Anda di halaman 1dari 50

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 34/Pid.Pra/2020/PN Sby

si
ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Surabaya yang mengadili perkara Praperadilan
dalam tingkat pertama dan terakhir telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

do
gu dalam perkara antara:
Nama lengkap : Sirke Siswoyo

In
A
Tempat lahir : Surabaya
Umur/tanggal lahir : 38 / 1982-08-15
ah

Jenis kelamin : Perempuan

lik
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Jatibening Estate Blok G2- No.
am

ub
Bekasi, Jawa Barat
Agama : Islam
ep
Pekerjaan : Direktur PT. Sieraf Teknik Perkasa
k

Berkedudukan di Jalan Jatibening Estate


ah

Blok G2- No. 1, Bekasi, Jawa Barat,


R

si
Selanjutnya, Sirke Siswoyo disebut sebaga Pemohon yang dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Hans Edwad Hehakaya, S.H., M.H., dkk. beralamat

ne
ng

di Ruko City Pride Blok B-16, Jalan Nginden Semolo 42 Surabaya berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 2020-11-18;

do
gu

Melawan
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I di Jalan Jagir
Wonokromo Nomor 104 Surabaya;
In
A

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa


Timur I disebut sebagai Termohon yang dalam perkara ini memebri kuasa
ah

lik

kepada Dewi Sulaksminijati, S.H., M.Kn. dkk. berdasarkan Surat Kuasa


Khusus Nomor SKU-001/WPJ.11/2020, tanggal 26 November 2020;
m

ub

Pengadilan Negeri tersebut;


ka

Setelah membaca penetapan Ketua Pengadilan Negeri Surabaya


ep

Nomor 34/Pid.Pra/2020/PN Sby tanggal 19 November 2020 tentang Penunjukan


ah

Hakim Tunggal;
R

Setelah menetapkan hari sidang;


es

Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan


M

ng

dengan perkara ini;


on
gu

Halaman 1 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Setelah memeriksa bukti surat-surat dan mendengar keterangan ahli-ahli

R
yang diajukan ke persidangan;

si
Menimbang, bahwa Pemohon melalui surat permohonan tanggal

ne
ng
2020-11-18 yang telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya
register Nomor 34/Pid.Pra/2020/PN Sby tanggal 19 November 2020, telah
mengajukan permohonan praperadilan dengan alasan-alasan sebagai berikut:

do
gu “ALASAN PERMOHONAN PRAPERADILAN
PEMOHON TERLAMBAT MENERIMA PEMBERITAHUAN SURAT PERINTAH
DIMULAINYA PENYIDIKAN (SPDP) DARI TERMOHON YANG MERUPAKAN

In
A
OBYEK PRAPERADILAN;
Bahwa Pemohon telah dimintai keterangan oleh Termohon, untuk
ah

lik
memberikan keterangan dan/atau bukti permulaan yang salah satu panggilannya
dibuktikan dengan Nomor: PANG.BP-270/WPJ.11/BD.0700/2017 tertanggal 16
am

ub
Oktober 2017;
Bahwa Termohon menerbitkan LK.DIK-09/WPJ.11/BD 04.04/2019 tgl 31
Oktober 2019 terkait dengan permasalahan pajak di perusahaan yang dipimpinnya
ep
k

(Pemohon) yaitu PT Sieraf Teknik Perkasa;


Bahwa pasal yang disangkakan untuk Pemohon adalah melanggar pasal
ah

R
39 A (huruf A) jo Pasal 39 ayat 1 (huruf i) UU No 28 tahun 2007 tentang Perubahan

si
Ketiga tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
Bahwa selanjutnya Termohon telah menerbitkan Surat Perintah Penyidikan

ne
ng

(Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 atas nama Pemohon tanggal 11


November 2019 dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011

do
gu

DIK/WPJ/11/2020 atas nama Pemohon tanggal 28 Januari 2020;


Bahwa atas Sprindik diatas, Pemohon tidak pernah menerima Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), namun Termohon tiba-tiba
In
A

menetapkan Pemohon selaku Tersangka berdasarkan Surat Penetapan Tersangka


Nomor : S-04.TAP/WPJ.11/2020 tertanggal 27 Oktober 2020;
ah

lik

Bahwa Pemohon ditetapkan sebagai tersangka atas dasar


LK.DIK-09/WPJ.11/BD 04.04/2019 tgl 31 Oktober 2019, Surat Perintah Penyidikan
m

ub

(Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11 November 2019 dan


Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011 DIK/WPJ/11/2020 tertanggal
ka

28 Januari 2020;
ep

Bahwa adapun urutan peristiwa dan surat-surat bukti perkara atas nama
Pemohon adalah yang diterima sendiri oleh Pemohon adalah :
ah

No Peristiwa Tanggal Bukti


R

1 Termohon menerbitkan Surat Panggilan Ke 2 untuk 16 Oktober 2017 P-1


es
M

Permintaan Keterangan Nomor PANG -BP.


ng

on
gu

Halaman 2 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
270/WPJ/11/BD pada Pemohon
Termohon menerbitkan Surat Panggilan untuk

si
Permintaan Keterangan sebagai SAKSI Nomor
2 11 Februari 2020
S.PANG 040.WPJ/11/BD0700/2020 pada P-2

ne
ng
Pemohon
Termohon menerbitkan Surat Penetapan Tersangka
3 P-3

do
gu Nomor. S-04/TAP WPJ/11/2020 untuk Pemohon
Termohon menerbitkan Surat Perintah Dimulainya
27 Oktober 2020

Penyidikan (SPDP)
4 03 November 2020 P-4

In
A
No.S003.SPDP.TSK/WPJ.11/2020
untuk Pemohon
ah

lik
Bahwa Termohon kemudian mengirimkan surat Panggilan sebagai
Tersangka untuk Pemohon pada tanggal 05 November 2020 yang tidak disertai
am

ub
dengan adanya SPDP sebelumnya yaitu SPDP atas Surat Perintah Penyidikan
(Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11 November 2019
ep
k

dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011 DIK/WPJ/11/2020


ah

tertanggal 28 Januari 2020;


R

si
Bahwa Termohon wajib memberitahukan SPDP atas Surat Perintah
Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11

ne
ng

November 2019 dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011


DIK/WPJ/11/2020 tertanggal 28 Januari 2020 yang berdasarkan Pasal 44 ayat

do
(3) Undang-undang Nomor 6 Tahun1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
gu

Cara Perpajakan, sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan


Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009, yaitu :
In
A

“Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya


penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum,
ah

lik

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun


1981 tentang Hukum Acara Pidana.”
m

ub

Bahwa Kewajiban Termohon sebagai Penyidik PPNS dalam penerbitan


SPDP juga diatur pada pasal 21 ayat (1) Perkap Nomor 6 Tahun 2010 tentang
ka

Manajemen Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yaitu :


ep

“Dalam hal dimulainya penyidikan, PPNS wajib terlebih dahulu memberitahukan


dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polri dengan
ah

surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP), kecuali undang-undang


es

menentukan lain.”
M

ng

Bahwa tindakan Termohon yang menerbitkan Surat Penetapan


on
gu

Halaman 3 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tersangka (vide Bukti P-3) tanpa menerbitkan SPDP atas Surat Perintah

R
Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11

si
November 2019 dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011

ne
ng
DIK/WPJ/11/2020 tertanggal 28 Januari 2020, telah bertentangan dengan
ketentuan dan prosedur hukum yang ada, khususnya yang diatur dalam pasal
109 ayat (1) KUHAP, yaitu :

do
gu “Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang
merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut

In
A
umum”
Pasal 109 ayat (1) KUHAP mengatur bahwa sebelum dilakukan
ah

pemanggilan, maka urutannya haruslah diterbitkan/diberitahukannya Surat

lik
Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP), kemudian menerbitkan Surat
Penetapan Tersangka;
am

ub
Bahwa dengan keputusan Mahkamah Konstitusi terbaru tgl 11 Januari
2017 melalui Putusan No 130/PUU-XIII/2015 menyatakan Pasal 109 ayat (1)
ep
UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang dipandang
k

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945;


ah

Bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan Pasal 109 ayat (1)


R

si
KUHAP yang dinyatakan inkonstitusional bersyarat sepanjang surat perintah
dimulainya penyidikan (SPDP) wajib diserahkan penyidik kepada para pihak

ne
ng

paling lambat 7 hari setelah terbitnya surat perintah penyidikan;

do
gu

Bahwa dalam amarnya Mahkamah Konstitusi


menyatakan: “Menyatakan Pasal 109 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan
UUD Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
In
A

frasa ‘penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum’ tidak dimaknai
penyidik wajib memberitahukan dan menyerahkan SPDP penyidikan kepada
ah

lik

penuntut umum, terlapor, dan korban/pelapor dalam waktu paling lambat 7 hari
setelah dikeluarkannya surat perintah penyidikan;
m

ub

Bahwa dalam putusan tersebut Mahkamah Konstitusi menyatakan


penyampaian Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) tidak hanya
ka

diwajibkan terhadap jaksa penuntut umum akan tetapi juga terhadap terlapor
ep

dan korban/pelapor dengan waktu paling lambat 7 (tujuh) hari dipandang cukup
ah

bagi penyidik untuk mempersiapkan/menyelesaikan hal tersebut;


R

Bahwa dengan demikian implikasinya bagi Termohon sebagai "penyidik


es

wajib memberitahukan dan menyerahkan surat perintah dimulainya penyidikan


M

ng

(SPDP) kepada penuntut umum, terlapor (dalam hal ini Pemohon) dan
on
gu

Halaman 4 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korban/pelapor dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya

R
surat perintah penyidikan’;

si
Bahwa alasan MK didasarkan pada pertimbangan bahwa terhadap

ne
ng
terlapor/Pemohon yang telah mendapatkan SPDP, maka yang bersangkutan
dapat mempersiapkan bahan-bahan pembelaan dan juga dapat menunjuk
penasihat hukum yang akan mendampinginya, sedangkan bagi korban/pelapor

do
gu dapat dijadikan momentum untuk mempersiapkan keterangan atau bukti yang
diperlukan dalam pengembangan penyidikan atas laporannya;

In
A
Bahwa faktanya adalah Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka terlebih
dahulu pada tanggal 27 Oktober 2020 (vide Bukti P-3) dan setelah 7 (tujuh) hari
ah

kemudian baru menerima SPDP (vide Bukti P-4) tgl 03 November 2020;

lik
Bahwa dengan demikian Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka tanpa
diberikan SPDP sebelumnya sesuai dengan ketentuan pasal 109 ayat 1 KUHAP
am

ub
sehingga proses penetapan Tersangka atas diri Pemohon adalah cacat hukum
dan haruslah dibatalkan;
ep
Bahwa Pemohon berkeberatan atas penetapan status tersangka
k

tersebut karena tidak didasari oleh ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku
ah

sebagaimana keputusan Mahkamah Konstitusi terbaru tgl 11 Januari 2017


R

si
melalui Putusan No 130/PUU-XIII/2015, yaitu tidak adanya pemberitahuan
SPDP sebelum proses ditetapkan sebagai Tersangka;

ne
ng

Bahwa Termohon juga terlambat menyampaikan SPDP yang

do
gu

seharusnya diberikan 7 (tujuh) hari setelah penerbitan Surat Perintah


Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11
November 2019 dan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Nomor PRIN-011
In
A

DIK/WPJ/11/2020 tertanggal 28 Januari 2020, namun faktanya Pemohon


menerima SPDP tertanggal 03 November 2020 atau 10 bulan lebihBahwa
ah

lik

perbuatan Termohon yang terlambat memberikan surat Pemberitahuan


Dimulainya Penyidikan (SPDP) pada Pemohon merupakan perbuatan mewalan
m

ub

hukum dan merugikan hak pemohon;


ka

Bahwa sekali lagi Pemohon berkeberatan atas penetapan status tersangka


ep

tersebut karena tidak didasari oleh ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku
ah

sebagaimana keputusan Mahkamah Konstitusi terbaru tgl 11 Januari 2017 melalui


R

Putusan No 130/PUU-XIII/2015, yaitu pemberitahuan SPDP yang jangka waktunya


es

melebihi 7 (tujuh) hari sejak Sprindik dikeluarkan;


M

ng

Bahwa konsekwensi hukum ditetapkannya Pemohon sebagai Tersangka


on
gu

Halaman 5 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanpa menerima SPDP sebelumnya, mengakibatkan Pemohon tidak dapat

R
menggunakan haknya untuk mempersiapkan bahan-bahan pembelaan dan juga

si
menunjuk penasihat hukum yang akan mendampinginya;

ne
ng
Bahwa berkaitan dengan putusan di atas, pendapat hukum Ricky Perdana
Waruwu, SH,MH, Hakim Yustisial MARI menyatakan Mahkamah Konstitusi
memberi penafsiran sebab akibat dari norma yang terkandung dalam ketentuan

do
gu Pasal 109 ayat (1) KUHAP berupa "apabila tidak dilakukan pemberitahuan kepada
penuntut umum, terlapor dan pelapor maka penyidikan harus dianggap batal demi
hukum". (Praperadilan pasca 4 Putusan MK, -Artikel Kepaniteraan Mahkamah

In
A
Agung 08 Agustus 2017);
Bahwa lebih lanjut menurut Ricky Perdana Waruwu, SH putusan MK ini
ah

lik
memberikan ruang bagi tersangka melakukan praperadilan apabila pada saat
berstatus sebagai terlapor atau saksi belum menerima SPDP atau menerima SDPD
am

ub
setelah dtetapkan sebagai Tersangka;
Bahwa selanjutnya acuan yang dipakai adalah adanya prinsip due process
of law yang berisi prinsip bahwa semua prosedur hukum harus didasarkan pada
ep
k

perlindungan dan penegakan hak asasi dan konstitusional termasuk hak untuk
mendapatkan informasi secara fair (The conduct of legal proceedings according to
ah

R
established rules and principles for the protection and enforcement of privat right,

si
including notice and the right to a fair hearing beforing a tribunal with the power to
decide the case (Black’s law dictionary;

ne
ng

Bahwa selanjutnya menurut Reda Manthovani, dosen Universitas


Pancasila dalam tulisannya “Putusan Fenomenal MK, tambah lagi 1 obyek

do
gu

Praperadilan dalam detik.com tgl; 12 Januari 2017 menyebutkan SPDP tidak


dianggap sebagai bentuk kelengkapan administrasi belaka melainkan dianggap
sebagai implementasi prinsip check and balance antara penyidik dengan penuntut
In
A

umum, terlapor, korban/pelapor. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka


dianggap telah terjadi cacat prosedural dalam tahapan penyidikan karena
ah

lik

dipandang penyidikan yang dilakukan tidak transparan dan tanpa adanya


pengawasan;
m

ub

Bahwa selanjutnya menurut beliau, cacatnya prosedural dalam penyidikan


mengakibatkan segala proses yang dilakukan pada tahap penyidikan sebelum
ka

disampaikannya SPDP adalah bersifat unlawfull dan berimplikasi pada segala


ep

tindakan yang telah dilakukan dalam tahapan penyidikan harus dinyatakan batal
demi hukum;
ah

Bahwa dengan demikian, keterlambatan pengiriman SPDP oleh Termohon


R

es

selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) kepada penuntut umum, terlapor dan
M

korban/pelapor merupakan tindakan melawan hukum dan haruslah dibatalkan serta


ng

on
gu

Halaman 6 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan objek praperadilan;

R
Bahwa pemberitahuan dimulainya suatu proses hukum merupakan hak

si
konstitusional yang dijamin pelaksanaannya oleh atur hukum sehingga SPDP

ne
ng
sebagai bagian dari prosedur hukum perlu dipastikan pelaksanaannya;
Bahwa konsekuensi bagi penyidik apabila melewati batas 7 hari belum
menyerahkan SPDP kepada penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor maka

do
gu penuntut umum dapat menolak berkas perkara yang diajukan penyidik. Apabila
penuntut umum memaksakan untuk menerima berkas perkara itu maka
kemungkinan tersangka (terlapor) akan memanfaatkan keterlambatan tersebut

In
A
untuk mengajukan praperadilan;
Bahwa dengan demikian, keterlambatan pengiriman SPDP oleh penyidik
ah

lik
kepada penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor telah memperluas atau
menambah objek praperadilan. Di mana sebelumnya MK juga telah memperluas
am

ub
objek praperadilan lainnya seperti penetapan tersangka, penggeledahan dan
penyitaan berdasarkan putusan MK Nomor:21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015;
Bahwa guna memperkuat permohonan ini, Pemohon melampirkan putusan
ep
k

Praperadilan perihal kekeliruan pengiriman SPDP yang sudah berkekuatan hukum


tetap yaitu putusan Pengadilan Negeri Surabaya No 01 Pid.Pra/ 2018 tgl 29 Januari
ah

R
2018. (Bukti P-6);

si
Bahwa putusan itu intinya menyatakan bahwa keterlambatan SPDP
merupakan kewenangan Praperadilan dan penyampaian SPDP saat Para

ne
ng

Pemohon berstatus Tersangka adalah tidak sah , karena berakibat para Pemohon
kehilangan haknya untuk mempersiapkan langkah hukum dan oleh karena itu

do
gu

penyidikan dan penetapan tersangka atas nama Pemohon Evan Aristo Gunawan
dkk dinyatakan tidak sah dan permohonan Praperadilan dikabulkan. (Bukti P-6);
Bahwa tujuan dari praperadilan dapat diketahui dari penjelasan Pasal 80
In
A

KUHAP yang menegaskan “bahwa tujuan dari pada praperadilan adalah untuk
menegakkan hukum, keadilan, kebenaran melalui sarana pengawasan horizontal.”
ah

lik

Bahwa Esensi dari praperadilan, untuk mengawasi tindakan upaya paksa


yang dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka, supaya
m

ub

tindakan itu benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-undang,


benar-benar proporsional dengan ketentuan hukum, bukan merupakan tindakan
ka

yang bertentangan dengan hukum;


ep

Bahwa berdasarkan hal diatas tindakan Termohon dengan menetapkan


pemohon sebagai Tersangka adalah tidak sah menurut hukum karena telah
ah

melangar ketentuan hukum di pasal 109 ayat 1 KUHAP serta ketentuan hukum
es

lainnya dan haruslah dibatalkan;


M

PETITUM
ng

on
gu

Halaman 7 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan pada argument dan fakta-fakta yuridis diatas, Pemohon

R
mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan

si
mengadili perkara A Quo berkenan memutus perkara ini sebagai berikut :

ne
ng
Menyatakan diterima permohonan Pemohon Praperadilan untuk seluruhnya;
Menyatakan tindakan Termohon menetapkan Pemohon sebagai tersangka
adalah tidak sah dan tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya

do
gu penetapan tersangka a quo tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih

In
A
lanjut oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri
Pemohon oleh Termohon;
ah

Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap

lik
Pemohon;
Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
am

ub
martabatnya;
Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara menurut ketentuan
ep
hukum yang berlaku.
k

PEMOHON sepenuhnya memohon kebijaksanaan Yang Mulia Ketua


ah

Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa, mengadili dan memberikan


R

si
putusan terhadap Perkara aquo dengan tetap berpegang pada prinsip keadilan,
kebenaran dan rasa kemanusiaan.

ne
ng

Apabila Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa Permohonan aquo


berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).”.

do
gu

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah


ditetapkan, Pemohon dihadiri kuasanya, begitu juga Termohon dihadiri
kuasanya;
In
A

Menimbang, bahwa setelah membacakan surat permohonannya,


Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya;
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap permohonan praperadilan yang diajukan


oleh Pemohon tersebut, Termohon mengajukan jawaban sebagai berikut:
m

ub

1. Perlu Termohon sampaikan bahwa pajak memegang peranan besar dalam


menopang penerimaan negara (APBN) yang sangat dibutuhkan untuk
ka

melaksanakan pembangunan, sehingga dibutuhkan kesadaran seluruh


ep

elemen warga negara untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan


ah

baik dan benar. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa fakta di lapangan
R

menunjukkan masih banyak Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban


es

perpajakannya dengan benar bahkan melakukan tindak pidana di bidang


M

ng

perpajakan.
on
gu

Halaman 8 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Tindakan penyidikan dan penetapan Tersangka atas diri Pemohon oleh

R
Termohon merupakan tindakan hukum berdasarkan perintah jabatan yang

si
sah yang bagian dari penegakan hukum di bidang perpajakan yang telah

ne
ng
dilakukan sesuai dengan wewenang dan prosedur berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Perlu Termohon sampaikan pula bahwa Termohon sangat berhati-hati dalam

do
gu melakukan analisis dan telaah atas Informasi, Data, Laporan atau
Pengaduan (IDLP) terkait Wajib Pajak untuk menentukan apakah Wajib Pajak

In
A
akan dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan atau tidak. Secara nasional,
dari 39.151.603 Wajib Pajak yang terdaftar, pada tahun 2019 hanya 192
ah

Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang

lik
perpajakan atau sekitar 0.00049% dari keseluruhan Wajib Pajak terdaftar di
seluruh Indonesia.
am

ub
4. Termohon menolak dengan tegas seluruh dalil Pemohon dalam perkara
praperadilan a quo yang ditujukan terhadap Termohon kecuali terhadap
ep
hal-hal yang diakui secara tegas oleh Termohon. Selanjutnya terhadap dalil
k

permohonan praperadilan a quo, dapat Termohon sampaikan tanggapan


ah

sekaligus bantahan sebagai berikut.


R

si
I. ASPEK FORMIL PERMOHONAN

ne
ng

Yang Mulia Hakim Praperadilan,


Sebelum Termohon menjawab pokok permasalahan yang didalilkan oleh

do
gu

Pemohon dalam Posita maupun Petitumnya, Termohon sampaikan terlebih


dahulu beberapa kekeliruan mendasar dari permohonan Pemohon a quo,
sebagai berikut.
In
A

A. Permohonan Praperadilan A Quo Mengandung Dalil-Dalil Yang Bukan


Objek Praperadilan dan melampaui lingkup kewenangan mengadili
ah

lik

Lembaga Praperadilan
Permohonan praperadilan a quo mengandung Posita dan Petitum yang
m

ub

bukan merupakan objek praperadilan dan melampaui lingkup


kewenangan mengadili Lembaga Praperadilan dengan uraian sebagai
ka

berikut:
ep

1. Termohon memahami dengan baik bahwa Praperadilan merupakan


ah

wadah bagi para pihak yang merasa hak-hak dasarnya telah dilanggar
R

akibat tindakan-tindakan (upaya paksa) yang dilakukan oleh penyidik


es

dan/atau penuntut umum dalam proses penyidikan dan/atau


M

ng

penuntutan.
on
gu

Halaman 9 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Namun, perlu Termohon sampaikan pula bahwa dalam Pertimbangan

R
Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014

si
tanggal 28 April 2015 halaman 106, Mahkamah menyatakan:

ne
ng
“Perlindungan terhadap hak tersangka tidak kemudian
diartikan bahwa tersangka tersebut tidak bersalah dan tidak
menggugurkan dugaan adanya tindak pidana.”

do
gu 3. Demikian halnya, Pertimbangan Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 42/PUU-XV/2017 tanggal 26 Juni 2017 halaman 45 ,

In
A
Mahkamah menyatakan:
ah

“Mahkamah penting menegaskan bahwa semangat dari

lik
lembaga praperadilan hanya berfungsi sebagai bentuk
pengawasan terhadap proses prosedural penanganan
am

ub
seorang tersangka oleh penyidik sebelum diajukan di
persidangan dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan hak
ep
asasinya. Dengan kata lain, bahwa bentuk pengawasan tersebut
k

lebih menitikberatkan pada proses-proses yang harus sesuai


ah

dengan tata cara yang ditentukan oleh Undang-Undang.


R

si
Sehingga pelaksanaannya pada hakikatnya tidak boleh
mengganggu bahkan menghentikan proses penanganan

ne
ng

perkara pokoknya.”
4. Perlu Termohon sampaikan sebelumnya bahwa dalam KUHAP dikenal

do
gu

asas nullum iudicium sine lege sebagaimana dimaksud dalam Pasal


3 KUHAP, yang menyatakan penegakan hukum pidana (termasuk
peradilan) diselenggarakan menurut cara yang diatur dalam peraturan
In
A

perundang-undangan. Hukum Acara Pidana yang mengatur proses


beracara dengan segala kewenangan yang ada harus tertulis (asas
ah

lik

lex scripta); harus dirumuskan secara tepat dan jelas (asas lex
certa), dan harus ditafsirkan secara ketat (asas lex stricta).
m

ub

Konsekuensi selanjutnya, ketentuan dalam Hukum Acara Pidana tidak


dapat ditafsirkan selain dari apa yang tertulis.
ka

5. Dapat Termohon sampaikan bahwa objek Praperadilan telah diatur


ep

secara jelas, tegas dan terbatas dalam ketentuan Pasal 1 Angka 10


ah

Jo. Pasal 77 KUHAP Jo. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor


R

21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, mengenai:


es

a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian


M

ng

penyidikan atau penghentian penuntutan;


on
gu

Halaman 10 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. Ganti kerugian atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara

R
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan;

si
c. Sah atau tidaknya penetapan tersangka, penggeledahan dan

ne
ng
penyitaan.
6. Dapat Termohon sampaikan bahwa Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan (4)
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016 tentang Larangan

do
gu Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan telah secara tegas
mengatur lingkup kewenangan Lembaga Praperadilan terhadap

In
A
permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka yaitu hanya
menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit dua alat
ah

bukti yang sah dan tidak memasuki materi perkara:

lik
“(2).Pemeriksaan Praperadilan terhadap permohonan tentang
tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek
am

ub
formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti
yang sah dan tidak memasuki materi perkara.
ep
(4). Persidangan perkara praperadilan tentang tidak sahnya
k

penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan


ah

dipimpin oleh Hakim Tunggal karena sifat pemeriksaannya


R

si
yang tergolong singkat dan pembuktiannya yang hanya
memeriksa aspek formil.”

ne
ng

7. Hal ini telah dinyatakan dalam beberapa Pertimbangan Hukum


Putusan Praperadilan:

do
gu

a. Putusan Praperadilan Nomor 58/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. tanggal


3 Mei 2016 hal. 45-46 yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 butir 14 KUHAP Jo.
In
A

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU.XII/2014,


Lembaga Praperadilan dengan obyek Penetapan Tersangka
ah

lik

hanya berwenang untuk menilai apakah Penetapan


Tersangka tersebut telah didasarkan adanya dua alat bukti
m

ub

sebagaimana termuat dalam Pasal 184 KUHAP.”


b. Putusan Praperadilan Nomor 55/Pra.Per/2018/PN.Sby tanggal 10
ka

Desember 2018 hal. 46 dan 47 yang menyatakan:


ep

"Menimbang bahwa dengan demikian, Hakim praperadilan hanya


ah

akan mempertimbangkan bukti-bukti dan keterangan ahli, yang


R

ada kaitannya dengan proses penyidikan, sedangkan


es

bukti-bukti lain yang tidak ada kaitannya dengan proses


M

ng

penyidikan akan dikesampingkan."


on
gu

Halaman 11 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Hal tersebut juga diperkuat Keterangan Ahli Prof. Dr. Edward O.S.

R
Hiariej, S.H., M.Hum., Guru Besar Hukum Pidana pada Fakultas

si
Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta:

ne
ng
a. Putusan Perkara Praperadilan Nomor 2/Pid.Prap/2016/PN.Smg.
tanggal 5 April 2016, hal. 35 yang menyatakan:
“Yang perlu diuji adalah persoalan bewijsmiddelen dan bewijs

do
gu minimum. Bewijsmiddelen terkait dengan alat-alat bukti,
sedangkan bewijs minimum terkait dengan minimum bukti yang

In
A
diperlukan untuk memproses suatu perkara. Berdasarkan Pasal
1 butir 14 KUHAP jo. Putusan MK maka yang diuji dalam
ah

praperadilan adalah apakah sudah memenuhi minimum

lik
bukti (2 alat bukti) dan apakah dua alat bukti tersebut
termasuk dalam lima alat bukti yang ada dalam KUHAP. Jadi
am

ub
hanya sebatas itu. Bahwa untuk persoalan bewijsvoering,
bewijsklaat, bewijskracht itu nanti pada saat persidangan
ep
pokok perkara”.
k

b. Putusan Praperadilan Nomor 7/Pid.Pra/2018/PN.Smn tanggal 22


ah

Januari 2019, hal. 103 yang menyatakan:


R

si
“Pasal 77 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum
Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP) Jo. Putusan Mahkamah

ne
ng

Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 dan


Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016 tidak dapat

do
gu

diperluas atau disimpangi. “


“… Kembali pada putusan MK dan PERMA bahwa praperadilan
yang hanya pada persoalan formalistik… maka kembali kepada
In
A

apa yang diatur PERMA itu sendiri."


9. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembaga
ah

lik

Praperadilan hanya menguji upaya paksa/tindakan yang dilakukan


oleh Penyidik dalam proses penyidikan (Pro Justitia) sebagaimana
m

ub

tercantum dalam Pasal 1 Angka 10 Jo. Pasal 77 KUHAP Jo. Putusan


Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015.
ka

Secara khusus, dalam Praperadilan terhadap permohonan tentang


ep

tidak sahnya penetapan tersangka, sesuai dengan ketentuan Pasal 2


ah

ayat (2) dan (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016,
R

Hakim Praperadilan hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada


es

paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki
M

ng

materi perkara.
on
gu

Halaman 12 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10. Namun apabila dicermati secara keseluruhan, Posita dan Petitum

R
Permohonan a quo, sangat terang dan nyata bahwa Pemohon justru

si
lebih banyak mempermasalahkan mengenai Surat Pemberitahuan

ne
ng
Dimulainya Penyidikan, rehabilitasi dan permintaan penghentian
penyidikan.
11. Materi dan uraian permohonan Pemohon tersebut jelas bukan

do
gu merupakan objek praperadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 1
Angka 10 Jo. Pasal 77 KUHAP Jo. Putusan Mahkamah Konstitusi

In
A
Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 dan telah melampaui
lingkup kewenangan mengadili lembaga praperadilan atas penetapan
ah

tersangka sebagaimana diatur Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan

lik
Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016.
12. Selain itu, uraian-uraian posita dalam permohonan pemohon dalam
am

ub
perkara a quo telah memasuki ruang lingkup materi pokok perkara
dugaan tindak pidana di bidang perpajakan yang disangkakan kepada
ep
Pemohon yang memerlukan pemeriksaan bukti-bukti secara
k

materiil yang merupakan kewenangan Majelis Hakim pokok perkara


ah

tindak pidana, bukan kewenangan Lembaga Praperadilan a quo


R

si
dengan uraian sebagai berikut:
a) Sebagaimana Termohon jelaskan sebelumnya, bahwa

ne
ng

Praperadilan hanya menguji upaya paksa/tindakan yang


dilakukan oleh Penyidik dalam proses penyidikan (Pro

do
gu

Justitia).
b) Termohon menolak dengan tegas Petitum Pemohon pada angka 4
halaman 8 permohonan sebagai berikut:
In
A

Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan


penyidikan terhadap Pemohon
ah

lik

c) Dapat Termohon sampaikan bahwa penghentian penyidikan


merupakan wewenang penyidik yang diatur berdasar Pasal 44
m

ub

ayat (1) dan (2) huruf j Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983


tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
ka

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Pasal 113


ep

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU


ah

KUP) :
R

(1) Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat


es

dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di


M

ng

on
gu

Halaman 13 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang

R
khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan.

si
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ne
ng
adalah:
(j) menghentikan penyidikan; dan/atau ...”
d) Kewenangan penyidik untuk menghentikan penyidikan yang

do
gu sedang berjalan juga ditegaskan dalam Pasal 109 ayat 2 KUHAP,
sebagai berikut:

In
A
(2) Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata
ah

bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan

lik
dihentikan demi hukum, maka penyidik memberitahukan hal
itu kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya.
am

ub
e) Termohon menolak dengan tegas Petitum penghentian penyidikan
dalam permohonan Pemohon karena sama sekali tidak
ep
memenuhi alasan penghentian penyidikan tindak pidana di
k

bidang perpajakan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal


ah

44A dan Pasal 44B UU KUP, yang terdiri atas:


R

si
1. tidak terdapat cukup bukti;
2. peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang

ne
ng

perpajakan;
3. peristiwanya telah daluwarsa;

do
gu

4. tersangka meninggal dunia; atau


5. untuk kepentingan penerimaan Negara.
f) Bahwa Pasal 44A UU KUP mengatur:
In
A

Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)


menghentikan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ah

lik

44 ayat (2) huruf j dalam hal tidak terdapat cukup bukti, atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di
m

ub

bidang perpajakan, atau penyidikan dihentikan karena


peristiwanya telah daluwarsa, atau tersangka meninggal
ka

dunia.
ep

Dalam hal penyidikan pidana di bidang perpajakan dihentikan


ah

kecuali karena peristiwanya telah daluwarsa, maka surat


R

ketetapan pajak tetap dapat diterbitkan.


es

g) Selanjutnya ketentuan Pasal 44B UU KUP mengatur:


M

ng

on
gu

Halaman 14 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan

R
Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan

si
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama

ne
ng
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
permintaan.
(2) Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

do
gu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan setelah
Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang

In
A
dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan
ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 3
ah

(tiga) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau

lik
yang tidak seharusnya dikembalikan.
h) Bahwa sampai dengan saat ini, Pemohon tidak mengajukan
am

ub
permohonan penghentian penyidikan sebagaimana dimaksud
Pasal 44B UU KUP.
ep
i) Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa penghentian
k

penyidikan merupakan kewenangan penyidik, dan terbukti


ah

bahwa permohonan Pemohon melampaui lingkup


R

si
kewenangan mengadili dari Lembaga Praperadilan.
13. Terlebih lagi, Petitum Pemohon angka 3 dan 6 juga sangat jelas

ne
ng

BUKAN termasuk objek praperadilan dan melampaui lingkup


kewenangan mengadili Lembaga Praperadilan sebagaimana diatur

do
gu

dalam Pasal 1 Angka 10 Jo. Pasal 77 KUHAP Jo. Putusan Mahkamah


Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 Jo. Pasal 2
ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun
In
A

2016, sehingga Lembaga Praperadilan tidak berwenang untuk:


a) Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang
ah

lik

dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon yang berkenaan dengan


penetapan tersangka atas diri Pemohon oleh Termohon.
m

ub

b) Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan


harkat serta martabatnya.
ka

14. Berdasarkan seluruh argumentasi hukum di atas, telah jelas bahwa


ep

permohonan praperadilan a quo mengandung Posita dan Petitum yang


ah

bukan merupakan objek praperadilan dan melampaui lingkup


R

kewenangan mengadili Lembaga Praperadilan sehingga sangat


es

beralasan bagi Hakim Praperadilan a quo untuk menolak


M

ng

permohonan Praperadilan Pemohon untuk seluruhnya atau


on
gu

Halaman 15 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
setidak-tidaknya menyatakan permohonan Praperadilan a quo

R
tidak dapat diterima (Niet ontvankelijke verklaard).

si
B. PERMOHONAN A QUO PREMATUR

ne
ng
1. Pemohon dalam Petitum permohonannya Nomor 5 menyatakan:
“Memerintahkan Termohon memulihkan hak Pemohon baik berupa
dalam kedudukan, maupun harkat dan martabatnya”.

do
gu 2. Dapat Termohon sampaikan, ketentuan pemulihan hak seseorang
dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya

In
A
(rehabilitasi) diatur dalam Pasal 97 KUHAP:
1) Seorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila oleh pengadilan
ah

diputus bebas atau diputus lepas dari segala tuntutan hukum yang

lik
putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2) Rehabilitasi tersebut diberikan dan dicantumkan sekaligus dalam
am

ub
putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
3) Permintaan rehabilitasi oleh tersangka atas penangkapan atau
ep
penahanan tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau
k

kekeliruan mengenai orang atau hukum yang diterapkan


ah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) yang perkaranya


R

si
tidak diajukan ke pengadilan negeri diputus oleh hakim
praperadilan yang dimaksud dalam Pasal 77.

ne
ng

3. Rehabilitasi bagi Tersangka diberikan apabila telah dilakukan


penangkapan atau penahanan tanpa alasan yang berdasarkan

do
gu

undang-undang atau kekeliruan mengenai orang atau hukum yang


diterapkan, atau Tersangka yang perkara pidananya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan. Sedangkan atas diri Pemohon
In
A

tidak dilakukan penangkapan, penahanan, ataupun penghentian


penyidikan dan penuntutan.
ah

lik

4. Hal ini selaras dengan Pertimbangan Hakim dalam Putusan


Praperadilan Nomor 56/Praper/2017/PN.Sby halaman 130 yang
m

ub

menyatakan bahwa pemulihan hak-hak seseorang hanya dapat


ditetapkan dalam putusan akhir pokok perkara dan oleh karena dalam
ka

perkara a quo belum dilakukan pemeriksaan pokok perkara maka


ep

tentang permintaan untuk pemulihan hak adalah bertentangan dengan


ah

undang-undang.
R

5. Berdasarkan seluruh argumentasi hukum di atas, menjadi sangat


es

beralasan bagi Termohon memohon Yang Mulia Hakim Praperadilan a


M

ng

quo untuk menolak, mengabaikan, dan/atau tidak


on
gu

Halaman 16 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempertimbangkan seluruh Posita dan Petitum permohonan, dan

R
selanjutnya menyatakan menolak permohonan Praperadilan

si
Pemohon untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan

ne
ng
permohonan Praperadilan a quo tidak dapat diterima (Niet
ontvankelijke verklaard).
II. ASPEK MATERI PERMOHONAN

do
gu Yang Mulia Hakim Praperadilan,
- Bahwa segala sesuatu yang disampaikan dalam “Aspek Formil

In
A
Permohonan” di atas dianggap termasuk pula dalam “Aspek Materi
Permohonan” ini dan merupakan satu kesatuan yang saling mendukung
ah

dan melengkapi.

lik
- Bahwa tindakan Termohon dalam menetapkan Pemohon sebagai
Tersangka merupakan tindakan hukum berdasarkan perintah jabatan yang
am

ub
sah, sebagai tindak lanjut dari adanya Informasi, Data, Laporan, dan
Pengaduan (IDLP) dan Pemeriksaan Bukti Permulaan yang telah dilakukan
ep
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
k

sebagai bagian dari penegakan hukum di bidang perpajakan, sekaligus


ah

mengamankan penerimaan negara dari sektor perpajakan yang


R

si
merupakan komponen utama APBN NKRI.
- Selanjutnya, Termohon akan menanggapi dan membantah dalil Pemohon,

ne
ng

sebagai berikut:
A. PENYIDIKAN YANG DILAKUKAN TERMOHON TELAH SESUAI DENGAN

do
gu

KEWENANGAN DAN PROSEDUR YANG DIATUR DALAM PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN
1. Dapat Termohon sampaikan sebelumnya, penyidikan tindak pidana di
In
A

bidang perpajakan merupakan bagian dari upaya penegakan hukum


perpajakan yang dilakukan Termohon berdasarkan wewenang dan
ah

lik

prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang


perpajakan.
m

ub

2. Bahwa sebelum melaksanakan penyidikan tindak pidana di bidang


perpajakan tersebut, Termohon telah melaksanakan dan mengoptimalkan
ka

fungsi pelayanan, pengawasan, dan pembinaan terhadap Wajib Pajak in


ep

casu PT Sieraf Teknik Perkasa.


ah

3. Kewenangan Termohon terkait upaya penegakan hukum di bidang


R

perpajakan antara lain diatur dalam ketentuan Pasal 43A ayat (1) UU
es

KUP yang mengatur wewenang melakukan Pemeriksaan Bukti


M

ng

on
gu

Halaman 17 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Permulaan (secara substansi sama dengan penyelidikan dalam

R
KUHAP):

si
“Direktur Jenderal Pajak berdasarkan informasi, data, laporan dan

ne
ng
pengaduan berwenang melakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan
sebelum dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.”
4. Berdasarkan definisi Pemeriksaan Bukti Permulaan sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 1 angka 26 dan angka 27 UU KUP, maka secara
substansi, Pemeriksaan Bukti Permulaan sama dengan penyelidikan

In
A
dalam KUHAP yaitu sama-sama bertujuan untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana.
ah

Pasal 1 Angka 26:

lik
“Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa
keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk
am

ub
adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak
pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat
ep
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.”
k

Pasal 1 Angka 27:


ah

“Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan


R

si
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah
terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.”

ne
ng

5. Lebih lanjut, Penjelasan Pasal 60 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor


74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan

do
gu

Kewajiban Perpajakan menyatakan:


"Tujuan Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah mendapatkan bukti
permulaan tentang dugaan terjadinya tindak pidana di bidang
In
A

perpajakan. Untuk mendapatkan bukti permulaan tersebut, Pemeriksaan


Bukti Permulaan dapat dilakukan secara tertutup atau secara terbuka.
ah

lik

Pemeriksaan Bukti Permulaan berbeda dengan Pemeriksaan mengingat


Pemeriksaan Bukti Permulaan memiliki tujuan yang sama dengan
m

ub

penyelidikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang hukum acara


pidana, yaitu untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
ka

diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya


ep

dilakukan Penyidikan."
ah

6. Hal ini diperkuat pendapat Ahli Hukum Pidana dari UGM, Prof. Edward
R

O.S. Hiariej, S.H., M.Hum. dalam persidangan perkara praperadilan


es

Nomor 7/Pid.Pra/2018/PN.Smn pada tanggal 17 Januari 2019 di


M

ng

Pengadilan Negeri Sleman:


on
gu

Halaman 18 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
"Dalam penegakan hukum tindak pidana perpajakan, ketentuan yang

R
mengikat bagi PPNS Direktorat Jenderal Pajak adalah UU KUP dan

si
aturan pelaksananya, hal ini dikarenakan hukum pidana pajak bersifat

ne
ng
ius singular, yaitu lebih dari lex spesialis, jadi sangat khusus dari yang
paling khusus serta memiliki karakteristik sendiri. Ketika hukum pidana
pajak dibenturkan dengan hal-hal yang bersifat umum/lex generalis

do
gu baik materiil maupun formil, maka yang dipakai adalah hukum pidana
pajak yang diatur dalam KUP.”

In
A
7. Bahwa terminologi mengenai pemeriksaan bukti permulaan hanya
dikenal dalam hukum pajak sehingga menjadi tidak kompatibel apabila
ah

membandingkan mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan dalam

lik
pemeriksaan bukti permulaan dengan aturan yang ada dalam KUHAP.
bahwa sifat dari hukum pidana pajak adalah lex spesialis sistematis,
am

ub
maka terkait dengan hukum pidana pajak ada aturannya sendiri.
8. Selanjutnya, kewenangan Termohon melaksanakan penyidikan tindak
ep
pidana di bidang perpajakan diatur dalam ketentuan Pasal 44 ayat (1)
k

UU KUP:
ah

“Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukan


R

si
oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak

ne
ng

pidana di bidang perpajakan.”


9. Adapun rangkaian tindakan penyidikan tindak pidana di bidang

do
gu

perpajakan yang dilakukan Termohon adalah sebagai berikut.


a) Termohon menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan
Nomor PRIN.BP-009/WPJ.11/2017 tanggal 5 Oktober 2017 sebagai
In
A

tindak lanjut adanya IDLP yang diperoleh Termohon mengenai


dugaan menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau
ah

lik

keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dengan


mengkreditkan Faktur Pajak tidak berdasarkan transaksi
m

ub

sebenarnya untuk masa pajak Januari 2011 s.d Desember 2014.


b) Pemeriksaan Bukti Permulaan tersebut telah disampaikan kepada
ka

Wajib Pajak melalui Surat Nomor PEMB.BP-009/WPJ.11/2017 dan


ep

diterima oleh Sdr. Sukma Kusuma S. (PT Sieraf Teknik Perkasa)


ah

pada tanggal 17 Oktober 2017 dan selanjutnya Tim Pemeriksa Bukti


R

Permulaan mengumpulkan Bahan Bukti dan meminta keterangan


es

kepada pihak terkait.


M

ng

on
gu

Halaman 19 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c) Hasil pemeriksaan bukti permulaan tersebut kemudian dilakukan

R
penelaahan secara lebih mendalam (prosedur ini disamakan dengan

si
Gelar Perkara) oleh Tim Penelaah Direktorat Penegakan Hukum -

ne
ng
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak dan dituangkan dalam Berita
Acara Penelaahan Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan
Nomor BA.PEN-170/PJ.051/2019 tanggal 19 September 2019

do
gu dengan hasil kesimpulan bahwa Tim Penelaah menyetujui usulan
untuk dilakukan tindakan penyidikan.

In
A
d) Sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan tersebut, dibuat Laporan
Kejadian Nomor LK.DIK-09/WPJ.11/BD.0404/2019 tanggal 31
ah

Oktober 2019 yang mengusulkan dilakukannya tindakan penyidikan

lik
terhadap Wajib Pajak PT Sieraf Teknik Perkasa atas dugaan tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 Ayat 1 huruf i dan
am

ub
Pasal 39A huruf a UU KUP, yaitu dugaan tidak menyetorkan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang telah dipungut dan dugaan
ep
menggunakan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi
k

yang sebenarnya.
ah

e) Sebagai tindak lanjut dari penerbitan Laporan Kejadian di atas,


R

si
Termohon menerbitkan Surat Perintah Penyidikan Nomor
PRIN-014.DIK/WPJ.11/2019 tanggal 11 November 2019 atas dugaan

ne
ng

tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 39 ayat (1) huruf i dan Pasal 39A huruf a UU KUP yang diduga

do
gu

dilakukan melalui PT Sieraf Teknik Perkasa pada kurun waktu masa


pajak Januari 2011 s.d. Desember 2014.
f) Dikarenakan terdapat perubahan Tim Penyidik, diterbitkan Surat
In
A

Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 28


Januari 2020 atas tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana
ah

lik

dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) huruf i dan Pasal 39A huruf a UU
KUP yang diduga dilakukan melalui PT Sieraf Teknik Perkasa pada
m

ub

kurun waktu masa pajak Januari 2011 s.d. Desember 2014.


g) Dalam proses penyidikan ini, Termohon mengumpulkan Alat Bukti
ka

berupa Surat-Surat, Keterangan Saksi-Saksi dan Keterangan Ahli.


ep

Termohon juga memanggil Pemohon untuk dimintai keterangannya


ah

melalui Surat Panggilan Nomor S.PANG-040/WPJ.11/BD.0700/2020


R

tanggal 11 Februari 2020 dan Pemohon hadir menyampaikan


es

keterangannya sebagaimana tercantum dalam Berita Acara


M

ng

Pemeriksaan pada tanggal 4 Maret 2020.


on
gu

Halaman 20 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
h) Berdasarkan bukti permulaan yang cukup yaitu minimum dua Alat

R
Bukti berupa Keterangan Saksi-Saksi, keterangan ahli dan bukti

si
Surat yang telah diperoleh tersebut, kemudian Termohon melakukan

ne
ng
gelar perkara sebagaimana dituangkan dalam Berita Acara Gelar
Perkara Penetapan Tersangka PT Sieraf Teknik Perkasa, NPWP
02.609.127.2-618.000 Nomor BA.06.LAH/WPJ.11/2020 tanggal 27

do
gu Oktober 2020.
i) Berdasarkan hasil gelar perkara dan bukti permulaan yang cukup

In
A
tersebut, Termohon kemudian menerbitkan Berita Acara Penetapan
Tersangka Nomor
ah

BA-04.TAP/WPJ.11/2020 tanggal 27 Oktober 2020 yang menetapkan

lik
Pemohon sebagai Tersangka sehubungan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39A huruf a
am

ub
dan Pasal 39 ayat (1) huruf i UU KUP, yaitu dugaan menggunakan
faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dan
ep
tidak menyetorkan PPN yang telah dipungut untuk Masa Pajak
k

Januari 2011 s.d. Desember 2014, yang berpotensi menimbulkan


ah

kerugian pada pendapatan Negara sesuai pasal 39A huruf a sebesar


R

si
Rp 486.375.000, - (empat ratus delapan puluh enam juta tiga ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah) dan kerugian pada pendapatan Negara

ne
ng

sesuai pasal 39 ayat (1) huruf i sebesar Rp 1.120.066.980, - (satu


milyar seratus dua puluh juta enam puluh enam ribu sembilan ratus

do
gu

delapan puluh rupiah).


j) Sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan, Termohon kemudian menerbitkan
In
A

Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020


tanggal 2 November 2020 atas nama Tersangka Sirke Siswoyo in
ah

lik

casu Pemohon.
k) Termohon telah menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
m

ub

Penyidikan Nomor S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 tanggal 3


November 2020 dan menyampaikannya kepada Sirke Siswoyo in
ka

casu Pemohon melalui pos tercatat dan telah diterima Sirke


ep

Siswoyo in casu Pemohon pada tanggal 9 November 2020.


ah

l) Termohon juga telah menyampaikan Surat Pemberitahuan


R

Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.SPDP/WPJ.11/2020 tanggal 3


es

November 2020 kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur melalui


M

ng

on
gu

Halaman 21 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur up. Kasi Korwas

R
PPNS.

si
m) Berdasarkan uraian kronologis di atas, terbukti bahwa rangkaian

ne
ng
penyidikan yang dilakukan Termohon terhadap Pemohon telah
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan prosedur
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

do
gu yang berlaku.
B. PENETAPAN PEMOHON SEBAGAI TERSANGKA TELAH DIDASARI

In
A
DENGAN MINIMAL DUA ALAT BUKTI YANG SAH DAN DISERTAI
PEMERIKSAAN CALON TERSANGKANYA
ah

a. Bahwa Pertimbangan Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

lik
21/PUU-XII/2014, halaman 98 menyatakan:
“...agar memenuhi asas kepastian hukum yang adil sebagaimana
am

ub
ditentukan dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 serta memenuhi
asas lex certa dan asas lex stricta dalam hukum pidana maka
ep
frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti
k

yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14,


ah

Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP harus ditafsirkan


R

si
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang termuat dalam Pasal
184 KUHAP dan disertai dengan pemeriksaan calon

ne
ng

tersangkanya, kecuali terhadap tindak pidana yang penetapan


tersangkanya dimungkinkan dilakukan tanpa kehadirannya (in

do
gu

absentia).”
Demikian juga halaman 109 angka 1.1 menyatakan:
“Frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan
In
A

“bukti yang cukup” sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka


14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) Undang-undang Nomor 8
ah

lik

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI


Tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
m

ub

3209) bertentangan dengan UUD Republik Indonesia Tahun 1945


sepanjang tidak dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti
ka

permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup” adalah minimal


ep

dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 Undang-Undang


ah

Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;”


R

b. Ketentuan Pasal 184 KUHAP mengatur Alat Bukti yang sah meliputi:
es

“Alat bukti yang sah ialah:


M

ng

a. keterangan saksi;
on
gu

Halaman 22 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b. keterangan ahli;

R
c. surat;

si
d. petunjuk;

ne
ng
e. keterangan terdakwa.”
c. Bahwa Pasal 2 ayat (2) PERMA Nomor 4 Tahun 2016 mengatur:
“Pemeriksaan Praperadilan terhadap permohonan tentang tidak

do
gu sahnya penetapan Tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu
apakah paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak

In
A
memasuki materi perkara.
d. Termohon telah memiliki beberapa Alat Bukti baik berupa keterangan
ah

Saksi, keterangan Ahli dan bukti Surat yang secara nyata dapat

lik
membuktikan delik yang disangkakan kepada Pemohon sebagai
Tersangka, yaitu:
am

ub
a. Keterangan Saksi, sebagaimana dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Saksi antara lain atas nama:
ep
1) Yuki Permana L (Corporate Tax Supervisor PT Indah Kiat Pulp &
k

Paper yang merupakan lawan transaksi PT Sieraf Teknik


ah

Perkasa), Berita Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 18 Februari


R

si
2020;
2) Aria Kesumajaya (Tax Accountant PT Paiton Energy yang

ne
ng

merupakan lawan transaksi PT Sieraf Teknik Perkasa), Berita


Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 19 Februari 2020;

do
gu

3) Reni Apriliani (Account Representative KPP Pratama Surabaya


Karangpilang) Berita Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 06
Februari 2020;
In
A

4) Arfarina Nur Sitinikri (Account Representative KPP Pratama


Cilandak), Berita Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 20 Februari
ah

lik

2020;
b. Keterangan ahli Peraturan Perpajakan dan Penghitung Kerugian
m

ub

pada Pendapatan Negara sebagaimana dituangkan dalam Berita


Acara Pemeriksaan Ahli atas nama Lana Widada Wahyudi, S.E., Ak
ka

tanggal 23 September 2020.


ep

c. Surat, antara lain:


ah

1) Surat dari Bank BRI Cabang Surabaya Kaliasin Nomor:


R

B.7310-KC-IX/LYN/09/2020 tgl. 02 September 2020 (Jawaban


es

Permintaan Informasi dan/atau Bukti atau Keterangan Nomor


M

ng

SR-050/WPJ.11/2020 tgl. 13 Agustus 2020)


on
gu

Halaman 23 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Surat dari Bank Jatim Nomor: 059/446/PKU/PKP,PJK/Srt tgl. 10

R
September 2020 (Jawaban Permintaan Informasi dan/atau Bukti

si
atau Keterangan Nomor SR-052/WPJ.11/2020 tgl. 13 Agustus

ne
ng
2020)
3) Dokumen dari Notaris Kukuh Muljo Rahardjo, S.H., atas
jawaban Permintaan Informasi dan/atau Bukti Atau Keterangan

do
gu Nomor SR-054/WPJ.11/2020 tanggal 11 September 2020
berupa:

In
A
a. Berita Acara Rapat Perseroan Terbatas PT. Sieraf Teknik
Perkasa Nomor 127 tanggal 26 Oktober 2020 yang dibuat
ah

dan ditandatangani dihadapan Kukuh Muljo Rahardjo, S.H.

lik
Notaris di Surabaya.
b. Akta Jual Beli Saham Nomor 128 tanggal 26 Oktober 2009
am

ub
yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Kukuh Muljo
Rahardjo, S.H. Notaris di Surabaya.
ep
c. Berita acara Rapat Perseroan Terbatas PT Sieraf Teknik
k

Perkasa Tanggal 20 Oktober 2009 yang dibuat dan


ah

ditandatangani dihadapan Kukuh Muljo Rahardjo, S.H.


R

si
Notaris di Surabaya.
4) SPT Masa PPN a.n. PT Sieraf Teknik Perkasa Masa Januari

ne
ng

2011 s.d. Desember 2014;


5) Faktur Pajak 2011 s.d. 2014;

do
gu

d. Sebelum Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka, Termohon telah


memanggil Pemohon untuk dimintai keterangannya dengan Surat
Panggilan Nomor S.PANG-040/WPJ.11/BD.0700/2020 tanggal 11
In
A

Februari 2020 dan dihadiri Pemohon sebagaimana dituangkan


dalam Berita Acara Pemeriksaan Sirke Siswoyo tanggal 4 Maret
ah

lik

2020.
e. Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa tindakan Termohon
m

ub

dalam menetapkan Pemohon sebagai Tersangka telah didukung


dan didasari dua alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud
ka

dalam Pasal 184 KUHAP dan disertai dengan pemeriksaan calon


ep

tersangkanya, sehingga terbukti tindakan Termohon dalam


ah

menetapkan Pemohon sebagai Tersangka telah sesuai ketentuan


R

peraturan perundang-undangan yang berlaku.


es

C. TANGGAPAN ATAS PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN


M

ng

DIMULAINYA PENYIDIKAN
on
gu

Halaman 24 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Termohon menolak tegas seluruh dalil Pemohon dalam permohonan a

R
quo khususnya dalil yang menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan

si
Dimulainya Penyidikan yang disampaikan oleh Termohon kepada

ne
ng
Pemohon telah lewat waktu dan menyebabkan penetapan tersangka
atas diri pemohon cacat hukum dan harus dibatalkan.
2. Tindakan penyidikan yang dilakukan Termohon merupakan wewenang

do
gu atributif yang diberikan Undang-Undang dalam rangka penegakan
hukum di bidang perpajakan berdasarkan ketentuan Pasal 44 UU KUP

In
A
yang mengatur sebagai berikut:
Pasal 44
ah

(1) Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat

lik
dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang
am

ub
khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan.
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ep
adalah:
k

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan


ah

atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang


R

si
perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi
lebih lengkap dan jelas;

ne
ng

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai


orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang

do
gu

dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang


perpajakan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
In
A

badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang


perpajakan;
ah

lik

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan


dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
m

ub

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti


pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan
ka

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;


ep

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan


ah

tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;


R

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang


es

meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan


M

ng

on
gu

Halaman 25 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,

R
dan/atau dokumen yang dibawa;

si
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di

ne
ng
bidang perpajakan;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

do
gu j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

In
A
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan
ah

3. Dapat Termohon jelaskan, Direktorat Jenderal Pajak memiliki ketentuan

lik
khusus berkaitan dengan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan yang tercantum dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan
am

ub
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, yang mengatur:
a) Sprindik diterbitkan berdasarkan Laporan Kejadian adanya dugaan
ep
tindak pidana di bidang perpajakan.
k

b) Sprindik diterbitkan tanpa mencantumkan nama Tersangka


ah

(Sprindik Umum).
R

si
c) Penyidik yang tercantum dalam Sprindik, melaksanakan
serangkaian tindakan penyidikan dengan cara mencari dan

ne
ng

mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut menjadi terang


tindak pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya.

do
gu

d) Penetapan tersangka dituangkan dalam Berita Acara Penetapan


Tersangka.
e) Berita Acara Penetapan Tersangka menjadi salah satu dasar
In
A

penerbitan Sprindik Tambahan yang mencantumkan nama


Tersangka (Sprindik Khusus).
ah

lik

f) Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) dibuat


dengan dasar Berita Acara Penetapan Tersangka dan diterbitkan
m

ub

bersama Sprindik Khusus.


4. Prof Edward Omar Sharif Hiariej, S.H., M.Hum dalam putusan
ka

Praperadilan Nomor 7/Pid.Pra/2018/PN.Smn tanggal 22 Januari 2019


ep

halaman 104 menyatakan:


ah

“ Bahwa hukum pidana pajak merupakan hukum pidana khusus yang


R

paling tua di dunia, hukum pidana pajak tidak disebut lex specialis
es

melainkan ius singulare yaitu amat khusus karena hukum pidana pajak
M

ng

memiliki prinsip dan karakteristik tersendiri. Karakteristiknya lebih


on
gu

Halaman 26 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kepada pendapatan keuangan negara, sehingga keterkaitan kerugian

R
negara atau seseorang yang tidak membayar pajak menjadi fokus

si
utama daripada hukum pidana pajak.Dengan demikian ketika hukum

ne
ng
pidana pajak ini dibenturkan dengan lex generalis baik dalam konteks
materiil maupun formil maka sudah pasti yang dipakai adalah Hukum
Pidana Pajak.

do
gu 5. Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
bersama Sprindik Khusus merupakan implementasi asas ius singulare

In
A
yang berlaku pada penegakan hukum pidana di bidang perpajakan.
6. Penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)
ah

bersama Sprindik Khusus dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi

lik
Wajib Pajak untuk melakukan pengungkapan ketidakbenaran
sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (3) UU KUP, sehingga
am

ub
pembayaran dari Wajib Pajak yang memenuhi syarat formil maupun
materiil akan menghilangkan unsur tindak pidana.
ep
7. Dapat Termohon sampaikan, pembetulan/pengungkapan
k

ketidakbenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) UU KUP


ah

hanya dapat dilakukan sebelum dilakukan tindakan penyidikan dan


R

si
mulainya penyidikan tersebut diberitahukan kepada Penuntut
Umum, Hal tersebut sebagaimana Pasal 8 Ayat (3) UU KUP sebagai

ne
ng

berikut:
“Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan bukti permulaan,

do
gu

Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat mengungkapkan dengan


pernyataan tertulis mengenai ketidakbenaran perbuatannya, yaitu: a.
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau b. menyampaikan
In
A

Surat Pemberitahuan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sebagaimana
ah

lik

dimaksud dalam Pasal 38 atau Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf d,
sepanjang mulainya Penyidikan belum diberitahukan kepada Penuntut
m

ub

Umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.”


8. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, dalam konteks tindak pidana di
ka

bidang perpajakan, saat penyampaian Surat Pemberitahuan Dimulainya


ep

Penyidikan (SPDP) kepada Penuntut Umum menjadi titik krusial, karena


ah

saat itulah berakhirnya kesempatan wajib pajak untuk menggunakan


R

Pasal 8 ayat (3) UU KUP.


es

9. Dalam pelaksanaan Penyidikan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal


M

ng

Pajak dikenal adanya Sprindik Umum dan Sprindik Khusus. Bahwa


on
gu

Halaman 27 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didalam Sprindik Umum belum disebutkan nama Tersangkanya baru

R
didalam Sprindik Khusus disebutkan nama Tersangkanya.

si
10. Dalam perkara a quo, Termohon menerbitkan 3 (tiga) Surat Perintah

ne
ng
Penyidikan yaitu:
- 2 (dua) Sprindik Umum yang terdiri atas Surat Perintah Penyidikan
Nomor PRIN-014.DIK/WPJ.11/2019 tanggal 11 November 2019

do
gu kemudian dikarenakan adanya pergantian Penyidik, diterbitkan Surat
Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 28

In
A
Januari 2020.
- 1 (satu) Sprindik Khusus yaitu Surat Perintah Penyidikan Nomor
ah

PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 2 November 2020 atas nama

lik
Tersangka Sirke Siswoyo in casu Pemohon
11. Penerbitan Sprindik Umum tersebut dimaksudkan untuk melaksanakan
am

ub
serangkaian tindakan penyidikan dengan cara mencari dan
mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut menjadi terang tindak
ep
pidana yang terjadi guna menemukan tersangkanya yang diduga
k

dilakukan melalui PT Sieraf Teknik Perkasa dan memberikan ruang bagi


ah

Wajib Pajak untuk melakukan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan


R

si
sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (3) UU KUP.
12. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan diterbitkan dan

ne
ng

disampaikan kepada Tersangka dan Kejaksaan Tinggi up Korwas pada


saat Sprindik Khusus yang sudah mencantumkan nama Tersangkanya

do
gu

diterbitkan oleh Termohon, sehingga dengan penerbitan Surat


Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan tersebut, maka kesempatan
wajib pajak untuk menggunakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) UU KUP
In
A

telah tertutup.
13. Dalam perkara a quo, Termohon menerbitkan Surat Perintah Penyidikan
ah

lik

Nomor PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 2 November 2020 atas


nama Tersangka Sirke Siswoyo in casu Pemohon dan telah
m

ub

menyampaikan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor


S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 tanggal 3 November 2020 dan
ka

menyampaikannya kepada Sirke Siswoyo in casu Pemohon melalui


ep

pos tercatat dan telah diterima Sirke Siswoyo in casu Pemohon


ah

pada tanggal 9 November 2020.


R

14. Termohon juga telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Dimulainya


es

Penyidikan Nomor S-003.SPDP/WPJ.11/2020 tanggal 3 November


M

ng

on
gu

Halaman 28 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2020 kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur melalui Direktur

R
Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur up. Kasi Korwas PPNS.

si
15. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 130/PUU-XIII/2015 tanggal 11

ne
ng
Januari 2017 menyatakan sebagai berikut:
Menyatakan Pasal 109 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia

do
gu Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209)
bertentangan dengan Undang-undang Dasar Negara Republik

In
A
Indonesia Tahun 1945 secara bersyarat dan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang frasa “penyidik memberitahukan
ah

hal itu kepada penuntut umum” tidak dimaknai “Penyidik wajib

lik
memberitahukan dan menyerahkan surat perintah dimulainya
penyidikan kepada penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor
am

ub
dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya
surat perintah penyidikan.
ep
16. Jelas sekali bahwa Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa jika
k

penyampaian SPDP tidak dilaksanakan sesuai prosedur maka


ah

penyampaian SPDP tersebut tidak memiliki implikasi hukum terhadap


R

si
sah atau tidaknya penetapan tersangka, sebagaimana yang ditafsirkan
oleh Pemohon.

ne
ng

17. Ketentuan mengenai penyampaian SPDP kepada Jaksa Penuntut


Umum dan Terlapor tidak memiliki implikasi hukum atau tidak dapat

do
gu

menjadi alasan dibatalkannya penetapan Tersangka yang sudah


memenuhi minimal dua alat Bukti sebagaimana dimaksud Pasal 184
KUHAP. Hal ini sebagaimana telah juga diputuskan dalam putusan
In
A

praperadilan nomor 17/Pid.Pra/2019/PN.Jkt.Sel di Pengadilan Negeri


Jakarta Selatan yang dalam pertimbangannya menyatakan bahwa:
ah

lik

“Menimbang, bahwa mengenai dalil PEMOHON tentang tidak


pernah mendapatkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya
m

ub

Penyidikan), telah terpatahkan oleh Bukti T-28., berupa Berita Acara


Penolakan Menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
ka

tertanggal 12 Desember 2017, dalam hal ini Termohon sudah


ep

berusaha menyampaikan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya


ah

Penyidikan) kepada PEMOHON, akan tetapi tidak berhasil


R

menemui PEMOHON. seandainya benar SPDP (Surat


es

Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) termaksud tidak


M

ng

disampaikan kepada PEMOHON, hal tersebut tidaklah


on
gu

Halaman 29 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengakibatkan tidak sahnya penetapan tersangka, karena

R
tidak satupun ketentuan yang mengatur secara imperatif

si
bahwa tidak disampaikannya SPDP (Surat Pemberitahuan

ne
ng
Dimulainya Penyidikan) kepada tersangka mengakibatkan
penetapan tersangka menjadi tidak sah atau batal.”
18. Sebagaimana telah Termohon jelaskan sebelumnya, dalam perkara a

do
gu quo Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020
diterbitkan pada tanggal 2 November 2020 dan Surat Pemberitahuan

In
A
Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 tanggal
3 November 2020 dan telah disampaikan kepada Sirke Siswoyo in
ah

casu Pemohon melalui pos tercatat dan telah diterima Sirke

lik
Siswoyo in casu Pemohon pada tanggal 9 November 2020.
19. Berdasarkan uraian diatas menjadi jelas dan terang, penyampaian Surat
am

ub
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
ep
Nomor 130/PUU-XIII/2015 tanggal 11 Januari 2017, yaitu paling lambat
k

jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat perintah


ah

penyidikan. Sehingga menjadi terbantahkan dalil Pemohon yang


R

si
menyatakan bahwa penyampaian SPDP yang dilakukan oleh Termohon
bertentangan dengan ketentuan Pasal 109 ayat 1 KUHAP karena telah

ne
ng

melewati jangka waktu 7 hari setelah diterbitkannya Surat Perintah


Penyidikan.

do
gu

20. Hal ini juga sejalan dengan beberapa Putusan Praperadilan terkait
dengan penerbitan dan penyampain Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan sebagai berikut:
In
A

a. Putusan Praperadilan Nomor 96/Pid.Pra/2020/PN.Jkt.Sel, tanggal 8


September 2020, halaman 45 dan 46, yang menyatakan sebagai
ah

lik

berikut:
Menimbang bahwa terhadap keberatan Pemohon tersebut, Hakim
m

ub

Praperadilan menilai dalam praktek terdapat beberapa sprindik


dalam proses penyidikan terutama dalam hal tindak pidana yang
ka

sulit untuk mencari dan mengumpulkan bukti-buktinya sehingga


ep

dikenal dengan sprindik umum dan sprindik khusus.


ah

Menimbang, bahwa Hakim Praperadilan berpendapat SPDP


R

kepada Penuntut Umum dan Pelapor prinsipnya bertujuan untuk


es

check and balance atas proses penyidikan yang dilakukan,


M

ng

sedangkan SPDP kepada Terlapor bertujuan untuk


on
gu

Halaman 30 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mempersiapkan pembelaan terhadap dugaan tindak pidana yang

R
dilakukannya, sehingga apabila ada lebih dari satu sprindik

si
yang diterbitkan maka sudah seyogyanya sprindik yang

ne
ng
sudah mencantumkan nama Tersangka yang diberitahukan
kepada Penuntut Umum, Pelapor dan Terlapor.
b. Putusan Praperadilan Nomor 111/Pid.Pra/2020/PN.Jkt.Sel, tanggal

do
gu 29 September 2020, halaman 86, yang menyatakan sebagai berikut:
Menimbang bahwa Termohon selanjutnya melakukan

In
A
pemberitahuan dimulainya penyidikan sebagaimana surat bukti
bertanda T-30 yaitu Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
ah

(SPDP) Nomor S-11/SPDP/PJ.05/2020 tanggal 29 Juni 2020 yang

lik
diterima oleh Polri tanggal 30 Juni 2020, T-31 dan P-13 yaitu Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) Nomor
am

ub
S-11/SPDP/TSK/PJ.05/2020 tanggal 29 Juni 2020 yang diterima
oleh Pemohon tanggal 1 Juli 2020.
ep
Menimbang oleh karena itu telah ternyata penyampaian Surat
k

Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan oleh Termohon kepada


ah

Pemohon tidak melewati jangka waktu dan telah sesuai dengan


R

si
ketentuan yang berlaku.
21. Berdasarkan uraian di atas, terbukti penerbitan dan penyampaian Surat

ne
ng

Pemberitahuan Dimulainya Penydikian yang dilakukan oleh Termohon,


telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

do
gu

Berdasarkan seluruh argumentasi hukum di atas, terbukti berdasar hukum


bahwa:
1. Penyidikan yang dilakukan Termohon telah sesuai dengan kewenangan dan
In
A

prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.


2. Penetapan Tersangka atas Pemohon telah didukung minimum dua (2) alat
ah

lik

bukti yang sah dan disertai dengan pemeriksaan calon Tersangka;


3. Termohon telah memberitahukan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
m

ub

kepada Pemohon sesuai dengan ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 130/PUU-XIII/2015 tanggal 11 Januari 2017 Jo. Pasal 109 ayat 1
ka

KUHAP.
ep

4. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan bukan merupakan obyek


ah

praperadilan.
R

5. keliru dan tidak berdasar apabila Pemohon melalui lembaga praperadilan


es

ini, menguji:
M

ng

on
gu

Halaman 31 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut

R
oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri

si
Pemohon oleh Termohon.

ne
ng
b. memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya.
c. penghentian penyidikan.

do
gu Sehingga menjadi benar dan sangat beralasan bagi Termohon untuk memohon

In
Hakim Praperadilan pada Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan
A
mengadili permohonan praperadilan a quo berkenan memutus dengan amar
putusan sebagai berikut:
ah

lik
1. Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
am

ub
2. Menyatakan permohonan Pemohon tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk
Verklaard);
ep
k

3. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum penetapan status Tersangka atas


ah

diri Pemohon (Sirke Siswoyo), sebagaimana tertuang dalam Berita Acara


R

si
Penetapan Tersangka Nomor BA-04.TAP/WPJ.11/2020 tanggal 27 Oktober
2020.

ne
ng

4. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum Surat Pemberitahuan Dimulainya


Penyidikan Nomor S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 tanggal 3 November

do
gu

2020, Perihal Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan;

5. Menolak permohonan pemohon untuk menyatakan tidak sah segala


In
A

keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon


yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri Pemohon oleh
ah

lik

Termohon.
m

6. Menolak permohonan Pemohon agar Termohon menerbitkan Surat Perintah


ub

Penghentian Penyidikan atas diri Pemohon;


ka

ep

7. Menolak permohonan Pemohon agar Termohon memulihkan hak-hak


Pemohon baik dalam kedudukan maupun harkat dan martabatnya;
ah

8. Menghukum Pemohon untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam


es

dalam perkara a quo.


M

ng

on
gu

Halaman 32 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Atau

R
Jika Hakim Praperadilan pada Pengadilan Negeri Surabaya berpendapat lain,

si
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

ne
ng
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya,
Pemohon telah mengajukan bukti surat-surat, berupa fotokopi bermaterai cukup

do
gu dan telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya sebagai berikut:
- Potokopi Surat Panggilan ke 2 dengan Nomor PANG -BP.

In
A
270/WPJ.11/BD.0700/2017 tanggal 16 Oktober 2017, diberi tanda bukti P-1;
- Potokopi Surat Panggilan Nomor S.PANG 040/WPJ.11/BD.0700/2020
ah

tanggal 11 Februari 2020, diberi tanda bukti P-2;

lik
- Potokopi Surat Penetapan Tersangka Nomor. S-04.TAP/ WPJ.11/2020
tanggal 27 Oktober 2020, diberi tanda bukti P-3;
am

ub
- Potokopi Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) No.
S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 tanggal 03 November 2020, diberi tanda
ep
bukti P-4;
k

- Potokopi Surat Panggilan Tersangka Nomor. S.PANG -204.DIK/


ah

WPJ.11/2020 untuk Pemohon, diberi tanda bukti P-5a;


R

si
- Potokopi Surat Panggilan Nomor S.PANG-222.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 05
November 2020, diberi tanda bukti P-5b;

ne
ng

- Potokopi Keputusan Mahkamah Konstitusi No 130/PUU-XIII/2015 tgl 11


Januari 2017 tentang Pasal 109 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang

do
gu

Hukum Acara Pidana yang dipandang bertentangan dengan


Undang-Undang Dasar 1945, diberi tanda bukti P-6;
- Potokopi Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No 01/PRA.PER/
In
A

2018/PN.SBY tgl 29 Januari 2018 yang sudah berkekuatan hukum tetap,


diberi tanda bukti P-7;
ah

lik

- Potokopi Pendapat hukum Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H.,
Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MARI dalam artikelnya
m

ub

Praperadilan pasca 4 Putusan MK, yang dimuat dalam Artikel Kepaniteraan


Mahkamah Agung 08 Agustus 2017, diberi tanda bukti P-8;
ka

- Potokopi Jurnal Imliah : Arti Penting SPDP :Kajian Putusan Mahkamah


ep

Konstitusi Nomor 130/PUU/XIII/2015 dari Jurnal Konstitusi Volume 16 No.1


ah

bulan Maret 2019, diberi tanda bukti P-9;


R

- Potokopi Pendapat hukum dalam artikel Dr Reda Mantovani (Dosen FH


es

Universitas Pancasila Jakarta) di dalam Detik.com tgl 12 Januari 2017 yang


M

ng

berjudul “ Putusan Fenomenal MK, tambah lagi 1 obyek Praperadilan, diberi


on
gu

Halaman 33 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanda bukti P-10;

si
Menimbang, bahwa di samping bukti surat-surat tersebut, Pemohon

ne
ng
juga telah mengajukan ahli, yaitu Dr. Toetik Rahayuningsih, S.H., M.H., yang
dibawah sumpah menyampaikan pendapat sebagai berikut:
- Bahwa mengenai ada 2 (dua) tentang SPDP itu masuk praperadilan dan

do
gu kedua mengajukan SPDP terlambat yaitu maka konsekwensinya
dihukum menjadi tersangka;

In
A
- Bahwa obyek perkara yang dimohonkan praperadilan ini adalah
keberatan atas penetapan status tersangka tersebut karena tidak didasari
ah

oleh ketentuan dan prosedur hukum yang telah sesuai dengan keputusan

lik
Mahkamah Konstitusi terbaru tgl 11 Januari 2017 melalui Putusan No
130/PUU-XIII/2015, yaitu tidak adanya pemberitahuan SPDP sebelum
am

ub
proses penetapan sebagai Tersangka;
- Bahwa ahli menjelaskan amar keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut
ep
terbaru tgl 11 Januari 2017 melalui Putusan No 130/PUU-XIII/2015
k

menyatakan Pasal 109 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
ah

Acara Pidana dipandang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar


R

si
1945;
- Bahwa dalam putusan MK menurut ahli, penyampaian SPDP tidak hanya

ne
ng

diwajibkan terhadap jaksa penuntut umum akan tetapi juga terhadap


terlapor dan pelapor dengan waktu paling lambat 7 hari dipandang cukup

do
gu

bagi penyidik untuk menyelesaikan hal tersebut.


- Bahwa dengan demikian menurut ahli implikasinya bagi Termohon
sebagai "penyidik wajib memberitahukan dan menyerahkan SPDP
In
A

kepada penuntut umum, terlapor dan korban/pelapor dalam waktu paling


lambat 7 hari setelah dikeluarkannya surat perintah penyidikan;
ah

lik

- Bahwa lembaga ini tujuan utamanya untuk perlindungan kepada


tersangka dan boleh mengajukan gugatan;
m

ub

- Bahwa terkait dengan SPDP untuk penetapan tersangka ini diawali


dengan surat perintah penyidikan. Kemudian dikeluarkan surat
ka

pemberitahuan dimulainya penyidik kepada penuntut umum,


ep

pelapor/korban, terlapor dalam jangka waktu tuju hari setelah


ah

dikeluarkannya surat perintah penyidikan. Sehingga jika itu tidak


R

diberikan atau diberikan terlambat tersangka hak-haknya terabaikan tapi


es

tidak bisa menyiapkan diri secara mental, karena ini seolah-olah SPDP
M

ng

tidak punya pelawan;


on
gu

Halaman 34 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa menurut ahli, SPDP diberitahukadalam tenggang waktu tuju hari

R
itu memang tujuannya supaya terlapor itu dapat melaksanakan hak untuk

si
mengajukan keberatan dengan mekanisme yang ada;

ne
ng
- Bahwa selanjutnya, ahli sependapat dengan pertimbangan putusan MK
di halaman 147 alinea ke 1 dalam perkara tersebut yang menyatakan
alasan digunakannya praperadilan sebagai dasar untuk keberatan atas

do
gu pemberian SPDP;
- Bahwa dalam penetapan Tersangka, ada prinsip bahwa semua prosedur

In
A
hukum harus didasarkan pada perlindungan dan penegakan hak asasi
dan konstitusional termasuk hak untuk mendapatkan informasi secara
ah

fair;

lik
- Bahwa tujuan dari praperadilan dalam penjelasan Pasal 80 KUHAP yang
menegaskan bahwa tujuan dari pada praperadilan adalah untuk
am

ub
menegakkan hukum, keadilan, kebenaran melalui sarana pengawasan
horizontal;
ep
- Bahwa penyampaian SPDP melalui pos tercatat maupun ekspedisi
k

lainnya adalah sah dan berkekuatan hukum;


ah

si
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya
Termohon telah mengajukan bukti surat-surat, berupa fotokopi bermaterai cukup

ne
ng

dan telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya sebagai berikut:


- Potokopi Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan Nomor:

do
gu

PRIN.BP-009/WPJ.11/2017 tanggal 5 Oktober 2017untuk masa pajak


Januari 2011 s.d. Desember 2014, diberi tanda bukti T-1;
- Potokopi Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan Nomor
In
A

PEMB.BP-009/WPJ.11/2017 dan diterima pada tanggal 17 Oktober 2017


untuk masa pajak Januari 2011 s.d Desember 2014, diberi tanda bukti T-2;
ah

lik

- Potokopi Berita Acara Penelaahan Tindak Lanjut Pemeriksaan Bukti


Permulaan Nomor BA.PEN-170/PJ.051/2019 tanggal 19 September 2019,
m

ub

diberi tanda bukti T-3;


- Potokopi Laporan Kejadian Nomor LK.DIK-09/WPJ.11/BD.0404/2019
ka

tanggal 31 Oktober 2019, diberi tanda bukti T-4;


ep

- Potokopi Surat Perintah Penyidikan NomorPRIN-014.DIKWPJ.11/2019


ah

tanggal 11 November 2019, diberi tanda bukti T-5a;


R

- Potokopi Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011.DIK/WPJ.11/2020


es

tanggal 28 Januari 2020, diberi tanda bukti T-5b;


M

ng

on
gu

Halaman 35 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Potokopi Surat Panggilan kepada Sirke Siswoyoin casu Pemohon Nomor

R
S.PANG-040/WPJ.11/BD.0700/2020 tanggal 11 Februari 2020, diberi tanda

si
bukti T-6;

ne
ng
- Potokopi Berita Acara Pemeriksaan atas nama Sirke Siswoyo in casu
Pemohon tanggal 4 Maret 2020, diberi tanda bukti T-7;
- Potokopi BAP Yuki Permana L (Corporate Tax Supervisor PT Indah Kiat

do
gu Pulp & Paper yang merupakan lawan transaksi PT Sieraf Teknik
Perkasa)tanggal 18 Februari 2020, diberi tanda bukti T-8a;

In
A
- Potokopi BAP atas nama Aria Kesumajaya (Tax Accountant PT Paiton
Energy yang merupakan lawan transaksi PT Sieraf Teknik Perkasa), Berita
ah

Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 19 Februari 2020 diberi tanda bukti T-8b;

lik
- Potokopi BAP atas nama Reni Apriliani (Account RepresentativeKPP
Pratama Surabaya Karangpilang), Berita Acara Pemeriksaan Saksi tanggal
am

ub
06 Februari 2020, diberi tanda bukti T-8c;
- Potokopi BAP atas nama Arfarina Nur Sitinikri (Account RepresentativeKPP
ep
Pratama Cilandak), Berita Acara Pemeriksaan Saksi tanggal 20 Februari
k

2020, diberi tanda bukti T-8d;


ah

- Potokopi Berita Acara Pemeriksaan Ahli Perpajakan tanggal 23 September


R

si
2020, diberi tanda bukti T-9;
- Potokopi Surat Nomor SR-050/WPJ.11/2020 tanggal. 13 Agustus 2020 hal

ne
ng

Permintaan Informasi dan/atau Bukti dan Keterangan, diberi tanda bukti


T-10a;

do
gu

- Potokopi Surat Pengantar dari Bank BRI Cabang Surabaya Kaliasin Nomor:
B.7310-KC-IX/LYN/09/2020 tanggal. 02 September 2020 (Jawaban
Permintaan Informasi dan/atau Bukti atau Keterangan Nomor
In
A

SR-050/WPJ.11/2020 tanggal. 13 Agustus 2020), diberi tanda bukti T-10b;


- Potokopi Dokumen Pembukaan/Perubahan Rekening Giro tanggal 11
ah

lik

Januari 2007, diberi tanda bukti T-10c;


- Potokopi Rekening Koran dari Bank BRI, diberi tanda bukti T-10d;
m

ub

- Potokopi Surat Nomor SR-052/WPJ.11/2020 tanggal. 13 Agustus 2020)hal


Permintaan Informasi dan/atau Bukti dan Keterangan, diberi tanda bukti
ka

T-11a;
ep

- Potokopi Surat dari Bank Jatim Nomor: 059/446/PKU/PKP/PJK/Srt tanggal.


ah

10 September 2020 halPenyampaian Permintaan data Wajib Pajak


R

(Jawaban Permintaan Informasi dan/atau Bukti atau Keterangan Nomor


es

SR-052/WPJ.11/2020 tanggal. 13 Agustus 2020), diberi tanda bukti T-11b;


M

ng

on
gu

Halaman 36 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Potokopi Rekening Koran PT. Sieraf Teknik Perkasa dari Bank Jatim, diberi

R
tanda bukti T-11c;

si
- Potokopi Pembukaan dan/atau penutupan beserta kelengkapannya, diberi

ne
ng
tanda bukti T-11d;
- Potokopi Surat Nomor SR-054/WPJ.11/2020 tanggal. 11 September 2020,
diberi tanda bukti T-12a;

do
gu - Potokopi Berita Acara Rapat Perseroan Terbatas PT. Sieraf Teknik Perkasa
Nomor 127tanggal. 26 Oktober 2020yang dibuat dan ditandatangani dihadapan

In
A
Kukuh Muljo Rahardjo, S.H. Notaris di Surabaya, diberi tanda bukti T-12b;
- Potokopi Akta Jual Beli Saham Nomor 128 tanggal 26 Oktober 2009 yang
dibuat dan ditandatangani dihadapan Kukuh Muljo Rahardjo, S.H. Notaris di
ah

lik
Surabaya, diberi tanda bukti T-12c;
- Potokopi Berita acara Rapat Perseroan Terbatas PT Sieraf Teknik Perkasa
am

ub
Tanggal 20 Oktober 2009 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Kukuh
Muljo Rahardjo, S.H. Notaris di Surabaya, diberi tanda bukti T-12d;
- Potokopi SPT Masa PPN a.n. PT Sieraf Teknik Perkasa, NPWP
ep
k

02.609.127.2-618.000Masa Januari 2011, diberi tanda bukti T-13a;


ah

- Potokopi SPT Masa PPN a.n. PT Sieraf Teknik Perkasa, NPWP


R

si
02.609.127.2-618.000Masa Januari 2012, diberi tanda bukti T-13b;
- Potokopi SPT Masa PPN a.n. PT Sieraf Teknik Perkasa, NPWP

ne
ng

02.609.127.2-618.000Masa Desember 2013, diberi tanda bukti T-13c;


- Potokopi SPT Masa PPN a.n. PT Sieraf Teknik Perkasa, NPWP
02.609.127.2-618.000Masa Januari 2014, diberi tanda bukti T-13d;

do
gu

- Potokopi Faktur Pajak No 010.000-11.00000014tanggal 14 Februari 2011,


diberi tanda bukti T-14a;
In
A

- Potokopi Faktur PajakNo 010.000-12.00000052 tanggal 19 April 2012, diberi


tanda bukti T-14b;
ah

- Potokopi Faktur Pajak No 010.900-13.79322876tanggal 07 Juni 2013, diberi


lik

tanda bukti T-14c;


- Potokopi Faktur Pajak No 010.002-14.21001545 tanggal 12 November 2014,
m

ub

diberi tanda bukti T-14d;


- Potokopi Berita Acara Gelar PerkaraPenetapan Tersangka PT Sieraf Teknik
ka

Perkasa, NPWP 02.609.127.2-618.000 Nomor BA.06.LAH/WPJ.11/2020


ep

tanggal 27 Oktober 2020, diberi tanda bukti T-15;


ah

- Potokopi Berita Acara Penetapan Tersangka Nomor


R

BA-04.TAP/WPJ.11/2020 tanggal 27 Oktober 2020, diberi tanda bukti T-16;


es

- Potokopi Surat Penetapan Tersangka Nomor S-04.TAP/WPJ.11/2020 tanggal


M

ng

27 Oktober 2020, diberi tanda bukti T-17;


on
gu

Halaman 37 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Potokopi Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020

R
tanggal 2 November 2020 atas nama Tersangka Sirke Siswoyoin casu

si
Pemohon, diberi tanda bukti T-18;

ne
ng
- Potokopi Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor

do
gu S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020
disampaikan kepada Sirke Siswoyoin casu Pemohon, diberi tanda bukti
tanggal 3 November 2020 yang

In
T-19a;
A
- Potokopi Bukti Pengiriman Surat Pemberitahuan Dimulainya
PenyidikanNomor S-003.SPDP/TSK/WPJ.11/2020 melalui PT Pos Indonesia
ah

lik
dengan Resi 17988591221, diberi tanda bukti T-19b;
- Potokopi Bukti tracking diterima oleh Pemohon dengan resi 17988591221
am

ub
pada tanggal 9 November 2020 diterima oleh Sirke Siswoyo, diberi tanda
bukti T-19c;
- Potokopi Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor
ep
k

S-003.SPDP/WPJ.11/2020 tanggal 3 November 2020 kepada Kepala


ah

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur melalui Direktur Reserse Kriminal Khusus


R

si
Polda Jawa Timur up. Kasi Korwas PPNS, diberi tanda bukti T-11d, diberi
tanda bukti T-20;

ne
ng

- Potokopi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab


Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 1 angka 10 dan

do
gu

Pasal 77; Pasal 3; Pasal 97; Pasal 109 ayat 2; Pasal 184, diberi tanda bukti
T-21;
- Potokopi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
In
A

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
ah

lik

Kerja Pasal 1 angka 26; Pasal 1 angka 27; Pasal 39 ayat (1) huruf i; Pasal
39A huruf a; Pasal 43A ayat (1); dan Pasal 44, diberi tanda bukti T-22a;
m

ub

- Potokopi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum


dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
ka

dengan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta


ep

Kerja Pasal 8 Ayat (3); Pasal 44B, diberi tanda bukti T-22b;
ah

- Potokopi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum


R

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
es

dengan Pasal 113 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta


M

ng

Kerja, Pasal 44A, diberi tanda bukti T-22c;


on
gu

Halaman 38 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Potokopi Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara

R
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan, Pasal 60 ayat (2)

si
dan Penjelasannya, diberi tanda bukti T-23;

ne
ng
- Potokopi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan Pasal 2 ayat (2); dan
Pasal 2 ayat (4), diberi tanda bukti T-24;

do
gu - Potokopi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28
April 2015, Halaman 98, halaman 106, Halaman 109 angka 1.1, diberi tanda

In
A
bukti T-25;
- Potokopi Putusan Mahkamah Konstitusi No. 42/PUU-XV/2017 tanggal
ah

3Oktober 2017, diberi tanda bukti T-26;

lik
- Potokopi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 130/PUU-XIII/2015 tanggal
11 Januari 2017, diberi tanda bukti T-27;
am

ub
- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 58/Pid.Prap/2016/PN.Jkt.Sel. tanggal
3 Mei 2016 hal. 45-46, diberi tanda bukti T-28;
ep
- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 55/Pra.Per/2018/PN.Sby tanggal 10
k

Desember 2018 hal. 46, diberi tanda bukti T-29;


ah

- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 2/Pid.Prap/2016/PN.Smg Halaman


R

si
35, diberi tanda bukti T-30;
- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 7/Pid.Pra/2018/PN.Smn tanggal 22

ne
ng

Januari 2019, hal. 103 halaman 104, diberi tanda bukti T-31;
- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 56/Praper/2017/PN.Sby halaman

do
gu

130, diberi tanda bukti T-32;


- Potokopi Putusan praperadilan nomor 17/Pid.Pra/2019/PN.Jkt.Seldi
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, diberi tanda bukti T-33;
In
A

- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 96/Pid.Pra/2020/PN.Jkt.Sel,tanggal 8


September 2020 Halaman 45 dan 46, diberi tanda bukti T-34;
ah

lik

- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 111/Pid.Pra/2020/PN.Jkt.Sel, tanggal


29 September 2020 Halaman 86, diberi tanda bukti T-35;
m

ub

- Potokopi Putusan Praperadilan Nomor 2/Pid.Pra/2018/PN Lbj, tanggal


26Oktober 2018 Halaman 33 dan 35, diberi tanda bukti T-36;
ka

- Potokopi Putusan Praperadilan 1/Pid. Prap/2019/PN Klk, Pengadilan Negeri


ep

Kuala Kapuas Kelas II tanggal 30 April 2019 Halaman 49-51, diberi tanda
ah

bukti T-37;
R

es

Menimbang, bahwa di samping bukti surat-surat tersebut, Termohon


M

ng

juga telah mengajukan dua ahli, yaitu :


on
gu

Halaman 39 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Dr. Lucky Kartanto, S.E., S.H., MSA, M.H., A.k., BKP, CPA, CA yang

R
menyampaikan pendapat dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai

si
berikut:

ne
ng
- Bahwa cacatnya prosedural dalam penyidikan dengan tidak diberikannya
SPDP mengakibatkan segala proses yang dilakukan pada tahap
penyidikan sebelum disampaikannya SPDP adalah bersifat melawan

do
gu hukum dan akibatnya semua tindakan yang telah dilakukan dalam
tahapan penyidikan harus dinyatakan batal demi hukum.

In
A
- Bahwa ahli menyatakan penyelesaian keterlambatan SPDP atau tidak
diberikannya SPDP adalah masuk ruang lingkup Praperdilan di Peradilan
ah

Umum sesuai KUHAP dan bukan masuk dalam kewenngan hukum lain

lik
misalnya tunduk pada peraturan hukum perpajakan;
- Bahwa selanjutnya menurut ahli yang pertimbangan MK sudah tepat
am

ub
karena memberikan hak bagi terlapor untuk mendapatkan SPDP, supaya
bisa mempersiapkan bahan-bahan pembelaan dan juga dapat menunjuk
ep
penasihat hukum yang akan mendampinginya;
k
ah

2. I Gede Widhiana Suarda, S.H., M. Hum., Ph. D yang menyampaikan


R

si
pendapat dibawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa cacatnya prosedural dalam penyidikan dengan tidak diberikannya

ne
ng

SPDP mengakibatkan segala proses yang dilakukan pada tahap


penyidikan sebelum disampaikannya SPDP adalah bersifat melawan

do
gu

hukum dan akibatnya semua tindakan yang telah dilakukan dalam


tahapan penyidikan harus dinyatakan batal demi hukum.
- Bahwa ahli menyatakan penyelesaian keterlambatan SPDP atau tidak
In
A

diberikannya SPDP adalah masuk ruang lingkup Praperdilan di Peradilan


Umum sesuai KUHAP dan bukan masuk dalam kewenngan hukum lain
ah

lik

misalnya tunduk pada peraturan hukum perpajakan;


- Bahwa selanjutnya menurut ahli yang pertimbangan MK sudah tepat
m

ub

karena memberikan hak bagi terlapor untuk mendapatkan SPDP, supaya


bisa mempersiapkan bahan-bahan pembelaan dan juga dapat menunjuk
ka

penasihat hukum yang akan mendampinginya;


ep

- Bahwa dalam penegakan hukum tindak pidana perpajakan ketentuan


ah

yang mengikat bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah UU KUP dan aturan
R

pelaksanaannya;
es

- Bahwa jangka waktu 7 hari penyampaian SPDP dihituung pada saat wakt
M

ng

pengiriman SPDP bukan dihitung pada saat diterima;


on
gu

Halaman 40 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R
Menimbang, bahwa selanjutnya, baik Pemohon maupun Termohon tidak

si
mengajukan sesuatu hal lagi dalam pemeriksaan persidangan kemudian

ne
ng
masing-masing telah mengajukan kesimpulan, masing-masing tanggal 7
Desember 2020 dan mohon putusan;
Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini maka segala

do
gu sesuatu yang dicatat dalam berita acara persidangan dianggap termuat dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

In
A
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan praperadilan yang
ah

diajukan oleh Pemohon adalah sebagaimana terurai dalam surat

lik
permohonannya di atas;
Menimbang, bahwa permohonan praperadilan yang diajukan oleh
am

ub
Pemohon, pada pokoknya adalah agar Pengadilan Negeri, dalam hal ini Hakim
yang memeriksa perkara:
ep
-Menyatakan tindakan Termohon menetapkan Pemohon sebagai tersangka
k

adalah tidak sah dan tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya
ah

penetapan tersangka a quo tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;


R

si
-Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih
lanjut oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri

ne
ng

Pemohon oleh Termohon;


-Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap

do
gu

Pemohon;
-Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya;
In
A

-Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara menurut ketentuan


hukum yang berlaku;
ah

lik

-Memohon kebijaksanaan Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Surabaya yang


memeriksa, mengadili dan memberikan putusan terhadap perkara aquo dengan
m

ub

tetap berpegang pada prinsip keadilan, kebenaran dan rasa kemanusiaan;


-Apabila Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa permohonan aquo
ka

berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).


ep

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya,


ah

Pemohon telah mengajukan bukti surat-surat berupa fotokopi masing-masing


R

diberi tanda P-1 sampai dengan P-10 dan pendapat orang ahli bernama Dr.
es

Toetik Rahayuningsih,, S.H., M.H. yang pendapatnya seperti terurai di atas;


M

ng

Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon terurai dalam surat


on
gu

Halaman 41 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
permohonannya diatas, Termohon menolak seluruh dalil-dalil permohonan

R
Pemohon tersebut, kecuali yang diakui secara tegas dengan alasan sebagai

si
mana terurai dalam surat jawabannya/ tanggapannya di atas;

ne
ng
Menimbang, bahwa untuk mendukung alasan-alasan penolakannya
tersebut Termohon telah mengajukan bukti surat-surat berupa fotokopi
bermaterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, yang masing-masing

do
gu diberi tanda: T-1 sampai dengan T-37 dan dua orang ahli, yaitu: Dr. Lucky
Kartanto, S.E., S.H., MSA, M.H., A.k., BKP, CPA, CA dan I Gede Widhiana

In
A
Suarda, S.H., M. Hum., Ph. D yang pendapatnya sebagaimana terurai di atas;
Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti dengan seksama
ah

surat permohonan Pemohon dan jawaban Termohon serta bukti surat-surat dan

lik
dan para ahli yang diajukan ke persidangan oleh Pemohon dan Termohon,
maka selanjutnya Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut;
am

ub
Menimbang, bahwa menurut Pasal 77 huruf a jo. Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor Nomor: 21/PUU-XII/2014, objek gugatan praperadilan meliputi
ep
sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan,
k

penghentian penuntutan, dan tindakan lainnya, serta permintaan ganti kerugian


ah

dan/atau rehabilitasi, penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan;


R

si
Menimbang, bahwa dalil utama yang diajukan oleh Pemohon adalah
tentang tidak sahnya penetapan tersanngka pada diri Termohon sebagaimana

ne
ng

Surat Penetapan Tersangka Nomor S-04.TAP/WPJ.11/2020 tangggal 27


Oktober 2020 ( P-3/T-17);

do
gu

Menimbang, bahwa alasan yang diajukan Pemohon tentang tidak


sahnya penetapan tersangka pada diri Pemohon adalah karena Pemohon
terlambat menerima pemberitahuan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan
In
A

(SPDP) dari Termohon;


Menimbang, bahwa menurut Pemohon, Pemohon disangka melanggar
ah

lik

pasal 39 A , huruf a jo. pasal 39 (ayat) 1, huruf i Undang-undang Nomor 28


Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
m

ub

Perpajakan. Selanjutnya, Termohon menerbitkan Surat Perintah Penyidikan


Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 atas nama Pemohon, tanggal 11 November
ka

2019 dan Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011 DIK/WPJ/11/2020 atas


ep

nama Pemohon tanggal 28 Januari 2020. Pemohon tidak pernah menerima


ah

Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) diatas, namun Termohon


R

tiba-tiba menetapkan Pemohon selaku Tersangka berdasarkan Surat Penetapan


es

Tersangka Nomor : S-04.TAP/WPJ.11/2020 tertanggal 27 Oktober 2020.


M

ng

Padahal, Pemohon ditetapkan sebagai tersangka atas dasar


on
gu

Halaman 42 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
LK.DIK-09/WPJ.11/BD 04.04/2019, tanggal 31 Oktober 2019, Surat Perintah

R
Penyidikan Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11 November 2019

si
dan Surat Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011 DIK/WPJ/11/2020 tertanggal

ne
ng
28 Januari 2020. Termohon, kemudian mengirimkan surat Panggilan sebagai
Tersangka untuk Pemohon pada tanggal 05 November 2020 yang tidak disertai
dengan adanya SPDP sebelumnya yaitu SPDP atas Surat Perintah Penyidikan

do
gu Nomor PRIN-014 DIK/WPJ/11/2019 tertanggal 11 November 2019 dan Surat
Perintah Penyidikan Nomor PRIN-011 DIK/WPJ/11/2020 tertanggal 28 Januari

In
A
2020;
Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil dan petitum yang diajukan
ah

Pemohon tersebut, Termohon dalam tanggapannya menyatakan yang

lik
poin-poinnya sebagai berikut:
Aspek Formil
am

ub
-Bahwa permohonan praperadilan yang diajukan Pemohon tersebut
mengandung dalil-dalil yang bukan obyek praperadilan dan melampaui lingkup
ep
kewenangan mengadili lembaga praperadilan dengan alasan sebagaimana
k

terurai dalam surat jawaban/tanggapan tersebut di atas;


ah

-Bahwa permohonan Pemohon adalah prematur, khususnya petitum tentang


R

si
rehabilitasi dengan alasan sebagimana terurai dalam surat surat
jawaban/tanggapan tersebut di atas;

ne
ng

Aspek Materiil
-Bahwa penyidikan yang dilakukan Termohon telah sesuai dengan kewenangan

do
gu

dan prosedur yang diatur dalam peraturan perundangan;


-Bahwa penetapan Pemohon sebagai tersangka telah didasari dengan minimal
dua alat bukti yang sah dan disertai dengan pemeriksaan calon tersangkanya;
In
A

-Bahwa Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang menurut Pemohon


lewat waktu dan menyebabkan penetapan tersangak atas diri pemohon menjadi
ah

lik

cacat hukum dan harus dibatalkan ditolak oleh Termohon dengan alasan-alasan
sebagai mana terurai dalam surat jawaban/tanggapan tersebut di atas;
m

ub

Menimbang, bahwa selain itu, atas dasar alasan-alasan teruari dalam


surat jawaban/tanggapannya, Termohon mohon agar menolak seluruh
ka

permohonan atau menyatakan tidak dapat diterima seruh permohonan


ep

Pemohon;
ah

Menimbang, bahwa setelah meneliti permohonan Pemohon,


R

jawaban/tanggapan/pendapat Termohon, bukti-bukti surat yang diajukan baik


es

Pemohon maupun Termohon, Hakim memeperoleh fakta-fakta yang relevan


M

ng

dengan pokok persoalan sebagai berikut:


on
gu

Halaman 43 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
-Bahwa pada tanggal 11 November 2019, Termohon mengeluarkan Surat

R
Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-014.DIK/WPJ.11/2019 tanggal 11 November

si
2019 atas peristiwa pidana perpajakan yang diduga melanggar pasal 39 (ayat)

ne
ng
1, huruf i dan pasal 39 A, huruf a Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
-Bahwa pada tanggal 28 Januarai 2020, Termohon mengeluarkan Surat

do
gu Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-01.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 28 Januarai
2020 karena ada perubahan Tim Penyidik;

In
A
-Bahwa pada tanggal 27 Oktober 2020, Termohon menetapkan Pemohon
sebagai Tersangka dengan Surat Penetapan Tersangka Nomor
ah

S-04.TAP/WJP.11/2020 tanggal 27 Oktober 2020 yang dikeluarkan oleh

lik
Termohon atas dugaan tindak pidana yang melanggar pasal 39 (ayat) 1, huruf i
dan pasal 39 A, huruf a Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
am

ub
Perubahan Ketiga tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
-Bahwa pada tanggal 2 November 2020, Termohon mengeluarkan Surat
ep
Perintah Penyidikan Nomor PRIN-018. DIK/WPJ.11/2020 atas nama Tersangka
k

Pemohon, tanggal 2 November 2020;


ah

-Bahwa pada tanggal 3 November 2020, Termohon mengeluarkan Surat


R

si
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.SPDP/TSK/WPJ/.11/2020
atas nama Tersangka Pemohon, tanggal 3 November 2020;

ne
ng

-Bahwa pada tanggal 9 November 2020, Pemohon menerima Surat


Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.SPDP/TSK/WPJ/.11/2020

do
gu

atas nama Tersangka Pemohon via pos tercatat;


Menimbang, bahwa dari kronologi waktu dikeluarkannya surat-surat
oleh Termohon tersebut, Hakim berpendapat bahwa pemasalahan terlambat
In
A

atau tidaknya menerimaan SPDP oleh Pemohon adalah variabel sebagai


berikut:
ah

lik

1. Bila yang dipakai dasar Termohon untuk menetapkan Pemohon sebagai


Tersangka adalah Surat Perintah Penyidikan Nomor:
m

ub

PRIN-014.DIK/WPJ.11/2019 tanggal 11 November 2019 atau Surat Perintah


Penyidikan Nomor: PRIN-01.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 28 Januari 2020, maka
ka

harus dijawab dulu, apakah kedua Sprindik tersebut termasuk Sprindik Umum
ep

atau Sprindik Khusus.


ah

Bila jawabnya adalah Sprindik Umum, yang didalamnya tidak


R

mencantumkan nama tersangka, maka Termohon belum ada kewajiban untuk


es

mengeluarkan dan memberitahukan dan menyerahkan SPDP kepada


M

ng

Pemohon;
on
gu

Halaman 44 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bila jawabnya adalah Sprindik Khusus, yang didalamnya

R
mencantumkan nama tersangka, dalam hal ini nama Pemohon, maka Termohon

si
berkewajiban untuk mengeluarkan dan memberitahukan dan menyerahkan

ne
ng
SPDP kepada Pemohon paling lambat 7 (tuju) hari stelah dikeluarkannya
Sprindik, paling lambat tanggal 18 November 2019;
2. Bila yang dipakai dasar Termohon untuk menetapkan Pemohon sebagai

do
gu Tersangka adalah Surat Perintah Penyidikan Nomor:
PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 2 November 2020 yang didalamnya

In
A
mencantumkan nama tersangka, yaitu nama Pemohon, yang berarti Sprindik
Khusus, maka Termohon berkewajiban untuk mengeluarkan dan
ah

memberitahukan dan menyerahkan SPDP kepada Pemohon paling lambat 7

lik
(tuju) hari setelah dikeluarkannya Sprindik, dalam hal ini, paling lambat tanggal
9 November 2020;
am

ub
Menimbang, bahwa setelah meneliti bukti T-18, T-19a, T-19b dan T-19c,
dan keterangan yang diberikan oleh Termohon terhadap bukti T-18 tersebut,
ep
bahwa dasar Termohon menetapkan Pemohon sebagai Tersangka adalah Surat
k

Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020 tanggal 2 November


ah

2020 (T-18), dan atas dasar Surat Perintah Penyidikan tersebut, Termohon
R

si
mengeluarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.
SPDP/TSK/WJP.11/2020 tanggal 3 November 2020 (P-4/T-19a), kemudian

ne
ng

diberitahukan dan diterima Pemohon pada tanggal 9 November 2020 (T-19b


dan T-19c);

do
gu

Menimbang, bahwa setelah menghitung tenggang waktu antara


dikeluarkannya Surat Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-018.DIK/WPJ.11/2020
tanggal 2 November 2020 sampai diterimanya Surat Pemberitahuan Dimulainya
In
A

Penyidikan Nomor S-003. SPDP/TSK/WJP.11/2020 tanggal 3 November 2020,


maka penerimaan SPDP oleh Pemohon tersebut, dari segi tenggang waktunya,
ah

lik

belum lewat 7 (tuju) hari sbagaimana yang diwajibkan oleh pasal 109 (ayat) 1
KUHAP paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 130 /PUU-XIII/2015;
m

ub

Menimbang, bahwa pada tanggal 9 November 2020, ketika menerima


Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor S-003.
ka

SPDP/TSK/WJP.11/2020 tanggal 3 November 2020, status Pemohon adalah


ep

Tersangka berdasarkan Surat Penetapan Tersangaka Nomor S-04/TAP


ah

WPJ/11/2020 tanggal 27 Oktober 2020 (P-3/T-17);


R

Menimang, bahwa pasal 109 (ayat) 1 KUHAP paska Putusan Mahkamah


es

Konstitusi Nomor 130 /PUU-XIII/2015 rumusan amarnya sebagi berikut;


M

ng

“Menyatakan Pasal 109 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


on
gu

Halaman 45 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

R
1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) bertentangan

si
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara

ne
ng
bersyarat dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang frasa
“penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum” tidak
dimaknai“penyidik wajib memberitahukan dan menyerahkan surat perintah

do
gu dimulainya penyidikan kepada penuntut umum, terlapor (huruf tebal dari
penulis), dan korban/pelapor dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah

In
A
dikeluarkannya surat perintah penyidikan”.
Menimbang, bahwa dari rumusan diktum putusan Mahkamah konstitusi
ah

tersebut, bahwa jelas yang wajib diberi tahu dan diserahi SPDP sala satunya

lik
adalah terlapor, bukan tersangka;
Menimbang, bahwa Tersangaka dan Terlapor adalah dua terminologi
am

ub
hukum atau dua istilah tekhnis yang berbeda, begitu juga status atau
tingkatannya, maupun hak-haknya. Tersangka, menurut pasal 1 angka 14
ep
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana adalah
k

seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti


ah

permulaan ( dua alat bukti yang sah) patut diduga sebagai pelaku tindak pidana
R

si
dan ditetapkan sebagai tersangaka oleh pejabat yang berwenag, dalam hal ini
adalah penyidik. Terlapor adalah orang yang sedang atau dalam proses

ne
ng

dilaporkan karena tindak pidana atau disebut juga calon tersangka. Di dalam
KUHAP, tidak ditemukan istilah terlapor. KUHAP hanya menjelaskan definisi

do
gu

laporan dalam Pasal 1 angka 24, sebagai “pemberitahuan yang disampaikan


oleh seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang
kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan
In
A

terjadinya peristiwa pidana;


Menurut mantan hakim agung yang juga guru besar hukum pidana
ah

lik

Universitas Padjadjaran, Prof Komariah Emong Sapardjaja, laporan menjadi


dasar bagi pihak kepolisian untuk memulai tahap penyelidikan. Jadi terlapor
m

ub

adalah orang yang dilaporkan. Dari laporan itu polisi melakukan penyelidikan
apakah benar ada tindak pidana atau tidak. Jadi, tahap ini belum dipastikan
ka

apakah terjadi tindak pidana;


ep

Menimbang, bahwa ketika menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya


ah

Penyidikan Nomor S-003. SPDP/TSK/WJP.11/2020 tanggal 3 November 2020,


R

status Pemohon adalah Tersangka, sudah bukan terlapor, padahal


es

menurut pasa 109 (ayat) 1 KUHAP paska Putusan Mahkamah Konstitusi


M

ng

Nomor 130 /PUU-XIII/2015 yang wajib diberi tahu dan diserahi SPDP adalah
on
gu

Halaman 46 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
orang yang statusnya masih terlapor, bukan orang yang statusnya sudah

R
Tersangka, maka dengan mendasarkan pada alasan hukum tersebut, kami

si
berpendapat bahwa penyerahan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

ne
ng
Nomor S-003. SPDP/TSK/WJP.11/2020 oleh Termohon kepada Pemohon pada
tanggal 9 November 2020 yang pada saat itu status Pemohon sudah Tersangka
berdasarkan Surat Penetapan Tersangaka Nomor S-04/TAP WPJ/11/2020

do
gu tanggal 27 Oktober 2020 adalah kategori pemberitahuan dan penyerahan
terlambat, yang seharusnya diberitahukan dan diserahkan pada waktu status

In
A
Pemohon masih Terlapor atau tidak buru-buru menetapkan statatus Pemohon
sebagai Tersangka sebelum dikeluarkannya Sprindik (khusus);
ah

Menimbang, bahwa menurut pendapat ahli Dr. Toetik Rahayuningsih,

lik
S.H., M.H., lembaga pemberitahuan dan penyerahan SPDP kepada Terlapor
dalam tenggang waktu paling lambat 7 (tuju) hari setelah dikeluarkannya
am

ub
Sprindik dan pada waktu sebelum sesorang ditetapkannya sebagai
tersangka ini tujuan utamanya untuk perlindungan kepada tersangka dan
ep
memberi ruang untuk mengajukan keberatan. Bahwa terkait penyerahan SPDP
k

sebelum penetapan tersangka, bila tidak diberikan atau diberikan terlambat,


ah

maka hak-hak tersangka terabaikan karena tersangka tidak bisa menyiapkan


R

si
diri secara mental, hak untuk mengajukan keberatan sebelum ditetapkan
sebagai tersangka yang seolah-olah SPDP tidak punya pelawan. Bahwa

ne
ng

menurut ahli, tujuan diadakannya lembaga penyampaian SPDP kepada terlapor


sbelum ditetapkannya sebagai tersangka adalah supaya terlapor punya hak

do
gu

untuk mengajukan keberatan terhadap SPDP;


Menimbang, bahwa pertimbangan putusan MK di halaman 147 alinea ke-
1 dalam perkara tersebut yang menyatakan alasan digunakannya praperadilan
In
A

sebagai dasar untuk keberatan atas pemberian SPDP. Bahwa dalam penetapan
Tersangka, semua prosedur hukum harus didasarkan pada perlindungan dan
ah

lik

penegakan hak asasi dan konstitusional termasuk hak untuk mendapatkan


informasi secara fair;
m

ub

Menimbang, bahwa pemberitahuan dan penyerahan SPDP kepada


Terlapor dalam tenggang waktu paling lambat 7 (tuju) hari setelah
ka

dikeluarkannya Sprindik dan pada waktu sebelum sesorang ditetapkannya


ep

sebagai tersangka adalah hukumnya wajib (impratif), maka dengan tidak


ah

dipatuhunya norma dalam pasa 109 KUHAP paska Putusan Mahkamah


R

Konstitusi Nomor 130 /PUU-XIII/2015 tersebut, mengakibatkan hak-hak


es

tersangka terabaikan karena tersangka tidak bisa menyiapkan diri secara


M

ng

mental, hak untuk mengajukan keberatan sebelum ditetapkan sebagai


on
gu

Halaman 47 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersangka menjadi tertutup, hak mendapatkan informosi secara fair berkurang,

R
seolah-olah SPDP tidak punya pelawan, tidak sesuai dengan tujuan

si
diadakannya lembaga penyampaian SPDP kepada terlapor sebelum

ne
ng
ditetapkannya sebagai tersangka; sebagaimana pertimbangan putusan MK di
halaman 147 alinea ke 1 yang menyatakan alasan digunakannya praperadilan
sebagai dasar untuk keberatan atas pemberian SPDP. Oleh karena itu, kami

do
gu berpendapat bahwa penetapan tersangka terhadap diri Pemohon yang
dilakukan oleh Termohon yang statusnya sudah bukan sebagai terlapor

In
A
melainkan sudah tersangka adalah termasuk kategori terlambat dan sebagai
akibat hukumnya, penetapan tersanga pada diri Pemohon menjadi tidak sah
ah

dengan segala akibat hukumnya;

lik
Menimbang, bahwa hukum acara penyidikan dalam tindak pidana
am

ub
perpajakan adalah ius singulare, namun demikian tidak berarti bahwa
ketentuan-ketentuan yang bersifat khusus boleh melanggar asas-asas
perlindungan hak asasi yang dilindungi konstitusi;
ep
k

Menimbang, bahwa hukum acara penyidikan tindak pidana di bidang


ah

perpajakan (KUP dan peraturan pelaksanaannya), tidak mengatur secara khusus


R

si
bahwa SPDP diberitahukan dan diserahkan kepada sesorang yang statusnya
sudah ditetapkan sebagai tersangka;

ne
ng

Menimbang, bahwa terhadap kebertan Termohon terhadap petitum Pemohon


yang minta agara Hakim menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan
yang dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan

do
gu

tersangka atas diri Pemohon oleh Termohon dan memerintahkan kepada Termohon
untuk menghentikan penyidikan terhadap Pemohon;
In
A

Menimbang, bahwa terhadap petitum tersebut, kami berpendapat bahwa


sebagai konsekwensi logis yuridis dari tidak sahnya penetapan tersangka, maka
segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan oleh Termohon yang terkait
ah

lik

dengan penetapan tersangka pada diri Pemohon juga tidak sah dan tentunya
tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh Trmohon yang didasarkan pada
m

ub

penetapan tersangka yang tidak sah juga harus dihentikan. Oleh karena itu kami
berpendapat bahwa permohonan Pemohon tersebut beralasan hukum untuk
ka

dikabulakan;
ep

Menimbang, bahwa tehadap keberatan Termohon atas petitum Pemohon


ah

tentang pemulihan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
R

martabatnya yang dinilai prerematur, kami mempertimbangkan dengan


es

menganalogikan dengan obyek praperadilan yang lain sebagiamana diatur dalam


M

ng

pasal 81 KUHAP sebagai berikut:


on
gu

Halaman 48 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Permintaan ganti kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya

R
penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya penghentian penyidikan atau

si
penuntutan diajukan oleh tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada

ne
ng
ketua penpdilan negeri dengan menyebut alasannya.”
Menimbang, bahwa dengan menganalogikan rehabilitasi akibat tidak sahnya
penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya penghentian penyidikan atau

do
gu penuntutan, yang kesemuanya adalah akibat tindakan hukum yang salah yang
memebri, stigama negatif pada seseorang, maka penetapapan tersangka yang
tidak sah karena tindakan hukum yang salah, sebagai konsekwensi logisnya,

In
A
menurut kami tuntutan rehabilitasi yang diajukan oleh Pemohon adalah beralasan
hukum untuk dikabulkan;
ah

lik
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon agar Termohon
am

ub
dibebani membeyar biaya perkara, kami berpendapat bahwa oleh karena perkara
ini adalah permohonan praperadilan, maka biaya yang timbul dalam perkara ini
dibebankan kepada Negara;
ep
k

Memperhatikan, Pasal 77 huruf a KUHAP jo. Putusan Mahkamah


Konstitusi Nomor Nomor: 21/PUU-XII/2014, pasal 109 (ayat) 1 KUHAP jo.
ah

R
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 130 /PUU-XIII/2015 dan pasal-pasal lain

si
dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dan

ne
ng

peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


MENGADILI:
1. Mengabulkan permohonan praperadilan Pemohon untuk sebagian;

do
gu

2. Menyatakan penetapan tersangka pada diri Termohon sebagaimana Surat


Penetapan Tersangka Nomor S-04.TAP/WPJ.11/2020 tangggal 27 Oktober
In
A

2020 adalah tidak sah;


3. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan
ah

lebih lanjut oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka


lik

atas diri Pemohon oleh Termohon;


4. Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap
m

ub

Pemohon;
5. Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
ka

ep

martabatnya;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
ah

7. Menolak permohonan Pemohon selebihnya;


R

Demikian diputuskan pada hari Selasa, tanggal 8 Desember 2020 oleh


es
M

Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Khusaini, S.H., M.H. dan diucapkan dalam
ng

on
gu

Halaman 49 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 8 Desember 2020 oleh

R
Hakim tersebut dan dibantu oleh Panitera Pengganti Yuliana, S.H., M.H. serta

si
dihadiri oleh Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon.

ne
ng
Panitera Pengganti Hakim

do
gu

In
A
Yuliana, S.H., M.H. Khusaini, S.H., M.H.
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 50 Putusan No. 34/Pid.Pra/2020/PN Sby


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Anda mungkin juga menyukai