Fraksinasi 4 PDF Free
Fraksinasi 4 PDF Free
PRAKTIKUM FRAKSINASI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5 (LIMA)
KONVERSI 2012 – XA
Berdasarkan tabel 4.1.2 terlihat bahwa Fraksi I didapat cairan keruh berwarna kuning kehijauan
dengan volume 10 mL. Fraksi II didapat cairan bening berwarna merah darah dengan volume 20
mL. Fraksi III didapat cairan bening berwarna kuning kehijauan dengan volume 15 mL.
Berdasarkan tabel 4.1.3 terlihat bahwa Fraksi I didapat Cairan berwarna merah darah atau merah
tua, Fraksi II didapat Cairan berwarna merah agak orange, Fraksi III didapat cairan berwarna
orange, Fraksi IV didapat cairan berwarna kuning tua, Fraksi V, VI, VII didapat cairan berwarna
kuning muda, dengan jumlah volume masing-masing fraksi sebanyak 3 ml.
Berdasarkan tabel 4.1.2 terlihat bahwa Fraksi I didapat cairan keruh berwarna kuning kehijauan
dengan volume 10 mL. Fraksi II didapat cairan bening berwarna merah darah dengan volume 20
mL. Fraksi III didapat cairan bening berwarna kuning kehijauan dengan volume 15 mL. Fraksi I
didapat dengan cara menambahkan ekstrak yang terdapat di corong pisah dengan penambahkan 5
mL H2SO4, 5 mL n-heksan, dan 5 mL Etil Asetat. Fraksi I didapat setelah dilakukan pengocokan
selama 15 menit kemudian corong pisah didiamkan sehingg terdapat dua lapisan. Lapisan atas
merupakan lapisan n-heksan yang berwarna kuning susu kehijauan bersifat non polar karena n-
heksan tersebut akan melarutkan atau menarik zat-zat yang bersifat non polar. Sesuai literature
metode penapisan fitokimia bahwa fraksi hasil ekstrak adalah senyawa terpenoid dan fenol.
Fraksi II diperoleh dengan mengekstraksi lapisan asam atau lapisan bagian bawah dari hasil
ekstraksi pertama yang berwarna kuning jernih dengan cara menambahkan NH4OH hingga
diperoleh pH 10, tambahkan n-heksan dan methanol (3:1). Fraksi II didapat setelah dilakukan
pengocokan selama 15 menit. Setelah itu akan terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah merupakan
lapisan air-asam yang berwarna merah darah. Dalam literatur penapisan fitokimia, ekstrak
tersebut adalah ekstrak yang bersifat polar yaitu alkaloid kuartener dan n-oksida. Fraksi III
diperoleh dari lapisan yang berada di atas yang merupakan lapisan n-heksan – methanol
berwarna kuning kehijauan bening. Dalam literatur penapiasan fitokimia, ekstrak tersebut adalah
ekstrak basa yang bersifat semi polar yang kebanyakan adalah alkaloid.
Berdasarkan table 4.1.3 terlihat bahwa Fraksi I didapat Cairan berwarna merah darah atau merah
tua, Fraksi II didapat Cairan berwarna merah agak orange, Fraksi III didapat cairan berwarna
orange, Fraksi IV didapat cairan berwarna kuning tua, Fraksi V, VI, VII didapat cairan berwarna
kuning muda, dengan jumlah volume masing-masing fraksi sebanyak 3 ml. Dari hasil yang
diperoleh dapat dilihat bahwa Fraksi I merupakan fraksi yang memiliki daya kelarutan yang
tinggi terhadap fase gerak dan kurang terserap atau terabsorbsi pada fase diam sehingga fraksi
tersebut lebih cepat bergerak keluar melalui kolom. Dan sebaliknya untuk Fraksi VII merupakan
fraksi yang kurang larut dalam fase gerak dan lebih kuat terserap atau terabsorbsi pada fase diam
sehingga fraksi tersebut lebih lambat bergerak keluar melalui kolom.
Fraksi-fraksi tersebut didapat dengan metode pemisahan menggunakan kromatografi kolom
secara basah yaitu dengan cara cairan fase gerak dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolom
kemudian ditambahkan fase diam berupa zat padat. Setelah itu masukan ekstrak temugiring yang
ingin dipisahkan dan diamkan sampai terbentuk fraksi atau pita-pita dalam kolom tersebut. Pada
praktikum kali ini kami menggunakan cara basah agar meminimalkan resiko terjadinya
keretakan fase diam akibat kekeringan atau kurang ratanya penyerapan fase gerak bila
dibandingkan cara kering maupun bubuh atau lumpuran. Pada saat menuangkan fase diam ke
dalam corong usahakan agar serbuk tersebut tidak menempel pada dinding kolom dan tidak
terbentuk rongga udara yang mengakibatkan pemisahan berjalan tidak sempuna.