Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
BEKASI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan limpahan
dan nikmat iman, serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
manajemen keperawatan yang berjudul “Gaya kepemimpinan partisipatif”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini dengan baik, selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen juga untuk memperluas pengetahuan.
Maka penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing; Ns. Asih
Minarningtyas, M.Kep selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Manajemen
Keperawtaan.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa memiliki kekurangan, karena penulis hanya manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf. Sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................1
Definisi Kepemimpinan....................................................................................4
Partisipatif.........................................................................................................6
Kepemimpinan .................................................................................................8
Partisipatif.......................................................................................................10
ii
Kepemimpinan Partisipatif .............................................................................10
PARTISIPATIF ..............................................................................................13
BAB IV PENUTUP...................................................................................................20
Kesimpulan.....................................................................................................20
Saran ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
1.1.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.1.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?
1.1.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.1.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif?
1.1.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?
1
1.1.11 Apa perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya
kepemimpinan demokratis ?
2
1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam, gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam
gaya kepemimpinan partisipatif.
1.4.11 Mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan
gaya kepemimpinan demokratis.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
2.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan
dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan
konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990) dalam
Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan
berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain
mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk
mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi,
pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan
manajemen demokratis.
Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang
manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam
pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer
tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti
bersama - sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses -
proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut aspek
- aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik yang
digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan
dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses
pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.
2.4 Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif
5
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan, atau pendapat.
8. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan
daripada instruksi.
9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling
percaya, dan saling menghormati.
Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau
karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut :
a. Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun
kelompok.
b. Mengikut sertakan bawahan secara tepaat dalam pengambilan
keputusan.
c. Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan
kepemimpinan dan kekuasaannya.
d. Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi
perkembangan organisasi.
e. Memberikan motivasi secara penuh pada anggot organisasi.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara
lain:
6
d. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
e. Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan
kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa
dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
2. Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
c. Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.
d. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.
e. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif
tinggi bagi pemimpin.
f. Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah pihak
karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.
2.6 Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan
Partisipatif
Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Keputusan Otokratik.
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran
dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai pengaruh
langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.
2. Konsultasi.
Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil
keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran -
saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas,
antara lain :
1. Kualitas Keputusan.
Melibatkan orang lain dan membuat keputusan akan meningkatkan
kualitan keputusan karena partisipan memiliki informasi dan pengetahuan
yang tidak dimiliki oleh pemimpin.
2. Penerimaan Keputusan.
Partispan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang selanjutnya
memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.
3. Kepuasan terhadap Proses Keputusan.
Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan terhormat saat
dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.
4. Pengembangan Keterampilan Partisipan.
8
Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat menghasilkan
pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang lebih besar oleh
partisipan.
9
dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi terhadap berbagai
usulan.
4. Konsultasi dengan pihak luar.
Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :
10
mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi
bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para manajer
mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi masukan dan
gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam pembuatan
keputusan dan pengambilan kebijakan.
2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya
kepemimpinan demokaratis, antara lain :
1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve dalam
suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah tuntas.
b. Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk berkreasi,
dalam batas tertentu.
c. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.
d. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang realistis.
e. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human.
f. Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan pemimpin
yang cukup kharismatik.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain :
a. Segalanya diserahkan ke karyawan.
b. Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan.
c. Suara karyawan sangat didengar.
d. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan tidak
terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah mempunyai area
yang dominan.
e. Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu yang
cukup lama.
f. Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di mana
11
setiap karyawan sudah punya kompetensi masing – masing dan sudah
cukup matur.
g. Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya satu,
yaitu kaderisasi.
12
BAB 3
13
jumlah perawat dengan jumlah pasien adalah 1 : 10.
Pemain - Pemain :
1. Faqih : Kepala Ruangan (Karu).
2. Diki : Kepala Tim (Katim).
3. Astri : Perawat 1.
4. Jamilah : Perawat 2.
5. Hanifah huwa : Perawat 3.
6. Lusy : Perawat 4.
7. Ema : Pasien 1.
8. Joana : Pasien 2.
9. Asyanti : Keluarga Pasien 1 (Ema).
10. Joana : Keluarga Pasien 2 ( Dinan ).
Skenario :
Shift Siang. . . .
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Tangannya terasa sakit yang bagian mana nak?
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Oh iya, sebentar nak, ibu akan bilang kepada
perawatnya terlebih dahulu. (Menuju ruangan perawat).
Astri (Perawat 1) : Iya ibu, sebentar dulu iya ibu. Menuju ruangan pasien).
Astri (Perawat 1) : Permisi, coba saya lihat terlebih dahulu tangannya mbak!
Wah, ini tetesan cairan infusnya tidak lancar dan tangannya bengkak mbak,
habis dari kamar mandi iya mbak ?
Ema (Pasien 1) : Iya suster, saya tadi habis dari kamar mandi.
14
Astri (Perawat 1) : Pantesan mbak, lain kali kalau ke kamar mandi lagi
infusnya harus lebih tinggi posisinya, ini darahnya sampai naik ke atas. Untuk
sementara infusnya saya matikan terlebih dahulu iya mbak. Ibu, nanti
infusnya saya ganti agar tetesan cairan infusnya bisa lancar lagi.
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Oh, begitu iya suster. Iya terima kasih banyak
iya suster.
Shift Malam . . . .
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Suster, permisi, anak saya yang bernama Ema
tadi katanya perawat yang jaga siang tadi mau diganti infusnya tapi sampai
sekarang kok masih belum diganti juga iya suster, anak saya mengeluh
tangannya terasa sangat kesakitan.
Jamilah (Perawat 2) : Oh iya, sebentar ibu, habis ini saya ganti infusnya.
Jamilah (Perawat 2) : Mbak Hani, yang shift siang tadi siapa mbak iya ?
Keluarga pasien yang bernama Ema tadi ke sini komplain katanya infusnya
mau diganti tetapi sampai sekarang kok masih belum diganti padahal
infusnya sudah diklem dari tadi siang. Begitu kok tadi yang shift siang tidak
bilang waktu operan yang shift siang ke yang shift malam.
Hani (Perawat 3) : Oalah, saya juga kurang tahu Mbak Jamilah siapa saja
yang tadi masuk shift siang di ruangan interna ini.
Joana (Keluarga Pasien 2) : Suster, anak saya yang bernama Dinan tadi habis
disuntik sekarang mengeluh kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di
sekujur tubuhnya.
Hani (Perawat 3) : Oh begitu, iya ibu, habis ini saya lihat ke ruangan anak
ibu.
Hani (Perawat 3) : Mbak jamilah apakah tadi kamu yang menginjeksi pasien
yang bernama Ema apakah tadi kamu sudah melakukan skin test terlebih
dahulu apa belum ?
15
Jamilah (Perawat 2) : Lohh.. Oh, iya Mbak hani tadi saya lupa tidak saya
skin test terlebih dahulu. Kenapa Mbak hani ?
Hani (Perawat 3) : Ibunya pasien yang bernama joana tadi habis komplain
kalau anaknya kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di sekujur
tubuhnya setelah diinjeksi tadi.
Keesokan Hari . . . .
Shift Pagi . . . .
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Pak, infus anak saya yang bernama Ema dari
kemarin kok belum juga dibetulin, anak saya sudah mengeluh tangannya
terasa kesakitan dari kemarin siang ?
Joana (Keluarga Pasien 2) : Pak, anak saya yang bernama Dinan juga masih
kulitnya kemerahan dan terasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya setelah
disuntik kemarin malam ?
Faqih (Kepala Ruangan) : Iya ibu, sebentar iya ibu, saya akan suruh mbak -
mbak perawatnya untuk menangani anak - anak ibu dengan segera.
Faqih (Kepala Ruangan) : Pada siang hari ini saya mengadakan rapat dengan
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk membahas permasalahan -
permasalahan yang terjadi di ruangan interna ini.
Semua : Iya, baik Bapak faqih
Faqih (Kepala Ruangan) : Mengapa akhir - akhir ini saya sering sekali
mendengar komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien mengenai
ketidak tanggapan perawat - perawat di ruangan interna ini di dalam
menangani komplain - kompalin pasien dan keluarga pasien dengan segera.
Siapa yang shift siang kemarin dan siapa yang shift tadi malam ? Tolong
jelaskan tentang keadaan ini kepada saya ?
16
Astri (Perawat 1) : Mohon maaf Bapak Suganda sebelumnya, di sini juga
saya ingin mengatakan unek - unek rekan - rekan perawat selama bekerja di
ruangan interna ini di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dan keluarga pasien. Bukannya saya dan rekan - rekan perawat tidak
bertangung jawab kepada pasien - pasien di ruangan interna ini, tetapi saya
dan rekan - rekan perawat di sini merasa beban kerja di ruangan interna ini
lumayan cukup berat. Misalnya saja pak, jumlah pasien di ruangan interna ini
terlalu banyak, sedangkan staf perawat yang bekerja di ruangan interna ini
jumlahnya terbatas.
Faqih (Kepala Ruangan) : Baik, saya terima keluhan - keluhan rekan - rekan
perawat di ruangan interna ini. Nanti kita akan diskusikan solusinya secara
bersama-sama. Kemudian, apakah ada yang ingin menyampaikan
pendapatnya lagi ?
Hani (Perawat 3) : Mohon maaf Bapak faqih sebelumnya, saya dan rekan -
rekan perawat di ruangan interna ini merasa beban kerja kami lumayan cukup
berat, tetapi saya dan rekan - rekan perawat merasa tidak menerima imbalan
sebagai mana mestinya, kami merasa gaji yang kami terima tidak sebanding
dengan beban kerja kami yang lumayan cukup berat di ruangan interna ini.
Faqih (Kepala Ruangan) : Baiklah, sekarang saya mengerti tentang keadaan
yang terjadi di ruangan interna ini dan apa yang rekan - rekan perawat
rasakan selama bekerja di ruangan interna ini. Menurut Bapak Diki sebagai
kepala tim bagaimana cara menyelesaikan masalah ini Bapak Diki ? Apakah
Bapak Diki mempunyai solusi tentang masalah ini ?
Diki (Kepala Tim) : Menurut saya, pertama yang harus diperbaiki adalah
kualitas dari asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan terlebih dahulu
sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas dirawat di Rumah Sakit ini,
khususnya pelayanan kesehatan di ruangan interna ini. Kemudian menurut
saya, kalau misalnya permasalahan gaji yang membuat rekan - rekan perawat
menjadi kurang maksimal di dalam memberikan asuhan keperawatan atau
pelayanan kesehatan, salah satu kebijakannya yaitu dengan menaikkan gaji
rekan - rekan perawat tetapi syaratnya yaitu rekan - rekan perawat harus lebih
17
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatannya.
Bagaimana menurut Bapak Faqih ?
Faqih (Kepala Ruangan) : Terima kasih atas pendapatnya Bapak Diki.
Kemudian, untuk masalah beban kerja rekan - rekan perawat di ruangan
interna ini yang lumayan cukup berat karena kurangnya jumlah staf perawat
dan jumlah pasien yang sangat tidak sebanding. Menurut rekan - rekan
perawat bagaimana solusinya ?
Astri (Perawat 1) : Iya, kalau bisa Bapak Faqih, jumlah staf perawat di dalam
ruangan interna ini ditambah agar saya dan rekan - rekan perawat bisa
memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan yang maksimal
kepada pasien dan keluarga pasien. Selain itu beban kerja kami tidak terlalu
berat.
Faqih (Kepala Ruangan) : Iya, saya juga mengerti keadaan itu jika di ruangan
interna ini kekurangan staf perawat. Memang permasalahan ini sudah saya
pikirkan sebelumnya. Dan saya sedang mencari solusinya agar staf perawat di
ruangan interna ini bisa ditambah. Kemarin saya sudah mengajukan kepada
pihak yang menangani masalah tenaga kerja perawat di Rumah Sakit (RS) ini
agar jumlah staf perawat di ruangan interna ini bisa ditambah.
Diki (Kepala Tim) : Apakah ada yang perlu disampaikan lagi dari rekan -
rekan perawat lainnya ?
Lusy (Perawat 4) : Saya rasa cukup itu dahulu Bapak Faqih dan Bapak Diki
untuk sekarang ini, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini
berharap agar masalah ini segera dicari solusinya dan bisa ditangani dengan
baik.
Faqih (Kepala Ruangan) : Baiklah, di dalam rapat hari ini, berdasarkan
keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, saya bisa
menyimpulkan beberapa solusi yang bisa kita gunakan, antara lain : Tolong
untuk rekan - rekan perawat khususnya di ruangan interna ini, lebih
ditingkatkan lagi tanggung jawabnya di dalam memberikan asuhan
keperawatan atau pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien,
saya berharap rekan - rekan perawat bisa lebih sigap lagi di dalam menangani
18
komplain - komplain pasien dan keluarga pasien. Bagaimana rekan – rekan
perawat ? Apakah kalian sanggup ?
Astri (Perawat 1) : Baik Bapak Faqih, saya dan rekan - rekan perawat di
ruangan interna ini akan berusaha meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
atau pelayanan kesehatan kami sehingga tidak ada lagi komplain - komplain
dari pasien dan keluarga pasien, seperti misalnya edema karena infus dan
kewaspadaan di dalam injeksi.
Faqih (Kepala Ruangan) : Yang ke dua, untuk permasalahan beban kerja
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini yang lumayan cukup berat akibat
kekurangan jumlah staf perawat dan masalah gaji, saya akan berdiskusi lebih
lanjut kepada direktur Rumah Sakit (RS) ini. Bagaimana rekan - rekan
perawat ? Apakah rekan - rekan perawat setuju setuju ?
Diki (Kepala Tim) : Iya, saya juga setuju dengan keputusan Bapak Faqih
Bagaimana dengan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, apakah
setuju atau tidak dengan keputusan Bapak Faqih ?
Lusy (Perawat 4) : Iya Bapak Faqih dan Bapak Diki, saya dan rekan - rekan
perawat di ruangan interna ini juga setuju dengan keputusan tersebut.
Faqih ( Kepala Ruangan) : Saya ucapkan terima kasih banyak atas partispasi
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk menyelesaikan masalah di
dalam ruangan interna kita ini. Kalau begitu saya akhiri rapat hari ini. Terima
kasih. Wassalam mualaikum, Wr.Wb dan selamat siang.
Semua:Waalaikumsalam.Wr.Wb
19
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis menyarankan
kepada para pembaca bahwa apabila para pembaca ingin mengetahui lebih jelas lagi
mengenai masalah Gaya Kepemimpinan Partisipatif dapat para pembaca membaca
dalam BAB II yaitu BAB Pembahasan yang memuat segala sesuatu tentang Gaya
Kepemimpinan Partisipatif dan dapat juga untuk para pembaca mencari sumber buku -
buku dan referensi terbaru.
20
DAFTAR PUSTAKA
iv