Disusun Oleh :
Salwa Qothrun Nada
(P17320119079)
2B
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporam Praktik Terapi Bermain Pada Anak
Usia Pra-Sekolah ” dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak. Pembuatan laporan ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi Keperawatan Anak dari berbagai referensi. Kami gunakan
metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat memberikan informasi
yang akurat dan bisa dibuktikan.
Dalam penyusunan laporan ini pastinya ada kekurangan, oleh karena itu penyusun
menampung segala kritik dan saran dari pembaca. Penyusun harap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi dosen mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa untuk rekan-rekan semua
yang telah bekerja sama dan memberikan dukungannnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal baru . Beberapa
tindakan telah banyak direkomendasikan untuk meminimalkan dampak hospitalisasi, namun
sampai saat ini yang paling banyak digunakan dan diyakinin paling efektif adalah dengan terapi
bermain menyusun rencana kegiatan terapi bermain di RS dengan melakukan langkah
menetapkan tujuan bermain bag anak sesuai dengan kebutuhannya, menentukan sasaran
menentukan waktu dan tempat,mentapkan jenis dan alat permainan yang akan digunakan
menjelaskan prinsip bermain yang akan dilakukan, menuliskan pengorganisasian dalam
kelompok menguraikan proses bermain yang akan dilakukan menuliskan hambatan yang
mungkin terjadi, menuliskan antisipasi untuk meminimalkan hambatan, menuliskan kriteria
evaluasi dari kegiatan yang akan dilakukan.
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,
mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Bermain juga merupakan kegiatan secara sukarela yang dilakukan untuk kesenangan dan
tidak ada paksaaan serta tidak tergantung pada usia, tetapi tergatung pada kesehatan dan
kesenangan yang di peroleh. Anak terkadang tidak dapat melalui masa kanak kanak nya dengan
mulus. Ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan
sehingga anak harus menjalani perawatan di rumah Sakit ( Soetjiningsih )
Fenomena perpisahan dan pengalaman anak yang menjalani rawat Inap menunjukkan bahwa
anak yang di lakukan perawatan di rumah sakit akan mengalami perubahan status emosional,
begitu juga pada orang tua.Fenomena perpisahan tersebut menyebabkan anak berperilaku kurang
baik,seperti menangis, agresif, menarik diri dan dan hipoaktif ( Pressley, 2011).
Anak yang di rawat, juga mengalami regresi. Bentuk regresi tercermin dalam keinginan
untuk dekat dengan orangtua, menangis, merintih, menghisap ibu jari atau lebih serius adalah
penolakan untuk makan dan melakukan aktifitas motorik yang berlebihan ( Bernand & Wilson
2015)
Anak usia pra sekolah membutuhkan informasi dan bimbingan untuk mengorientasi diri
dalam situasi yang tidak diketahui dan berpartisipasi dalam keputusan mengenai kehidupan
sehari-hari. Anak memerlukan waktu untuk bermain sehingga perlu diajarkan strategi koping
yang memberikan kesempatan anak untuk berperan aktif. Aktifitas bermain di sesuaikan dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak karena pada dasarnya permainan adalah alat
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Jenis permainan yang sesuai untuk anak usia pra
sekolah adalah “ Associative play, Dramatic play dan Skill Play. Permainan yang menggunakan
kemampuan motorik ( Skill Play ) banyak di pilih anak usia pra sekolah. Mainan yang
Jenis permainan puzzle digunakan dalam penelitian ini, karena puzzle dapat meningkatkan
daya pikir anak. Permainan puzzle termasuk permainan multifungsi, yaitu permainan yang
mengandung banyak fungsi atau manfaat. Selain itu, perminan puzzle termasuk permainan yang
dapat meningkatkan daya kognitif, karena anak, akan bermain dengan cara menfokuskan
perhatiannya ke permainan di anjurkan salah satunya adalah rangkaian konstruksi kayu dan
plastik.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Setelah di lakukan praktikum , mahasiswa mampu melaksanakan terapi bermain di RS
Tujuan Khusus
Setelah di lakukan praktikum, mahasiswa mampu membuat rencana kegiatan terapi
bermain
1. Mengetahui tujuan terapi bermain anak pra sekolah sesuai dengan kebutuhannya di RS
2. Mengetahui sasaran terapi bermain anak pra sekolah di RS
3. Mengetahui waktu dan tempat terapi bermain anak pra sekolah di RS
4. Mengetahui jenis dan alat terapi bermain anak pra sekolah di RS
5. Mengetahui pengorganisasian dan strategi terapi bermain anak pra sekolah di RS
6. Mengetahui hambatan dan antisipasi terapi bermain anak pra sekolah di RS
7. Mengevaluasi kegiatan terapi bermain anak pra sekolah di RS
BAB II
ISI
Kasus 2
Anda adalah seorang leader dalam kegiatan terapi bermain. Saat ini kegiatan terapi bermain di
salah satu ruang rawat anak di RS. Pada ruangan tersebut terdapat beberapa anak berusia pra-
sekolah dengan berbagai penyakit yang di rawat.
2.2 Sasaran
Sasaran terapi bermain di RS adalah anak yang di rawat di ruang anak yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Usia Pra- sekolah ( 4- 6 tahun)
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda- tanda Vital stabil
4. Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
5. Tidak ada kontraindikasi dari aspek medis
No Waktu Kegiatan
1 12.00 s.d 12.10 Persiapan Alat ( Puzzle )
Persiapan Tempat ( Ruangan )
Persiapan Anak
2 12.10 s.d 12.30 Pelaksanaan
a. Pembukaan
Memperkenalkan diri
Bina trush
Menjelaskan tujuan bermain kepada orang tua
Meminta persetujuan kepada orang tua
Kontrak waktu
b. Proses bermain
Leader menjelaskan cara bermain
Menanayakan pada anak, aapakah anak
mau bermain atau tidak
Membagikan permainan
Menanyakan perasaan anak
c. Penutup
Leader menghentikan permainan
Menanyakan perasaan anak
Leader menutup acara
Mengucapkan salam