Di Susun Oleh :
ERMA JULIFAH, S. Pd.
PAMONG BELAJAR SKB GROBOGAN
SPNF SKB GROBOGAN
TAHUN 2021
HALAMAN PANGESAHAN
Dini di Indonesia
Identitas Penulis :
Yang Mengesahkan,
Kepala SPNF SKB Grobogan Penulis
Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam
proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan
kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka). Golden age merupakan
waktu paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada anak. Pada masa
peka, kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya. Artinya, golden age
merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan
anak sebanyak-banyaknya (Slamet Suyanto, 2003: 6).
Anak-anak pada masa usia dini memerlukan berbagai layanan dan bantuan
orang dewasa, dari kebutuhan jasmani sampai rohani. Di mana bentuk layanan
tersebut diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan sebagai peletakan dasar yang
tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia seutuhnya, sehingga anak
dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai nilai, norma, serta harapan
masyarakat. Dalam upaya mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki anak
usia dini yang berdasarkan prinsip PAUD, seharusnya setiap pendidikan anak usia
dini memahami setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan karena segenap
upaya yang dilakukannya harus berdasarkan pada tahapan tumbuh kembang anak
agar mencapai hasil yang optimal.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur
hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak
antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan,
memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, intelektual, bahasa,
sosial-emosional. Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari akan
mengalami perkembangan, perkembangan tersebut berlangsung secara cepat
dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya. Namun
tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar
cepat berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Tidak
semua anak usia dini mengalami perkembangan secara normal, banyak
kendala/ permasalahan di dalam perkembangannya yang disebabkan oleh
beberapa faktor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini berupa:
1. Bagaimanakah pengertian anak usia dini secara umum?
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia dini?
3. Apa saja permasalahan yang terdapat dalam perkembangan anak usia
dini?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia
dini?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Bagaimanakah pengertian anak usia dini secara umum?
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa anak usia dini?
3. Apa saja permasalahan yang terdapat dalam perkembangan anak usia
dini?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak usia
dini?
BAB II
PEMBAHASAN
4) Kekurangan yodium
Kekurangan yodium dapat mempengaruhi perkembangan
mental anak, termasuk salah satu penyebab cacat mental.Untuk
mengenal anak cacat mental secara dini, beberapa gejala ini
dapat dijadikan indikator.
2. Permasalahan Perkembangan Intelektual dan Emosi Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa yang paling baik untuk meletakan dasar
yang kokoh bagi perkembangan mental - emosional dan potensi otak
anak yang akan mempengaruhi kejiwaan anak. Teori dan penelitian
Daniel Goleman tentang kecerdasan emosi (Emotional Intelligence/ EQ),
mengingatkan bahwa keberhasilan hidup manusia tidak semata-mata
ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ) seperti yang dipahami
sebelumnya, tetapi justru ditentukan oleh emotional intelligence.
Kecerdasan emosi ini sangat terkait dengan belahan otak kanan.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa : Keberhasilan seseorang di
masyarakat sebagian besar (80%) ditentukan oleh kecerdasan emosi
(EQ).Sehingga anak yang kurang dalam pemenuhan kebutuhan
perkembangan emosi senantiasa akan mengalami gangguan emosi dan
perilaku seperti, agresif secara verbal dan/atau fisik yang bisa
membahayakan dirinya atau orang lain, menarik diri atau tidak percaya
diri, pencemas dan juga bisa hiperaktif, yang mengakibatkan kurang
perhatian dalam kegiatan disekolah secara optimal dan selalu
menunjukan skala rendah dalam pencapaian program pembelajaran yang
telah ditargetkan
Perkembangan emosi yang dibutuhkan anak usia dini meliputi segala
bentuk hubungan yang erat, hangat dan menimbulkan rasa aman serta
percaya diri sebagai dasar dari perkembangan selanjutnya, yang ini
mutlak perlu diperhatikan oleh orang tua ataupun guru sejak dini
Apabila masalah perkembangan emosi pada anak kurang
diperhatikan atau tidak dipenuhi dan tidak segera ditangani maka akan
berakibat vital terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik
tingkat kecerdasan (IQ), kecerdasan emosional (EQ), serta kecerdasan
spiritual (SQ).
3. Permasalahan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan
sehari-hari.Dengan bahasa, seorang dapat menyampaikan ide, pikiran,
perasaan kepada orang lain, baik secara lisan atau secra tertulis.
Tidak menutup kemungkinan akan ditemukan anak usia dini yang
mengalami kesulitan dalam berbahasa, tidak mampu memahami bahasa
lisan, tidak mampu mengutarakan isi hati dengan kaimat, berbicara tidak
jelas, gagap, dsbnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bahasa
merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap orang.
Seorang anak akan mengembangkan kemampuan bergaul (social skill)
dengan orang lain.
Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai
dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang
tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat
mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa, sehingga orang lain
dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat
kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat
diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak
tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara
menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan
kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi
penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius
adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling
serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara,
bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan
rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan
menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan
benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius
keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua
tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa
kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam
berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya :
anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya
ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat)
dan lebih baik.
Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara
pada anak.Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah
yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi
mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari
betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu
mendapatkan perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi
yang dikaruniakan Tuhan. Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi
agar dapat berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa
masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat penting bagi
perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan oleh orangtua
maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat dan tahan
lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan berdampak negatif
jangka panjang yang sulit diperbaiki.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan
beberapa saran, antara lain :
1. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap epndidikan
anak usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga, maupun
masyarakat. Masa prasekolah yang disebut sebagai masa keemasan
perkembangan intelektual anak, seharusnya dijadikan dasar bagiupaya
untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
2. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus terus
dilakukan, karena berdasarkan data yang ada, angka partisipasi kasar
masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah.
3. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan, baik
kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk pelatihan dan penataran
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan
Pendidikan Masa Depan. Darul ma’arif: Bandung.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. 2002. Acuan Menu
Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran
Generik). Depdiknas: Jakarta.
Helms, D. B & Turner, J.S. 1983. Exploring Child Behavior. New York : Holt
Rinehartand Winston.
Hurlock, Elizabeth. B. 1978. Child Development, Sixth Edition. New York : Mc.
Graw Hill, Inc.