1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa,
atau kepala sekolah.
3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.
4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki, dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik,
pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.
Dari keempat ide pokok diatas dapat disimpulkan, penelitian tindakan merupakan penelitian dibidang
sosial menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, yang dilakukan oleh orang yang terlibat di
dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.
Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai ”systematic inquiry” yang dilakukan oleh
guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang
dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan ”reflective
practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil
belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui
refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, yang diharapkan dengan hasil
belajar siswa-siswi bisa lebih meningkat.

2.2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


Model Pembelajaran yang Berbasis Proyek atau (Project Based Learning) adalah sebuah model
pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) pada pembelajarannya. Dalam kegiatan ini, diharapkan
siswa-siswi dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh
berbagai hasil belajar diantaranya (pengetahuan dan keterampilan).
Model Pembelajaran yang Berbasis Proyek, merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai tahap awal untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model Pembelajaran Berbasis Proyek, dirancang untuk
digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan oleh siswa-siswi dalam melakukan investigasi.
Diharpakan Melalui PjBL (Project Based Learning) proses inquiry bisa dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik pada sebuah proyek kolaboratif
yang mengintegrasikan berbagai subjek / materi dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung Siswa-siswi dapat melihat berbagai Komponen utama dalam berbagai prinsip disiplin yang
dikajinya. PjBL (Project Based Learning) merupakan investigasi mendalam sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Di dalam pelaksanaannya, model Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki langkah-langkah (sintaks)
yang mempunyai ciri khas yang membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning model) dan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Learning model). Adapun langkah-langkah model pembelajaran PjBL (Project Based
Learning) yang sesuai dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014 adalah:
1) menentukan pertanyaan dasar.
2) membuat desain proyek.
3) menyusun penjadwalan.
4) memonitor kemajuan proyek.
5) penilaian hasil.
6) evaluasi pengalaman.

Menurut Buck Institute for Education (1999) dalam Trianto (2014:43), Pembelajaran Berbasis Proyek
memiliki beberapa karakteristik berikut ini:
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan.
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk
memecahkan permasalahan.
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran pendidik atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat, dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi, dan
inovasi dari siswa. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara
lain;
1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki
system baru.
3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana instruktur memegang peran utama
di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak
menguasai teknologi.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan sehingga kebutuhan listrik bertambah.

Menurut Moursund (Wena, 2012) dalam Nashriah (2014), beberapa keuntungan pada penerapan model
Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain:
1) meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks;
4) meningkatkan kolaborasi.
5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
6) meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7) memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
8) menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
9) melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang
dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik dan pendidik menikmati
proses pembelajaran.

Sedangkan kelemahan penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah (Abidin, 2013: 171):
1) memerlukan banyak waktu dan biaya.
2) memerlukan banyak media dan sumber belajar.
3) memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4) ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

Dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek/Project Based Learning, ada beberapa peran bagi
guru/pendidik dan peserta didik, yaitu antara lain:
(1) Guru dapat merencanakan dan mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran,
membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, mencari keunikan siswa, menilai
siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian serta membuat portofolio pekerjaan
siswa; dan
(2) Peserta didik dapat menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, melakukan riset sederhana,
mempelajari ide dan konsep baru, belajar mengatur waktu dengan baik, melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan, serta melakukan interaksi sosial
(survey, observasi, dan lain-lain).

Penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus dilakukan secara menyeluruh
terhadap pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan Pembelajaran Berbasis
Proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan
oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu penilaian proyek atau
penilaian produk. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan
untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek, setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) relevansi atau kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) keaslian, yaitu bahwa proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Oleh karena itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai seperti penyusunan desain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga
dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian
berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,
plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:
1) tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, dan
mengembangkan gagasan, serta mendesain produk;
2) tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik; dan
3) tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai
kriteria yang ditetapkan.

Teknik penilaian produk dengan cara:


(1) holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal;
(2) analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan
perilaku fisik dan psikisnya. Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung
jawab dalam proses belajar. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan partisipasinya.
Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam
pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan yaitu hasil belajar siswa yang memuaskan.
Menurut pendapat Made Surnadi yang dikutip oleh Dewi Harjanti Ekaningsih (2007), beberapa
aspek yang dapat dikaji dalam partisipasi belajar siswa antara lain :
1) partisipasi bertanya;
2) partisipasi menjawab;
3) menyelesaikan tugas rumah secara tuntas;
4) partisipasi dalam diskusi;
5) mencatat penjelasan guru;
6) menyelesaikan soal di papan tulis;
7) mengerjakan soal tes secara, individu; dan
8) menyimpulkan materi pelajaran di akhir pertemuan.

Manfaat partisipasi menurut Burt, K. Sachlan dan Roger (2002) adalah :


1) lebih banyak komunikasi dua arah;
2) lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan; dan
3) potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan diakui dalam derajat lebih tinggi.

Proses keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan memungkinkan terjadinya asimilasi dan akomodasi
kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman langsung terhadap pembentukan nilai
dan sikap. Dalam proses pembelajaran, seorang guru hendaknya dapat mengembangkan proses
pembelajaran aktif sehingga dapat terwujud partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
adanya partisipasi siswa yang optimal, pengalaman belajar akan tercapai secara efektif dan efisien.
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran menurut Sukidin (2002) bisa berbentuk :
1) partisipasi kontributif yang meliputi keberanian menyampaikan refleksi kepada guru, baik dalam
mengajukan pertanyaan, merespons, memberikan sanggahan, mengikuti pelajaran dengan baik,
mengerjakan tugas terstruktur di kelas dan di rumah dengan baik; dan
2) partisipasi inisiatif merupakan partisipasi siswa secara spontan dalam mengerjakan tugas mandiri tanpa
terstruktur, inisiatif untuk minta ulangan formatif dan sumatif secara lisan, inisiatif mempelajari dan
mengerjakan materi pelajaran yang belum dan akan diajarkan serta inisiatif membuat catatan ringkas.

Ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipatif adalah pendidik:


1) menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar;
2) memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran;
3) melakukan motivasi terhadap peserta didikuntuk berpartisipasi dalam pembelajaran;
4) menempatkan dirinya sebagai peserta didik;
5) bersama peserta didik saling belajar;
6) membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif;
7) mengembangkan kegiatan pembelajaran berkelompok;
8) mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi; dan
9) mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupannya.

Setiap melaksanakan kegiatan tertentu, akan diperoleh suatu hasil. Kegiatan belajar juga
membuahkan hasil. Hasil kegiatan belajar biasa dikenal sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan
ukuran keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil belajar diperoleh melalui seperangkat
tes dan hasilnya akan memberikan informasi tentang pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa. Hasil
belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu.
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa
dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang sedang belajar dan faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor yang terdapat di dalam diri individu yaitu faktor psikis yang terdiri dari kognitif, afektif,
psikomotorik, campuran, kepribadian dan faktor fisik yaitu kondisi siswa.
Hasil belajar dapat diketahui, dinilai, dan diukur dengan menggunakan evaluasi. Tujuan evaluasi
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa.

2.3.Prestasi Belajar
Menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya “Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru”, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat
bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan bekerja.
Pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut Slameto (2003:
2) dalam bukunya “Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah suatu usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi, belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga
akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang
dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Winkel melalui Sunarto (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya. Berdasarkan beberapa batasan diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai
kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi
aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk
mencapai hasil belajar.

2.4.Belajar dan Pembelajaran Pemrograman Dasar


Menurut Hamalik (2001:36) pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman. Menurut Sumadi dalam Martubi (2009:89) menyebutkan bahwa
belajar merupaan aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar, baik
aktual maupun potensial. Perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil dari didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam kurun waktu relatif lama serta perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha
atau karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu. Selain itu Sugihartono (2013:74) menyebutkan bahwa
belajar merupakan suatu proses memperolehpengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi dengan
linkungannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang dilakukan setiap individu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhannya
dimana pengalaman dan latihan secara terus menerus menjadi faktor utama perubahan tingkah laku
tersebut.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan) disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut, tentang pembelajaran menurut
Martubi (2009:89) adalah sebuah proses yang melibatkat beberapa unsur, diataranya guru sebagai
fasilitator belajar, siswa sebagai subjek belajar dan sarana/prasarana sebagai salah satu fasilitas dalam
proses pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses, cara
maupun kegiatan yang terjadi akibat adanya interaksi antara peserta didik, pendidik dan media
pembelajaran pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Binanto (2009:1) program adalah instruksi-instruksi tersendiri yang biasanya disebut source
code yang dibuat oleh programmer. Program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis yang
dibuat oleh programmer atau suatu bagian executable dari suatu software. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Binanto (2009:1) tentang pengertian pemrograman yaitu suatu kumpulan urutan perintah ke komputer
untuk mengerjakan sesuatu. Perintah-perintah ini membutuhkan suatu bahasa tersendiri yang dapat
dimengerti oleh komputer.
Dapat disimpulkan bahwa Pemrograman Dasar adalah teknik pemrograman yang memberikan dasar-
dasar logika dimana sintak-sintak yang diberikan bersifat universal dan lebih mengedepankan
pembentukan pola pikir seseorang tentang bagaimana membuat sebuah program yang efektif dan efisien.
Mulai dari keberhasilan, efisiensi, dan kepraktisan interaksi dengan user atau pengguna program
dipengaruhi oleh algoritma dari pembuat programnya.
Mata pelajaran Pemrograman Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah
Menengah Kejuruan. Pemrograman Dasar merupakan salah satu mata pelajaran kelompok C1 dasar bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Kurikulum 2013. Pemrograman Dasar adalah suatu bidang
studi yang memiliki ciri khusus dalam pembelajarannya dimana disiplin ilmu yang difokuskan untuk
melatih keterampilan dan kemampuan siswa dalam pembentukan pola pikir seseorang yang
diimplementasikan dalam sebuah program.
Pembelajaran Pemrograman Dasar di Sekolah Menengah Kejuruan memamdukan kedua unsur yaitu
pola pikir siswa dan penguasaan siswa terhadap penggunaan bahasa pemrograman. Hal ini bertujuan agar
siswa memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi bahasa pemrograman dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pemrograman Dasar merupakan suatu
proses belajar yang melibatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam membentuk pola pikir yang
diimplementasikan dalam sebuah program dimana di dalamnya terdapat interaksi antara siswa, guru dan
media pembelajaran pada suatu lingkungan belajar.

2.5.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis pada penelitian ini diharapkan jika Metode pembelajaran
Project Based Learning diterapkan, terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas X
RPL C pada program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta dengan mata
pelajaran pemrograman dasar.

2.6.Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Triani pada tahun 2008 yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar
Fisika melalui Model Pembelajaran Project Based Learning pada Materi Pokok Tekanan di SMP N 5
Depok”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil dari penelitian ini penerapan
model pembelajaran project based learning pada materi pokok tekanan dapat meningkatkan prestasi
belajar fisika peserta didik kelas VIII C SMP N 5 Depok. Besar peningkatan prestasi belajar peserta
didik dapat dilihat dari besar nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dicapai. Nilai aspek kognitif
berupa nilai rata-rata post test sebelum tindakan sebesar 52,3, siklus I mengalami kenaikan dengan
rata-rata pre test 42,3 dan rata-rata post test 80,0 serta pada siklus II merupakan nilai post test tertinggi
yang dicapai yaitu ratarata pre test 46,7 dan rata-rata post test 84,7. Selisih antara nilai rata-rata post
test dan pre test pada siklus I sebesar 37,7 point dan siklus II sebesar 38 point. Dari aspek
psikomotorik nilai rata-rata siklus I sebesar 63,55 dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 68,20.
Dari aspek afektif, nilai rata-rata kelas siklus I yang dicapai 72,17 dan nilai rata-rata kelas siklus II
mengalami penigkatan menjadi 76,25.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Pandega Damarjati pada tahun 2015 yang berjudul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Model Outdoor Learning Berbasis Project untuk Pencapaian Kompetensi inti
Mata Pelajaran Fisika di SMA pada Pokok Bahasan Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pokok
Hidrostatika”. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat ketercapaian kompetensi inti untuk materi fluida
statis pada pokok bahasan tekanan hidrostatis dan hokum pokok hidrostatika di SMA N 2 Sleman
setelah diterapkan model outdoor learning berbasis project yaitu ketercapaian kompetensi inti 1 adalah
94%, ketecapaian kompetensi inti 2 adalah 99%, ketercapaian kompetensi inti adalah 87% dan
ketercapaian kompetensi inti 4 adalah
97%.

2.7.Kerangka Berpikir
Di masa pandemi seperti saat ini, pembelajaran dilakukan secara daring. Dalam pelaksanaanya ada
banyak cara yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran daring dapat berjalan. Beberapa di antaranya
adalah dengan menggunakaan platform Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams sebagai media
pembelejaran daring asinkron maupun sinkron, antara guru dan siswa.
Namun pada pelaksanaan pembelajaran daring baik sinkron maupun asinkron masih terdapat
banyak kendala yang dialami oleh guru terlebih untuk siswa. Salah satu faktor utama dari permasalahan
pembelajaran daring adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang di miliki siswa tidak
semuanya memenuhi standar untuk pembelajaran Daring. Ada yang mempunyai perangkat pembelajaran
daring, ataupun ada yang mempunyai perangkat pembelajaran daring dengan spesifikasi yang rendah
untuk kegiatan praktek membuat tugas atau projek dari guru.
Namun untuk kendala terhadap ketersediaan perangakt sebagai alat pembelajaran daring lambat laun
sudah teratasi, sebagian besar siswa mempunyai Perangkat pembelajaran daring seperti diantaranya
Handphone atau Notebook dengan spesifikasi yang cukup memenuhi untuk kegiatan pembelajaran daring.
Kendala lain yang saat ini dirasakan oleh peneliti dalam pembelajaran daring adalah alat yang
digunakan untuk mengerjakan tugas praktik. Tidak semua anak mempunyai alat dan sarana prasarana
yang mendudkung, sehingga permasalahan ini menjadi kendala siswa siswi dalam mengikuti pelajaran dari
segi keaktidan dan partisipasi siswa dan mereka kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Permasalahan yang lain adalah cara pemberian tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan sebelumnya
merupakan tugas mandiri.
Hal tersebut menjadi kendala bagi siswa. Kendala yang timbul diantaranya adalah kedisiplinan,
keaktifan, pasrtisipasi, dan dalam pengumpulan tugas. Kedisiplinan, keaktifan, pasrtisipasi, peserta didik
yang rendah pada kegiatan pembelajaran akan berpengaruh pada rendahnya pencapaian peserta didik
terhadap suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar pun siswa cenderung rendah.
Model pembelajaran yang bervariasi akan membantu guru menciptakan kondisi yang efektif pada
saat kegiatan pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Project
Based Learning. Pada model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk membuat sebuah projek dengan cara
bekerjasama dalam satu kelompok belajar yang bersifat heterogen, setiap kelompok bertanggungjawab
terhadap pemahaman konsep anggota kelompoknya, selanjutnya secara individual siswa akan diberikan
soal kuis untuk mengukur pemahaman konsep. Model pembelajaran ini menekankan siswa dalam satu
kelompok dapat lebih termotivasi untuk saling membantu memahami materi yang belum dipahami dan
saling bekerjasama untuk mencapai ketuntasan materi. Melalui diskusi kelompok diharapkan siswa lebih
termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas maya, lebih mudah memahami materi
pelajaran dan mampu bekerjasama dengan anggota kelompok untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal sehingga solusi terhadap permasalahan kedisiplinan, keaktifan, pasrtisipasi, dalam
pengumpulan tugas secara daring dapat diatasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

GURU
MEMBERIKAN KEDISIPLINAN, KEATIFAN,
KONDISI AWAL PARTISIPASI, PENUGASAN
PENUGASAN
MANDIRI RENDAH

KEDISIPLINAN, KEATIFAN, PROSES PEMBELAJARAN


PARTISIPASI, PENUGASAN MENGGUNAKAN MODEL
MENINGKAT PJBL (DISKUSI
KELOMPOK)

HASIL YANG
MENINGKAT

Gambar Bagan Kerangka berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Subyek penelitian
Subjek yang menjadi penelitian ini adalah Siswa-siswi Kelas X RPL C pada kompetensi keahlian Rekayasa
Perangkat Lunak di SMK Negeri 5 Surakarta, Tahun Ajaran 2020 / 2021 dengan jumlah siswa-siswi 34
yang terdiri dari 28 Siswa laki-laki dan 6 siwi perempuan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Siswa laki-laki terdiri dari 28 siswa dan 6 siswa perempuan. Pada subjek penelitian ini perlu
ditingkatkan Partisipasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran Pemrogrmana Dasar dengan
model pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
2) Keaktifan, perhatian, kedisiplinan, dan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran pemrograman dsar
masih sangat kurang, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pemrograman
Dasar.

3.2.Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini mengambil lokasi di SMK N e g e r i 5 S u r a k a r t a yang beralamat di Jl.
Adi Sucipto No. 42 Surakarta. Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada semester
Gasal tahun ajaran 2020 / 2021 dan menyesuaiakan dengan jadwal pembelajaran Mata Pelajaran
Pemrograman Dasar di kelas X RPL C. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 14 Oktober – 3
Nopember 2020.
1) Tempat : SMK Negeri 5 Surakarta
2) Platform Pembelajaran : Microsoft Office 365 dan Microsoft Teams
3) Waktu Pelaksanaan : Jam ke 3-5 (08.30 – 09.30 WIB)
4) Hari / Tanggal : Rabu, 14 Oktober – 3 Nopember 2020.

3.3.Rencana Tindakan
Rencana tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Tabel. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

NO TANGGAL KELAS MATA PELAJARAN SIKLUS

1. 14 Oktober 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Pra Siklus

2. 20 Oktober 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Siklus 1

3 3 November 2020 X RPL C Pemrograman Dasar Siklus 2


3.4.Indikator PTK
Pada siklus tindakan terakhir sekurang –kurangnya adalah 60% peserta didik menunjukan
kedisiplinan dalam pengumpulan tugas materi membuat slide presentasi.

3.5.Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dengan cara mengambil data dari hasil evaluasi peserta didik
dalam bentuk Tugas Form dan LKPD. Kemudian membandingkan hasil evaluasi tersebut dalam 2 siklus
yang di lakukan.

3.6.Deskripsi per Siklus


Skenario penelitian berisi garis besar pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari satu kali
pertemuan. Bila dirasa sangat perlu dapat dipertimbangkan untuk dilakukan siklus selanjutnya.
1. Perencanaan
Peneliti menggunakan strategi Spiral Kemmis dan MC Taggart (dalam Kasbuloh 1998 : 114) secara
berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya.
Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan permasalahan.

Gambar Skema Strategi Spiral Kemmis dan MC Taggart


(diadaptasi dari Kasihani Kasbolah E.S, 1998)

Desain strategi Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat- perangkat atau
untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai
satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan
yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian ini peneliti
melakukan dua siklus untuk mengetahui keterampilan membuat slide presentasi. Metode siklus
tersebut meliputi langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada perencanaan ini peneliti merencanakan kegiatan pada siklus I, yaitu menentukan langkah-
langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan hasil
refleksi dari tahap pra siklus. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pengajaran dan
rancangan tugas kompetensi keterampilan. Dalam tahap perencanaan, peneliti menyiapkan alat
pengumpulan data yang akan digunakan oleh Peserta didik. Sedangkan untuk instrument non
tes yang dipersiapkan adalah lembar observasi.

b. Tindakan
Tindakan dalam penelitian dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan
peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan. Tindakan yang
dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran memberikan tugas keterampilan membuat slide
presentasi pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Secara garis
besar, tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran membuat
slide presentasi. Pembelajaran tersebut meliputi tiga tahap, yaitu pendahuluan atau awal, inti,
dan penutup atau akhir.
Pada tahap awal, guru mengkondisikan Peserta didik untuk siap melaksanakan proses
belajar dengan menyapa Peserta didik dengan menggunakan tatap maya Google Meet,
menanyakan keadaan Peserta didik, dan memancing Peserta didik mengingat materi lalu dan
untuk tertarik pada materi yang akan dibahas. Setelah itu dilanjutkan dengan melaksanakan
kegiatan inti, yaitu pembelajaran membuat slide presentasi dengan menerapkan fitur-fitur yang
ada pada Microsoft Powerpoint. Guru membagi
Peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil dan menyampaikan apa yang harus
dilakukan Peserta didik saat itu. Secara berkelompok, Peserta didik membaca, mengamati, dan
mendiskusikan contoh fitur-fitur pada Microsoft Powepoint yang sudah ada pada bahan ajar
sehingga akan muncul pendapat-pendapat Peserta didik mengenai materi membuat slide
presentasi dengan menerapkan fitur-fitur yang ada pada Powepoint. Kemudian, guru memberi
penguatan terhadap pendapat-pendapat Peserta didik tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan
tahap tindak lanjut, yaitu Peserta didik diberi tugas untuk membuat slide presentasi dengan
menerapkan fitur-fitur yang ada pada Microsoft Poerpoint yaitu berupa tabel, gambar,
grafik, video mapun audio. Setelah menyelesaikan pembuatan slide, masing-masing Peserta
didik mereview slide presentasi milik sendiri atau teman. Guru dan Peserta didik bersama-sama
mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar membuat slide presentasi menggunakan
Powerpoint.

c. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan
atau dikenakan kepada Peserta didik dalam proses pembelajaran membuat slide presentasi
dengan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning dengan menerapkan
metode diskusi kelompok. Pengamatan dilakukan dengan memberi nilai pada rentang 1 -4 pada
setiap indikator.

d. Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi perbaikan terhadap
rencana selanjutnya atau terhadap rencana tindakan tes siklus II. Pada tahap ini, peneliti
menganalisis hasil pekerjaan peserta didik pada siklus I. Jika hasil tes tersebut belum
memenuhi target nilai yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-
masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II.
Kelebihan-kelebihan dari pembelajaran siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan.

3.7.Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian
ini. Rangkaian tindakan tersebut sebagai berikut:
a. Tahap Pra Tindakan
Awal proses penelitian dilakukan dengan diskusi bersama guru teman sejawat dalam satu
sekolah. Diskusi dan observasi terhadap kedisiplinan menyerahkan tugas dengan pembelajaran online
melalui media pembelajaran google classroom. Ternyata masalah kedisiplinan menyerahkan tugas
bukan hanya terjadi pada mata pelajaran yang peniliti ampu tetapi pada sebagian besar guru yang
melaksanakan pembelajaran secara online. Observasi awal ini dilakukan sebagai langkah untuk
mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru.

b. Tahap Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu sebagai berikut.
1. Pendahuluan
1. Mengkondisikan kelas maya dengan meminta peserta didik untuk login ke aplikasi MS. Teams
2. Salam dari guru (Selamat Pagi Siswa-siswi kelas x rpl c yang hebat dan semangat)
3. Berdo’a (Sebelum kegiatan hari ini di mulai, silahkan ketua kelas untuk menyiapkan dan
berdo’a)
4. Menyanyikan lagu kebangsaan yang dipimpin oleh Ketua Kelas
5. Menanyakan kabar dan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan mentaati protokol
covid 19 dengan jaga jarak, social distancing, dan sering cuci tangan dengan sabun, hingga ke
siku tangan
6. Melakukan presensi kehadiran Sekolah pada kelas teams dan melakukan presensi kehadiran
mapel pemrogran dasar dengan membalas respon kehadiran, yang sudah disiapkan pak
setyawan.
7. Jika semua suadh siap untuk mengikuti pelajaran hari ini bisa mengacungkan jempol pada
kamera

2. Kegiatan Inti
1. Mereview pelajaran dengan Menanyakan materi terdahulu atau materi sebelumnya
2. Memebrikan orientasi masalah atau Memberi pertanyaan terkait tentang materi hari ini, yang
akan disampaikan dengan menunjukan gambar
3. Menjelaskan materi di ebook di MS. Tems
4. Menyampaikan materi PPT di MS. Teams
5. Interkasi dengan Peserta didik Setiap 7 Menit, dengan mempersilahkan siswa bertanya atau
berdiskusi, yang bisa ditanyakan secara langsung via webmeet atau via komen di materi MS.
Teams
6. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari sumber lain
berkaitan materi.
7. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen kelas terkait
materi

3. Tugas Dan Evaluasi


Siswa dipersilahkan mengerjakan tugas dan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
pengetahuan peserta didik, dan untuk memperoleh hasil nilai dari peserta didik.

4. Penutup
Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan refleksi dan
tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan pengayaan, memberikan pesan dan
menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
a. Kegiatan Refleksi :
Guru mempersilahkan siswa untuk menjawab
Guru : Apa yang sudah dipelajari hari ini :
Betul :
Guru : Apa yang belum difahami materi hari ini ?
Meminta pendapat Kepada siswa ?
b. Kegiatan Kesimpulan :
Pelajaran Pemrograman Dasar dari jam ke 3-5 (08.00-09.30), maka pada hari ini kita telah
mempelajari tentang Algoritma Pemrograman, Dengan Kesimpulan Materi Adalah :
Algoritma adalah urutan langkah-langkah penyelesaian masalah yang disusun secara
sistematis dan logis
Struktur algoritma terdiri dari 3, bagian yaitu :
Judul Algoritma
Bagian Deklarasi
Bagian Deskripsi
c. Kegiatan Penutup :
1. Guru : sebelum mengakhiri kegiatan hari ini mari kita berdoa terlebih dahulu dipimpim
oleh Ketua Kelas
2. Guru : Tetap taati protokol kesehatan dimanapun kalian berada ya.. kalo sdh tdk ada
pertanyaan Kita akhiri pelajaran harini , terimakasih perhatiannya dan sdh gabung.
3. Guru : Assalamu’alaikum..

3.8.Observasi dan Monitoring


a. Observer (kolaborator) dalam penelitian ini adalah rekan sejawat, yakni guru Simulasi dan
Komunikasi Digital, dan subjek observasi adalah Peserta didik.
b. Bahan yang diobservasi adalah kegiatan belajar mengajar Peserta didik, kegiatan mengajar guru,
perilaku Peserta didik dan guru, serta proses dan hasil belajar Peserta didik.
c. Alat yang digunakan untuk observasi dan monitoring adalah lembar observasi dan catatan
lapangan.
d. Tahapan observasi dan monitoring dilakukan ketika implementasi tindakan dilakukan.

3.9.Analisis dan Refleksi


a. Kegiatan analisis dan refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator.
b. Bahan yang dianalisis adalah hasil observasi dan monitoring, serta hasil tes pra tindakan serta tes
pasca tindakan.
c. Kegiatan selanjutnya akan disimpulkan peneliti dengan kolaborator berkenaan dengan
peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan.
d. Bahan yang menjadi refleksi adalah proses dan hasil selama KBM berlangsung.
3.10. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Instrumen penelitian kualitatif meliputi lembar observasi, lembar wawancara, lembar kegiatan
Peserta didik, dan catatan lapangan, sedangkan instrument penelitian kuantitatif berupa tes. Instrument
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu/proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati pada waktu proses pembelajaran
berlangsung, prilaku Peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran. Lembar observasi ini bertujuan
untuk mengetahui kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki atau hal-hal yang harus
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya. Jadi dalam penelitian ini ada satu
bentuk lembar observasi yang digunakan yaitu lembar observasi Peserta didik. Observasi ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang
telah ditentukan sebelumnya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, alat yang digunakan dalam
observasi ini yaitu lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
Peserta didik dalam pengumpulan tugas kompetensi keterampilan menggunakan metode pembelajaran
Project Based Learning
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengetahui pendapat Peserta didik
dan guru tentang pelaksanaan pembelajaran ataupun permasalahan pada saat kegiatan belajar mengajar.
Wawancara dilakukan secara teratur pada setiap tindakan dan dilakukan pada Peserta didik dan guru
dan setiap tindakan berbeda. Wawancara dilakukan pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan
untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi Peserta didik dan guru ketika proses pembelajaran.
Wawancara dibutuhkan untuk memperoleh data yang hanya dapat diungkapkan secara lisan oleh
sumbernya. (Wiraatmadja, 2005:117) Untuk memperoleh data dari wawancara, maka alat yang
digunakan adalah lembar wawancara atau pedoman wawancara. Dalam lembar wawancara tersebut
berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada Peserta didik dan guru setelah proses
pembalajaran selesai. Dengan lembar wawancara ini, peneliti dapat mengetahui kekurangan atau
kesan-kesan yang Peserta didik dan guru peroleh ketika melaksanakan tugas kompetensi
keterampilan menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning.
3. Lembar Kegiatan Peserta Didik
Lembar Kegiatan Peserta didik adalah instrumen penelitian berupa soal (permasalahan) yang
harus dikerjakan Peserta didik secara individu atau kelompok dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar kegiatan Peserta didik digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan
Peserta didik dalam kedisiplinan pengumpulan tugas kompetensi keterampilan menggunakan metode
pembelajaran Project Based Learning.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah alat penelitian yang berupa pengumpulan data/catatan tentang peristiwa-
peritiwa pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berfungsi untuk mencatat kejadian-
kejadian yang dianggap penting selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Catatan ini berupa
deskripsi kualitatif tentang proses pembelajaran yang dilakukan Peserta didik.
5. Lembar Refleksi
Lembar refleksi adalah alat penelitian berupa evaluasi diri selama proses pembelajaran berlangsung
atau setelah pembelajaran. Lembar ini berupa deskripsi kualitatif tentang proses pembelajaran yang
dilakukan oleh Peserta didik dan guru.

3.11. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data dalam kegiatan penelitian tindakan kelas di SMK Wijayakusuma
Jatilawang pada kelas X Simulasi dan Komunikasi Digital , maka diperlukan suatu teknik dan alat
pengumpulan data yang sesuai dengan kondisi sekolah atau lebih tepatnya kondisi kelas yang
dijadikan sebagai tempat penelitian. Maksudnya ialah dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang tepat, maka akan memudahkan proses penilaiaian didalam penelitian, akan menjadi jelas langkah-
langkah yang akan dilaksanakan.
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas, biasanya menggunakan dua teknik dalam
mengumpulkan data yaitu
a. Teknik Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan individu atau kelompok. Teknik tes
digunakan untuk mengetahui data kuantitatif penelitian yakni data dari hasil belajar Peserta
didik terhadap materi yang sedang diajarkan.
Teknik pengumpulan data dengan tes ini menggunakan teknik pengambilan data yaitu tes
tertulis. Sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal SMK Wijayakusuma Jatilawang dalam
mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital yaitu 70, maka Peserta didik yang nilainya
sama atau lebih dari nilai KKM tersebut berarti sudah tuntas, dan apabila nilainya belum
mencapai angka tersebut maka dianggap belum tuntas.
b. Teknik Non Tes
Adapun teknik non tes yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian
tindakan kelas di SMK Negeri 5 Surakarta, kegiatan observasi atau pengamatan digunakan
untuk mengamati dan mengukur kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dan kinerja guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2. Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua teknik yaitu
teknik tes dan teknik non tes, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menjadi dua
macam yaitu:

a. Alat Pengumpulan Data Tes


Jumlah siklus dari penelitian tindakan kelas ini yaitu 2 siklus, yang terdiri dari Siklus
I dan Siklus II. Maka perangkat tesnya ada dua yaitu perangkat tes untuk siklus I dan
perangkat tes untuk siklus II. Tiap – tiap perangkat terdiri dari kisi-kisi, butir-butir soal,
kunci jawaban, pedoman penskoran dan pedoman penilaian.
Adapun pedoman penilaian keterampilan menulis teks biografi dalam penelitian ini
adalah mengacu pada kesesuaian isi teks biografi dengan hasil tulis Peserta didik dalam
menulis / menceritakan kembali teks biografi.
b. Alat Pengumpulan Data Non Tes
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk teknik non tes adalah lembar observasi
guru. Pada lembar observasi terdapat pertanyaan- pertanyaan atau pernyataan-pernyataan
yang berhubungan dengan proses penelitian ketika sedang berlangsung dalam kelas maupun
di luar kelas. Lembar penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi untuk
mengamati kemampuan guru dalam menyusun RPP dan kinerja guru selama proses belajar
mengajar sedang berlangsung.

3.12. Teknik Analisis Data


Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan analisis penelitian dengan cara
sebagai berikut :
1. Analisis data kualitatif, yaitu analisis terhadap data-data yang bersifat kualitatif dan bukan
berbentuk angka statistik. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut
(Sugiyono, 2009 : 247-252) :
a. Reduksi data ; Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu, maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan.
b. Penyajian data ; data yang telah terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk uraian
singkat, tabel dan grafik. Penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Verifikasi data (penarikan kesimpulan) ; kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian ini
mungkin akan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumya belum pernah ada.
2. Analisis data kuantitatif yaitu analisis data dalam bentuk angka-angka statistik.
Dalam teknik ini, peneliti membandingkan kedisiplinan sebelum tindakan dengan kedisiplinan
setelah tindakan. Langkah – langkah yang ditempuh dalam perhitungan data sebagai berikut :
a. Menghitung tingkat kedisiplinan pada siklus I dan siklus II
b. Menghitung nilai rata-rata kedisiplinan kelas dalam pengumpulan tugas/test
Peserta didik siklus I dan siklus II dengan rumus sebagai berikut:

XN
M
Keterangan :
M = nilai rata-rata
∑X = jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu
N = banyaknya individu (Peserta didik)
(Djamarah, B.S. 2005: 302)

c. Menghitung persentase kedisiplinan individu pengumpulan tugas Peserta didik siklus I dan
siklus II untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

R
Persentase x100%
SM
Keterangan:
R = Skor yang diperoleh Peserta didik
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2010: 102)
3.13. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya penelitian ini, maka peneliti menentukan kriteria
keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut: Adanya peningkatan kedisiplinan
pengumpulan tugas kompetetensi keterampilan pada lebih dari sama dengan 70% dari jumlah peserta
didik.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Temuan penelitian yang menjadi fokus perbaikan yang dihimpun selama pelaksanaan pembelajaran dapat
dipaparkan adalah sebagai berikut.
4.1.Pra Siklus
Hasil dari diadakannya pre tes sebelum pembelajaran siklus I diperoleh hasil dari 34 siswa, tidak
ada seorangpun siswa (0%) yang menguasai materi algoritma dan pemrograman secara tuntas, 22%
siswa cukup menguasai, dan 78% siswa belum menguasai. Setelah dilakukan pengisian angket, ternyata
penyebabnya adalah tidak ada pelajaran ini pada tingkat pendidikan sebelumnya, sehingga siswa tidak
ada yang berpartisipasi dalam pembelajaran.

4.2.Siklus I
Setelah data tentang hasil belajar dan pertisipasi siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari
tahap pra siklus, akan dilanjutkan ke tahap siklus I. Berikut adalah hasil penelitian siklus I untuk
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada materi algoritma dan pemrograman
menggunakan model Project Based Learning kelas X RPL C.
Tahap perencanaan, berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada tahap pra siklus, telah
direncanakan model pembelajaran pada materi algoritma dan pemrograman menggunakan penerapan
model Project Based Learning; untuk Tahap pelaksanaan, dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada
Tahap pelaksanaan, dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada Hari : Senin, Tanggal : 19 Okotber 2020
dan Hari : Senin, tanggal 26 Oktober 2020 pada jam ke 3-5. Pelaksanaan pembelajaran ini mengacu
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Pada tahap ini, guru
melakukan pembelajaran dengan menerapkan model Poject Based Learning. Untuk model ini, siswa
bekerja secara nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata dengan mengembangkan materi dalam
pembelajaran yang dapat menghasilkan solusi berupa produk atau hasil karya secara nyata atau realistis.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1. Siswa mengamati contoh algoritma dalam buku.
2. Siswa distimulasi untuk bertanya dari hasil pengamatan terhadap contoh algoritma yang ada di
sekitar kelas hingga terbentuk rumusan masalah.
3. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 orang.
4. Siswa menggali informasi tentang algoritma yang dilakukan sehari-hari.
5. Siswa menjawab pertanyaan dari kelompok lain tentang algoritma yang telah digali.
6. Siswa menyajikan algoritma dalam bentuk bahasa natural.
7. Siswa menyampaikan hasilnya.
8. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar.
Tahap observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Dari pengamatan selama
pembelajaran didapatkan hasil (Tabel 2) sebagai berikut.
Tabel 2. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
ASPEK PROSENTASE
NO YANG
KURANG CUKUP BAIK AMAT BAIK
DIAMATI
1 Keaktifan 0 64,5 % 22,6 % 12,9 %
2 Perhatian 0 9,7 % 32,2 % 58,1 %
3 Kedisiplinan 0 0 11,4 % 89, 6 %
4 Penugasan 0 6,5 % 45,1 % 48,4 %

Dari data di atas, secara klasikal partisipasi siswa mengalami peningkatan. Namun hasilnya
belum memenuhi harapan yang diinginkan. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang dan
belum dapat dikondisikan dengan baik.
Selain itu, dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa selama pembelajaran.
Kemampuan siswa dalam memahami konsep algoritma dan pemrograman selama siklus I menunjukkan
bahwa 19,3% tuntas, 32,2% cukup dan 48,4% belum tuntas. Hal ini perlu dilakukan analisa penyebab
ketidaktuntasan dalam pembelajaran tersebut.
Tahap Refleksi, merupakan tahapan di mana semua tahap siklus I telah dilakukan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi, langkah selanjutnya yaitu merefleksi diri untuk mengetahui
keberhasilan dan kekurangannya. Berdasarkan data yang terkumpul selama siklus I, proses
pembelajaran masih kurang efektif yang ditunjukkan dengan kurangnya partisipasi siswa selama
pembelajaran berlangsung. Hal ini juga terlihat dari hasil tes tulis yang telah dilakukan. Untuk itu,
diperlukan suatu perbaikan dalam pembelajaran untuk siklus
berikutnya.

4.3.Siklus II
Berikut ini adalah beberapa tahapan yang dilakukan pada proses siklus II: Tahap perencanaan, di mana
rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II dibuat berdasarkan kekurangan yang ada pada siklus I.
Pada siklus II ini, rencana pembelajaran memfokuskan pada latihan praktik untuk menghasilkan suatu
proyek. Langkah perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan model Project Based Learning
2) Melakukan bimbingan sesuai dengan tingkat kesulitan, baik kelompok maupun mandiri
3) Menggunakan software untuk meningkatkan pemahaman siswa
Tahap pelaksanaan ini dilaksanakan pada Hari : Senin, Tanggal : 26 Oktober Jam ke 3-5. Dalam
siklus II, ini dilakukan hampir sama dengan tahapan pada siklus sebelumnya, hanya saja lebih
ditekankan pada keterampilan dalam pembuatan proyek secara prosedural sehingga siswa dapat
berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa lebih baik. Langkah-
langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) siswa diminta untuk membuat algoritma dengan bahasa natural
2) siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan distimulasi untuk bertanya tentang algoritma dan
jenis-jenis algoritma
3) siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang;
4) siswa mencari tahu tentang cara penyelesaian masalah dengan algoritma dengan bahasa natural
5) dengan bimbingan guru, siswa membuat algortima dengan bahasa natural
6) siswa membuat laporan hasil percobaan dan pengamatan;
7) siswa mempresentasikan hasil laporannya
8) siswa dan guru menyimpulkan cara membuat algoritma dan jenis-jenis algoritma.
Selama proses pembelajaran, dilakukan pengamatan kepada siswa dan semua data telah
didapatkan.
Tahap observasi, dengan cara memberikan lembar observasi selama kegiatan pembelajaran
siklus II, dapat diketahui bahwa pembelajaran sudah lebih baik dengan dibuktikan banyaknya siswa
yang aktif dan serius dalam pembelajaran. Disamping itu, hasil belajar siswa yang didapat dari tes
praktik juga meningkat. Tabel observasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
ASPEK PROSENTASE
NO YANG
KURANG CUKUP BAIK AMAT BAIK
DIAMATI
1 Keaktifan 0 5% 22,6 % 12,9 %
2 Perhatian 0 7% 32,2 % 58,1 %
3 Kedisiplinan 0 0 11,4 % 89, 6 %
4 Penugasan 0 5% 45,1 % 48,4 %
Setelah dilakukan tes praktik perorangan, hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 51,6% tuntas, 48,8%
cukup, dan5 % belum tuntas. Dengan data tersebut, pada siklus ini pembelajaran Pemrograman Dasar
materi konsep algoritma dan pemrograman sudah lebih baik. Dari penelitian yang dilakukan dengan
model Project Based Learning mata pelajaran Pemrograman Dasar siswa kelas X RPL C dapat
meningkatkan partisipasi siswa dengan dibuktikan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran
berangsur-angsur naik dan pada siklus II jumlah tersebut telah memenuhi target yang telah ditetapkan
meskipun pada awal siklus partisipasi siswa masih jauh dari target bahkan tidak ada partisipan sama
sekali. Perhatian guru tidak hanya berpusat pada siswa yang aktif saja, tetapi seluruh siswa mendapat
kesempatan yang sama. Selain itu, perlu adanya praktik langsung sehingga siswa dapat memahami
maksud dan tujuan pembelajaran.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil dalam perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut::
a. Dari penelitian yang dilakukan dengan model Project Based Learning mata pelajaran Pemrograman Dasar
siswa kelas X RPL C dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan dibuktikan jumlah siswa yang aktif
dalam pembelajaran berangsur-angsur naik dan pada siklus II jumlah tersebut telah memenuhi target yang
telah ditetapkan meskipun pada awal siklus partisipasi siswa masih jauh dari target bahkan tidak ada
partisipan sama sekali
b. Perhatian guru tidak hanya berpusat pada siswa yang aktif saja, tetapi seluruh siswa mendapat
kesempatan yang sama
c. Selain itu, perlu adanya praktik langsung sehingga siswa dapat memahami maksud dan tujuan
pembelajaran
d. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara Siklus I dan Siklus II, dimana Siklus I dan siklus II lebih baik.
e. Diperlukan kesabaran dan ketelitian guru dalam proses belajar mengajar pada masa pandemi seperti ini.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, hal – hal yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran guna
meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain adalah:
a. Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning ini dapat meningkatkan partisipasi dan keatifan
siswa dalam pembelajaran.
b. Dengan Perhatian guru pada seluruh siswa dengan kesempatan yang sama dapat meningkatkan partisipasi
dan keatifan siswa dalam pembelajaran
c. Untuk memahami maksud dan tujuan dari kegiatan pelajaran Pemrograman dasar ini Perlu adanya praktik
secara langsung.
d. Guru hendaknya menggunakan bahan ajar yang tepat dengan materi pembelajaran yang disampaiakan
pada saat masa pandemi seperti ini
e. Sebaiknya guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan evaluasi yang diberikan dikarenakan
pembelajaran dilakukan secara daring.
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya, terutama pada materi yang sedang dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.

B. Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Hanafiah, Nanang dkk. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Trianto, S.Pd., M.Pd. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.

Sutirman. (2013). Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi
Dewi Suharjanti Ekaningsih. (2007). Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belakar Matematika Siswa
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Skripsi: FMIPA UNY.

Indah F. dkk. (2017). Kendala Guru Dalam menerapkan Model Pembelajaran Pada Pembelajaran Tematik
Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SD Negeri 2 Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor 1, 88-97,
https://media.neliti.com/media/publications/188143-ID-kendala-guru-dalammenerapkan-
modelpembe.pdf (diunduh: 17 Juli 2017).

Tutik Lestari. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh-contoh Ilustrasi
dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran Demonstrasi bagi Siswa
Kelas Xi Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi: https://eprints.uny.ac.id/29375/1
/Tutik%20Lestari_10520244042.pdf (diunduh:17 Juli 2017).

Lain-lain
Alexander, David. (2000). The Learning That Lies between Play and Academics in after-school Programs.
https://www.niost.org/pdf/learning_article.pdf (diunduh:10 Juli 2017).

Diamond. (2012). Pengertian, Faktor dan Indikator Hasil Belajar Siswa.


http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/pengertian-faktor-dan-indikator-hasil.html
(diunduh: 10 Juli 2017).

Eka Ikhsanudin. (2014). Model Pembelajaran Project Based Learning.


http:// www.ekaikhsanudin.net/2014/09/modelpembelajaran-project-based.html (diunduh: 17 Juli
2017).

F, Ahmad Nur. (2012). Bab II Kajian Pustaka. http://eprints.uny.ac.id/8553/3/BAB%202-


10504242003.pdf (diunduh:17 Juli 2017).

Muhammad Faiq. (2014). Model Pembelajaran Project Based Learning dan Kurikulum 2013.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-projectbased.html
(diunduh: 17 Juli 2017).

Muchlisin Riadi. (2017). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL).
https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html (diunduh: 31
Januari 2018).
Pawit Riyadi. Partisipasi Belajar Siswa http://pawitriyadi87.blogspot.com201112 partisipasibelajar-
siswa.html (diunduh: 17 Juli 2017).

Rijal. (2016). Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). https://www. r i j a l 0 9 . c
o m / 2 0 1 6 / 1 2 / m o d e l -pembelajaran-berbasis-proyek-project-basedlearning.html (diunduh: 17 Juli
2017).

Saifurrijal. S. (2012). Bab II Kajian Pustaka. http://eprints.uny.ac.id/8434/3/bab%202%20-


10504247018.pdf
(diunduh: 17 Juli 2017).
LAMPIRAN

1. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(DARING)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 Surakarta


Mata Pelajaran : Pemrograman Dasar (Wajib C)
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 – 2021
Komp Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Materi Pokok : Algoritma Pemrograman dan Flowchart
Alokasi Waktu : 4 JP (@3x30 menit)

1. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer
dan Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar
Teknik Komputer dan Informatika.
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja.
Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak
alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

2. Kompetensi Dasar
3.1.Menerapkan alur logika pemrograman computer
4.1.Membuat alur logika pemrograman komputer

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Menjelaskan algoritma pemrograman
3.1.2 Menerapkan algoritma pemrograman dalam menyelesaikan masalah
3.1.3 Menjelaskan algoritma pemrograman menggunakan flowchart
3.1.4 Menerapkan flowchart dalam menyelesaikan masalah
4.1.1 Membuat alur program menggunakan text (algoritma)
4.1.2 Membuat program menggunakan simbol (flowchart)

4. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi
Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik kelas X
dapat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya yang salah satunya dengan
mengembangkan berbagai keterampilan dalam pembelajaran Pemrograman Dasar.
2. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi
Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik kelas X
dapat menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, santun, gotong royong)
dalam melakukan pembelajaran Pemrograman Dasar.
3. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning menggunakan aplikasi
Microsoft Teams, Microsoft Office 365 dan penjelasan materi/tutorial di Youtube peserta didik dapat
memahami, menganalisis, menjelaskan tentang Konsep Dasar Algoritma pemrograman, Menerapkan
algoritma pemrograman dalam menyelesaikan masalah, menerapkan algoritma pemrograman
menggunakan flowchart, Menerapkan flowchart dalam menyelesaikan masalah, Membuat alur program
menggunakan text (algoritma), Membuat program menggunakan simbol (flowchart).

5. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


a. Religiusitas
b. Kejujuran
c. Kedisiplinan
d. Tanggung Jawab
e. Kemandirian

6. Materi Pelajaran
a. Mengamati untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah tentang alur logika
pemrograman komputer.
b. Mengumpulkan data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.
c. Mengolah data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.
d. Mengomunikasikan tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.

7. Pendekatan dan Model Pembelajaran


a. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
b. Metode Pembelajaran : Percobaan/Eksperimen
c. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

8. Media / Alat, Bahan Dan Sumber Belajar


Media : Internet, Aplikasi WA, Microsoft Teams, Office 365
Alat / Bahan : Smartphone / Laptop, Alat Tulis
Sumber Belajar : 1. BSE Pemrograman Dasar Kelas X Semester Gasal
2. Youtube
3. Google

9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
a. Kegiatan Pendahuluan (15’)
Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke
aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan
pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan
presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan
dan melakukan apersepsi pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (60’)
1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams.
2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya
microsoft teams tentang Konsep Dasar Algoritma
3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom
komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.
4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari
sumber lain berkaitan materi.
5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen
kelas terkait materi
c. Kegiatan Penutup (15’)
Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan
refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan
pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

Pertemuan 2
a. Kegiatan Pendahuluan (15’)
Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke
aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan
pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan
presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan
dan melakukan apersepsi pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (60’)
1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams.
2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya
microsoft teams tentang menerapkan algoritma pemrograman dalam
menyelesaikan masalah
3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom
komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.
4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari
sumber lain berkaitan materi.
5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen
kelas terkait materi
c. Kegiatan Penutup (15’)
Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan
refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan
pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

Pertemuan 3
a. Kegiatan Pendahuluan (15’)
Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke
aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan
pentingnya mentaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan
presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan
dan melakukan apersepsi pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (60’)
1. Guru memberikan materi berupa ebook melalui platform Ms Teams.
2. Peserta didik diminta mempelajari materi yang dibagikan melalui kelas maya
microsoft teams tentang menerapkan algoritma pemrograman menggunakan
flowchart
3. Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi pada kolom
komen dengan mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.
4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari
sumber lain berkaitan materi.
5. Peserta didik diminta menuliskan resume secara deskriptif pada kolom komen
kelas terkait materi
c. Kegiatan Penutup (15’)
Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan
refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan
pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 4
a. Kegiatan Pendahuluan (15’)
Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan meminta peserta didik untuk login ke
aplikasi Ms Teams, memberi salam, menanyakan kabar dan mengingatkan
pentingnya menaati protokol covid-19 dimanapun berada, kemudian melakukan
presensi dengan mempersilahkan siswa mengisi form atau membalas pada postingan
dan melakukan apersepsi pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60’)


1. Guru memberikan materi berupa Modul dan video pembelajaran melalui platform
Ms Teams.
2. Peserta didik diminta mengamati dan memahami baik Modul dan video youtube
dibagikan melalui kelas maya microsoft teams tentang Menerapkan flowchart
dalam menyelesaikan masalah.
3. Guru memberikan topik yang terkait dengan materi melalui postingan untuk
didiskusikan
4. Peserta didik dipersilakan mengeksplorasi, mengumpulkan data dan informasi dari
sumber lain berkaitan materi.
5. Peserta didik dipersilakan memberikan pendapatnya pada kolom komen atau
mereply pada postingan di kelas maya terkait materi.
c. Kegiatan Penutup (15’)
Mengarahkan Peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, melakukan kegiatan
refleksi dan tindak lanjut, selanjutnya menjadwalkan kegiatan remedial dan
pengayaan, memberikan pesan dan menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.

10. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b) Penilaian Pengetahuan : Tes Online
c) Penilaian Keterampilan : Praktik/Portofolio/proyek
b. Bentuk Penilaian:
a) Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b) Tes online : Penugasan Lembar kerja siswa yang diunggah dengan menggunakan
Form Office 365
c) Unjuk kerja : Screen shoot / rekaman yang diunggah di Onedrive, Kelas Teams,
Assigment

Mengetahui; Surakarta, Juli 2020


Kepala SMK Negeri 5 Guru Mata Pelajaran

Drs. Edi Haryana, M.Pd Setyawan Harjanto, S.Kom


NIP. 19600908 198711 1 002 NIP. -
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(DARING)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 Surakarta


Mata Pelajaran : Pemrograman Dasar (Wajib C)
Kelas/Semester : X / Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020 – 2021
Komp Keahlian : Rekayasa Perangkat Lunak
Materi Pokok : Algoritma Pemrograman dan Flowchart
Alokasi Waktu : 4 JP (@3x30 menit)

1. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer dan Informatika pada tingkat teknis,
spesifik, detail, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan
bidang dan lingkup kerja Dasar-dasar Teknik Komputer dan Informatika.
Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

2. Kompetensi Dasar
3.2.Menerapkan alur logika pemrograman Komputer
4.2.Membuat alur logika pemrograman komputer

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Menjelaskan algoritma pemrograman
3.1.2 Menerapkan algoritma pemrograman dalam menyelesaikan masalah
3.1.3 Menjelaskan algoritma pemrograman menggunakan flowchart
3.1.4 Menerapkan flowchart dalam menyelesaikan masalah

4.1.1 Membuat alur program menggunakan text (algoritma)


4.1.2 Membuat program menggunakan simbol (flowchart)

4. Tujuan Pembelajaran
4. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran Problem based
learning menggunakan aplikasi Microsoft Teams dan Microsoft Office 365, serta
penjelasan melalui materi / tutorial di aplikasi tersebut. Diharpakan peserta didik
dapat selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunianya,
diantaranya peserta didik dapat mengembangkan keterampilan, serta dapat
menerapkan, mengkreasi, menganalisa pembelajaran jarak jauh pada mata pelajaran
Pemrograman Dasar dengan aplikasi Microsoft Teams dan Microsoft Office 365.
5. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning
menggunakan aplikasi Microsoft Teams dan Microsoft Office 365. Penjelasan materi
/ tutorial di aplikasi tersebut peserta didik dapat menunjukkan, menganalisai dan
mengevaluasi perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tertib, tanggung jawab, mandiri dan
santun) dalam melakukan pembelajaran Jarak Jauh pada aplikasi tersebut.
6. Melalui kegiatan pembelajaran daring dengan model pembelajaran based learning
menggunakan aplikasi Microsoft Teams dan Microsoft Office 365. Penjelasan materi
/ tutorial di aplikasi tersebut peserta didik dapat memahami, menganalisis,
mengkreasi, mengevaluasi, menganalisis, menjelaskan tentang Konsep Dasar
Algoritma pemrograman, Menerapkan algoritma pemrograman dalam menyelesaikan
masalah, menerapkan algoritma pemrograman menggunakan flowchart, Menerapkan
flowchart dalam menyelesaikan masalah, Membuat alur program menggunakan text
(algoritma), Membuat program menggunakan simbol (flowchart).

Keterangan : HOTS LOTS PPK 4C

5. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


f. Religius
g. Nasionalisme
h. Jujur
i. Disiplin
j. Tanggung Jawab
k. Mandiri
l. Tertib
m. Sopan
n. Santun

6. Materi Pelajaran
e. Mengamati untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah tentang alur logika
pemrograman komputer.
f. Mengumpulkan data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.
g. Mengolah data tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.
h. Mengomunikasikan tentang penerapan alur logika pemrograman komputer.

7. Pendekatan dan Model Pembelajaran


d. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
e. Metode Pembelajaran : Percobaan/Eksperimen
f. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

8. Media / Alat, Bahan Dan Sumber Belajar


Media : Microsoft Office,Aplikasi Whatsapp,
Youtube,
Internet, Microsoft Teams, Microsoft Office 365
Alat / Bahan : Smartphone, K o m p u t e r / Laptop, Alat Tulis, Aplikasi
Browser,
DevC++, CodeBlock, Dia, Microsoft Visio, Aplikasi
Smartphone
Sumber Belajar : 1. BSE Pemrograman Dasar Kelas X Semester Gasal
2. Buku Pemrograman Dasar Penerbit Quantum BOOK
2. Youtube
3. Google
9. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 3
Nilai Kecakapan Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Karakter/PPK Abad 21 (4C) Waktu
(menit)

Pendahuluan 1. Mengkondisikan kelas virtual/maya dengan Kemandirian 15


meminta siswa untuk login ke aplikasi Ms. Teams
dan melakukan webmeeting.
2. Memberi salam dan semangat kepada siswa.
3. Menanyakan kabar dan mengingatkan pentingnya Disiplin
menaati protokol covid-19 dimanapun berada.
4. Meminta siswa berdoa menurut agama dan Religius
kepercayaan masing-masing sebelum memulai
belajar.
5. Meminta siswa menyanyikan lagu kebangsaan Nasionalisme
6. Melakukan presensi dengan mempersilahkan siswa
membalas komentar HADIR pada postingan sesuai Disiplin
jam pembelajaran yang di tetapkan sekolah agar
siswa disiplin.
7. Siswa menyimak apersepsi dari guru dan Comunication
mengingat kembali tentang pembelajaran
sebelumnya dan mengaitkan dengan materi
pelajaran hari ini.

Inti 1. Orientasi siswa kepada masalah 60


2. Guru menyampaikan manfaat materi
pembelajaran.
3. Guru memberikan permasalahan terkait
bagaimana menerapkan algoritma
pemrograman menggunakan flowchart.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5. Mengorganisasi siswa
6. Guru menyampaikan teknis kegiatan
pembelajaran melalui serangkaian kegiatan
pengamatan, eksperimen mandiri dan
membuat laporan hasil eksperimen.
7. Guru dan siswa berdiskusi tentang teknis Comunication
pembelajaran melalui webmeeting di
Microsoft Teams.
8. Menutup sesi webmeeting dan melanjutkan
pembelajaran di Ms. Teams.
9. Membimbing Eksperimen (Individual)
10. Guru memberikan materi berupa postingan
materi dan video tutorial melalui platform Ms.
Teams.
11. Siswa diminta mempelajari materi yang Kemandirian
dibagikan melalui kelas maya microsoft teams
tentang menerapkan algoritma pemrograman
menggunakan flowchart

12. Siswa dipersilakan mengajukan pertanyaan dan Comunication


berdiskusi pada kolom komen dengan mereply
pada postingan di kelas maya terkait materi.
13. Siswa dipersilahkan mengembangkan (C6) Rasa Ingin Tahu, HOTS
materi, mengumpulkan data dan informasi dari Kemandirian
sumber lain yang berkaitan dengan algoritma
flowchary
14. Siswa mengunduh materi LKPD yang dibagikan Kemandirian
melalui Microsoft Teams.
15. Siswa melakukan praktikum mandiri dirumah Kemandirian Critical
menggunakan aplikasi flowchart menggunakan Thinking,
handphone android atau bagi yang mempunyai HOTS
laptop untuk membuat (P2) flowchart
menggunakan microsoft visio.
16. Melalui komentar di Teams siswa dan teman- Gotong-royong Collaboration
temannya bersama guru berdiskusi selama
praktikum mandiri berlangsung.

17. Mengembangkan & Menyajikan Hasil Karya Creativity,


18. Siswa menyusun (C6) LKPD berdasarkan hasil Kemandirian, Critical
praktikum yang dilakukan dengan hasil karya Jujur Thinking,
sendiri. HOTS
19. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai Collaboration
Laporan LKPD yang telah disusun via chat di
Teams/Whatsapp. Kemandirian
20. Siswa mengunggah file secara mandiri di
Microsoft Teams Kemandirian,
21. Siswa mengerjakan dengan kemampuan sendiri Jujur
di Microsoft Form yang dibagikan melalui
microsoft teams.
22. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
23. Guru meminta salah satu peserta didik untuk Comunication
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
24. Guru bersama siswa melakukan analisis dan Comunication
evaluasi proses pemecahan yang terkait dengan
algoritma flowchart.

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, Gotong-royong Comunication 15


dan melakukan kegiatan refleksi.
a. Apa yang telah dipelajari?
b. Apa yang belum dipahami pada pembelajaran ini?
2. Guru mempersilahkan siswa untuk menanyakan yang Comunication
belum dipahami.
3. Guru memberikan penguatan agar siswa memiliki
konsep tentang Algoritma Flowchart yang dipelajari.
4. Guru memberikan pesan dan menyampaikan materi Comunication
pada pertemuan berikutnya. Serta mengingatkan
untuk selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Disiplin
5. Guru meminta siswa untuk berdoa menurut agama
dan kepercayaan masing-masing Religius
6. Menutup pembelajaran dengan salam.

10. Penilaian
c. Teknik Penilaian:
d) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
Disiplin mengikuti pembelajaran online, Jujur, Tanggung Jawab, Santun dan Percaya Diri
dalam menyampaikan komentar.
e) Penilaian Pengetahuan : Tes Online
Siswa diminta mengerjakan Tugas online yang ada di microsoft Form dan review hasil
pengamatan melalui komentar dalam Microsoft Teams.
f) Penilaian Keterampilan : Praktik/Portofolio/proyek
Berdasarkan hasil laporan praktikum LKPD yang diupload Microsoft Office 365
d. Bentuk Penilaian:
d) Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
e) Tes online : Penugasan Lembar kerja siswa yang diunggah dengan menggunakan
Form Office 365
f) Unjuk kerja : Screen shoot / rekaman yang diunggah di Onedrive, Kelas Teams,
Assigment

Mengetahui; Surakarta, Juli 2020


Kepala SMK Negeri 5 Guru Mata Pelajaran

Drs. Edi Haryana, M.Pd Setyawan Harjanto, S.Kom


NIP. 19600908 198711 1 002 NIP. -
2. Instrumen Pengumpul Data
NO TEKNIK INSTRUMEN KETERANGAN
1 Observasi Lembar Observasi Terlampir
2 Tugas Membuat Algoritma Karya Peserta Didik
HASIL KEGIATAN PPL PJJ (PEMBELAJARAN JARAK JAUH)
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SMK NEGERI 5 SURAKARTA
TP. 2020 / 2021
 MATA PELAJARAN : PEMROGRAMAN DASAR
 MATERI : KONSEP DAN STRUKTUR ALGORITMA
 KOMPETENSI DASAR : 3.1.MENERAPKAN ALUR LOGIKA PEMROGRAMAN COMPUTER
4.1.MEMBUAT ALUR LOGIKA PEMROGRAMAN KOMPUTER
 IPK : 3.1.2 MENERAPKAN ALGORITMA PEMROGRAMAN DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH
 SEMESTER : GASAL
 GURU : SETYAWAN HARJANTO, S.Kom
 JAM KE : 3-5 (10.50 – 12.05 WIB)
 HARI / TANGGAL : SENIN, 26 OKTOBER 2020
 PLATFORM PJJ : MICROSOFT OFFICE 365 – MICROSOFT TEAMS

1. KEGIATAN PENDAHULUAN : Presensi untuk Sekolah Peserta Didik Kelas X RPL C dan Guru
2. KEGIATAN PENDAHULUAN : Pembukaan dan Presensi Mata Pelajaran Peserta Didik Kelas X RPL C

3. KEGIATAN PENDAHULUAN : Link Webmeet Pemrograman Dasar dengan Peserta Didik


4. KEGIATAN INTI : Proses KBM, pemberian materi kepada peserta didik berupa materi ajar dan
petunjuk penggunaan materi ajar

5. KEGIATAN INTI : Proses KBM via webmeet


6. KEGIATAN TUGAS DAN EVALUASI : Pemberian Tugas dan Evaluasi terkait dengan tingkat
pemahaman dan pengetahuan peserta didik, dan untuk memperoleh hasil Penilaian dari peserta
didik
Form Tugas Peserta Didik :
7. KEGIATAN TUGAS DAN EVALUASI : Hasil dari tugas dan evaluasi peserta didik

8. KEGIATAN PENUTUP : Penutup dan kesimpulan dari guru mata pelajaran

Anda mungkin juga menyukai