Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KONSEP PEMIMPIN PARTISIPATIF

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Disusun oleh :

Astri Annisa Fitri Faqih Wardani

D Lussy Alfiyyah T.P Hanifah Huwaida

Dicky Ahmad Jamilah

Ema Hazmanita Joana Asmara

Dosen Pengampu :

Ns.Asih Minarningtyas, M.Kep

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan limpahan
dan nikmat iman, serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
manajemen keperawatan yang berjudul “Gaya kepemimpinan partisipatif”
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini dengan baik, selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen juga untuk memperluas pengetahuan.
Maka penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing; Ns. Asih
Minarningtyas, M.Kep selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Manajemen
Keperawtaan.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa memiliki kekurangan, karena penulis hanya manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan
maupun dari isi, maka penulis memohon maaf. Sangat diharapkan oleh penulis untuk dapat
menyempurnakan makalah ini.

Bekasi, 14 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1

Latar Belakang..................................................................................................1

Rumusan Masalah ............................................................................................1

Tujuan Penulisan ..............................................................................................2

Manfaat Penulisan ............................................................................................2

BAB II TINJAUAN MASALAH...............................................................................4

Definisi Kepemimpinan....................................................................................4

Definisi Gaya Kepemimpinan ..........................................................................4

Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif........................................................5

Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif.....................................................5

Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan

Partisipatif.........................................................................................................6

Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya .....................................7

Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya

Kepemimpinan .................................................................................................8

Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif .........................9

Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan

Partisipatif.......................................................................................................10

Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya

ii
Kepemimpinan Partisipatif .............................................................................10

Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya

Kepemimpinan Demokratis ............................................................................11

BAB III GAMBARAN KASUS ...............................................................................13

CONTOH KASUS DI DALAM GAYA KEPEMIMPINAN

PARTISIPATIF ..............................................................................................13

BAB IV PENUTUP...................................................................................................20

Kesimpulan.....................................................................................................20

Saran ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana
fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil
macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan
partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kepemimpinan
partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut sertakan bawahan -
bawahan dalam pengambilan keputusan atau dengan kata lain seperti
kepemimipinan yang demokrasi.
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
1.1.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.1.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?
1.1.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.1.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.1.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif?
1.1.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?

1
1.1.11 Apa perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya
kepemimpinan demokratis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan. Adapun beberapa tujuannya


adalah sebagai berikut :
1.3.1 Ingin mengetahui tentang kepemimpinan.
1.3.2 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan.
1.3.3 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif
1.3.4 Ingin mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.
1.3.5 Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.6 Ingin mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.7 Ingin mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.8 Ingin mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.3.9 Ingin mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.10 Ingin mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di
dalam gaya kepemimpinan partisipatif.
1.3.11 Ingin mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif
dengan gaya kepemimpinan demokratis.

1.4 Manfaat Penulisan


Setelah menulis makalah ini, ada beberapa manfaat yang kami dapatkan.
Manfaat - manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.4.1 Mengetahui tentang kepemimpinan.
1.4.2 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan.
1.4.3 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif.
1.4.4 Mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.

2
1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam, gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam
gaya kepemimpinan partisipatif.
1.4.11 Mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan
gaya kepemimpinan demokratis.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Kepemimpinan


Definisi kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang
lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan - tujuan yang
diinginkan kelompok. Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003).
Menurut Young (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan adalah
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan
atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.2 Definisi Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya kepemimpinan ini dapat
diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin
bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan.
Gaya kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha seorang
pemimpin untuk mendorong dan memudahkan partisipasi oleh orang lain
dalam membuat keputusan-keputusan yang tidak dibuat oleh pemimpin itu
sendiri. Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang
mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan (Ranupandojo,
2000).

4
2.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan
dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan
konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990) dalam
Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan
berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain
mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk
mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif termasuk konsultasi,
pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi, dan
manajemen demokratis.
Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang
manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam
pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer
tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti
bersama - sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses -
proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut aspek
- aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik yang
digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh gagasan
dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk proses
pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.
2.4 Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :


1. Wewenang pemimpin tidak mutlak.

2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan.


3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.
4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara wajar.
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.

5
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan, atau pendapat.
8. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan
daripada instruksi.
9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling
percaya, dan saling menghormati.
Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau
karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut :
a. Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun
kelompok.
b. Mengikut sertakan bawahan secara tepaat dalam pengambilan
keputusan.
c. Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan
kepemimpinan dan kekuasaannya.
d. Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi
perkembangan organisasi.
e. Memberikan motivasi secara penuh pada anggot organisasi.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara
lain:

1. Kelebihan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.

Kelebihan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :


a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan
diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin. Kegiatan–
kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok
dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin
menyarankan dua atau lebih alternative prosedur yang dapat dipilih.
c. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan
pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

6
d. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
e. Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan
kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa
dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
2. Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
c. Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.
d. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.
e. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif
tinggi bagi pemimpin.
f. Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah pihak
karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.
2.6 Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan
Partisipatif
Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif, yaitu:
1. Keputusan Otokratik.
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran
dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai pengaruh
langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.
2. Konsultasi.
Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil
keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran -
saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas,
antara lain :

a. Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun


kemudian bersedia memodifikasi karena adanya keberatan atau
keprihatinan pengikutnya.
b. Pemimpin memberi usulansementara dan secara aktif mendorong orang
7
untuk menyarankan cara-cara memperbaikinya.
c. Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain untuk
berpartisipasi dalam mendiagnosis dan mengembangkan bermacam-
macam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan
sendiri.
3. Keputusan Bersama.
Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah
keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, manajer tidak
mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti peserta
lainnya.
4. Pendelegasian.
Manajer memberi wewenang kepada seorang individu atau kelompok,
kekuasaan, serta tanggung jawab untuk membuat keputusan, manajer
tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai batas - batas dalam mana
pilihan terakhir harus berada, dan persetujuan terlebih dahulu mungkin
atau mungkin tidak perlu diminta sebelum keputusan tersebut
dilaksanakan.
2.7 Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan
Partisipatif

1. Kualitas Keputusan.
Melibatkan orang lain dan membuat keputusan akan meningkatkan
kualitan keputusan karena partisipan memiliki informasi dan pengetahuan
yang tidak dimiliki oleh pemimpin.

2. Penerimaan Keputusan.
Partispan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang selanjutnya
memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.
3. Kepuasan terhadap Proses Keputusan.
Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan terhormat saat
dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.
4. Pengembangan Keterampilan Partisipan.

8
Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat menghasilkan
pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang lebih besar oleh
partisipan.

2.8 Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain:


1. Konsultasi ke Bawah.
Tujuan partisipan konsultasi ke bawah di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif, antara lain :
a. Meningkatkan kualitas keputusan-keputusan dengan menarik
pengetahuan dan keahlian para bawahan dalam pemecahan masalah.
b. Meningkatkan penerimaan bawahan terhadap keputusan-keputusan
dengan memberikan mereka rasa turut memilikinya (sens of belonging).
c. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan
keputusan para bawahan dengan memberikan kepada mereka
pengalaman dalam membantu menganalisa masalah-masalah keputusan
dan mengevaluasi pemecahan-pemecahannya.
d. Memudahkan pemecahan suatu konflik serta membangun tim.
2. Konsultasi Lateral.
Tujuan partisipan konsultasi lateral di dalam gayakepemimpinan
partisipatif, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas keputusan dengan saling membagi pengetahuan
dan keterampilan di antara para manajer.
2. Memudahkan koordinasi dan kerja sama di antara para manajer dari
berbagai sub unit organisasi dengan tugas - tugas yang saling
tergantung sama lain.
3. Konsultasi ke atas.
Tujuan partisipan konsultasi ke atas di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif, antara lain :
a. Menarik keahlian dari atasan yang mungkin lebih besar.
b. Mengetahui bagaimana atasan merasa mengenai suatu masalah tertentu

9
dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi terhadap berbagai
usulan.
4. Konsultasi dengan pihak luar.
Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :

a. Membantu memastikan bahwa keputusan - keputusan yang


mempengaruhi mereka dipahami dan dimengerti.
b. Mengetahui kebutuhan - kebutuhan serta preferensi – preferensi
mereka.
c. Memperkuat jaringan kerja eksternal.
d. Memperbaiki koordinasi.
e. Memecahkan masalah bersama yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.9 Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain:
Secara kontras, penemuan dari studi kasus yang deskriptif mengenai para
manajer yang efektif mendukung secara konsisten keuntungan kepemimpinan
partisipatif. Secara singkat, setelah lebih dari empat puluh tahun penelitian
mengenai kepemimpinan partisipasi, kita mendapatkan konklusi bahwa
kepemimpinan partisipatif kadang - kadang menghasilkan kepuasan, usaha,
dan kinerja lebih tinggi di waktu lain serta tidak demikian adanya.
2.10 Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya
Kepemimpinan Partisipatif
Pengambilan keputusan partisipatif juga memiliki keterbatasan yakni:
1. Bentuk partisipasi efektif pada situasi - situasi tertentu namun tidak pada
situasi lainnya. Dalam keadaan darurat untuk berkonsultasi dan
berdiskusi tidak efektif. Karena partisipasi memakan waktu, dan kadang
bertele - tele. Seorang pemimpin harus cepat dan tanggap dalam
membuat keputusan dan mengambil kebijakan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan manajemen dan organisasi.

2. Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo participation), di

10
mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi
bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para manajer
mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi masukan dan
gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam pembuatan
keputusan dan pengambilan kebijakan.
2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya
kepemimpinan demokaratis, antara lain :
1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve dalam
suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah tuntas.
b. Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk berkreasi,
dalam batas tertentu.
c. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.
d. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang realistis.
e. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human.
f. Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan pemimpin
yang cukup kharismatik.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain :
a. Segalanya diserahkan ke karyawan.
b. Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan.
c. Suara karyawan sangat didengar.
d. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan tidak
terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah mempunyai area
yang dominan.
e. Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu yang
cukup lama.
f. Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di mana

11
setiap karyawan sudah punya kompetensi masing – masing dan sudah
cukup matur.
g. Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya satu,
yaitu kaderisasi.

12
BAB 3

CONTOH KASUS DI DALAM GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

3.1 Contoh Kasus di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif Analisa Kasus:


Bapak Faqih baru saja diangkat menjadi kepala ruangan interna di Rumah
Sakit Swasta “Permata Waras”. Ia merasa senang sekali dengan promosi yang
ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin ruangan interna
tersebut untuk dapat berkembang menjadi lebih baik. Dalam menjalankan
tugasnya sebagai kepala ruangan, Bapak Faqih mencoba gaya kepemimpinan
partisipatif yang dianggapnya sebagai gaya kepemimpinan yang tepat untuk
situasi ruangan interna pada saat itu. Bapak Faqih berupaya menjalankan
tugasnya sebaik mungkin terutama di fokuskan pada hal - hal yang bersifat
tugas - tugas manajerial dan kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap
pelayanan Rumah Sakit (RS).

Namun, baru 1 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan yang


berdatangan. Mulai dari komplain - komplain pasien dan keluarga pasien
mengenai pelayanan keperawatan yang kurang memuaskan dan sarana -
sarana kesehatan yang tidak memadai. Setelah 4 bulan memimpin, Bapak
Faqih belum merasakan perannya sebagai change agent belum terlaksana
dengan baik. Komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien terus
berdatangan menuntut kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Komunikasi pemimpin dan staf keperawatan juga belum berjalan dengan
baik.

Ketika Bapak Faqih berusaha mengklarifikasi komplain - komplain pasien


dan keluarga pasien tersebut kepada perawat - perawat di ruangan interna, ia
mendapatkan informasi bahwa beban kerja perawat di ruangan interna
lumayan cukup berat. Karena kurangnya tenaga kerja perawat di ruangan
interna tersebut terbatas, selain itu perawat - perawat juga mengeluhkan
bahwa gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerjanya. Di mana

13
jumlah perawat dengan jumlah pasien adalah 1 : 10.

Pemain - Pemain :
1. Faqih : Kepala Ruangan (Karu).
2. Diki : Kepala Tim (Katim).

3. Astri : Perawat 1.
4. Jamilah : Perawat 2.
5. Hanifah huwa : Perawat 3.
6. Lusy : Perawat 4.
7. Ema : Pasien 1.
8. Joana : Pasien 2.
9. Asyanti : Keluarga Pasien 1 (Ema).
10. Joana : Keluarga Pasien 2 ( Dinan ).

Skenario :
Shift Siang. . . .

Ema (Pasien 1) : Ibu, tanganku kok terasa sakit iya ?

Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Tangannya terasa sakit yang bagian mana nak?

Ema (Pasien 1) : Di sini. (Sambil menunjuk tangan yang terpasang infus).

Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Oh iya, sebentar nak, ibu akan bilang kepada
perawatnya terlebih dahulu. (Menuju ruangan perawat).

Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Suster, anak saya mengeluh tangannya yang


terpasang infus terasa sakit, tolong suster lihat sebentar !

Astri (Perawat 1) : Iya ibu, sebentar dulu iya ibu. Menuju ruangan pasien).

Astri (Perawat 1) : Permisi, coba saya lihat terlebih dahulu tangannya mbak!
Wah, ini tetesan cairan infusnya tidak lancar dan tangannya bengkak mbak,
habis dari kamar mandi iya mbak ?

Ema (Pasien 1) : Iya suster, saya tadi habis dari kamar mandi.

14
Astri (Perawat 1) : Pantesan mbak, lain kali kalau ke kamar mandi lagi
infusnya harus lebih tinggi posisinya, ini darahnya sampai naik ke atas. Untuk
sementara infusnya saya matikan terlebih dahulu iya mbak. Ibu, nanti
infusnya saya ganti agar tetesan cairan infusnya bisa lancar lagi.
Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Oh, begitu iya suster. Iya terima kasih banyak
iya suster.

Shift Malam . . . .

Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Suster, permisi, anak saya yang bernama Ema
tadi katanya perawat yang jaga siang tadi mau diganti infusnya tapi sampai
sekarang kok masih belum diganti juga iya suster, anak saya mengeluh
tangannya terasa sangat kesakitan.
Jamilah (Perawat 2) : Oh iya, sebentar ibu, habis ini saya ganti infusnya.

Jamilah (Perawat 2) : Mbak Hani, yang shift siang tadi siapa mbak iya ?
Keluarga pasien yang bernama Ema tadi ke sini komplain katanya infusnya
mau diganti tetapi sampai sekarang kok masih belum diganti padahal
infusnya sudah diklem dari tadi siang. Begitu kok tadi yang shift siang tidak
bilang waktu operan yang shift siang ke yang shift malam.
Hani (Perawat 3) : Oalah, saya juga kurang tahu Mbak Jamilah siapa saja
yang tadi masuk shift siang di ruangan interna ini.

Joana (Keluarga Pasien 2) : Suster, anak saya yang bernama Dinan tadi habis
disuntik sekarang mengeluh kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di
sekujur tubuhnya.

Hani (Perawat 3) : Oh begitu, iya ibu, habis ini saya lihat ke ruangan anak
ibu.

Jamilah (Perawat 2) datang . . . .

Hani (Perawat 3) : Mbak jamilah apakah tadi kamu yang menginjeksi pasien
yang bernama Ema apakah tadi kamu sudah melakukan skin test terlebih
dahulu apa belum ?

15
Jamilah (Perawat 2) : Lohh.. Oh, iya Mbak hani tadi saya lupa tidak saya
skin test terlebih dahulu. Kenapa Mbak hani ?

Hani (Perawat 3) : Ibunya pasien yang bernama joana tadi habis komplain
kalau anaknya kulitnya kemerahan dan merasa gatal - gatal di sekujur
tubuhnya setelah diinjeksi tadi.

Keesokan Hari . . . .
Shift Pagi . . . .

Asyanti (Keluarga Pasien 1) : Pak, infus anak saya yang bernama Ema dari
kemarin kok belum juga dibetulin, anak saya sudah mengeluh tangannya
terasa kesakitan dari kemarin siang ?
Joana (Keluarga Pasien 2) : Pak, anak saya yang bernama Dinan juga masih
kulitnya kemerahan dan terasa gatal - gatal di sekujur tubuhnya setelah
disuntik kemarin malam ?

Faqih (Kepala Ruangan) : Iya ibu, sebentar iya ibu, saya akan suruh mbak -
mbak perawatnya untuk menangani anak - anak ibu dengan segera.

Rapat pada saat operan shift pagi ke shift siang . . . .

Faqih (Kepala Ruangan) : Assalammualaikum, Wr. Wb. Dan selamat siang


rekan - rekan perawat.

Faqih (Kepala Ruangan) : Pada siang hari ini saya mengadakan rapat dengan
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk membahas permasalahan -
permasalahan yang terjadi di ruangan interna ini.
Semua : Iya, baik Bapak faqih

Faqih (Kepala Ruangan) : Mengapa akhir - akhir ini saya sering sekali
mendengar komplain - komplain dari pasien dan keluarga pasien mengenai
ketidak tanggapan perawat - perawat di ruangan interna ini di dalam
menangani komplain - kompalin pasien dan keluarga pasien dengan segera.
Siapa yang shift siang kemarin dan siapa yang shift tadi malam ? Tolong
jelaskan tentang keadaan ini kepada saya ?

16
Astri (Perawat 1) : Mohon maaf Bapak Suganda sebelumnya, di sini juga
saya ingin mengatakan unek - unek rekan - rekan perawat selama bekerja di
ruangan interna ini di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dan keluarga pasien. Bukannya saya dan rekan - rekan perawat tidak
bertangung jawab kepada pasien - pasien di ruangan interna ini, tetapi saya
dan rekan - rekan perawat di sini merasa beban kerja di ruangan interna ini
lumayan cukup berat. Misalnya saja pak, jumlah pasien di ruangan interna ini
terlalu banyak, sedangkan staf perawat yang bekerja di ruangan interna ini
jumlahnya terbatas.

Faqih (Kepala Ruangan) : Baik, saya terima keluhan - keluhan rekan - rekan
perawat di ruangan interna ini. Nanti kita akan diskusikan solusinya secara
bersama-sama. Kemudian, apakah ada yang ingin menyampaikan
pendapatnya lagi ?
Hani (Perawat 3) : Mohon maaf Bapak faqih sebelumnya, saya dan rekan -
rekan perawat di ruangan interna ini merasa beban kerja kami lumayan cukup
berat, tetapi saya dan rekan - rekan perawat merasa tidak menerima imbalan
sebagai mana mestinya, kami merasa gaji yang kami terima tidak sebanding
dengan beban kerja kami yang lumayan cukup berat di ruangan interna ini.
Faqih (Kepala Ruangan) : Baiklah, sekarang saya mengerti tentang keadaan
yang terjadi di ruangan interna ini dan apa yang rekan - rekan perawat
rasakan selama bekerja di ruangan interna ini. Menurut Bapak Diki sebagai
kepala tim bagaimana cara menyelesaikan masalah ini Bapak Diki ? Apakah
Bapak Diki mempunyai solusi tentang masalah ini ?
Diki (Kepala Tim) : Menurut saya, pertama yang harus diperbaiki adalah
kualitas dari asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan terlebih dahulu
sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas dirawat di Rumah Sakit ini,
khususnya pelayanan kesehatan di ruangan interna ini. Kemudian menurut
saya, kalau misalnya permasalahan gaji yang membuat rekan - rekan perawat
menjadi kurang maksimal di dalam memberikan asuhan keperawatan atau
pelayanan kesehatan, salah satu kebijakannya yaitu dengan menaikkan gaji
rekan - rekan perawat tetapi syaratnya yaitu rekan - rekan perawat harus lebih
17
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatannya.
Bagaimana menurut Bapak Faqih ?
Faqih (Kepala Ruangan) : Terima kasih atas pendapatnya Bapak Diki.
Kemudian, untuk masalah beban kerja rekan - rekan perawat di ruangan
interna ini yang lumayan cukup berat karena kurangnya jumlah staf perawat
dan jumlah pasien yang sangat tidak sebanding. Menurut rekan - rekan
perawat bagaimana solusinya ?
Astri (Perawat 1) : Iya, kalau bisa Bapak Faqih, jumlah staf perawat di dalam
ruangan interna ini ditambah agar saya dan rekan - rekan perawat bisa
memberikan asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan yang maksimal
kepada pasien dan keluarga pasien. Selain itu beban kerja kami tidak terlalu
berat.
Faqih (Kepala Ruangan) : Iya, saya juga mengerti keadaan itu jika di ruangan
interna ini kekurangan staf perawat. Memang permasalahan ini sudah saya
pikirkan sebelumnya. Dan saya sedang mencari solusinya agar staf perawat di
ruangan interna ini bisa ditambah. Kemarin saya sudah mengajukan kepada
pihak yang menangani masalah tenaga kerja perawat di Rumah Sakit (RS) ini
agar jumlah staf perawat di ruangan interna ini bisa ditambah.
Diki (Kepala Tim) : Apakah ada yang perlu disampaikan lagi dari rekan -
rekan perawat lainnya ?
Lusy (Perawat 4) : Saya rasa cukup itu dahulu Bapak Faqih dan Bapak Diki
untuk sekarang ini, saya dan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini
berharap agar masalah ini segera dicari solusinya dan bisa ditangani dengan
baik.
Faqih (Kepala Ruangan) : Baiklah, di dalam rapat hari ini, berdasarkan
keluhan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, saya bisa
menyimpulkan beberapa solusi yang bisa kita gunakan, antara lain : Tolong
untuk rekan - rekan perawat khususnya di ruangan interna ini, lebih
ditingkatkan lagi tanggung jawabnya di dalam memberikan asuhan
keperawatan atau pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien,
saya berharap rekan - rekan perawat bisa lebih sigap lagi di dalam menangani

18
komplain - komplain pasien dan keluarga pasien. Bagaimana rekan – rekan
perawat ? Apakah kalian sanggup ?

Astri (Perawat 1) : Baik Bapak Faqih, saya dan rekan - rekan perawat di
ruangan interna ini akan berusaha meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
atau pelayanan kesehatan kami sehingga tidak ada lagi komplain - komplain
dari pasien dan keluarga pasien, seperti misalnya edema karena infus dan
kewaspadaan di dalam injeksi.
Faqih (Kepala Ruangan) : Yang ke dua, untuk permasalahan beban kerja
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini yang lumayan cukup berat akibat
kekurangan jumlah staf perawat dan masalah gaji, saya akan berdiskusi lebih
lanjut kepada direktur Rumah Sakit (RS) ini. Bagaimana rekan - rekan
perawat ? Apakah rekan - rekan perawat setuju setuju ?
Diki (Kepala Tim) : Iya, saya juga setuju dengan keputusan Bapak Faqih
Bagaimana dengan rekan - rekan perawat di ruangan interna ini, apakah
setuju atau tidak dengan keputusan Bapak Faqih ?
Lusy (Perawat 4) : Iya Bapak Faqih dan Bapak Diki, saya dan rekan - rekan
perawat di ruangan interna ini juga setuju dengan keputusan tersebut.
Faqih ( Kepala Ruangan) : Saya ucapkan terima kasih banyak atas partispasi
rekan - rekan perawat di ruangan interna ini untuk menyelesaikan masalah di
dalam ruangan interna kita ini. Kalau begitu saya akhiri rapat hari ini. Terima
kasih. Wassalam mualaikum, Wr.Wb dan selamat siang.
Semua:Waalaikumsalam.Wr.Wb

19
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya dukungan


dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya pemimpin
yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai “partisipatif” karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara
bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling
tukar - menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Kepemimpinan partisipatif membuat hubungan antara pemimpin dan karyawannya
lebih dekat karena pemimpin tersebut terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi
dan tidak hanya memberi perintah saja karena cenderung berorientasi kepada bawahan
dengan lebih memotivasi bawahan dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat.
Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan
memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan,
menciptakan suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.

4.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis menyarankan
kepada para pembaca bahwa apabila para pembaca ingin mengetahui lebih jelas lagi
mengenai masalah Gaya Kepemimpinan Partisipatif dapat para pembaca membaca
dalam BAB II yaitu BAB Pembahasan yang memuat segala sesuatu tentang Gaya
Kepemimpinan Partisipatif dan dapat juga untuk para pembaca mencari sumber buku -
buku dan referensi terbaru.

20
DAFTAR PUSTAKA

Churiyah Maziatul. 2010. Kepemimpinan Partisipatif,


http://madziatul.blogspot.com/2010/04/kepemimpinan-partisipatif.html , (diakses 14
Maret 2022)
Dwiningrum Nila. 2010. Teori Teori Kepemimpinan Partisipatif,
http://niladwipsikologi.wordpress.com/2010/12/24/teori-teori-kepemimpinan-partisipatif/ ,
(diakses 14 Maret 2022)
UPT Perpustakaan Universitas Pasundan. 2011. Kepemimpinan Partisipatif dan
Pendelegasian,
http://perpusunpas.wordpress.com/2011/05/30/kepemimpinan-partisipatifdan-
pendelegasian/ , (diakses 14 Maret 2022)

iv

Anda mungkin juga menyukai