Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PAPER INDIVIDUAL

FILSAFAT HUKUM
DOSEN; DR. RUDI HARTANTO, M. Fils
FILSAFAT ABAD XX - Gustav Radbruch

MAGISTER HUKUM ANGKATAN 40

Rangkuman mengenai pembahasan filsafat abad XX (modern) ini, dimana saya


mengambil topik tentang NEO-KANTIANISME, dengan mazhab Gustav Radburch.
Karena, pada filsafat Gustav ini, memberikan sudut pandang yang lebih luas, terhadap
sekarang perkembangan, pemikiran pada dunia hukum, terutama pada hukum pidana.

Pada aliran neo-kantianisme pada proses terciptanya sebuah pemikiran tersebut,


mengalami banyak perubahan, dan perkembangan dari teori Kant yang sebelumnya
mengenai Kantianisme. Dimana, teori kantianisme mempunyai persamaan dengan
teori positivisme, dalam hal pandangan yang bertolak belakang dengan pengalaman,
dan tidak mengakui ilmu pengetahuan diluar pengalaman.

Namun, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada kedua aliran ini yaitu, bahwa
Kant berpendapat, manusia mampu mendapat pengertian dari sebuah gejala-gejala
yang terdapat di dalam kehidupan sosial manusia, meskipun bukan dari kenyataan
fisik, sedangkan aliran positivisme menolak hal tersebut.

Neo-kantianisme ini berkembang di Jerman, lebih tepatnya di dua pusat yaitu,


Heiderberg, Baden, serta di Marburg dan Jerman Barat Daya. Perbedaan wilayah
tersebut, cukup mempengaruhi kepada, bagaimana aliran tersebut akan berkembang
menjadi sebuah pemikiran yang final. Mazhab Marburg, merupakan filosof-filosof
yang melahirkan teori neo-kantianisme yaitu, Herman Cohen (1842-1918), Paul
Natorp (1854-1924), dan Ernst Cassirer (1874-1945). Para pemikir tersebut, lebih
menitik beratkan pada dasar logis, dan metode-metode ilmu pengetahuan alam.

Sedangkan untuk mazhab Baden, lahir para filosof-filosof seperti, Wilhelm


Windelband (1848- 1915), Herich Rickert (1863-1936), dan Gustav Radbruchh
(1878-1949). Para pemikir tersebut, lebih menitikberatkan pada, penyelidikan nilai-
nilai dan refleksi atas ilmu-ilmu kebudayaan.

Gustav Radbruch, adalah salah satu penggagas teori neo-kantianisme dari mazhab
Baden. Aliran ini, lebih berusaha melintasi jurang antara bidang ada (Sein) dan harus
(Sollen), dengam menggunakan budaya sebagai tolok ukur dalam kedua bidang
tersebut.

Radbruch menetapkan nilai-nilai kebudayaan pada hukum, dimana pada pengertian


hukum yang utuh, terdapat tiga unsur pengertian yang digabungkan. Ketiga aspek
tersebut ialah, keadilan dalam arti yang sempit, tujuan keadilan atau finalitas, dan
ketiga yaitu, kepastian hukum dan legalitas.

Pada aliran neo-kantianisme Radbruch, negara menjadi salah satu subjek dari nilai-
nilai etis ketiga aspek tersebut. Apabila, tujuan hukum demi kemajuan sebuah negara,
maka tujuan-tujuan tersebut, akan menghasilkan sistem hukum yang kolektif.

Tanggapan Kritis atas Pola Hukum Gustav Radbruch

Inti pada teori neo-kantianisme yang digagas oleh Gustav Radbruch ini, lebih
mementingkan aspek budaya, melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
dimasukan ke dalam hukum, dan menjadi peleburan ilmu pengetahuan, demi,
perkembangan pemikiran pada dunia hukum. Kedailan, Kepastian hukum, dan
finalitas, menjadi tiga aspek yang penting untuk negara hukum.

Anda mungkin juga menyukai