ABSTRAK
Daerah aliran sungai (DAS) Benanai di kawasan Besikama sering terjadi
banjir dan menghambat pembangunan pertanian. Namun masyarakat di DAS
tersebut kreatif dan menghasilkan sistem pertanian yang unik. Sistem
pertanian yang dikembangkan adalah sistem usahatani jagung ahuklean. Pada
sistem ini masyarakat menanam jagung dengan membuat lubang tanam
dengan kedalaman 25 – 30 cm. Sistem usahatani ini hanya dilaksanakan pada
musim kemarau. Jagung tumbuh dan berkembang tanpa mendapat pengairan
tambahan dan hanya tergantung pada resapan air dari sungai. Produktivitas
jagung yang diperoleh masih sangat rendah. Penyebabnya antara lain
penggunaan varietas lokal. Penelitian ini bertujuan (1) memperkenalkan
varietas unggul jagung dalam sistem usahatani jagung ahuklean, (2)
membandingkan produktivitas jagung varietas lokal dan varietas unggul, (3)
mengetahui sumbangan varietas unggul terhadap perubahan pendapatan
petani. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau (Juli – Oktober) 2009.
Pada penelitian ini diperkenalkan 2 varietas unggul yakni Sri Kandi Putih dan
Hibrida Bima 1 dengan varietas lokal sebagai pembanding. Penelitian
menggunakan pendekatan partisipatif yang berorietansi pada pengguna
dengan melibatkan kelompok tani sebagai pelaku utama. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa petani sangat antusias terhadap varietas baru yang
diperkenalkan dan berniat untuk mengembangkannya. Dalam penelitian ini
varietas lokal menghasilkan 2,08 t/ha, Srikandi putih sebanyak 4,61 t/ha, dan
hibrida Bima 1 mencapai 5,42 t/ha. Produktivitas ini mampu memberikan
pendapatan sebesar Rp 5.200.000/ha dari varietas lokal, Srikandi putih Rp
11.525.000/ha, dan hibrida Bima 1 Rp 13.550.000/ha.
666 Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono : Produktivitas Jagung dan Pendapatan Petani pada Sistem
Usahatani Jagung Ahuklean di Daerah Aliran Sungai Benanai – Kawasan Besikama NTT
pertanian yang unik. Sistem pertanian jagung ahuklean membutuhkan tenaga
yang dikembangkan pada wilayah DAS kerja mencapai 20,25 HOK.
tersebut adalah sistem usahatani jagung Produktivitas jagung yang
AHUKLEAN. diperoleh masih sangat rendah yakni
Sistem Usahatani Jagung Ahuklean hanya mencapai 1,057 t/ha, (Bambang
merupakan suatu upaya pemanfaatan dkk 2001). Pada tahun 2005
lahan endapan dan resapan air sungai produktivitas jagung di NTT hanya
pada musim kemarau (bulan Juli – mencapai 2,303 t/ha sementara rata-rata
Oktober) dengan menanam jagung yang produktivitas nasional telah mencapai
ditugal secara dalam tanpa mendapat 3,428 t/ha (Anonim 2007). Sedangkan
pengairan tambahan baik hujan maupun hasil penelitian jagung di NTT,
irigasi. Pada sistem ini masyarakat produktivitas jagung varietas Lamoru
menanam jagung dengan membuat telah mencapai 4,8 t/ha (Hosang 2004).
lubang tanam yang dalam antara 25 – 30 Rendahnya produktivitas jagung tersebut
cm. Sistem usahatani ini hanya antara lain disebabkan oleh penerapan
dilaksanakan pada musim kemarau. teknologi bagi sistem budidaya jagung
Jagung tumbuh dan berkembang tanpa masih sangat sederhana yang dibarengi
mendapat pengairan tambahan dan dengan penggunaan varietas lokal dalam
hanya tergantung pada resapan air dari mengembangkan usahatani tersebut.
sungai. Usahatani jagung ahuklean ini Tujuan Penelitian adalah
dikembangkan pada musim tanam ke Memperkenalkan varietas unggul jagung
tiga dari pola tanam setahun. Menurut bagi masyarakat dalam mengembangkan
Leki Seran dkk (2002) bahwa pada sistem usahatani jagung ahuklean,
daerah aliran sungai Benanai yang Membandingkan produktivitas jagung
memiliki ketersediaan air tanah yang varietas lokal dan varietas unggul,
cukup dangkal atau daerah yang masih Mengetahui sumbangan penggunaan
memiliki kelembaban yang cukup untuk varietas unggul terhadap perubahan
diusahakan tanaman jagung maka pada pendapatan petani.
musim ke tiga masyarakat melakukan
atau mengembangkan sistem usahatani
jagung musim ke III yang dikenal sistem METODOLOGI PENELITIAN
budidaya jagung Ahuklean. Pola ini
Lokasi dan Waktu
merupakan suatu budaya pertanian yang
selalu dilakukan setiap tahun secara Lokasi penelitian yang dipilih
rutin. Dan menurut Wariso (2000) adalah Desa Rabasa Kecamatan Malaka
teknologi ini merupakan budaya warisan Barat - Kabupaten Belu. Kegiatan ini
sehingga tanam jagung pada musim dilaksanakan pada musim kemarau 2009
tanam ke III merupakan suatu budaya yang mewakili daerah aliran sungai
pertanian dimana petani melakukan (DAS) Benanai
penanaman jagung dengan cara ditugal
dalam. Sistem usahatani jagung Ahuklean Ruang Lingkup Penelitian
juga merupakan salah satu budaya Penelitian ini merupakan
pertanian yang dikembangkan oleh penelitian sistem usahatani dengan
masyarakat di daerah aliran sungai mengembangkan usahatani jagung pada
(DAS) Benanai. salah bagian dari pola tanam setahun.
Cara penanaman jagung ahuklean Pola tanam setahun yang biasanya
membutuhkan tenaga kerja yang cukup dilakukan oleh masyarakat di daerah
banyak. Hal ini disebabkan oleh karena aliran sungai (DAS) Benanai adalah
cara pembuatan lubang tanam yang unik jagung – jagung/kacang hijau – jagung.
bagi jagung ahuklean. Lubang tanam Penelitian menitikberatkan perhatian
jagung ahuklean dibuat dalam dengan pada penanaman jagung musim ketiga.
kedalaman antara 25-30 cm. Menurut
Bambang dkk (2001) bahwa penanaman
Tabel 1. Penerapan Paket teknologi pada Penelitian Sistem Usahatani Jagung Ahuklean,
di Kawasan Besikama – Belu, 2009
Komponen Teknologi Teknologi Petani Teknologi Perbaikan
Komoditas Jagung Jagung
Benih :
Srikandi Putih dan Hibrida
Jagung (varietas) Lokal
Bima 1.
Jumlah (kg/ha) 20
20
Pembersihan secara Pembersihan rerumputan/
Pengolahan tanah
manual Herbisida
Tanam jagung Manual Manual
Jarak Tanam Acak 80 X 40 cm
Jumlah tanaman/lubang 3-4 tanaman 2 tanaman
Pemupukan - Pupuk cair
Penyiangan 2 kali 2 kali
Pengendalian hama dan Penyakit - Penyemprotan Insektisida
Saat klobot
Panen Saat klobot mengering
mengering
668 Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono : Produktivitas Jagung dan Pendapatan Petani pada Sistem
Usahatani Jagung Ahuklean di Daerah Aliran Sungai Benanai – Kawasan Besikama NTT
Variabel Penelitian > 1 maka teknologi introduksi atau
teknologi pemantapan (perbaikan)
Prosedur pengumpulan data
mampu menggantikan jenis tekologi
dilakukan secara berkala disesuaikan
yang diterapkan oleh petani.
dengan jenis kegiatan dalam usahatani.
Data dapat dikumpulkan pada saat
pelaksanaan setiap tahapan kegiatan
MBCR Teknologi Selisih Penerimaan
dalam pengkajian. Data yang =
dikumpulkan dapat meliputi data teknis, Perbaikan vs tek.
Petani
Selisih Biaya
dan data ekonomi yang berhubungan
komoditas jagung. Wawancara dan
pengamatan langsung digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengumpulkan informasi yang relavan
dengan kegiatan usahatani. Deskripsi Pola Tanam di Lokasi
Penelitian
Analisis Data
Pola tanam setahun sistem
Untuk mencapai tujuan yang ingin usahatani yang dikembangkan oleh
dicapai dalam pengkajian ini maka masyarakat di kawasan Besikama lebih
seperangkat alat analisis yang akan diarahkan pada upaya pemenuhan
diterapkan yakni : (1) Analisis statistik kebutuhan pangan keluarga (food
sederhana, (Gomez and Gomez, 1983). security). Pola tanam setahun di
Data yang dikumpulkan kemudian Kawasan Besikama yakni Jagung -
ditabulasi dan dilanjutkan dengan Jagung atau jagung/kacang hijau –
analisis statistik sederhana. (2) Analisis jagung. Pada lahan – lahan yang tidak
finansial digunakan untuk mengevaluasi memungkinkan untuk penanaman
keragaan finansial teknologi yang dikaji, jagung musim ke tiga maka lahan di
(3) Analisis terhadap kelayakan berokan sehingga pola tanamnya adalah
Teknologi. Jagung - Jagung atau jagung/kacang hijau
– bero. Pada musim tanam I umumnya
a. Analisis Kelayakan Finansial diusahakan tanaman jagung secara
Untuk mengukur efisiensi masing- monokultur. Penanaman musim I jatuh
masing usaha tani terhadap setiap pada awal musim hujan yakni biasanya
penggunaan input dapat digambarkan jatuh pada bulan Desember. Umumnya
oleh nilai imbangan antara jumlah biaya varietas yang digunakan adalah varietas
(pengeluaran) dengan penerimaan yang lokal yang sangat tahan terhadap hama
secara sederhana dapat diturunkan dari gudang. Hal ini dikarenakan oleh pola
rumus (Kadariah,1998). orientasi petani pada upaya pemenuhan
kebutuhan bahan pangan keluarga.
Penerimaan Dengan demikian orientasi masyarakat
R/C = pada musim tanam I umumnya untuk
Biaya
mencukupi kebutuhan pangan keluarga.
Nilai R/C > 1 menunjukkan bahwa
Tanaman jagung musim I dapat dipanen
usahatani tersebut layak secara finansial, pada bulan April.
karena jumlah penerimaan yang Pada musim tanam II, petani di
diperoleh lebih besar dari jumlah biaya kawasan Besikama selalu mengusahakan
yang dikeluarkan tanaman jagung yang direlay dengan
tanaman kacang hijau. Penanaman
b. Analisis kelayakan perubahan musim tanam ke II jatuh pada bulan April
Teknologi dan akan dipanen pada bulan Juni-Juli.
Untuk mengukur Kelayakan Biasanya dipanen muda dan jika
suatu jenis teknologi introduksi atau kelebihan dapat dipanen tua jika klobot
teknologi pemantapan atau perbaikan mengering. Sedangkan tanaman kacang
dengan Marginal Benefit Cost Ratio hijau baru dilakukan penanaman pada
(MBCR). Nilai perbandingan tersebut jika
Tabel 2 pola tanam setahun pada sistem usahatani lahan kering di Kawasan Besikama-
Belu
Bulan 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Musim MT I Jagung MT II Jagung/Kacang Hijau
Tanam
MT III Jagung Ahuklean
Tabel 3. Pertumbuhan Jagung di Kelompok Tani Sinar Wedori - FMA Desa Rabasa, NTT
2009.
670 Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono : Produktivitas Jagung dan Pendapatan Petani pada Sistem
Usahatani Jagung Ahuklean di Daerah Aliran Sungai Benanai – Kawasan Besikama NTT
hanya mengandalkan kelembaban tanah antara 4,1–5,49 t/ha, dan produktivitas
akibat resapan air dari sungai namun jagung hibrida Bima 1 mencapai rata-
sistem ini mampu memberikan rata 5,42 t/ha dengan kisaran
pertumbuhan yang cukup normal pada produktivitas antara 4,63–6,31 t/ha.
tanaman jagung yang diusahakan, karena Produktivitas ini mengindikasikan
mendapat kecukupan air yang berasal bahwa walaupun tanaman jagung hanya
dari resapan air dari sungai. diusahakan dengan mengandalkan
resapan air sungai untuk menciptakan
Keragaan Produktivitas Jagung kondisi kelembaban tanah yang sesuai
bagi pertumbuhan tanaman jagung,
Tanaman jagung yang diusahakan
namun tanaman jagung yang diusahakan
pada musim ke III atau musim kemarau
mampu memberikan produksi yang
yang lebih dikenal sebagai jagung
cukup memamdai bagi petani jika pada
ahuklean diharapkan dapat menjadi
sistem tersebut diusahakan dengan
penyedia bahan pangan pada musim
jagung varietas unggul yang berdaya
paceklik. Dengan mengusahakan
hasil tinggi. Hal ini dapat bermakna
tanaman jagung pada musim ke III
bahwa petani mampu menghasilkan
diharapkan dapat membantu petani
bahan pangan yang cukup untuk
menyediakan bahan pangan yang
mengantasipasi kekurangan bahan
memadai. Produktivitas jagung yang
pangan pada musim paceklik terutama
dihasilkan petani pada musim ke III
pada bulan Desember – Februari. Dengan
umumnya hanya sebanyak 1 ton/ha. Hal
adanya perbedaan produktivitas yang
ini disebabkan oleh karena penggunaan
diperoleh maka petani sangat tertarik
varietas yang memiliki daya
untuk mengembangkan sistem usahatani
produktivitas yang rendah. Pada
jagung ahuklean dengan menggunakan
penelitian diperkenalkan jagung varietas
varietas unggul maupun hibrida.
SriKandi Putih dan Hibrida Bima 1.
Kedua jenis jagung ini memiliki daya
Analisis Finansial Usahatani Jagung
produktivitas yang tinggi. Rata-rata
Ahuklean
produktivitas jagung yang dihasilkan
pada penelitian ini dengan Keragaan sistem usahatani jagung
mengusahakan sistem budidaya jagung Ahuklean dapat diidentifikasi
Ahuklean dapat dilihat pada Tabel 4 berdasarkan komponen biaya dan
sebagai berikut. penerimaan. Komponen biaya terdiri
Produktivitas jagung yang dari biaya sarana produksi dan biaya
dihasilkan dengan menggunakan varietas tenaga kerja. Sedangkan komponen
lokal hanya rata-rata sebanyak 2,08 t/ha penerimaan merupakan total produksi
dengan kisaran antara 1,88–2,38 t/ha. yang dihasilkan dikalikan dengan harga
Sedangkan produktivitas jagung varietas per satuan kg. Keragaan Finansial
Sri Kandi Putih dapat mencapai rata-rata Usahatani Jagung Ahuklean dapat dilihat
4,61 t/ha dengan kisaran produktivitas pada Tabel 4 sebagai berikut.
Produksi (ton/ha)
Varietas Jagung
I II III Rata-rata
Bima 1 5,32 6,31 4,63 5,42
Sri Kandi Putih 4,10 5,49 4,24 4,61
Lokal 2,38 1,88 2,00 2,08
672 Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono : Produktivitas Jagung dan Pendapatan Petani pada Sistem
Usahatani Jagung Ahuklean di Daerah Aliran Sungai Benanai – Kawasan Besikama NTT
Dari tabel tersebut di atas dapat pengembangan sistem usahatani jagung
dilihat bahwa biaya tenaga kerja untuk ahuklean.
penanaman jagung ahuklean sangat
besar. Hal ini disebabkan oleh karena KESIMPULAN
pembuatan lubang tanam membutuhkan
1. Penampilan tanaman jagung pada
tenaga yang banyak. Sistem usahatani
sistem usahatani ahuklean sangat
yang menggunakan varietas lokal dengan
berbeda antara varietas Srikandi
menerapkan jarak tanam acak atau pola
Putih, hibrida Bima 1 dengan
petani total penggunaan tenaga kerja
varietas lokal, baik pada
sebanyak 22 HOK. Sedangkan sistem
pertumbuhan maupun
usahatani yang menggunakan varietas
produktivitas.
unggul dan hibrida dengan menerapkan
jarak tanam acak atau pola petani total 2. Petani dapat membandingkan secara
penggunaan tenaga kerja sebanyak 28 langsung produktivitas jagung
HOK. varietas lokal dan varietas unggul.
Pada tabel 4 tersebut juga dapat Produktivitas jagung varietas yang
dilihat bahwa produktivitas jagung yang ditanam pada sistem usahatani
dihasilkan berbeda antara varietas lokal jagung ahuklean 2,08 t/ha,
dengan varietas Sri Kandi Putih dan sedangkan produktivitas jagung
Hibrida Bima 1. Perbedaan produktivitas varietas Srikandi Putih 4,61 t/ha,
tersebut berpengaruh terhadap dan produktivitas jagung hibrida
pendapatan yang diperoleh petani. Bima 1 mencapai 5,42 t/ha.
Pendapatan dari sistem usahatani jagung 3. Penggunaan jagung hibrida Bima 1
ahuklean yang menggunakan hibrida dan jagung varietas Srikandi Putih
Bima 1 dapat mencapai Rp pada sistem usahatani jagung
13.550.000/ha, sistem usahatani jagung ahuklean mampu memberikan
ahuklean yang menggunakan varietas Sri pendapatan yang lebih tinggi dari
Kandi Putih dapat mencapai Rp pendapatan petani dari sistem
11.525.000/ha dan sistem usahatani usahatani jagung yang menggunakan
jagung ahuklean yang menggunakan varietas lokal. Pendapatan petani
varietas lokal dapat mencapai Rp dari sistem usahatani jagung yang
5.200.000/ha. Selain itu itu marginal menggunakan jagung hibrida Bima 1
benefit cost ratio dari sistem usahatani mencapai Rp 13.550.000/ha.
yang menggunakan jagung hibrida Pendapatan dari sistem usahatani
memberikan nilai yang lebih besar dari jagung ahuklean yang menggunakan
penggunaan varietas Sri Kandi Putih. varietas Srikandi Putih Rp
MBCR dari sistem usahatani jagung 11.525.000/ha dan pendapatan
ahuklean yang menggunakan jagung petani sistem usahatani jagung
hibrida Bima 1 memberikan nilai MBCR ahuklean yang menggunakan
sebesar 2,4 dan sistem usahatani jagung varietas lokal Rp 5.200.000/ha.
ahuklean yang menggunakan jagung
varietas Sri Kandi Putih memberikan
nilai MBCR sebesar 1,4. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
mengindikasikan bahwa penggunaan
jagung hibrida Bima 1 dan jagung Anonimous 2007. Nusa Tenggara Timur
varietas Sri Kandi Putih layak untuk dalam Angka. BPS Propinsi Nusa
dikembangkan pada sistem usahatani Tengara Timur.
jagung ahuklean. Dengan demikian Bambang M. J. Bobohoe, C. Y. Bora dan Y.
penggunaan varietas unggul dan hibrida L. Seran. 2001. Peningkatan
dapat meningkatkan pendapatan yang Produktivitas Jagung Ahuk Klean.
diperoleh petani. Sehingga petani Prosiding Simanar Nasional
antusias untuk menggunakan varietas Pengembangan Teknologi
unggul atau hibrida dalam Pertanian Berbasis Sumber Daya
lokal dan Ramah Lingkungan
674 Yohanes Leki Seran, Medo Kote dan Joko Triastono : Produktivitas Jagung dan Pendapatan Petani pada Sistem
Usahatani Jagung Ahuklean di Daerah Aliran Sungai Benanai – Kawasan Besikama NTT