Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM P2

TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak yang diampu oleh
Ibu Henny Cahyaningsih S.,Kp., M.Kes., AIFO

Disusun Oleh :
Salwa Qothrun Nada
(P17320119079)
2B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BANDUNG


POLITEKNIK KEMENKES BANDUNG
2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporam Praktik Terapi Bermain Pada Anak
Usia Pra-Sekolah ” dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak. Pembuatan laporan ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi Keperawatan Anak dari berbagai referensi. Kami gunakan
metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat memberikan informasi
yang akurat dan bisa dibuktikan.
Dalam penyusunan laporan ini pastinya ada kekurangan, oleh karena itu penyusun
menampung segala kritik dan saran dari pembaca. Penyusun harap semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi dosen mata kuliah Keperawatan Anak
yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa untuk rekan-rekan semua
yang telah bekerja sama dan memberikan dukungannnya.

Bandung, Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan hal baru . Beberapa
tindakan telah banyak direkomendasikan untuk meminimalkan dampak hospitalisasi, namun
sampai saat ini yang paling banyak digunakan dan diyakinin paling efektif adalah dengan terapi
bermain menyusun rencana kegiatan terapi bermain di RS dengan melakukan langkah
menetapkan tujuan bermain bag anak sesuai dengan kebutuhannya, menentukan sasaran
menentukan waktu dan tempat,mentapkan jenis dan alat permainan yang akan digunakan
menjelaskan prinsip bermain yang akan dilakukan, menuliskan pengorganisasian dalam
kelompok menguraikan proses bermain yang akan dilakukan menuliskan hambatan yang
mungkin terjadi, menuliskan antisipasi untuk meminimalkan hambatan, menuliskan kriteria
evaluasi dari kegiatan yang akan dilakukan.
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi,
mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Bermain juga merupakan kegiatan secara sukarela yang dilakukan untuk kesenangan dan
tidak ada paksaaan serta tidak tergantung pada usia, tetapi tergatung pada kesehatan dan
kesenangan yang di peroleh. Anak terkadang tidak dapat melalui masa kanak kanak nya dengan
mulus. Ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan
sehingga anak harus menjalani perawatan di rumah Sakit ( Soetjiningsih )
Fenomena perpisahan dan pengalaman anak yang menjalani rawat Inap menunjukkan bahwa
anak yang di lakukan perawatan di rumah sakit akan mengalami perubahan status emosional,
begitu juga pada orang tua.Fenomena perpisahan tersebut menyebabkan anak berperilaku kurang
baik,seperti menangis, agresif, menarik diri dan dan hipoaktif ( Pressley, 2011).
Anak yang di rawat, juga mengalami regresi. Bentuk regresi tercermin dalam keinginan
untuk dekat dengan orangtua, menangis, merintih, menghisap ibu jari atau lebih serius adalah
penolakan untuk makan dan melakukan aktifitas motorik yang berlebihan ( Bernand & Wilson
2015)
Anak usia pra sekolah membutuhkan informasi dan bimbingan untuk mengorientasi diri
dalam situasi yang tidak diketahui dan berpartisipasi dalam keputusan mengenai kehidupan
sehari-hari. Anak memerlukan waktu untuk bermain sehingga perlu diajarkan strategi koping
yang memberikan kesempatan anak untuk berperan aktif. Aktifitas bermain di sesuaikan dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak karena pada dasarnya permainan adalah alat
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Jenis permainan yang sesuai untuk anak usia pra
sekolah adalah “ Associative play, Dramatic play dan Skill Play. Permainan yang menggunakan
kemampuan motorik ( Skill Play ) banyak di pilih anak usia pra sekolah. Mainan yang
Jenis permainan puzzle digunakan dalam penelitian ini, karena puzzle dapat meningkatkan
daya pikir anak. Permainan puzzle termasuk permainan multifungsi, yaitu permainan yang
mengandung banyak fungsi atau manfaat. Selain itu, perminan puzzle termasuk permainan yang
dapat meningkatkan daya kognitif, karena anak, akan bermain dengan cara menfokuskan
perhatiannya ke permainan di anjurkan salah satunya adalah rangkaian konstruksi kayu dan
plastik.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum
Setelah di lakukan praktikum , mahasiswa mampu melaksanakan terapi bermain di RS
Tujuan Khusus
Setelah di lakukan praktikum, mahasiswa mampu membuat rencana kegiatan terapi
bermain
1. Mengetahui tujuan terapi bermain anak pra sekolah sesuai dengan kebutuhannya di RS
2. Mengetahui sasaran terapi bermain anak pra sekolah di RS
3. Mengetahui waktu dan tempat terapi bermain anak pra sekolah di RS
4. Mengetahui jenis dan alat terapi bermain anak pra sekolah di RS
5. Mengetahui pengorganisasian dan strategi terapi bermain anak pra sekolah di RS
6. Mengetahui hambatan dan antisipasi terapi bermain anak pra sekolah di RS
7. Mengevaluasi kegiatan terapi bermain anak pra sekolah di RS
BAB II
ISI

Kasus 2
Anda adalah seorang leader dalam kegiatan terapi bermain. Saat ini kegiatan terapi bermain di
salah satu ruang rawat anak di RS. Pada ruangan tersebut terdapat beberapa anak berusia pra-
sekolah dengan berbagai penyakit yang di rawat.

2.1 Tujuan Kegiatan

Terapi bermain di RS memiliki tujuan atau manfaat sebagai berikut :


1. Meningkatkan hubungan antara klien ( anak dan keluarga ) dengan perawat
2. Memulihkan perasaan mandiri pada anak
3. Memberikan rasa senang pada anak
4. Membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang dan
nyeri
5. Meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku positif
6. Menurunkan ketegangan pada anak dan keluarganya

2.2 Sasaran
Sasaran terapi bermain di RS adalah anak yang di rawat di ruang anak yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Usia Pra- sekolah ( 4- 6 tahun)
2. Kesadaran composmentis
3. Tanda- tanda Vital stabil
4. Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
5. Tidak ada kontraindikasi dari aspek medis

2.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat : Ruangan rawat inap anak Mawar
Waktu : 12.00- 12.30

2.4 Jenis dan Alat Permainan


Jenis permainan Assosiative play, dramatic play atau skill play : Menyusun Puzzle karena
menyusun puzzle dapat membantu dan mengikuti instruksi suatu tujuan. Kemudian dapat
melatih memori karena anak akan mencoba mengingat kembali potongan gambar, pola agar
bisa sesuai.

2.5 Prinsip Permainan


a) Tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawatan yang sedang dijalankan
b) Tidak membutuhkan banyak energy
c) Harus mempertimbangkan keamanan anak
d) Dilakukan pada kelompok umur yang sama
e) Melibatkan orang tua
f) Bila keadaan anak masih lemah, maka gunakan bentuk permainan pasif

2.6 Hambatan yang mungkin terjadi


Seperti anak bosan , lelah, merasa takut dengan lingkungan, kecemasan pada orang tua
dengan antisipasi sebagai berikut :
1. Membatasi waktu bermain
2. Permainan tidak monoton
3. Jadwal bermain di sesuaikan, tidak pada waktu terapi
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan ortu
5. Melibatkan perawat dan ortu
2.7 Pengorganisasian
Zr. Salwa Sebagai Leader dalam permainan ini.
Peran Leader :
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga akhir
- Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.

2.8 Strategi bermain

No Waktu Kegiatan
1 12.00 s.d 12.10 Persiapan Alat ( Puzzle )
Persiapan Tempat ( Ruangan )
Persiapan Anak
2 12.10 s.d 12.30 Pelaksanaan
a. Pembukaan
 Memperkenalkan diri
 Bina trush
 Menjelaskan tujuan bermain kepada orang tua
 Meminta persetujuan kepada orang tua
 Kontrak waktu
b. Proses bermain
 Leader menjelaskan cara bermain
 Menanayakan pada anak, aapakah anak
mau bermain atau tidak
 Membagikan permainan
 Menanyakan perasaan anak
c. Penutup
 Leader menghentikan permainan
 Menanyakan perasaan anak
 Leader menutup acara
 Mengucapkan salam

2.9 Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur yang diharapkan
- Alat alay yang digunakan lengkap
- Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
- Terapi dapat berjalan dengan baik
- Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
- Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
- Anak mampu menyusun puzzle sesuai permintaan terapis
- Anak mampu menyusun puzzle sesuai imajinasinya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terapi bermain merupakan kegiatan untuk
mengatasi masalah emosi dan perilaku anak-anak karena responsif terhadap kebutuhan unik dan
beragam dalam perkembangan mereka. Menurut Vanfleet, et al, 2010, terapi bermain merupakan
suatu bentuk permainan anak-anak , dimana mereka dapat berhubungan dengan orang lain, saling
mengenal, sehingga dapat mengungkapkan perasaanya sesuai dengan kebutuhan mereka.
Terapi bermain telah dilaksanakan berkelompok Waktu yang disepakati yaitu pada jam 12.00-
12.30 WIB di ruang Mawar. Leadernya yaitu Salwa Qothrun.
Jenis permainan yang digunakan yaitu bermain menyusun puzzle yang betujuan untuk
mengatur strategi serta kecermatan dari anak tersebut, anak akan berlatih untuk bersosialisasi
dengan yang lainnya. Keluarga dapat bekerja sama dengan baik dan anak merasa senang serta
terhibur dan terapi bermain ini dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nikmatur. 2018. TERAPI BERMAIN. Jember : LPPM Universitas


Muhammadiyah.Jember.
https://www.academia.edu/39041643/
SATUAN_ACARA_BERMAIN_SAB_PADA_ANAK_TERAPI_BERMAIN_PADA_ANAK

Anda mungkin juga menyukai