Anda di halaman 1dari 18

PERSIAPAN PASIEN PADA PEMERIKSAAN

COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN (CT SCAN)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keperawatan Medikal Bedah 2
yang dibina oleh Bapak Achlish Abdillah, S. ST., M. Kes.

oleh :
Kelompok 1
1. Aprilia Ni’matus Solikha (06/162303101016)
2. Fidiatur Roifa (17/162303101047)
3. Inge Oktavioni (21/162303101061)
4. Muntiyatul Choiro Safitri (28/162303101081)
5. Novita Siti Fatimah (33/162303101092)
Tingkat 3A

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER


KAMPUS LUMAJANG
Jalan Brigjend Katamso, Lumajang 67312 Telepon/FaX (0334)882262, 885920
Web: www.akper-lumajang.ac.id
Agustus 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, dipanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga makalah tentang
“Persiapan Pasien pada Pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan)” ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu disampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Achlish Abdillah,
S. ST., M. Kes. selaku dosen matakuliah Keperawatan Medikal Bedah 2 D3
Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang yang telah memberi tugas
mengenai “Persiapan Pasien pada Pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan)” dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tentu masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu diharapkan saran dan
kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata diharapkan semoga makalah tentang “Persiapan Pasien pada
Pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan)” ini, dapat memberikan
manfaat terhadap pembaca, mahasiswa khususnya.

Lumajang, 24 Agustus 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................7
2.1 Definisi......................................................................................................7
2.2 Prinsip Dasar.............................................................................................8
2.3 Instrumen CT Scan....................................................................................9
2.4 Prinsip Kerja............................................................................................12
2.5 Prosedur Pemeriksaan CT Scan..............................................................14
2.6 Risiko Pemeriksaan CT Scan..................................................................15
2.7 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................16
BAB 317 SIMPULAN DAN SARAN...................................................................17
3.1 Simpulan..................................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuhan menciptakan tubuh manusia begitu sempurna. Semua bagian tubuh
mempunyai fungsi dan peranan masing-masing dengan susunan dan struktur yang
sangat khas. Kerangka atau susunan tulang merupakan salah satu bagian tubuh
manusia yang terdiri atas dua bagian utama, yaitu tulang badan batang dan tulang
anggota badan. Tulang badan batang terbagi atas tiga bagian kerangka tubuh yaitu
tengkorak, tulang belakang (vertebra), dan rongga dada. Sementara itu, tulang
anggota badan terdiri atas dua bagian kerangka tubuh yaitu anggota gerak atas dan
anggota gerak bawah (Yueniwati, 2014).
Untuk dapat mengetahui apakah sebuah organ tubuh dalam keadaan
normal atau tidak, sebaiknya kita dapat mengetahui anatomi organ tubuh tersebut.
Selain itu, dengan mengetahui adanya kelainan tersebut, diharapkan kita dapat
memberikan penanganan secara tepat dan harapan untuk kesembuhan menjadi
lebih besar. Anatomi tulang belakang juga dapat diidentifikasi secara radiografi
(Yueniwati, 2014). Salah satu pemeriksaan radiografi yaitu pemeriksaan
Computed Tomography Scan (CT Scan). CT Scan adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang
tengkorak dan otak (Irawandi, 2018).
Tujuan utama penggunaan CT Scan adalah untuk pemeriksaan seluruh
organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan, rongga
perut. CT Scan mulai dipergunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam
proses diagnosa dan pengobatan pada pasien neurologis. Gambaran CT Scan
adalah hasil rekonstruksi komputer terhadap gambar X-Ray. Gambaran dari
berbagai lapisan secara multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari
substansi yang dilalui oleh sinar X (Sunardi, 2008). Dalam makalah ini, kami
akan membahas lebih lanjut tentang persiapan pasien pada pemeriksaan
Computed Tomography Scan (CT Scan).
.

4
5

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana persiapan pasien pada pemeriksaan Computed Tomography
Scan (CT Scan)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis tentang persiapan pasien pada pemeriksaan Computed
Tomography Scan (CT Scan) dalam konteks ilmu Keperawatan Medikal
Bedah.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan).
b. Mengetahui prinsip dasar pemeriksaan Computed Tomography Scan
(CT
Scan).
c. Mengetahui instrumen pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan).
d. Mengetahui prinsip kerja pemeriksaan Computed Tomography Scan
(CT
Scan).
e. Mengetahui prosedur pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan).
f. Mengetahui risiko pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan).
g. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pemeriksaan Computed
Tomography Scan (CT Scan).

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Untuk pengembangan keilmuan di bidang pembelajaran Keperawatan
Medikal Bedah.
6

b. Untuk menambah pengetahuan tentang persiapan pasien pada pemeriksaan


Computed Tomography Scan (CT Scan) dalam konteks ilmu Keperawatan
Medikal Bedah.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Manfaat Bagi Penulis
Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh penulis dapat berupa
pengalaman berharga dalam menyusun karya tulis ilmiah tentang
persiapan pasien pada pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT
Scan) ini, serta penulis juga bisa memperoleh informasi secara langsung
dari berbagai macam sumber ilmiah tentang definisi, prinsip dasar,
instrumen, prinsip kerja, prosedur, risiko, dan konsep asuhan keperawatan
pada pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan). Dengan
demikian penulis akan lebih bisa mengetahui bahwa pemeriksaan
Computed Tomography Scan (CT Scan) sangat penting untuk pasien-
pasien yang mengalami gangguan pada tulang atau persarafan.
b. Manfaat Bagi Pembaca
Manfaat yang diperoleh pembaca dapat berupa informasi tentang definisi,
prinsip dasar, instrumen, prinsip kerja, prosedur, risiko, dan konsep asuhan
keperawatan pada pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan). Dengan
demikian diharapkan pembaca bisa mengetahui tentang pentingnya
pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan) untuk pasien-pasien
yang mengalami gangguan pada tulang atau persarafan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang
tengkorak dan otak. Tujuan utama penggunaan CT Scan adalah untuk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut (Irawandi, 2018).
CT scan adalah test diagnostik yang memiliki informasi yang sangat
tinggi. Tujuan utama penggunaan CT scan adalah mendeteksi perdarahan intra
cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema
serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu CT scan juga dapat
digunakan dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian
basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh CT Scan (Sunardi,
2008).

Gambar 2.1 Pasien yang sedang melakukan pemeriksaan CT Scan

7
8

2.2 Prinsip Dasar


Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih
umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi
terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan
antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan
pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik
radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih
(overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada
bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat
menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu,
citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang
dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional (Yueniwati, 2014).
CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan
komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh
gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja
khusus yang secara perlahan-lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan.
Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu
yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit
sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan (waktu ini termasuk
waktu check-in nya).
Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit. Sebelum dilakukan
scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan
tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada
jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk
meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan
proses scanning khususnya untuk daerah perut (Yueniwati, 2014).

2.3 Instrumen CT Scan


9

Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat CT scan


(Yueniwati, 2014). Komponen-komponen tersebut, meliputi:

2.3.1 Meja Pemeriksaan


Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari Carbon
Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai, maka meja pemeriksaan akan
bergeser sesuai ketebalan slice (slice thickness). Meja pemeriksaan terletak
dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan dapat digerakkan maju,
mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol yang melambangkannmaju,
mundur, naik, san turun yang terdapat pada gantry.

2.3.2 Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya terdapat
tabung sinar-X, filter, detektor, DAS (Data Acquisition System). Serta lampu
indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi denganindikator data
digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja pemeriksaan, posisi
objek dan kemiringan gantry.
Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-X dan detektor
yang letaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar mengelilingi objek
yang akan dilakukan scanning. Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam
gantry:
a. Tabung sinar-X
Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat:
1) Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV
2) Ukuran focal spot kecil 10 – 1 mm
3) Tahan terhadap goncangan
b. Kolimator
Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu:
1) Kolimator pada tabunng sinar-X
Berfungsi untuk mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas lapangan
penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan adanya focal spot
kecil.
2) Kolimator pada detektor
10

Berfungsi untuk pengarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi


hambur dan menentukan ketebalan lapisan (slice thickness).
c. Detektor dan DAS (Data Acqusition system)
Setelah sinar-X menembus objek, maka akan diterima oleh detector yang
selanjutnya dan dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi
detector dan DAS secara garis besar adalah: untuk menangkap sinar-X yang telah
menembua objek, mengubah sinar-X dalam bentuk cahaya tampak, kemudian
mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal electron, lalu kemudian
menguatkan sinyal-sinyal electron tersebut dan mengubah sinyal electron tersebut
kedalam bentuk data digital.

2.3.3 Komputer
Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan. Berfungsi
untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data,
menampilkan (display) gambar serta untuk menganalisa gambar. Adapun elemen-
elemen pada computer adalah sebagai berikut:
a. Input Device
Unit yang menterjemahkan data-data dari luar kedalam bahasa computer
sehingga dapat menjalankan program atau instruksi.

2.3.4 CPU (Central Procesing Unit)


Merupakan pusat pengolahan dan pengolahan dari keseluruhan system
computer yang sedang bekerja. Terdiri atas :
a. ALU (Arithmetic Logic Unit)
Berfungsi untuk melaksanakan proses berupa arithmetic operation seperti
penambahan, pengurangan, pembagian, serta perkalian
b. Control Unit
Berfungsi untuk mengontrol keseluruhan system computer dalam melakukan
pengolahan data.
c. Memory Unit
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun instruksi yang sedang
dikerjakan.

d. Output Device
11

Digunakan untuk menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat


dengan mudah dilihat oleh personilyang mengoperasikannya, misalnya CRT
(Cathoda Ray Tube).
e. Layar TV Monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan gambar dari objek yang diperiksa
serta menampilkan instruksi-instruksi atau program yang diberikan.

2.3.5 Image Recording


Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari computer ketika
melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar menggunakan:
a. Magnetik Disk
Digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau gambaran, apabila
gambaran akan ditampilkan dan diproses. Magnetic disk dapat menyimpan dan
mengirim data dengan cepat, bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan
ferromagnetic. Kapasitasnya sangat besar.
b. Floppy Disk
Biasa disebut dengan disket, merupakan modifikasi dari magnetic disk,
bentuknya kecil dan fleksibel atau lentur. Floppy disk mudah dibawa dan
disimpan. Kapasitasnya relative kecil (sekarang sudah tidak digunakan lagi).

2.3.6 Operator Terminal


Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian system
secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran sesuai dengan
kebutuhan.

2.3.7 Multiformat Kamera


Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu
film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat CT dan
film yang digunakan.
12

Gambar 2.2 Komponen CT Scan

2.4 Prinsip Kerja


Pada alat konvensional tube sinar X berputar secara fisik dalam bentuk
sirkuler. Sedangkan pada alat elektron beam tomography (EBT) yang berputar
adalah aliran elektronnya saja. Data yang dihasilkan akan memperlihatkan
densitas dari berbagai lapisan. Pada saat sinar X melalui sebuah lapisan maka
lapisan tersebut akan mengabsorbsi sinar dan sisanya akan melalui lapisan
tersebut yang akan ditangkap oleh detektor yang sensitif terhadap elektron.
Jumlah radiasi yang diabsorbsi akan tergantung pada densitas jaringan yang
dilaluinya. Pada tulang energi yang melalui (penterasi) jaringan itu lebih sedikit
maka akan muncul gambaran berwarna putih atau abu-abu yang terang.
Sedangkan pada cairan serebrospinal dan udara akan menghasilkan gambaran
lebih gelap. CT Scan dapat memberikan gambaran pada potongan 0,5-11,3 cm dan
memberikan gambaran akurat pada abnormalitas yang sangat kecil (Sunardi,
2008).
CT Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan
sebagai pemandu untuk prosedur intervensi. Kadang-kadang membandingkan
material seperti kontras yang diodinasi kedalam pembuluh darah. Ini berguna bagi
menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak akan sukar untuk
menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga
membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisu.
13

Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT scan adalah radiodensitas. Ukuran
tersebut berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit.
Hounsfileds sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan (Sunardi, 2008).
Peningkatan teknologi CT Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang
diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan
peningkatan kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di
penempatan yang sama dari suatu penjuru/sudut berbeda) telah meningkat dari
waktu ke waktu. Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali
lebih tinggi dibanding penyinaran konvensional meneliti. Sinar-X adalah suatu
format radiasi pengion dan tentunya berbahaya (Sunardi, 2008).
Aplikasi pada klinis:

2.4.1 Pada cranial:


a. Diagnosis dari cerebrovascular accidents dan intracranial hemorrhage
b. Deteksi tumor; CT scan dengan kontras lebih sensitif dari MRI
c. Deteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture
atau evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt.
d. Evaluasi fraktur wajah atau kranial
e. Pada kepala/ leher/ wajah/ mulut CT scanning digunakan pada rencana
operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan evaluasi tumor sinus,
nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental

2.4.2 Pada dada


a. Mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru
b. Evaluasi proses interstitial kronik (emfisema, fibrosis)
c. Evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per IV
d. Metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta menggunakan
kontras IV

2.4.3 Pada abdomen dan pelvik


a. Diagnosis pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis, anerisma
aorta abdomen, obstruksi usus
b. Pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
14

c. CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah


ultrasonografi

2.4.4 Pada ekstremitas


a. Digunakan pada fraktur kompleks

2.5 Prosedur Pemeriksaan CT Scan


2.5.1 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan CT Scan
a. Berat badan klien di bawah 145 kg
b. Kesanggupan klien untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25
menit
c. Apakah klien bebas dari alergi iodine.
d. Ginjal klien harus normal (Irawandi, 2018)

2.5.2 Persiapan pasien CT Scan


Sebelum dilakukannya pemeriksaan penunjang CT Scan pada otak, ada
berbagai persiapan pasien meliputi:
a. Klien dan keluarga klien sebaiknya diberikan informasi mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan.
b. Informed concent.
c. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang
timbul akibat pemeriksaan tersebut, khususnya akibat pemakaian bahan
kontras.
d. Pasien dianjurkan untuk puasa. Pasien sebaiknya puasa minimal 6-8 jam
sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan
tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras secara intravena.
e. Injeksi bahan kontras dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus
melalui kontras intravena. Teknik injeksi secara IntraVena (Seeram, 2001)
f. Jenis media kontras: omnipaque, visipaque
g. Volume pemakaian: 2–3 mm/ kg, maksimal 150 m
h. Injeksi rate: 1-3 mm/ sec (Irawandi, 2018)
15

2.5.3 Prosedur Pasien CT Scan


a. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
b. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
c. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari
beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
d. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
e. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan
komputer.
f. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar
dengan memakai protektif lead approan.
g. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapikan. Hal yang perlu diperhatikan:
1) Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras yang disuntikkan. Bila
terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
2) Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur
berlangsung.
3) Ukur intake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah
pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri
merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat
oleh seorang perawat dan dokter. (Irawandi, 2018)

2.6 Risiko Pemeriksaan CT Scan


Risiko pemeriksaan CT Scan terdiri atas risiko terhadap paparan radiasi
sinar X dan risiko reaksi alergi terhadap pemakaian kontras. CT Scan
memeberikan paparan sinar X lebih besar daripada foto rontgen biasa.
Penggunaan sinar X dan CT scan secara berkali-kali dapat meningkatkan risiko
terkena kanker. Seseorang yang memiliki riwayat alergi terhadap pemakaian
kontras, sebelumnya harus berhati-hati bila akan menjalani pemeriksaan CT scan
dengan kontras. Pada umumnya, kontras yang digunakan secara intravena
mengandung iodin (Kertoleksono, 2008 dalam Yueniwati, 2014)

2.7 Konsep Asuhan Keperawatan


16

Tidak ada kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada klien.


Namun sebagai radioaktif terlebih lagi adanya penggunaan zat kontras maka
perawat harus memperhatikan beberapa hal. Berikut ini adalah asuhan
keperawatan yang dapat dilakukan pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan
diagnostik CT Scan (Sunardi, 2008).

2.7.1 Pengkajian
Pengkajian terutama ditujukan kepada penggunaan zat kontras. Zat yang
umum digunakan adalah iodium atau barium. Kaji apakah ada adanya reaksi
terhadap zat kontras seperti hematoma pada tempat injeksi dan nadi pada area
sekitarnya Sedangkan sebelum pemberian perlu diaji apakah klien memiliki elargi
tertentu contohnya terhadap iodium atau terhadap ikan yang dikeringkan.
Penggunaan kontras dapat berbahaya karena dapat mengiritasi pembuluh darah.
Sedangkan klien yang memiliki kecenderungan alergi dapat mengalami shock
anafilaktik.

2.7.2 Diagnosis
Pelaksanaan CT Scan sendiri tidak memiliki bahaya yang fatal kecuali
pada dosis radiasi yang tinggi atau telah terakumulasi. Sedangkan bahaya
sesungguhnya dapat terjadi pada penggunaan kontrast. Diagnosa yang dapat
muncul adalah resiko trauma b.d iritasi dan alergi akibat pemberian benda kontras
Sebagai sebuah alat yang asing maka CT Scan juga dapat memunculkan rasa
cemas pada klien, pada klien dengan resiko tertentu ini akan membahayakan
dirinya.

2.7.3 Intervensi
a. Kaji adanya alergi terhadap zat kontras
b. Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang CT Scan termasuk prosedur
pemeriksaannya
c. Jelaskan tentang adanya pemberian kontras
d. Pindahkan alat bantu yang mengganggu sebelum pemeriksaan
e. Ajarkan klien gejala pada reaksi alergi (takipnea, distress pernafasan,
urtikaria, mual dan muntah)
BAB 3
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah suatu prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang
tengkorak dan otak. Tujuan utama penggunaan CT Scan adalah untuk
pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti susunan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut.
Tidak ada kontraindikasi medis terhadap pelaksanaan CT Scan pada klien.
Namun sebagai radioaktif terlebih lagi adanya penggunaan zat kontras maka
perawat harus memperhatikan beberapa hal. Risiko pemeriksaan CT Scan terdiri
atas risiko terhadap paparan radiasi sinar X dan risiko reaksi alergi terhadap
pemakaian kontras. CT Scan memeberikan paparan sinar X lebih besar daripada
foto rontgen biasa. Penggunaan sinar X dan CT scan secara berkali-kali dapat
meningkatkan risiko terkena kanker.

3.2 Saran
Makalah yang kami susun semoga dapat membantu kita untuk lebih
memahami tentang persiapan pasien pada pemeriksaan CT Scan. Dan sebagai
mahasiswa keperawatan yang kedepannya akan melakukan pelayanan
keperawatan, maka kita harus lebih memahami tentang persiapan pasien pada
pemeriksaan CT Scan. Sehingga diharapkan kedepannya kita bisa memberikan
pelayanan keperawatan dengan lebih baik dan lebih bermutu atau berkualitas.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kesalahan, kekurangan, serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun
dalam pengonsepan materi. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar ke depan lebih baik dan kami berharap kepada semua
pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Irawandi, D., 2018. Persiapan Pasien dengan CT Scan Otak, MRI, Angiografi
Serebral, Lumbal Punctie. [Online] Available at: https://dediirawandi.
files.wordpress.com/2018/04/persiapan-pasien-dengan-ct-scan-otak
mri.pdf [Accessed 24 Agustus 2018].

Sunardi, 2008. Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) pada Sistem Neurologis. [Online] Available at:
https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf
[Accessed 24 Agustus 2018].

Yueniwati, Y., 2014. Prosedur Pemeriksaan Radiologi Untuk Mendeteksi


Kelainan dan Cedera Tulang Belakang. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai