Anda di halaman 1dari 20

Upaya Guru Mengembangkan Media Visual dalam

Proses Pembelajaran Fiqih di MAN Kuok Bangkinang


Kabupaten Kampar
ZULKIFLI RUSBY *
NAJMI HAYATI **
INDRA CAHYADI***

* Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Jl. Kaharuddin Nasution,
No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284, Email: zulkiflirusby@yahoo.com

** Fakultas Agama Islam ( FAI ) Universitas Islam Riau ( UIR ) Jl. Kaharuddin Nasution
No. 113, Pekanbaru. Telepon (0761) 45005, Email : najmi_perdana@yahoo.co.id

***Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284

Abstrak: Upaya adalah salah satu usaha atau syarat untuk mencapai sesuatu
maksud tertentu. Media visual merupakan media pembelajaran yang menyalurkan
pesan lewat penglihatan. Yang terjadi dalam mengembangkan media visual di MAN
Kuok Bangkinang, masih belum berjalan dengan maksimal hal tersebut terlihat dari
gejala seperti guru kurang kreatif dalam mengembangkan media visual, guru kurang
kreatif dalam menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. Pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah: Upaya guru mengembangkan media visual, khususnya
media foto/gambar dalam proses pembelajaran Bidang studi Fiqih di MAN Kuok
Bangkinang Kabupaten Kampar. Sejalan dengan masalah, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apa saja upaya guru mengembangkan media visual dalam proses
pembelajaran bidang studi Fiqih? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya
guru mengembangkan media visual dalam proses pembelajaran bidang studi Fiqih.
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Populasi penelitian ini adalah guru
bidang studi Fiqih MAN Kuok yakni 2 orang guru, dan dalam pengumpulan data
penulis menggunakan tehnik wawancara, kemudian datanya dianalisis untuk
memperoleh hasil. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, maka dapat disimpulkan bahwa upaya
guru mengembangkan media visual adalah Menganalisis kebutuhan dan
karakteristik siswa, Merumuskan tujuan instruksional, Merumuskan butir-butir
materi, Mengembangkan alat pengukur keberhasilan, Menulis naskah media,
Mengadakan tes dan revisi.

Kata kunci: upaya, media visual, pembelajaran fiqih

PENDAHULUAN mungkin di sebabkan oleh terjadinya


Belajar adalah suatu proses yang perubahan pada tingkat pengetahuan,
kompleks yang terjadi pada diri setiap keterampilan, atau sikapnya. Interaksi
orang sepanjang hidupnya. Salah satu yang terjadi selama proses belajar
pertanda bahwa seseorang itu telah tersebut dipengaruhi oleh
belajar adalah adanya perubahan lingkungannya, antara lain murid, guru,
tingkah laku pada diri orang itu yang petugas perpustakaan, kepala sekolah,

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 18


bahan atau materi pelajaran (buku, Kata media pendidikan digunakan
modul, majalah, dan lain-lain), dan secara bergantian dengan istilah alat
berbagai sumber belajar dan fasilitas Bantu atau media komunikasi seperti
(video, radio, televise, computer, dan yang di kemukakan oleh Hamalik
lain-lain). (1986) dimana ia melihat bahwa
Perkembangan ilmu pengetahuan hubungan komunikasi akan berjalan
dan teknologi semakin mendorong lancar dengan hasil yang maksimal
upaya-upaya pembaharuan dalam apabila menggunakan alat Bantu yang
pemanfaatan hasil-hasil terknologi disebut media komunikasi.
dalam proses belajar. Para guru Media berbasis visual (image dan
dituntut agar mampu menggunakan perumpamaan) memegang peranan
alat-alat yang dapat disediakan oleh yang sangat penting dalam proses
sekolah, dan tidak menutup belajar. Media visual dapat
kemungkinan bahwa alat-alat tersebut memperlancar pemahaman,
sesuai dengan perkembangan dan memperkuat ingatan, menumbuhkan
tuntutan zaman, dalam upaya mencapai minat siswa dan dapat memberikan
tujuan pengajaran yang diharapkan. hubungan antara isi materi pelajaran
Disamping itu, guru juga dituntut untuk dengan dunia nyata. Agar menjadi
mengembangkan keterampilan efektif, visual sebaliknya di tempatkan
membuat media pembelajaran yang pada konteks yang bermakna dan siswa
akan digunakannya apakah media harus berinteraksi dengan visual
tersebut belum tersedia. (image) itu untuk meyakinkan
Salah satunya media berbasis terjadinya proses informasi (Azhar
visual dalam mendesain media Arsyad, 2011:91).
pembelajaran. Dimana media visual Bentuk visual bisa berupa: (a)
menjadi media yang mempunyai unsur Gambar representasi seperti, gambar,
penting dalam pengembangan mata lukisan atau foto yang menunjukkan
pelajaran Fiqih. Media visual yaitu bagaimana tampaknya sesuatu benda;
media semua alat-alat peraga yang (b) Diagram yang melukiskan
memfungsikan organ indra penglihatan hubungan-hubungan konsep,
siswa, misalnya: foto, lukisan, alat organisasi, dan struktur isi materi; (c)
peraga, kaligrafi dan lain-lain. Peta yang menunjukkan hubungan-
Media adalah manusia, materi, hubungan ruang antara unsur-unsur
atau kejadian yang membangun kondisi dalam isi materi; dan (d) Grafik seperti
yang membuat siswa mampu tabel, grafik, chart (bagan) yang
memperoleh pengetahuan, keteram- menyajikan gambaran atau
pilan, atau sikap. Secara lebih khusus, kecenderungan data atau antar
pengertian media dalam proses belajar hubungan seperangkat gambar atau
mengajar cenderung diartikan sebagai angka-angka (Azhar Arsyad, 2011:91-
alat-alat grafis, photo grafis, atau 92).
elektronis untuk menangkap, Dalam kegiatan belajar mengajar
memproses, dan menyusun kembali seorang guru harus pandai
informasi visual. menggunakan media didalam proses
Media pembelajaran meliputi alat pembelajarannya, agar siswa tidak
yang secara fisik digunakan untuk merasa jenuh dan merasakan
menyampaikan isi materi pelajaran, pembelajaran yang menarik.
misal buku, kaset, video, camera, film, Dalam upaya mengembangkan
foto, gambar dan lain-lain (Azhar media visual didalam proses
Arsyad, 2011:3-4). pembelajaran, guru harus bisa

19 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


membuat suatu media untuk membantu masalah penelitian ini sebagai berikut:
dalam belajar agar menumbuhkan Apa Saja Upaya Guru Mengembangkan
minat belajar siswa. Semangat guru Media Visual dalam Proses
mengembangkan media visual dalam Pembelajaran Bidang Studi Fiqih di
mengajar terhadap materi yang di MAN Kuok Bangkinang Kabupaten
ajarkan berhubungan erat dengan Kampar? Penelitian ini bertujuan untuk
minat dan motivasi siswa dalam belajar. mengetahui Upaya Guru
Karena guru yang mepunyai semangat Mengembangkan Media Visual dalam
mengajar yang tinggi dalam mengajar Proses Pembelajaran Bidang Studi Fiqih
terhadap materi yang di ajarkan, dan di MAN Kuok Bangkinang Kabupaten
hal tersebut tidak lepas dari Kampar.
penggunaan media visual, ini akan
mempengaruhi motivasi dan minat
siswa terhadap materi yang di ajarkan. KONSEP TEORI
Berdasarkan studi pendahuluan Hakikat Upaya Guru
melalui pengamatan di lapangan, Menurut Kamus Bahasa Indonesia
penulis menemukan gejala-gejala pengertian upaya adalah usaha, ikhtiar
sebagai berikut: (1) Guru kurang kreatif untuk mencapai suatu yang dimaksud,
dalam mengembangkan media visual; memecahkan persoalan, mencari jalan
(2) Guru jarang menggunakan media keluar (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
visual didalam proses pembelajaran; (3) 2012:1534).
Guru kurang kreatif dalam menganalisis Menurut bahasa, dalam Kamus
kebutuhan dan karakteristik siswa; dan Besar Bahasa Indonesia pengertian
(4) Sebagian guru tidak mampu usaha adalah seperti berikut ini: (1)
memilih dan menggunakan media Usaha adalah kegiatan dengan
visual dalam pembelajaran sesuai mengarahkan tenaga, pikiran, atau
dengan konteks materi yang diajarkan. badan untuk mencapai suatu maksud;
Berdasarkan latar belakang dan dan (2) Usaha adalah pekerjaan
Gejala-gejala di atas, penulis terdorong (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya
untuk melakukan penelitian dengan upaya) untuk mencapai sesuatu
judul: “Upaya Guru Mengembangkan (Departemen Pendidikan Nasional,
Media Visual dalam Proses 2005:1254).
Pembelajaran Bidang Studi Fiqih di Upaya adalah salah satu usaha
MAN Kuok Bangkinang Kabupaten atau syarat untuk mencapaikan sesuatu
Kampar” maksud tertentu, usaha, akal, ikhtiar
Mengingat luasnya permasalahan boleh juga dikatakan suatu kegiatan
serta keterbatasan waktu dan tenaga dengan mengarah tenaga, pikiran atau
yang dimiliki, serta untuk fokus dan badan untuk mencapai sesuatu yang
tercapainya objek penelitian, maka dimaksud tujuan (Dessy Anwar,
penulis perlu membatasi permasalahan- 2001:578).
nya, yaitu tentang Upaya Guru Upaya guru adalah suatu aktifitas
Mengembangkan Media Visual, guru yang dilakukan dalam rangka
Khususnya Media Foto/Gambar dalam membimbing, mendidik, mengajar, dan
Proses Pembelajaran Bidang Studi Fiqih melakukan transfer knowledge kepada
di MAN Kuok Bangkinang Kabupaten anak didik sesuai dengan kemampuan
Kampar. dan keprofesional yang dimiliki,
Berdasarkan pada latar belakang sehingga mencapai suatu yang
permasalahan dan pembatasan masalah diinginkan atau hendak dicapai (Abdul
tersebut di atas, penulis merumuskan Rachman Saleh, 2006:277).

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 20


Guru mempunyai tugas untuk dari kata medium yang secara harfiah
mendorong, membimbing, dan berarti “perantara” atau pengantar.
memberi fasilitas belajar bagi siswa AECT (Assosiation of Education and
untuk mencapai tujuan. Guru Communication Technology) memberi-
mempunyai tanggung jawab untuk kan batasan tentang media sebagai
melihat segala sesuatu yang terjadi segala bentuk dan saluran yang
dalam kelas untuk membantu proses digunakan untuk menyampaikan pesan
perkembangan siswa (Slameto, atau informasi. Media pembelajaran
2010:97). adalah segala sesuatu yang dapat
Pendidik adalah orang dewasa digunakan untuk menyalurkan pesan
yang bertanggung jawab memberi dari pengirim ke penerima sehingga
bimbingan atau bantuan kepada anak merangsang pikiran, perasaan,
didik dalam perkembangan jasmani dan perhatian dan minat serta kemauan
rohaninya agar mencapai peserta didik sedemikian rupa sehingga
kedewasaannya, mampu melaksanakan proses belajar terjadi dalam rangka
tugasnya sebagai makhluk Allah swt, mencapai tujuan pembelajaran secara
khalifah di permukaan bumi, sebagai efektif (Arief S. Sadiman, 2006:6).
makhluk sosial sebagai individu yang Agar proses belajar dapat efektif
sanggup berdiri sendiri (Nur Uhbiyati, perlu juga disesuaikan dengan tipe atau
2005:65). gaya belajar peserta didik. Secara
Guru seharusnya memiliki umum dikenal tiga macam gaya belajar,
persyaratan sebagai berikut: (a) yaitu visual, auditorial dan kinestetik.
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Belajar visual adalah belajar melalui apa
Esa; (b) Mempunyai kesadaran akan yang mereka lihat, pelajar auditorial
tugasnya disertai tanggung jawab; (c) melakukannya melalui apa yang mereka
Rasa wajib melaksanakan tugasnya dengar, sedangkan kinestetik belajar
disertai rasa tanggung jawab; (d) lewat gerak dan sentuhan (Bobbi De
Memiliki rasa tanggung jawab terhadap Porter dan Mike Hernacki, 2003:112).
peserta didik; (e) Senantiasa Ciri gaya belajar visual adalah: (1)
meningkatkan pengetahuan, nilai-nilai, Teliti terhadap yang detail; (2)
dan keterampilan yang dimilikinya; (f) Mengingat dengan mudah apa yang
Membina hubungan baik dengan dilihat; (3) Mempunyai masalah dengan
masyarakat dan menikuti instruksi lisan; (4) Tidak mudah
perkembangan masyarakat; dan (g) terganggu dengan suara; (5) Pembaca
Membina nilai-nilai yang dijunjung cepat dan tekun; (6) Lebih suka
tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan membaca dari pada dibacakan; (7)
negara (Novan Ardy Wiyani, 2012:110). Lebih suka metode demonstrasi dari
pada ceramah; (8) Bila menyampaikan
gagasan sulit memilih kata; (9) Rapi dan
Hakikat Media Visual dalam teratur; dan (10) Penampilan sangat
Pembelajaran penting.
Menurut Kamus Besar Indonesia Menurut Kamus Besar Indonesia
Media adalah alat (sarana) komunikasi Visual adalah dapat dilihat dengan indra
seperti koran, majalah, radio, televisi, penglihatan (mata), berdasarkan
film, poster, dan spanduk atau penglihatan (Kamus Besar Bahasa
perantara atau penghubung (Kamus Indonesia, 2012:1549).
Besar Bahasa Indonesia, 2012 : 892). Ciri-ciri media pendidikan
Kata media berasal dari bahasa tersebut adalah: (1) Ciri fiksatif
latin yang merupakan bentuk jamak (Fixative Property). Ciri ini meng-

21 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


gambarkan kemampuan media Media pembelajaran dapat mengatasi
merekam, menyimpan, melestarikan, keterbatasan indra, ruang dan waktu.
dan merekonstruksi suatu peristiwa Media pembelajaran merupakan
atau objek; (2) Ciri manipulatif komponen pembelajaran yang meliputi
(Manipulative Property). Transpormasi bahan dan peralatan. Dengan masuknya
suatu kejadian atau objek berbagai pengaruh ke dalam dunia
dimungkinkan karna media memiliki pendidikan (misalnya teori/konsep
ciri manipulatif. Kejadian yang baru dan teknologi), media
memakan waktu berhari-hari dapat pembelajaran terus mengalami
disajikan kepada siswa dalam waktu perkembangan dan tampil dalam
dua atau tiga menit; dan (3) Ciri berbagai jenis dan format, dengan
distributif (Distributive Property). Ciri masing-masing ciri dan kemampuannya
distributif dari media memungkinkan sendiri.
suatu objek atau kejadian Pemilihan suatu media tertentu
ditransfortasikan melalui ruang, dan oleh seorang guru didasarkan atas
secara bersamaan kejadian tersebut pertimbangan antara lain: (a) ia merasa
disajikan kepada sejumlah besar sudah akrab dengan media itu misalnya
peserta didik dengan stimulus papan tulis atau proyektor
pengalaman yang relatif sama mengenai transparansi, (b) ia merasa bahwa
kejadian itu (Azhar Arsyad, 2011:12- media yang dipilihnya sendiri dapat
14). menggambarkan dengan lebih baik dari
Media pembelajaran dapat pada dirinya sendiri, misalnya diagram
memenuhi tiga fungsi utama apabila pada flip chart, atau (c) media yang
media itu digunakan untuk perorangan, dipilihnya dapat menarik minat dan
kelompok, atau kelompok pendengar perhatian peserta didik, serta
yang besar jumlahnya, yaitu : menuntunnya pada penyajian yang
memotivasi minat atau tindakan, lebih terstruktur dan terorganisasi.
menyajikan informasi, dan memberi
instruksi (Azhar Arsyad, 2011:16).
Berbagai kegunaan atau manfaat Pengembangan Media Pembelajaran
media pembelajaran telah dibahas oleh Berbasis Visual
banyak ahli. Maka dapat disimpulkan Dalam Kamus Bahasa Indonesia
beberapa kegunaan praktis dari pengembangan adalah proses, cara,
penggunaan media pembelajaran di perbuatan pengembangan. Istilah
dalam proses belajar mengajar adalah pengembangan menunjukkan kepada
sebagai berikut: (1) Media suatu kegiatan yang menghasilkan
pembelajaran dapat memperjelas suatu cara yang baru, dimana selama
penyajian pesan dan informasi sehingga kegiatan tersebut, penilaian dan
dapat memperlancar dan meningkatkan penyempurnaan terhadap cara tersebut
proses dan hasil belajar; (2) Media terus dilakukan (Heri Gunawan,
pembelajaran dapat meningkatkan dan 2012:43).
mengarahkan perhatian anak sehingga Menurut Arief S. Sadiman dkk,
dapat menimbulkan motivasi belajar, media pembelajaran berbasis visual
interaksi yang lebih langsung antara adalah media pembelajaran yang
peserta didik dan lingkungannya, dan menyalurkan pesan lewat indra
kemungkinan peserta didik untuk pandang/penglihatan. Secara umum
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan media pembelajaran berbasis visual
kemampuan dan minatnya; dan (3) dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu media grafis dan media OHT/OHP.

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 22


Media Grafis (d) gambar/foto sebaiknya
Media grafis dapat diartikan mengandung gerak atau perbuatan; (e)
sebagai media visual yang berfungsi gambar yang bagus belum tentu baik
untuk menyalurkan pesan dari sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran;
ke penerima pesan melalui perpaduan (f) tidak setiap gambar yang bagus
antara pengungkapan kata-kata dan merupakan media yang bagus (Arief S.
gambar. Banyak jenis media grafis, Sadiman, 2006:29-32).
beberapa diantaranya akan dibicarakan Kedua, media sketsa. Sketsa
dalam bahasan di bawah ini: Pertama, adalah gambar yang sederhana, atau
Media gambar/foto. Gambar/foto draf kasar yang melukiskan bagian-
merupakan salah satu media bagian pokoknya tanpa detail. Seni
pembelajaran yang amat dikenal di sketsa sudah banyak dibicarakan orang
dalam setiap kegiatan pembelajaran. lewat koran-koran atau pameran
Adapun beberapa keunggulan dari tertantu, sehingga bukan merupakan
media gambar/foto itu antara lain: (a) barang baru. Sketsa sudah merupakan
Media gambar/foto dapat mengatasi tradisi sejak seni lukis ada.
keterbatasan pengamatan visual kita. Ketiga, media bagan/chart.
Sel daun yang tak mungkin kita lihat Bagan/chart adalah media visual yang
dengan mata telanjang dapat disajikan berfungsi pokok menyajikan ide-ide
dengan jelas dalam bentuk gambar atau atau konsep-konsep yang sulit bila
foto; (b) Foto dapat memperjelas suatu hanya disampaikan secara tertulis atau
masalah, dalam bidang apa saja dan lisan secara visual. Sebagai media yang
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat baik, bagan haruslah: (a) dapat
mencegah atau membetulkan kesalah dimengerti anak; (b) sederhana dan
pahaman; dan (c) Foto berharga murah lugas, tidak rumit atau berbelit-belit;
dan gampang didapat serta digunakan, dan (c) diganti pada waktu-waktu
tanpa memerlukan peralatan khusus. tertentu agar selain tetap termasa juga
Sementara itu, beberapa tak kehilangan daya tarik (Arief S.
kelemahan media gambar/foto setidak- Sadiman, 2006:35).
tidaknya ada tiga macam, yaitu: (1) Keempat, media grafik. Grafik
gambar/foto hanya menekankan adalah media visual dalam bentuk
persepsi indra mata, (2) gambar/foto gambar sederhana untuk menyajikan
benda terlalu kompleks kurang efektif data kuantitatif (data berangka) yang
untuk kegiatan pembelajaran, (3) menggunakan titik-titik, garis atau
ukurannya sangat terbatas untuk gambar. Grafik adalah alat penyajian
kelompok besar. data statistik yang tertuang dalam
Selain itu, ada enam syarat yang bentuk lukisan, baik lukisan garis,
perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang gambar maupun lambang (Anas
baik sehingga dapat dijadikan sebagai Sudijono, 2003:57).
media pendidikan, yaitu: (a) autentik. Fungsi grafik adalah
Gambar tersebut harus secara jujur menggambarkan data kuantitatif secara
melukiskan situasi seperti kalau orang teliti, menerangkan perkembangan atau
melihat benda sebenarnya; (b) perbandingan sesuatu objek atau
sederhana. Maksudnya komposisi peristiwa yang saling berhubungan
gambar hendaknya cukup jelas secara singkat dan jelas.
menunjukkan poin-poin pokok dalam Sebagai media pendidikan, grafik
gambar; (c) ukuran relatif. Gambar atau dapat dikatakan baik kalau memenuhi
foto dapat memperbesar atau ketentuan sebagai berikut: (a) jelas
memperkecil objek/benda sebenarnya; untuk dilihat oleh seluruh kelas; (b)

23 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


hanya menyajikan satu ide setiap grafik; Media papan flanel adalah media
(c) ada jarak/ruang kosong antara grafis yang efektif sekali untuk
kolom-kolom bagiannya; (d) warna menyajikan pesan-pesan tertentu
yang digunakan kontras dan harmonis; kepada sasaran tertentu pula. Papan
(e) berjudul dan ringkas; (f) sedarhana; flanel ini dapat menggunakan kain atau
(g) mudah dibaca; (h) praktis, mudah kertas plano secara berlapis. Papan
diatur; (i) menggambarkan kenyataan; flanel tersedia dalam berbagai variasi
(j) menarik; (k) jelas dan tak warna, murah dan mudah didapat.
memerlukan informasi tambahan; dan Kelebihan menggunakan papan
(l) teliti (Arief S. Sadiman, 2006:40) flanel adalah: (1) gambar-gambar
Kelima, media papan tulis, papan dengan mudah ditempelkan; (2)
flanel dan buletin. Papan tulis adalah efisiensi waktu dan tenaga; (3) menarik
papan dari kayu dengan permukaan perhatian peserta didik; (4)
yang bisa ditulis ulang dengan memudahkan guru menjelaskan materi
menggunakan kapur tulis. Keuntungan pelajaran.
dari papan tulis adalah sebagai berikut: Adapun kelemahan menggunakan
(1) dapat digunakan di segala jenis dan papan flanel yaitu antara lain: (a)
tingkat lembaga pendidikan; (2) mudah memerlukan waktu lama untuk
untuk mengawasi keaktifan kelas; (3) mempersiapkan materi; (b)
lebih ekonomis, karena mudah untuk memerlukan biaya yang mahal untuk
ditulis dan dihapus kembali dan dapat mempersiapkannya; (c) sukar
dipakai berkali-kali; (4) bila perlu guru menampilkan pada jarak yang jauh; dan
dapat mempersiapkan terlebih dahulu (d) flanel mempunyai daya rekat yang
tulisan di papan tulis, kemudian kurang kuat.
membalikkannya atau menutup dengan Papan buletin adalah papan yang
tirai hitam. khusus digunakan untuk
Adapun sisi kelemahan mempertunjukkan contoh-contoh
penggunaan papan tulis, yaitu: (a) pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster
apabila guru terlalu lama menulis di dan objek dalam bentuk tiga dimensi.
papan tulis, maka aktivitas peserta Papan buletin sering kali ditempatkan
didik sukar diawasi; (b) debu kapur di aula, cafetaria, dan kantor, tapi
tulis dapat terhirup guru dan tempat utamanya adalah di dalam kelas
mengganggu kesehatan; dan (c) bagi (Arief S. Sadiman dkk, 2005:49).
guru yang tulisannya kurang bagus, Kelebihan menggunakan papan
maka akibatnya dapat kurang buletin, yaitu: (1) meningkatkan minat
menguntungkan bagi guru sendiri belajar dan berkarya pada diri siswa;
maupun peserta didik. (2) menyatukan semangat kelas; (3)
Papan flanel adalah papan yang mendorong siswa untuk berkarya dan
berlapis kain flanel sehingga gambar menciptakan produk, berinisiatif
yang akan disajikan dapat dipasang, memecahkan masalah; dan (4) sarana
dilipat dan dilepas dengan mudah dan berkompetensi.
dapat dipakai berkali-kali. Papan flanel Adapun kelemahan menggunakan
termasuk salah satu media papan buletin, yaitu antara lain: (a)
pembelajaran dua dimensi, yang dibuat memerlukan waktu yang lama untuk
dari kain flanel yang ditempelkan pada mempersiapkan materi, (b)
sebuah tripleks, papan atau gabus. memerlukan biaya yang mahal untuk
Kemudian membuat guntingan- mempersiapkannya, dan (c) sukar
guntingan flanel yang diletakkan di menampilkan pada jarak yang jauh.
bagian belakang gambar.

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 24


Keenam, pengembangan media Ketujuh, media kartun. Kartun
poster. Pada prinsipnya, poster adalah suatu gambar interpretatif yang
merupakan gagasan yang dicetuskan menggunakan simbol-simbol untuk
dalam bentuk ilustrasi gambar yang menyampaikan sesuatu pesan secara
disederhanakan yang dibuat dalam tepat dan ringkas untuk sesuatu sikap
bentuk ukuran besar, bertujuan untuk terhadap orang, situasi, atau kejadian-
menarik perhatian, membujuk, kejadian tertentu (Arief S. Sadiman,
memotivasi, atau memperingatkan pada 2006:45).
gagasan pokok, fakta atau peristiwa Sebagaimana media poster, kartun
tertentu. Poster memiliki kekuatan yang sebagai salah satu media pembelajaran
dramatik yang begitu tinggi memikat juga mempunyai kelebihan dan
dan menarik perhatian. Banyak iklan kekurangan. Kelebihannya adalah: (a)
menggunakan teknik-teknik poster Penggunaan simbolisme yang
dalam menarik perhatian demi singkat dan langsung mengena pada
kepentingan produksinya. Poster dapat sasaran; (b) Mengemukakan suatu ide
menarik perhatian karena uraian yang atau pesan, peristiwa secara estetis,
memadai secara kejiwaan dan menggembirakan, lucu, menyindir dan
merangsan untuk dihayati. mengejek; (c) Mengemukakan ide atau
Sebagai salah satu media pesan, peristiwa secara stereotipe
pembelajaran, poster memiliki mudah dikenal umum; dan (d) Tidak
kelebihan, diantaranya adalah: (a) memerlukan banyak penjelasan atau
Dapat membantu guru dalam kata-kata.
menyampaikan pelajaran dan Adapun kelemahannya yaitu: (a)
membantu peserta didik belajar; (b) proses stereotipe ini justru dapat
Menarik perhatian, dengan demikian menyebabkan terjadinya salah
mendorong peserta didik untuk lebih mewakili dan salah pengertian, (b)
giat belajar; (c) Dapat ditempelkan sering menyederhanakan ide atau
dimana-mana, sehingga memberi peristiwa, sehingga dapat salah
kesempatan kepada peserta didik untuk mewakili sesuatu, dan (c) apabila guru
mempelajari dan mengingat kembali salah memanfaatkannya dan salah
apa yang telah dipelajari; dan (d) Dapat memberikan penjelasan, maka akan
menyarankan perubahan tingkah laku membingungkan peserta didik saja.
kepada peserta didik yang melihatnya. Kedelapan, media peta dan globe.
Adapun beberapa kelemahan Pada saat ini, yang berada pada abad
poster adalah: (1) sangat dipengaruhi kemajuan teknologi, sehingga seakan-
oleh tingkat pengetahuan orang yang akan terasa dunia ini bertambah kecil,
melihatnya; (2) karena tidak adanya berbagai kejadian di dunia dalam tempo
penjelasan yang terinci, maka dapat yang amat cepat dapat di sajikan.
menimbulkan interprestasi yang Peta adalah gambaran permukaan
bermacam-macam dan mungkin bumi pada bidang datar dengan skala
merugikan; (3) suatu poster akan tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
banyak mengandung arti bagi kalangan Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
tertentu, tetapi dapat juga tidak yang berbeda, mulai dari peta
menarik bagi kalangan yang lainnya; konvensional yang tercetak hingga peta
dan (4) bila poster terpasang lama di digital yang tampil di layar komputer.
suatu tempat maka akan berkurang Kelebihan peta dan globe bila
nilainya, bahkan akan membosankan digunakan sebagai media dalam proses
orang yang melihatnya. pembelajaran adalah: (a)
Memungkinkan peserta didik untuk

25 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


mengerti posisi dan kesatuan politik, gambar di papan, ruangan tak perlu di
daerah kepulauan; (b) Merangsang gelapkan, sehingga siswa dapat
minat peserta didik untuk mengetahui melihatnya sambil mencatat; (2) Guru
penduduk dan pengaruh-pengaruh sambil mengajar dapat berhadapan
geografis dan iklim; (c) Mungkin juga dengan siswa; (3) Benda-benda kecil
peserta didik memperoleh gambaran dapat diproyeksikan hanya dengan
tentang distribusi penduduk, tumbuh- meletakkannya di atas OHP, walaupun
tumbuhan, kehidupan hewan, serta hasilnya berupa bayang-bayang; (4)
bentuk bumi yang sebenarnya; dan (d) Memungkinkan penyajian diskriminasi
Dengan memperhatikan hal-hal warna dan menarik minat siswa; (5)
tersebut, peta dan globe sangat penting Tidak memerlukan tenaga bantuan
untuk mengkonkretkan pesan-pesan operator dalam menggunakan OHP
yang abstrak. karena mudah dioperasikan; (6) Lebih
Adapun kekurangan penggunaan sehat dari pada papan tulis; (7) Praktis
media peta dan globe antara lain: (1) dapat dipergunakan untuk semua
Terkadang tidak semua sekolah ukuran kelas ruangan; (8) Mempunyai
menyediakan peta yang besar. Peta variasi teknik penyajian yang menarik
yang digunakan peta-peta yang kecil, dan tidak membosankan, terutama
sehingga tidak efektif bila jumlah kelas untuk proses yang kompleks dan
cukup besar; (2) Globe yang dimiliki bertahap; (9) Menghemat tenaga dan
sekolah-sekolah biasanya kecil, waktu karena dapat dipakai berulang-
sehingga tidak bisa menjangkau semua ulang; (10) Sepenuhnya di bawah
peserta didik seluruh kelas; (3) Gambar kontrol guru; (11) Dapat dipakai
di peta ataupun di globe kecil sehingga sebagai petunjuk sistematika penyajian
tidak bisa terlihat oleh semua siswa guru, dan apabila menggunakan
yang ada di kelas tersebut; dan (4) Peta bingkai, catatan-catatan tambahan
yang secara khusus berkaitan dengan untuk mengingatkan si guru dibuat di
pembelajaran pendidikan agama Islam atasnya; dan (12) Dapat menstimulus
masih cukup sedikit, sehingga guru efek gerak yang sederhana dan warna
harus kreatif untuk membuat sendiri. pada proyeksinya dengan
menambahkan alat penyajian tertentu
(Arief S. Sadiman, 2006:63).
Media OHT/OHP Sekalipun banyak kelebihan media
Media transparansi atau transparansi memiliki banyak
overhead transparency (OHT) sering keterbatasan, yaitu: (a) Pemakaiannya
kali disebut dengan nama perangkat terbatas hanya sebagai alat bantu
kerasnya yaitu OHP (overhead pembelajaran baik bagi guru maupun
projector). Media transparansi adalah peserta didik jarang dapat digunakan
media visual proyeksi, yang dibuat di sebagai medium instruksional; (b)
atas bahan transparan, biasanya film Pendistribusiannya rumit (baik
acetate atau plastik berukuran 81/2” x pendistribusian lembar demi lembar
11”, yang digunakan oleh guru untuk maupun pendistribusian dalam set),
memvisualisasikan konsep, proses, tidak seperti film bingkai atau film
fakta, statistik, kerangka outline, atau rangkai yang lebih ringkas.
ringkasan di depan kelompok Transparansi multiwarna, baik yang
kecil/besar (Arief S. Sadiman, 2006:61). diproduksi secara lokal maupun
Kelebihan media transparansi komersial, mungkin malah lebih mahal
antara lain: (1) Gambar yang dari produksi film bingkai; (c) Kalau
diproyeksikan lebih jelas dibanding sedang menggunakan OHP, sewaktu

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 26


mengganti transparansi, ada Baik” sesuai yang tertera pada hasil
kekosongan yang menyilaukan di layar; observasi yaitu dengan persentase
dan (d) Karena didesain untuk 51,25%.
dipergunakan dalam proyeksi di depan Meskipun penelitian yang
layar, jarang digunakan untuk proyeksi dilakukan oleh Eni Rozita hampir
dari belang, kecuali dalam keadaan luar memiliki kesamaan, yakni sama-sama
biasa. membahas tentang Usaha Guru
Adapun penelitian yang relevan Menggunakan Media dalam Proses
dalam masalah ini adalah penelitian Belajar Mengajar di PDTA Al-Huda
yang dilakukan oleh Endang Utari Kecamatan Kundur Kabupaten
(Fakultas Agama Islam Universitas Karimun. Tetapi pada penelitian saya,
Islam Riau, 2015). Yang berjudul: saya memfokuskan kepada upaya guru
Upaya Guru dalam Memanfaatkan Fiqih mengembangkan media visual
Sumber Pembelajaran Bidang Studi dalam proses pembelajaran di MAN
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Kuok Bangkinang Kabupaten Kampar.
Menengah Atas Negeri 5 Dumai, hasil Jadi penelitian saya dan penelitian Eni
dari penelitian adalah guru telah Rozita memiliki perbedaan baik dari
memanfaatkan sumber pembelajaran judul penelitian, tempat penelitian,
bidang studi pendidikan agama islam di waktu penelitian, dan objek penelitian.
SMA N 5 Dumai. Selanjutnya, penelitian ini di lakukan
Meskipun penelitian yang oleh Lissuryani (Fakultas Agama Islam
dilakukan oleh Endang Utari hampir Universitas Islam Riau, 2012). Yang
memiliki kesamaan, yakni sama-sama berjudul: Kemampuan Guru
membahas tentang Upaya Guru dalam Pendidikan Agama Islam dalam
Memanfaatkan Sumber Pembelajaran penyusunan dan Pengembangan
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Bahan Ajar di SDN 001 Pantai Raja
di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kecamatan Perhentian Raja
Dumai. Tetapi pada penelitian saya, Kabupaten Kampar, hasil dari
saya memfokuskan kepada upaya guru penelitian adalah dapat digolongkan
Fiqih mengembangkan media visual dalam kategori “Kurang”, hal ini
dalam proses pembelajaran di MAN dikarenakan masih banyaknya kendala-
Kuok Bangkinang Kabupaten Kampar. kendala dalam pengembangan bahan
Jadi penelitian saya dan penelitian ajar, dan kurang dalamnya dalam
Endang Utari memiliki perbedaan baik menganalisis kurikulum sehingga tidak
dari judul penelitian, tempat penelitian, maksimalnya hasil dari proses belajar
waktu penelitian, dan objek penelitian. mengajar, serta hanya menggunakan
Penelitian serupa juga di lakukan oleh satu sumber buku penunjang serta
Eni Rozita (Fakultas Agama Islam kurangnya dalam penguasaan kelas.
Universitas Islam Riau, 2012). Yang Meskipun penelitian yang
berjudul: Usaha Guru Menggunakan dilakukan oleh Lissuryani hampir
Media dalam Proses Belajar memiliki kesamaan, yakni sama-sama
Mengajar di PDTA Al-Huda membahas tentang Penyusunan dan
Kecamatan Kundur Kabupaten Pengembangan Bahan Ajar di SDN 001
Karimun, hasil dari penelitian adalah Pantai Raja Kecamatan Perhentian Raja
dengan jumlah yang dilaksanakan 123 Kabupaten Kampar. Tetapi pada
kali dan tidak terlaksana 117 kali dari penelitian saya, saya memfokuskan
seluruh indikator, sehingga keseluruhan kepada upaya guru Fiqih
indikator 240 kali, dan hasil mengembangkan media visual dalam
pelaksanaanya tergolong “Kurang proses pembelajaran di MAN Kuok

27 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


Bangkinang Kabupaten Kampar. Jadi teoritis. Hal ini bertujuan agar tidak
penelitian saya dan penelitian terjadi kesalahan pengertian terhadap
Lissuryani memiliki perbedaan baik penelitian ini. Penelitian ini berkaitan
dari judul penelitian, tempat penelitian, dengan konsep upaya guru Fiqih
waktu penelitian, dan objek penelitian. mengembangkan media visual dalam
Konsep operasional adalah konsep proses pembelajaran di MAN Kuok
yang digunakan untuk menjabarkan Bangkinang Kabupaten Kampar.
atau memberi batasan terhadap konsep

Tabel 1:
Konsep Operasional
Variabel Indikator
Upaya guru mengembangkan media 1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik
visual dalam proses pembelajaran bidang siswa.
studi Fiqih di MAN Kuok Bangkinang 2. Merumuskan tujuan
Kabupaten Kampar 3. Merumuskan butir-butir materi secara
terperinci yang mendukung tercapainya
tujuan.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
5. Menulis naskah media.
6. Mengadakan tes dan revisi.

Media Visual adalah semua alat menganalisis kebutuhan siswa, maka


peraga yang digunakan dalam proses kita juga perlu menganalisis
belajar yang bisa dinikmati lewat panca karakteristik siswanya, baik
indera mata. Media Visual memegang menyangkut kemampuan pengetahuan
peran yang sangat penting dalam atau keterampilan yang dimiliki siswa
proses belajar. sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa
Secara garis besar kegiatan dengan tes atau dengan yang lainnya.
pengembangan media pembelajaran Langkah ini dapat disederhanakan
terdiri atas tiga langkah besar yang dengan cara menganalisa topik-topik
harus dilalui, yaitu kegiatan materi ajar yang dipandang sulit dan
perencanaan, produksi dan penilaian. karenanya memerlukan bantuan media.
Sementara itu, dalam rangka melakukan Pada langkah ini sekaligus pula dapat
desain atau rancangan pengembangan ditentukan mana tujuan pembelajaran
program media. yang hendak dicapai, termasuk
Arif Sadiman dan rekan-rekannya rangsangan indra mana yang
(Dalam Muhammad rohman; 122-128) diperlukan (audio, visual, gerak atau
memberikan urutan langkah-langkah diam).
yang harus diambil dalam Kedua, merumuskan tujuan
pengembangan program media menjadi instruksional (instructional objetive)
6 (enam) langkah sebagai berikut: dengan operasional dan khas. Untuk
Pertama, menganalisis dapat merumuskan tujuan instrusional
kebutuhan dan karakteristik siswa. dengan baik, yaitu: (a) Tujuan
Kebutuhan dalam proses belajar instruksional harus berorientasi kepada
mengajar adalah kesenjangan antara siswa. Artinya tujuan instruksional itu
apa yang dimiliki siswa dengan apa benar-benar harus menyatakan adanya
yang diharapkan. Setelah kita prilaku siswa yang dapat dilakukan atau

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 28


diperoleh setelah proses belajar menunjukkan suatu prilaku/perbuatan
dilakukan; dan (b) Tujuan harus yang dapat diamati atau diukur.
dinyatakan dengan kata kerja yang Beberapa contoh dari kategori
operasioanal, artinya kata kerja itu kata operasional adalah sebagai
berikut:

Tabel 2:
Kategori Kata Operasional
Kata kerja operasional Kata kerja tidak operasioanal
Mengidentifikasikan. Mengerti.
Menyebutkan. Memahami.
Menunjukkan. Menghargai.
Memilih. Menyukai.
Menjelaskan. Mempercayai.
Menguraikan. Dan lain-lain.
Merumuskan.
Menyimpulkan.
Mendemonstrasikan.
Membuat.
Menghitung.
Menunjukkan.
Menemukan.
Membedakan, dan lain-lain.

Sebuah tujuan pembelajaran Condition,dan Degree). Penjelasan


hendaknya memiliki empat unsur masing-masing komponen tersebut
pokok yang dapat kita akronimkan sebagai berikut :
dalam ABCD (Audience, Behavior,

Tabel 3:
Akronim dalam ABCD
A= Audience adalah menyebutkan sasaran/audiens yang dijadikan sasaran
pembelajaran.
B= Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang
dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung.
C= Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau di mana sasaran
dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya.
D= Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan
dapat dicapai.

Ketiga, merumuskan butir-butir diharapkan dari kegiatan proses belajar


materi secara terperinci yang mengajar terebut. Setelah daftar butir-
mendukung tercapainya tujuan. butir materi dirinci maka langkah
Penyusunan rumusan butir-butir materi selanjutnya adalah mengurutkan dari
adalah dilihat dari sub kemampuan atau yang sederhana sampai kepada
keterampilan yang dijelaskan dalam tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal
tujuan khusus pembelajaran, sehingga yang konkret kepada yang abstrak.
materi yang disusun adalah dalam Keempat, mengembangkan alat
rangka mencapai tujuan yang ukur keberhasilan. Alat pengukur

29 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


keberhasilan seyogyanya dikembang- Keenam, mengadakan tes atau
kan terlebih dahulu sebelum naskah uji coba dan revisi. Tes adalah
program ditulis. Dan alat pengukur ini kegiatan untuk menguji atau
harus dikembangkan sesuai dengan mengetahui tingkat efektifitas dan
tujuan yang akan dicapai dan materi- kesesuaian media yang dirancang
materi pembelajaran yang disajikan. dengan tujuan yang diharapkan dari
Bentuk alat pengukurnya bisa dengan program tersebut. Suatu program
tes, pengamatan, penugasan atau media yang oleh pembuatnya dianggap
cheklist prilaku. telah baik, tetapi bila program itu tidak
Instrumen tersebut akan menarik, sukar dipahami atau tidak
digunakan oleh pengembang media, merangsang proses belajar bagi siswa
ketika melakukan tes uji coba dari yang ditujunya, maka program
program media yang dikembangkannya. semacam ini tentu saja tidak dikatakan
Misalnya alat pengukurnya tes, maka baik.
siswa nanti akan diminta mengerjakan Tes atau uji coba tersebut dapat
materi tes tersebut. Kemudian dilihat dilakukan baik melalui perseorangan
bagaimana hasilnya. Apakah siswa atau melalui kelompok kecil atau juga
menunjukkan penguasaan materi yang melalui tes lapangan, yaitu dalam
baik atau tidak dari efek media yang proses pembelajaran yang
digunakan atau dari materi yang sesungguhnya dengan menggunakan
dipelajarinya melalui sajian media. Jika media yang dikembangkan. Sedangkan
tidak maka dimanakah letak revisi adalah kegiatan untuk
kekurangannya. Dengan demikian, memperbaiki hal-hal yang dianggap
maka siswa dimintai tanggapan tentang perlu mendapatkan perbaikan atas hasil
media tersebut, baik dari segi dari tes.
kemenarikan maupun efektifitas Jika semua langkah-langkah
penyajiannya. tersebut telah dilakukan dan telah
Kelima, menulis naskah media. dianggap tidak ada lagi yang perlu
Naskah media adalah bentuk penyajian direvisi, maka langkah selanjutnya
materi pembelajaran melalui media adalah media tersebut siap untuk
rancangan yang merupakan penjabaran ditampilkan.
dari pokok-pokok materi yang telah Dengan demikian usaha guru Fiqih
disusun secara baik seperti yang telah yang dimaksud dalam penelitian ini
dijelaskan di atas. Supaya materi adalah untuk mengetahui apa saja
pembelajaran itu dapat disampaikan upaya guru Fiqih mengembangkan
melalui media, maka materi tersebut media visual dalam proses
perlu dituangkan dalam tulisan atau pembelajaran di MAN Kuok Bangkinang
gambar yang kita sebut naskah program Kabupaten Kampar.
media.
Naskah program media
maksudnya adalah sebagai penuntun METODE
kita dalam memproduksi media. Artinya Jenis penelitian yang digunakan
menjadi penuntun kita dalam dalam penelitian ini adalah penelitian
mengambil gambar dan merekam suara. deskriptif kualitatif. Penelitian ini
Karna naskah ini berisi urutan gambar bertujuan untuk mengetahui mengenai
dan grafis yang perlu diambil oleh upaya guru Fiqih mengembangkan
kamera atau bunyi dan suara yang media visual dalam proses
harus direkam. pembelajaran.

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 30


Penelitian ini akan dilaksanakan merangkum, memilih hal-hal yang
di MAN Kuok, Jl. A. Rahman Samad Kuok pokok, mefokuskan pada hal-hal yang
Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. penting, dicari tema dan polanya; (2)
Penelitian ini akan dilakukan selama 4 Penyajian Data. Setelah data reduksi,
bulan, terhitung mulai Januari-April maka selanjutnya mendisplay data,
2016. yakni bisa dilakukan dalam bentuk
Subjek di dalam penelitian ini uraian singkat, bagan, hubungan antar
adalah guru bidang studi Fiqih di MAN kategori, flowchart dan lain jenisnya;
Kuok. Sedangkan yang menjadi obyek dan (3) Verifikasi. Verifikasi terakhir
dari penelitian ini adalah upaya guru dalam analisis data kualitatif menurut
mengembangkan media visual dalam Miles dan Hubermen adalah penarikan
proses pembelajaran bidang studi Fiqih kesimpulan (Sugiono, 2012:247-252).
di MAN Kuok Bangkinang Kabupaten
Kampar.
Populasi dari penelitian ini adalah HASIL
guru bidang studi Fiqih di MAN Kuok Gambaran Umum MAN Kuok
yang berjumlah 2 orang. Sedangkan Bangkinang
sampel penelitian menggunakan tehnik Madrasah Aliyah Negeri Kuok
total sampling, yaitu menjadikan semua adalah satu-satunya MAN yang ada di
populasi sebagai sampel dalam Kuok dan merupakan MAN tertua di
penelitian ini. Kabupaten Kampar. Madrasah Aliyah
Adapun teknik yang penulis Negeri Kuok diresmikan sebagai
lakukan dalam pengumpulan data Madrasah Aliyah Negeri pada tahun
mengenai kemampuan guru bidang 1991. Ketika itu madrasah di pimpin
studi Fiqih dalam penyusunan dan oleh Bapak Drs. Nahdar Har. Awalnya
pengembangan sumber belajar antara MAN Kuok bernama MAN FILIAL
lain: (1) Teknik Wawancara. Teknik Pekanbaru (cabang Pekanbaru)
wawancara yaitu suatu teknik yang didirikan pada tahun 1972.
dilakukan dengan tanya jawab langsung Seiring dengan berjalannya waktu
kepada guru bidang studi Fiqih dan tentunya dengan semangat
mengenai upaya guru mengembangkan kemajuan para pemimpin dan
media visual. Dalam hal ini penulis akan dukungan dari masyarakat, MAN Kuok
mewawancarai guru bidang studi Fiqih dilokasikan pada tanah seluas 100 x 70
yang ada di sekolah tersebut, agar meter di jalan Ahmad Rahman Samad di
didapatkan data-data yang memang Dusun Singolan raya tak jauh dari Pasar
benar-benar sesuai dengan kenyataan Kuok yaitu menempuh jarak lebih
yang ada; dam (2) Teknik Dokumentasi. kurang 1 KM.
Teknik dokumentasi yaitu suatu teknik Madrasah Aliyah Negeri Kuok
yang digunakan untuk mengetahui diputuskan menjadi MAN Negeri pada
sejarah sekolah, keadaan guru dan surat keputusan nomor 137 tahun 1991
murid, kurikulum serta sarana dan tanggal 11 juli 1991. Diterbitkan oleh H.
prasarana. Munawir Saizali. Sampai saat ini masih
Dalam teknik analisis data peneliti terbilang salah satu Madrasah
menggunakan teknik analisis deskriptif berprestasi terbukti dengan prestasi
kualitatif. Oleh sebab itu dalam dari berbagai perlombaan atau
pengolahan data, peneliti menggunakan olimpiade yang diikuti oleh siswa MAN
analisa data dengan menggunakan Kuok dan mendapat peringkat 1 dan 2.
langkah-langkah yaitu: (1) Reduksi
Data.Mereduksi data artinya

31 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


Adapun visi MAN Kuok karakteristik siswa? Apa saja upaya
Bangkinang Kabupaten Kampar ibu dalam menganalisa kebutuhan
adalah: “Visi Sekolah siswa? Apa saja upaya ibu dalam
Terwujudnya MAN Kuok sebagai menganalisa karakteristik siswa?
Lembaga Pendidikan Islami, Terpadu, J: Tentu, menganalisa kebutuhan
Mandiri dan Berkualitas serta Ramah dan karakteristik tersebut sangat
Lingkungan”. Sedangkan misi MAN penting. Upaya yang biasa ibu lakukan
Kuok Bangkinang Kabupaten untuk menganalisa kebutuhan peserta
Kampar adalah: “(1) Misi Sekolah; (2) didik diantaranya yaitu: (1) Melihat
Meningkatkan suasana kehidupan hasil belajar dari peserta didik
dilingkungan Madrasah menjadi sebelumnya; (2) Melihat materi yang
masyarakat menjadi masyarakat yang diajarkan setiap semester; dan (3)
Islami; (3) Menjadikan Bidang Studi Bagaimana prestasinya disekolah, jadi
umum sebagai kajian mendalami ilmu kita dapat membedakan tiap-tiap
agama; (4) Meningkatkan mutu lulusan peserta didik sesuai dengan
sesuai dengan tujuan pendidikan kebutuhannya. Upaya untuk
agama; (5) Menghasilkan lulusan yang menganalisa karakter peserta didik
berdaya guna bagi masyarakat; (6) sangat mudah, jika kita guru yang
Menjadikan MAN Kuok sebagai lembaga mengajar peserta didik tersebut maka
pendidikan yang dikenal dan diminati dengan seiringnya waktu kita akan
masyarakat; (7) Meningkatkan mengetahui karakter mereka. Setiap
profesional guru dan karyawan dalam hari ibu berjumpa dengan mereka
pemberdayaan potensi secara optimal; disekolah, upaya yang ibu lakukan
(8)Meningkatkan peran serta warga untuk menganalisa karakteristik siswa
madrasah dalam rangka menciptakan yaitu: (1) Memperhatikan tingkah
lingkungan yang indah, rindang, dan lakunya; (2) Memperhatikan cara
bersih; (9) Memiliki muatan kurikulum berbicara; dan (3) Cara mereka bergaul
yang berwawasan lingkungan; dan (10) dengan teman mereka, guru, dll.
Membudayakan hidup peduli terhadap T: Apa saja upaya ibu dalam
lingkungan bagi seluruh warga merumuskan tujuan instruksional?
madrasah”. Kapan ibu merumuskan tujuan
instruksional?
J: Upaya ibu lakukan untuk
Penyajian Data merumuskan tujuan instruksional yaitu:
Penyajian hasil data penelitian (1) Ibu melihat kurikulum; (2) Melihat
pada bab ini, merupakan hasil materi pelajaran atau judul materi; (3)
wawancara terhadap guru fiqih di MAN Memilih metode yang cocok untuk
Kuok Bangkinang Kabupaten Kampar. diajarkan. Ibu merumuskan tujuan
Berikut ini penulis uraikan hasil instruksional itu biasanya sebelum
wawancara yang penulis lakukan proses belajar, atau awal tahun ajaran.
mengenai upaya guru dalam T: Apa saja upaya ibu dalam
mengembangkan media visual dalam merumuskan butir-butir materi?
proses pembelajaran. J: Butiran materi ini juga berkaitan
dengan tujuan instruksioal tadi, upaya
yang ibu lakukan untuk merumuskan
Hasil Wawancara dengan ibu Nelfi butiran materi yaitu: (1) melihat
Yanti, S.Hi kurikulum; (2) Memperhatikan materi;
T: Apakah ibu selalu (3) Memperhatikan silabus; (4)
menganalisa kebutuhan dan

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 32


Menyusun dan mengurutkan butiran
materi tersebut. Wawancara dengan bapak Syaifudin,
T: Apakah ibu pernah S.Ag
mengembangkan alat ukur T: Apakah bapak selalu
keberhasilan belajar siswa? Apa saja menganalisa kebutuhan dan
upaya ibu mengembangkan alat ukur karakteristik siswa? Apa saja upaya
keberhasilan? bapak dalam menganalisa
J: Pernah, upaya ibu untuk kebutuhan siswa? Apa saja upaya
mengembangkan alat ukur keberhasilan bapak dalam menganalisa
dalam proses belajar mengajar yaitu: karakteristik siswa?
(1) Ibu membuat soal dan memberikan J: Iya, upaya bapak untuk
tugas kepada peserta didik; dan (2) menganalisa kebutuhan siswa yaitu: (1)
Kemudian tinggal melihat hasilnya, agar Tentunya kita harus mengenal dulu
bisa diperbaiki untuk kedepannya. peserta didik; (2) Mengetahui
T: Apakah ibu pernah menulis kemampuan yang dimilikinya; (3) Serta
naskah media? Apa upaya ibu untuk tujuan akhir dari proses pembelajaran.
menulis naskah media yang baik dan Sedangkan untuk menganalisa
benar? karakteristik peserta didik juga sangat
J: Pernah, karna naskah media ini penting, karna jika kita tidak
sangat membantu ibuk dalam proses mengetahui karakteristik peserta didik
belajar mengajar, menjadi pedoman yang kita ajar, maka akan sulit
agar urutan yang telah ibuk siapkan melaksanakan proses pembelajaran.
sebelum mengajar tidak terbolak balik. Upaya bapak untuk menganalisa
Upaya yang ibu lakukan untuk menulis karakteristik siswa yaitu: (1) Mengenal
naskah media yaitu: (1) Melihat judul dulu peserta didik itu, anak siapa,
materi; (2) Memilih media; dan (3) lingkungan tempat tinggalnya, dia
Menyediakan gambar. tinggal dengan orang tua atau anak
T: Apakah ibu pernah perantau; (2) Selebihnya bapak melihat
mengadakan tes dan revisi? tingkah lakunya didalam kelas, cara dia
Bagaimana cara ibu untuk bergaul disekolah, baik dengan teman
mengadakan tes dan revisi agar maupun guru.
hasilnya baik? Apa upaya ibu untuk T: Apa saja upaya bapak dalam
mengadakan tes dan revisi? merumuskan tujuan instruksional?
J: Pernah, setelah proses belajar Kapan bapak merumuskan tujuan
ibu mengadakan tes, setelah itu instruksional?
kesalahan-kesalahan diperbaiki, apakah J: Sebagai guru, bapak harus
cara penyampaian ibu sulit dipahami, merumuskan tujuan instruksional
menerangkan terlalu cepat, apakah sebelum proses pembelajaran. Upaya
media yang ibu sajikan tidak menarik, yang bapak lakukan untuk merumuskan
dll. Maka dari itu harus dilakukan revisi tujuan instruksional yaitu: (1)
agar kesalahan yang sama tidak Mempelajari kurikulum; (2) Memahami
terulang lagi. Upaya yang ibu lakukan tujuan pengajaran agar menjadi jelas
untuk mengadakan tes dan revisi yaitu: dan dapat dicapai oleh peserta didik.
(1) Mencari media yang sesuai dengan Dengan adanya tujuan instruksional
materi; (2) Menulis naskah media; (3) kita mempunyai arah untuk memilih
Menyajikan dikelas; (4) Mencari bahan pelajaran, memilih metode
kekurangan-kekurangan; dan (5) mengajar dan peserta didik mengetahui
Memperbaiki kekurangan tersebut. arah belajarnya.

33 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


T: Apa saja upaya bapak dalam J: Pernah, apabila media itu belum
merumuskan butir-butir materi? pernah ditampilkan dikelas, maka kita
J: Upaya yang bapak lakukan terlebih dahulu melakukan tes
untuk merumuskan butir-butir materi dibeberapa kelas. Setelah itu direvisi,
yaitu: (1) Untuk merumuskan butiran dimana letak kekurangan dari media
materi bapak melihat silabus; (2) tersebut. Upaya yang bapak lakukan
Melihat judul materi yang diajarkan; yaitu: (1) Mengenalkan media-media
dan (3) Kemudian di pilah-pilah butiran baru; (2) Mencoba media tersebut
materi tersebut. dikelas; (3) Melihat minat belajar
T: Apakah bapak pernah peserta didik dan melihat hasil
mengembangkan alat ukur belajarnya; (4) Mencari kekurangan
keberhasilan belajar siswa? Apa saja dari media; (5) Melakukan revisi.
upaya bapak mengembangkan alat
ukur keberhasilan?
J: Pernah, setiap semester bapak Analisis Data
melakukan pengembangan alat ukur Setelah melakukan penelitian dan
keberhasilan belajar siswa. Upaya yang pengambilan data, maka data yang telah
bapak lakukan untuk mengembangkan ada dianalisis untuk mengetahui hasil
alat ukur keberhasilan yaitu: (1) dari upaya guru mengembangkan
Melaksanakan pembelajaran; (2) media visual, apa saja upaya yang
Mendorong dan memotivasi peserta dilakukan dalam mengembangkan
didik; (3) Mengevaluasi pembelajaran; media visual dalam proses
(4) Mengadakan latihan, ulangan, ujian, pembelajaran bidang studi Fiqih.
dan memberikan tugas. Kemudia kita
akan mengetahui apakah peserta didik
menguasai meteri dengan berbagai Menganalisis Kebutuhan dan
media yang telah disediakan. Karakteristik Siswa
T: Apakah bapak pernah Adapun upaya guru dalam
menulis naskah media? Apa upaya menganalisa kebutuhan siswa yaitu
bapak untuk menulis naskah media pertama tentunya kita harus mengenal
yang baik dan benar? dulu peserta didik. Guru pasti mengenal
J: Pernah, upaya yang bapak peserta didiknya dan begitu juga
lakukan untuk menulis naskah media sebaliknya, dengan mengenal maka
yaitu: (1) Kadang-kadang bapak cuma guru akan mengetahui apa saja yang
melihat dari semester sebelumnya; (2) dibutuhkan oleh peserta didiknya.
Menyesuaikan dengan materi; (3) Kedua melihat hasil belajar dari peserta
Menambahkan apa yang perlu didik. Dengan kita melihat hasil belajar
ditambahkan; (4) Menghapus yang dari peserta didik, maka guru akan
dirasa tidak penting. Karna dengan mengetahui materi mana yang
menulis naskah media mempermudah dipahami dan yang sulit dipahami
bapak mengajar dikelas, semua berjalan peserta didik. Selanjutnya guru akan
sesuai dengan media dan metode yang lebih mengajarkan materi yang tidak
telah bapak siapkan. dipahami peserta didik secara
T: Apakah bapak pernah mendalam. Ketiga melihat prestasi
mengadakan tes dan revisi? peserta didik disekolah. Prestasi bisa
Bagaimana cara bapak untuk menggambarkan keberhasilan guru
mengadakan tes dan revisi agar dalam mengajar, semakin banyak
hasilnya baik? Apa upaya bapak peserta didik yang berprestasi maka
untuk mengadakan tes dan revisi?

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 34


semakin besar keberhasilan guru dalam mengetahui dan mempelajari meteri
mengajar. yang akan disampaikan dikelas, agar
Adapun upaya guru dalam proses belajar mengajar berjalan lancar.
menganalisa karakteristik siswa yaitu Ketiga Menyusun dan mengurutkan
pertama Mengenal dulu peserta didik materi. Materi harus di pilah-pilah serta
itu, anak siapa, lingkungan tempat di urutkan, agar butiran materi tersebut
tinggalnya, dia tinggal dengan orang tua menjadi terarur dan bisa dirumuskan
atau anak perantau. Untuk mengetahui butiran-butiran materi.
karakter peserta didik itu seorang guru
harus mengenal dulu peserta didiknya.
Kedua Selebihnya bapak melihat Mengembangkan Alat Pengukur
tingkah lakunya didalam kelas, cara dia Keberhasilan
bergaul disekolah, baik dengan teman Adapun upaya guru dalam
maupun guru. Karakter peserta didik mengembangkan alat pengukur
akan tergambar dari kesehariannya keberhasilan yaitu pertama
disekolah, seorang guru harus bisa Melaksanakan pembelajaran. Setelah
menilai hal tersebut agar guru bisa belajar barulah guru bisa mengetahui
membedakan mana peserta didik yang keberhasilan dalam belajar mengajar.
mempunyai karakter yang baik dan Kedua Membuat soal dan memberikan
mana peserta didik yang mempunyai tugas kepada peserta didik. Soal adalah
karakter yang kurang baik. salah satu alat yang bisa mengukur
keberhasilan dalam belajar, apabila
nilai yang diperoleh peserta didik tinggi,
Merumuskan Tujuan Instruksional maka alat pengukur keberhasilan
Adapun upaya guru dalam tersebut bisa dikatakan sukses. Begitu
merumuskan tujuan instruksional yaitu juga sebaliknya apabila nilai yang
pertama Mempelajari kurikulum. diperoleh peserta didik rendah, maka
Kurikulum telah disediakan alat pengukur keberhasilan tersebut
departemen agama, jadi guru hanya bisa dikatakan gagal. Ketiga
melihat, memahami dan mempelajari Mengevaluasi pembelajaran. Evaluasi
kurikulum tersebut. Kedua Memahami adalah proses penilaian yang dilakukan
tujuan pengajaran agar menjadi jelas oleh guru, proses evaluasi bisa
dan dapat dicapai oleh peserta didik. dilakukan setelah mengajar, setiap hari,
Dengan adanya tujuan instruksional setiap minggu, setiap bulan, setiap
kita mempunyai arah untuk memilih semester, dan lain-lain.
bahan pelajaran, memilih metode
mengajar dan peserta didik mengetahui
arah belajarnya Menulis Naskah Media
Adapun upaya guru dalam
menulis naskah media yaitu pertama
Merumuskan Butir-butir Materi Melihat judul materi. Untuk membuat
Adapun upaya guru dalam naskah media guru harus
merumuskan butir-butir materi yaitu menyesuaikan dengan judul materi
pertama Melihat kurikulum. Kurikulum yang akan disampaikan di kelas. Kedua
telah disediakan, jadi guru hanya Memilih media. Didalam naskah media
melihat, memahami dan mempelajari harus ditentukan media apa yang mau
kurikulum tersebut. Kedua Melihat digunakan, gambar yang mau
judul materi yang diajarkan. Sebelum ditampilkan, serta langkah-langkah
guru mengajar tentunya guru telah mengunakan media tersebut. Ketiga

35 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382


Menyediakan gambar. Setelah itu guru tinggalnya, dia tinggal dengan orang tua
menyediakan gambar-gambar yang atau anak perantau; Melihat tingkah
telah dipilih dan media siap disajikan lakunya didalam kelas, cara dia bergaul
kepada peserta didik. disekolah, baik dengan teman maupun
guru. Kedua guru melakukan upaya
merumuskan tujuan instruksional
Mengadakan Tes dan Revisi dengan; Memahami tujuan pengajaran
Adapun upaya guru dalam agar menjadi jelas dan dapat dicapai
mengadakan tes dan revisi yaitu oleh peserta didik. Ketiga guru
pertama Mencari media yang sesuai melakukan upaya merumuskan butir-
dengan materi. Suatu media harus butir materi dengan; Melihat
dilakukan tes untuk menguji tingkat kurikulum; Melihat judul materi yang
kesesuaian media yang dirancang diajarkan; Menyusun dan mengurutkan
dengan tujuan yang diharapkan dari materi. Keempat guru melakukan upaya
pembelajaran. Kedua Mencoba media mengembangkan alat pengukur
tersebut dikelas. Media digunakan keberhasilan dengan; Melaksanakan
dalam belajar dan harus dicoba dulu pembelajaran; Membuat soal dan
untuk mengetahui daya tarik dari media memberikan tugas kepada peserta
dan ketertarikan peserta didik terhadap didik; Mengevaluasi pembelajaran.
media yang telah dirancang. Ketiga kelima guru melakukan upaya menulis
Mencari kekurangan dari media. Setelah naskah media dengan; Melihat judul
mencoba media dikelas maka akan materi; Memilih media; Menyediakan
ditemukan kekurangan-kekurangan gambar. Keenam guru melakukan upaya
dari media tersebut maka langkah mengadakan tes dan revisi dengan;
selanjutnya direvisi. Keempat Mencari media yang sesuai dengan
Melakukan revisi. Revisi adalah materi; Mencoba media tersebut
kegiatan untuk memperbaiki hal-hal dikelas; Mencari kekurangan dari
yang dianggap perlu mendapatkan media; Melakukan revisi.
perbaikan dari tes yang telah dilakukan.

DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN Abdussalam, Suroso. 2011. Arah dan
Berdasarkan hasil penelitian dan Azas Pendidikan Islam. Jakarta:
analisis data, maka dapat disimpulkan Sukses Publishing.
bahwa upaya guru mengembangkan Anwar, Dessy. 2011. Kamus Lengkap
media visual dalam proses Bahasa Indonesia. Surabaya:
pembelajaran bidang studi Fiqih di Karya Aditma.
MAN Kuok dapat dikatakan baik, Arsyad, Azhar. 2011. Media
adapun upaya yang dilakukan adalah: Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Pertama guru melakukan upaya Pers.
menganalisis kebutuhan dan Dairi, Rizal. 2010. Metodologi Penelitian.
karakteristik siswa dengan, upaya Pekanbaru: UIR Press.
untuk menganalisis kebutuhan siswa Depatemen Pendidikan Nasional. 2005.
dengan; Mengenal peserta didik; Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Melihat prestasi peserta didik Jakarta: Balai Pustaka.
disekolah. Upaya guru untuk Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi
menganalisis karakteristik siswa Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan; Mengenal dulu peserta didik
itu, anak siapa, lingkungan tempat

Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382 36


Febliza, Asyti dan Afdal, Zul. 2015. Belajar Mengajar di PDTA Al-Huda
Media Pembelajaran dan Teknologi Kecamatan Kundur Kabupaten
Informasi Komunikasi. Jakarta: Karimun. Skripsi. Pekanbaru:
Adefa Grafika. Perpustakaan FAI UIR.
K., Koyo, dkk., 2013. Media Pendidikan. Sadiman, Arif S., dkk., 2006. Media
Jakarta: Dirjen Dikti. Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Keputusan Presiden Undang-undang Saleh, Abdul Rachman. 2006.
Dasar Republik Indonesia nomor Pendidikan Agama dan
14 tahun 2005 dan Peraturan Membangun Watak Bangsa.
Mentri Pendidikan Nasional RI Jakarta: Raja Grafindo.
Nomor 11 tahun 2011 tentang Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-
Guru dan Dosen. Faktor yang Mempengaruhinya.
Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Jakarta: Rineka Cipta.
Pendidikan. Yogyakarta: PT Sudijono, Anas. 2003. Pengantar
Pustaka Insani Madani. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Lissuryani. 2012. Kemampuan Guru Grafindo Persada.
Pendidikan Agama Islam dalam Sugiono. 2012. Metode Penelitian
Penyusunan dan Pengembangan Berbasis Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Bahan Ajar di SDN 001 Pantai Raja Uhbiyati, Nur. 2005. Ilmu Pendidikan
Kecamatan Perhentian Raja Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Kabupaten Kampar. Skripsi. Undang-undang Dasar Republik
Pekanbaru: Perpustakaan FAI UIR. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Pidarta, Made. 2007. Landasan dan peraturan Mentri Pendidikan
Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Nasional RI Nomor 11 Tahun 2011
Cipta. Tentang Guru dan Dosen.
Porter, Bobbi De. 2003. Membiasakan Utari, Endang. 2015. Upaya Guru dalam
Belajar Nyaman dan Memanfaatkan Sumber
Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Pembelajaran Bidang Studi
Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan. Pendidikan Agama Islam di
2013. Strategi dan Desain Sekolah Menengah atas Negeri 5
Pengembangan Sistem Dumai. Skripsi. Pekanbaru:
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Perpustakaan FAI UIR.
Pustakaraya. Wiyani, Novan Ardy. 2012. Ilmu
Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Pendidikan Islam. Yogjakarta: Ar-
Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia. ruzz Media.
Rozita, Eni. 2012. Usaha Guru
Menggunakan Media dalam Proses

37 Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382

Anda mungkin juga menyukai