Anda di halaman 1dari 47

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA

DARING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI
KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

BEST PRACTISE

Disusun Oleh
WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI KESAMBEN – JOMBANG
Ds. CARANGREJO – KEC. KESAMBEN - JOMBANG
2019

i
ii
HALAMAN PUBLIKASI

Laporan Best Practise Dengan Judul :


IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA
DARING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI

KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Disusun Oleh
WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

Dipublikasikan di perpustakaan
SMA Negeri Kesamben Jombang
Dengan Nomor Koleksi : ………………………….

Jombang, Agustus 2019


Petugas perpustakaan

………………………….

iii
BEST PRACTISE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA


DARING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI
KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Diajukan Untuk Pengumpulan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru


Sesuai SK MENPAN Nomor : 84 / 1993
Tanggal : 24 Desember 1993

Disusun Oleh
WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

Telah Disetujui dan Disahkan


Tanggal : ………………………..

Kepala SMA Negeri Kesamben Peneliti

Drs. WARAS, M.MPd WITIN, SPd


NIP. 19660606 199103 1 005 NIP. 19710911 200501 2 005

iv
LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA


DARING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI
KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Diajukan Untuk Pengumpulan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru


Sesuai SK MENPAN Nomor : 84 / 1993
Tanggal : 24 Desember 1993

Disusun Oleh
WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

Telah Disetujui dan Disahkan


Tanggal : ………………………..

PENGAWAS PEMBINA SMA


KABUPATEN JOMBANG

Drs. SUJITO, M.Si


Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19610726 198702 1 003

v
KATA PENGANTAR
Perubahan kurikulum dari kurikulum yang berbasis isi menjadi kurikulum yang
berbasis kompetensi berpengaruh terhadap penilaian yang dilakukan. Banyak penilaian
yang dapat diimplementasikan terhadap perubahan kurikulum tersebut. Salah satunya
adalah model pembelajaran problem solving. Model Pembelajaran Problem Solving
merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa..
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba mengadakan penelitian
tindakan kelas yang penulis laksanakan di sekolah tempat penulis bekerja sebagai guru.
Judul yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah PENERAPAN IMPLEMENTASI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA DARING DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI KESAMBEN TAHUN
PELAJARAN 2019 – 2020” Karya tulis ini membahas peningkatan kualitas pembelajaran
mata pelajaran Sosilogi bagi kelas XII IPS melalui model pembelajaran problem solving.
Diharapkan dengan penilaian portofolio ini dapat dicapai kualitas pembelajaran yang lebih
baik, sehingga akan berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa.
Penulis dengan kerendahan hati mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur
2. Bapak Kepala SMA Negeri Kesamben atas segala bantuan dan bimbingan serta sarana
dan prasarana guna memperlancar kegiatan penelitian ini
3. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha SMA Negeri Kesamben yang telah membantu
terlaksananya kegiatan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa dalam laporan penelitian ini masih banyak terjadi
kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
laporan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat berguna bagi khususnya penulis
sendiri, sekolah dan masyarakat umum.

Kesamben, Agustus 2019


Peneliti

WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PUBLIKASI......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGAWAS SMA................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Permasalahan Penulisan Best Practise............................................. 2
C. Tujuan Penulisan Best Practise........................................................ 2
D. Manfaat Penulisan Best Practise...................................................... 3
BAB II : KAJIAN PUSTAKA............................................................................... 4
A. Konsep, Makna dan Karakteristik Pembelajaran............................. 4
B. Pendekatan Kontekstual Belajar dan Pembelajaran......................... 4
C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)........................... 5
D. Model Problem Solving sebagai salah satu model Cooperative
Learning........................................................................................... 6
BAB III : PEMBAHASAN MASALAH................................................................. 8
A. Cara Memecahkan Masalah............................................................. 8
1. Siklus pertama........................................................................... 8
2. Siklus kedua.............................................................................. 9
B. Tindakan sebagai Pengalaman Terbaik............................................ 10
1. Siklus pertama........................................................................... 10
2. Siklus kedua.............................................................................. 15
C. Hasil yang Dicapai dalam Model Pembelajaran Problem Solving. . 21
BAB IV : SIMPULAN DAN REKOMENDASI......................................... 23
A. Simpulan............................................................................... 23
B. Rekomendasi ....................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Daftar Kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang
Mengikuti Pembelajaran Daring pada siklus I............................ 11
Tabel 3.2 : Hasil Diskusi Kelompok pada Siklus I........................................ 13
Tabel 3.3. : Hambatan dan Tindakan pada Siklus I........................................ 14
Tabel 3.4 : Daftar Kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang
Mengikuti Pembelajaran Daring pada siklus II........................... 16
Tabel 3.5 : Hasil Diskusi Kelompok pada Siklus II...................................... 19
Tabel 3.3. : Hambatan dan Tindakan pada Siklus II....................................... 20

viii
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SECARA
DARING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI BAGI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI
KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

Disusun Oleh
WITIN, S.Pd
NIP. 19710911 200501 2 005

ABSTRAK

Penggunaan metode pembelajaran yang beraneka ragam dituntut karena adanya


perubahan kurikulum dari kurikulum yang berabasis isi ke dalam kurikulum yang berbasis
kompetensi. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah model
pembelajaran problem solving (pemecahan masalah). Dengan model ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa terhadap identifikasi masalah, mencari penyebab
mengapa masalah tersebut terjadi, dan memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut.
Penelitian ini mengangkat permasalahan “Apakah model pembelajaran problem
solving dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben
pada mata pelajaran Sosiologi?.” Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan
motivasi bbelajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem solving
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2
siklus. Setiap siklus dilaksanakan tiga kali tatap muka. Pengolahan data menggunakan
metode kualitatif. Dari pengolahan dan analisis data ditemukan bahwa Penggunaan model
pembelajaran problem solving ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang
ditandai dengan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi masalah di sekitar tempat
tinggal siswa. Kemudian mencari penyebab sehingga permasalahan tersebut muncul, dan
menemukan alternatif atau solusi pemecahan masalah yang sedang terjadi. Ini tentunya
akan membantu siswa untuk hidup sebagai makhluk sosial yang selalu dihadapkan pada
berbagai permasalahan sebagai akibat kemajuan jaman

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi
pendidikan yang sangat penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program
pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran sebagaimana terdapat pada kurikulum. Sedangkan
penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur atau mengetahui dan
menilai tingkat pencapaian kuirkulum dan keberhasilan proses pembelajaran.
Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran adalah guru sebagai pengelola
pembelajaran dan siswa sebagai obyek pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran sebagaimana telah digariskan dalam kurikulum. Sebagai
pengendali dan pelaksana proses pembelajaran guru harus dapat memberikan berbagai
model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi proses pembelajaran
tersebut. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan
tentunya dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik juga.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru adalah
model pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving) yaitu suatu bentuk cara
belajar aktif yang mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir dan bertindak
secara logis, kreatif dan kritis untuk memecahkan masalah. Dalam proses
pembelajaran masalah yang dikemukakan dapat dipecahkan dengan menggunakan
diskusi, observasi, klasifikasi, pengkuran, penarikan kesimpulan serta pembuktian
hipotesis.
Dengan model pembelajaran problem solving, proses pembelajaran tidak lagi
terpusat pada guru (teacher centered). Tetapi proses pembelajaran telah berubah
berpusat pada siswa sebagai pelaksana pembelajran (student centered). Sehingga
diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran ini, guna meningkatkan
kemampuan dan prestasi belajar siswa. Guru seharusnya banyak menggunakan dan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan berbagai model
pembelajarannya yang diantaranya model problem solving.

1
Namun yang dijumpai di lapangan (khususnya tempat peneliti mengajar) masih
banyak ditemukan guru yang belum melakukan kegiatan pembelajaran yang terpusat
pada siswa. Masih banyak ditemukan proses pembelajaran yang terpusat pada guru
sebagai pelaksana dan pengendali proses pembelajaran di kelas. Apalagi dengan
model pembelajaran Problem Solving sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
yang dipusatkan pada siswa. Guru masih banyak yang suka dengan model
pembelajaran ceramah monoton tanpa adanya variasi model pembelajaran. Tentunya
hal ini akan menjemukan dan menjadikan suasana pembelajaran yang membosankan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin menyampaikan pengalaman
penulis dalam melakukan pembelajaran model problem solving. Problem solving yang
diangkat ini merupakan pengalaman penulis saat penulis mengajar mata pelajaran
Sosiologi di kelas XII IPS2 SMA Negeri Kesamben pada tahun 2019-2020. Model
pembelajaran problem solving ini diberikan saat masa pandemi sebagai akibat dari
adanya wabah virus corona – 19. Penggunaan model pembelajaran problem solving
dilakukan secara daring (online). Pengalaman tersebut penulis sampaikan pada best
practise dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Problem Solving Secara
Daring dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi
Bagi Kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben Tahun Pelajaran 2019 – 2020.”
B. Permasalahan Best Practise
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan
yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana aktivitas guru maupun siswa dalam model pembelajaran Problem
Solving secara daring pada mata pelajaran Sosiologi kelas XII IPS2 SMA Negeri
Kesamben Kabupaten Jombang Tahun pelajaran 2019-2020?
2. Bagaimana implementasi model pembelajaran Problem Solving secara daring
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran Sosiologi kelas XII
IPS2 SMA Negeri Kesamben Kabupaten Jombang Tahun Pelajaran 2019-2020?
C. Tujuan Penulisan Best Practise
Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa dalam pembelajaran model
Problem Solving secara daring pada mata pelajaran Sosiologi kelas XII IPS2
SMA Negeri Kesamben Kabupaten Jombang tahun pelajaran 2019 - 2020.

2
2. Untuk mengetahui pengaruh implementasi model pembelajaran Problem Solving
secara daring dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran
Sosiologi kelas XII IPS2 SMA Negeri Kesamben Kabupaten Jombang Tahun
pelajaran 2019 – 2020.
D. Manfaat Penulisan Best Practise
Sedangkan manfaat yang dapat diambil antara lain:
1. Dengan model pembelajaran problem solving akan diukur atau diketahui
aktivitas-aktivitas guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.
2. Dengan model pembelajaran problem solving diharapkan motivasi belajar siswa
khususnya mata pelajaran Sosiologi kelas XII IPS2 SMA Negeri Kesamben, dapat
meningkat, yang tentunya akan meningkatkan juga prestasi belajar siswa.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep, Makna dan Karakteristik Pembelajaran


Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengatahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang
akademis dan sosial ekonominya, dan lain sebaginya. Kesiapan guru untuk mengenal
karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan
belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran (Sagala, 2003:62).
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama, dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut
siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam
proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran memangun suasana dialogis dan proses
tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir tersebut dapat
membentu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bangun (kontruksi)
sendiri (Sagala, 2003:63).

B. Pendekatan Kontekstual Belajar dan Pembelajaran


Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (Sagala, 2003:86).
Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
dilakukan dengan melibatkan komponen utama pembelajaran yaitu:
1. Konstruktivisme (Constructivism)
2. Bertanya (Questioning)
3. Menemukan (Inquiry)
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
5. Pemodelan (Modeling)

4
6. Refleksi (Reflection)
7. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Sebuah kelas dikatakan telah menggunakan pendekatan konstektual jika sudah
menerapkan komponen utama pembelajaran efektif dalam proses pembelajarannya.
Pendekatan konstektual dapat diterapkan dalam kurikulum, bidang studi, dan kelas
yang bermacam-macam bentuk dan jenisnya.

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Sebagai salah satu basis pelaksanaan pembelajaran menggunakan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) pembelajaran kooperatif mengupayakan
seseorang siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain pengetahuan yang telah
diperolehnya. Mengajar teman sebaya dapat memberika kesempatan pada siswa untuk
mempelajari sesuatu dengan baik dan juga merupakan nara sumber bagi teman yang
lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan siswa yang bekerja dalam situasi
pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan
mengkoordinasikan usaha yang telah dilakukan untuk menyelesaikan tugas.
Menurut Muslimin Ibrahim dalam pembelajaran kooperatif (2000:6)
mempunyai unsur-unsur yang meliputi:
a) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka adalah sehidup
sepenangguangan bersama.
b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya
c) Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.
d) Harus dibagi tugas dan tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya
e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberi penghargaan yang sama pada semua
anggota kelompok
f) Siswa berbagi kepemimpinan dan berbagi keterampilan untuk belajar bersama
selama proses pembelajaran
g) Siswa mempunyai tanggung jawab individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif secara umum
dapat dirinci sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.

5
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
3. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis
kelamin yang tidak sama
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

D. Model Problem Solving sebagai salah satu model Cooperative Learning


Model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu
bentuk cara belajar aktif yang dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir
dan bertindak secara logis, kreatif dan kritis untuk memecahkan masalah. Dalam
proses pembelajaran masalah yang dikemukakan dapat dipecahkan dengan
menggunakan diskusi, observasi, klasifikasi, pengukuran, penarikan kesimpulan serta
pembuktian hipotesis. Pemecahan masalah sangat penting diterapkan dan dipadukan
dalam proses belajar mengajar agar anak:
1. Dapat mengembangkan cara berpikir memecahkan masalah yang dijumpai sehari-
hari baik di lingkungan tempat tinggal siswa, di sekolah maupun di masyarakat
yanglebih luas.
2. Dibekali kemampuan menghadapi tantangan baru yang akan muncul dalam
kehidupan anak di masa depan sesuai dengan situasi dan kondisi jaman yang
semakin maju.
3. Dibekali kemampuan dasar bagaimana menanggapi masalah, merumuskan
masalah dan memilih alternatif pemecahan masalah yang tepat dan berhasil
dengan baik.
Langkah-langkah / Sintak Model Pembelajaran Problem Solving ( Dewey
dalam W.Gulo, 2002:115) terdiri dari 6 tahapan yaitu:
1. Merumuskan masalah. Kemampuan yang diperlukan adalah : mengetahui dan
merumuskan masalah secara jelas.
2. Menelaah masalah. Kemampuan yang diperlukan adalah : menggunakan
pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis. Kemampuan yang diperlukan adalah : berimajinasi dan
menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan alternatif penyelesaian.

6
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data.
Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar atau tabel.
5. Pembuktian hipotesis. Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan menelaah
dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta
keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan Pilihan Penyelesaian. Kemampuan yang diperlukan adalah :
kecakapan membuat alternatif penyelesaian, kecakapan menilai pilihan dengan
memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan pembelajaran
model problem solving dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menginformasikan tujuan dan perumusan masalah
2. Secara klasikal menayangkan gambar atau wacana permasalahan sesuai dengan
materi pembelajaran.
3. Membuat pertanyaan agar siswa dapat merumuskan permasalahan sesuai dengan
gambar atau wacana yang disajikan
4. Bentuk kelompok dari siswa dalam kelas untuk mengidentifikasikan
permasalahan dan membuat alternatif pemecahannya
5. Secara kelompok atau individual siswa mempresentasikan hasil pemecahan
masalah yang telah dibuatnya
6. Secara kelompok atau individual siswa mengidentifikasikan permasalahan yang
terdapat di lingkungan sekitar, misalnya lingkungan sekolah, tempat tinggal, atau
di lingkungan masyarakat luas.
7. Secara kelompok atau individual siswa mencari penyebab timbulnya
permasalahan yang telah diidentifikasikan tersebut.
8. Secara kelompok atau individual siswa mencari solusi pemecahan dan
pencegahan agar permasalahan tersebut dapat teratasi dan tidak terjadi lagi.

7
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Cara Memecahkan Masalah


Dalam memecahkan masalah terkait pembelajaran model solving pada mata
pelajaran Sosiologi kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben tahun pelajaran 2019-
2020, penulis menggambarkan langkah tersebut dalam bentuk pertemuan secara daring
yang dilakukan melalui tahapan-tahapan atau siklus. Pelaksanaan tindakan dilakukan
dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap kegiatan yaitu; perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus yang digunakan sebanyak dua
siklus dengan langkah-langkah pemecahan sebagai berikut:
1. Siklus pertama
Pelaksanaan siklus pertama dialokasikan waktunya selama 1 kali
pertemuan atau selama 1 x 40 menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
a) Rencana Tindakan (planning)
 Pada siklus pertama dalam rencana tindakan peneliti mempersiapkan
kerangka strategis pembelajaran dengan implementasi pembelajaran
kooperatif tipe problem solving, skenario pembelajaran menggunakan
daring (online) dengan materi pelajaran Ketimpangan sosial sebagai
dampak perubahan sosial di tengah globalisasi.
b) Pelaksanaan Tindakan (action)
 Guru menyampaikan pada siswa tentang pembagian kelompok
pembelajaran daring dengan jumlah anggota masing-masing kelompk 6
orang, sehingga siswa bisa berkumpul dalam beberapa kelompok. Masing-
masing kelompok mengikuti proses pembelajaran melalui Zoom meeting
di masing-masing rumah kelompok belajar.
 Mengawali pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan untuk memotivasi
siswa, dilanjutkan dengan tanya jawab sekitar Ketimpangan sosial sebagai
dampak perubahan sosial di tengah globalisasi.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

8
 Kegiatan inti pembelajaran dengan membagikan materi pelajaran. Guru
menyampaikan gambar atau video tentang Ketimpangan sosial sebagai
dampak perubahan sosial di tengah globalisasi. Gambar atau video tersebut
disampaikan melalui zoom meeting juga. Siswa memperhatikan dan
mengamati video tersebut untuk menjawab soal atau kuis
 Menginformasikan sintaks langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan.
 Memandu siswa untuk berdiskusi mencari penyelesaian masalah sesuai
dengan tayangan gambar atau video. Pemanduan tersebut dilakukan juga
lewat aplikasi zoom meeting (daring).
 Secara bergiliran siswa dalam kelompok dipandu untuk mempresentasikan
hasil kerjanya di depan kelas, siswa yang lain diberi kesempatan unyuk
memberikan tanggapan.
 Menutup pelajaran sekaligus mengakhiri siklus pertama dengan membuat
kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Memberikan soal ulangan harian
dan sekaligus pengisian angket tentang pelaksanaan proses pembelajaran.
c) Observasi (observation)
 Peneliti (guru) melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran daring (online). Disampaikan pada masing-masing
kelompok hasil evaluasi sebagai bahan peningkatan pembelajaran
berikutnya.
d) Refleksi (reflection)
 Setelah selesai pelaksanaan siklus pertama peneliti bersama-sama dengan
teman sejawat dan guru mitra melaksanakan diskusi untuk merefleksi
pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya dari berbagai
masukan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus pertama, digunakan
sebagai bahan masukan untuk menyusun rencana pada siklus kedua.
2. Siklus kedua
Untuk pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan 1 kali pertemuan 2 x 40
menit. Perlakuan tindakan untuk siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada
siklus kedua sama dengan sintaks pembelajaran siklus pertama. Namun ada
beberapa penekanan pada proses pembelajarannya, misalnya proses diskusi

9
kelompok yang benar-benar dipantau oleh peneliti. Atau proses merumuskan
pemecahan masalah terhadap soal yang diberikan oleh guru yang dilakukan
pendampingan secara lebih baik.

B. Tindakan sebagai Pengalaman Terbaik


Pengalaman nyata yang diperoleh penulis dalam pembelajaran daring (online)
model problem solving merupakan hal yang baru dilaksanakan. Mengingat kegiatan
pembelajaran sebelumnya menggunakan model tatap muka. Pengalaman ini dilakukan
untuk menjawab pertanyaan atau persoalan yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya. Adapun aktivitas yang dilakukan guru (penulis) dalam pembelajaran
daring melalui aplikasi zoom meeting dengan model pembelajaran problem solving
meliputi:
1. Siklus Pertama
Siklus 1 terencana berdasar atas identifikasi masalah yang ditemukan
oleh peneliti yang dibahas pada latar belakang. Terdapat empat tahap yang
dilaporkan pada pelaksanaan praktik pembelajaran RPP Perbaikan Siklus 1.
a. Rencana Tindakan
Mengingat pembelajaran dilakukan adalah secara online (daring)
melalui aplikasi zoom meeting, maka langkah-langkah perencanaan yang
dilakukan penulis meliputi:
a) Guru menyusun rencana pembelajaran atau RPP model pembelajaran
online dengan waktu 2 x 40 menit;
b) Guru menghubungi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara
daring (online) model pembelajaran problem solving;
c) Guru membentuk kelompok pada siswa masing-masing kelompk terdiri
dari 7 orang siswa. Kelompok ini belajar dan mengikuti proses
pembelajaran di rumah. Masing-masing kelompok dipilih 1 orang
sebagai ketua kelompok yang juga sebagai juru bicara kelompok.
Penentuan kelompok berdasarkan urutan nomor absen kelas,
d) Pembelajaran online ini tentunya sangat sulit, mengingat karakteristik
dari siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben berbeda-beda. Namun
penulis memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran online model problem solving.

10
e) Guru menyiapkan video atau artikel yang berhubungan materi
pembelajaran Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di
tengah globalisasi.
f) Untuk lebih mudah pengorganisasian pembelajaran, guru membentuk
grup whatsapp yang beranggotakan siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri
Kesamben dengan jumlah 35 siswa.
Berikut siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang mengikuti
pembelajaran daring model problem solving
Tabel 3.1. Daftar Kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang mengikuti
pembelajaran daring pada siklus 1

NO NIS Nama Absensi Kelompok Ket

1 6462 Adit Febrianto √ 1 Daring


2 6464 Afrida Amelia Rahmadani √ 1 Daring
3 6467 Ahmad Zen Ashari A 1 Daring
4 6474 Alifia √ 1 Daring
5 6479 Amelia Kartika Reza Rahma √ 1 Daring
6 6498 Azka Linailir Rohmah √ 1 Daring
7 6508 Devi Rahayu √ 1 Daring
8 6511 Difa Dwi Shafira √ 2 Daring
9 6515 Dina Wardatul Jannah √ 2 Daring
10 6521 Dyaniera Kirana Ghazali √ 2 Daring
11 6522 Edwin Bayu Yudiansah √ 2 Daring
12 6524 Elsa Rahayu Ningsih √ 2 Daring
13 6531 Felicia Maulia Putri √ 2 Daring
14 6532 Fellisa Lilia Anggreeni √ 2 Daring
15 6533 Fera Dwi Yanti √ 3 Daring
16 6542 Hasani Rahmawati √ 3 Daring
17 6544 Hesti Oktaviani √ 3 Daring
18 6552 Ilmi Lintang Cahyani √ 3 Daring
19 6564 La Ali Farikha √ 3 Daring
20 6566 Lailatus Sakdiyah I 3 Daring

11
NO NIS Nama Absensi Kelompok Ket

21 6567 Laily Fitra Rosa Rako √ 3 Daring


22 6575 M. Bintang Fanisya Roni √ 4 Daring
23 6579 Mochamad Fatkhur Rohman √ 4 Daring
24 6590 Muhammad Faruq Izzuddin √ 4 Daring
25 6590 Mukhammad Farid Saputro √ 4 Daring
26 6592 Nova Eniza √ 4 Daring
27 6606 Nur Lailis Saadah I 4 Daring
28 6615 Putri Diana S 4 Daring
29 6618 Ragil Nugroho √ 5 Daring
30 6619 Rahayu Ningsih √ 5 Daring
31 6639 Shela Kartika √ 5 Daring
32 6649 Umi Wahyuningrum √ 5 Daring
33 6658 Wafa Jabsy Azahra √ 5 Daring
34 6661 Wahyu Siti Nabilah √ 5 Daring
35 6663 Yusi Arnisa Rachma √ 5 Daring

b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah penulis merencanakan model pembelajaran melalui daring
(online) zoom meeting, maka langkah berikutnya guru melaksanakan
pembelajaran online model problem solving. Pada tahap ini, guru
merencanakan dan mengantisipasikan kemungkinan hal-hal yang terjadi pada
waktu tindakan dilaksanakan.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis pada siklus ini
meliputi:
a) 5 menit pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran (termasuk tujuan
proses) dan mempersiapkan siswa untuk belajar melalui daring. Guru
menjelaskan sekilas materi yang akan dibahas pada proses pembelajaran
model problem solving.
b) 15 menit berikutnya guru menayangkan video yang berisikan materi
Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah
globalisasi. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk memperhatikan

12
dengan sungguh-sungguh video yang ditayangkan tersebut.
c) Selanjutnya dengan waktu 10 menit siswa yang sudah terbagi dalam
kelompok berdiskusi mengidentifikasikan permasalahan sesuai dengan
tayangan video tersebut dan mencari penyebab serta alternatif pemecahan
masalah tersebut. Diskusi yang dilakukan oleh kelompok siswa tersebut
melalui daring atau online.
d) Selanjutnya guru memandu kelompok siswa tersebut untuk menampilkan
atau mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memulai dari kelompok
pertama sampai dengan kelompok kelima. Saat dilakukan presentasi,
kelompok lain melakukan pengamatan melalui zoom meeting. Kemudia
melakukan tanggapan terhadap jawaban kelompok presentasi. Bergiliran
sehingga semua kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan
jawaban atas video tentang Ketimpangan sosial sebagai dampak
perubahan sosial di tengah globalisasi. Waktu yang dibutuhkan pada
kegiatan ini selama 40 menit
e) Selanjutnya 10 menit berikutnya guru memberikan tanyangan video
kedua tentang Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di
tengah globalisasi sebagai soal atau kuis. Kelompok mengerjakan soal
tersebut secara kelompok. Hasil kerja kelompok disampaikan kepada
guru (penulis) untuk dilakukan penilaian. Kemudia guru menutup
pelajaran dan melakukan penilaian terhadap tugas yang diberikan pada
kelompok
Tabel 3.2. Hasil diskusi kelompok pada siklus I
Kemampuan problem
NO Kelompok solving (rerata) Jumlah %
I II III
1 Kelompok 1 13,86 13,86 19,14 46,86 46,86

2 Kelompok 2 17,57 16,86 24,29 58,71 58,71

3 Kelompok 3 13,00 12,71 18,29 44,00 44,00

4 Kelompok 4 12,57 12,29 16,57 41,43 41,43

5 Kelompok 5 16,43 16,14 21,57 54,14 54,14


Keterangan :
I : Kemampuan mengidentifikasi masalah

13
II : Kemampuan menemukan penyebab timbulnya masalah

III : Kemampuan memberikan solusi pemecahan masalah

Disamping itu berdasarkan kegiatan pembelajaran model problem


solving yang dilakukan pada siklus I, ditemui hambatan beserta tindakan yang
dilakukan guru. Hambatan harus segera diberikan tindak lanjut agar
pembelajaran model problem solving dapat tercapai dengan baik
Tabel 3.3. Hambatan dan Tindakan pada Siklus 1

Kegiatan Hambatan Tindakan


Paparan apersepsi Siswa belum memahami Sebelum pembelajaran
konsep materi konsep materi dimulai, siswa harus
Ketimpangan sosial Ketimpangan sosial mengamati video
sebagai dampak sebagai dampak tentang materi
perubahan sosial di perubahan sosial di pembelajaran
tengah globalisasi tengah globalisasi.
.
Mengamati video Minat siswa kurang Pengamatan video
tentang materi tertarik tersebut Sebagai bahan
Ketimpangan sosial analisis perumusan
sebagai dampak pemecahan masalah
perubahan sosial di atau problem solving
tengah globalisasi

Pembagian Siswa tidak Guru memiliki peran


kelompok melaksanakan diskusi pembagian kelompok
kelompok secara secara heterogen serta
maksimal. pendampingan pada
diskusi kelompok
secara daring melalui
aplikasi zoom meeting

Paparan instruksi Siswa tidak mengerti Guru menjelaskan


LKPD Alur Ada siswa yang dengan cara
tak bisa membuat memaparkan gambar
kesimpulan dan menarik dan bentuk LKPD.
hikmah dari
pembelajaran hari itu

14
c. Observasi
Peneliti (guru) melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran daring (online). Disampaikan pada masing-masing kelompok
hasil evaluasi sebagai bahan peningkatan pembelajaran berikutnya. Pada
kegiatan ini dilakukan observasi terhadap kegiatan diskusi kelompok dengan
menggunakan zoom meeting. Pada tahapan ini guru memantau dengan
sebenarnya saat dilakukan diskusi kelompok maupun presentasi kelompok
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan analisis pada hasil
kerangka teks anekdot sesuai dengan pilihan media audiovisual pada
pelaksanaan pembelajaran RPP Perbaikan Siklus 1, model pembelajaran
problem solving terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Namun, masih
ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini,
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama pada aktivitas diskusi
kelompok, kurang terekam dengan baik oleh guru sehingga guru kekurangan
data mengomunikasikan. Kedua, pada hasil jawaban siswa, masih banyak
yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Ketiga, keefektifan penggunaan
model pembelajaran problem solving pada pelaksanaan pembelajaran RPP
Perbaikan Siklus masih belum maksimal.
2. Siklus kedua
Berdasarkan hasil refleksi pada praktik pembelajaran RPP Perbaikan
Siklus 1 masih ditemukan kekurangan-kekurangan dan fokus yang belum
sempurna yang menyebabkan proses dan hasil belajar tentang materi
Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi pada
siswa belum terlihat, maka akan disempurnakan pada praktik pembelajaran RPP
Perbaikan Siklus 2.
a. Tahap 1 Perencanaan
Seperti halnya pada siklus 1, maka pada siklus 2 ini tahap perencanaan
dilalui guru dengan memilih media online (daring) dalam model
pembelajaran problem solving. Selanjutnya, guru menyusun perangkat sesuai
dengan kebutuhan pada Praktik Pembelajaran Siklus 2. Inti dari perangkat
tersebut berada pada peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran model
problem solving mata pelajaran sosiologi kelas XII.

15
Berikut siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang mengikuti
pembelajaran daring model problem solving
Tabel 3.4. Daftar Kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben yang mengikuti
pembelajaran daring pada siklus II

NO NIS Nama Absensi Kelompok Ket

1 6462 Adit Febrianto √ 1 Daring


2 6464 Afrida Amelia Rahmadani √ 1 Daring
3 6467 Ahmad Zen Ashari √ 1 Daring
4 6474 Alifia √ 1 Daring
5 6479 Amelia Kartika Reza Rahma √ 1 Daring
6 6498 Azka Linailir Rohmah √ 1 Daring
7 6508 Devi Rahayu √ 1 Daring
8 6511 Difa Dwi Shafira √ 2 Daring
9 6515 Dina Wardatul Jannah √ 2 Daring
10 6521 Dyaniera Kirana Ghazali √ 2 Daring
11 6522 Edwin Bayu Yudiansah √ 2 Daring
12 6524 Elsa Rahayu Ningsih √ 2 Daring
13 6531 Felicia Maulia Putri √ 2 Daring
14 6532 Fellisa Lilia Anggreeni √ 2 Daring
15 6533 Fera Dwi Yanti √ 3 Daring
16 6542 Hasani Rahmawati √ 3 Daring
17 6544 Hesti Oktaviani √ 3 Daring
18 6552 Ilmi Lintang Cahyani √ 3 Daring
19 6564 La Ali Farikha √ 3 Daring
20 6566 Lailatus Sakdiyah √ 3 Daring
21 6567 Laily Fitra Rosa Rako √ 3 Daring
22 6575 M. Bintang Fanisya Roni √ 4 Daring
23 6579 Mochamad Fatkhur Rohman √ 4 Daring
24 6590 Muhammad Faruq Izzuddin √ 4 Daring
25 6590 Mukhammad Farid Saputro √ 4 Daring
26 6592 Nova Eniza √ 4 Daring

16
NO NIS Nama Absensi Kelompok Ket

27 6606 Nur Lailis Saadah √ 4 Daring


28 6615 Putri Diana √ 4 Daring
29 6618 Ragil Nugroho √ 5 Daring
30 6619 Rahayu Ningsih √ 5 Daring
31 6639 Shela Kartika √ 5 Daring
32 6649 Umi Wahyuningrum √ 5 Daring
33 6658 Wafa Jabsy Azahra √ 5 Daring
34 6661 Wahyu Siti Nabilah √ 5 Daring
35 6663 Yusi Arnisa Rachma √ 5 Daring

1) Cara Menyampaikan kepada Siswa


Cara menyampaikan pembelajaran pada RPP Perbaikan Siklus 2
dengan dua model, yaitu sinkron dan asinkron.
a) Sinkron
Pada model ini, guru melakukan pembelajaran dengan kegiatan
pembuka, isi, dan penutup. Platform yang digunakan yaitu Zoom
Meeting. Kegiatan pembuka terdapat apersepsi berupa Tanya-jawab
konsep materi Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial
di tengah globalisasi. Interaksi dilaksanakan secara langsung dengan
berdasar pada media PPT. Berlanjut pada kegiatan inti, Kegiatan inti
diakhiri paparan kegiatan diskusi pada LKPD. Berlanjut pada
kegiatan penutup. Kegiatan penutup diawali dengan penjelasan tugas
pada kegiatan asinkron dan refleksi siswa tentang pembelajaran
sinkron pada hari ini. Lalu pembelajaran ditutup dengan paparan
materi pertemuan selanjutnya.
b) Asinkron
Pada model ini, guru memberikan LKPD sebagai bahan dan tugas
dalam diskusi kelompok siswa. File LKPD disampaikan melalui
classwork pada Google Classroom. Sedangkan paparan instruksi
LKPD, diinfokan pada WA Group Kelas. Tagihan LKPD berupa file
yang dikirimkan pada Google Classroom dan WA Grup Kelas. Hasil

17
di Google Classroom akan dinilai, sedangkan hasil yang diunggah di
WA Grup akan dikomentari oleh kelompok yang lain.
2) Waktu Penerapan Diskusi Siswa
Pada praktik pembelajaran RPP Perbaikan Siklus 2, terdapat
aktivitas diskusi yang dilaksanakan oleh siswa secara berkelompok.
Waktu pelaksanaan diskusi tersebut setelah temu virtual. Teknis
pelaksanaan diskusi tergantung kesepakatan kelompok masing-masing
dengan memanfaatkan sarana media sosial lainnya. Diskusi antar
kelompok dilaksanakan setelah masing-masing kelompok mengunggah
hasil LKPD di WA Group Kelas.
3) Bentuk Penilaian
Bentuk penilaian yang dilakukan antara lain penilaian produk
dengan mengacu pada pedoman penskoran berupa rubrik penilaian untuk
tagihan LKPD
4) Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis pada siklus ini
meliputi:
a) 5 menit pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran (termasuk
tujuan proses) dan mempersiapkan siswa untuk belajar melalui
daring. Guru menjelaskan sekilas materi yang akan dibahas pada
proses pembelajaran model problem solving.
b) 15 menit berikutnya guru menayangkan video yang berisikan materi
Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah
globalisasi. Guru memberikan motivasi pada siswa untuk
memperhatikan dengan sungguh-sungguh video yang ditayangkan
tersebut.
c) Selanjutnya dengan waktu 10 menit siswa yang sudah terbagi dalam
kelompok berdiskusi mengidentifikasikan permasalahan sesuai
dengan tayangan video tersebut dan mencari penyebab serta
alternatif pemecahan masalah tersebut. Diskusi yang dilakukan oleh
kelompok siswa tersebut melalui daring atau online.
d) Selanjutnya guru memandu kelompok siswa tersebut untuk
menampilkan atau mempresentasikan hasil diskusinya. Guru

18
memulai dari kelompok pertama sampai dengan kelompok kelima.
Saat dilakukan presentasi, kelompok lain melakukan pengamatan
melalui zoom meeting. Kemudia melakukan tanggapan terhadap
jawaban kelompok presentasi. Bergiliran sehingga semua kelompok
mendapat kesempatan untuk memberikan jawaban atas video tentang
Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah
globalisasi. Waktu yang dibutuhkan pada kegiatan ini selama 40
menit
e) Selanjutnya 10 menit berikutnya guru memberikan tanyangan video
kedua tentang Ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial
di tengah globalisasi sebagai soal atau kuis. Kelompok mengerjakan
soal tersebut secara kelompok. Hasil kerja kelompok disampaikan
kepada guru (penulis) untuk dilakukan penilaian. Kemudia guru
menutup pelajaran dan melakukan penilaian terhadap tugas yang
diberikan pada kelompok
Tabel 3.5. Hasil diskusi kelompok pada siklus II
Kemampuan problem
NO Kelompok solving (rerata) Jumlah %
I II III
1 Kelompok 1 20,00 22,00 29,14 71,14 71,14

2 Kelompok 2 20,00 20,43 28,29 68,71 68,71

3 Kelompok 3 20,14 20,29 27,00 67,43 67,43

4 Kelompok 4 21,86 21,00 29,86 72,71 72,71

5 Kelompok 5 21,71 20,29 28,57 70,57 70,57


Keterangan :
I : Kemampuan mengidentifikasi masalah

II : Kemampuan menemukan penyebab timbulnya masalah

III : Kemampuan memberikan solusi pemecahan masalah

Disamping itu berdasarkan kegiatan pembelajaran model problem


solving yang dilakukan pada siklus II, ditemui hambatan beserta tindakan
yang dilakukan guru. Hambatan harus segera diberikan tindak lanjut agar
pembelajaran model problem solving dapat tercapai dengan baik

19
Tabel 3.6. Hambatan dan Tindakan pada Siklus II

Kegiatan Hambatan Tindakan


Paparan apersepsi Siswa sudah memahami Sebelum pembelajaran
konsep materi materi Ketimpangan dimulai, siswa harus
Ketimpangan sosial sosial sebagai dampak mengamati video
sebagai dampak perubahan sosial di tentang materi
perubahan sosial di tengah globalisasi. pembelajaran
tengah globalisasi

Mengamati video Motivasi siswa untuk Guru memberikan


tentang materi mengikuti pembelajaran penghargaan atas
Ketimpangan sosial model problem solving peningkatan motivasi
sebagai dampak sudah meningkat cukup siwa dalam
perubahan sosial di baik. pembelajaran model
tengah globalisasi problem solving, dan
berharap lebih
ditingkatkan motivasi
belajarnya

Pembagian Sudah ada peningkatan Guru memotivasi


kelompok yang cukup baik siswa agar berdiskusi
terhadap kegiatan dengan baik
diskusi kelompok paada
masing-masing siswa.

Paparan instruksi Siswa memahami dan Guru memberikan


LKPD dapat memberikan solusi penilaian atas
terhadap masalah yang peningkatan
disampaikan oleh guru pemahaman materi
soal yang diberikan
pada siswa.

b. Observasi
Peneliti (guru) melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran daring (online). Disampaikan pada masing-masing kelompok
hasil evaluasi sebagai bahan peningkatan pembelajaran berikutnya. Pada
kegiatan ini dilakukan observasi terhadap kegiatan diskusi kelompok dengan
menggunakan zoom meeting. Pada tahapan ini guru memantau dengan
sebenarnya saat dilakukan diskusi kelompok maupun presentasi kelompok

20
c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan analisis pada hasil model
pembelajaran problem solving dan pelaksanaan pembelajaran RPP Perbaikan
Siklus II, model pembelajaran problem solving terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan. Siswa termotivasi dengan baik pada saat pelaksanaan
pembelajaran model problem solving

C. Hasil yang Dicapai dalam Model Pembelajaran Problem Solving


Berdasarkan uraian pada pembahasan masalah tersebut diatas, maka diperlleh
beberapa hal yang dapat dicapai guru saat menggunakan model pembelajaran model
problem solving. Capaian ini merupakan pengalaman guru dan akan menjadi inovasi
guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Menjadi inovasi karena kegiatan
pembelajaran model problem solving yang dilakukan dengan daring (online) yang saat
ini belum ditemukan model seperti itu.
Adapun hal-hal baru yang dicapai oleh guru dalam meningkatkan motuivasi
belajar siswa melalui model pembelajaran problem solving secara online (daring) pada
siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri Kesamben Kabupaten Jombang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah dari siklus pertama sebesar 55,48%
meningkat 12,14% pada siklus kedua 67,62% . Beberapa factor yang mendukung
adanya peningkatan tersebut meliputi:
a) Siswa pada siklus kedua sudah memahami konsep pembelajaran model
problem solving beserta penerapannya pada pemahaman materi pelajaran;
b) Pengamatan yang dilakukan siswa terhadap seluruh permasalahan yang ada
terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua.
c) Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi permasalahan dan mencatatnya
dalam lembar kerja ada peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua
2. Kemampuan siswa menemukan solusi pemecahan masalah dengan model problem
solving terjadi peningkatan sebesar 13,97% yaitu dari siklus pertama sebesar
54,21% meningkat menjadi 68,17% pada siklus kedua. Peningkatan ini dipicu dari
peningkatan beberapa kegiatan antara lain:
a) Peningkatan kemampuan siswa melaksananakan diskusi kelompok dengan
baik dan bersungguh-sungguh;

21
b) Peningkatan kemampuan siswa melakukan pengukuran dalam mencari
penyebab timbulnya permasalahan;
c) Peningkatan kemampuan siswa Mencatat penyebab permasalahan dalam
lembar kegiatan siswa.
3. Kemampuan siswa menemukan alternative pemecahan masalah pada siklus
pertama sebesar 56,13% menjadi sebesar 71,13% pada siklus kedua sehingga
terjadi peningkatan sebesar 14,82%. Peningkatan ini dipicu beberapa kegiatan
yang juga terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua. Kegiatan
tersebut meliputi :
a) Peningkatan kemampuan siswa Memberikan hipotesis kerja terhadap
permasalahan yang ada
b) Peningkatan kemampuan siswa Menguji hipotesis yang ada
c) Peningkatan kemampuan siswa Berdiskusi dengan kelompok untuk
menemukan alternatif pemecahan masalah yang ada
d) Peningkatan kemampuan siswa Mencatat dan mengemukakan alternatif
pemecahan masalah dalam lembar kegiatan siswa yang tersedia
4. Model pembelajaran problem solving, tidak selamanya harus dilaksanakan
melalui tatap muka. Namun dapat juga dilaksanakan secara daring atau online
melalui aplikasi zoom meeting atau aplikasi online yang lain. Walaupun
pelaksanaan secara daring amsih banyak ditemukan kekurangan, namun penulis
(sebagai guru Sosiologi) telah melakukan tindakan inovasi yaitu dengan lebih
melakukan interaksi secara visual melalui video zoom meeting kepada kelompok
yang telah dibuat. Guru lebih memperhatikan satu persatu aktivitas siswa dalam
diskusi kelompok melalui aplikasi tersebut. Guru memantau setiap aktivuitas
individu maupun kelompok melalui daring.
5. Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ada peningkatan yang cukup baik motivasi belajar siswa dari siklus I sampai
siklus II. Peningkatan motivasi belajar ini dipicu daengan adanya pembelajaran
secara daring dan perhatian guru yang lebih baik terhadap aktivitas siswa.

22
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Dari uraian pengalaman yang telah disampaikan penulis pada sub bab
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan terkait implementasi
pembelajaran secara daring model probleom solving dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa sebagai berikut:
1. Model pembelajaran problem solving, tidak selamanya harus dilaksanakan
melalui tatap muka. Namun dapat juga dilaksanakan secara daring atau online
melalui aplikasi zoom meeting atau aplikasi online yang lain. Walaupun
pelaksanaan secara daring amsih banyak ditemukan kekurangan, namun penulis
(sebagai guru Sosiologi) telah melakukan tindakan inovasi yaitu dengan lebih
melakukan interaksi secara visual melalui video zoom meeting kepada kelompok
yang telah dibuat. Guru lebih memperhatikan satu persatu aktivitas siswa dalam
diskusi kelompok melalui aplikasi tersebut. Guru memantau setiap aktivuitas
individu maupun kelompok melalui daring.
2. Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ada peningkatan yang cukup baik motivasi belajar siswa dari siklus I sampai
siklus II. Peningkatan motivasi belajar ini dipicu daengan adanya pembelajaran
secara daring dan perhatian guru yang lebih baik terhadap aktivitas siswa.

B. Rekomendasi
Agar dapat mewujudkan motivasi belajar siswa pada proses pembelajarn
diperlukan inovasi yang lebih baik bagi guru dalam pembelajaran. Beberapa hal
direkomendasikan terhadap pelaksanaan pembelajaran model pemebalajan problem
solving secar adaring (online) sebagai berikut:
1. Melihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan prosentase pemahaman siswa terhadap masalah dengan
menggunakan model pembelajaran problem solving, maka kiranya perlu
diterapkan model pembelajaran ini pada beberapa mata pelajaran. Mengingat
model ini banyak melibatkan siswa untuk berinteraksi, memahami masalah dan

23
menemukan alternatif pemecahan. Sehingga tentunya ini berguna bagi
peningkatan kualitas pendidikan siswa di masa yang akan datang.
2. Sekolah sebagai lembaga tempat melaksnakan tugas kependidikan guru, tentunya
harus memberikan motivasi kepada guru-guru untuk selalu melakukan inovasi
pembelajarn di kelas. Sehingga siswa akan merasa senang dan lebih termotivasi
belajar dengan inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Harapan akhir
tentunya ada peningkatan prestasi belajar siswa.
3. Untuk model pembelajaran problem solving bukan satu-satunya model
pembelajaran yang dapat dinovasikan dalam pembelajaran. Masih banyak model
pembelajaran yang dapat dibuat inovasi guru, sehingga pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan, yang tentunya akan meningkatkan motivasi siswa dalam
mata pelajaran tersebut.
4. Guru harus lebih banyak memberikan perhatian melalui pembinaan dan pelatihan-
pelatihan dalam menggunakan pembelajaran model problem solving. Tanpa
bimbingan yang baik rasanya sulit untuk membentuk kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah yang ada di sekitar tempat tinggal siswa. Disamping itu
unsur terkait (sekolah, masyarakat dan pemerintah) untuk selalu mendukung
dengan cara memahami proses pembelajaran model problem solving dengan
sebaiknya dan membantu siswa dalam melakukan model pembelajaran ini di luar
kelas

24
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Gulo.W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ibrahim, Muslimin, Dr, dkk. 2000. Pembelajran Kooperatif. Surabaya :University Press
Kardi, S dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press
Mulyana, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E, (2007), Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: Rosda Karya)
Nasution, S., Prof. Dr. MA., 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Surapranata, Sumarna & Hatta, Muhammad. 2004. Penilaian Berbasis Kelas. Penilaian
Portofolio. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun, 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta, Balai
Pustaka.
Undang - undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 2006, Fermana
Bandung.
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2004,
Bandung.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendasmen
Direktorat Tenaga Kependidikan.

25
Lampiran-Lampiran
PEMBELAJARAN DARING

26
Lampiran RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI KESAMBEN


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Materi Pokok : Perubahan sosial dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Memahami berbagai jenis dan  Mengidentifikasi perubahan sosial yang
faktor-faktor perubahan sosial terjadi di masyarakat sekitar untuk
serta akibat yang ditimbulkannya menumbuhkan sikap religiusitas dan
dalam kehidupan masyarakat. tanggungjawab etika sosial dalam
melakukan perubahan kearah yang lebih
baik
 Memahami konsep perubahan social
 Memahami penyebab perubahan social
 Memahami dampak positif dan negatif
perubahan sosial
 Menjelaskan perubahan sosial dan
dampaknya yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat setempat dengan menggunakan
contoh-contoh nyata yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat
 Mengidentifikasi hasil diskusi tentang
perubahan sosial dan dampaknya yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat

27
Menganalisis realitas dan data tentang

perubahan sosial dan dampaknya terhadap
kesenjangan sosial terjadi di masyarakat
untuk menanamkan sikap tanggug jawab
sosial dalam mengatasi masalah
4.1 Menalar berdasarkan pemahaman  Menalar berdasarkan pemahaman dari
dari pengamatan dan diskusi pengamatan dan diskusi tentang perubahan
tentang perubahan sosial dan sosial dan akibat yang ditimbulkannya.
akibat yang ditimbulkannya.  Mempresentasikan hasil pengamatan dan
pengkajian tentang perubahan sosial di
masyarakat dan mengajukan solusi, atau
rekomendasi, atau usulan,untuk mengatasi
kesenjangan sosial secara demokratis untuk
mencapai kemajuan masyarakat

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Mengidentifikasi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sekitar untuk
menumbuhkan sikap religiusitas dan tanggungjawab etika sosial dalam melakukan
perubahan kearah yang lebih baik
 Memahami konsep perubahan social
 Memahami penyebab perubahan social
 Memahami dampak positif dan negatif perubahan sosial
 Menjelaskan perubahan sosial dan dampaknya yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat setempat dengan menggunakan contoh-contoh nyata yang terjadi di
dalam kehidupan masyarakat
 Mengidentifikasi hasil diskusi tentang perubahan sosial dan dampaknya yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat
 Menganalisis realitas dan data tentang perubahan sosial dan dampaknya terhadap
kesenjangan sosial terjadi di masyarakat untuk menanamkan sikap tanggug jawab
sosial dalam mengatasi masalah

D. Materi Pembelajaran
 Perubahan sosial dan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial
 Perubahan sosial dan perubahan hubungan antar individu dan antar kelompok
 Perubahan sosial dan dampaknya terhadap kesenjangan sosial di masyarakat
 Perubahan sosial, kemajuan masyarakat, dan perkembangan masyarakat menuju
kehidupan masyarakat yang demokratis

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian

28
 LCD Proyektor

Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Sosiologi Siswa Kelas XII, Kemendikbud, Tahun 2016
 Buku refensi yang relevan,
 Lingkungan setempat

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
:
  Definis Perubahan Sosial
 
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 70 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI

29
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Definis Perubahan Sosial dengan cara :
rangsangan) → Melihat (tanpa atau dengan Alat)
  Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Definis Perubahan Sosial
● Pemberian contoh-contoh materi Definis Perubahan Sosial untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
  Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Definis Perubahan Sosial
→ Menulis
  Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Definis
Perubahan Sosial
→ Mendengar
  Pemberian materi Definis Perubahan Sosial oleh guru.
→ Menyimak
  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
  Definis Perubahan Sosial
  untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
identifikasi disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah) → Mengajukan pertanyaan tentang materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) → Mengamati obyek/kejadian
  Mengamati dengan seksama materi Definis Perubahan Sosial yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang
disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
  Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Definis Perubahan Sosial

30
yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
  Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Definis Perubahan Sosial yang sedang
dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
  Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Definis Perubahan
Sosial yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.
   
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Definis Perubahan Sosial
→ Mengumpulkan informasi
  Mencatat semua informasi tentang materi Definis Perubahan Sosial
yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Definis Perubahan Sosial sesuai
dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
→ Mengolah informasi dari materi Definis Perubahan Sosial yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Definis

31
Perubahan Sosial
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Definis Perubahan Sosial
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Definis Perubahan Sosial dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Definis Perubahan Sosial yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
   
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
  Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
  Definis Perubahan Sosial
   
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Definis Perubahan Sosial yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Definis
Perubahan Sosial yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Definis Perubahan Sosial
yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja

32
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Definis Perubahan Sosial berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Definis Perubahan Sosial
yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Definis Perubahan Sosial
yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Definis Perubahan Sosial
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Definis Perubahan Sosial kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2. Pertemuan Ke-2 (4 x 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
● Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
:
  Faktor penyebab perubahan social
 
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
● Mengajukan pertanyaan

33
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
● Pembagian kelompok belajar
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti (70 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
pemberian pada topik materi Faktor penyebab perubahan social dengan cara :
rangsangan) → Melihat (tanpa atau dengan Alat)
  Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Mengamati
● Lembar kerja materi Faktor penyebab perubahan social
● Pemberian contoh-contoh materi Faktor penyebab perubahan social
untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb
→ Membaca.
  Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Faktor penyebab perubahan
social
→ Menulis
  Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Faktor
penyebab perubahan social
→ Mendengar
  Pemberian materi Faktor penyebab perubahan social oleh guru.
→ Menyimak
  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi
pelajaran mengenai materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
  untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
identifikasi disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah) → Mengajukan pertanyaan tentang materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

34
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data) → Mengamati obyek/kejadian
  Mengamati dengan seksama materi Faktor penyebab perubahan social
yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi
yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
  Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Faktor penyebab
perubahan social yang sedang dipelajari.
→ Aktivitas
  Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru
berkaitan dengan materi Faktor penyebab perubahan social yang
sedang dipelajari.
→ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
  Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Faktor penyebab
perubahan social yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
guru.
   
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
→ Mendiskusikan
  Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Faktor penyebab perubahan social
→ Mengumpulkan informasi
  Mencatat semua informasi tentang materi Faktor penyebab perubahan
social yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan ulang
  Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
materi dengan rasa percaya diri Faktor penyebab perubahan social
sesuai dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga
diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang

35
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi tentang data dari Materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
→ Mengolah informasi dari materi Faktor penyebab perubahan social
yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
→ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Faktor
penyebab perubahan social
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
→ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan) → Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Faktor penyebab
perubahan social berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
→ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
→ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Faktor penyebab perubahan social dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
→ Bertanya atas presentasi tentang materi Faktor penyebab perubahan
social yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
   

36
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
  Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
  Faktor penyebab perubahan social
   
→ Menjawab pertanyaan tentang materi Faktor penyebab perubahan
social yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar
kerja yang telah disediakan.
→ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Faktor
penyebab perubahan social yang akan selesai dipelajari
→ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Faktor penyebab
perubahan social yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Faktor penyebab perubahan social berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik :
● Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Faktor penyebab perubahan
social yang baru dilakukan.
● Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Faktor penyebab perubahan
social yang baru diselesaikan.
● Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
● Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Faktor penyebab perubahan social
● Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
● Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Faktor penyebab perubahan social
kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

Mengetahui Kesamben, Juli 2019


Kepala SMA Negeri Kesamben Guru Mata Pelajaran

Drs. WARAS, MM.Pd WITIN, SPd


NIP. 19660606 199103 1 005 NIP. 19710911 200501 2 005

37
38

Anda mungkin juga menyukai