Anda di halaman 1dari 27

DIET

GAGAL GINJAL KRONIK

Buchari

POLTEKKES GIZI
2021
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
▪ stadium I,
▪ Stadium II,
▪ Stadium III,
▪ dan stadium IV.
▪ Bila pada stad IV belum dialisis disedut
kondisi pre dialisis.
▪ Biasanya terapi konservatif yang meliputi
terapi diet dan medikamentosa dengan
tujuan mempertahankan sisa fungsi ginjal
Tujuan Diet Penyakit Ginjal
Kronik
▪ Mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
▪ Mencegah dan menurunkan kadar ureum
darah yang tinggi (uremia).
▪ Mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit.
▪ Mencegah atau mengurangi progresifitas
gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya
laju filtrasi glomerulus (Almatsier, 2006).
Syarat Dalam Menyusun Diet

▪ Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana


umur > 60 tahun cukup 30 kkal/kg BB, dengan
ketentuan dan komposisi sebagai berikut:
▪ KH (sumber tenaga), 50-60 % dari total kalori
▪ Protein: pemeliharaan jaringan &mengganti
sel-sel yang rusak 0,6 g/kg BB.
▪ Bilaenergi tidak tercapai, protein dapat
diberikan sampai dengan 0,75 g/kg BB.
▪ Lemak :± 30 % diutamakan lemak tidak jenuh.
▪ Kebutuhan cairan : jumlah pengeluaran urine sehari
+ IWL ± 500 ml.
▪ Garam disesuaikan : Pembatasan garam berkisar
2,5-7,6 g/hari setara dengan 1000-3000 mg Na/hari.
▪ Kalium: ada tidaknya hiperkalemia 40-70 meq/hari
▪ Fosfor yang dianjurkan ≤ 10 mg/kg BB/hari
▪ Kalsium 1400-1600 mg/hari
Bahan Makanan yang
Dianjurkan
▪ Sumber KH: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti,
kwethiau, kentang, tepung-tepungan, madu, sirup,
permen, dan gula.
▪ Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan,
ayam.
▪ Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani
▪ Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu
kacang kedele, dapat dipakai sebagai pengganti
protein hewani untuk pasien yang menyukai
sebagai variasi menu atau untuk pasien vegetarian
▪ Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung,
minyak kedele, margarine rendah garam,
mentega.
▪ Sumber Vitamin dan Mineral
▪ Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien
mengalami hipekalemi perlu menghindari buah
dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan
khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan
buah dalam air hangat selama 2 jam.
Syarat Pemberian Diet pada Gagal
Ginjal Kronik
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
2. Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB.
Sebagian harus bernilai biologik tinggi.
3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari
kebutuhan total energi, diutamakan
lemak tidak jenuh ganda.
4. Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan
energi total dikurangi yang berasal dari
protein dan lemak.
5. Natrium dibatasi apabila ada
hipertensi, edema, acites, oliguria,
atau anuria, banyak natrium yang
diberikan antara 1-3 g.

6. Kalium dibatasi (60-70 mEq)


apabila ada hiperkalemia (kalium
darah > 5,5 mEq), oliguria, atau
anuria.
7. Vitamin cukup, bila perlu berikan
suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C, vitamin D.

8. Cairan dibatasi (agar tidak


edema) yaitu sebanyak jumlah urine
sehari ditambah dengan (IWL)
pengeluaran cairan melalui keringat
dan pernapasan (±500 ml).
Pembatasan cairan
▪ Saat fungsi ginjal memburuk dan pasien
menjalani dialisis, pasien akan menghasilkan
urin dalam jumlah sangat sedikit, hal ini
akan menyebabkan timbunan cairan dalam
tubuh sehingga menyebabkan timbunan
cairan di jantung, paru dan tungkai.
▪ Yang termasuk cairan adalah air minum,
kuah sayuran, kuah sup, jeli
Cairan

▪ Kebutuhan penderita akan air dapat


ditentukan lewat pengukuran jumlah
air seni yang dikeluarkan selama 24
jam dengan memakai gelas silinder
dan ditambah air 500 ml, ini akan
menganti jumlah kehilangan air yang
hilang dari dalam tubuh (volume
urine + 500 ml).
Natrium
▪ Natrium perlu dibatasi karena natrium diperlukan di dalam
tubuh walaupun faal ginjal sudah menurun.
▪ Hal ini penting bila terdapat hipertensi, edema dan
bendungan paru- paru.
▪ Parameter yang digunakan untuk menilai kecukupan
natrium adalah berat badan, kadar Na urine, serum dan laju
filtrasi gomerulus.
▪ Pemberian natrium harus diberikan dalam jumlah maksimal
yang dapat ditolerir dengan tujuan untuk mempertahankan
volume cairan ekstraseluler terkendalinya asupan natrium
yang ditandai nya terkontrolnya tekanan darah dan
pembengkakan (oedema).
Natrium
▪ Asupan natrium 40-120 mEq/hari (920- 2760
mg/hari).
▪ Bahan makanan TINGGI NATRIUM yang tidak
dianjurkan antara lain : garam natrium yang
ditambahkan kedalam makanan, seperti
natrium bikarbonat atau soda kue, natrium
benzoat atau pengawet buah dan sayuran,
natrium nitrit yang digunakan sebagai pengawet
daging, seperti pada ”cornet beef”. Bahan
makanan yang dikalengkan seperti buah
kaleng, ikan kaleng dll
Protein
▪ Asupan protein disesuaikan dengan
derajat ganguan fungsi ginjal/ laju
filtrasi glomerulus kurang dari 25%,
▪ Pada GGK di perlukan peranan asupan
protein sampai 0,5-0,6 gr/kg BB/hari,
▪ rata- rata 0,5 gr / kg BB/ hari agar
tercapai keseimbangan metabolisme
protein yang optimal
Protein
▪ Dari protein 0,5 gr/kg BB/hari ini hendaknya
diusahakan sekurang- kurangnya 60% atau
0,35 gr/kg BB/ hari berupa protein dengan
nilai biologik tinggi.
▪ Protein dengan nilai biologik tinggi adalah
protein dengan susunan asam amino yang
menyerupai aturan amino essensial dan
pada umumnya berasal dari protein hewani
(susu, telur, ikan, unggas, daging tidak
berlemak).
Kalium
▪ Kalium jarang meningkat pada GGK, bila
terjadi hiperkalemia maka biasanya
berkaitan dengan oliguri ( berkurangnya
volume urine/, keadaan metabolic, obat-
obatan yang mengandung kalium.
▪ Kadar kalium dalam dalam serum harus
dijaga dalam suatu kisaran yang sempit
yaitu 3,5 hingga 5 Eq/I untuk mencegah
timbulnya kegawatan jantung karena
hiperkalmia.
Kalium
▪ Contoh makanan dengan kandungan
kalium yang tinggi adalah pisang, jeruk,
alpukat, kiwi, kismis, kacang-kacangan,
kentang, asparagus, tomat, dan labu.
▪ Pilihlah peach, pear, cherry, apel,
strawberry, nanas, dan semangka,
brokoli, kol, wortel, bunga kol, seledri,
ketimun, terong, selada, bawang.
▪ Hindari sayur dan buah tinggi kalium
mis;bayam, gambas, daun singkong, leci,
daun pepaya, kelapa muda, pisang, durian,
dan nangka.
▪ Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika
pasien hipertensi, udema dan asites. Bahan
makanan tinggi natrium diantaranya adalah
garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering,
makanan yang diawetkan, dikalengkan dan
diasinkan.
Batasi asupan fosfor
▪ Untuk menjaga kesehatan tulang.
▪ Kelebihan fosfor dalam darah akan
menyebabkan kalsium berkurang sehingga
tulang menjadi rapuh.
▪ Contoh makanan yang tinggi fosfor adalah
telur, susu, yoghurt, keju, biji-bijian, dan
minuman bersoda.
▪ Untuk menjaga keseimbangan kalsium dan
fosfor dalam tubuh maka diperlukan kalsium
tambahan dan vitamin D
Asupan Energi
▪ Penderita GGK menunjukkan kurang gizi, hal ini
disebabkan oleh berbagai factor metabolisme dan
kurangnya asupan kalori.
▪ Kalori cukup tinggi di hasilkan dari sumber
karbohidrat dan lemak
▪ Untuk memproduksi energi disarankan masukan
kalori paling sedikit 35kkal/kg BB/hari,
▪ Kebutuhan asupan kalori penderita GGK yang stabil
adalah 35 kkal/kg BB/hari
▪ Kebutuhan kalori harus dipenuhi guna mencegah
terjadinya pembakaran protein tubuh dan
merangsang pengeluaran insulin
Asupan Energi
▪ Bahan makanan tinggi kalori namun rendah
protein seperti madu, gula, permen, margarin,
dan jajanan pasar yang terbuat dari tepung
dapat ditambahkan konsumsinya untuk
mencukupi kebutuhan energi

Lemak
Lemak terbatas, diutamakan pengguna
lemak tak jenuh ganda.
Lemak normal untuk pasien dialisis 15-30
% dari kebutuhan energi total.
Vitamin
▪ Defisiensi asam folat, piridoksin dan
vitamin C dapat terjadi sehingga perlu
suplemen vitamin tersebut. diantaranya
vitamin larut lemak
▪ Vitamin E dan K tidak membutuhkan
suplemen tasi.

suplemen zat besi. Makanan yang


mengandung banyak zat besi adalah hati,
daging sapi, daging ayam, sereal yang
diperkaya dengan zat besi
Diet yang diberikan menurut
berat badan pasien
1. Diet Protein Rendah I : 30 gr protein
diberikan kepada pasien dengan
berat badan 50 kg.
2. Diet ProteinRendah II : 35 gr protein
diberikan kepada pasien dengan
berat badan 60 kg.
3. Diet Protein Rendah III : 40 gr
protein diberikan kepada pasien
dengan berat badan 65 kg.
Contoh Menu (Modifikasi)
Pasien PGK dengan terapi konservatif komposisi protein hewani:nabati = 50%: 50%.
Menu dibuat untuk pasien PGK pre HD pria 62 tahun dengan BB 66 kg dan TB 173 cm.
Nilai gizi : Energi ± 2000 kkal, Menu Jumlah
prot ± 40 g, lemak ± 58 g, URT
KH ± 335 g. Waktu Gram

Pagi Nasi 100 ¾ gls


Tumis Tahu 75 1 ptg sdg
Madu 40 2 saset
Susu 15 3 sdm
Gula 13 1 sdm
Pk 10.00 Kue Talam 50 1 porsi
Teh/Gula 13 1 sdm
URT
Siang Nasi 150 1 gls
Rolade Daging 50 1 ptg sdg
Cap-cay Goreng 50 ½ gls
Stup Nanas 100 1 ptg
Pk 16.00 Kue Mangkok 50 1 ptg sdg
Fla Sirup 30 3 sdm
Sore Nasi 150 1 gls
Ayam Goreng 40 1 ptg sdg
Stup\Buncis-Wortel 50 ½ gls
Koktail Pepaya 100 1 ptg
*URT = ukuran rumah tangga, sdm = sendok makan, ptg = potong, gls = gelas, sdg = sedang, btr = butir, bks = bungkus
Contoh Menu Konvensional
Pasien PGK dengan terapi konservatif komposisi protein hewani ≥ 60 %.
Menu dibuat untuk pasien pria PGK pre HD 61 tahun dengan BB 66 kg dan TB 173 cm.

Nilai gizi : Energi ± 2030 kkal, Menu Jumlah


protein ± 40 g, Gram URT
lemak ± 60 g, KH ± 336 g.
Waktu
Pagi Nasi 100 ¾ gls
Telur Balado 75 1 btr kcl
Madu 40 2 saset
Susu 20 4 sdm
Gula 13 1 sdm
Pk 10.00 Kue Talam 50 1 porsi
Teh 13 1 sdm
Gula
Siang Nasi 150 1 gls

Anda mungkin juga menyukai